Disusun oleh:
Selvia (2012110104)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Ilahi
Rabbi yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada
kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
dan pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya,
penyusun selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Hukum Perdata. dan kepada semua pihak yang telah mendukung hingga
khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan..................................................................................................7
Daftar Pustaka..............................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
KUHPerdata).
tegas atau bahkan tidak mengatur secara rinci tentang ganti rugi
tertentu, atau tentang salah satu aspek dari ganti rugi, maka hakim
1
adalah karena penafsiran kata rugi, biayanya dan bunga tersebut
B. Rumusan Masalah
Hukum
C. Tujuan Penulisan
hukum.
terhadap pribadi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan demikian, hukum lingkungan merupakan instrumentarium yuridis
bagi pengelolaan lingkungan. Mengingat pengelolaan lingkungan
dilakukan terutama oleh pemerintah, maka hukum lingkungan sebagian
besar terdiri dari hukum pemerintahan (bestuursrecht). Dalam tulisan ini,
perbuatan melawan hukum dalam ranah hukum lingkungan itu diberi
nomenklatur “perbuatan melawan hukum lingkungan”.1
1
Shidarta, “MENGUNGKIT KEMBALIKONSEP DASAR PERBUATAN MELAWAN
HUKUM,” 2015, business-law.binus.ac.id.
2
AdminAlfa, t.t., http://www.sangkoeno.com/2015/02/perbuatan-melawan-hukum-
onrechtmatigdaad.html#:~:text=Perbuatan%20Melawan%20Hukum%20Terhadap%20Diri%20Pri
badi&text=Jika%20ditujukan%20pada%20diri%20pribadi,luka%2C%20cedera%2C%20cacat%20
tubuh.
4
Dalam praktek di Pengadilan Tata Usaha Negara yang mempunyai
kewenangan memeriksa dan menyelesaikan sengketa perbuatan melawan
hukum oleh penguasa (Onrechtmatige Overheids Daad), pengertian
tersebut meliputi : 1. Badan/jabatan instansi resmi pemerintah Yaitu dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota sampai
Pemerintahan Kelurahan dan juga lnstansi-instansi resmi pemerinta yang
berada di lingkungan eksekutif. 2. Badan/jabatan semi pemerintah Yaitu
Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) seperti Telkom, PDAM, PLN dan lain-lain termasuk juga Badan
/jabatan yang merupakan kerjasama Pemerintah dengan swasta. 3.
Badan/jabatan Swasta yang melaksanakan urusan Pemerintahan Yaitu
yayasan yang bergerak dibidang yang seharusnya menjadi kewajiban
pemerintah akan tetapi dilaksanakan oleh swasta, seperti Perguruan
Tinggi, Rumah Sakit, Universitas dll. 3
(1) Teori fictie (perumpamaan), menurut teori ini badan hukum itu
diperumpamakan sebagai manusia, terpisah dari manusia yang menjadi
pengurusnya. Atas dasar ini badan hukum tidak dibuat secara langsung,
melainkan melalui perbuatan orang, yaitu pengurusnya. Dengan demikian
berdasarkan teori fictie ini, badan hukum yang melakukan perbuatan
hukum dapat digugat tidak melalui Pasal 1365, melainkan melalui Pasal
3
Ujang Abdullah, “PERBUATAN MELAWAN HUKUM OLEH PENGUASA,” t.t.,
http://ptun.palembang.go.id.
5
1367 KUHPerdata. Jika mengikuti teori fictie ini kita dihadapkan pada
keadaan yang bertentangan dengan kenyataan.
(2) Teori orgaan (perlengkapan), menurut teori ini, badan hukum itu sama
dengan manusia pribadi, dapat melakukan perbuatan hukum.
(3) Teori yurisdische realiteit, menurut teori ini, badan hukum adalah
realitas yuridis yang dibentuk dan diakui sama seperti manusia pribadi.
Ada dua macam badan hukum dilihat dari sudut pembentukannya,
yaitu badan hukum pidana dan badan hukum public. Badan hukum perdata
dibentuk berdasarkan hukum perdata, sedangkan pengesahannya dilakukan
pleh pemerintah. Yang disahkan itu pada umumnya adalah anggaran dasar
badan hukum itu. Pengesahan dilakukan dengan pendaftaran anggaran
dasar kepada pejabat yang berwenang, pengesahan tersebut diperlukan
supaya badan hukum yang dibentuk itu tidak bertentangan dengan
kepentingan umum, kesusilaan, dan tidak dilarang oleh undang- undang.
Badan hukum perdata ini misalnya, perseroan terbatas, yayasan .koperasi.
4
Unknown, t.t., https://legalstudies71.blogspot.com/2015/09/perbuatan-melawan-hukum-
oleh-badan-hukum.html.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
. Perbuatan melawan hukum perdata mengarah kepada pemaknaan
yang meluas (ekstensif), yakni dengan mengartikan hukum tidak sama
dengan undang-undang (wet). Jadi, onrechtmatig dibedakan pengertiannya
dengan onwetmatig. Momentum historis dari perluasan ini terjadi setelah
putusan Hoge Raad der Nederlanden tanggal 31 Januari 1919, yaitu dalam
kasus kasus Lindenbaum versus Cohen. Lain halnya dengan perbuatan
melawan hukum dalam lapangan pidana yang justru mengarah ke
pemaknaan yang menyempit (restriktif), yakni lebih mengarah kepada sifat
melawan hukum formal (formele wederrechtelijkheid).
7
DAFTAR ISI