Anda di halaman 1dari 12

MODUL 

MEMAHAMI MATERI DAN MAMPU


MEMBELAJARKAN
HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM

Kegiatan belajar 1

HUKUM DAN PENEGAK HUKUM 

Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingannya masing-
masing.  kehendak  dan  kepentingan  setiap  individu  mungkin sejalan  atau mungkin berbeda
bahkan bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu lainnya.
Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya  pemenuhan
kepentingan para individu itu sendiri. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal-bakal terbentuknya
tata kehidupan bersama yang di kenal dengan tata kehidupan bermasyarakat. Pergaulan
kehidupan manusia dalam masyarakat di atur oleh berbagai macam kaedah atau norma, yang
hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan tenteram, di dalam
pergaulan hidup tersebut manusia mendapat pengalaman-pengalaman  tentang  bagaimana
memenuhi  kebutuhan-kebutuhan  hidup, baik kebutuhan  pokok  maupun  kebutuhan-kebutuhan
bersifat sekunder  atau tersier. 
Pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini menghasilkan
nilai-nilai fositif maupun negatif sehingga manusia mempunyai konsepsi-konsepsi abtrak
mengenai apa yang baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan harus di hindari. Sistem nilai
tersebut sangat perpengaruh terhadap pola-pola pikiran manusia ,yang merupakan suatu
pedoman mental baginya. Pola-pola  pikiran  manusia  mempengaruhi  sikapnya  atau
kecendrungan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu terhadap manusia, benda maupun
keadaan-keadaan .
sikap-sikap manusia ini selanjutnya membentuk kaedah-kaedah oleh karena manusia
cendrung untuk hidup teratur dan manusia-manusia adalah berbeda-beda , oleh sebab itu di
perlukan patokan-patokan yang berupa kaedah-kaedah .dengan demikian dapat di katakana
bahwa kaedah atau norma merupakan faktor-faktor atau pedoman-pedoman prihal tingkah laku
yang di harapkan.di dalam kehidupan manusia sehari-hari,terhadap bagai macam kaedah atau
norma yang mengatur peri kehidupannya.berkenaan dengan kaedah-kaedah atau norma
tersebut ,kita mengenal berbagai kaedahatau norma yang meliputi norma agama ,norma
kesusilaan, norma kesopanan ,normaadat,dan norma hukum.Hukum adalah suatu organisasi
paksaan. sebab hukum melekatkan kondisi-kondisitertentu terhadap pengunaan paksaan di dalam
hubungan-hubungan antara manusia,pengesahan pengunaan paksaan hanya oleh individu-
individu tertentu dan hanya dibawah  kondisi - kondisi  tertentu.hukum  menyebabkan
pengunaan  paksaan  sebagai monopoli masarakat. Sungguh karena monopoli pengunaan
tindakan paksaan bahwahokum menciptakan ketentraman masarakat. Pedamayan adalah suatu
kondisi dimanatidak dapat pengunaan paksaan menurut pengertian ini, hukum hanya
memberikan perdamayan relatif ,bukan absolute,dimana hukum mencabut hak para individu
untuk mengunakan paksaan tetapi mencadangkan nya kepada masarakat .perdamayan
hukumbukan suatu kondisi dari ketidaan paksa mutlak ,suatu keadaan anarkis ;perdamayan
hukum  adalah  suatu  kondisi  monopoli  paksaan  ,suatu  monopoli  paksaan  olehmasarakat.di
tinjau dari sumber-sumbernya ,hukum hukum dapat kita golongkankedalam klasifikasi berikut.
1.      hukum undang-undang.
2.      hukum persetujuan.
3.      hukumtraktat(perjanjian antar Negara).
4.      hukum kebiasaan dan hukum adat.
5.      hukum yurifrudensi.
Di tinjau dari bentuknya hukum dapat di bedakan lebih lanjut kedalam berikut ini.
1.      hukum tertulis.
2.      hukum tidak tertulis.
Di tinjau dari sudut kepentingan yang di aturnya, hukum dapat di golongkan ke dalam hukum
privat dan hukum publik, hukum seragam, hukum beraneka ragam, hukum beraneka ragam di
maksudkan sebagai hukum antar tata hukum. Hukum beraneka ragam antara lain berikut ini.
1.      hukum antar waktu
2.      hukum antar tempat
3.      hukum antargolongan
4.      hukum antaragama
5.      hukum privatinternasional .

Pergolongan hukum berikutnya adalah pergolongan ataranya hukum formal dengan hukum


metrial. Hukum formal sering di samakan dengan hokum acara ,yakni hukumyang mengatur
tentang tata cara bagaimana kaida-kaidah hukum (metrial) di pertahankan atau di laksanakan
yang di maksud dengan hukum metrial ialah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur wujud
dari hubungan-hubungan hukum itu sendiri dengan  kata lain  hukum metrial adalah hukum
yang mengatur  tentang isi dari hubungan-hubungan hukum. atas dasar tinjauan apa dalam suatu
cabang hukum diutamakan tentang keharusan/larangan atau kah tentang sangsinya maka kita
dapat membedakan;
1.      hukum kaidah(normenrecht)
2.      hukum sangsi(sanctienrecht)
Konsep-konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum ,yang meliputi norma, saksi,
delik (tindakan pidana),  kewajiban hukum, tanggung jawab hukum, dan hak hukum, norma
prilaku yang di atur dalam peraturan hukum memuat keharusan-keharusan (gobod) dan atau 
larangan-larangan (Verbod).
Sanksi merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan masyarakatdan
yang harus dihindarkan. Sanksi diberikan oleh tata hukum dengan maksud untuk menimbulkan
perbuatan tertentu yang dianggap dikehendaki oleh pembuat undang-undang.  Sanksi merupakan
tindakan memaksa untuk menjamin perbuatan manusiayang dikehendak oleh peraturan hukum.
Pada hukum pidana kita kenal sanksi pidana.  Berkenaan dengan hukuman pidana, terdapat dua
jenis hukuman, yaitu hukuman pokok dan hukuman tambahan. Pasal 10 KUHP menyebutkan
“Hukuman-hukuman itu adalah berikut ini.
1.      Hukuman-hukuman pokok 
         Hukuman mati.
         Hukuman penjara.
         Hukuman kurungan.
         Hukuman denda.

2.      Hukuman-hukuman tambahan
         Pencabutan dari hak-hak tertentu
         Penyitaan dari benda-benda tertentu
         Pengumuman dari putusan hakim.
Untuk memahami lebih lanjut tentang norma dan sanksi, perhatikanlah kutipan pasal-pasal
dari peraturan hukum berikut.  Pasal/ 362 KUHP  “Barang siapa mengambil sesuatu benda yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaanorang lain, dengan maksud untuk menguasai benda tersebut
secara melawan hukum karena salah telah melakukan pencurian,dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya 5 tahun atau dengan.  Pasal 1365 KUHP Perdata  “Tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugiantersebut.”Konsep  hukum  berikutnya
adalah  “delik”.  Dalam  hukum pidana  istilah  delik atau  “strafbaar  feit”  lazim diterjemahkan
sebagai  tindak  pidana, yaitu  suatu  perbuatan  yang  bersifat melawan  hukum (wederrechtelijk
atau  onrechtmatige).  Dalam hukum perdata  istilah  delik tidak  lazim  digunakan.
Untuk menyebut seseorang melakukan delik, biasanya digunakan istilah seseorang telah
melakukan wanprestasi. Namun demikian. Delik-baik dalam lapangan hukum pidanamaupun
hukum perdata, dapat didivinisikan sebagai perbuatan seseorang terhadap siapa sanksi sebagai
konsekuensi dari perbuatannya itu diancamkan.  fakta tentang delik bukan hanya terletak pada
suatu perbuatan tertentu saja, melainkanjuga pada akibat-akibat dari perbuatan tersebut. Di
dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, dikenal beberapa macam jenis delik (Lamintang, 1984),
antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.
a.       Delik formalDelik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan dilakukannya suatu
perbuatanyang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang. Contohnya,
Pasal209, 210, 242, 362 KUHP.
b.      Delik material Delik  yang  dianggap  telah   sepenuhnya  terlaksana  dengan  di
timbulkannya akibatyang dilarang dan diancam dengan hukuman olehundang-undang.
Contohnya, Pasal 149, 187, 338, 378 KUHP.
c.        Delik komisi Delik yang berupa pelanggaran terhadap larangan (verbod) menurut undang-
undang, yang terjadi karena melakukan suatu. Contohnya, Pasal212,263, 285, 362 KUHP.
d.      Delik omisi Delik yang berupa pelanggaran terhadap keharusan (gebod) menurutundang-
undang, yang terjadi karena dilalaikannya suatu perbuatan yangdiharuskan. Contohnya, Pasal
217, 218, 224, 397 angka 4 KUHP.
e.       Delik kesengajaan Delik yang mengandung unsur kesengajaan. Contohnya, Pasal 338KUHP.
f.       Delik kelalaian delik yang  mengandung unsur kelalaian. Contoh Pasal 359 KUHP.
g.      Delik aduan Delik yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang
dirugikan.Contoh Pasal 72 – 75, 284 ayat (2), 287 ayat (2) KUHP.
h.      Delik biasaDelik yang dapat dituntut tanpa diperlukan adanya suatu pengaduan.Contoh Pasal
362, 338 KUHP.
i.        Delik umumDelik yang dapat dilakukan oleh setiap orang.
j.        Delik khususDelik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.

Hal-hal yang berkaitan erat dengan konsep delik ialah konsep kewajiban hukum.
Konsepkewajiban hukum merupakan pasangan dari konsep norma hukum. Konsep
kewajibanhukum menunjuk hanya kepada individu terhadap siapa sanksi ditujukan dalam hal
diamelakukan delik. Menurut hukum dia diwajibkan menghindari delik jika delik ituberupa
tindakan positif maka dia.diwajibkan untuk tidak melakukan tindakan tersebutjika  delik  itu
berupa  kelainan  untuk  melakukan  suatu tindakan  tertentu (delik omisi) maka diwajibkan
untuk melakukan  tindakan tersebut. dengan  demikian, kewajiban hukum adalah kewajiban
untuk menghindari delik adalah kewajiban sisubjek untuk “untuk mengetaui`norma  hukum.
satu konsep yang di hubungkan  dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tangung
jawab hukum, berati dibertangung  jawab  atas  suatu  saksi  dalam  hal  melakukan  suatu
perbuatan  yang bertentangan.  Perlu untuk membedakan istilah kewajiban hukum dari tanggung
jawab hukum tatkala sanksi tidak atau tidak hanya ditujukan kepada pelaku delik langsung,
melainkan juga kepada para individu lain yang menurut hukum mempunyai hubungan dengan
pelaku langsung.  Dalam  hukum  masyarakat  beradab, individu  yang  diwajibkan  kepada 
perbuatan tertentu, dalam keadaan normal adalah juga orang yang bertanggung jawab atas
perbuatan  tersebut.  Biasanya orang bertanggung  jawab  hanya  terhadap perbuatannya sendiri,
bertanggung jawab terhadap delik yang dilakukannya sendiri.
Tetapi ada kasus-kasus kekecualian di mana seseorang menjadi bertanggung jawab terhadap
perbuatan yang  merupakan kewajiban  dari  seseorang  lainnya,  menjadi bertanggung jawab
terhadap suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab dan juga kewajiban
menunjuk kepada delik itu juga, tetapi kewajiban selalu menunjuk kepada delik dari pelaku itu
sendiri, sementara tanggung jawab seseorang dapat  menunjuk kepada suatu delik yang
dilakukan oleh orang lain.  Norma hukum  mengandung  kewajiban  dan  tanggung  jawab.  
Norma hukum mengandung arti kewajiban dalam hubungan dengan orang yang berpotensi
sebagai pelaku  delik;  pelaku  delik,  tetapi  juga  terhadap  individu-individu  lainnya yang
mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan si pelaku delik.  Pelaku
delik adalah seseorang yang perbuatannya karena telah ditentukan oleh tata hukum, merupakan
kondisi dari suatu sanksi yang ditujukan terhadapnya atau terhadap  individu lainnya yang
mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan  pelaku delik  Subjek.
Konsep kewajiban biasanya dibedakan dari konsep hak , kita hanya berkepentingan dengan
istilah hak hukum.  Orang  lazim membuat  perbedaan antara 2 hak macam hak yaitu:
1.      jus is rem,yaitu hak atau suatu barang.
2.      jus is personam, yaitu hak untuk menuntut seorang untuk menurut sesuatu cara tertentu yakni
hak atas perbuatan seorang lainya.
Jika hak itu adalah hukum maka hak tersebut harus merupaka hak atas perbuatanseseorang
lainnya ,atas perbuatan yang menurut hukum merupakan kewajiban dariseorang lainnya .hak
hukum masarakat kan kewajiban dari seseorang lainnya .kewajibanini adalah dengan sendirinya
tatkala kita berbicara tentang suatu hak atas perbuatan diriseseorang lainya.Keberadaan atau
ketidak hak masarakat suatu norma umum yang mengatur perbuatanmanusia.oleh sebap itu jika
ada suatu pernyataan tentang hak hukum maka suatuperaturan hukum harus di saratkan .tidak
tidak mungkin ada hak hukum sebelum ada hukum itu sendiri. selama suatu hak
tidak“dijamin“oleh peraturan hukum maka hak itubelum merupakan hak hukum Hak ini dibuat
menjadi hak hukum pertama-tama oleh jaminan dan peraturan hukum. 
Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan dengan
hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan
kewajiban mutlak di satu pihak dan  hak dan kewajibanrelatif di pihak lainnya. Kewajiban
relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorangrelatif terhadap seseorang individu yang di
tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang terhadap sejumlah
individu tak terbatas atau terhadapsemua  individu  lainya.  Untuk  menjalankan  hukum
sebagaimana  mestinya  makadibentuk lembaga Penegakan hukum (law enforcers), antara lain
Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai lembaga penyidik; Kejaksaan, yang  sebagai lembaga
penuntut;Kehakiman,  yang  berfunsi  sebagai  lembaga  pemutus/pengadilan,  dan
lembagaPenasihat atau bantuan hukum.

1.    KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memeliharakeamanan di
dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum acaraPidana, Kepolisian negara
bertindak sebagai penyelidik dan penyidik.Menurut Pasal 4UU nomor  8 tahun  198 tentang
undang-undang Hukum  Acara Pidana (KUHP),
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.
a)      menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana.
b)       mencari keterangan dan barang bukti.
c)      menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal
diri.
d)     mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:


a.       penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
b.      pemeriksaan dan penyitaan surat.
c.       mengambil sidikjari dan memotret seseorang.
d.      membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.
Hukum itu sendiri selama suatu hak tidak “dijamin“ oleh peraturan hukum maka hak itu
belum merupakan hak hukum.  Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh jaminan
dan peraturan  hukum.  Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak
tersebut.  Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua
kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan  hak dan kewajiban
relatif di pihak lainnya.  Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorang relatif
terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban yang
dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadap semua  individu  lainya.
Untuk  menjalankan  hukum  sebagaimana  mestinya  makadi bentuk lembaga Penegakan hukum
(law enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai lembaga penyidik;
Kejaksaan, yang  sebagai lembaga penuntut; Kehakiman,  yang  berfunsi  sebagai  lembaga
pemutus/pengadilan,  dan lembaga Penasihat atau bantuan hukum.
Setelah itu, penyelidik berwewenang membuat dan menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan tindakan tersebut di atas kepada penyidik. Selain penyelidik, polisi bertindak pula
sebagai penyidik.  Menurut Pasal6 UU No. 8/1981 yang bertindak sebagai penyidik, yaitu:
a.       pejabat Polisi negara Republik Indonesia
b.      pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

2.    KEJAKSAAN

Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan  hukum tetap.  Jadi,
Kejaksaan  adalah  lembaga  pemerintahan  yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka Jaksa (penuntut umum) berwewenang, antara
lain untuk;
a.       menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
b.      membuat surat dakwaan.
c.       melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesual dengan peraturan yang berlaku.
d.      menuntut  pelaku  perbuatan  melanggar  hukum (tersangka) dengan hukuman tertentu.
e.       melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.
Khusus dalam bidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a.       melakukan penuntutan dalam perkara pidana.
b.      melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
c.        melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat (yaitu keputusan
yang dikeluarkan oleh menteri kehakiman)
d.      melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaantambahan
sebelum  dilimpahkan  ke  pengadilan  yang  dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.

3.    KEHAKIMAN

Kehakiman  merupakan  suatu  lembaga  yang  diberi  kekuasaan  untuk


mengadili.Sedangkan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang  untuk  mengadili.  Menurut  Pasal  1  UU  nomor  8/1981  mengadili adalah
serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana
berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang tersebut. dalam Pasal 5 UU Nomor 14 Tahun 1970 di
tegaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.
Demikian pula dalam Pasal 1disebutkan bahwa . Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
Negara yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkanPancasila, demi terselenggaranya negara Hukum RI,Dalam Pasal 10 ayat 1 Undang-
undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa
kekuasaan kehakiman dilaksanakan olehbadan pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu:
a.       Peradilan Umum
b.      Peradilan Agama
c.       Peradilan Milker
d.      Peradilan Tata Usaha Negara.
Keempat  lingkungan  peradilan  tersebut,  masing-masing  mempunyai  lingkungan
wewenang  mengadili tertentu dan meliputi badan peradilan secara bertingkat.  Peradilan militer,
peradilan Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus karena
mengadili perkara-perkara tertentu atau mengadili golongan rakyat tertentu.  Sedangkan
peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya baik mengenai perkara Perdata
maupun perkara Pidana.

Kegiatan belajar 2
Pembelajaran Materi Hukum dan Penegakan Hukum

Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya penanaman kesadaran
akan norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan pada
seluruh jenis dan jenjang pendidikan persekolahan. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma
sosial kemasyarakatan  merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses sosialisasi
anak menuju realita kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat. 
Program pendidikan hukum (law-related education) di persekolahan hendaknyadiarahkan
untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan agar mereka
kelak dapat berpartisipasi secara efektif dalam lembaga-lembaga hukum. Tujuan utama dari
pendidikan hukum, seperti dikemukakan oleh Bank (1977: 258-259) adalah untuk membantu
siswa mengembangkan pengetahuan, sikap,  dan  keterampilan  yang  diperlukan  untuk
memperoleh  hak-hak  hukumnya  secaramaksimum dalam masyarakat.  Center for Civic
Education (CCE) dalam National  Standards for Civics and Government  (1997)
mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain
meliputi:
a.       fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum.
b.      kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional.
c.       perlindungan hukum terhadap hak-hak individu
d.      kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
e.       hak warga negara.
f.       tanggung jawab warga negara.

Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum.
Pembelajaran tentang materi hukum  bertujuan  untuk  membekali  siswa  dengan  sejumlah
pengetahuan  tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh
kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan
secara sukarela dan sikap  menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku. 
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan hukum
diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem peradilan dalam
menegakkan norma-norma hukum.  Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern dewasa
ini berubah sangat pesat. oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya
memperhatikan arus danlaju perubahan yang terjadi.  Pembelajaran perlu membina pola berpikir,
keterampilan dan kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secara
manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan dan
menyempurnakan pola laku,  membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diri dengan
keadaan  yang berubah-ubah  maka  metode  pembelajaran  harus  mampu mendorong proses
pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan, dan mengembangkan 
kemahiran untuk menyesuaikan diri. 
Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a.       tingkat kesulitan,
b.      tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan  berpikir  berkenaan  dengan  kemampuan  kognitif  siswa.
Kemampuanberpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari
yangsederhana/mudah kepada yang kompleks/rumit, dan  keterampilan  yang  diperlukan  untuk
memperoleh  hak-hak  hukumnya  secara maksimum dalam masyarakat.
Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government 
(1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara
lain meliputi:
(1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum,
(2) kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional,
(3) perlindungan hukum terhadap hak-hak ind.vidu,
(4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
(5) hak warga negara, dan
(6) tanggung jawab warga negara.

Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum
bertujuan  untuk  membekali  siswa  dengan  sejumlah pengetahuan  tentang  norma-norma
hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka
yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan sikap
menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku. 
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan
hukum diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem
peradilan dalam menegakkan norma-norma hukum.Keadaan hidup manusia dalam masyarakat
modern dewasa ini berubah sangat pesat.
oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus danlaju
perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilandan kebiasaan,
yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secaramanusiawi dengan perubahan.
Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan danmenyempurnakan pola laku,  membina
kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diridengan  keadaan  yang  berubah-ubah maka  metode
pembelajaran  harus  mampumendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku,
membina kebiasaan,dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.Hal lainnya yang
perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a.       tingkat kesulitan.
b.      tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar  (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan  berpikir  berkenaan  dengan  kemampuan  kognitif  siswa. Kemampuan
berpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yang
sederhana ,mudah kepada yang kompleks,rumit.
Perlu di tegaskan lagi bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa belajar,
terutama mendorong siswa berpikir adalah model pelajaran inkuri, mengapa ingkuri?model  ini
sangat ampuh merangsang siswa berpikir ( kritis, kreatif  ,induktif, dedukif)  inkuiri pada
hakekatnya adalah bertanya atau mempertanyakan. Terhadap banyak ragam model pelajaran
inkuiri dari mulai yang sederhana hinga yang kompleks

Anda mungkin juga menyukai