Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


     Perlindungan dan Penegakan hukum adalah hal yang sangat penting untuk
dilaksanakan di Negara kita . Hal tersebut dikarenakan Negara kita adalah Negara
hukum . Selain itu , perlindungan dan penegakan hukum merupakan factor utama untuk
mewujudkan keadilan dan perdamaian.
     Konsekuensi dari diterapkannya Indonesia sebagai Negara hukum adalah bahwa
dalam segala kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan kepada hukum . Untuk menjaga
dan mengawasi hukum berjalan dengan efektif maka dibentuklan lembaga peradilan
sebagai sarana bagi masyarakat untuk mencari keadilan dan mendapatkan perlakuan
yang semestinya di depan hukum .

B.     RUMUSAN MASALAH


1) Apakah Hakikat Hukum?
2) Apakah Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum dalam Masyarakat ?
3) Bagaimanakah Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia dalam Menjamin
Keadilan dan Kedamaian ?

C.    TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Hakikat Hukum.
2) Untuk Mengetahui Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum dalam Masyarakat.
3) Untuk Mengetahui Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia dalam Menjamin
Keadilan dan Kedamaian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT HUKUM
1. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang paling
mulia dan memiliki derajat yang tertinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Sebagai makhluk tertinggi manusia diberi akal, rasa, dan kehendak sehingga dapat
hidup yang layak, bermartabat, dan berbeda dengan manusia lainnya.
Akibat kelebihan tersebut manusia ditakdirkan sebagai makhluk individu,
makhluk sosial, dan makhluk politik. Sebagai makhluk individu manusia selalu
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan berusaha untuk memperoleh kehidupan
yang sejahtera, sebaw i makhluk sosial manusia selalu hidup bersama-sama orang
lain dalam masyarakat, sebagai makhluk politik manusia hidup berbangsa dan
bernegara.
Aristoteles menjelaskan bahwa, manusia itu adalah Zoon Politikon, yang
dijelaskan lebih lanjut oleh Hans Kelsen "man is a social and political being" artinya
manusia itu adalah makhluk sosial yang dikodratkan hidup dalam kebersamaan
dengan sesamanya dalam masyarakat, dan makhluk yang terbawa oleh kodrat
sebagai makhluk sosial itu selalu berorganisasi. Dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara diperlukan norma yang bersifat memaksa cengan tegas
yaitu norma hukum.
2. Perlunya Norma Hukum
Beberapa alasan perlunya dibuat norma hukum sebagai berikut.
a. Tidak semua orang menaati dan patuh pada norma kesopanan, kesusilaan atau
agama, dan lain-lain (selain norma hukum).
b. Masih banyak kepentingan manusia yang tidak dijamin oleh norma-norma agama,
kesopanan, kesusilaan, dan lain-lain (selain norma hukum).
c. Masih adanya kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan norma seperti
norma agama, kesopanan, kesusilaan, dan lain-lain (selain norma hukum)
padahal masih memerlukan perlindungan. Misalnya pemberian surat keterangan
dad majikan kepada buruh yang diberhentikan karena mencuri, yaitu dengan
tidak menyebutkan alasan sebenarnya mengapa ia diberhentikan. Hal ini
dikarenakan untuk menjaga agar ia dalam mencari pekerjaan yang baru tidak
mengalami kesulitan.
3. Pengertian Hukum dan Negara Hukum
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan-
larangan) yang mengatur tata tertib dalam masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk hidup tersebut
dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa.
Beberapa pendapat dari para ahli hukum tentang pengert an hukum:
a. Grotius, dalam "De Jure Belli ac Facis tahun 1625" "Hukum adalah peraturan
tentang moral yang menjamin keadilan".
b. Utrecht dalam bukunya yang berjudul "PENGANTAR DALAM HUKUM
INDONESIA", "Hukum adalah himpunan-himpunan peraturan-peraturan
(perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu".
c. Van Vollenhoven, dalam "Het Adatrecht van Nederlandsch India". Hukum
adalah suatu gejala dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti-hentinya
dengan gejala-gejala lainnya.
d. Van Apeldoorn bahwa "definisi tentang hukum adalah sangat sulit untuk dibuat
karena tidak mungkin untuk mengadakannya sesuai kenyataan". Akan tetapi,
meskipun sulit merumuskan definisi yang baku mengenai hukum, di dalam
hukurn terdapat beberapa unsur, di antaranya:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.

2
2. Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Sanksi hukum bermacam-macam. Menurut pasal 10 KUHP, sanksi hukum
berupa sanksi pokok dan sanksi tambahan. Sanksi pokok terdiri atas hukuman mati,
penjara dan kurungan, serta denda. Sanksi tambahan terdiri atas pencabutan hak-hak
tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan pengumuman keputusan hakim.
Suatu negara dapat disebut negara hukum apabila memenuhi syarat-syarat antara
lain:
a. Memiliki undang-undang dan peraturan yang digunakan untuk mengatur hak dan
kewajiban warga negaranya.
b. Memiliki alat-alat negara, seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.
c. Harus ada bantuan rakyat terhadap alat-alat negara.
d. Ada pembagian kekuasaan dalam negara.
e. Diakuinya Hak Asasi Manusia yang dituangkan di dalam konstitusi dan
peraturan perundang-undangan.
f. Ada dasar hukum bagi kekuasaan pemerintahan (asas legalitas).
g. Ada peradilan yang bebas dan merdeka, serta tidak memihak.
h. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
i. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
j. Ada kewajiban pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ketentuan bahwa Indonesia negara hukum:
a. UUD 1945 pasal 1 ayat 3 (hasil amandemen) menyebutkan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum.
b. UUD 1945 pasal 27 ayat 1: segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
c. Indonesia adalah negara hukum yang memenuhi ciri-ciri negara hukum yaitu:
1). diakuinya Hak Asasi Manusia;
2). adanya asas legalitas (semua tindakan berdasar peraturan/hukum yang
berlaku);
3). adanya suatu peradilan yang bebas dan tidak memihak.
4. Tujuan Hukum
Secara umum tujuan hukum dirumuskan sebagai berikut.
a. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan adil.
b. Untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan itu tidak dapat
diganggu.
c. Untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan manusia.
Tujuan pokok dari hukum adalah terciptanya ketertiban dalam masyarakat.
Ketertiban adalah tujuan pokok dari hukum. Ketertiban merupakan syarat pokok
(fundamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia di manapun juga. Dengan
demikiari, tujuan hukum adalah terpelihara dan terjaminnya kepastian dan
ketertiban.
Tujuan hukum menurut pendapat beberapa ahli antara lain:
a. Menurut Utrecht, yaitu bertugas menjamin adanya kep astian hukum.
b. Menurut Mohtar Kusuma Atmadja, tujuan hukum adalah terpelihara dan
terjaminnya keteraturan (kepastian) dan ketertiban.
c. L.J. van Apeldroom, hukum bertujuan untuk mengatt. r tata pergaulan hidup
manusia secara damai dan adil.
d. J. van Kan, hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan tiap-tiap manusia
supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.

3
5. Unsur-unsur Hukum, Ciri-ciri Hukum, dan Sifat-sifat Hukum
a. Unsur-unsur hukum
1) Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2) Peraturan itu dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3) Peraturan itu bersifat memaksa.
4) Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut a ialah tegas.
b. Ciri-ciri hukum
1) Adanya perintah dan larangan.
2) Perintah dan atau larangan itu harus ditaati setiap Nang.
c. Sifat-sifat hukum
Sebuah peraturan dikatakan sebagai hukum jika memiliki sifat-sifat sebagai
berikut.
1) Mengatur, hukum memiliki sifat mengatur agar tercip to masyarakat yang
aman, tertib, damai, dan adil. Hukum memuat peraturan-peraturan berupa
perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia.
2) Memaksa, artinya adanya paksaan dari pihak luar yang berupa hukuman
dari penguasa yang bertugas mempertahankan, membina tata tertib
masyarakat dengan perantara alat-alat negara. Pelanggaran terhadap
hukum akan mendapat sanksi yang tegas.

6. Macam-macam Hukum
a. Menurut tempat/ruang berlakunya
Menurut tempat/ruang berlakunya, hukum dibagi menjadi 5 (lima), yaitu:
1) Hukum nasional, yaitu hukum yang dimiliki negara Fang mengikat seluruh
warga negara di wilayah yang bersangkutan.
2) Hukum internasional, yaitu hukum yang diakui olel- negara-negara di dunia
sebagai hasil dari hubungan antarnegara.
3) Hukum asing, yaitu hukum suatu negara asing yang berlaku di negara lain.
4) Hukum lokal, yaitu hukum yang berlaku di suatu daerah atau wilayah
tertentu.
5) Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja
untuk para anggota-anggotanya.
b. Menurut sumbernya
Menurut sumbernya hukum digolongkan menjadi: hukum undang-undang,
hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi, hukum ilmu pengetahuan, dan hukum
traktat.
1) Hukum undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan. Hukum undang-undang adalah hukum yang terdapat
dalam naskah tertulis. Contoh: UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
2) Hukum kebiasaan adalah hukum yang dijumpai dalam suatu ketentuan-
ketentuan kebiasaan atau adat-istiadat yang diyakini dan ditaati oleh anggota
dan para penguasa masyarakat. Hukum ini tidak tertulis. Contoh: peraturan
subak dan desa di Bali.
3) Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
Contoh: Yurisprudensi listrik.
4) Hukum. Ilmu Pengetahuan, yaitu hukum yang pada dasarnya merupakan
ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan-pandangan para ahli hukum
terkenal dan mempunyai pengaruh yang besar.
5) Hukum traktat, yaitu hukum yang diadakan oleh negara-negara berdasarkan
perjanjian. Contoh: Deklarasi Bangkok.
c. Menurut bentuknya
Menurut bentuknya, hukum dibagi menjadi hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis.
1) Hukum tertulis, yang dibedakan atas 2 (dua) macam hukum berikut.

4
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara
lengkap, sistematis, teratur dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi
peraturan pelaksanaan. Misalnya, KUH Pidana, KUH Perdata, dan KUH
Dagang.
b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang meskipun
tertulis, tetapi tidak disusun terpisah (tersendiri) sehingga sexing masih
memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan. Misalnya, undang-
undang, peraturan, dan keputusan presiden.
2) Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh
warga masyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur forma'
tetapi lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat itu sendiri.
d. Menurut isinya
Hukum menurut isinya digolongkan ke dalam hukum publik (hukum negara)
dan hukum privat (hukum sipil).
1) Hukum Publik (hukum negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan-
hubungan hukum antara orang-orang dan negara. Adapun yang tergolong
dalam hukum publik adalah:
a) Hukum Tata Negara
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk dan
susunan pemerintahan suatu negara serta hubungan kekuasaan antara
alat-alat negara (pemerintah pusat) dengan bagian-bagian negara (daerah-
daerah swatantra). Contohnya: UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
b) HukumAdministrasi Negara
HukumAdministrasi Negara adalah hukum yang mengatur cara-cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat
perlengkapan negara. Contoh: UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Republik Indonesia.
c) Hukum Pidana
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur Derbuatan-perbuatan
apa yang dilarang dan memberikan pidana (hukuman) kepada siapa saja
yang melanggarnya. Hukum pidana diatur dalam Kitab Undang-Undang
Pidana (KUHP). Hukum pidana dapat dibedakan menjadi hukum pidana
umum dan hukum pidana khusus.
d) Hukum Internasional
Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang mengatur
hubungan antara negara yang satu dengan negara lain. Hukum I
iternasional terdiri dari hukum publik internasional dan hukum perdata
internasional.
2) Hukum Sipil (Privat)
Hukum sipil adalah hukum yang mengatur hubu igan-hubungan antara orang
yang satu dengan orang lain, dengan menitikberatkan pada kepentingan
perseorangan. Hukum sipil meliputi hukum perdata dan hukum dagang.
a) Hukum perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang yang satu aengan orang lainnya. Titik beret hukum perdata
pada kepentingan perorangan.
b) Hukum dagang, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara
orang yang satu dengan orang lain dalam dunia perdagangan
(perniagaan).
e. Menurut waktu berlakunya
1) lus constitutum (hukum positif) yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
2) lus constituendum yaitu hukum yang diharapkan berlaku waktu yang akan
datang.

5
3) Hukum asasi (hukum alam) yaitu hukum yang berlaku di mana-mana dalam
segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
f. Menurut cara mempertahankan (fungsi)
Menurut cara mempertahankan (fungsi), hukum dibagi menjadi hukum materiil
dan hukum formil (hukum proses/acara).
1) Hukum materiil yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
hubungan dan kepentingan yang berwujud perintah dan larangan. Yang
termasuk hukum materiil adalah hukumpi ana dan hukum perdata.
2) Huku formal hukum proses/acara) yaitu hukum yang memuat peraturan yang
mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hukum
materiil. Adapun yang termasuk hukum formil adalah hukum Acara Pidana
dan Hukum Acara Perdata.
g. Menurut sifatnya (sanksinya)
1) Hukum yang memaksa yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak.
2) Hukum yang mengatur yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian.
h. Menurut wujudnya
1) Hukum objektif, yaitu hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan
tidak mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut
peraturan hukum saja yang mengatur hubungan hukum antara due orang atau
lebih.
2) Hukum subjektit, yaitu hukum yang timbul dart hukum objektif yang berlaku
terhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga HAK.

B.    HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM


MASYARAKAT
     Perlindungan hukum adalah segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya
kepastian hukum sebagai segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada warganya
agar hak-haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang
melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Contoh
perlindungan hukum adalah perlindungan hukum terhadap konsumen.
     Sedangkan Penegakan hukum adalah proses dilaksanakannya upaya untuk
memfungsikan norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
bermasyarakat dan bernegara. Contoh penegakan hukum sangat banyak disekitar kita,
misalnya penangkapan pengedar narkotika dan sebagainya.
1.      Konsep Perlindungan dan penegakan Hukum
     Menurut Andi Hamzah , Perlindungan Hukum dimaknai sebagai daya upaya
yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah dan swasta
yang bertujuan mengusahakan pengamanan , penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan
hidup sesuai dengan hak – hak asasi yang ada . Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi
hukum itu sendiri , yaitu untuk melindungi kepentingan manusia . Dengan kata lain ,
hukum memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam
kepentingannya , dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain .
     Simanjuntak mengartikan peerlindungan hukum sebagai segala upaya
pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum serta member perlindungan
kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga Negara tidak dilanggar , dan
bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku .
Dengan demikian , suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan
hukum apabila mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a.       Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya
b.      Jaminan kepastian hukum
c.       Berkaitan dengan hak- hak warga Negara

6
d.      Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya .
     Pada hakikatnya , setiap orang berhak mendapatkan perlindungan daro hukum .
Oleh karena itu , terdapat banyak macam perlindungan hukum . Dari sekian banyak
jenis dan macam perlindungan hukum , terdapat beberapa diantaranya yang
cukup popular dan telah akrab di telinga , seperti perlindungan hukum terhadap
konsumen , Perlindungan Hukum terhadap konsumen diatur dalam Undang-Undang RI
nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen . UU ini mengatur segala hal
yang menjadi hak dan kewajiban antara produsen dan konsumen .
     Perlindungan hukum di Indonesia diberikan juga kepada hak atas kekayaan
intelektual (HaKI).  Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi ,
hak cipta dan hak atas kekayaan industri . Pengaturan mengenai hak atas kekayaan
intelektual tersebut telah dituangkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan ,
seperti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta , Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek , Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2016
tentang Paten , Undang 0 Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman , dan sebagainya .
     Perlindungan hukum  juga diberikan kepada tersangka sebagai pihak yang diduga
telah melakukan pelanggaran hukum . Perlindungan hukum terhadap tersangka
diberikan berkaitan dengan hak-hak tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan
prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan 
     Hukum dapar secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan
manusia , apabila ditegakkan . Dengan kata lain , perlindungan hukum dapat
terwujud apabila proses penegakan hukum dilaksanakan . Proses penegakan hukum
merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum sebagai pedoman dalam setiap
perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum . Dengan kata lain ,
penegakan hukum merupakan upaya melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum
dalam berbagai macam bidang kehidupan .
     Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum .
Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya
dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum . Misalnya ,
Perlindungan hukum konsumen akan terwujud apabila undang-undang perlindungan
konsumen dilaksanakan , hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga akan terlindungi
apabila ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan . begitu pula dengan kehidupan
di sekolah , keluarga , dan masyarakat akan tertib , aman dan tentram apabila norma-
norma berlaku di lingkungan tersebut dilaksanakan .
2.      Pentingnya Perlindungan dan penegakan Hukum
     Sebagai Negara hukum , Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan
penegakan hukum . Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam
ketidakadilan , ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum lainnya . Selain itu , Negara
mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh warga negaranya untuk melaksanakan
semua  ketentuan-ketentuan yang berlaku .
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat
mewujudkan hal – hal berikut ini :
a.      Tegaknya supremasi hukum
    Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam
mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan . Dengan kata lain ,
semua tindakan warga Negara maupun pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum
yang berlaku . Tegaknya supremasi hukum ridak akan terwujud apabila aturan – aturan
yang berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum .
b.      Tegaknya Keadailan
     Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga Negara .
Setiap warga Negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya
merupakan wujud dari keadilan tersebut . Hal itu dapat terwujud apabila aturan – aturan
ditegakkan .

7
c.       Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
     Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang .
Perdamaian akan terwujud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang
kehidupan . Hal itu akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan .
     Keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidaklah semata-mata
menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, akan tetapi menurut Soerjono
Soekanto (dalam bukunya yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum, 2002) sangat tergantung pula dari beberapa faktor, antara
lain:
a.      Hukumnya.
    Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan ideologi negara, dan undang-undang dibuat haruslah menurut
ketentuan yang mengatur kewenangan pembuatan undangundang sebagaimana
diatur dalam Konstitusi negara, serta undang-undang dibuat haruslah sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di mana undang-undang tersebut
diberlakukan.
b.      Penegak hukum,
     yakni pihakpihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan hukum.
Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan
peranannya masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Dalam menjalankan tugas tersebut dilakukan dengan mengutamakan
keadilan dan profesionalisme, sehingga menjadi panutan masyarakat serta
dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota masyarakat.
c.       Masyarakat,
     yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Maksudnya warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang
berlaku, serta menaati hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran akan penting
dan perlunya hukum bagi kehidupan masyarakat.
d.      Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
     Sarana atau fasilitas`tersebut mencakup tenaga manusia yang terdidik dan
terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup,
dan sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai merupakan suatu
keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.
e.       Kebudayaan,
     yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di
dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang
mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi
abstrak mengenai apa yang dianggap baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap
buruk sehingga dihindari.

C.    PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DI INDONESIA DALAM MENJAMIN


KEADILAN DAN KEDAMAIAN

1.      Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)


     Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disebut POLRI merupakan
lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu,
dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan penanganan
tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik
utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan
keamanan dalam negeri.

8
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
RI.

Fungsi kepolisian merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang


pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 2).
Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta
terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia
(Pasal 4).

Fungsi dan tujuan kepolisian semacam itu kemudian dijabarkan lebih lanjut
dalam tugas pokok kepolisian yang meliputi:
1.      memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2.      menegakkan hukum; dan
3.      memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 13).

Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Pasal 14 menyatakan,


kepolisian bertugas untuk:
1.      melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan
masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
2.      menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas di jalan;
3.      membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-
undangan;
4.      turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
5.      memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
6.      melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus,
penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
7.      melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan
hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
8.      menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik
dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
9.      melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari
gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
10.  melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh
instansi dan/atau pihak yang berwenang;
11.  memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup
tugas kepolisian;
12.  melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugasnya, sesuai  yang tercantum dalam Pasal 16 UU RI No.


2 Thn.2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia diberikan wewenang
diantaranya:
1.      Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
2.      Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan;
3.      Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
4.      Menyuruh berhenti orang yang dianggap dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri;
5.      Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
6.      Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

9
7.      Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
8.      Mengadakan penghentian penyidikan;
9.      Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
10.  Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang
ditempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaaan mendesak atau mendadak untuk
mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
11.  Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil
serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada
penuntut umum;
12.  Mengadakan tindakan lain menurut hukum  yang bertanggung jawab , yaitu
tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai
berikut:
a)      Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b)      Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;
c)      Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan dalam jabatannya;
d)     Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa;
e)      Menghormati hak asasi manusia.

2.      Peran Kejaksaan Republik Indonesia


     Kejaksaan RI adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan Jaksa untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang – undang dengan permintaan supaya diperiksa
dan diputus oleh Hakim di sidang Pengadilan. Pelaku pelanggaran pidana yang dituntut
adalah yang benar bersalah dan telah memenuhi unsur – unsur tindak pidana yang
disangsikan dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan didukung oleh minimal
dua (2) orang saksi.
     Keberadaan Kejaksaan RI diatur dalam UU RI No. 16 Thn. 2004. Berdasarkan
undang – undang tersebut, kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum
dituntut untuk lebih berperan dalammenegakan supremasi hukum, perlindungan
kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
     Sebagai lembaga negara yang melaksanakan  kekuasaan negara dibidang penuntutan
harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.
Adapun yang menjadi fungsi, tugas dan wewenang dari kejaksaan, yaitu sebagai
berikut:
a.      Fungsi dari kejaksaan yaitu:
1)      Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan
dan pembinaan serta pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;
2)      penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan
manajemen, administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik
negara menjadi tanggung jawabnya;
3)      pelaksanaan  penegakan  hukum baik  preventif  maupun yang berintikan keadilan di
bidang pidana;.
4)      pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban    dan
ketentraman         umum, pemberian    bantuan,     pertimbangan,     pelayanan     dan
penegaakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta  tindakan hukum dan
tugas lain, untuk menjamin kepastian hukum,      kewibawaanm pemerintah    dan
penyelamatan   kekayaan  negara,   berdasarkan   peraturan perundang-undangan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;
5)      penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa
atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri

10
sendiri atau disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau
dirinya sendiri;
6)      pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan
perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat; 

     Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di
dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung .

b.      Tugas dan Wewenang Kejaksaan yaitu:


1)      Di bidang pidana :
a)      Melakukan penuntutan;
b)      Melaksanakan ketetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c)      Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d)     Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang – undnag;
e)      Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.

2)      Di bidang perdata dan tata usaha negara :


                        Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun diluar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

3)      Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut melaksanakan
kegiatan :
a)      Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b)      Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c)      Pengawasan peredaran barang cetakan;
d)     Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
e)      Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f)       Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

Untuk mengefektifkan peranannya lembaga kejaksaan di Indonesia memiliki tiga


tingkatan yaitu :
1.      Kejaksaan Agung di tingkat pusat yang dipimpin oleh Jaksa Agung
2.      Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi yang dippimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kajati)
3.      Kejaksaan Negeri di tingkat kabupaten/kota yang dipimpin oleh seorang kepala
kejaksaan (Kajari).

3.      Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman


     Keberadaan lembaga kehakiman di Indonesia diatur dalam UU RI No. 48 Thn.
2009 tetang kekuasaan kehakiman, yang merupakan penyempurnaan dari UU RI
No. 4 Thn. 2004. Berdasarkan UU tersebut kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh :
a)      Mahkamah Agung,
b)      Badan peradilan yang berada dibawah mahkamah agung yang meliputi; badan
peradilan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata
usaha negara.
Mahkamah Konstitusi

11
     Lembaga – lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan, dan dibersihkan
dari setiap intervensi baik dari lembaga legislatif, eksekutif, maupun lembaga lainnya.
Kekuasaan kehakiman lembaga – lembaga tersebut dilaksanakan oleh Hakim.

     Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang –
undang untuk mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk
menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur
dan tidak memihak disebuah sidang pengadilan berdasarkan ketentuan perundang –
undangan. Hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan – kekuasaan lain dalam
memutusjkan perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam
memutuskan perkara, maka keputusan hakim cenderung tidak adil, yang pada akhirnya
akan meresaahkan masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan hilang.

     Menurut ketentuan UU RI No. 48 Thn. 2009 tentang kehakiman, hakim


berdasarkan jenis lembaga peradilannya diklasifikasikan menjadi:
a)      Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut Hakim Agung.
b)      Hakim pada badan peradilan di bawah MA yaitu dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan hakim pada peradilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan
tersebut.
c)      Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut Hakim Konstitusi.

     Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984).
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2
Tahun 1986).
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang
hukum kepada instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2
Tahun 1986). Selain menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan
kewenangan lain oleh atau berdasarkan Undang-Undang.
Setiap hakim melaksanakaan proses peradilan dilaksanakan disebuah tempat
yang dinamakan pengadilan. Peradilan menunjukan pada proses berjalannya
mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan. Sedangkan
pengadilan menunjukan tempat untuk mengadili perkara/tempat melaksanakan proses
peradilan guna mengakan hukum.

Adapun Kewenangan nya adalah sebagai berikut :


a)      Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
perkara pidana dan perdata di tingkat pertama;
b)      Pengadilan Negeri dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat
tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta;
c)      Selain tugas dan kewenangan tersebut diatas, Pengadilan Negeri dapat diserahi
tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.

4.      Peran Advokat dalam Penegakan Hukum


     Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa untuk
memberi bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang
memerlukannya., baik berupa nasihat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik
didalam maupun diluar pengadilan dengan jalan mewakili, mendampingi, membela dan
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingann hukum para pengguna jasanya.
Melalui jasa hukum yang diberikan , advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya
keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan , termasuk
usaha memberdayakan masyarakat dalan menyadari hak – hak fundamental mereka di
depan hukum.

12
Keberadaan advokat sebagai salah satu lembaga penegak hukum diaatur dalam
UU RI No. 18 Thn. 2003 tentang Advokat. Melalui UU ini , Setiap orang yang
memenuhi syarat dapat menjadi seorang advokat.
Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam pasal 3 UU
RI NO. 18 Thn. 2003, yaitu :
a.       Warga negara RI;
b.      Bertempat tinggal di Indonesia;
c.       Tidak berstatus sebagai pejabat negara atau pegawai negeri;
d.      Berusia sekurang – kurangnya 25 tahun
e.       Berijazah sarjana dengan latar belakang pendidikan tinggi hukum;
f.       Lulus ujian yang diadakan Organisasi Advokat;
g.      Magang sekurang – kurangnya 2 tahun berturut – turut pada kantor advokat;
h.      Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 tahun atau lebih;
i.        Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyhai integritas yang
tinggi.

     Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan


gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera
disidangkan atau diputuskan perkaranya dan sebagainya. Disamping itu advokat/
pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari kebenaran dan tidak boleh
memutar balikan peristiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya menang dan bebas.
Oleh karena itu , sesuai Undang – Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 , seorang
advokat mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi undang – undang .
Adapun hak dan kewajiban advokat/pengacara, yaitu:
         Hak advokat/pengacara :
a.       Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada
kode etik profesi dan peraturang perundang – undangan.
b.      Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang – undangan.
c.       Advokat tidak dapat dituntut dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien
dalam sidang pengadilan.
d.       Advokat berhak mendapatkan informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingna tersebut yang
diperlukan untuk pembelaan  kepentingan kliennya sesuai dengan peratuan perundang –
undangan.
e.       Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan
atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaaan dan perlindungan
terhadap penyadapan atas komunilkasi elektronik advokat.
f.       Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh
yang berwenang dan/atau masyarakat.

         Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat diantaranya adalah sebagai
berikut :
a.       Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuanterhadap
klien berdasarkan jenis kelamin, agama. Polituk, keturunan, ras, atau latar belakang
sosial. Dan budaya.
b.      Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya
karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang – udang.
c.       Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas
dan martabat profesinya.

13
d.      Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaaan
dalam menjalankan tugas profesinya.
e.       Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakantugas profesi advokat selama
memangku jabatan.

5.      Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


     Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi yang
dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tujuan dibentuknya KPK
adalah untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, KPK mempunyai tugas sebagai berikut.
a.       Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
b.      Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
c.       Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
d.      Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
e.       Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Selain memiliki tugas tersebut, komisi ini memiliki beberapa wewenang sebagai
berikut.
a.       Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.
b.      Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
c.       Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi terkait.
d.      Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindakan korupsi.
e.       Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.
 Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya itu, KPK perpedoman pada asas
sebagai berikut.
1)      Kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
menjalankan tugas dan wewenang KPK.
2)      Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja KPK
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3)      Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
kegiatan KPK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4)      Kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
5)      Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban KPK.

14
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
         Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang
berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai
sebagai daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga
pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan
pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada.
         Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan
seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku.
Dengan kata lain, pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-
kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya
kasus pembunuhan merupakan pengingkaran terhadap kewajiban untuk
menghormati hak hidup orang lain.
         Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum .
Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya
dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum .
         Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat
mewujudkan hal – hal berikut ini :
a.       Tegaknya supremasi hukum
b.      Tegaknya Keadailan
c.       Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, 2002) sangat
tergantung pula dari beberapa faktor, antara lain:
a.      Hukumnya.
b.      Penegak hukum
c.       Masyarakat,
d.      Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
e.       Kebudayaan,
        Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia , diantaranya
:
1.      Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945
2.      Pasal 28 D ayat (1) UUD RI 1945
3.      Pasal 30 ayat (4) UUD RI 1945 
       Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian
1.      Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
2.      Peran Kejaksaan Republik Indonesia
3.      Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
4.      Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
5.      Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

B.     SARAN
     Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan sebelumnya,
pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penulis berharap dari adanya tugas ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi
para pembaca terutama siswa sebagai generasi mudah.
2. Penulis berharap agar siswa lebih mudah memahami perlindungan dan penegakkan
hukum.
3. Penulis menyadari bahwa masih banyak siswa yang belum memahami tentang
perlindungan dan penegakkan hukum maka dalam hal ini perlu mendapatkan
perhatian dari para guru terutama para ahli hukum. 

15
DAFTAR PUSTAKA

Halimi Muhammad, Sundawa Dadang, Nasiwan, 2014, Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Andika, Raka, Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakkan Hukum, Online
(http://rakaraperz.blogspot.com/2014/11/dasar-hukum-perlindungan-dan-
penegakan-hukum_15.html), Diakses 25 November 2014.
Anwar Yesmil, System Peradilan Pidana (Konsep, Komponen dan Pelaksanaannya
Dalam Penegakkan Hukum Di Indonesia), Online,
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32820/4/Chapter%20I.pdf),
Diakses 25 November 2014
https://www.kompasiana.com/skrl/54f5dd5da33311b5528b470c/uud-1945-pasal-28-d-
ayat-1
http://www.smansax1-edu.com/2014/11/dasar-hukum-perlindungan-dan-
penegakan.html
http://www.kartikaafriyanti.blogspot.com

16

Anda mungkin juga menyukai