BISNIS DI INDONESIA
Oleh :
ABSTRAK
Dunia Bisnis atau Perdagangan mungkin sudah tidak asing di telinga kita
karena tanpa disadari kitapun ikut andil dalam prosesnya, baik sebagai konsumen,
sebagai penjual, sebagai investor, atau sebagai peserta asuranis, dll.
Makalah ini menjelaskan apa itu hukum dagang dan hukum bisnis,
bagaimana asal mula terbentuknya hukum dagang dan hukum bisnis di Indonesia,
dan apa saja fungsinya.
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1998 berdampak sangat buruk terhadap
perkenomian negara kita. Hampir diseluruh sektor termasuk sektor industri
baik industri besar maupun industri kecil merasakan dampak dari krisis
ekonomi tersebut. Tidak sedikit pelaku hukum bisnis yang terpaksa gulung
tikar karena tidak mampu bertahan dengan krisis ekonomi yang mendalam.
Akibatnya, Banyak perusahaan yang melakukan efisiensi dan restrukturisasi
alias Pemutusan Hubungan Kerja (PHK massal). Harga bahan baku meningkat
tajam sementara produksi barang dan jasa tidak laku sehingga membuat sektor
ekonomi mikro dan makro sulit untuk bertahan.
Saat sekarang ini, perekonomian Indonesia telah berangsur-angsur
pulih. Bisnis di Indonesia mulai menggeliat dan berkembang pesat. Beberapa
jenis usaha dan bisnis yang dulunya sulit berkembang, saat ini malah tumbuh
subur dan menjamur, terutama sektor telekomunikasi, waralaba dan
pembiayaan.
Untuk menata dan membenahi pengelolaan transaksi sehingga lebih
teratur maka pemerintah mengeluarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD), di dalamnya diatur berbagai macam ketentuan khusus yang mengatur
dunia usaha. Apa pengertian Hukum Dagang dan Hukum Bisnis, bagaimana
sejarah munculnya KUHD, bagaimana sistematika Hukum Dagang dan Hukum
Bisnis dan lain sebagainya akan kami sajikan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hukum Dagang dan Hukum Bisnis?
2. Bagaimana Resume Hukum Dagang dan Hukum Bisnis di Indonesia?
3. Bagaimana Fungsi Hukum Dagang dan Hukum Bisnis di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengatahui Hukum Dagang dan Hukum Bisnis
2. Mengetahui Resume Hukum Dagang dan Hukum Bisnis di Indonesia
3. Mengetahui Fungsi Hukum Dagang dan Hukum Bisnis di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari tujuan hukum tersebut maka tujuan hukum bisnis dan hukum dagang
pun dalam suatu perusahaan mengacu pada tujuan hukum. Tujuan dari hukum
bisnis dan hukum dagang adalah adanya keadilan, ketertiban, dan kepastian
hukum bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Kegiatan Bisnis
Berikut ini adalah beberapa kegiatan bisnis.
1) Usaha sebagai kegiatan perdagangan (commerce), yaitu seluruh
kegiatan jual beli yang dilakukan oleh perorangan dan badan hukum.
Kegiatan perdagangan ini bisa dilakukan di dalam dan di luar negeri.
Tujuan dari usaha perdagangan ini untuk mendapatkan keuntungan.
Contohnya adalah dealer, agen, grosir, toko dan lain sebagainya.
2) Usaha sebagai kegiatan industri, yaitu kegiatan yang memproduksi,
menghasilkan barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat.
Contohnya industri pertaniain, perkebunan, pertambangan, pabrik
semen, pakaian dan sebagainya.
3) Usaha sebagai kegiatan melaksanakan jasa, yaitu kegiatan
melaksanakan jasa atau mnyediakan jasa yang dilakukan secara
perorangan atau badan usaha. Contohnya jasa perhotelan. Konsultan,
asuransi, pariwisata, pengacara, akuntan dan sebagainya.
c. Peraturan Perundang-Undangan
Selain KUHD dan KUHPerdata, masih terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan lain yang mengatur Hukum Dagang dan Hukum
Bisnis, diantaranya :
2. Kebiasaan
Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan tidak terputus dan
sudah diterima oleh masyarakat pada umumnya serta pedagang pada
khususnya, dapat dipakai juga sebagai sumber hukum pada Hukum Dagang.
Hal ini sesuai dengan Pasal 1339 KUH Perdata bahwa perjanjian tidak saja
mengikat yang secara tegas diperjanjikan, tetapi juga terikat pada kebiasaan-
kebiasaan yang sesuai dengan perjanjian tersebut. Contohnya tentang
pemberian komisi, jual beli dengan angsuran, dan sebagainya.
3. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan-putusan Hakim atau Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung sebagai
Pengadilan kasasi, atau putusan Mahkamah Agung sendiri yang sudah
berkekuatan hukum tetap.
4. Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional diadakan dengan tujuan agar pengaturan tentang
persoalan Hukum Dagang dapat diatur secara seragam oleh masing-masing
hukum nasional dari negara-negara peserta yang terikat dalam perjanjian
internasional tersebut. Untuk dapat diterima dan mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat maka perjanjian internasional tersebut harus diratifikasi oleh
masing-masing negara yang terikat dalam perjanjian internasional tersebut.
1) Traktat yaitu perjanjian bilateral yang dilakukan oleh dua negara saja.
Contohnya: traktat yang dibuat oleh Indonesia dengan Amerika yang
mengatur tentang pemberian perlindungan hak cipta yang kemudian
disahkan melalui Keppres No.25 Tahun 1989,
2) Konvensi yaitu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara.
Contohnya Konvensi Paris yang mengatur tentang merek.
Usulan KUHD Belanda ini kemudian disahkan menjadi KUHD Belanda tahun
1838. Lalu pada akhirnya berdasarkan asas konkordansi atau bisa disebut juga
asas keselarasan yaitu pemberlakuan hukum negeri asal kolonial ke daerah koloni/
daerah jajahan. Maka KUHD belanda ini kemudian menjadi contoh bagi
pembuatan KUHD indonesia 1848.
Pada awalnya hukum dagang berinduk pada hukum perdata, tetapi seiring
perkembangan zaman hukum dagang di ubah sedemikian rupa sehingga terbentuk
lah KUHD yang sekarang terpisah dari KUHPer.
KUHP dan KUHD sebenarnya memiliki hubungan yang tidak bisa di pisahkan
yaitu KUHP adalah hukum umum dan KUHD hukum khusus artinya adalah
ketentuan yang ada dalam KUHP berlaku juga terhadap masalah – masalah yang
tidak di atur oleh KUHD dan begitu sebaliknya.
2. Sesuai pembahasan di atas dapat kita lihat bahwa hukum dagang di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari hukum dagang yang telah dibawa oleh Belanda atas
dasar asas konkordansi.
Seiring perkembangan zaman hukum dagang yang telah ditetapkan
berangsur-angsur mengalami perubahan dikarenakan adanya penyesuaian
hukum dengan kemajuan zaman, dan beralih menjadi Hukum Bisnis yang
cakupannya lebih luas.