Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PEBDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada zaman ini perkembangan pada setiap bidang kehidupan sangatlah
pesat, termasuk Bidang Ekonomi, dan dalam hal ini jika berbicara tentang
Ekonomi, maka kita tidak akan bisa terlepas dari yang namanya Bisnis,
dan Bisnis itu sendiri adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu
maupun organisasi yang melibatkan proses pembuatan, pembelian,
penjualan, atau pertukaran barang maupun jasa dengan tujuan untuk
menghasilkan keuntungan.
Dan dalam berbisnis tentu kita tidak akan terlepas dari yang namanya
pelaku bisnis, dalam kegiatan bisnis tersebut, tidak jarang pasti kita akan
menemukan pihak-pihak yang mungkin menyimpang dari peraturan-
peraturan bisnis.
Jika sudah berbicara tentang penyimpangan, jalan yang akan
dipertimbangkan adalah jalan hukum, khususnya hukum bisnis. Hukum
bisnis ini bertujuan untuk memberikan kepada para pelaku bisnis berupa
keadilan, kepastian hukum, dan ketertiban dalam menjalankan kegiatan
bisnis. Dengan demikian, hukum bisnis sangatlah penting dalam mengatur
kegiatan bisnis agar dapat berjalan dengan baik, aman, dan tertib.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, penulis mencoba
merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini,
yaitu:
1. Apa pengertian hukum ?
2. Hukum dapat digolongkan menjadi berapa ?
3. Apa saja sifat-sifat hukum ?

1
4. Sebutkan tujuan hukum
5. Apa pengertian hukum bisnis ?
6. Apa saja tujuan dari hukum bisnis ?
7. Apa saja sumber hukum bisnis ?
8. Bagaimana perkembangan hukum bisnis ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Dapat mengetahui pengertian hukum, sifat-sifat hukum, tujuan hukum


pengertian hukum bisnis, tujuan hukum bisnis, memahami sumber hukum
bisnis, serta mengetahui bagaimana hukum bisnis itu berkembang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM

Hukum memiliki sifat yang tidak konstan, tidak tetap atau tidak
given. Suatu aturan hukum bisa jadi cocok dengan kelompok
masyarakat tertentu, namun bisa menjadi tidak sesuai dengan
kelompok masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena hukum
sebagai suatu aturan diturunkan dari norma-norma yang berkembang di
masyarakat, dimana masyarakat terus-menerus mengalami
perkembangan dan kepentingan antara kelompok masyarakat yang satu
belum tentu sama dengan kepentingan kelompok masyarakat yang lain.
Dengan kata lain hukum bukanlah sesuatu yang bebas ruang dan
waktu.

Menurut van Apeldoorm, adalah tidak mungkin untuk


memberikan suatu definisi mengenai apakah yang dimaksud dengan
hukum. C.S.T. Kansil pun sepakat dengan pandangan Apeldoorm
tersebut. Menurut Kansil, setiap pembatasan tentang hukum yang
dikemukakan oleh para sarjana belum dapat memberikan kepuasan.
Setiap sarjana pemiliki pendapatnya sendiri mengenai apakah yang
dimaksud dengan hukum.

Meskipun demikian, ada beberapa pengertian hukum yang dapat


kita jadikan pegangan dalam mempelajari hukum:

3
1. Aristoteles
Hukum tertentu adalah sebuah hukum yang setiap komunitas
meletakkannya sebagai dasar dan mengaplikasikannya kepada
anggotanya sendiri. Hukum universal adalah hukum alam.
2. Grotius
Hukum adalah sebuah aturan tindakan moral yang akan
membawa kepada apa yang benar.
3. Hobbes
Pada dasarnya hukum adalah sebuah kata seseorang, dengan
haknya telah memerintah pada yang lain.

B. PENGGOLONGAN HUKUM

Hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Hukum berdasarkan Bentuknya: Hukum tertulis dan Hukum


tidak tertulis.

2. Hukum berdasarkan Wilayah berlakunya: Hukum local, Hukum


nasional dan Hukum Internasional.

3. Hukum berdasarkan Fungsinya: Hukum Materil dan Hukum


Formal.

4. Hukum berdasarkan Waktunya: Ius Constitutum, Ius


Constituendum, Lex naturalis/ Hukum Alam.

5. Hukum Berdasarkan Isinya: Hukum Publik, Hukum Antar


waktu dan Hukum Private. Hukum Publik sendiri dibagi
menjadi Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara,
Hukum Pidana dan Hukum Acara. Sedangkan Hukum Privat
dibagi menjadi Hukum Pribadi, Hukum Keluarga, Hukum
Kekayaan, dan Hukum Waris.

4
6. Hukum  Berdasarkan Pribadi: Hukum satu golongan, Hukum
semua golongan dan Hukum Antar golongan.

7. Hukum Berdasarkan Wujudnya: Hukum Obyektif dan Hukum


Subyektif.

8. Hukum Berdasarkan Sifatnya: Hukum yang memaksa dan


Hukum yang mengatur.

C. SIFAT-SIFAT HUKUM

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa agar tercipta tata tertib dalam


masyarakat, maka semua orang harus menaati kaedah hukum, namun
tidak semua orang mau menaati kaedah hukum. Agar suatu peraturan
hidup kemasyarakatan benar-benar dipatuhi dan ditaati, maka
peraturan hidup kemasyarakatan tersebut harus dilengkapi dengan
unsur pemaksa.

Aturan-aturan yang berlaku tidak akan berguna apabila tidak


dipatuhi oleh masyarakat, sehingga hukum harus bersifat mengatur dan
memaksa agar aturan-aturan tersebut dipatuhi dan ditaati oleh
masyarakat.

D. TUJUAN HUKUM

Adapun tujuan pokok hukum antara lain:

a. Menciptakan tatanan masyarakat yang tertib.

b. Menciptakan keseimbangan dan ketertiban.


c. Dengan tercapainya ketertiban dalam masyarakat diharapkan
keputusan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai
tujuannya hukum bertugas membagi hak dan kewajiban

5
membagi hak dan kewajiban antar perorangan dalam
masyarakat membagi wewenang dan mengatur memecahkan
masalah hukum serta memelihara masalah hukum.

d. Pendapat para sarjana lainnya. Tujuan hukum adalah untuk


kedamaian, keadilan, dan untuk kebaikan, dan untuk kepastian
hukum.

Dalam literatur ada beberapa teori tentang tujuan hukum yaitu:

a. Teori etis, Menurut teori ini hukum semata-mata


mewujudkan keadilan. Teori ini dikemukakan oleh seorang
filsuf yunani yaitu Aristoteles dalam karyanya Etika dan
Retonika. Bahwa hukum mempunyai tugas yang suci yaitu
memberi pada setiap orang yang ia berhak menerimanya.
Untuk ini tentu saja persamaan hukum dibuat untuk setiap
orang.

b. Teori utility, Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata


mewujudkan yang berfaedah, hukum bertujuan menjamin
adanya kebahagiaan pada orang sebanyak-banyaknya.

c. Teori dogmatik, Menurut teori ini tujuan hukum adalah


semata-mata untuk mencipatakan kepastian hukum.

d. Teori campuran, Menurut teori ini tujuan hukum adalah


untuk ketertiban. Tujuan lain adalah hargai keadilan yang
berbeda-beda isi menurut keadilan dan zamannya.

E. PENGERTIAN HUKUM BISNIS


a. Pengertian hukum bisnis menurut para ahli

Dalam berbisnis kita dikelilingi aturan-aturan yang dapat


dijadikan pedoman saat melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan bisnis. Aturan-aturan tersebut sering kali disebut dengan

6
istilah hukum bisnis. Sejalan dengan uraian di atas, pada bidang
lainnya seperti hukum bisnis, juga terdapat beragam pengertian
hukum bisnis menurut para ahli. Beginilah beberapa pengertian
hukum bisnis menurut para ahli:

1) Menurut Munir Fuady

Munir Fuady mengatakan bahwa Hukum Bisnis


merupakan suatu perangkat atau kaidah hukum termasuk
upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara
pelaksanaan urusan atau aktivitas dagang, industri, atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari
para enterpeneur dalam risiko tertentu dengan usaha
tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.

2) Menurut Abdul Saliman

Menurut Abdul R. Saliman dkk, Hukum Bisnis


atau Business Law/Bestuur Rechts merupakan keseluruhan
dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang
muncul dari perjanjian -perjanjian maupun suatu perikatan-
perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.

3) Menurut Dr. Johannes ibrahim

Menurut Dr. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum menyatakan


hukum bisnis merupakan seperangkat kaidah hukum yang
diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan berbagai
persoalan yang muncul dalam kegiatan antar manusia,
khususnya dalam bidang perdagangan.

7
F. TUJUAN HUKUM BISNIS

Hukum bisnis dibuat untuk mengatur dan melindungi bisnis dari


berbagai risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari. Berikutini
adalah beberapa tujuan dari hukum bisnis ;

1. Menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara


efisien dan lancar.
2. Melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis
Usaha Kecil Menengah (UKM).
3. Membantu memperbaiki sistem keuangan dan perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau
pelaku bisnis.
5. Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku
bisnis.

G. SUMBER HUKUM BISNIS

Sebelum masuk ke sumber hukum bisnis, perlu dipahami bahwa


terdapat 2 (dua) sumber hukum yang berlaku di Indonesia yaitu sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum materiil
yaitu hukum yang dilihat dari segi isinya dan berasal dari faktor-faktor
yang menentukan isi hukum yakni kondisi sosial-ekonomi, agama, dan
tata hukum negara lain. Sedangkan sumber hukum formil merupakan
sumber hukum yang berkaitan dengan prosedur atau cara
pembentukannya dan secara langsung dapat digunakan untuk
menciptakan hukum. Sumber hukum formil antara lain terdiri atas
peraturan perundang-undangan seperti UUD 1945, undang-undang,
peraturan pemerintah, keputusan presiden, serta peraturan daerah;
traktat yakni perjanjian antar negara yang dibuat dalam bentuk
tertentu; doktrin dari ahli hukum; dan yurisprudensi yaitu putusan
hakim.

8
Kedua sumber hukum di atas merupakan dasar terbentuknya
hukum bisnis atau hukum yang digunakan dalam menjalankan bisnis.
Sebagai contoh, sumber hukum bisnis secara formil dari segi undang-
undang antara lain:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang


mengatur tentang hubungan, baik hubungan atas kebendaan
maupun antara perorangan dan badan hukum. Dalam
KUHPerdata, terdapat aturan mengenai jual beli, sewa
menyewa, pinjam meminjam (termasuk kredit), dan
sebagainya.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang antara
lain mengatur tentang tindak pidana dalam bisnis, seperti
penipuan.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang
mengatur persoalan perdagangan secara khusus yang belum
diatur dalam KUH Perdata seperti bentuk badan usaha
meliputi CV dan firma.
4. Peraturan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD,
misalnya undang-undang yang mengatur tentang perseroan
terbatas yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas atau undang-undang yang mengatur tentang investasi
yakni Undang-Undang Penanaman Modal.

Selain contoh di atas, hukum bisnis juga berasal dari perjanjian


yang dibuat oleh para pihak yang melakukan transaksi. Pasal 1338
KUHPerdata memberlakukan asas kebebasan berkontrak di mana para
pihak dapat menentukan sendiri aturan yang terdapat pada perjanjian
yang mereka sepakati dan  perjanjian tersebut akan berlaku secara sah
sebagai “Undang-Undang” yang mengikat para pihak. Sedangkan
sumber hukum bisnis menurut Munir Fuady, meliputi Perundang-

9
undangan, perjanjian, traktat, yurisprudensi, kebiasaan, dan
doktrin ahli hukum.

H. PERKEMBANGAN HUKUM BISNIS

Perkembangan Hukum Ekonomi ke Hukum Bisnis


1. Seminar on Indonesia Legal Development tanggal 1 Juli 1970
di New York (Sponsor Internasional Legal Center) : perlunya
peningkatan pengetahuan hukum ekonomi lagi.
2. 1979/1980 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi (Prof. Subekti,
SH)
3. 1980/1981 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi (Mr.
Nugroho/Drs. Sumantoro)
4. 1981-1985 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi (Dr. Sumantoro)
5. Di UL, Pusat Studi Hukum Dagang diganti Pusat Studi Hukum
dan Ekonomi (1977)-Ch. Hiwaman
6. Di Undip dibuka Pascasarjana Hukum Ekonomi Dan Teknologi
7. Di UNS terdapat Pusat Studi Hukum Bisnis dan secara tegas
FE UNS mengenalkan Hukum Bisnis sebagai mata kuliah.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hukum memiliki sifat yang tidak konstan, tidak tetap atau tidak
given. Suatu aturan hukum bisa jadi cocok dengan kelompok
masyarakat tertentu, namun bisa menjadi tidak sesuai dengan
kelompok masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena hukum
sebagai suatu aturan diturunkan dari norma-norma yang berkembang
di masyarakat, dimana masyarakat terus-menerus mengalami
perkembangan dan kepentingan antara kelompok masyarakat yang
satu belum tentu sama dengan kepentingan kelompok masyarakat
yang lain. Dengan kata lain hukum bukanlah sesuatu yang bebas
ruang dan waktu.

Munir Fuady mengatakan bahwa Hukum Bisnis merupakan suatu


perangkat atau kaidah hukum termasuk upaya penegakannya yang
mengatur mengenai tata cara pelaksanaan urusan atau aktivitas
dagang, industri, atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi
atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari
para enterpeneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan
motif untuk mendapatkan keuntungan.

B. SARAN
Menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini, jauh dari kata
sempurna, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
sangat membangun sangat ditunggu, agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik lagi, dan semoga apa yang dituliskan
di makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
hukum bisnis.

11
DAFTAR PUSTAKA

C.S.T. Kansil, 2002, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Balai Pustaka.

Dewa Gede Sudika Mangku, 2020, Pengantar Ilmu Hukum, Klaten: Lakeisha.

Muhamad Sadi Is, 2015, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana.

hukumku.com

www.jurnalhukum.com

https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-tujuan-hukum
https://libera.id/blogs/hukum-bisnis/

www.jamalwiwoho.com

12

Anda mungkin juga menyukai