1. Pengertian Hukum
Pada umumnya, pengertian hukum dapat diartikan sangat beragam sebagai berikut:
4. Hukum diartikan sebagai wujud sikap tindak/perilaku; sebuah perilaku yang tetap
sehingga dianggap sebagai hukum. Seperti perkataan: “setiap orang yang kos,
hukumnya harus membayar uang kos”. Sering terdengar dalam pembicaraan
masyarakat dan bagi mereka itu adalah aturannya/hukumnya.
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang
lebih daripada sekadar janji serta iktikad baik saja.
Istilah hukum bisnis sebagai terjemahan dari istilah “business law”. Hukum
Bisnis (Business Law) = hukum yang berkenaan dengan suatu bisnis. Dengan kata lain
hukum binis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa
dengan menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan
usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan
keuntungan. (Munir Fuady, 2005 : 2).
Sedangkan menurut DR. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum, dkk, dalam bukunya
HUKUM BISNIS : dalam persepsi manusia modern, hlm. 27” hukum bisnis adalah
seperangkat kaidah-kaidah hukum yang diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan
pesoalan-pesoalan yang timbul dalam aktivitas antar manusia khususnya dalam bidang
perdagangan.
Secara garis besar yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara lain
sebagai berikut :
1. Kontrak bisnis
2. Bentuk-bentuk badan usaha (PT, CV, Firma)
3. Perusahaan go publik dan pasar modal
4.Jual beli perusahaan
5. Penanaman modal/investasi (PAM/PMDN)
6. Kepailitan dan likuidasi
7.Merger, konsolidasi dan akuisisi
8.Perkreditan dan pembiayaan
9.Jaminan hutang
10.Surat-surat berharga
11.Ketenagakerjaan/perburuhan
12.Hak Kekayaan Intelektual, yaitu Hak Paten (UU No. 14 tahun 2001,
Hak Merek UU No. 15 tahun 2001, Hak Cipta (UU No. 1 19 tahun 2002),
Perlindungan Varietas Tanaman (UU No. 29 tahun 2000), Rahasia Dagang (UU
No. 30 tahun 2000 ), Desain Industri, (UU No. 31 tahun 2000), dan Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu (UU No. 32 tahun 2000).
13. Larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Yang dimaksud dengan sumber hukum bisnis disini adalah dimana kita bisa
menemukan sumber hukum bisnis itu.Yang mana nantinya sumber hukum tersebut
dijadikan sebagai dasar hukum berlakunya hukum yang dipakai dalam menjalankan
bisnis tersebut.
Sumber hukum yang berdasarkan materi yang menjadi hukum. Berbicara sumber
hukum sesungguhnya sangatlah luas, sebab segala sesuatu yang menjadi materi atau
bahan baku hukum dapat disebut dengan sumber hukum. Pakar ekonomi mengatakan
upaya manusia memenuhi kebutuhan hidupnya adalah sumber hukum secara
materil.Peristiwa sehari-hari sebagai hasil interaksi manusia satu dengan lainnya
adalah sumber hukum materil.
Sumber hukum yang dilihat dari cara pembentukannya yang terdiri atas:
Undang-undang
UU dalam artian materil adalah semua peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang bersifat mengikat
UU dalam artian formil adalah UU yang dibuat oleh pemerintah (eksekutif) yang
bekerjasama dengan DPR (legislatif).
Selain itu, beberapa sumber hukum yang tidak disahkan oleh DPR yakni Kitab UU
Hukum Dagang (KUHD) yang berasal dari Wetboek van Koophandel (WuK) Belanda.
Kitab UU Hukum Perdata (KUHPerdata) yang berasal dari BurgerlijkWetboek
(BW) Belanda. Beberapa UU yang telah dibuat oleh DPR yang menjadi sebagian KUHD
dan KUHPerdata tidak berlaku lagi, seperti:
Kebiasaan.
Traktat
Traktat adalah perjanjian internasional yang bersifat bilateral, regional maupun yang
bersifat multilateral.
Yuriprudensi
Memutuskan satu perkara hukum dengan merujuk kepada putusan hakim terdahulu
pada kasus yang sama.
Doktrin
Pendapat para ahli tentang satu kasus hukum yang diakui kepakarannya secara
academik maupun scientifik.Dalam hukum bisnis misalnya pendapat Richard Postner,
Thomas Ulen, Prof. Dr. Mariam DarusBadrul Zaman, Prof. ErmanRajagukuk dan lain-
lain
Banyak pendapat ahli hukum tentang asas hukum. Kata “asas” diambil dari
bahasa arab“asasun” yang berarti dasar. Beberapa pendapat ahli hukum barat dalam
mengartikan asas hukum antara lain. CW. Paton mengartikan asas hukum “adalah
alam pikiran yang dirumuskan secara luas yang menjadi dasar adanya norma hukum
positif.” Bellefrodmengartikan asas hukum sebagai norma dasar yang dijabarkan dari
hukum positif dan oleh ilmu hukum tidak berasal dari aturan yang lebih umum.Asas
hukum umum itu pengendalian hukum positif dalam suatu masyarakat.Van
EikemaHommes berpendapat asas hukum bukanlah hukum yang konkrit tetapi adalah
dasar-dasar umum atau petunjuk yang berlaku. Dengan kata lain asas hukum adalah
dasar-dasar petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif.
The LiengGiemengartikan asas hukum adalah suatu dalil umum yang dinyatakan
dalam istilah umum tanpa menyarankan cara-cara khusus mengenai pelaksanaanya
yang diterapkan pada serangkaian perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi
perbuatan itu.P. Scoltenmengatakan asas hukum adalah kecendrungan yang
diisyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita pada hukum, merupakan sifat-sifat umum
dengan segala keterbatasannya, namun harus tetap ada.
Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa asas hukum yang juga
disebut dengan “prinsip hukum” bukanlah peraturan hukum konkrit melainkan pikiran
dasar yang masih bersifat “umum” yang merupakan latar belakang dari peraturan
konkrit yang terdapat dalam setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan
perundang-undangan dan putusan hakim yang menjadi hukum positif.
Asas hukum merupakan fikiran dasar atau latar belakang yang terdapat dalam
peraturan konkrit
Asas hukum umumnya tidak tertuang dalam bentuk norma hukum konkrit, hanya
sebagian kecil saja asas hukum yang tertuang langsung dalam norma hukum konkrit.
Asas hukum berakar pada kenyataan masyarakat dan berlandaskan pada nilai-nilai
yang tumbuh dalam masyarakat.
Asas hukum berfungsi sebagai pedoman dalam pembentukan norma hukum positif
Asas hukum bersifat dinamis, berkembang mengikuti perasaan hukum dan nilai-nilai
dalam masyarakat.
5. Hukum yang lama (lebih dahulu) dikesampingkan oleh hukum yang baru (datang
belakangan) (lexpasterioriorederogatlex priori)
Dalam hukum bisnis, terdapat beberapa asas yang menjadi dasar dalam hukum yang
bersifat teknis.Asas ini berasal dari Buku III KUH Perdata tentang perikatan.Asas
hukum kontrak adalah prinsip yang harus dipegang bagi para pihak yang ingin
mengikatkan diri ke dalam hubungan kontrak. Terdapat beberapa asas penting dalam
hukum perjanjian hukum kontrak antara lain:
Bahwa setiap orang dapat secara bebas memilih kepada siapa saja mengikatkan diri
dan dalam hal atau bidang apa saja melakukan kontrak. Asas ini merupakan karakter
hukum perikatan yang bersifat terbuka.Artinya ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam hukum yang terdapat dalam Buku III KUHPerdata tentang perikatan dapat
dikesampingkan para pihak melalui kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian/kontrak.
2. Asas Keseimbangan.
Kedudukan para pihak dalam perjanjian atau harus pada posisi yang seimbang. Asas
ini terdapat pada Pasal 1321 KUHPerdata:
“Tidak ada kata sepakat jika kesepakatan itu terjadi karena kekhilafan atau terjadi
dengan paksaan atau penipuan.”
3. Asas Konsensuil.
Suatu kontrak telah sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat dan terpenuhinya
syarat sah kontrak. Dengan kata lain, hanya ada satu kata sepakat dari para pihak yang
melakukan perjanjian tanpa diikuti oleh perbuatan hukum lain. Adapun syarat sah
perjanjian terdapat pada Pasal 1320 KUHPerdata:
Kesepakatan para pihak dan kecakapan para pihak (Point 1 dan 2) untuk melakukan
suatu perikatan disebut dengan syarat subjektif.Jika syarat subjektif tidak terpenuhi
maka dapat mengakibatkan suatu persetujuan dapat dibatalkan.Yang dimaksud dengan
dapat dibatalkan tidak batal dengan sendirinya, pembatalan terhadap perjanjian
diperlukan tindakan gugatan hukum untuk membatalkannya melalui pengadilan.Namun
semua perbuatan hukum yang dilakukan sebelum penetapkan pembatalan atas
perjanjian masih tetap sah.
Sedangkan pada terdapat satu hal tertentu dan sebab yang halal (Poin 3 dan 4) disebut
dengan syarat objektif. Jika syarat objektif tidak terpenuhi maka akan berakibat
perjanjian yang bersangkutan batal demi hukum. Yang dimaksud dengan batal demi
hukum berarti perjanjian tersebut batal dengan sendirinya tanpa perlu tindakan
pembatalan.Dalam kondisi ini hukum menganggap tidak pernah terjadi perjanjian antar
pihak.Misalnya perjanjian jual beli Narkoba, maka perjanjian tersebut dianggap tidak
pernah ada dan tidak mempunyai akibat hukum dari perjanjian antar pihak.
Namun, asas konsensuil tidak berlaku bagi perjanjian yang dibuat mengharuskan
adanya syarat formal, perjanjian menjadi batal jika tidak terpenuhinya syarat formal
tersebut.Misalnya, dalam perjanjian jual beli benda tidak bergerak seperti tanah
diharuskan dengan akta notaris/PPAT.Demikian juga hibah atas benda tidak bergerak
misalnya tanah harus dilakukan berdasarkan akta notaris/PPAT.
4. Asas Keterbukaan.
Segala perjanjian yang terjadi tidak terkait dengan nama yang ada ataupun ditentukan
dalam KHUPerdata. Dalam hukum perjanjian dapat dibagi dua yakni perjanjian
nominaan dan innominat.
Perjanjian nominaat adalah perjanjian yang telah diatur dalam KUHPerdata. Dengan
kata lain bentuk-bentuk perjanjian yang sudah diatur dan telah “biasa” dilakukan.
Seperti perjanjian jual beli, sewa menyewa, perjanjian untung-untungan (asuransi)
Persoalan nama perjanjian tidaklah begitu penting, namun yang terpenting adalah isi
perjanjian yang berupa pasal atau klausula yang disusun para pihak. Karenanya, hal
yang paling penting diperhatikan dalam perjanjian adalah kata-kata yang digunakan
haruslah jelas sehingga tidak menimbulkan multitafsir dan salah pengertian.
Jika kata atau kalimat suatu perjanjian telah jelas, maka tidak diperkenankan untuk
menyimpang dari isi perjanjian tersebut dengan jalan penafsiran.
Jika kata-kata suatu persetujuan mempunyai berbagai macam tafsir, maka harus
ditelusuri maksud kedua pihak yang membuat persetujuan tersebut, dari pada
mengikuti kata atau kalimat yang belum jelas.
I’tikad baik adalah asas yang mendasari aktivitas kontrak. Sebab tanpa i’tikad baik
kontrak akan berpeluang terjadinya wanprestasi. Dalam KUHPerdata disebutkan “setiap
persetujuan/perjanjian harus dilaksanakan dengan i’tikad baik.[4]I’tikad baik dapat
dibedakan atas:
I’tikad baik dalam pengertian subjektif. Hal ini tekait dengan sikap jujur, amanah dalam
melakukan perbuatan hukum
I’tikad baik dalam pengertian objektif. Hal ini didasarkan pada norma kepatutan yang
disepakati dalam komunitas masyarakat
Secara sederhana bahwa “janji itu mengikat”.Perjanjian yang dilakukan para pihak
menjadikan para pihak terikat dengan kontrak itu seperti Undang-undang.[5] Perikatan
atau kontrak hanya mengikat para pihak yang melakukannya. Kontrak yang dibuat
layaknya seperti Undang-undang bagi para pihak. Perikatan tidak dapat menimbulkan
kerugian para pihak ketiga dan sebaliknya pihak lain tidak dapat mengambil manfaat
dari perjanjian.
Namun ada beberapa hal yang dikecualikan yakni jika perikatan itu minta ditetapkan
untuk pihak ketiga. Pasal 1317 KUHPerdata“dibolehkan untuk meminta ditetapkan
dalam suatu perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga, atau suatu perikatan yang
dinuat untuk dirinya, atau pemberian yang diberikan kepada orang lain.Barang siapa
yang telah membuat perjanjian untuk kepentingan orang lain, maka tidak boleh ditarik
kembali jika pihak ketiga telah menyatakan kehendaknya untuk mempergunakannya.”
Misalkan si A menjual tanah kepada si B dengan suatu perjanjian bahwa selama satu
tahun tanah itu masih boleh tinggal dan dipergunakan dalam pertanian oleh si C.
Jadinya sifatnya adalah tambahan dalam perjanjian.
Aatau dalam contoh lain sebuah kontrak yang dilakukan oleh para pihak dengan
jaminan oleh pihak ketiga. Si A meminjam uang kepada si B namun dengan jaminan si
C. Atau dalam hal asuransi, Si Anak akan menerima jaminan tanpa ikut dalam
perjanjian yang dibuat oleh ayahnya.
7. Asas Obligatoir
Kontrak yang dibuat para pihak hanya pada tataran menimbulkan hak dan kewajiban
saja, belum sampai pada penyerahan barang yang diperjanjian (atau lainnya) yang
akan dibuatkan suatu kontrak baru nantinya. Asas ini berbeda dengan sistem hukum
Prancis atau Adat yang mana suatu kontrak yang telah dibuat tidak perlu lagi membuat
kontrak baru berkenaan dengan penyerahan barang karena kontrak yang dibuat secara
otomatis meliputi.
PRINSIP BISNIS
Pengertian Hukum Bisnis adalah norma-norma atau aturan yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur tentang kepentingan
Hukum Bisnis dibagi dalam beberapa bidang, diantaranya:
- Hukum Dagang
- Hukum Asuransi
- Hukum Investasi
- Hukum Perbankan
- IPAR
- HAKI
- CPM
MenurutAmirizal (1996: 9), salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber
informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya dalam praktik bisnis, agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang
bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat, dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian
hukum).
Dalam praktik bisnis yang menjadi sumber dari kontrak meliputi dua aspek pokok:
1. Aspek kontrak (perjanjian) itu sendiri, yang menjadi sumber hukum utama, di mana
masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang telah disepakatinya;
2. Aspek kebebasan berkontrak, di mana para pihak bebas untuk membuat dan
menentukan isi dari kontrak yang mereka sepakati.
Hukum Ekonomi merupakan suatu Hukum atau ilmu hukum adalah suatu sistem aturan
atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah yang memiliki otoritas melalui lembaga atau institusi hukum yang dibuat
dengan tujuan untuk mengatur kegiatan perekonomian indonesia.dalam kinerja
perekonomian yg sehat.seperti persaingan sehat,perluasan perdagangan dan lain-lain.
A. Pengertian Ekonomi
Ekonomi bersal dari kata yunani(oikos) yang berarti keluarga, rumah tangga dan
(nomos) berarti peraturan, aturan, hukum.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran.
Jadi, Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran.Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas.
Hukum ekonomi adalah suatu huungan sebab akibat5 atau pertalian peristiwa ekonomi
yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari
dalam masyarakat.
Hukum ekonomi menjadi tersebar dalam berbagai peraturan undang undang yang
bersumber pada pancasila dan UUD 1945.Sementara itu, hukum ekonomi menganut
azas, sebagai berikut :
b) Azas manfaat.
f) Azas hukum.
g) Azas kemandirian.
h) Azas Keuangan.
Perdagangan atau Perniagaan pada umumnya adalah pekeerjaan membeli barang dari
suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu
lainnya untuk memperoleh keuntungan.Hukum dagang adalah hukum yang mengatur
soal-soal perdagangan, yang timbul karena tingkah laku manusia dalam
perdagangan.Pada zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian
perantaraan antara produsen dan konsumen untuk membelikan dan menjualkan
barang-barang yang memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan.
Hukum Dagang (juga dikenal sebagai hukum bisnis, yang meliputi juga hukum
perusahaan) adalah badan hukum yang mengatur transaksi bisnis dan komersial.Hal ini
sering dianggap sebagai cabang dari hukum perdata dan menangani permasalahan
dari kedua hukum perdata dan hukum publik.
Ada isitlahlain yang perlu untuk dijajarkan dalam pemahaman awal mengenai hukum
dagang, yaitu pengertian perusahaan dan pengertian perniagaan. Pengertian
perniagaan dapat ditemukan dalam kitab undang-undang hukum dagang sementara
istilah perusahaan tidak. Pengertian perbuatan perniagaan diatur dalam pasal 2 – 5
kitab undang-undang hukum dagang. Dalam pasal-pasal tersebut, perbuatan
perniagaan diartikan sebagai perbuatan membeli barang untuk dijual lagi dan beberapa
perbuatan lain yang dimasukkan dalam golongan perbuatan perniagaan tersebut.
Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa pengertian perbuatan perniagaan
terbatas pada ketentuan sebagaimana termaktub dalam pasal 2- 5 kitab undang-
undang hukum dagang sementara pengertian perusahaan tidak ditemukan dalam kitab
undang-undang hukum dagang.
Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan
perdagangan untuk memperoleh keuntungan.atau hukum yang mengatur hubungan
hukum antara manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan
perdagangan . Sistem hukum dagang menurut arti luas dibagi 2 : tertulis dan tidak
tertulis tentang aturan perdagangan.
Sifat hukum dagang yang merupakan perjanjian yang mengikat pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian.
Antara KUH Perdata dengan KUH Dagang mempunyai hubungan yang erat. Hal ini
dapat dilihat dari isi Pasal 1KUH Dagang, yang isinya
sebagai berikut:
Prof. Subekti berpendapat bahwa terdapatnya KUHD disamping KUHS sekarang ini
dianggap tidak pada tempatnya.Hali ini dikarenakan hukum dagang relative sama
dengan hukum perdata. Selain itu “dagang” bukanlah suatu pengertian dalam hukum
melainkan suatu pengertian perekonomian.Pembagian hukum sipil ke dalam KUHD
hanyalah berdasarkan sejarah saja, yaitu karena dalam hukum romawi belum terkenal
peraturan-peraturan seperti yang sekarang termuat dalah KUHD, sebab perdagangan
antar Negara baru berkembang dalam abad pertengahan.
Pengertian sistem ekonomiadalah cara yang dilakukan oleh suatu Negara Sistem
perekonomian untuk mengatur ekonominya untuk mencapaitujuan.
Ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang
berasal dari kata oikos dan nomos. Kegiatan Ekonomi adalah Produksi,konsumsi,
dan distribusi. Untuk mengatur kegiatan ekonomi agar dapat berjalan teratur diperlukan
sistem ekonomi, yang terdiri dari
Dari ketiga Sistem Ekonomi yang ada, pada masa kini perekonomian global lebih
mengarah ke Sistem ekonomi Kapitalis karena telah mengarah pada ciri-ciri kapitalis.
Alasan yang mendasari adalah Pihak Swasta diberikan kebebasan yang sebesar –
besarnya untuk mengembangkan dan memperluas usahanya tanpa dibatasi
pemerintah.
Dalam sudut pandang yang lain, orang yang mempunyai modal dapat melakukan apa
saja, dengan kata lain uang adalah segalanya. Kita dapat melihat fakta yang ada bahwa
yang menguasai dunia adalah orang – orang yang memiliki banyak uang. Yang kaya
akan semakin kaya, dan yang miskin akan bertambah kemikinannya. Itulah sisi terburuk
dan terkejam dari Sistem ekonomi Global yang kapitalis.
Selain itu ekploitasi sumber daya alam yang sebesar – besarnya tanpa memikirkan efek
jangka panjang merupakan ciri sistem ekonomi kapitalis. Dalam sistem ekonomi
kapitalis hanya mengejar keuntungan saja.
Dengan keadaan yang mendukung tersebutlah, sistem ekonomi yang sangat dipercaya,
diagung-agungkan dan dipakai adalah sistem ekonomi kapitalis, yang berkuasa akan
semakin berkuasa, dan yang lemah akan tetap lemah.
2. Hukum Perusahaan
Hukum perusahaan adalah salah satu bidang kajian dalam ilmu hukum yang sangat
komprehensif.Hal ini disebabkan karena Hukum Perusahaan mengatur persoalan
mengenai perseroran terbatas sebagai lembaga ekonomi yang memiliki tingkat
fleksibilitas tinggi.Lembaga ini dapat mewadahi aktivitas ekonomi yang memiliki
bentangan kompleksitas dari yang sangat sederhana yang melibatkan sedikit orang
sampai dengan kompleksitas yang sangat tinggi yakni yang melibatkan ratusan bahkan
puluhan ribu orang.
Korporasi campuran, dimana modalnya berasal dari unsur negara dan swasta.
Selain itu, hukum perusahaan juga membedakan korporasi dari orientasi usahanya,
yakni:
Korporasi terbuka
Korporasi tertutup
1.Bentuk Usaha
Bentuk usaha adalah organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah
penggerak setiap jenis usaha, yang disebut bentuk hukum per¬usahaan.
Bentuk hukum perusahaan persekutuan dan badan hukum sudah diatur dengan
undang-undang, yaitu: Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) di atur dalam
KUHD, Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995,
Koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Perusahaan Umum
(Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero) diatur dalam Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1969.
2. Jenis Usaha
Jenis usaha adalah berbagai macam usaha di bidang perekonomian, yang meliputi
bidang perindustrian, bidang perdagangan, bidang jasa, dan bidang keuangan
(pembiayaan). Usaha adalah setiap tindakan, perbuat¬an, atau kegiatan apa pun dalam
bidang perekonomian, yang dilakukan oleh setiap pengusaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan,
persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan. Suatu
kegiatan dapat disebut usaha dalam arti hukum perusahaan apabila memenuhi unsur-
unsur berikut ini:
3.Bisnis Modern
Dalam bisnis, kita harus mengenal tentang kebutuhan konsumen. Hal ini
merupakan hal yang mutlak mengingat dari konsumenlah kita akan bisa mendapatkan
keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Selain itu, konsumen merupakan komponen
penting yang akan menentukan apakah sebuah bisnis bisa terus berjalan secara
kontinyu atau hanya berumur sesaat saja.
Dalam pemahaman bisnis modern, ada enam hal pokok yang penting.
Kesemuanya memiliki keterkaitan yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan
satu sama lainnya. Dan apabila kita ingin meraih kesuksesan dari sebuah bisnis, kita
harus memahami dan menjalankan keenam komponen tersebut.
3.kemampuan
4.efisiensi
5.transparansi/kejujuran
Produksi massal, barang dihasilkan dalam jumlah besar akan terus menerus dalam
berbagai ukuran sehingga mudah dipilih oleh konsumen. Produsen membuat barang
untuk orang-orang yang tidak dikenal.Oleh sebab itu, produsen harus mengetahui
sclera konsumen agar produksi yang dibuilt secara massal mudah di pasarkan.Dengan
adanva produksi massal dan barangnya dijual di pasar.akan timbul keuntungan, baik
bagi bisnis itu sendiri maupun bagi masvarakat dan negara.
1.Hukum Perburuhan
Hukum Perburuhan adalah seperangkat aturan dan norma baik tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur pola hubungan Industrial antara Pengusaha, disatu sisi, dan
Pekerja atau buruh disisi yang lain.
Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami posisi buruh dan majikan dalam suatu
hubungan kerja, karena hubungan kerja pada dasarnya akan memuat hak dan
kewajiban kedua belah pihak.
Hak dan kewajiban kedua belah pihak termuat dalam syarat-syarat kerja.Syarat-syarat
kerja adalah petunjuk yang harus ditata / diatur oleh pihak buruh maupun majikan
dalam suatu hubungan kerja serta dituangkan dalam PERJANJIAN KERJA.
· Serangkaian peraturan,
-Upah
-Cuti
-Waktu Istirahat
-Pekerja Perempuan
-Perlindungan
Cyberlaw adalah sebuah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang
umumnya diasosiasikan dengan Internet.Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau
fondasi dari hukum di banyak negara adalah “ruang dan waktu”.Sementara itu, Internet
dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan waktu ini.
Cyber law adalah hukum yang diaplikasikan pada dunia maya , yang umumnya
berkaitan dengan internet, cyber law merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya
meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan subjek hokum yang mengunakan
teknologi internet yang dimulai pada saat online dan memasuki dunia maya dan
melintasi berbagai Negara serta menembus ruang dan waktu.
Indonesia mempunyai Inisiatif untuk membuat “cyberlaw” sudah dimulai sejak sebelum
tahun 1999.Baru terwujud pada sekitar tahun 2008, yaitu dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Undang-Undang ini memberikan amanah atau tanggungjawab kepada Pemerintah
Indonesia terhadap segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teonologi informasi
dan komunikasi. Termasuk akhir akhir ini telah terjadi berbagai perbutan melawan
hokum di dunia maya bak yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia maupun
Warga Negara Asing.Hal ini merupakan fenomena cyber criem yang sangat
menguatirkan mengingat tindakan penipuan, pembobolan rekening nasabah bank,
terorisme, carding, hacking dan penyebaran informasi destruktif telah menjadi bagian
aktifitas pelaku kejahatan di dunia maya.
Fenomena kejahatan di dunia maya (cyber criem) baik yang dilakukan WNI maupun
WNA , menuntut terhadap para penegakkan hokum di samping melakukan penegakan
hukum atas kasus-kasus tersebut dengan perangkat peraturan perundang-undangan
yang telah tersedia juga para penegak hokum harus memahami tentang pemanfataan
alat-alat teknologi informasi dan komunikasi.
Persoalan yang mendasar bahwa aparat penegak hukum di Indonesia masih kurang
perhatian , masih belum serius dan kemungkinan juga belum bisa memahami bahwa
sebenarnya setiap saat baik yang kecil maupun yang besar telah terjadi perbuatan
kejahatan atau perbuatan melawan hukum di dunia maya (cyber criem)
Cyber Law tidak akan berhasil jika wilayah yuridiksi hukum diabaikan. Karena
pemetaan yang mengatur cyber space menyangkut juga hubungan antar kawasan ,
antar wilayah dan antar Negara.sehingga pemetaan yuridiksimutlaq diperlukan.
Mengenai yuridiksi terdapat tiga yuridiksi, yaitu : (1) Yuridiksi legislative di bidang
pengaturan, (2) Yuridiksi judicial, yaitu kewenangan Negara untuk mengadili atau
kewenangan menerapkan hukumnya., dan (3) Yuridiksi eksekutif, yaitu kewenangan
melaksanakan peraturan perundang-undangan yang dibentuknya.
Undang-Undang Ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam undang-unang ini, baik yang berada di wilayah hokum
Indonesia, maupun di luar wilayah hokum Indonesia, yang memiliki akibat hokum di
wilayah hokum Indonesia, dan/atau di luar wilayah hokum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia. (Pasal 2 UU NO :11/2008).
Cyber law ini memiliki jangkauan yuridiksi tidak semata-mata untuk perbuatan hokum
yang berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh warganewgaraIndonesia, tetapi juga
berlaku untuk perbuatan hokum yang dilakukan di luar wilayah hokum Indonesia baik
oleh warga Negara Asing atau badan huum Indonesia maupun badan hokum asing
yang memiliki akibat hokum di Indonesia, mengingat bahwa pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dapat bersifat lintas territorial atau universal.
Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet mengingatkan tentang ruang
lingkup dari cyber law diantaranya :
Hak Cipta (Copy Right)
Pornografi
Perlindungan Konsumen
3.Hukum Perusahaan
Hukum yang mengatur tentang seluk beluk bentuk hukum perusahaan ialah
Hukum Perusahaan. Hukum Perusahaan merupakan pengkhususan dari beberapa bab
dalam KUH Perdata dan KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan peraturan perundangan
lain yang mengatur tentang perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi).
Sesuai dengan perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, maka sebagian dari
hukum perusahaan merupakan peraturan-peraturan hukum yang masih baru.Apabila
hukum dagang (KUHD) merupakan hukum khusus (lexspecialis) terhadap hukum
perdata (KUH Perdata) yang bersifat lexgeneralis, demikian pula hukum perusahaan
merupakan hukum khusus terhadap hukum dagang.
A. Unsur-Unsur Perusahaan
Berdasarkan definisi-definisi perusahaan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dikatakan yang menjadi unsur-unsur perusahaan yaitu :
Badan usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan perekonomian itu mempunyai bentuk hukum
tertentu, seperti Perusahaan Dagang (PD), Firma (Fa), Persekutuan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan
(Persero) dan Koperasi. Hal ini dapat diketahui melalui akta pendirian perusahaan yang
dibuat di muka notaris, kecuali koperasi yang akta pendiriannya dibuat oleh para pendiri
dan disahkan oleh pejabat koperasi.
Perdagangan meliputi kegiatan, antara lain jual beli ekspor impor, bursa efek, restoran,
toko swalayan, valuta asing, dan sewa menyewa.
3. Terus menerus
Kegiatan dalam bidang perekonomian itu dilakukan secara terus menerus, artinya
sebagai mata pencaharian, tidak insidental, dan bukan pekerjaan sambilan.
4. Bersifat tetap
Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat,
tetapi untuk jangka waktu yang lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam akta
pendirian perusahaan atau surat ijin usaha, misalnya 5 (lima) tahun, 10 (sepuluh) tahun,
atau 20 (dua puluh) tahun.
5. Terang-terangan
Terang-terangan artinya ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas
berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan
undang-undang. Bentuk terang-terangan ini dapat diketahui dari akta pendirian
perusahaan, nama dan merek perusahaan, surat izin usaha, surat izin tempat usaha,
dan akta pendaftaran perusahaan.
Istilah keuntungan atau laba adalah istilah ekonomi yang menunjukkan nilai lebih (hasil)
yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gain).Setiap kegiatan menjalankan
perusahaan tentu menggiinakan modal, dengan modal perusahaan diharapkan
keuntungan dan atau laba dapat diperoleh karena tujuan utama dari perusahaan adalah
memperoleh keuntungan.
7. Pembukuan
Menurut ketentuan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan ditentukan, setiap perusahaan wajib membuat catatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam
Pasal 5 ditentukan, catatan terdiri dari dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi
tahunan, rekening, jurnal transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan
mengenai kewajiban dan hak-hak lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu
perusahaan.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa subjek hukum perusahaan bisa berupa
perorangan atau badan hukum, objeknya bisa berupa benda berwujud atau benda
immaterial, dan hubungan hukumnya berasal dari perikatan karena perjanjian atau
undang-undang
Setidaknya ada empat sumber hukum bisnis pada aspek hukum dalam ekonomi, yaitu
perundang-undangan, kontrak perusahaan, yurisprudensi, dan kebiasaan.Berikut
masing-masing penjelasannya.
1. Perundang-undangan
Lain-lain.
1. Kontrak Perusahaan
Kontrak perusahaan atau yang biasa juga disebut dengan perjanjian selalu ditulis dan
dianggap sebagai sumber utama hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam
suatu kesepakatan.Apabila saat tertentu terjadi perselisihan antara pihak-pihak terkait,
dalam hal ini saat kontrak perusahaan masih berlaku, maka penyelesaian dapat
dilakukan melalui perdamaian, arbitase, atau pengadilan umum sekali pun jika tidak
ditemui penyelesaian yang jelas. Tentunya kontrak perusahaan ini yang akan
memberikan pertimbangan tertentu sekaligus secara jelas akan mempengaruhi
putusan. Karena secara jelas semua menyangkut kontak dan ketentuannya telah
tercantum dalam kontrak tersebut.
2. Yurispudensi
Yurisprudensi adalah sumber hukum perusahaan yang dapat diikuti oleh pihak-pihak
terkait. Hal ini akan mengisi kekosongan hukum, terutama jika terjadi suatu sengketa
terkait pemenuhan hak dan kewajiban. Secara otomatis, yurisprudensi ini akan
memberikan jaminan perlindungan atas kepentingan pihak-pihak, terutama bagi mereka
yang berusaha di Indonesia.
3. Kebiasaan
4) Diterima oleh semua pihak secara sukarela karena telah dianggap sebagai hal
yang logis dan patuh
5) Menerima dari berbagai akibat hukum yang dikehendaki oleh semua pihak
BISNIS MODERN
(3) Produksi masal : barang-barang dihasilkan dalam jumlah besar dan terus menerus
dalam berbagai ukuran sehingga mudah dpilih oleh konsumen.Produsen membuat
barang untuk orang-orang yang tidak dikenal. Oleh sebab itu, produsen harus
mengetahui sclera konsumen agar produksi yang di built secara massal mudah di
pasarkan. Dengan adanva produksi massal dan barangnya lake di pasar. akan timbul
keuntungan. baik bagi bisnis itu sendiri maupun bagi masyarakat dan negara. Tenaga
kerja akan lebih banyak tertampung. pendapatan karyawan makin meningkat. demikian
pula pendapatan masvarakat bertambah, dan standar hidup juga makin membaik.
Kemudian muncul pertanyaan. mengapa bisa demikian.
- Form utilityyaitu mengubah bentuk barang menjadi barang baru, mis : karetmenjadi
ban mobil.
misalnva barang, berpindah tempat dari sate kota ke kota lain. mail dari desa ke
kota. ricraszing diangkut dari daerah pedalaman ke kota besar, akan meningkat
kegunaannya. karena di kota orang banyak rnembutuhkan beras. dan harganya akan
lebih meningkat dibandingkan dengan harga di desa di mana beras dihasilkan.
- Time utilityyaitu kegunaan karena adanya tenggang waktumis: payung lebih banyak
dan meningkat di musin hujan.Misalnya pakaian musim dingin akan lebih meningkat
kegunaannya pada musim dingin dibandingkan dengan musim panas. Demikian pula di
negara kita, kegunaan payung akan lebih banyak dan men ingkat pada musim hujan.
(4) Penggunaan Komputer
HUKUM PERBURUHAN
Pada awalnya hukum perburuhan termasuk dalam hukum perdata yang diatur
dalam BAB VII A buku III KUHP tentang perjanjian kerja. Setelah Indonesia merdeka,
hukum perburuhan di Indonesia mengalami perubahan dan penyempurnaan yang
akhirnya terbit UU No.1 tahun 1951 tentang berlakunya UU No.12 tahun 1948 tentang
kerja, UU No.22 tahun 1957 tentang penyelesaian perselisihan perburuhan, UU No.14
tahun 1969 tentang pokok-pokok ketenagakerjaan dan lain-lain.
PENGERTIAN HUKUM PERBURUHAN
1. Menurut Prof. Imam Supomo adalah suatu himpunan peraturan, baik tertulis maupun
tidak, yang berkenaan dengan suatu kejadian dimana seseorang bekerja pada orang
lain dengan menerima upah.
2. Menurut Molenaar : Hukum yang pada pokoknya mengatur hubungan antara majikan
dan buruh, buruh dengan buruh dan antara penguasa dengan penguasa.
3. Menurut Levenbach : Sebagai sesuatu yang meliputi hukum yang berkenaan dengan
hubungan kerja, dimana pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan.
4. Menurut Van Esveld : Hukum perburuhan tidak hanya meliputi hubungan kerja yang
dilakukan dibawah pimpinan, tetapi termasuk pula pekerjaan yang dilakukan atas dasar
tanggung jawab sendiri.
5. Menurut Imam Soepomo : Himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis
yang berkenaan dengan kejadian seseorang bekerja pada orang lain enggan menerima
upah.
·Serangkaian peraturan,
Hubungan Kerja:
• Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara majikan dengan
pekerja/buruhnya.
1. Kesepakatan,
4. Pekerjaan yang diberikan tidak bertentangan dengan UU, ketertiban umum &
kesusilaan.
• Identitas pekerja,
• Tempat pekerjaan,
• Besarnya upah,
• Jangka waktunya paling lama 2 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang 1(satu) kali untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
• Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja.
Waktu Kerja
• 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu, apabila 6 hari kerja dalam 1 minggu,
• 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu, apabila 5 hari kerja dalam 1 minggu,
Cuti:
• Waktu Istirahat antara jam kerja selama minimal ½ jam setelah bekerja 4 jam
berturut2,
• Istirahat mingguan adalah 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu dan 2 hari untuk 5
hari kerja dalam 1 minggu,
• Cuti tahunan : minimal 12 hari, setelah Pekerja/Buruh bekerja selama 12 bulan
berturut2,
• Istirahat panjang minimal 2 bulan dan dilakukan pada tahun ke tujuh dan kedelapan
masing-masing 1 bulan bagi Pekerja/Buruh yang telah bekerja selama 6 tahun berturut-
turut.
Cuti Lain:
• Pekerja/Buruh perempuan diberikan cuti haid pada hari pertama dan kedua,
• Cuti Keguguran kandungan diberikan selama 1 ½ bulan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter.
• Perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Pengupahan
• Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha sesuai dengan perjanjian kerja.
• Upah yang diberikan kepada Pekerja harus sesuai dengan upah minimum,
a. Pekerja sakit,
b. Pekerja perempuan sakit pada hari pertama dan kedua masa haid,