Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.

1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA/BURUH PENERIMA UPAH


DALAM SUATU PERUSAHAAN YANG TIDAK DIIKUTSERTAKAN DALAM
KEANGGOTAAN BPJS KETENAGAKERJAAN DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BPJS

Oleh:
Ulfa Luthfiana, S.H.1

Abstract

The purpose of this study is to know the legal protection received by labors who work in a company
that is not a member of Workers Social Security Agency (BPJS Ketenagakerjaan) viewed from Law
Number 24 of 2011 on BPJS. This is a jurnal empirical study. The study was conducted at the office
of BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang, Social Services and Employment of Pangkalpinang City,
KSPSI of Bangka Belitung Province. To gather the data, interviews and observation wer conducted
along with library research. To analyze the data, qualitative method with interactive model was
employed. The result shows that membership of BPJS Ketenagakerjaan is BPJS’ preventive step to
give legal protection. Law number 24 of 2011 has firmly stipulated that sanctions will be given to
employers who fail to register and pay dues for their employees. The administrative sanction takes
from of written admonition, fines of IDR 1.000.000.000,00..

Keywords: Legal Protection, Workers/Labor, BPJS Ketenagakerjaan.

A. PENDAHULUAN1 kesejahteraannya, sehingga pada


Peran serta pekerja/buruh dalam
gilirannya akan dapat meningkatkan
pembangunan nasional makin
produktivitas kerja.2
meningkat, dengan resiko dan
Bangka Belitung khususnya
tanggung jawab serta tantangan yang
Kota Pangkalpinang masih banyak
dihadapinya. Oleh karena itu, kepada
Pengusaha yang tidak mengindahkan
mereka dirasakan perlu untuk
aturan pemerintah mengenai
diberikan perlindungan,
kewajiban mereka sebagai pemberi
pemeliharaan, dan peningkatan
kerja yang tertera dalam Pasal 15

2
Zaeni Asshadie, Aspek-Aspek Hukum
1
Alumni Fakultas Hukum Universitas Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia,
Bangka Belitung. Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 83.

1658
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 UUD Negara Republik Indonesia

Tahun 2011, bahwa: “Pemberi kerja Tahun 1945.

secara bertahap wajib mendaftarkan Pekerja atau Buruh dalam

dirinya dan pekerjanya sebagai kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

peserta kepada Badan dibedakan menjadi Pekerja atau

Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Buruh Penerima Upah, pekerja/

sesuai dengan program jaminan buruh yang bekerja pada pemberi

sosial yang di ikuti”. Jika melanggar kerja dan pekerja/ buruh yang

kewajiban ini, pemberi kerja dapat bekerja pada pemberi kerja bukan

dikenakan sanksi administratif. penyelenggara Negara dan Pekerja/

BPJS Ketenagakerjaan Buruh Bukan Penerima upah (BPU)

memberikan kepastian perlindungan, yang meliputi: Pemberi Kerja;

mulai dari kecelakaan kerja, pekerja di luar hubungan kerja yang

kematian, hari tua, hingga pensiun bukan menerima upah, contoh

karyawan. Meski pentingnya Tukang Ojek, Supir Angkot,

manfaat BPJS Ketenagakerjaan, Pedagang keliling, Dokter,

namun masih banyak kalangan usaha Pengacara/ Advokat, Artis, dan Lain-

yang masih nakal tidak mendaftarkan lain.3

para pekerjanya. Alasan perusahaan lalai dalam

Masih banyaknya pekerja/buruh kewajibannya khususnya dalam

yang tidak terlindungi oleh BPJS jaminan sosial pekerja/ buruhnya

Ketenagakerjaan ini menjadi PR dikarenakan faktor biaya, pekerja

(pekerjaan rumah) tersendiri untuk harian, pekerja kontrak, dan usaha

pemerintah dalam mewujudkan cita- kecil menengah. Padahal dalam


3
cita Negara yang tercantum dalam Periksa Pasal 10 Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial.

1659
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

undang-undang yang mengatur kekuasaan majikan terlaksana

tentang BPJS Ketenagakerjaan ini apabila peraturan perundang-

dijelaskan, bahwa yang menjadi undangan dalam bidang perburuhan

peserta BPJS adalah setiap orang, yang mengharuskan atau memaksa

termasuk orang asing yang bekerja majikan bertindak seperti dalam

paling sedikit 6 (enam) bulan di peraturan perundang-undangan

Indonesia, yang telah membayar tersebut benar-benar dilaksanakan

iuran. semua pihak karena keberlakuan

Setiap perusahaan wajib hukum tidak dapat diukur secara

mendaftarkan pekerjanya sebagai yuridis saja, tetapi diukur secara

anggota BPJS. Sedangkan orang atau sosiologis dan filosofis.4

keluarga yang tidak bekerja pada Dalam berbagai tulisan di

perusahaan wajib mendaftarkan diri bidang ketenagakerjaan sering kali

dan anggota keluarganya pada BPJS. dijumpai adagium, bahwa “pekerja/

Setiap peserta BPJS akan ditarik buruh adalah tulang punggung

iuran yang besarnya ditentukan perusahaan”. Adagium ini

kemudian. Sedangkan bagi warga tampaknya biasa saja, sepertinya

miskin, iuran BPJS ditanggung tidak mempunyai makna, tetapi

pemerintah melalui program Bantuan kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan

Iuran. kebenarannya. Pekerja/ buruh

Perlindungan hukum bagi buruh dikatakan sebagai tulang punggung,

sangat diperlukan mengingat karena dia memang mempunyai

kedudukannya yang lemah peranan yang penting. Tanpa adanya

disebutkan oleh Zainal Asikin, pekerja/ buruh perusahaan tersebut

yaitu: “Perlindungan hukum dari 4


Asri wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan
Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, 2010,
hlm. 10.

1660
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

tidak akan bisa jalan, dan tidak akan lini pelayanan sambil

bisa pula ikut berpartisipasi dalam mengembangkan berbagai program

pembangunan nasional.5 dan manfaat yang langsung dapat

BPJS Ketenagakerjaan yang dinikmati oleh pekerja dan

dibentuk sebagai Badan keluarganya. Sekarang dengan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial sistem penyelenggaraan yang

dalam bidang Ketenagakerjaan semakin maju, program BPJS

sesuai dengan keputusan Presiden Ketenagakerjaan tidak hanya

sebagai Badan Usaha Milik Negara memberikan manfaat kepada pekerja

yang dulunya dikenal sebagai PT dan pengusaha saja, tetapi juga

Jamsostek sudah mulai beroperasi memberikan kontribusi penting bagi

sejak Juli 2015. PT Jamsostek peningkatan pertumbuhan ekonomi

(Persero) yang bertransformasi bangsa dan kesejahteraan masyarakat

menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Indonesia.

Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan Sebuah Undang-Undang Nomor

tetap dipercaya untuk 40 Tahun 2004 tentang Sistem

menyelenggarakan program jaminan Jaminan Sosial Nasional telah terbit

sosial tenaga kerja, yang meliputi pada tahun 2004. Undang-Undang

JKK, JKM, JHT dengan penambahan itu merupakan upaya untuk

Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015. melakukan reformasi di bidang

Menyadari besar dan mulianya sistem jaminan sosial, oleh karena

tanggung jawab tersebut, BPJS Indonesia sudah sangat tertinggal

Ketenagakerjaan pun terus dalam penyelenggaraan sistem

meningkatkan kompetensi di seluruh jaminan sosial. Apabila undang-


5
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum undang ini dapat dilaksanakan
Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja,
Jakarta, Rajawali Pers, 2008, hlm. 85.

1661
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

dengan sebaik-baiknya, tidak hanya Penyelenggara Jaminan Sosial

akan mampu meningkatkan (BPJS) Kesehatan paling lambat 1

kesejahteraan rakyat Indonesia, Januari 2015. Pemberi kerja wajib

mengejar ketertinggalan di bidang mendaftarkan diri dan pekerjanya

penyelenggaraan jaminan sosial, sebagai peserta jaminan kesehatan

tetapi juga akan berdampak ekonomi yang digelar BPJS kesehatan dengan

dan politik karena setiap program membayar iuran. Jika tidak, ada

jaminan sosial, pada dasarnya sanksi yang dapat dijatuhkan kepada

merupakan instrument mobilisasi pemberi kerja. Merujuk pada

dana masyarakat, sehingga mampu Peraturan Pemerintah Nomor 86

membentuk tabungan nasional, Tahun 2013, payung hukum sanksi

antara lain kemampuan pembiayaan tersebut, sanksi yang dapat

modal dalam negeri (PMDN), dikenakan berupa teguran tertulis,

membuka peluang berusaha sehingga denda dan atau tidak mendapat

meningkatkan peluang kesempatan pelayanan publik tertentu.7

kerja dan kemandirian bangsa BPJS Ketenagakerjaan Kota

menghadapi era globalisasi.6 Pangkalpinang pun telah

Sesuai amanat Perpres Nomor memberikan himbauan kepada

111 Tahun 2013 tentang Perubahan seluruh perusahaan yang ada di

atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 Pangkalpinang khususnya untuk

tentang Jaminan Kesehatan, pemberi segera melaksanakan kewajiban

kerja atau perusahaan skala besar, pengusaha sebagai pemberi kerja

menengah, kecil, dan BUMN wajib untuk memberi perlindungan

mendaftarkan kepesertaan ke Badan


7
Tri Jata Ayu Pramesti,
6
Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial www.hukumonline.com, Sanksi BPJS Untuk
Nasional Sebuah Introduksi, Rajawali Pers, Pemberi Kerja Mulai Juli 2015, diakses Pada
Jakarta, 2008, hlm. 1. Hari Jumat 23 Oktober 2015 Pukul 16.00.

1662
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

terhadap pekerjanya dalam hal Peraturan Pemerintah Nomor 86

jaminan sosial, Karena apabila Tahun 2013?

Pengusaha sebagai pemberi kerja


B. PEMBAHASAN
tidak mengindahkan aturan ini, maka
1. Bentuk Perlindungan Hukum
jelas pengusaha tersebut telah Terhadap Pekerja/ Buruh
Penerima Upah dalam Suatu
melanggar hak normatif para
Perusahaan yang Tidak
pekerja/ buruh dan dapat dikenakan
diikutsertakan dalam
sanksi yang merujuk pada Peraturan Keanggotaan BPJS
Ketenagakerjaan
Pemerintah Nomor 86 tahun 2013.
Kewajiban untuk mendaftarkan
Dari latar belakang di atas dapat
pekerja/ buruh kedalam keanggotaan
dibuat beberapa rumusan masalah,
BPJS Ketenagakerjaan ini tidak lain,
yaitu:
yaitu bertujuan untuk
1. Bagaimanakah bentuk
mensejahterakan pekerja/ buruh yang
perlindungan hukum bagi pekerja/
dalam hal ini adalah pihak yang
buruh penerima upah dalam suatu
lemah di bawah kekuasaan
perusahan yang belum atau tidak
perusahaan. Pasal 15 Undang-
didaftarkan dalam keanggotaan
Undang Nomor 24 Tahun 2011
BPJS Ketenagakerjaan ditinjau
tentang BPJS menentukan, bahwa:
dari Undang-Undang Nomor 24
“Pemberi Kerja secara bertahap
Tahun 2011 Tentang Badan
wajib mendaftarkan dirinya dan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial?
Pekerjanya sebagai Peserta kepada
2. Bagaimanakah peran Pemerintah
BPJS sesuai dengan program
Kota Pangkalpinang dalam
Jaminan Sosial yang diikuti”.
penerapan sanksi terhadap
Apabila pemberi kerja tidak
pemberi kerja yang merujuk pada
mengindahkan aturan tersebut, maka

1663
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

akan dikenakan sanksi yang merujuk pemerintah dalam berbagai aturan

pada Peraturan Pemerintah Nomor dari sanksi administratif hingga

86 Tahun 2013 tentang Tata Cara sanksi pidana.

Pengenaan Sanksi Administratif Sedangkan bentuk dari

Kepada Pemberi Kerja Selain perlindungan yang diberikan oleh

Penyelenggara Negara dan Setiap BPJS Ketenagakerjaan kepada setiap

Orang, Selain Pemberi Kerja, anggotanya, yaitu adanya 4 (empat)

Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Program yang dijalan, di antaranya:

dalam Penyelenggaraan Jaminan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Sosial. Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan

Undang-Undang Nomor 24 Kematian (JKM), Jaminan Pensiun

Tahun 2011 Tentang BPJS (JP).

menentukan adanya sanksi pidana Proses pendaftaran keanggotaan

terhadap pemberi kerja yang nyata- BPJS Ketenagakerjaan digolongkan

nyata lalai dalam hal pemungutan mudah, apabila sudah menyerahkan

iuran program BPJS identitas diri dan keluarga, telah

Ketenagakerjaan yang menjadi mengisi form yang disediakan oleh

kewajibannya, yaitu 8 tahun BPJS Ketenagakerjaan dan sudah

kurungan penjara dan denda sebesar melakukan pembayaran iuran

Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar pertama, walaupun kartu anggota

rupiah). BPJS Ketenagakerjaannya belum

Bentuk perlindungan hukum keluar, pekerja/buruh tersebut sudah

terhadap pekerja/ buruh yang tidak terlindungi oleh BPJS

dipenuhi haknya, yaitu adanya sanksi

yang tegas yang telah diatur

1664
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

Ketenagakerjaan.8 Beliau pun Peraturan Pemerintah Nomor 86

menerangkan bahwa, BPJS Tahun 2013 berupa: teguran tertulis,

Ketenagakerjaan Cabang denda, dan/atau tidak mendapat

Pangkalpinang juga selalu rutin pelayanan publik tertentu. Tata Cara

untuk melakukan sosialisasi, melalui Pengenaan Sanksi Kepada Pemberi

media cetak, seperti Koran dan/ atau Kerja Selain Penyelenggara Negara,

datang secara langsung kepada sebagai berikut:

perusahaan yang telah terdaftar di


1) Pengenaan sanksi teguran
disnaker. tertulis diberikan paling
banyak 2 (dua) kali masing-
masing untuk jangka waktu
2. Peran Pemerintah Kota paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja oleh BPJS. Teguran
Pangkalpinang
tertulis pertama untuk jangka
Sanksi yang diberikan kepada waktu 10 hari, apabila sampai
dengan berakhinya jangka
pemberi kerja yang tidak waktu 10 hari sanksi teguran
tertulis pertama Pemberi kerja
mengindahkan aturan, yaitu sanksi selain penyelenggara Negara
tidak melaksanakan
administratif yang berupa: sanksi kewajibannya, BPJS
mengenakan sanksi teguran
teguran tertulis, sanksi denda, sanksi tertulis kedua untuk jangka
waktu 10 hari.
pencabutan izin tertentu. 2) Apabila pada masa teguran
tertulis pemberi kerja tidak
Jalannya penerapan sanksi juga mendaftarkan pekerjanya
dalam keanggotaan BPJS
terhadap pemberi kerja yang lalai Ketenagakerjaan maka
pemberi kerja akan dikenakan
dilakukan dengan beberapa tahap. sanksi denda oleh BPJS, yang
diberikan untuk jangka waktu
Sanksi yang dijatuhkan kepada paling lama 30 (tiga puluh)
hari sejak berakhirnya
pemberi kerja yang lalai, yaitu pengenaan sanksi teguran
kedua berakhir. Besarnya
Sanski Administratif dalam Pasal 5 denda yang dikenakan adalah
0,1% (nol koma satu persen)
setiap bulan dari iuran yang
8
Wawancara dengan Mario Ashar, Kabid seharusnya dibayar yang
Bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan dihitung sejak teguran tertulis
Cabang Pangkalpinang, pada hari jumat 12 kedua berakhir yang disetorkan
Februari 2016.

1665
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

kepada BPJS bersamaan sebagaimana dimaksud dalam


dengan pembayaran iuran Pasal 3 ayat (1) huruf a
berikutnya. Denda Undang-undang No 24 Tahun
sebagaimana dimaksud 2011; atau
menjadi pendapatan lain dari b) Telah memberikan data
dana jaminan sosial. dirinya dan pekerjanya berikut
3) Apabila sanksi berupa denda anggota keluarganya kepada
tidak disetor lunas, pemberi BPJS secara lengkap dan
kerja selain Peneyelenggara benar bagi pemberi kerja
Negara dikenai sanksi tidak Selain Penyelenggara Negara
mendapat pelayanan publik yang melanggar kewajiban
tertentu yang dilakukan oleh sebagaimana dimaksud dalam
Pemerintah, pemerintah daerah pasal 3 ayat (1) huruf b.10
provinsi, atau pemerintah
daerah kabupaten/kota atas Sehubungan dengan itu, dengan
permintaan BPJS yang
meliputi: bukti lunas pembayaran denda,
a) perizinan terkait usaha;
b) izin yang diperlukan dalam pendaftran kepesertaan, dan bukti
mengikuti tender proyek;
c) izin memperkerjakan pemberian data kepesertaan yang
tenaga asing;
d) izin perusahaan penyedia lengkap dan benar dijadikan sebagai
jasa pekerja/buruh; atau
e) Izin Mendirikan Bangunan dasar pencabutan sanksi tersebut.
(IMB).9
Menurut Ahmad Dody
Sanksi tidak mendapat
Setiawan menjelaskan, bahwa
pelayanan publik tertentu dicabut
sejauh ini belum ada perusahaan di
apabila:
Pangkalpinang yang ditindak secara
a) Denda telah disetor secara
lunas kepada BPJS dan telah hukum karena tidak patuh. Namun,
mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta sudah ada kurang lebih 30
kepada BPJS secara bertahap
sesuai dengan program perusahaan diberi Surat
jaminan sosial yang diikutinya
bagi pemberi kerja selain Pemberitahuan (SP) 1 karena
Penyelenggara Negara yang
melanggar kewajibannya terverifikasi belum mendaftarkan

9 10
Lihat Pasal 5 Peraturan Pemerintah Periksa Pasal 10 angka 7 Peraturan
Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata
Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada
Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan
Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Setiap Orang, Selain Pemebri Kerja, Pekerja, dan
Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggara Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggaraan
Jaminan Sosial. Jaminan Sosial.

1666
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

pekerjanya dalam program BPJS pekerjanya, mendaftarkan hanya

Ketenagakerjaan. SP 1 tersebut pada sebagian program, dan

merupakan tahapan awal pembinaan. perusahaan yang menunggak iuran

Masih banyak sekali perusahaan BPJS. Seperti diketahui, BPJS

terutama yang bergerak di bidang ketenagakerjaan memiliki empat

jasa, perdagangan, pertokoan, program yang harus diakses pekerja

koperasi, UKM, yang juga belum yakni JKK, JHT, JKM, dan JP.

patuh. BPJS berharap potensi ini Dapat ditarik kesimpulan bahwa

segera saja ikut program BPJS. Jika dalam hal ini tentu persoalan hukum

perusahaan tetap belum patuh, SP 1 ini bisa terhindarkan, bila

akan dinaikkan menjadi SP 2, dan diperusahaan mematuhi konsitusi

berlanjut pada proses kunjungan. dan mendaftarkan pekerjanya

Dalam kunjungan ini ada menjadi peserta jaminan sosial.

kesepakatan dan komitmen kapan Dengan begitu, pekerja pun tidak

perusahaan akan ikut program BPJS. merasa kesejahteraannya terancam

Kalau belum, BPJS akan meminta dan bisa bekerja dengan baik. Bila

bantuan hukum dan koordinasi sebaliknya yang terjadi, akan sulit

dengan kejaksaan. Jadi nanti, menekan aksi unjuk rasa buruh yang

tuntutannya dari BPJS. Surat kuasa belakangan ini sering terjadi. Untuk

khusus disampaikan kepada itu, agar perintah yang diamanahkan

kejaksaan untuk dilakukan langkah di dalam undang-undang BPJS

hukum perdata. Menurut Ahmad tersebut bisa berjalan dengan baik,

Dody Setiawan, ketidakpatuhan perlu kiranya adanya aturan yang

pengusaha ada beberapa kategori, bersifat memberikan peringatan dan

yakni belum mendaftarkan seluruh

1667
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

sanksi bagi perusahaan yang tidak pihak terkait dalam hal

mematuhi aturan tersebut. hubungan ketenagakerjaan

khusunya di bidang jaminan


C. PENUTUP
sosial.
1. Kesimpulan
a. BPJS Ketenagakerjaan telah b. Pembinaan dan pengawasan

melaksanakan fungsi dan dari Dinas ketenagakerjaan

wewenangnya sesuai dengan terhadap pemberi kerja di

peraturan perundang- Kota Pangkalpinang dituntut

undangan yang berlaku, untuk lebih serius dan tegas

sosialisasi ke masyarakat dalam hal penerpan sanksi

khususnya pekerja/ buruh terhadap pemberi kerja yang

tentang program dan manfaat lalai dalam menajalani

program BPJS kewajibannya. Kurang

Ketenagakerjaan masih tegasnya Pemerintah dalam

dianggap belum berhasil pelaksanaan sanksi ini

seutuhnya, karena masih menjadi celah untuk pekerja/

banyaknya pekerja/ buruh buruh beargumen bahwa

yang tidak mengetahui pemerintah dinilai lebih

tentang manfaat dan memihak kepada pengusaha

keuntungan program BPJS ketimbang pekerja/ buruh.

Ketenagakerjaan tersebut. Adanya perbedaan status antar

Undang-Undang Nomor 24 pengusaha/ majikan dengan

Tahun 2011 tentang BPJS pekerja/ buruh menuntut

secara jelas telah memberikan pemerintah untuk lebih

perlindungan terhadap pihak- memperhatikan hak-hak

1668
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

pekerja/ buruh agar tidak pekerja mempunyai peranan

terjadinya kesewenang- penting dalam suatu

wenangan majikan/ perusahaan, tanpa adanya

pengusaha/ pemberi kerja. pekerja perusahaan tersebut

Dengan cara menindak secara tidak bisa jalan dan tidak bisa

tegas perusahaan yang tidak ikut serta dalam pembangunan

mengikutsertakan pekerja/ nasional.

buruhnya dalam keanggotaan b. BPJS Ketenagakerjaan perlu

BPJS ketenagakerjaan. meningkatkan kualitas

sosialisasinya, mengingat
2. Saran
masih banyaknya lapisan
a. Pemerintah Kota
masyarakat yang belum
Pangkalpinang melalui unit
mengetahui manfaat dari
kerja terkait dalam hal ini
program yang ada di BPJS
Disnaker perlu secara tegas
Ketenagakerjaan. Untuk
mengawasi, membina, serta
pekerja/ buruh perlu
menindak pemberi kerja yang
membentuk serikat pekerja
tidak menajalankan
atau ikut bergabung dengan
kewajibannya sesuai peraturan
Kesatuan Serikat Pekerja
perundang-undangan. Dan
Seluruh Indonesia (KSPSI)
untuk pelaku usaha
Provinsi Bangka Belitung
diharapkan lebih sadar akan
yang ada di Kota
pentingnya pemenuhan hak
Pangkalpinang agar nasib
pekerja seperti hak untuk
pekerja/ buruh lebih terjamin
mendapatkan perlindungan
dan akan mendapatkan
kesejahteraan sosial, karena

1669
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.1/Juni 2016 Ulfa Luthfiana: Perlindungan…

pembelaan dari serikat pekerja

bila terjadinya pelanggaran

terhadap hak pekerja/ buruh

oleh pengusaha.

D. DAFTAR PUSTAKA
Asshadie. Zaeni, 2008, Aspek-Aspek
Hukum Jaminan Sosial Tenaga
Kerja Di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers.

-------------------, 2008, Hukum Kerja:


Hukum Ketenagakerjaan Bidang
Hubungan Kerja, Jakarta: Rajawali
Pers.

Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun


2013 tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administratif kepada
Pemberi Kerja Selain
Penyelenggara Negara dan Setiap
Orang, Selain Pemberi Kerja,
Pekerja, dan Penerima Bantuan
Iuran dalam Penyelenggara
Jaminan Sosial.

Sulastomo, 2008, Sistem Jaminan Sosial


Nasional Sebuah Introduksi,
Jakarta: Rajawali Pers.

Tri Jata Ayu Pramesti,


www.hukumonline.com, Sanksi
BPJS Untuk Pemberi Kerja Mulai
Juli 2015.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011


Tentang Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial.

Wijayanti. Asri, 2010, Hukum


Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,
Jakarta: Sinargrafika.

1670

Anda mungkin juga menyukai