D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
YUFRIDA
SAGITTARIO DANAJANTO
1
WIDYA PERSADA
JAKARTA
BAB I
ASPEK HUKUM EKONOMI PERUSAHAAN
HUKUM
2. Ilmu hukum :
Ilmu yang mempelajari tentang kebenaran-kebenaran untuk mengatur tata
tertib masyarakat secara universal.
a. Hukum berdasarkan literature tidak ada satu definisi yang sama bunyinya,
namun apabila diamati secara teliti dan seksama terdapat suatu kesamaan
pandangan yang merupakan aksioma( suatu sinthesa pada akibat) dengan unsur-
unsur antara lain :
2
(istilah di Indonesia, sedangkan di Amerika disebut Economic Law, di Inggris disebut
Bussines Law).
Sumber hukum yang menjadi sasaran perkulihan yaitu sumber hukum yang mengarah
kepada ekonomi yang dapat kita sebut sebagai berikut :
Sumber hukum dalam ekonomi yang landasannya di bahasa untuk Indonesia adalah :
3
e. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
1. Hukum sebagai ilmu yaitu pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar
pemikiran
2. Hukum sebagai disiplin yaitu suatu system mengenai ajaran tentang kenyataan
atau gejala-gejala yang dihadapi.
3. Hukum sebagai kaedah yaitu pedoman/patokan sikap tindak atau perilaku yang
pantas.
4. Hukum sebagai tata hukum yaitu struktur dan proses perangkat kaedah hukum
yang berlaku saat itu, tempat tertentu secara tertulis.
5. Hukum sebagai petugas yaitu pribadi/kalangan yang berhubungan dengan
penegakan hukum
6. Hukum sebagai keputusan penguasa yaitu proses dalam mengambil kebijakan
mengatur pemerintahan secara bijaksana
7. Hukum sebagai proses pemerintah yaitu hubungan timbal balik dari proses system
kenegaraan
8. Hukum sebagai sikap tindak yang ajeg yaitu perilaku yang teratur secara
berulang-ulang untuk mencapai kemakmuran
9. Hukum sebagai nilai-nilai yaitu konsep abstrak tentang apa yang dianggap baik
dan buruk
1. Hukum Tata Negara yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara
lembaga-lembaga Negara.
2. Hukum Administrasi Negara/Tata Usaha Negara yaitu hukum yang mengatur
hubungan hukum pelaksanaan kegiatan suatu Negara.
3. Hukum Pidana yaitu hukum yang mengatur hubugan hukum antara pribadi warga
Negara terhadap Negara.
4. Hukum Perdata yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar pribadi/badan
hukum dengan pribadi/badan hukum lainnya.
5. Hukum Internasional yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar
masyarakat internasional.
PENGERTIAN EKONOMI :
4
Pandangan hukum
Merupakan tindakan dalam melakukan suatu kegiatan dibidang perdagangan dan
perusahaan dengan membeli barang untuk dijual kembali ataupun disewakan atau dengan
mengadakan perjanjian-perjanjian untuk mendapatkan hasil yang dicita-citakan. berbeda
Dengan
Pandangan ahli ekonomi :
Konsep-konsepnya yang mengarah pada suatu system atau tatanan dibidang ekonomi
dengan prinsip-prinsip dasarnya tentang permintaan(demand) dan penawaran(supply)
KESIMPULAN :
1. Aspek hukum adalam ekonomi ada 3(tiga) hal yang penting kita perhatikan yaitu
aspek, hukum dan ekonomi.Ketentuan hukum secara disiplin berpengaruh
terhadap pelaku ekonomi untuk melaksanakan kegiatannya dengan tidak
melakukan atau hal yang bertentangan dengan hukum.
Hukum mengkaji tentang kebiasaan-kebiasaan, norma-norma dan masalah hukum
sendiri, sedangkan ekonomi mengkaji tentang bagaiman cara-cara untuk
mengerakkan ekonomi secara benar dan teratur yang tidak bertentangan dengan
hukum.
Jadi secara timbale balik dapat kita katakana bahwa sejauh mana fungsi dan
pengaruh hukum dapat membantu bidang ekonomi.
5
BAB II
PERUSAHAAN DAN PERDAGANGAN
Cita-cita bangsa bangsa Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945 salah
satunya ialah mencapai kemakmuran rakyatnya, oleh karenanya pemahaman tentang
perusahaan, perdagangan dan pekerjaan menurut hukum harus dipahami oleh mahasiswa
ekonomi dan administrasi niaga.
PERUSAHAAN
Ialah merupkan istilah ekonomi yang dipakai dalam KUHD dan perundang-undangan
lainnya diluar KHUD, wlaupun kenyataannya tidak ada satupun dari pasal-pasaln KUHD
menyebutkan secara jelas tentang pengertian perusahaan.
Rumusan perusahaan
Ditinjau dari sudut ekonomi dan unsur hukum yang terkandung didalamnya ialah :
3. Terdapat dalam UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, didalam
Pasal 1 huruf(b) berbunyi sebagai berikut :
“Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap, terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam
wilayah Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba”.
6
Sumber Hukum Perusahaan :
Kesimpulan:
Perusahaan dalam aspek hukum harus memenuhi unsure-unsur hukum :
1. Adanya suatu badan usaha
2. Adanya kegiatan dalam bidang ekonomi seperti :
a. jual beli barang bergerak
b. pelayanan atau penjualan jasa
c. industri, mengelola dan mencari serta menyediakan sumber daya
3. Terus menerus
4. Terang-terangan
5. Keuntungan dan atau laba
6. Pembukuan
PERDAGANGAN
Yaitu merupakan kegiatan dalam ekonomi sebagai salah satu kegiatan perusahaan
7
BAB III
BENTUK HUKUM PERUSAHAAN
1. Badan Hukum
Ialah Suatu perusahaan yang berbentuk “Perseroan”yang mempuyai kekayaan
tersendiri, terpisah dari kekayaan pribadi/pemegang saham dan dapat bertindak dalam
hukum.
Jenis kegiatan usaha dibidang ini antara lain :
a. Perdagangan
b. Jasa
c. Produksi
d. Perbankan/Lembaga Keuangan
8
anggota kongsi di Koperasi.
1. Perusahaan Perseorangan/Perorangan
9
c.2. Akte pendirian tersebut diumumkan dalam lembaran Negara dan didaftarkan
di panitera pengadilan negeri dimana domisili perusahaan.
c.3. SIUP(Surat Ijin Usaha Perdagangan)
c.4. Domisili
c.5. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
c.6. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
10
Maksud persero peminjam/diam adalah :
Persero tersebut tidak ikut campur dalam kegiatan perusahaan dan persero
tersebut hanya bertanggung jawab hanya sebatas uang yang dipinjamkan
/disetorkan.
Disebut juga persero pasif/sekutu komanditer.
c. Kita melihat adanya kesepakatan bersama antara para pihak dalam suatu
perserikatan oleh karena itu perusahaan ini disebut sebagai suatu perusahaan
bentuk “perjanjian” dengan demikian apabila terjadi sengketa akan
diselesaikan melalui pengadilan negeri dimana domisili perusahaan berdasarkan
“Hukum Acara Perdata”
11
f.3. Adanya perubahan akte(harus dengan akte otentik dan didaftarkan di panitia
pengadilan negeri, apabila tidak diatur dalam akte pendirian maka mengacu
pada pasal 1633 s/d pasal 1635 KUHPerdata).
12
BAB IV
ASPEK HUKUM PERSEROAN TERBATAS
13
b. Adanya harta kekayaan sendiri, yang terpisah dari harta kekayaan
anggotanya/persero.
c. Dapat melakukan hubungan hukum sendiri dengan pihak ketiga yang diwakili
pengurusnya/direksi.
d. Ada mempuyai tujuan sendiri yang jelas yang dibuktikan dalam akta otentik.
e. Ada pembatasan-pembatasan wewenang dari pengurus.
a. Perseroan didirikan oleh 2 orang / lebih dengan Akte Notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.
b. Perseroan harus mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman sebagai badan
hukum
c. Perseroan tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri
d. Akte pendirian tersebut diumumkan dalam Berita Negara dan dicetak berupa buku
Sebagai Lembaran Negara.
e. Perseroan tersebut didirikan dengan penyetoran modal dan dibagi dalam bentuk
saham-saham.
f. Domisili/Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
g. SIUP(Surat Ijin Usaha Perdagangan)
h. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
i. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak
14
dari perseroan terbuka atas penjualan saham.
a.4. Modal Cadangan yaitu modal yang diterima perseroan dari penyisihan laba
perseroan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.
b. Modal Dasar Pendirian PT sesuai dengan UU No. 40 th 2007 pasal 32 ayat (1)
“ Modal Dasar Perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000,00
2. Pendaftaran/pengesahan Perseroan:
b. Pasal 14 ayat (1) UU No. 40 th 2007 : “Perbuatan hukum atas nama Perseroan
yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh dilakukan oleh
semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan
Komisaris Perseroan dan mereka semua bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas perbuatan hukum tersebut”.
15
ORGANISASI DALAM PERSEROAN TERBATAS
DIREKSI :
2. Pasal 94 ayat (1) UU No. 40 th 2007 : “ Anggota Direksi diangkat oleh RUPS”,
ayat (2) “Untuk pertama kalinya pengangkatan anggota Direksi dilakukan oleh
pendiri dalam akta pendirian dan ayat (3) Anggota Diresksi diangkat untuk
jangka waktu tertentu dan diangkat kembali.
3. Pasal 93 ayat (1) UU No. 40 th 2007 :Yang dapat diangkat menjadi anggota
Direksi adalah orang persorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
kecuali dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan :
a. Dinyatakan pailit
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
Negara dan/atau yang berkaitan dengan sector keuangan.
4. Kewajiban Direksi :
a. Pasal 100 ayat (1) :
a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah
rapat Direksi
b. Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 dan
dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam UU tentang
dokumen perusahaan
c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dokumen Perseroan lainnya.
16
Perseroan yang merupakan lebih dari 50 % jumlah kekayaan bersih
Perseroan dalam 1 transaksi/lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
maupun tidak.
5. Pemberhentian Direksi
c. Pasal 107
Dalam anggaran dasar diatur ketentuan mengenai :
a. tata cara pengunduran diri anggota Direksi
b. tata cara pengisian jabatan anggota Direksi yang lowong dan
c. pihak yang berwenang menjalankan pengurusan dan mewakili
Perseroan dalam hal seluruh anggota Direksi berhalangan atau
diberhentikan untuk sementara.
DEWAN KOMISARIS
2. Pasal 111 ayat (1) UU No. 40 th 2007 : “Dewan Komisaris diangkat oleh
RUPS”, ayat (2) “Untuk pertama kalinya pengangkatan dewan komisaris oleh
pendiri dalam akta pendirian sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (2) huruf b.
3. Pasal 110 ayat (1) UU No. 40 th 2007 :Yang dapat diangkat menjadi anggota
Dewan komisaris adalah orang persorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan :
a. Dinyatakan pailit
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
Negara dan/atau yang berkaitan dengan sector keuangan.
17
4. Kewajiban Dewan Komisaris :
Pasal 116 ayat (1) :
a. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya
b. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan lain
c. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
18
BAB V
ASPEK HUKUM PENDAFTARAN PERUSAHAAN
3. No. 288/KEP/II/85 tentang hal-hal yang wajib didaftarkan, khusus bagi Perseroan
Terbatas yang sudah Go Publik/Terbuka
PENDAFTARAN PERUSAHAAN
Untuk lebih menegtahui lebih jelas apa dan bagaimana maksud dan tujuan
pendaftaran perusahaan, ada baiknya dijelaskan dan dikutip terlebih dahulu beberapa
peristilahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 UWDP(Undang-Undang Wajib Daftar
Perusahaan) yang berbunyi sebagai berikut :
1. Usaha adalah setiap tindakan, perbutan atau kegiatan apapun dalam bidang
perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh
keuntungan/laba.
2. Pengusaha adalah setiap orang perseroan atau persekutuan ataua badan hukum
yang menjalankan sesuatu jenis usaha.
3. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam
wilayah Negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba
4. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disyahkan oleh Pejabat yang berwenang
di Kantor Pendaftaran Perusahaan.
19
5. Wajib Daftar Perusahaan adalah kewajiban setiap pengusaha untuk mendaftarkan
perusahaannya secara resmi menurut perundang-undangan pada kantor
pendaftaran perusahaan.
Yang diwajibkan untuk melaksanakan pendaftaran ini dapat kita uraikan sebagai berikut :
1. Nama perusahaan
2. Merek perusahaan
3. Tanggal pendirian
4. Jangka waktu berdirinya
5. Kegiatan pokok dan kegiatan lainnya
6. Ijin Usaha yang dimiliki
7. Alamat pendirian dan perubahan
8. Alamat kantor cabang, pembantu dan agen
20
9. Keterangan lengkap mengenai pengurus, sekutu & pemilik
10. Kegiatan pengurus dibidang lainnya
11. Keterangan tentang permodalan
12. Tanggal mulai melakukan usaha
13. Tanggal mengajukan pendaftaran
14. Tanggal pengesahan “badan hukum”
15. Salinan akte pendirian yang sudah disyahkan
16. Keterangan mengenai pemegang saham & sekutu aktif
Syarat paling utama harus dimiliki oleh pemilik/pegurus dalam mendaftarkan betuk
hukumnya :
21
1. Salinan resmi akta pendirian perusahaan, yang termasuk badan hukum, harus
telah mendapat pengesahan mentri kehakiman
Penghapusan dan pembatalan sesuai dengan UU No. 3 tahun 1982 adalah sebagai
berikut :
3. Dibatalkan karena melakukan kegiatan usaha secara curang dan tidak sesuai
dengan ijin yang dimiliki.
Penghapusan dari daftar perusahaan karena alasan sebagaimana tersebut diatas, harus
dilaporkan kepada kantor pendaftaran dengan memberikan data akta perubahan, dengan
sanksi bagi yang tidak melaksanakannya setelah diperingatkan yaitu merupakan sanksi
anacaman pidana ekonomi dengan kurungan 2 bulan atau membayar denda setinggi-
tingginya Rp. 1.000.000,-. Sementara itu tentang pembataln, maka pemilik atau
pengusaha dapat mengajukan keberatan menteri dan menuntut melalui Pengadilan
dimana domisilinya berada.
22
BAB VI
ASPEK HUKUM TENTANG PERIKATAN
Perjanjian menerbitkan suatu perikatan antara 2 orang yang membuatnya, dalam bentuk
perjanjian itu berupa suatu rangkaian yang mengandung janji-janji atau kesangupan yang
diucapkan atau ditulis sebagai alat bukti bagi para pihak.
Perikatan adalah
Suatu hubungan antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu
berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain dan pihak yang lainnya berkewajiban untuk
memenuhi tuntutan.
Dalam melakukan perikatan perlu untuk diperhatikan apakah para pihak sebagai
“badan hukum” persekutuan dan atau perseorangan”. Apabila akan melakukan perikatan
adalah badan hukum, maka badan hukum tersebutlah yang melakukannya dengan
diwakili “pengurus atau direksi”, sedangkan apabila yang akan melakukan perikatan
bukan badan hukum(persekutuan), maka pengurus atau direksilah yang melakukan
bertindak atas nama.
Contoh :
1. PT. Berkah Sejahtera dalam hal ini diwakili Direkturnya Fariz, berdasarkan akte
notaris Mansur.SH No. 7 tertanggal 08 Maret 2000, selanjutnya disebut pihak
Pertama
2. Rudi Wijaya, dalam hal ini bertindak atas nama CV. Makmur Sejati, dalam
jabatan selaku Direktur, berdasarkan akte notaris Mirna Megawati,SH No. 2
tertanggal 07 Januari 1997, selanjutnya disebut pihak Kedua.
Dari kedua contoh diatas dapat kita lihat siapa yang bertanggug jawab atas siapa menurut
hukum dan oleh karenanya dapat pula diketahui siapa yang dapat menuntut dan siapa
yang dapat dituntut menurut hukum. Menurut hukum pihak-pihak yang melakukan suatu
perikatan disebut “PERJANJIAN”.
23
PENGERTIAN DAN SUMBER HUKUM
Pemahaman atas perikatan sangatlah penting bagi siapa saja terlebih bagi pelaku
ekonomi dan calon ekonom, Karen hal ini selalu dan secara terus-menerus akan ditemui
kapan saja, oleh karena itu perlu diingatkan agar difahami definisi dari perikatan degan
baik.
Definisi tersebut terlihat ada suatu akibat hukum dari suatu perjanjian(sifat memaksa)
Dari definisi diatas dapat dilihat 2 hal, yaitu adanya suatu yang menjadi subyek sebagian
lagi menunjuk obyek yaitu :
2. Obyeknya adalah adanya suatu prestasi, dimana kreditur berhak atas sesuatu
prestasi dan debitur berkewajiban atas suatu prestasi.
1. Obyeknya harus tertentu, syarat ini diperlukan hanya terhadap perikatan yang
timbul karena perjanjian
3. Obyeknya dapat dinilai dengan uang, yaitu perikatan yang ada hubungannya
dengan harta kekayaan
24
Sumber-sumber perikatan :
Perikatan
Pasal 1233
Perjanjian Undang-Undang
Pasal 1313 Pasal 1352
Berdasarkan data skema tersebut dapat dilihat bahwa sumber hukum perikatan
pada umumnya terdiri yaitu Perjanjian dan Undang-Undang, dimana dari undang-undang
bisa timbul undang-undang dan perbuatan manusia, selanjutnya daripada itu perbuatan
manusia terbagi lagi, perbuatan yang menurut hukum dan perbuatan yang melawan
hukum.
Dari sumber perikatan ini dapat dijelaskan bahwa perikatan yang timbul karena
perjanjian adalah disebabkan oleh karena kehendak dari para pihak, sedangkan perikatan
yang timbul dari undang-undang adalah karena memang ada peraturan perundang-
undangan. Diluar dari sumber tersebut masih ada lagi sumber lainnya yaitu kesusilaan
dan kepatutan(Moral dn fatsoen), menimbulkan perikatan wajar, Legaat(Hibah dan
wasiat), penawaran dan keputusan hakim.
KESALAHAN
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa mngenai perikatan ada suatu prestasi
yang diterima(Kreditur) dan ada prestasi yang diberi(Debitur). Apabila si Debitur tidak
dapat memberikan prestasi yang merupakan kewajibannya, maka dapatlah dikatakan ada
25
kesalahan yang dalam istilah hukum disebut”Wanprestasi”, dan kalau bukan
wanprestasi disebut”Keadaan memaksa/Force Majeure.
Untuk dapat dikatakan debitur wanprestasi kita harus jeli mengamatinya, ada juga
kelalaian yaitu tidak mengetahui tetapi ada kemungkinan terjadi. Untuk itu pada saat ini
diterangkan bentuk daripada wanprestasi(cidera janji/ingkar janji) adalah :
Perbuatan daripada debitur yang wanprestasi tentu membawa akibat kerugian bagi
debitur, baik kerugian materiil yaitu hal-hal yang pokok dan juga kerugian immaterial
yaitu stress, lelah, jangka waktu yang mundur dan wibawa, yang dalam hal ini tentu
menurut hukum dapat dimintakan kepada si Debitur denga cara pernyataan
lalai(ingebreketstelling, somasi) maupun dengan cara paksa mengugat melalui
pengadilan.
Akibat daripada wanprestasi dapat diuraikan secara garis besar sebagai berikut :
1. Menganti kerugian
2. Benda yang dijadikan obyek menjadi tanggung jawab debitur
3. Jika perikatan timbul dari perjanjian timbale balik, maka perjanjian dapat
dibatalkan
1. Pembatalan/pemutusan perjanjian
2. Pemenuhan perjanjian
3. Penggantian kerugian
4. Pembatalan dan kerugian
5. Pemenuhan dan pengganti kerugian
Khusus mengenai perikatan akibat dari transaksi jual beli terjadinya suatu
wanprestasi, tidaklah secara otomatis dapat dilakukan tuntutan kerugian, karena
pemenuhan akan pengiriman suatu barang misalnya membutuhkan waktu yang cukup,
atau pembayaran yang diakibatkan suatu kontrak misalnya perlu mengikuti waktu
birokrasi di instansi.
Untuk memenuhi kewajiban Debitur dalam hal ini dilakukan upaya pernyataan lalai
diatas ”ingebrekenstalling, somasi” yang dapat diajukan sebagai bukti dasar tuntutan
adanya kelalaian si Debitur.
Tuntutan terhadap kerugian immaterial biasanya dibebankan akibat adanya perbuatan
melawan hukum(Pasal 1365 KUHPerdata) dan untuk menentukan adanya kerugian
Kreditur, Kreditur harus dapat membuktikan secara hukum bahwa Kreditur benar-benar
telah mengalami kerugian.
JENIS-JENIS PERIKATAN
26
Sebagai bahan pegangan bahwa ada baiknya kita sampaikan catatan jenis-jenis perikatan
antara lain :
“Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih,
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.
Dari pengertian ini menurut saya ada kelemahan, karena tidak secara jelas terlihat
keseimbangan antara hak-hak dan kewajiban orang-orang dimaksud yang membuat
perikatan.
Perbuatan dapat ditafsirkan punya pengertian yang sangat luas, demikian juga satu orang,
mengikatkan dirinya terhadap orang lain, menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara
para pihak sebagaimana antara pihak sebagaimana yang diharapkan undang-undang.
Mengacu kepada adanya keseimbangan hukum dari orang(pihak yang melakukan
perjanjian, maka menurut hemat saya dapatlah definisi Perjanjian adalah :
Dari pengertian ini, apabila kita membuat suatu perjanjian, perlu ketelitian dan
kecermatan dimana perjanjian tersebut disusun sesuai dengan kebiasaan dan supaya tidak
bertentangan dengan hukum.
Dari ulasan diatas, dapatlah dibuat suatu analisa bahwa perjanjian ini berlaku untuk :
1. Para pihak yang membuat perjanjian
2. Para ahli waris dan mereka yang memperolah hak
27
3. Berlaku juga bagi para pihak ketiga
Maksud kesepakatan dalam hal ini yaitu adanya niat kehendak para pihak yang
bersesuaian satu sama lain, yang terjadi karena adanya penawaran dan penerimaan yang
saling berhubungan yaitu subyek dan obyek hukum. Untuk sahnya perjanjian ini, agar
supaya dapat dijalankan harus memperhatikan bahwa ini dilakukan oleh pihak yang dapat
bertindak dalam hukum yaitu buka sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1330
KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut :
Wanita tidak cakap melakukan perbuatan hukum menurut Surat Edaran Mahkamah
Agung No. 3 tahun 1963
28
dinyatakan bahwa “Semua persetujuan yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya.
ACTIO PAULINA
Contoh :
Kewajiban seorang anak memberi nafkah penghidupan kepada orang tuanya yang
dalam keadaan miskin, kerana sianak punya kemampuan untuk itu.
Contoh lain perbuatan yang dibolehkan undang-undang yaitu pembayaran yang tidak
diwajibkan seperti seseorang dengan sukarela mengurus kebun orang lain yang sedang
bepergian.
Dalam hal bertindak keluar sebagaimana dalam perusahaan, maka orang yang melakukan
pengurusan kepentingan orang lain, dapat bertindak atas nama sendiri atau nama orang
lain.
29
Dalam hal bertindak keluar sebagaimana dalam perusahaan, maka orang yang
melakukan pengurusan kepentingan orang lain itu, dapat bertindak atas nama sendiri atau
atas nama orang lain.
Dalam hal bertindak keluar, karena perbuatan seseorang yang melanggar hukum, diatas
diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata yang isinya sebagai berikut :
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum(Onrechmatige daad), mewajibkan orang
melakukan perbuatan itu, jika karena kesalahannya telah timbul kerugian, untuk
membayar kerugian itu”.
Dari bunyi pasal ini hanya perbuatan yang melanggar undang-undang dan atau sesuatu
yang berhubungan dengan hak orang lain saja. Terhadap bunyi pasal ini banyak pakar
dalam bidang hukum, merasa tidak puas karena tidak menjangkau dalam artian yang
lebih luas.
Untuk sebagai acuan terhadap ini kita dapat melihat putusan “HOGE RAAD” yang
terkenal dengan putusan tanggal 31 Januari 1919, yang menyatakan bahwa perbuatan
melawan hukum, bukan saja perbuatan melanggar hak orang lain, tetapi juga perbuatan
yang berlawanan dengan keputusan yang harus diindahkan dalam pergaulan masyarakat
terhadap pribadi atau benda orang lain.
Dalam satu perjanjian yang telah sah menurut undang-undang, maka perbuatan melawan
hukum, dapat dinyatakan apabila seseorang yang mempuyai kekuasaan terhadap suatu
obyek perikatan, melakukan pembatalan perjanjian secara sepihak atau dalam perjanjian
ketenagakerjaan si Majikan/Pengusaha memutuskan hubungan kerja terhadap karyawan
secara sewenang-wenang tanpa alasan yang jelas dan atau tidak sesuai dengan prosedur
perundang-undangan.
Tuntutan ganti rugi terhadap perbuatan melawan hukum, bukan saja kerugian yang
bersifat “materiil” saja, tetapi juga kerugian yang bersifat”immaterial” yaitu akibat yang
terjadi terhadap seseorang berupa habisnya waktu sia-sia, pikiran kacau, stress, nama baik
tercemar dan harga diri dan kalkulasikan dalam nilai menurut kewajaran dalam tata
hukum.
Sebagai pegangan untuk menentukan perbuatan melawan hukum, dapat kita susun
unsur-unsurnya antara lain sebagai berikut :
30
1. Karena pembayaran
2. Pebayaran tunai, diikuti penyimpanan barang di tempat tertentu
3. Adanya pembaharuan hutang(Novatie)
4. Kompensasi atau perhitungan hutang timbal balik
5. Adanya pencampuran hutang
6. Hapusnya barang yang dimaksudkan dalam perjanjian, adanya pembatalan
perjanjian
7. Akibat berlakunya suatu syarat pembatalan
8. Telah lewat waktu
Sebagai penutup dalam tulisan ini diingatkan bahwa akibat dari perikatan terhadap para
pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian ada 2 kemungkinan yaitu “wanprestasi”
dan “perbuatan melawan hukum” atau istilah hukumnya Onrechmatige daad.
31
BAB VII
PENANAMAN MODAL
Karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan perkembangan perekonomian dan
pembangunan hukum nasional khususnya dibidang penanaman modal, maka
diterbitkannya Undang-Undang tersebut diatas dilebur menjadi satu yaitu dengan
diterbitkannya Undang-Undang No. 25 tahun 2007.
I. DASAR PERTIMBANGAN
32
e. Bahwa Undang-Undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 tentang
Perubahan dan Tambahan Undang-Undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing dan Undang-Undang No. 6 tahun 1968 tentang Undang-Undang
Penanaman Modal Negeri perlu diganti karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
percepatan perkembangan perekonomian dan pembagunan hukum nasional
khususnya dibidang penanaman modal.
UUPM yang terdiri dari 40 Pasal menurut ketentuan-ketentuan pokok yang berikut :
a. Ketentuan Umum
b. Asas dan Tujuan
c. Kebijaan dasar penanaman modal
d. Bentuk badan usaha dan kedudukan
e. Pelakuan terhadap penanaman modal
f. Ketenagakerjaan
g. Bidang Usaha
h. Fasilitas penanaman modal
i. Pengesahan dan perizinan perusahaan
j. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan penanaman modal
k. Penyelenggaraan urusan penanaman modal
l. Kawasan ekonomi khusus
m. Sanksi
n. Ketentuan peralihan
o. Ketentuan Penutup
33
penanaman modal bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi menjadi bagian dari
kebijakan dasar penananaman modal.
Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian dari
penyelenggaraan perekonomian nasioanal dan ditempatkan sebagai upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan
kemampuan tehnologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu system perkonomian yang berdaya
saing.
34
Perekonomian dunia ditandai oleh kompetisi antar bangsa yang semakin ketat
sehingga kebijakan penanaman modal harus didorong untuk menciptakan daya saing
perekonomian nasional guna mendorong integrasi perekonomian.
Perekonomian dunia juga diwarnai oleh adanya blok-blok perdagangan, pasar bersama
dan perjanjian perdagangan bebas yang didasarkan atas sinergi kepentingan antar pihak
atau antar Negara yang mengadakan perjanjian.
Didalam Pasal 1 UU No. 25 Thun 2007 ada ketentuan umum, yang dimaksud tentang
ketentuan umum adalah sebagai berikut :
Ayat (1) Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik
oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.
Ayat (2) Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal negeri dengan mengunakan modal dalam negeri.
Ayat (3) Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang mengunakan modal asing sepenuhnya maupun
patungan dengan penanam modal negeri.
Ayat (4) Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melaukan
penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan
penanam modal asing.
Ayat (5) Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga Negara
Indonesia, badan usaha Indonesia, Negara Republik Indonesia atau daerah
yang melakukan penanaman modal diwilayah Negara Republik Indonesia.
Ayat (6) Penanaman modal asing adalah perseorangan warga Negara asing, badan
asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara Republik Indonesia.
Ayat (7) Modal adalah asset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang
yang n dimiliki oleh penanama modal yang mempuyai niai ekonomis.
Ayat (8) Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh Negara asing, perseorangan
warga Negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau
badan hukum Indonesia yang sebagai atau seluruh modalnya dimiliki oleh
pihak asing.
35
Ayat (9) Modal dalam negeri adalah modal yang dimilki oleh Negara Republik
Indonesia, perseorangan warga Negara Indonesia, atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
Tercantum dalam BAB III Pasal 4 UU No. 25 Tahun 2007 sebagai berikut :
Ayat (2) Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat(1),
Pemerintah :
a. memberi perlakuan sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing dengan memperhatikan kepentingan nasional
b. menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusha
bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan
berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan :
c. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan
kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
Ayat (1) Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan
penanaman modal.
Ayat (2) Fasilitas penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat
diberikan kepada penanaman modal yang :
a. melakukan perluasan usaha atau
b. melakukan penanaman modal baru
Ayat (3) Penanaman modal yang mendapat fasilitas sebagaimana yang dimaksud pada
ayat(2) adalah yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut
ini :
a. menyerap banyak tenaga kerja
b. termasuk skala prioritas tinggi
c. termasuk pembangunan insfrastruktur
d. melakukan alih teknologi
e. melakukan industri pionir
36
f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau
daerah lain yang dianggap perlu ;
g. menjaga kelestrian lingkungan hidup
h. melaksanakan kegiatan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi atau
i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi atau ;
j. industri yang mengunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi didalam negeri.
Ayat (4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanam modal sebagaimana
dimaksud pada ayat(2) dan ayat (3) dapat berupa :
a. pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat
tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu
tertentu
b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin
atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi
didalam negeri.
c. pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong
untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan
tertentu;
d. pembebasan atau penanguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang
modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum
dapat diproduksi didalam negeri selama jangka waktu tertentu.
e. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat dan
f. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha
tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
Ayat (5) Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan
waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang
merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang
luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan
teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.
Ayat (6) Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yang melakukan
penggantian mesin atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas
berupa keringanan atau pembebasan bes masuk.
Tercantum dalam BAB IV Pasal 5 UU No. 25 Tahun 2007 yakni sebagai berikut :
Ayat (1) Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan
usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha
perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
37
Ayat (2) Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilyah Negara
Republik Indonesia keculai ditentukan lain oleh undang-undang.
Ayat (3) Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman
modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan :
a. mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas.
b. Membeli saham ; dan
c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Ayat (1) Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,
kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka
dengan persyaratan
Ayat (2) Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing :
a. produksi senjata, mesiu, alat peledak dan peralatan perang
b. bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan
undang-undang.
Ayat (3) Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang
tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dengan
berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup,
pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya.
Ayat (4) Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan
persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan
persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden.
IX. KETENAGAKERJAAN
Ayat (1) Perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja
harus mengutamakan tenaga kerja warga Negara Indonesia.
Ayat (2) Perusahaan penanaman modal berhak mengunakan tenaga ahli warga
Negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
38
Ayat (3) Perusahaan penanaman modal wajib meningkatkan kompetensi tenaga
kerja warga Negara Indonesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (4) Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja asing
diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih
tehnologi kepada tenaga kerja warga Negara Indonesia sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
X. PEMAKAIAN TANAH
Ayat (1) Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah sebagaimana
dimaksud pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang dimuka
sekaligus dan dapat diperbaharui kembali atas permohonan penanaman
modal, berupa :
a. Hak Guna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 tahun dengan cara
dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus selama 60 tahun dan
diperbaharui 35 tahun ;
b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 tahun dengan cara
dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus selama 50 tahun dan
diperbaharui 30 tahun ;
c. Hak Guna Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 tahun dengan cara
dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus selama 45 tahun dan
diperbaharui 25 tahun ;
Ayat (3) Penanam modal diberi hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam
valuta asing, antara lain :
a. modal ;
b. keuntungan, bunga bank, deviden dan pendapatan lain ;
c. dana yang diperlukan untuk :
1. pembelian bahan baku dan penolong, barang setengah jadi, atau
barang jadi atau ;
2. pengantian barang modal dalam rangka melindungi kelangsungan
hidup penanaman modal ;
d. tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman modal
e. dana untuk pembayaran kembali pinjaman
f. royalty atau biaya yang harus dibayar
39
g. pendapatan dari perseorangan warga Negara asing yang bekerja dalam
perusahaan penanaman modal
h. hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal
i. kompensasi atas kerugian
j. kompensasi atas pengambilalihan
k. pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya yang
harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen, pembayaran yang
dilakukan dibawah kontrak proyek, dan pembayaran hak atas
kekayaan intelektual dan
l. hasil penjualan asset sebagaimana dimaksud pada ayat(1).
Ayat (4) Hak untuk melakukan transfer dan repatriasi sebagaimana dimaksud pada
ayat(3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (1) Penanaman modal yang melakukan penanaman modal di Indonesia harus
sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Undang-Undang ini.
Ayat (2) Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal dalam negeri yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (3) Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal asing yang
berbentuk perseroan terbatas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Ayat (4) Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib
memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dari instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam
undang-undang.
Ayat (5) Izin sebagaimana yang dimaksud pad ayat(4) diperoleh melalui pelayanan
terpadu satu pintu.
Ayat (1) Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah
dengan penanaman modal para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
sengketa tersebut melalui musyawarah dan mufakat.
40
Ayat (2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan melalui
arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa atau pengadilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (3) Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara Pemerintah
dengan penanam modal dalam negeri, para pihak dapat menyelesaikan
sengketa tersebut melalui arbitrase berdasarkan kesepakatan para pihak,
dan jika penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak disepakati,
penyelesaian sengketa tersebut akan dilakukan di pengadilan.
Ayat (4) Dalam hal terjadi sengketa dibidang penanaman modal antara Pemerintah
dengan penanam modal asing, para pihak akan menyelesaikan sengketa
tersebut melalui arbitrase internasional yang harus disepakati oleh
para pihak.
XIV. SANKSI
Ayat (1) Penanam modal negeri dan penanam modal asing yang melakukan
penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilarang membuat
perjanjian dan/atau pernyataan yang menegaskan bahwa kepemilikan
saham dalam perseroan terbatas untuk dan atas nama orang lain.
Ayat (2) Dalam hal penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing
membuat perjanjian dan/atau pernyataan sebagimana yang dimaksud pada
ayat (1), perjanjian dan/atau pernyataan itu dinyatakan batal demi
hukum.
Ayat (3) Dalam hal penanaman modal yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan perjanjianatau kontrak kerjasama dengan Pemerintah
melakukan kejahatan korporasi berupa tindak pidana perpajakan,
pengelembungan biaya pemulihan, dan bentuk pengelembungan biaya
lainnnya untuk memeprkecil keuntungan yang mengakibatkan kerugian
negara berdasarkan temuan atau pemeriksaan oleh pihak pejabat yang
berwenang dan telah mendapat putusan pengadilan yang berkuatan hukum
tetap, Pemerintah mengakhiri perjanjian atau kontrak kerjasama dengan
penanam modal yang bersangkutan.
41
BAB VIII
PASAR MODAL
Perdagangan di bidang Pasar Modal yang mengandung spekulasi yang luar biasa
pada system keuangan kita. Anjloknya nilai rupiah pada tahun 1996~1998 yang lalu
diduga kuat akibat permainan mata uang para spekulan. Motifnya beragam mulai dai
keterbukaan informasi, pengendalian Inheren, kegiatan Pasar Modal tanpa izin,
manipulasi pasar, transaksi benturan kepentingan, sampai informasi menyesatkan.
Fungsi Bapepam adalah mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur dan
effisien serta dapat melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Bila terjadi pelanggaran perundang-undangan pasar modal atau ketentuan dibidang pasar
modal lainnya maka, Bapepam sebagai penyidik akan melakukan pemeriksaan terhadap
pihak yang melakukan pelanggaran tersebut, hingga bila memang telah terbukti akan
menetapkan sanksi kepada pelaku tersebut.
Penetapan sanksi akan diberikan atau diputuskan oleh ketua Bapepam setelah mendapat
masukan dari bagian pemeriksaan dan penyelidikan Bapepam.
Tata cara pemeriksaan di bidang pasar modal dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 1995.
Apabila mereka yang dikenai sanksi dapat menerima putusan tersebut, pihak yang
terkena sanksi akan melaksanakan semua yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Jika
sanksi yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat diterima atau tidak dilaksanakan,
misalnya denda yang telah ditetapkan oleh Bapepam tidak dipenuhi oleh pihak yang
diduga telah melakukan pelanggaran, maka akan dilanjutkan dengan tahap penuntutan,
dengan menyerahkan kasus tersebut kepada pihak Kejaksaaan sebagai lembaga yang
berwenang melakukan penuntutan.
42
Demikian pula dengan Bursa Efek sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pelaksanaan perdagangan efek, apabila didalam melakukan transaksi perdagangan efek
menemukan suatu pelanggaran, yang berindikasi adanya pelanggaran yang bersifat
pidana, lembaga ini akan menyerahkan pelanggaran tersebut kepada Bapepam untuk
dilakukan pemeriksaan dan penyidikan.
c. Bahwa Padar Modal dapat berkembang dibutuhkan hukum yang kukuh untuk
lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar
Modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang
merugikan.
d. Bahwa sejalan dengan hasil-hasil yang dicapai pembangunan nasional serta dalam
rangka antisipasi atas globalisasi ekonomi. Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1952 tentang penetapan Undang-Undang Darurat tentang Bursa(Lembaran
Negara Tahun 1951 Nomor 79) sebagai Undang-Undang(Lembaran Negara
Tahun 1952 Nomor 67) dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan.
II. Adapun dasar hukum UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah :
1. UUD 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 33
43
3. Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan serta Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian
12. Pemeriksaan
13. Penyidikan
Untuk dapat memahami isi UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, ada
beberapa istilah yang terdapat dalam Pasal 1 sebagai berikut :
1. Affiliasi adalah
44
1) suami/istri, orang tua dari suami/isri, suami/isri dari anak (derajat 1
vertikal)
2) kakek/nenek dari suami/istri, suami/istri dari cucu(derajat II vertical)
3) saudara dari suami/istri, atau disebut juga suami/istri dari saudara
ybs(derajat II horizontal)
2. Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh
izin usaha dari Bapepam dan mempuyai hak untuk mempergunakan system dan
atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
3. Biro Administrasi Efek adalah Pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan Efek
4. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka.
5. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersil, saham, obligasi, tanda bukti hutang, Unit Penyertaan Kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek dan setiap derivative dari Efek.
7. Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa
Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau Pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
45
8. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga
dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabah.
11. Menejer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
13. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
14. Penasehat Investasi adalah Pihak yang memberi nasehat kepada Pihak lain
mengenai penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa.
15. Penawaran U mum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten
untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
16. Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh
lebih satu Pihak yang berkepentingannya diwakili oleh Kustodian.
17. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk
melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
18. Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli
Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain.
46
20. Perseroan adalah Perseroan terbatas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1
angka 1 Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
21. Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.
22. Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300(tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor Rp.
3 Milyar atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan
oleh Peraturan Pemerintah.
23. Pihak adalah orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok yang terorganisasi.
24. Portofolio Efek adalah kumpulan Efek yang dimiliki oleh Pihak.
27. Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
28. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek,
pinjam meminjam Efek atau Kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.
29. Unit Penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjuk nagian kepentingan setiap
Pihak dalam portofolio investasi kolektif.
30. Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang
bersifat utang
A. Badan Pengawas Pasar Modal menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal pada Pasal 3 terdiri atas :
47
(1) Pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar Modal
dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yag selanjutnya disebut Bapepam.
(2) Bapepam berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
48
h. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemer iksaan tertentu dalam
rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam
huruf g ;
A. Bursa Efek
1. Bentuk Hukum :
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 6 :
Ayat (1) Yang dapat menyelenggarakan kegaiatan usaha sebagai Bursa
Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin dari Bapepam
2. Modal :
Menurut KepMen No. 179/KMK.010/2003 tentang Kepemilikan Saham &
Permodalan Efek pada pasal 4 :
49
Ayat (1) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin
Emisi Efek wajib memiliki modal disetor Rp. 50 Milyar.
3. Pemegang Saham
a) Menurut KepMen No. 179/KMK.010/2003 tentang Kepemilikan
Saham & Permodalan Efek pada pasal 3 :
Ayat (1) Dalam hal Perusahaan Efek nasional atau patungan
melakukan Penawaran Umum, maka saham perusahaan Efek
tersebut dapat dimiliki seluruhnya oleh Pemodal Dalam Negeri
atau Pemodal Asing.
b) Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal
8:
Yang dapat menjadi pemegang saham Bursa Efek adalah
Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha untuk
melakukan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek.
B. Reksa Dana
1. Bentuk Hukum :
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 18 :
Ayat (1) Reksa Dana dapat berbentuk a. Perseroan ; atau
b.kontrak investasi kolektif
Ayat (3) Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana sebagaimana
dimaksud oleh ayat (1) huruf a adalah Perseroan yang telah memperoleh
izin dari Bapepam
2. Modal :
Menurut KepMen No. 179/KMK.010/2003 tentang Permodalan Reksa
Dana pada pasal 4 :
Ayat (5) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin
Emisi Efek dan Manajer Investasi wajib memiliki modal disetor Rp. 55
Milyar.
3. Pemegang Saham
Menurut KepMen No. 646/KMK.010/1995 tentang Kepemilikan Saham &
Permodalan Reksa Dana pada
pasal 2 : Saham atau unit penyertaan Reksa Dana dapat dimiliki oleh
Pemodal Asing atau Pemodal Dalam Negeri, baik sebagian maupun
seluruhnya.
Pasal 3 : Manajer Investasi Reksa Dana wajib melaporkan komposisi
pemilikan saham atau unit penyertaan Reksa Dan kepada Bapepam.
50
1. Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 64 Ayat (1)
Profesi penunjang Pasar Modal terdiri dari :
a. Akuntan
b. Konsultan hukum
c. Penilai
d. Notaris
e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Ayat (2) Untuk dapat melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal, Profesi
penunjang Pasar Modal sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepam.
(1) Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal
70 :
(1) Yang dapat melakukan Penawaran Umum hanyalah Emiten yang telah
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam untuk
menawarkan atau menjual Efek kepada masyarakat dan Pernyataan
Pendaftaran tersebut telah efektif.
(2) Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal
73 :
Setiap Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada
Bapepam.
51
tender, pengabungan, peleburan dan pengambilalihan
52
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-307/BEJ/12-2006
tertanggal 11 Desember 2006 adalah sebagai berikut :
1. PT. Bursa Efek Jakarta (Bursa) adalah perseroan yang berkedudukan di Jakarta
yang telah memperolh izin usaha dari Bapepam sebagai pihak menyelenggarakan
dan menyediakan system dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual
dan permintaan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka.
4. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memiliki izin usaha dari
Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam) sebagai perantara perdagangan efek.
8. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan efek di bursa yaitu hari
Senin sampai dengan Jum’at kecuali hari itu libur nasional
9. Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari
Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 1 huruf a.
Peraturan Bapepam No. III-A.10 tentang Transaksi Efek.
53
10. Harga adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk berdasarkan
penjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang dilakukan oleh
anggota Bursa Efek di Bursa.
11. Harga Pembukaan adalah harga yag terbentuk pada saat periode Pra-
pembukaan.
13. Harga Previous adalah harga penutupan pada Hari Bursa sebelumnya menjadi
patokan pada Pra-pembukaan, atau pada pembukaan perdagangan.
14. Harga Teoritis adalah sejumlah nilai yang dihitung berdasarkan rasio pebagian
deviden saham, saham bonus, penerbitan Hak Memesan Efek terlebih dahulu,
Waran, Stock Split, Reverse Stock, penggabungan usaha atau peleburan usaha
Perusahaan tercatat dan Corporate Action lainnya yang ditetapkan oleh
Perusahaan Tercatat.
15. Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan tawar-menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang
yang berkesinambungan(Non Continuos Auction Market) dan penyelesaiannya
dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan anggota bursa efek.
16. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (
Continuos Auction Market) oleh anggota bursa efek melakui JATS dan
penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa ke-3 setelah terjadi nya transaksi
bursa.
17. Pasar Regular Tunai(Pasar Tunai) adalah Pasar dimana perdagangan efek di
bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang
berkesinambungan ( Continuos Auction Market) oleh anggota bursa efek
melakui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya Transaksi Bursa(T+0).
54
BAB IX
Pada umumnya perjanjian bilateral ini biasanya mengenai bidang ekonomi dan
sosial politik dan pertahanan. Dibidang ekonomi selalu kita dengar dan lihat melalui
media surat kabar atau media elektronik seperti :
2. Bidang Ekonomi
b. Direktur Utama Pertamina telah menanda tangani kerja sama pengeboran minyak
lepas pantai dengan system sharing, dengan para pengusaha perminyakan dari
Amerika Serikat yang disaksikan oleh Menteri Pertambangan RI.
Contoh : PT. Freport, Total, Mobile Oil dll.
55
Hal-hal tersebut diatas, tentu membuat timbulnya adanya trasnsaksi dagang untuk
mengisi kekurangan yang tidak dimiliki sebelumnya secara komersial atau non
komersial, secara global yang melibatkan perusahaan swasta maupun melibatkan
langsung pihak pemerintah masing-masing.
Dari kejadian dan transaksi yang timbul dari hubungan diatas, tidaklah mungkin dengan
cara memberi terlebih dahulu uang, karena barang yang akan diharapkan baru akan tiba
beberapa bulan kemudian, sedangkan sebaliknya pihak penjual tidak mau menjual
barangnya tanpa adanya jaminan pembayaran, yang menjamin bahwa barang tersebut
akan dibayar dan pembeli supaya tidak melakukan transaksi dengan orang lain selama
pesanan barang berjalan.
Untuk mengatasi kepentingan para pihak yang saling menguntungkan, maka yang paling
aman ialah dengan mengunakan pembayaran yang telah diakui oleh beberapa Negara
yaitu dengan dokumen kredit atau biasa disebut dengan Letter of Credit(Uniform Custom
and Practice-ICC).
“Suatu sitem pembayaran yang disepakati antara penjual dan pembeli, dengan
mengunakan dokumen, melalui bantuan Bank (bank devisa) sebagai Nogotiating
Bank”.
Dalam praktek sehari-hari dapat ditemui berbagai terminology istilah Letter of Credit,
yang sering juga disebut :
a. Credit Opening : oleh Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH
b. Creditbrief : dalam bahasa Belanda
c. Letre De Credet : dalam bahasa Perancis
d. Crediet : dalam bahasa Belgia
e. Credit : dalam bahasa USA
56
menjamin bahwa pada saat yang telah ditentukan membayar sejumlah uang kepada
Exportir melalui Advising/Confirmed bank, setelah dokumen-dokumen yang ditentukan
untuk barang import dimaksud telah lengkap adanya menurut ketentuan-ketetuan dalam
peraturan inform customs and practice –ICC.
Disamping membayar secara langsung kepada Eksportir, bisa juga Issuing Bank
membayar kepada pihak ketiga (beneficiary) dengan mengaksep wesel-wesel yang ditarik
beneficiary atau memberi kuasa kepada bank lainnya dengan mengaksep wesel-wesel
sebagai negosiasi (Negotiating Bank) asal sesuai dengan dokumen-dokumen yang ada.
Bahwa Negara Indonesia telah meratifikasi dan mengakui keberadaan UPC-ICC, sebagai
landasan hukum dalam pembayaran lalu lintas perdagangan internasional. Untuk lebih
jelasnya dapat kita uraikan dasar hukum L/C di Indonesia yaitu :
2. Surat Edaran Direksi Bank tentang lalu lintas Devisa yaitu No. 23/S/UKU juncto
SK Direksi BI No. 23/72/Kep/Dir tentang pemberin Garansi oleh Bank yaitu L/C
biasa atau Stand by L/C.
3. Surat Keputusan Bank Indonesia No. 27/38/Kep/Dir tanggal 30 Juni 1994 yaitu
tentang modifikasi document UPC No. 500 untuk Letter of Credit dalam Negeri.
4. KUHPerdata psal 1458 yaitu kontrak jual beli barang impor dalam bentuk “sales
kontrak” atau Confirmation Sales atau sering juga disebut sebagai Performa
Invoice.
6. Konfirmasi bahwa L/C pada UPC-ICC Revisi 1994 Documentasi No. 500,
biasanya ada klausula disebelah kiri dari L/C berbunyi :
“Unless otherwise expressly stated, this Credit is subject to the uniform customs
and practice for documentary credits (1983 revision) of International Chamber of
Commerce (Publication No. 500).
Sebelum kita bahas mengenai bagaimana proses terbentuknya Letter of Credit, baiklah
terlebih dahulu kita tinjau pihak-pihak yang terlibat dalam L/C antara lain :
57
1. Penjual/Penikmat, yaitu pihak yang menyediakan barang untuk dijual kepada
pembeli dalam jangka waktu tertentu (perusahaan importir)
3. Bank Devisa/Issuing Bank yaitu pihak yang membuka L/C atas permohonan dari
atau perintah impotir(bank Devisa adalah bank yang dapat melakukan transaksi
dalam mata uang asing)
4. Bank Devisa Advising/Confirmed Bank yaitu pihak yang menerima L/C dari
issuing bank, sebagai negotiating Bank untuk diteruskan kepada penjual/eksportir
dimana kedudukan hukumnya berdiri.
Penyediaan dana 10 % atau 20 % saja terlebih dahulu, menurut hemat saya adalah
dimungkinkan, karena jangka waktu pengiriman barang atau penyelesaian L/C, biasanya
memakan waktu 3 bulan atau malah lebih. Perihal mengenai L/C dalam negeri/lokal,
sebenarnya tidak menjadi hal yang penting, karena pembayaran dalam negeri dapat juga
berupa “Bank Garansi” yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, biasanya
dilakukan untuk uang muka barang dan jaminan kwalitas.
Setelah kita mengetahui para pihak yang terlibat dalam transaksi L/C dan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu menurut ketentuan hukum,
maka kita mencoba bagaimana proses/langkah-langkah terjadinya pembukaan L/C hingga
penyelesaian akhir L/C tersebut sebagai berikut :
58
1) Sales Order
6) Dokumen 9) Uang
PENJELASAN :
1. Penjual dan pembeli, mengadakan kontrak perjanjian atau berupa sales order atau
proforma invoice, yang berisi jelas jenis barang, kwalitas, kwantitas, waktu
penyerahan barang, asuransi dan pengangkutannya.
2. Kontrak perjanjia atau sales order, oleh pembeli dibawa ke Issuing Bank dengan
mengajukan permohonan atau perintah pembukaan L/C dengan menyediakan
dana minimal.
59
7. Advising Bank, setelah mempuyai keyakinan bahwa dokumen yang disampaikan
penjual telah lengkap, melakukuan pembayaran dengan sejumlah uang yang
tertera dalam L/C tersebut dan selanjutnya menyampaikan dokumen tersebut
kepada issuing Bank, bahwa barang telah dikirim.
8. Issuing Bank, setelah menerima dokumen dari Advising Bank dan meneliti
kembali dokumen tersebut apakah sudah lengkap, menyerahkan dokumen tersebut
kepada pembeli agar pembeli segera menyelesaikan kewajiban perpajakan, bea
masuk atas barang dan menyetorkan kekurangan dana atas pembelian barang
tersebut.
60
Untuk lebih mengetahui kedudukan dan fungsi hukum dari L/C, ada baiknya
dijelaskan jenis-jenis atau macam-macam L/C sebagai berikut :
a. Revocable L/C yaitu L/C yang telah dikeluarkan oleh Issuing Bank dan
dapat dibatalkan setiap saat tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu
dari siapapun juga(dalam praktek hanyaL/C yang belum dinegosiasi yang
dapat dibatalkan).
b. Irrevocable L/C yaitu L/C yang dikeluarkan oleh issuing bank dan tidak
dapat dibatalkan dengan alasan apapun juga, kecuali telah lewat waktu
berlakunya.
c. Irrevocable and Confirmed L/C yaitu merupakan L/C yang dikeluarkan
issuing bank, dan juga mendapat legalisasi dari confirmed bank sehingga
tidak dapat dibatalkan.
a. Bankers L/C yaitu L/C yang dikeluarkan oleh Bank, sehingga lebih
terpercaya jaminan pembayarannya.
b. Merchant L/C yaitu jenis L/C yang dikeluarkan oleh importir yang telah
cukup dikenal dan jaminannya adalah merupakan jaminan pribadi di
importir(Borgtocht).
a. Sight L/C yaitu L/C yang pembayarannya dilakukan oleh Advising Bank
saat dokumen barang telah lengkap diajukan oleh Eksportir (hal ini
kebiasaan dalam praktek sehari-hari).
b. General L/C yaitu L/C yang pembayarannya dapat dilakukan selain dari
Bank yang ditentukan dalam L/C tersebut.
a. Restricted/straight L/C yaitu L/C ini hanya dapat dinegosiasi oleh bank
khusus saja sebagaimana disebut dalam L/C tersebut.
b. General L/C yaitu L/C yang pembayarannya dapat dilakukan selain dari
Bank yang ditentukan dalam L/C tersebut.
61
b. Non Tranferable L/C yaitu L/C yang pembayarannya tidak dapat
diperalihkan.
a. Aaflofed dan Revolving L/C yaitu L/C yang apabila tidak digunakan
dalam waktu tertentu, L/C ini tidak dapat digunakan lagi.
b. Back to Back L/C yaitu L/C yang dapat digunakan sebagai jaminan oleh
issuing bank (importir/agen), untuk dapat mengunakan sebagian terlebih
dahulu dengan cara membuka L/C yang baru yang nilainya lebih kecil dari
nilai L/C yang sebenarnya.
c. Transit L/C yaitu L/C yang dimintakan oleh importir melalui issuing bank
dinegara lain(Negara sahabat) karena Negara importir tidak diakui dalam
dunia perdagangan internasional.
d. Negosiering L/C yaitu L/C yang jenis ini dimana pengekspor membuka
terlebih dahulu wesel-wesel kepada issuing bank sebagai jaminan. Dengan
demikian advising bank tidak punya beban dan apabila dilibatkan beban
harus ditambah kata-kata “Undertaking Clause” jaminan pembayaran.
e. Red Clause L/C yaitu L/C yang dikeluarkan oleh issung bank, yang dapat
diterima/diambil terlebih dahulu sebagian dari nilai L/C.
f. Trevelers L/C yaitu L/C yang dibuka issuing bank yang digunakan untuk
perjalanan ke Negara pembelian barang.
Setelah kita membahas beberapa aspek hukum dan jenis-jeniss hukum L/C, kita
mencoba menyoroti pelanggaran-pelanggaran dan sengketa yang bisa timbul akibat
dibukanya L/C.
Untuk itu disini dapat saya sampaikan sengketa yang mungkin timbul karena menyangkut
currency, maka kondisi suatu Negara sangat berpengaruh seperti social politik, keamanan
dan huru hara.
Baiklah kita mencoba menyoroti hal-hal yang bisa menimbulkan sengketa antara lain :
62
3. Bank telah mngetahui bahwa telah terjadi wanprestasi dari satu pihak (eksportir)
terhadap kontrak jual beli, dalam hal waktu, kwalitas dan lain-lain.
Untuk tidak menimbulkan sengketa, dalam hal ini Bank atau para pihak perlu
memperhatikan aspek yuridis sebagai berikut :
2. Pasal 15 UCP-ICC, dimana Bank wajib memeriksa terlebih dahulu secara teliti &
cermat seluruh dokumen “Resonable kontrak”.
3. Dokumen yang dibutuhka dalam L/C ini harus jelas dan trasparan.
4. Pasal 22 UCP-ICC, bahwa bank dapat menerima dokumen dengan misalnya fax,
email, cargo dll.
6. Prinsip “Home word trend” artinya apabila diatur dalam UPC-ICC dan antar
Negara para pihak ada pertentangan dalam hukum, maka yang digunakan adalah
hukum dari “Issuing Bank”.
7. Tidak terdapat solusi hukum yang pasti, apakah hubungan kontrak antara importir
denga advising bank maupun “Issuing Bank”, hal ini tergantung kebebasan
berkontrak yang sifatnya adalah universal.
Sebagai penutup, dalam hal melakukan transaksi dengan pembayaran L/C, eksportir
maupun importir harus teliti dan jangan selalu melakukan negosiasi dengan parnert
secara tergesa-gesa atau asal-asalan saja, dengan tujuan untuk sementara.
63
UJIAN SEMESTER
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. P T (perseroan Terbatas) :
a. Pengertian PT diatur dalam Undang-Undang apa & isi pasalnya
b. Syarat Pendiriannya
c. Modal Dasar pendiriannya, serta pasalnya
d. Berapa Modal disetornya
3. Apa yang dimaksud dengan Pasar Modal, apakah semua perusahaan bisa
melakukan perdagangan/bertransaksi di Pasar Modal
---------------------------------------------------Selamat bekerja-------------------------------------
64
JAWABANYA :
1. a. Pasal 16 KUHD : Yang dimaksud dengan Firma adalah tiap-tiap perserikatan yang
didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu nama bersama
b. Pendiriannya diatur dalam Pasal 22 KUHD :
Tiap-tiap perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik
b. Syarat pendirian PT :
a) Perseroan didirikan oleh 2 orang / lebih dengan Akte Notaris yang
dibuat dalam bahasa Indonesia.
b) Perseroan harus mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman
sebagai badan hukum
c) Perseroan tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri
d) Akte pendirian tersebut diumumkan dalam Berita Negara dan
dicetak berupa buku sebagai Lembaran Negara.
e) Perseroan tersebut didirikan dengan penyetoran modal dan dibagi
dalam bentuk saham-saham.
f) Domisili/Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
g) SIUP(Surat Ijin Usaha Perdagangan)
h) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
i) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak
c. Pasal 32(1) UU No. 40/2007 “modal dasar perseroan paling sedikit Rp. 50jt
3.a. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
“Suatu sitem pembayaran yang disepakati antara penjual dan pembeli, dengan
mengunakan dokumen, melalui bantuan Bank (bank devisa) sebagai Nogotiating
Bank”.
65
66