Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi Akhir Semester Hukum & Masyarakat

Nama : Jhos Franklin Kemit


NIM : 1312100154
Matkul : Hukum & Masyarakat
Kelas : B
Dosen : Pak H.R. Adianto Mardijono S.H.,M.Si.

Soal:
1. Apakah yang dimaksud dengan Legal Audit? untuk kepentingan apa
Legal Audit diperlukan? Dokumen apa yang dibutuhkan terkait dengan
keperluan tersebut diatas?
2. Apa yang di maksud dengan Class Action? jelaskan serta berikan
contohnya!
3. Mengapa Perundang-Undangan sebagian kecil dari hukum? mengapa
memahami Perundang-Undangan juga berarti pemahaman sisi lain dari
hukum?
4. Perundang-Undangan mempunyai struktur (sistematika), jelaskan!

Jawaban:
1. Pengertian Legal Audit, atau dikenal juga sebagai audit hukum,
Legal Audit adalah proses pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen
hukum suatu entitas atau organisasi untuk menilai
tingkat kepatuhan terhadap peraturan hukum yang
berlaku. Tujuan dari legal audit adalah untuk
mengidentifkasi potensi resiko hukum, mengevaluasi
kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku,
serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau
perubahan yang di diperlukan. Dalam legal audit, auditor
hukum biasanya akan meninjau kontrak-kontrak,
dokumen-dokumen kepemilikan, perizinan, dan semua
aspek hukum lainnya yang terkait dengan operasi bisinis
suatu perusahaan. Hasil dari legal audit dapat
memberikan gambaran kepada manajemen perusahaan
tentang area-area dimana perusahaan dapat
meningkatkan kepatuhan hukumnya dan mengurangi
risiko hukum yang mungkin timbul.

Tujuan 1. Identifikasi resiko hukum


kepentingan 2. Kepatuhan hukum
Legal Audit 3. Penyusunan strategi hukum
4. Persiapan transaksi bisnis
5. Manajemen Risiko
6. Perlindungan reputasi
7. Peningkatan efisiensi operasional
Dokumen 1. Dokumen kontrak
yang 2. Dokumen kepemilikan dan Status Hukum
diperlukan 3. Dokumen peraturan internal dan kebijakan
1
dalam Legal perusahaan
Audit 4. Dokumen keuangan
5. Dokumen Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
6. Dokumen sumber daya manusia
7. Dokumen litigasi dan gugatan
8. Dokumen kepatuhan hukum
9. Dokumen terkait dengan properti dan aktiva tetap
10. Dokumen keamanan dan lingkungan

2. Pengertian Class action, atau gugatan kelompok, adalah jenis


Class Action gugatan hukum dimana sekelompok individu yang
memiliki klaim serupa atau identik melawan satu
pihak tergugat atau lebih. dalam class action, satu
atau bebarapa orang diwakili sebagai perwakilan
kelompok, yang bertindak atas nama seluruh kelompok
yang terkena dampak. pedekatan ini memungkinkan
sejumlah besar individu yang terkena dampak oleh
tindakan atau kelalaian yang serupa untuk bergabung
dalam satu gugatan hukum bersama,
mengkonsolidasikan klaim mereka kedalam satu
kasus.
Beberapa karakteristik kunci dari class action
melibatkan:
1. Kelompok yang luas- kumpulan individu jumlah
besar memiliki klaim serupa.
2. Perwakilan kelas.
3. Konsolidasi klaim- efisensi pengadilan dalam
menangani semua klaim serupa.
4. Notifikasi anggota kelas- opsi untuk ikut
berpartisipasi atau tidak dalam class action
5. Putusan bersama- putusan yang mempengaruhi
seluruh kelompok class action tersebut.
6. pemberian ganti rugi
Contoh 1. Gugatan Keuangan
Gugatan Class Selama krisis keuangan global pada akhir tahun
Action 2000-an, terjadi sejumlah class action terhadap
perusahaan-perusahaan keuangan yang diduga
terlibat dalam praktik-praktik penipuan dan
kelalaian yang mengakibatkan kerugian finansial
bagi investor
2. Gugatan lingkungan
Class action dapat diajukan dalam kasus
pencemaran lingkungan oleh perusahaan tertentu.
Misalnya, gugatan terhadap perusahaan kimia yang
diduga mencemari sumber air dan tanah.
3. Gugatan Diskriminasi Pekerja
Sebagai contoh, sekelompok pekerja perempuan atau
minoritas dapat membawa gugatan terhadap majikan
2
yang diduga melakukan diskriminasi dalam
penggajian atau promosi.
4. Gugatan Farmasi
Gugatan class action seringkali terjadi dalam
industri farmasi, terutama terkait dengan efek
samping obat tertentu atau klaim ketidaktransparan
terkait risiko kesehatan yang terkait dengan
penggunaan obat-obatan.
5. Gugatan Privasi Data
Dengan meningkatnya kasus pelanggaran data dan
pelanggaran privasi, class action dapat diajukan oleh
kelompok individu yang menjadi korban pelanggaran
keamanan data yang melibatkan perusahaan atau
lembaga tertentu.

3. Berdasarkan teori Lawrence Freidman, komponen sistem hukum


terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Legal Substance, yaitu norma-norma dan aturan-aturan yang
digunakan secara institusional, beserta pola perilaku para pelaku
dalam sistem hukum.
2. Legal Structure, yaitu lembaga-lembaga yang bertugas untuk
menegakkan hukum, seperti kepolisian, dan peradilan (hakim,
jaksa dan pengacara)
3. Legal Culture, atau budaya hukum, yaitu kebiasaan,
pandangan, cara bertindak dan berfikir dalam masyarakat umum
yang dapat mempengaruhi kekuatan-kekuatan sosial menurut
arah perkembangan tertentu.
Merujuk pada teori diatas bahwa Perundang-Undangan
merupakan bagian dari Legal Substance yaitu hukum positf, yang
merupakan aturan-aturan dan norma-norma hukum yang
dihasilkan oleh lembaga-lembaga legislatif. Meskipun perundang-
undangan memainkan peran penting dalam sistem hukum,
pemahaman terhadap hukum tidak dapat diukur hanya dari segi
perundang-undangan saja. beberapa alasan mengapa perundang-
undangan merupakan sebagian kecil dari hukum dan mengapa
pemahaman terhadap perundang-undangan juga memerlukan
pemahaman sisi lain dari hukum adalah sebagai berikut:
1. Sumber hukum lain : disamping perundang-undangan, hukum
Indonesia juga bersumber dari adat, agama, kebiasaaan, dan
putusan pengadilan. Hukum adat dan hukum agama memiliki
peran penting dalam menentukan norma-norma yang diakui
dan diterapkan dalam masyarakat.
2. Keputusan Pengadilan : Keputusan pengadilan, termasuk
putusan Mahkamah Agung, membentuk bagian integral dari
sistem hukum. Putusan pengadilan memperjelas dan
menafsirkan perundang-undangan, memberikan preseden
hukum, dan dapat menciptakan norma-norma hukum yang
baru.
3
3. Doktrin Hukum: Doktrin hukum atau pandangan hukum dari
ahli hukum yang diakui ahli hukum lainnya memainkan peran
penting dalam mengembangkan pemahaman terhadap hukum.
Karya-karya akademis dan pemikiran hukum dapat
memberikan pandangan yang mendalam terkait prinsip-prinsip
hukum dan interpretasi terhadap peraturan perundang-
undangan.
4. Implementasi dan Penegakan Hukum: Penting untuk
memahami bagaimana hukum diimplementasikan dann
ditegakkan dalam praktik sehari-hari. faktor-faktor seperti
kebijakan pemerintahan, penegakan hukum, dan budaya
hukum di masyarakat dapat mempengaruhi cara perundang-
undangan diterapkan.
5. Konteks Sosial Budaya: Hukum Indonesia juga mencerminkan
nilai-nilai, norma-norma, dan tata nilai sosial dan budaya.
Pemahaman terhadap konteks ini membantu dalam
menjelaskan mengapa suatu peraturan perundang-undangan
dihasilkan atau diubah.
6. Hukum Internasional: keterlibatan Indonesia dalam perjanjian
dan hukum internasional juga memainkan peranan dalam
pembentukan dan interpretasi hukum. Hukum internasional
dapat mempengaruhi dan membentuk norma-norma dalam
hukum nasional.
Pemahaman terhadap perundang-undangan merupakan dasar
yang penting, tetepai untuk memiliki pemahaman yang lebih
komprehensif terhadap hukum Indonesia, perlu
mempertimbangkan konteks lebih luas yang melibatkan faktor-
faktor sosial, buday dan ekonomi. Integrasi pemahaman ini
membantu para ahli hukum, praktisi hukum, dan masyarakat
umum untuk menjalankan dan mematuhi hukum dengan lebih
baik.

4. Hukum yang dibentuk berdasarkan otoritas dikenal sebagai


peraturan perundang-undangan atau hukum negara. Substansi
hukum yang merekam atauran dan norma dalam susunan teks
sehingga menjadi hukum tertulis.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, pada lampiran II
Undang-Undang tersebut disebutkan sistematika (kerangka
peraturan perundang-undangan).
Sistematika perundang-undangan memiliki fungsi sebagai:
1. Keteraturan; sistematika membantu menciptakan keteraturan
dalam hukum dengan menyusun peraturan-peraturan sesuai
dengan hirearki dan struktur yang telah ditetapkan. ini
memastikan bahwa setiap tingkatan peraturan memiliki tempat
dan peran yang jelas dalam kerangka hukum.
2. Ketertiban; Dengan adanya sistematika, hukum menjadi lebih
mudah dipahami dan diakses. Setiap peraturan memiliki
4
tempatnya sendiri dalam hierarki, memudahkan pemahaman
hubungan antara satu peraturan dengan yang lain.
3. Ketegasan; Sistematika membantu menciptakan ketegasan
dalam penempatan dan pelaksanaan hukum. Setiap peraturan
berada pada tempatnya dalam tingkatan hukum, dan
kewenangan serta tanggung jawab lembaga atau pejabat
lembaga atau pejabat hukum menjadi lebih jelas.
4. Pembuatan kebijakan; Dengan memiliki sistematika yang baik,
pembuat kebijakan dapat merancang peraturan dengan lebih
baik. Mereka dapat mengidentifikasi kebutuhan atau
kekosongan dalam hukum dan memutuskan di tingkatan mana
suatu peraturan harus dibuat atau diubah.
5. Pemahaman yang lebih mudah; Bagi para pemangku
kepentingan, termasuk masyarakat umum, pebisnis, dan
praktisi hukum, sistematika memudahkan pemahaman
terhadap peraturan dan memungkinkan mereka menemukan
informasi dengan lebih cepat dan efisien.
6. Pencegahan overlapping ataukonflik; Dengan sistematika yang
baik, ada upaya untuk mencegah terjadinya tumpang tindih
atau konflik antara peraturan. Hal ini membantu menghindari
ketidakjelasan dan ketidakpastian hukum.
7. Pelaksanaan dan penegakan hukum; Sistematika yang jelas
dapat mendukung pelaksanaan dan penegakan hukum. Para
penegak hukum dapat lebih mudah mengacu pada peraturan
yang berlaku dan menentukan apakah suatu tindakan
melanggar hukum atau tidak.
8. Ketepatan Pemuktahiran; Sistematika memudahkan proses
pemutakhiran dan perubahan hukum. Pembuat kebijakan
dapat lebih mudah mengidentifikasi peraturan yang perlu
diperbarui atau diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai