Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakikat Hukum secara mendalam yaitu dengan kajian filsafat hukum,
yang dimaksud bukan mengartikan hukum sesuai dengan definisinya, tetapi
lebih mendalami hukum secara filosofinya dan hakikatnya. Kajian filsafat
hukum menghendaki suatu penelitian mengenai unsur-unsur apa saja yang
terkandung dalam pengetahuan hukum, atau dengan kata lain adanya suatu
pertanyaan mengenai apa yang diketahui oleh semua orang mengenai hukum
itu.
Hampir setiap orang pasti mengetahui dan meyakini bahwa di dalam
dirinya melekat adanya hukum dalam arti hak untuk melakukan dan berbuat
sesuatu. Hak merupakan hukum dalam arti sempit, sebab sebagai imbalannya
akan terlihat kewajiban dari para subjek hukum itu. Jika membicarakan
hukum dan hak tidak lepas dengan kewajiban, karena keduanya merupakan
masalah yang tidak dapat dipisahkan. Dari segi pengertiannya hukum dan hak
itu dapat dibedakan bahwa hukum atau disebut juga hukum objektif ialah
segala ketentuan yang mengatur hubungan antara orang-orang di masyarakat,
sedangkan hak atau hukum ialah sesuatu yang menjadikan tuntutan seseorang
sesuai menurut ketentuan hukum objektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat hukum?
2. Perlunya Dibuat Norma Hukum Sebagai Berikut?
3. Pengertian Hukum dan Negara Hukum
4. Unsure hokum dan sifat-sifat hukum?
5. Dalam Kehidupan Bermasyarakat Dan Bernegara ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT HUKUM
1. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang
paling mulia dan memiliki derajat yang tertinggi dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Sebagai makhluk tertinggi manusia diberi akal, rasa, dan
kehendak sehingga dapat hidup yang layak, bermartabat, dan berbeda
dengan manusia lainnya.
Akibat kelebihan tersebut manusia ditakdirkan sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk politik. Sebagai makhluk individu
manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan berusaha
untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera, sebaw i makhluk sosial
manusia selalu hidup bersama-sama orang lain dalam masyarakat, sebagai
makhluk politik manusia hidup berbangsa dan bernegara.
Aristoteles menjelaskan bahwa, manusia itu adalah Zoon Politikon,
yang dijelaskan lebih lanjut oleh Hans Kelsen "man is a social and
political being" artinya manusia itu adalah makhluk sosial yang
dikodratkan hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya dalam
masyarakat, dan makhluk yang terbawa oleh kodrat sebagai makhluk
sosial itu selalu berorganisasi. Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara diperlukan norma yang bersifat memaksa cengan tegas yaitu
norma hukum.
2. Perlunya Norma Hukum
Beberapa alasan perlunya dibuat norma hukum sebagai berikut.
a. Tidak semua orang menaati dan patuh pada norma kesopanan,
kesusilaan atau agama, dan lain-lain (selain norma hukum).
b. Masih banyak kepentingan manusia yang tidak dijamin oleh normanorma agama, kesopanan, kesusilaan, dan lain-lain (selain norma
hukum).
c. Masih adanya kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan
norma seperti norma agama, kesopanan, kesusilaan, dan lain-lain
(selain norma hukum) padahal masih memerlukan perlindungan.
Misalnya pemberian surat keterangan dad majikan kepada buruh yang
diberhentikan karena mencuri, yaitu dengan tidak menyebutkan alasan
sebenarnya mengapa ia diberhentikan. Hal ini dikarenakan untuk
menjaga agar ia dalam mencari pekerjaan yang baru tidak mengalami
kesulitan.
3. Pengertian Hukum dan Negara Hukum
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah-perintah dan
larangan-larangan) yang mengatur tata tertib dalam masyarakat yang
seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Oleh karena itu,
pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh
pemerintah/penguasa.
Beberapa pendapat dari para ahli hukum tentang pengert an hukum:

a.
Grotius, dalam "De Jure Belli ac Facis tahun 1625" "Hukum adalah
peraturan tentang moral yang menjamin keadilan".
b.
Utrecht dalam bukunya yang berjudul "PENGANTAR DALAM HUKUM
INDONESIA", "Hukum adalah himpunan-himpunan peraturanperaturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus
tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu".
c. Van Vollenhoven, dalam "Het Adatrecht van Nederlandsch India".
Hukum adalah suatu gejala dalam keadaan bentur dan membentur
tanpa henti-hentinya dengan gejala-gejala lainnya.
d. Van Apeldoorn bahwa "definisi tentang hukum adalah sangat sulit
untuk dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya sesuai
kenyataan". Akan tetapi, meskipun sulit merumuskan definisi yang
baku mengenai hukum, di dalam hukurn terdapat beberapa unsur, di
antaranya:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat.
2. Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Sanksi hukum bermacam-macam. Menurut pasal 10 KUHP, sanksi
hukum berupa sanksi pokok dan sanksi tambahan. Sanksi pokok terdiri
atas hukuman mati, penjara dan kurungan, serta denda. Sanksi tambahan
terdiri atas pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang
tertentu, dan pengumuman keputusan hakim.
Suatu negara dapat disebut negara hukum apabila memenuhi syarat-syarat
antara lain:
a. Memiliki undang-undang dan peraturan yang digunakan untuk
mengatur hak dan kewajiban warga negaranya.
b. Memiliki alat-alat negara, seperti kepolisian, kejaksaan, dan
pengadilan.
c. Harus ada bantuan rakyat terhadap alat-alat negara.
d. Ada pembagian kekuasaan dalam negara.
e. Diakuinya Hak Asasi Manusia yang dituangkan di dalam konstitusi
dan peraturan perundang-undangan.
f. Ada dasar hukum bagi kekuasaan pemerintahan (asas legalitas).
g. Ada peradilan yang bebas dan merdeka, serta tidak memihak.
h. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
i. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
j. Ada kewajiban pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ketentuan bahwa Indonesia negara hukum:

a. UUD 1945 pasal 1 ayat 3 (hasil amandemen) menyebutkan bahwa


Negara Indonesia adalah negara hukum.
b. UUD 1945 pasal 27 ayat 1: segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
c. Indonesia adalah negara hukum yang memenuhi ciri-ciri negara hukum
yaitu:
1). diakuinya Hak Asasi Manusia;
2). adanya asas legalitas (semua tindakan berdasar peraturan/hukum
yang berlaku);
3). adanya suatu peradilan yang bebas dan tidak memihak.
4. Tujuan Hukum
Secara umum tujuan hukum dirumuskan sebagai berikut.
a. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan adil.
b. Untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan itu tidak
dapat diganggu.
c. Untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan manusia.
Tujuan pokok dari hukum adalah terciptanya ketertiban dalam
masyarakat. Ketertiban adalah tujuan pokok dari hukum. Ketertiban
merupakan syarat pokok (fundamental) bagi adanya suatu masyarakat
manusia di manapun juga. Dengan demikiari, tujuan hukum adalah
terpelihara dan terjaminnya kepastian dan ketertiban.
Tujuan hukum menurut pendapat beberapa ahli antara lain:
a. Menurut Utrecht, yaitu bertugas menjamin adanya kep astian hukum.
b. Menurut Mohtar Kusuma Atmadja, tujuan hukum adalah terpelihara
dan terjaminnya keteraturan (kepastian) dan ketertiban.
c. L.J. van Apeldroom, hukum bertujuan untuk mengatt. r tata pergaulan
hidup manusia secara damai dan adil.
d. J. van Kan, hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan tiap-tiap
manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.
5. Unsur-unsur Hukum, Ciri-ciri Hukum, dan Sifat-sifat Hukum
a. Unsur-unsur hukum
1) Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat.
2) Peraturan itu dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3) Peraturan itu bersifat memaksa.
4) Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut a ialah tegas.
b. Ciri-ciri hukum
1) Adanya perintah dan larangan.
2) Perintah dan atau larangan itu harus ditaati setiap Nang.
c. Sifat-sifat hukum
Sebuah peraturan dikatakan sebagai hukum jika memiliki sifat-sifat
sebagai berikut.
1) Mengatur, hukum memiliki sifat mengatur agar tercip to
masyarakat yang aman, tertib, damai, dan adil. Hukum memuat
peraturan-peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur
tingkah laku manusia.

2) Memaksa, artinya adanya paksaan dari pihak luar yang berupa


hukuman dari penguasa yang bertugas mempertahankan, membina
tata tertib masyarakat dengan perantara alat-alat negara.
Pelanggaran terhadap hukum akan mendapat sanksi yang tegas.
6. Macam-macam Hukum
a. Menurut tempat/ruang berlakunya
Menurut tempat/ruang berlakunya, hukum dibagi menjadi 5 (lima),
yaitu:
1) Hukum nasional, yaitu hukum yang dimiliki negara Fang mengikat
seluruh warga negara di wilayah yang bersangkutan.
2) Hukum internasional, yaitu hukum yang diakui olel- negara-negara di
dunia sebagai hasil dari hubungan antarnegara.
3) Hukum asing, yaitu hukum suatu negara asing yang berlaku di negara
lain.
4) Hukum lokal, yaitu hukum yang berlaku di suatu daerah atau wilayah
tertentu.
5) Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh
gereja untuk para anggota-anggotanya.
b. Menurut sumbernya
Menurut sumbernya hukum digolongkan menjadi: hukum undangundang, hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi, hukum ilmu
pengetahuan, dan hukum traktat.
1) Hukum undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan. Hukum undang-undang adalah hukum yang
terdapat dalam naskah tertulis. Contoh: UU No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan.
2) Hukum kebiasaan adalah hukum yang dijumpai dalam suatu
ketentuan-ketentuan kebiasaan atau adat-istiadat yang diyakini dan
ditaati oleh anggota dan para penguasa masyarakat. Hukum ini tidak
tertulis. Contoh: peraturan subak dan desa di Bali.
3) Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan
hakim. Contoh: Yurisprudensi listrik.
4) Hukum. Ilmu Pengetahuan, yaitu hukum yang pada dasarnya
merupakan ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan-pandangan
para ahli hukum terkenal dan mempunyai pengaruh yang besar.
5) Hukum traktat, yaitu hukum yang diadakan oleh negara-negara
berdasarkan perjanjian. Contoh: Deklarasi Bangkok.
c. Menurut bentuknya
Menurut bentuknya, hukum dibagi menjadi hukum tertulis dan hukum
tidak tertulis.
1) Hukum tertulis, yang dibedakan atas 2 (dua) macam hukum berikut.
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun
secara lengkap, sistematis, teratur dan dibukukan sehingga tidak
perlu lagi peraturan pelaksanaan. Misalnya, KUH Pidana, KUH
Perdata, dan KUH Dagang.
b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang
meskipun tertulis, tetapi tidak disusun terpisah (tersendiri)

sehingga sexing masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam


penerapan. Misalnya, undang-undang, peraturan, dan keputusan
presiden.
2)
Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan
diyakini oleh warga masyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk
menurut prosedur forma' tetapi lahir dan tumbuh di kalangan
masyarakat itu sendiri.
d. Menurut isinya
Hukum menurut isinya digolongkan ke dalam hukum publik (hukum
negara) dan hukum privat (hukum sipil).
1) Hukum Publik (hukum negara), yaitu hukum yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan negara. Adapun
yang tergolong dalam hukum publik adalah:
a) Hukum Tata Negara
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk dan
susunan pemerintahan suatu negara serta hubungan kekuasaan
antara alat-alat negara (pemerintah pusat) dengan bagian-bagian
negara (daerah-daerah swatantra). Contohnya: UU No. 32 tahun
2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
b) HukumAdministrasi Negara
HukumAdministrasi Negara adalah hukum yang mengatur
cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan
alat-alat perlengkapan negara. Contoh: UU No. 2 tahun 2002
tentang Kepolisian Republik Indonesia.
c) Hukum Pidana
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur Derbuatanperbuatan apa yang dilarang dan memberikan pidana (hukuman)
kepada siapa saja yang melanggarnya. Hukum pidana diatur dalam
Kitab Undang-Undang Pidana (KUHP). Hukum pidana dapat
dibedakan menjadi hukum pidana umum dan hukum pidana
khusus.
d) Hukum Internasional
Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang
mengatur hubungan antara negara yang satu dengan negara lain.
Hukum I iternasional terdiri dari hukum publik internasional dan
hukum perdata internasional.
2) Hukum Sipil (Privat)
Hukum sipil adalah hukum yang mengatur hubu igan-hubungan antara
orang yang satu dengan orang lain, dengan menitikberatkan pada
kepentingan perseorangan. Hukum sipil meliputi hukum perdata dan
hukum dagang.
a) Hukum perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang yang satu aengan orang lainnya. Titik beret
hukum perdata pada kepentingan perorangan.
b) Hukum dagang, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antara orang yang satu dengan orang lain dalam dunia
perdagangan (perniagaan).

e. Menurut waktu berlakunya


1) lus constitutum (hukum positif) yaitu hukum yang berlaku sekarang
bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
2) lus constituendum yaitu hukum yang diharapkan berlaku waktu yang
akan datang.
3) Hukum asasi (hukum alam) yaitu hukum yang berlaku di mana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
f. Menurut cara mempertahankan (fungsi)
Menurut cara mempertahankan (fungsi), hukum dibagi menjadi hukum
materiil dan hukum formil (hukum proses/acara).
1) Hukum materiil yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
hubungan dan kepentingan yang berwujud perintah dan larangan. Yang
termasuk hukum materiil adalah hukumpi ana dan hukum perdata.
2) Huku formal hukum proses/acara) yaitu hukum yang memuat
peraturan yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum materiil. Adapun yang termasuk hukum
formil adalah hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata.
g. Menurut sifatnya (sanksinya)
1) Hukum yang memaksa yaitu hukum yang dalam keadaan
bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.
2) Hukum yang mengatur yaitu hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri
dalam suatu perjanjian.
h. Menurut wujudnya
1) Hukum objektif, yaitu hukum dalam suatu negara yang berlaku umum
dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya
menyebut peraturan hukum saja yang mengatur hubungan hukum
antara due orang atau lebih.
2) Hukum subjektit, yaitu hukum yang timbul dart hukum objektif yang
berlaku terhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut
juga HAK.
B. ARTI PENTING HUKUM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
DAN BERNEGARA
Indonesia merupakan negara hukum, oleh karena itu segala sesuatunya
berdasarkan hukum dan setiap warga negara Indonesia harus taat dan tunduk
kepada hukuni. Peraturan hukum mempunyai makna penting bagi warga
negara karena kehidupan mereka akan lebih teratur, tertib, dan hak-hak
mereka juga akan dihormati dan dihargai. Sebaliknya, jika hidup ini tidak ada
aturan atau tidak ada hukum maka dapat dipastikan antara satu dengan yang
lain bisa saja saling bermusunan, berkelahi. dan saling merampas. Mereka
yang kuat menguasai yang lemah, menindas, bahkan mem( isnahkan. Itulah
arti pentingnya hukum bagi warga negara. Oleh sebab itu, hukum mempunyai
fungsi atau arti yang sangat penting bagi warga negara karena:
1. Memberikan kepastian hukum bagi warga negara
Sebuah peraturan berfungsi untuk memberikan kepastian hukum bagi
warga negara. Sebuah negara yang tidak memiliki kepastian hukum sudah
pasti akan kacau.

2. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara


Hukum juga berfungsi mengayorni dan melindungi hak-hak warga
negara artinya bahwa hukum mampu memberikan pengayoman atau
perlindungan bagi setiap anggota masyarakat, baik terhadap jiwa, badan
maupun segala hak yang dimilikinya.
3. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara
Hukum juga berperan untuk memberikan rasa keadilan bagi warga negara.
4. Menciptakan ketertiban dan ketenteraman
Pada akhirnya, hukum menjadi sangat penting karena hukum dapat
menciptakan ketertiban dan ketenteraman. Masyarakat akan tertib dan
teratur apabila terdapat hukum dalam masyarakat yang ditaati oleh
warganya.
5. Hukum dapat mencegah perselisihan dan pertengkaran aatarwarga Negara
Manusia sering berbeda kepentingan dengan manusia lain yang
acapkali menjurus pada perselisihan dan pertengkaran. Masing-masing
orang merasa dirinya yang benar dan orang lain yang salah. Hal ini dapat
menimbulkan keadaan yang tidak tertib, tidak harmonis, dan bahkan dapat
mengancam keselamatan din sendiri maupun keselamatan orang lain.
Situasi ini harus dicegah dan diatasi. Untuk mencegah dan mengatasinya,
diperlukan aturan hukum yang jelas, hukum yang adil dan tegas, hukum
yang tidak memihak.
6. Warga negara mendapatkan perlakuan yang sama
Adanya kaidah hukum dan upaya penegakkannya yang jelas, tegas,
dan adil bertujuan agar warga negara semakin memahami segala aturan
yang berlaku, mampu melaksanakannya, dan mendapat keadilan apabila
mengalami perkara hukum sehingga setiap warga negara merasa
diperlakukan sama di muka hukum.
7. Mewujudkan kehidupan yang harmonis
Adanya kaidah hukum membuat setiap warga negara dapat
mengendalikan segala keinginannya agar tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku. Hak yang dimiliki setiap warga negara dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya secara bertanggung jawab dan tidak
melanggar hak orang lain.
8. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam tata
pergaulan masyarakat.
C. MENAATI HUKUM YANG BERLAKU DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA
Hukum yang dijalankan dengan benar dapat menciptakan keteraturan
dalam hidup. Pelanggaran hukum bagi warga negara merupakan awal mula
terjadinya kekacauan dalam masyarakat. Dengan demikian, pelaksanaan
hukum dan keadilan adalah kebutuhan masyarakat modern agar setiap lini
kehidupan dapat berkembang dengan baik.
Setiap warga negara wajib memiliki perilaku patuh terhadap hukum.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran
untuk:
1. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
2. mempertahankan tertib hukum yang ada;

3. menegakkan kepastian hukum.


Adapun, ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai den pan hukum yang
berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
1. disenangi oleh masyarakat pada umumnya,
2. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain,
3. tidak menyinggung perasaan orang lain,
4. menciptakan keselarasan,
5. mencerminkan sikap sadar hukum,
6. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku tertib terhadap hukum bagi setiap warga negara haru diwujudkan
dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara:
1. Di Lingkungan Keluarga
Dalam sebuah keluarga terdapat aturan yang mengattir hak dan
kewajiban anggota keluarga. Aturan itu wajib dipatuhi semua anggota
keluarga. Dengan mematuhi peraturan yang berlaku di dalam keluarga
maka suasana kehidupan keluarga menjadi harmonis dan tenteram.
Suasana keluarga akan menjadi resah jika setiap anggota keluarga tidak
mematuhi aturan yang ditetapkan.
Adapun perilaku taat terhadap aturan hukum dalam keluarga dapat
diwujudkan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Setiap anggota keluarga melaksanakan hak dan kewajiban dengan
baik.
b. Setiap anggota keluarga saling menghormati.
c. Mematuhi aturan dalam keluarga.
d. Tidak saling memaksakan kehendak.
e. Menjaga nama baik keluarga.
f. Mematuhi perintah orang tua.
g. Ibadah tepat waktu.
2. Di Lingkungan Sekolah
Pada setiap sekolah terdapat aturan-aturan yang men gatur kehidupan
warga sekolah. Aturan sekolah dibuat untuk menjamin ketertiban dan
keamanan sekolah. Dengan adanya tata tertib sekolah diharapkan proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kerawanan akan terjadi
apabila setiap warga sekolah tidak mematuhi tata tertib yang telah
disepakati bersama.
Perilaku yang mematuhi tats tertib yang berlaku di lingkungan sekolah
dapat diwujudkan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Menghormati kepala sekolah, guru, dan karyawan lainnya,
b. Tidak mencontek ketika sedang ulangan,
c. Memperhatikan penjelasan guru,
d. Tidak terlambat hadir di sekolah,
e. Memakai seragam sekolah sesuai dengan tata tertib sekolah,
f. Mengikuti pelajaran dengan tertib sesuai dengan jadwal yang berlaku,
g. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
h. Belajar dengan disiplin,
i. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah,
j. Menjaga nama baik sekolah.
3. Di Lingkungan Masyarakat

Dalam masyarakat juga terdapat aturan-aturan yang mengatur


kehidupan bermasyarakat.Aturan yang berlaku dalam masyarakat
merupakan aturan yang dipergunakan untuk mengatur kepentingan
anggota masyarakat itu sendiri. Tanpa aturan hukum yang mengatur
kehidupan masyarakat menjadikan kepentingan masyarakat menjadi
terganggu. Perilaku yang taat terhadap aturan hukum yang berlaku dalam
masyarakat dapat diwujudkan melalui:
a. Selalu berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan masyarakat
misalnya kerja bakti, ronda, dan lain-lain.
b. Menghormati dan menaati aturan yang berlaku dalam niasyarakat.
c. Menciptakan suasana yang aman, tenang, dan tentera ri di lingkungan
masyarakat.
d. Menjaga kebersihan lingkungan.
e. Menjaga nama baik masyarakat.
f. Menghormati keberadaan tetangga di sekitar rumah.
g. Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di
masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukan, dan sebagainya
h. Membayar iuran warga.
4. Di Lingkungan Kenegaraan
Dalam kehidupan berbangsa dan negara terdapat aturan hukum yang
bersifat nasional, warga negara berkewajiban melaksanakan aturan hukum
dengan penuh tanggung jawab. Perilaku yang menaati terhadap hukum
yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diwujudkan
dengan cara:
a. Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
b. Memiliki KTP bagi yang sudah cukup umurnya.
c. Memiliki SIM apabila mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya.
d. Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
e. Membayar pajak.
f. Membayar retribusi parkir.
g. Menghormati dan menaati aturan yang ditetapkan pemerintah.
h. Tidak berbuat yang melanggar hukum yang ditetapk 3n pemerintah.
i. Tidak merusak lingkungan hidup.
j. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
k. Menjaga kerukunan hidup.
l. Menghormati aparat pemerintah maupun penegak hukum.
m. Menghormati lambang-lambang Negara.
n. Membela tanah air/membela negara jika diancam musuh.
o. Membantu program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.
p. Mematuhi peraturan atau hukum yang berlaku.
q. Membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban
lingkungan.
r. Mendukung gerakan disiplin nasional.
s. Menjaga benda-benda milik negara atau fasilitas umum.
t. Menghormati para pejabat negara dalam menjalanken tugas.
5. Mengembangkan Sikap Patuh terhadap Norma yang Berlaku

10

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh warga negara atau warga


masyarakat dalam mengembangkan sikap patuh terhadap peraturan antara
ain:
a. Setiap warga negara atau warga masyarakat wajib riemahami hak dan
kewajibannya masing-masing.
b. Setiap warga negara atau warga masyarakat wajib rnenghormati hak
orang lain.
c. Berusaha memahami norma-norma yang mengatur kehidupan manusia
yang meliputi norma hukum, agama, kesopanan, dan kesusilaan.
d. Selalu berhati-hati dalam bertindak untuk diselaraskan dengan norma
yang berlaku.
e. Para tokoh masyarakat harus dapat menjadikan dirinya sebagai teladan
dalam mematuhi peraturan.
Usaha negara dalam meningkatkan sikap patuh terhadap peraturan
dapat dilakukan dengan jalan:
a. Memberikan dorongan kepada warga negara atau warga masyarakat
untuk lebih memahami norma-norma yang berlaku seperti norma
agama, kesopanan. kesusilaan, dan hokum.
b. Memberi sanksi yang tegas kepada pelanggar hukum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Menciptakan berbagai produk hukum atau peraturan Fang sesuai
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
d. Menciptakan sistem peradilan yang adil, bebas, dan proporsional.
e. Mengadakan penyuluhan hukum terhadap warga necrara atau warga
masyarakat.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui perbandingan hukum kita dapat mendalami dan memperluas
bidang ilmu pengetahuan hukum antara lain;
a.dapat mengetahui bahwa dalam system hukum yang berbeda melahirkan
lembaga-lembaga hukum yang berbeda pula.
b.Dapat mengetahui adanya serta sebab-sebab dari persamaan dalam system
hukum yang sama sekali berbeda.
c.Melalui perbandingan hukum dapat mendalami bidang-bidang filsafat
hukum, sosiologi hukum dan sejarah hukum sekaligus.
B. Saran
Pahami dan patuhilah semua hukum dengan baik agar kehidupan kita pun
dapat berjalan dengan baik.

12

Daftar pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas VIII Edisi 1.
Dadang Sundawa, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Kela: VIII. Pusat Perbukuan
Departemen. Pendidikan Nasional Tahun 2008.
Gunawan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/M Ts Kelas VIII.
Surakarta: PT Hamuda Prima Media.
Gino. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kela 3 VIII. Jakarta: PT
Yudhistira.
Salikun, Lukman Surya Saputra, dan Wahyu Nugroho. 2014. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikt urn dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dengan Amandemen I, II, III,
dan IV

13

Anda mungkin juga menyukai