Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL 2

PENGANTAR HUKUM BISNIS

A. Hukum sebagai Ilmu

Istilah lmu hukum terdiri dari dua kata, ilmu dan hukum. ilmu merupakan
akumulasi pengetahuan yang disistematiskan atau sering pula disebut bahwa ilmu
adalah kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan. 1 Hukum dalam bahasa Inggris
“Law”, Belanda “Recht”, Jerman “ Recht”, Italia “Dirito”, Perancis “Droit” bermakna
aturan.2 Terminology menurut black’s law dictionary hukum dalam arti umum adalah
keseluruhan peraturan bertindak atau berperilaku yang ditentukan oleh kekuasaan
pengendali, dan mempunyai kekuatan sah bersifat mengikat; atau hukum adalah apa
yang harus ditaati dan diikuti oleh warga negara dengan akibat sanksi atau konsekuensi
sah.3 Meskipun hukum telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, namun hukum sulit untuk didefinisikan dengan tepat dan seragam. Hal ini
dikarenakan sifat hukum yang abstrak dan cakupan dari hukum sangat luas meliputi
aspek kehidupan manusia yang beragam. Hal ini sebagaimana diuangkapkan oleh
Kisch :

“Karena hukum tidak dapat ditangkap panca indera maka merupakan hal yang
sulit untuk membuat definisi tentang hukum yang dapat memuaskan orang pada
umumnya”

Ilmu hukum mempunyai ciri-ciri sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan
terapan. Dalam preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan
dalam suatu hukum, baik buruk aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-
norma hukum. Sedangkan dalam ilmu terapan, ilmu hukum menetapkan suatu
prosedur, ketentuanketentuan, dan batasan-batasan dalam menegakan suatu aturan

1
Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010,
Hlm. 63
2
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013 Hlm.
19
3
Endrik Safudin, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Malang: Setara Press,2017, Hlm. 18
2

hukum. Sifat preskriptif ilmu hukum ini merupakan sesuatu yang substansial di dalam
ilmu hukum.4 Hukum telah didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut :

1. Van Kan
Hukum adalah segala peraturan yang mempunyai sifat memaksa, diadakan
untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang di dalam masyarakat.

2. E. Ultrecht
Hukum adalah segala peraturan yang berisi perintah dan larangan, diadakan
untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang di dalam masyarakat dan
mengatur tata tertib kehidupan di masyarakat yang harus dipatuhi oleh setiap
individu dalam masyarakat, karena pelanggaran akan pedoman hidup dapat
mendatangkan tindakan dari lembaga pemerintah.

3. Moctar Kusumaatmadja:
Hukum adalah Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur
kehidupan masyarakat, termasuk didalamnya lembaga dan proses Untuk
mewujudkan hukum itu kedalam kenyataan

B. Fungsi & Tujuan Hukum


Secara umum fungsi hukum dapat disimpulkan yaitu :5
1. Hukum sebagai sarana untuk mencapai ketertiban dan keteraturan
masyarakat. Hukum digunakan sebagai petunjuk bertingkah laku. Untuk
itu masyarakat harus menyadari adanya perintah dan larangan dalam
hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban masyarakat dapat
diwujudkan;
2. Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial baik secara
lahir maupun batin. Hukum memiliki sifat mengikat, memaksa dan dapat
dipaksakan oleh alat negara yang memiliki kewenangan untuk itu
sehingga membuat orang tunduk agar tidak melakukan pelanggaran
4
Yati Nurhayati, Buku Ajar Pengantar Ilmu Hukum, Bandung : Nusa Media, 2020, Hlm. 7.
5
Ibid, Hlm. 5.
3

karena ada ancaman hukumannya serta upaya pemulihan yang dapat


diterapkan kepada siapa pun. Dengan demikian keadilan akan tercapai;
3. Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan karena hukum
mempunyai daya mengikat dan memaksa sehingga dapat dimanfaatkan
otoritas untuk mengarahkan masyarakat kearah yang maju.

Sementara itu tujuan hukum Menurut Gustav Radbruch, brkaitan dengan


dengan 3 (tiga) nilai identitas hukum, yaitu sebagai berikut:

1) Kepastian hukum (rechtmatigheid);;


2) Kemanfaatan hukum (doelmatigheid );
3) Ketetiban hukum6;
4) Keadilan hukum (gerectigheit).

C. SIfat Hukum

Terdapat sifat hukum, antara lain:

1. Hukum Bersifat Mengatur

Hukum menjadikan semua peraturan baik peraturan berupa larangan ataupun


perintah yang akan mengatur semua perbuatan manusia dalam kehidupan di
masyarakat supaya tercipta ketertiban dan keamanan.

2. Hukum Bersifat Memaksa

Hukum mempunyai kemampuan dan kewenangan memaksa warga


masyarakat agar patuh terhadap setiap aturan. Nantinya ada sanksi tegas
bagi siapa saja yang melakukan pelanggan hukum.

3. Hukum Bersifat Melindungi

6
Lili Rasjidi menambahkan bahwa dalam hukum ketertiban diperlukan untuk bisa mambangun
masyarakat. Ketertiban ini bisa didapatka apabila terdapat peraturan hukum yang mengatur tindakan
masyarakat.
4

Hukum dibuat agar dapat menjadi pelindung hak setiap orang dan menjaga
keseimbangan antara berbagai kepentingan yang ada dalam kehidupan
bangsa dan negara.

D. Sistem Hukum di Indonesia

Sistem hukum secara nomenklatur terdapat dua system yang dikenal diseluruh
duia yaitu sistem hukum anglo-saxon dan system hukum eropa continental. Indonesia
sendiri menganut system hukum eroa continental, Karena karakteristiknya sesuai
dengan system hukum tersebut. Hal lain yang membuat ndonesia menganut system ini,
yaitu karena adnya faktor sejarah, dimana Indonesia dahulu sempat di jajah oleh
Belanda yang mana Belanda sendiri menerapkan system hukum eropa continental.
Berikut penjelasan mengenai kedua sistem hukum tersebut:

1. Sistem hukum anglo saxon ialah suatu sitem hukum yang didasarkan pada
yurispudensi, (keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi
dasar putusan hakim-hakim selanjutnya). Sistem Hukum Anglo Saxon cenderung
lebih mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan
dengan dinamika masyarakat, Sumber hukum dalam sistem hukum ini ialah
putusan hakim/pengadilan. Dalam sistem hukum ini peranan yang diberikan
kepada seorang hakim sangat luas;
2. Sistem hukum eropa kontinental merupakan suatu sistem hukum dengan ciri-ciri
adanya berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara
sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya.
Sistem yang dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental yang didasarkan atas
hukum Romawi disebut sebagai sistem Civil law. Sistem Civil Law mempunyai
tiga karakteristik, yaitu adanya kodifikasi, hakim tidak terikat kepada preseden
sehingga undang- undang menjadi sumber hukum yang terutama, dan sistem
peradilan bersifat inkuisitorial.Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal
dalam sistem hukum Civil Law berupa peraturan perundang- undangan,
kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi.
5

E. Jenis Hukum di Indonesia7

Hukum secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Hukum Publik dan Hukum
Privat. Hukum pidana merupakan hukum publik, artinya bahwa Hukum pidana
mengatur hubungan antara para individu dengan masyarakat serta hanya diterapkan
bilamana masyarakat itu benar-benar memerlukan. Van Hamel antara lain menyatakan
bahwa Hukum Pidana telah berkembang menjadi Hukum Publik, dimana
pelaksanaannya sepenuhnya berada di dalam tangan negara, dengan sedikit
pengecualian. Pengeualiannya adalah terhadap delik-delik aduan (klachtdelicht). Yang
memerlukan adanya suatu pengaduan (klacht) terlebih dahulu dari pihak yang dirugikan
agar negara dapat menerapkannya.

Maka Hukum Pidana pada saat sekarang melihat kepentingan khusus para
individu bukanlah masalah utama, dengan perkataan laintitik berat Hukum Pidana ialah
kepentingan umum/masyarakat. Hubungan antara si tersalah dengan korban bukanlah
hubungan antara yang dirugikan dengan yang merugikan sebagaimana dalam Hukum
Perdata, namun hubungan itu ialah antara orang yang bersalah dengan Pemerintah
yang bertugas menjamin kepentingan umum atau kepentingan masyarakat
sebagaimana ciri dari Hukum Publik.

1. Contoh Hukum Privat (Hukum Sipil)


a. Hukum sipil dalam arti luas (Hukum perdata dan hukum dagang)
b. Hukum sipil dalam arti sempit (Hukum perdata saja)
c. Dalam bahasa asing diartikan :
1) Hukum sipil : Privatatrecht atau Civilrecht
2) Hukum perdata : Burgerlijkerecht
3) Hukum dagang : Handelsrecht

2. Contoh hukum Hukum Publik

7
Susanto, Muhammad Dudi, et.al, Pengantar Hukum Bisnis, Banten : UNPAM Press, 2019, Hlm.
9-10.
6

a. Hukum Tata Negara Yaitu mengatur bentuk dan susunan suatu negara serta
hubungan kekuasaan anatara lat-alat perlengkapan negara satu sama lain
dan hubungan pemerintah pusat dengan daerah (pemda)
b. Hukum Administrasi Negara (Hukum Tata Usaha Negara), mengatur cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat perlengkapan
negara;
c. Hukum Pidana, mengatur perbuatan yang dilarang dan memberikan pidana
kepada siapa saja yang melanggar dan mengatur bagaimana cara
mengajukan perkara ke muka pengadilan (pidana dilmaksud disini termasuk
hukum acaranya juga).
d. Hukum Internasional (Perdata dan Publik)
1) Hukum perdata Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan
hukum antara warga negara suatu bangsa dengan warga negara dari
negara lain dalam hubungan internasional.
2) Hukum Publik Internasional, mengatur hubungan anatara negara yang
satu dengan negara yang lain dalam hubungan Internasional.

F. Pembagian Hukum8
1. Menurut sumbernya :
a. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundangan;
b. Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan
kebiasaan;
c. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu
dalam perjanjian Negara;
d. Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena putusan hakim;
e. Hukum doktrin, yaitu hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau
beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan
hukum.
2. Menurut bentuknya :

8
Ibid, Hlm. 10-12.
7

a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai


perundangan;
b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati
seperti suatu peraturan perundangan.
3. Menurut tempat berlakunya :
a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara.
b. Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum
dalam dunia internasional.
4. Menurut waktu berlakunya :
a. Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang
akan datang.
c. Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
5. Menurut cara mempertahankannya :
a. Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan
larangan.
b. Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
tentang bagaimana cara melaksanakan hukum material
6. Menurut sifatnya :
a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun
mempunyai paksaan mutlak.
b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.
7. Menurut wujudnya :
a. Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.
b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan
berlaku pada orang tertentu atau lebih. Disebut juga hak.
8

8. Menurut isinya :
a. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang
satu dengan yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan
perseorangan.
b. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara
dengan alat kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan
warganegara.

G. Hukum, Ekonomi dan Bisnis

Manusia memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh dirinya sendiri dan
dilihat sebagi peluang bisnis oleh pelaku usaha. Pelaku usaha menjalankan bisnis
sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu mendpaatkan keutungan yang maksimal dengan
modal seminimal mungkin. Dalam setiap kegiatannya pelaku bisnis terbagi menjadi dua
kriteria yaitu:

1. Pelaku usaha bisnis yang mempetahankan kualitas produk; dan


2. Pelaku usaha bisnis yang melakukan perbuatan melawan hukum 9

Pelaku usaha bisnis yang melakukan perbuatan melawan hukum tertentu yang
menibulkan kerugian kepada berbagai pihak baik pihak konsumen, maupun pihak
pelaku usaha bisnis lainnya. Kerugian yang ditimbulkan dapat berupa :

1. Kerugian materiil yang meliputi:


a. Kosten;
b. Schaden;
c. Interressen10
2. Kerugian imaterill

9
Perbuatan Melawan Hukum adalah Segala perbuatan yang menimbulkan kerugian yang
membuat korbannya dapat melakukan tuntutan terhadap orang yang melakukan perbuatan tersebut. 
10
Dalam perspektif hukum merujuk kepada pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
kerugian memungkinkan menuntut penggantian kerugian yang berupa kosten, schaden, dan Interessen;
Menurut Subekti kosten merupakan biaya yang sungguh-sungguh dikeluarkan, schaden merupakan
kerugian yang diderita dan Interessen merupakan keuntungan yang diharapkan.
9

Keadaan yang demikian membuat iklim bisnis menjadi tidak kondusif, oleh
karenanya Dibutuhkan suatu Instrumen untuk menjaga Iklim bisnis tetap kondusif &
tumbuh secara berkelanjutan. Instrumen tersebut secara ideal merujuk kepada
“Hukum”. Hukum dan ekonomi merupakan penopang dari pembangunan sehingga
keduanya harus bisa serasi dan disejajarkan demi kepentingan rakyat. Maka itu arah
kebijakan hukum politik ekonomi harus merupakan sesuatu yang mempunyai nilai guna
agar tujuan hukum dapat dicapai. Karena hukum dibentuk dan dibangun untuk
mengatur bagaimana hukum tersebut dapat mengatur prilaku bisnis yang dilakukan
oleh investor agar kegiatan ekonomi yang mereka buat mendapat perlindungan oleh
hukum, untuk menjamin terdapatnya perlindungan hukum maka dibentuklah sebuah
kaedah hukum dalam bidang investasi dalam bentuk perundang-undangan, doktrin,
yurisprudensi, traktat, dan kesepakatan-kesepakatan lainnya untuk menentukan arah
kebijakan hukum politik ekonomi.

Selain itu hukum sangat penting dalam dunia ekonomi/ bisnis sebagai alat
pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu ekonomi/ binis tidak akan berarti kalau
kemajuan tidak berdampak pada kesejahtraan dan keadilan yang dinikmati secara
merata oleh rakyat. Negara harus menjamin semua itu agar tidak ada pengusaha kuat
yang menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin
miskin, sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Disinilah peran hukum membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat hukum yang
mengatur bidang bisnis tersebut (Hukum Bisnis).  Dengan telah dibuatnya hukum bisnis
tersebut (Peraturan perundang-undangan) imbasnya adalah hukum bisnis tersebut
harus diketahui/ dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan
koridor hukum dan tidak mempraktikan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas
(Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat). Bagaimanapun juga adanya
pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai bentuk
kerjaasama bisnis. Kerjasama yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada
bidang bisnis apa yang sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu
saja melahirkan masalah serta tantangan baru karena hukum harus siap untuk dapat
mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul.
10

Karena hukum memiliki sifat mengatur dan memaksa kepada semua elemen
baik masyarakat (meliputi pelaku usaha bisnis), maupun Pemerintah (dalam hal ini
hukum juga mengatur aspek ekonomi dan aspek bisnis), sehingga dalam nomenklatur
juga dikenal adanya hukum ekonomi dan hukum bisnis. Hukum ekonomi cakupannya
sangat luas, meliputi segala hal yang berkaitan dengan ekonomi. Hukum Ekonomi juga
melingkupi Hukum Bisnis dan juga Hukum Dagang. Hukum Bisnis mencakup segala hal
yang berkaitan dengan bisnis; bentuk-bentuk yang modern termasuk didalamnya
perdagangan atau jual beli.

H. Hukum Bisnis dalam Islam

Secara terminologi hukum bisnis Islam terdiri dari tiga kata yaitu; hukum, bisnis
dan Islam. Ketiga kata ini tersusun menjadi satu sehingga menjadi istilah yaitu Hukum
Bisnis Islam yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan bisnis secara Islam. Hukum
bisnis islam adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
hukum yang berkaitan dengan praktik bisnis secara islam guna meningkatkan
kesejahtaraan dan kemaslahatan umat manusia.

I. Prinsip-prinsip Hukum bisnis Islam

Para ahli hukum bisnis islam, menurut Muhammad, memiliki 5 prinsip atau
pondasi yaitu 1. Ketuhanan, 2. Keadilan, 3. Kenabian, 4. Pemerintagan dan hasil.

J. Sumber Hukum Bisnis Islam

Hukum Bisnis Islam sebagai satu disiplin ilmu hukum didasarkan kepada sumber
hukum yang ada di dalam Islam dan peraturan perudang-undangan yang memiliki
dimensi syariah Islam. Secara umum sumber dari Hukum Bisnis Islam adalah seluruh
syariat Islam yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu terdapat pula dalil
hukum yang merupakan metode ijtihad seperti qiyas, ijma’, mashlahah, istishab, syar’u
man qablana, qaul ash-Shahabah dan ‘Urf. Sedangkan sumber hukum bisnis Islam
dalam legal formal adalah undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri,
11

Peraturan Bank Indonesia, Peraturan OJK, fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) serta peraturan lembaga resmi pemerintah lainnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Endrik Safudin, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Malang: Setara Press,2017.


Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2010.
Susanto, Muhammad Dudi, et.al, Pengantar Hukum Bisnis, Banten : UNPAM Press,
2019.
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2013.
Yati Nurhayati, Buku Ajar Pengantar Ilmu Hukum, Bandung : Nusa Media, 2020.

Anda mungkin juga menyukai