AntarAntar-Daerah (KSAD)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
A.
PENDAHULUAN
1. Sekilas Kerjasa Sama Antar Daerah di
Indonesia
..
..
..
..
..
..
..
10
..
13
..
15
..
15
..
15
..
15
..
..
16
..
17
..
17
..
17
17
..
18
..
18
b.3. Kewenangan RM
..
18
..
18
..
18
19
..
19
..
..
20
20
..
20
..
20
..
24
..
25
..
31
..
31
C. TAHAPAN PEMBENTUKAN
ORGANISASI KSAD
1. Beredasarkan Regulasi Permendagri
22 / 2009
2. Rumusan Pengalaman Pembentukan
Organisasi KSAD Yang Telah Ada
..
37
..
40
..
40
..
44
..
45
1. BKSP JABODETABEKJUR
..
45
2. SEKBER KARTAMANTUL
..
46
3. RM BARLINGMSCAKEB
..
48
4. BKAD SUBOSUKAWONOSRATEN
..
50
5. RM SAMPAN
..
51
..
52
..
..
53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
..
F. SRATEGI
PENYESUAIAN
LEMBAGA
KSAD YANG TELAH ADA TERHADAP
REGULASI YANG BARU
PANDUAN PEMBENTUKAN
ORGANISASI KERJA SAMA ANTAR
DAERAH (KSAD)
A. PENDAHULUAN
Kab Purworejo, Kota Magelang, Kab Magelang, Kab Temanggung, Kab Wonosobo
dan Kab Purbalingga. Dalam skala yang lebih besar, dimana melibatkan seluruh
kab/kota se Indonesia kita mengenal Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh
Indonesia (APKASI) yang sekarang telah berubah menjadi Badan Kerjasama
Kabupaten Seluruh Indonesia (BKKSI). Dan masih ada beberapa lagi kerjasama
antar daerah yang sedang berjalan maupun yang sedang diinisiasi baik oleh
lembaga non pemerintah maupun oleh lembaga pemerintah. Dengan melihat bentuk
kerjasama antar daerah yang sedang dilakukan sebenarnya kita menjadi optimis
terhadap langkah-langkah pemerintah daerah didalam meningkatkan kualitas
pelayanannya kepada masyarakat maupun pola pengelolaan kepemerintahannya
untuk menjadi lebih efisien dan efektif (Sanctyeka, 2009). Namun muncul pertanyaan
kembali, apakah kerjasama antar daerah yang sudah dilakukan dapat berjalan
efisien dan efektif ? Apakah Kerjasama Antar Daerah sudah dapat berkontribusi
positif terhadap kesejahteraan masyarakat? Adakah hambatan yang dialami didalam
implementasinya sehingga Kerjasama Antar Daerah kurang berhasil? Dan bentuk
keberhasilan apa yang sudah dihasilkan dengan pola kerjasama antar daerah?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi bahan awal untuk terus menemukan
jawaban dan formulasi taktis sehingga Kerja Sama Antar Daerah dapat mencapai
tujuan akhir yang diinginkan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah
satu upaya untuk mengurai pertanyaan tersebut dan memberikan suatu angin segar
di dalam penyelenggaraan kerjasama antar daerah maka penulisan Pedoman
Pembentukan Kerja Sama Antar Daerah ini di lakukan. Pedoman ini merupakan
salah satu upaya untuk mempermudah pemerintah daerah di dalam menggagas
lahir nya organisasi kerja sama antar daerah hingga pengimplementasiannya.
Teknis Kerja Sama Daerah serta Permendagri 23 / 2009 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Kerja Sama Antar Daerah. Semua regulasi tersebut bertujuan sebagai
paying hokum sekaligus dasar gerak pemerintah daerah di dalam melaukan
kerjasama dengan daerah yang lain.
Diakui oleh daerah bahwasanya daerah memiliki keterbatasan kapasitas dalam
berbagai hal, kondisi ini disadari berdampak pada lambatnya pembangunan bahkan
tidak tercapainya tujuan penyejahteraan masyakat di wilayahnya belum lagi ketika
daerah masuk ke dalam era globalisasi dimana tingkat kompetisi dengan Negara lain
begitu terbuka dan tanpa batas, mau tidak mau daerah harus berfikir strategis untuk
meningkatkan nilai keunggulan daerahnya dengan mengandalkan keterbatasan
sumberdaya yang dimilikinya, baik itu dari segi pendanaan, infrastruktur, tekhnologi
maupun sumberdaya manusianya. Belum lagi permasalahan internal wilayah berupa
primordialisme, alih-alih dapat bersaing justru memperburuk kondisi pembangunan
wilayah dikarenakan daerah satu dengan daerah yang lain tidak mampu bersinergis
secara positif di dalam membangun keunggulan bersama yang pada akhirnya dapat
menyejahterakan masyarakat.
Kesadaran membangun bersama inilah yang saat ini mulai menguat di berbagai
wilayah Republik Indonesia, sehingga sekarang kita dapat dengan mudah
menjumpai upaya-upaya kerjasama antar daerah dengan berbagai macam ruang
lingkup yang dikerjasamakan, dari sector ekonomi hingga pelayanan dasar.
dengan
antara
SALGA berlokasi di
Afrika Selatan.
Lembaga ini berfungsi
sebagai interest group
dari kepentingan
daerah terhadap
pusat. Lembaga ini
dimandatkan oleh
konstitusi Afrika
Selatan tahun 1997
untuk mempercepat
proses transformasi
demokrasi di ranah
pemerintah lokal pada
pemberian pelayanan
(service delivery).
SOUND TRANSIT
(Washington)
Kerjasama
pengelolaan
transportasi dari
beberapa kota di AS.
Ada 2 pola asosiasi
umum di
Washington State,
yakni :
1. Inter governmental Relations
(IGR),
2. Intergo
vernmental
Management
(IGM).
LCP
(The
League of
Cities of The
Philippines)
Philipina
beranggotakan 117 kota
terbentuk di Philipina
dengan mendapatkan
legalisasi hukum dari
Local Government Code of
1991. Organisasi ini
semula bernama League
City Mayors yang
beranggotakan para
politisi lokal yang
kemudian berubah
menjadi organisasi yang
berbasis institusi
pemerintah kota
SOUND TRANSIT
LAA
LCP
(Afrika Selatan)
(Washington)
Korsel
Philipina
Cakupan kerjasama
yang dilakukan
cukup
komprehensif
Lembaga KAD
dapat berperan
sebagai interest
group bagi
kepentingan daerah
terhadap pusat
Spesifik pada
bidang tertentu
dalam masalah
perkotaan di 5 kota.
kepentingan
pemerintah pusat
sangat dominan,
dan asosiasi
cenderung untuk
kepentingan pusat
Mampu berevolusi
dari organisasi para
politisi lokal menjadi
institusi berbasis
keanggotaan
institusi pemkot
dengan fungsi yang
beragam.
Tabel I.
Kekhususan Masing-Masing Kerjasama Antar Daerah
Sumber : disarikan dari Wawan Masudi dkk (dalam Pratikno, 2007)
Hal lain yang perlu diketahui terkkait kerja sama adalah bentuk pengaturan kerja
sama itu sendiri. Menurut Rosen (1993) terkait dengan pengaturan kerjasama
(Forms of Cooperation Arrangements) terdiri atas beberapa bentuk :
terhadap kerja sama antar daerah di Indonesia adalah bahwa kosep mendasar dari
kerjasa daerah di dasari atas :
Adanya keinginan saling melengkapi antara daerah satu dengan daerah yang
lain
Adanya keinginan untuk menciptakan dan menjalin hubungan yang harmonis
antar daerah
Adanya keinginan untuk pengintegrasian proses pembangunan antar dimulai dari
tahapan perencanaan hingga monitoring dan evaluasi
Serta adanya keinginan untuk terjadinya keseimbangan laju pertumbuhan antar
daerah
Regulasi
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004
Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
2
3
Pemerintahan Daerah
Perimbangan Keuangan Daerah
7
8
9
10
11
Perundangan serta peraturan di atas merupakan payung hukum serta landasan bagi
daerah di dalam penyelenggaraan kerja sama daerah. Sehingga saat ini daerah
menjadi lebih kuat legitimasinya secara hukum ketika mejadikan Kerja Sama
Daerah sebagai strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
8
Di samping itu daerah tetap perlu mensinkronkan dengan regulasi lainnya, terutama
yang bersinggungan dengan kerja sama daerah. Seperti regulasi Pengelolaan
Keuangan daerah, Pengelolaan aset dan barang daerah, Pembuatan naskah daerah
serta pengawasan, pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah.
Untuk itu daerah juga perlu memahami regulasi yang mengaturnya, seperti yang di
gambarkan dalam alur di bawah ini :
GAMBAR REGULASI TERKAIT KERJASAMA DAERAH DALAM NEGERI
PP 6/2006
Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
Permendagri 17/2007
Pedoman Teknis
Pengelolaan
Barang Milik Daerah
Perpres 67/2005
Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan
Usaha Dalam
Penyediaan
Infrastruktur
UU 32/2004
PP 50/2007
Permendagri 19/2009
Permendagri 22/2009
Permendagri 23/2009
PP No 79 tahun 2005
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah No 6 tahun 2008
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Permendagri No 23 tahun 2007
Pedoman tatacara Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
PP 57/2005
Hibah kepada
Daerah
Permendagri 2-3/2005
Pedoman Tata
Naskah Dinas
Di Ling. Provinsi dan
Kan/kota
PP 38/2007
Kewenangan
Pusat & Daerah
Aktor
Lembaga Pelaksana Kerjasama
Pemerintah Kab/Kota
Peran
Pemerintah Provinsi
penyelenggraan KAD
Pemerintah Pusat
Urusan
No
Urusan
No
No
pendidikan
kepemudaan dan
olahraga
keluarga
berencana dan
keluarga
sejahtera
pemberdayaan
masyarakat dan
desa
Kesehatan
penanaman
modal
Perhubungan
Social
lingkungan
koperasi dan
usaha kecil dan
komunikasi
dan
kebudayaan
13
No
Urusan
No
hidup
Urusan
No
menengah
No
informatika
pekerjaan
umum
kependudukan
dan catatan sipil
Pertanahan
Statistic
penataan
ruang
Ketenagakerjaan
kesatuan
bangsa dan
politik dalam
negeri
Kearsipan dan
Perpustakaan
perencanaan
pembangunan
ketahanan
pangan
otonomi
daerah,
pemerintahan
umum,
administrasi
keuangan
daerah,
perangkat
Perumahan
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan
anak
daerah,
kepegawaian,
dan
persandian
Urusan
No
Urusan
Industry
Pertanian
Perdagangan
Kehutanan
Pariwisata
Ketransmigrasian
14
15
masing
anggota
KSAD
SUBOSUKAWONOSRATEN.
BKAD memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Badan kerja sama sesuai dengan tugasnya membantu Kepala Daerah untuk:
melakukan pengelolaan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan KSAD;
dan
16
17
Tetap :
Sharing pendanaan dari APBD Kab/Kota anggota dengan menggunakan
pos Hibah
Tidak Tetap :
Berdasarkan penawaran kerjasama dengan lembaga non pemerintah /
badan swasta
18
DEWAN PENGARAH
STRUKTUR DEWAN
PENGARAH
PEMBINA
Kepala Daerah
DIREKTUR
(Profesional)
PELAKSANA HARIAN
Ketua (Sekda)
Anggota (Sekda+ Ka.
Dinas/instansi terkait)
Bagian
Perencanaan
& MONEV
Bagian
Fasilitasi &
Advokasi
SEKRETARIAT
Umum
Keuangan
UNIT
UNIT
OPERASIONAL
OPERASIONAL
19
20
No
1
Aspek
Regional Manager
Struktur
Organisasi
Positif
Negatif
Terjamin konsistensi
antara perencanaan
daerah dengan lembaga
kerjasama
Pada kondisi yang
memerlukan sebuah
Bentuk Lembaga
Sekretariat Bersama
Legitimasi terhadap
kesepakatan bersama
tinggi
Potensi inisiatif dari
bawah menjadi rendah
sangat besar
Legitimasi terhadap
kesepakatan bersama
tinggi
Potensi inisiatif dari
bawah menjadi rendah
sangat besar
Forum merumuskan
kebijakan berdasarkan
pertemuan yang
difasilitasi oleh
coordinator BKAD dan
melalui meminta
persetujuan DPRD,
kemudian hasil
keputusan dilaksanakan
oleh Koordinator dan
SKPD yang terkait
21
Terjamin konsistensi
antara perencanaan
daerah dengan lembaga
kerjasama
Pada kondisi yang
memerlukan sebuah
No
Aspek
Kewenangan
Positif
Negatif
Pembiayaan
Positif
Negatif
Regional Manager
Bentuk Lembaga
Sekretariat Bersama
Potensi percepatan
pembangunan wilayah,
dikarenakan rencana /
kebijakan yang
dirumuskan berbeda /
berdiri sendiri dengan
program SKPD pada
umumnya
1. Bergantung pada
kebijakan yang
dirumuskan, kalau
rumusan kebijakan
tidak progress
hasilnya pun akan
lambat dan
sebaliknya
2. Berpotensi tumpang
tindih terhadap
program di SKPD
1. Bersumber dari
APBD pada pos
Hibah dan pos
dimasing-masing
SKPD
2. Bersumber dari
lembaga/pihak
ketiga
Mendukung
implementasi program
dan berjalannya
kelembagaan secara
baik
Berpotensi terhadap
penyimpangan
pengelolaan keuangan
Terminimalisir adanya
inefisiensi / program
yang sama antara sector
di wilayah satu dengan
yang lain terhadap
program yang akan di
laksanakan
Berpotensi pada
lambatnya progress
pengembangan
terhadap suatu wilayah
Berpotensi pada
lambatnya progress
pengembangan
terhadap suatu wilayah
1. Bersumber dari
APBD Hibah,
Bantuan sosial dan
bantuan keuangan
daerah
2. Bersumber dari
lembaga/pihak
ketiga
Mendukung
implementasi program
dan berjalannya
kelembagaan secara
baik
Berpotensi terhadap
penyimpangan
pengelolaan keuangan
Mendukung
implementasi program
dan berjalannya
kelembagaan secara
baik
Berpotensi terhadap
penyimpangan
pengelolaan keuangan
22
No
Aspek
Sumber
Daya
Manusia
Positif
Regional Manager
yang bersumber dari
APBD lebih dikarenakan
regulasi terkait
pembiayaan KSAD
secara spesifik belum
tersedia
Pada level kebijakan
SDM bersumber dari
PNS
Pada level pelaksna
harian dan koordinasi
bersumber dari tenaga
professional/swasta
dan PNS
Lebih dinamis dan
progresif antara
perencanaan dan
pengimplementasiannya
Negatif
Ruang
Lingkup
Program
Bentuk Lembaga
Sekretariat Bersama
yang bersumber dari
APBD lebih dikarenakan
regulasi terkait
pembiayaan KSAD
secara spesifik belum
tersedia
Pada level kebijakan
SDM bersumber dari
PNS
Pada level pelaksana
harian dan koordinasi
bersumber dari tenaga
professional/swasta
Stabil, karena pelaksana
harian adalah tenaga
professional menjadikan
lebih fokus tidak
terbebankan dengan
tanggungjawab tupoksi
yang melekat di setiap
sektor
Disesuaikan
kewenangannya, kalau
kewenangannya kecil
sekedar menjalankan
fungsi koordinasi,
tenaga professional
yang tersedia menjadi
tidak efisien
Penekanan pada sector
penyelenggaran
pelayanan public
(transportasi,
lingkungan, pendidikan,
kesehatan dsb)
Lambat dikarenakan
beban kerja lain yang
berpotensi melekat
pada staf dikarenakan
statusnya PNS
23
No
Aspek
Regional Manager
Positif
Negatif
Percepatan
pengembangan
ekonomi wilayah yang
terjadi berpotensi tidak
diimbangi oleh
penyelenggaraan
pelayanan publik dasar
lainnya
Bentuk Lembaga
Sekretariat Bersama
Menjadi pendukung
dalam pembangunan
wilayah yang bertumpu
pada pertumbuhan
ekonomi selaras dengan
peningkatan kualitas
penyelenggaraan
pelayanan publik
Berpotensi tidak fokus
pada pelaksanaan
penyelenggaraannya
dikarenakan banyaknya
urusan pelayanan dasar
yang melekat dan
menjadi kewajiban pada
pemerintah daerah
24
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
PELAKSANAAN
INDIKATOR KINERJA
KUALITATIF
KUANTITATIF
26
INPUT
OUTPUT
HASIL
MANFAAT
DAMPAK
RPJPD/RPJPN/MDGS
segala
keluaran
sesuatu
yang
yang
langsung
mencerminkan
27
29
30
Tahapan
Persiapan
Uraian
a. Pembentukan Tim Koordinasi Kerja Sama
Daerah (TKKSD).
b. Inventarisasi objek kerja sama yang akan
dikerjasamakan dan menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai
dengan prioritas yang ditetapkan. Dalam hal
objek kerja sama belum ada dalam RPJMD,
maka objek yang akan dikerjasamakan wajib
dicantumkan dalam RKPD sesuai dengan
prioritas.
c. Penyiapan rencana kerja sama:
1. menyusun rencana kerja sama terhadap
objek yang akan dikerjasamakan dengan
daerah lain;
2. menyiapkan informasi dan data yang
lengkap mengenai objek yang akan
dikerjasamakan; dan
3. analisis mengenai manfaat dan biaya kerja
sama yang terukur bahwa objek kerja
sama lebih bermanfaat apabila
dikerjasamakan dengan daerah lain
daripada dikelola sendiri.
31
Keluaran
SK TKKSD
Objek
kerjasama
teridentifika
si
Dokumen
Rencana
Kerjasama
Prioritas objek
yang akan di
kerjasamakan
No
Tahapan
Penawaran
Uraian
Keluaran
Terpilih daerah
objek yang akan
dikerjasamakan
Surat Penawaran
Kerjasama
No
Tahapan
Uraian
4. Tahun anggaran dimulainya kerja sama;
5. Jangka waktu kerja sama.
Dalam surat penawaran kerja sama
dilampirkan informasi dan data yang
dapat berupa kerangka acuan/proposal
objek yang akan dikerjasamakan.
Penyiapan
Kesepakatan
33
Keluaran
Surat Jawaban
atas Surat
Penawaran
Dokumen
Kesepakatan
Bersama
No
Tahapan
Uraian
Penandatanganan
Kesepakatan
Penyiapan
Perjanjian
34
Keluaran
Naskah
Kesepakatan
Bersama
Naskah
Perjanjian
Kerjasama
No
Tahapan
Penandatanganan
perjanjian
Pelaksanaan
Uraian
Keluaran
Naskah
Perjanjian
Kerjasama
Antar Daerah
Tercapainya
Tujuan yang Di
rencanakan
Bersama dalam
Naskah
No
Tahapan
Uraian
terjadi; dan
2. hak dari Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah
diterima dan/atau yang tidak bisa
diterima setiap tahun atau pada saat
berakhirnya KSAD.
e. 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
perjanjian KSAD, masing- masing SKPD yang
melakukan KSAD dibantu oleh badan kerja
sama dan dapat didampingi oleh tim
penilai eksternal untuk melakukan
inventarisasi dan penilaian secara finansial
terhadap:
1. barang bergerak dan tidak bergerak
yang terkait dengan perjanjian KSAD;
2. kewajiban atau utang yang menjadi
beban KSAD.
f. Hasil penilaian dilaporkan kepada Kepala
Daerah melalui SKPD masing-masing.
Terhadap barang bergerak dan tidak
bergerak dimaksud pada huruf e point 1,
pembagiannya dapat dilaksanakan:
1. dijual kepada para pihak yang melakukan
KSAD; dan
2. dijual melalui lelang terbuka.
Hasil penjualan barang bergerak dan tidak
bergerak sebagaimana dimaksud pada huruf
f setelah dikurangi kewajiban atau hutang
yang menjadi beban KSAD, dibagi
berdasarkan perimbangan hak dan
kewajiban dalam perjanjian KSAD.
g. Hasil KSAD yang berupa barang dilaporkan
oleh Kepala Daerah kepada Ketua DPRD.
36
Keluaran
Tahapan
Uraian Kegiatan
Metode
Membangun komitmen
pimpinan-pimpinan
daerah
Mempresentasikan
wacana / isu Kerja
Sama Antar Daerah
Seminar,
Lokakarya,
Rapat
koordinasi
Merumuskan
rencana kerja
persiapan
pembentukan Kerja
Sama Antar Daerah
Mengidentifikasi
pihak-pihak terkait
Pengumpulan data-data
yang relevan
Melakukan analisa data
Mengidentifikasi
prioritas kebutuhan dan
kegiatan bersama
37
Diskusi
Kelompok
Terfokus
Keluaran
Dukungan Kepala
Daerah dan pihakpihak terkait
SK Tim Kerja /
Tim Teknis
Rencana Kerja
Pihak-pihak
yang Akan
Terlibat
N0
4
Tahapan
Uraian Kegiatan
Metode
Kajian Kelembagaan
Analisa kelembagaan
yang tepat berdasarkan
kebutuhan dan
kapasitas daerahdaerah yang
bekerjasama
Diskusi
Kelompok
Terfokus
Merumuskan draft
naskah kesepakatan
atau perjanjian
kerjasama yang
meliputi Objek
kerjasama, hak
kewajiban masingmasing pihak, rentang
waktu kerjasama,
pembiayaan,mekanism
e pengawasan dan
evaluasi serta
penyelesaian
perselisihan
Diskusi
Kelompok
Terfokus
Draft
Kesepakatan
Bersama
Konsinyering
Draft Perjanjian
Kerja Sama
Seminar
Naskah
Kesepakatan /
Perjanjian
Kerjasama
Ditandatangani
Drafting Naskah
Kesepakatan / Perjanjian
Kerjasama
Penandatanganan
Naskah Kesepakatan /
Perjanjian Kerjasama
Masing-masing kepala
daerah
menandatangani
naskah kesepakatan /
perjanjian yang telah
disiapkan. Naskah ini
merupakan hasil
rumusan tim teknis
dengan melewati
proses masukan dari
berbagai pihak
38
Keluaran
Draft Alternatif
Struktur
Kelembagaan
Draft Standar
Operasional
Prosedur
N0
7
Tahapan
Uraian Kegiatan
Metode
Rapat Koordinasi
Perencanaan Strategis
Kerja Sama Antar Daerah
Merumuskan rencana
strategis Kerja Sama
Antar Daerah dengan
mensinergiskan
terhadap Rencana
Pembangunan Daerah
lainnya (RPJP, RPJMD
dan RKPD) membahas
misi, visi, nilai bersama,
isu strategis.
Diskusi
Kelompok
Terfokus
Merumuskan rencana
kerja dan
penganggaran
terhadap Objek yang
akan dikerjasamakan
Mengidentifikasi
indicator keberhasilan
terhadap program yang
dikerjasamakan
39
Rencana Strategis
Kerja Sama Antar
Daerah
Lokakarya
Diskusi
Kelompok
Terfokus
Dokumen Rencana
Kerja dan anggaran
terhadap objek
yang
dikerjasamakan
dan telah
terintegrasikan
dengan rencana
penganggaran
daerah tahunan
Diskusi
Kelompok
Terfokus
Sistem Monitoring
dan evaluasi Kerja
Sama Antar Daerah
Masing-masing anggota
menyesuaikan
perencanaan dan
penganggaran terhadap
objek kerjasama di
sesuaikan dengan
rencana kerja di
masing-masing daerah
(SKPD)
Keluaran
2.
Pengertian.
Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi suatu kesepakatan bersama yang mengikat antara pihak-pihak
tertentu untuk melakukan tindakan/ perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
Susunan
Surat Perjanjian terdiri atas :
3.
4.
40
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA .
SURAT PERJANJIAN
NOMOR ././/..
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Pada hari mmmmmmmm, Tanggal mmmmmmmm, Bulan mmmmmmmm
Dan Tahun MMMM, bertempat di Mmmmmmmm, kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE I
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm PIHAK KE II
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Umum
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmm
PIHAK KE II
PIHAK KE I
BUPATI
MATERAI
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
NAMA JELAS
SAKSI-SAKSI :
1. .. : (tandatangan).
2. : (tanda tangan).
41
1. Pengertian.
Peraturan Bersama Bupati/Walikota adalah naskah dinas yang berbentuk peraturan
perundang-undangan dibuat oleh dua atau lebih Kepala Daerah untuk mengatur suatu
urusan yang menyangkut kepentingan bersama.
2. Ciri-ciri.
a. Isi bersifat mengatur;
b. Menggunakan nomor angka bulat;
c. Masa berlakunya lama;
d. Setelah tulisan Menetapkan menggunakan judul;
e. Materi dituangkan dalam bentuk pasal-pasal;
f. Ditandatangani bersama oleh kepala daerah yang melakukan kerjasama;
g. Tidak memakai tembusan.
3. Susunan.
Peraturan Bersama terdiri atas :
a. Kepala Peraturan Bersama;
b. Pembukaan Peraturan Bersama;
c. Isi Peraturan Bersama;
d. Bagian Akhir Peraturan Bersama.
Ad. a. Kepala Peraturan Bersama terdiri atas :
1) Tulisan PERATURAN BERSAMA BUPATI/WALIKOTA .;
2) Nomor dan Tahun;
3) Nama Peraturan yang ditulis : TENTANG ...
Ad. b. Pembukaan Peraturan Bersama terdiri atas :
1) Tulisan Bupati/Walikota ;
2) Konsideran;
(Menimbang, memuat alasan-alasan pertimbangan-pertimbangan
pembuatan Peraturan dan konstatering fakta-fakta secara singkat,
sedangkan Mengingat, memuat dasar hukum
untuk penetapan
Peraturan dimulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan lainlain peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum
pembuatan Peraturan tersebut).
3) Judul terdiri atas :
a) Tulisan Memutuskan;
b) Tulisan Menetapkan.
c) Tulisan Peraturan Bersama ..
Ad. c. Isi Peraturan Bersama dirumuskan dalam bentuk pasal-pasal dan ayat-ayat.
Ad. d. Bagian Akhir Peraturan Bersama terdiri atas :
1) Nama tempat ditetapkan;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama Jabatan;
4) Tanda tangan pejabat;
5) Nama Pejabat;
6) Stempel Jabatan.
4. Penandatanganan :
a. Peraturan Bersama ditandatangani oleh masing-masing Kepala Daerah
yang
melakukan kerjasama, dibuat diatas formulir ukuran folio dengan menggunakan kop
naskah dinas Bupati/Walikota pemrakarsa kerjasama, dengan lambang negara warna
hitam;
b. Keabsahan salinan Peraturan Bersama Bupati/Walikota dilakukan Sekretaris Daerah.
5. Bentuk/model naskah dinas Peraturan Bersama Bupati/Walikota, sebagaimana tertera pada
halaman berikut.
42
LAMBANG NEGARA
BUPATI/WALIKOTA .
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mengingat
1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Menetapkan :
MEMUTUSKAN :
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(1)Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2)Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(3)Dst.
Pasal
(1)Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
a.
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BAB
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Bagian Pertama
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Paragraf
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pasal
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(1)Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
(2) Dst.
Ditetapkan di
pada tanggal
BUPATI/WALIKOTA
NAMA JELAS
BUPATI/WALIKOTA
NAMA JELAS
43
Contoh : Matriks Rencana Strategis Pelayanan Pendidikan KSAD di Wilayah Kedu Plus
Tahun 2010
No
1`.
Permasalahan
Strategi
Program
Kegiatan
Lokasi
Output
Outcome
Biaya
(Rp)
Sumber Dana
Keberadaan
politeknik belum
dikenal masyarakat
di Kedu Plus
Pemanfaatan
Politeknik
Malariologi
Terpadu
Semua Kab/kota di
Kedu Plus
Rp. 150.000.000,-
Tidak semua
kabupaten
mempunyai guru
berkompetensi baik
Pertukaran
Guru
Guru Magang
Antar Kab/Kota di
Kedu Plus
Peningkatan
kompetensi guru
Sekolah/APBD
Kab/Kota/APBD
Provinsi
44
: Bogor, Depok
: Kota Tangerang
: Depok --- Jakarta Selatan
: Air Baku untuk PAM DKI Jakarta
(Saluran Inspeksi Tarum Barat)
Barat dan
Contoh : -
Banten
Pembangunan SPBU dan Mc. Donald Cibubur (Depok)
SDN Cijantung 03 dan 06 (Depok)
Gudang Minuman The Botol (Bekasi)
45
12
2. SEKBER KERTAMANTUL
Sekber KERTAMANTUL terbentuk berdasarkan komitmen tiga daerah didalam
melakukan pembangunan bersama di wilayahnya, terkhusus pada sector yang
bersinggungan langsung dengan pelayanan public, seperti yang dapat dilihat
pada box di bawah ini.
6 SEKTOR YANG TERCAKUP DALAM
SEKRETARIAT BERSAMA KARTAMANTUL
17
46
Sebelum
Sesudah
47
3. RM BARLINGMASCAKEB
RM BARLINGMASCAKEB sebagai salah satu lembaga yang lebih dahulu lahir
dibandingkan SAMPAN juga di awal pemebentukannya daerah-daerah memiliki
semangat yang sama didalam meningkatkan potensi daerah yang ada sehingga
dapat mengembangkan ekonomi wilayahnya. Oleh karena itu bentuk kegiatan
yang dikerjasamakan lebih diarahkan kepada sector ekonomi. Di bawah ini
merupakan gambaran capaian yang telah dimiliki oleh RM SAMPAN sebagai
sebuah organisasi KSAD yang laihir dari bawah (Botom up) berdasarkan
kebutuhan bersama
PERDAGANGAN
Pasar Lelang
Forward
Komoditas Agro
PL XII (Banyumas)
Rp.24.385.990.000
Promosi Produk
Bantuan Mesin
Pesanan Kerajinan
Pandan ke Cina,
Taiwan dan
Singapura,
Rp. 70.000.000
Banjarnegara
PL XIII (Kebumen)
Kebumen
Rp.46.474.525.000
Rp. 74.000.000
Pesanan Minyak
Nilam ke Nepal dan
Daun Nilam ke
Jerman, Malaysia dan
India (10 ton/bln)
PL XIV (Cilacap)
Rp.44.554.500.000
Purbalingga
Rp. 37.000.000
20
45
46.5
45.4
44.6
Milyar Rupiah
40
35
30
24.4
25
18.4
20
12.2
15
8.8
10
5
2.4
2.4
II
2.4 0.9
VI
VII
0
III
IV
VIII
IX
XI
XII
XIII XIV
48
PARIWISATA
Memfasilitasi pengusaha transportasi Kabupaten
Banjarnegara dan Purbalingga dalam menerima pesanan
bis pariwisata dari luar daerah sebanyak 12 buah.
49
4. BKAD SUBOSUKAWONOSRATEN
BKAD SUBOSUKAWONOSRATEN yang merupakan lahir atas semangat bersama daerahdaerah di wilayah se Ex karesidenan Surakarta juga menjadikan ekonomi sebagai
semangat awal di dalam pembentukannya, walaupun pada pelaksanaanya kemudian
sektor yang terkait langsung pada pelayanan public seperti pengelolaan bersama pun
mulai dirintis. Beberapa capaian yang dapat di jadikan pembelajaran dapat dilihat pada
box di bawah ini.
Hal menarik lain yang dapat dijadikan pembelajaran bersama adalah pada BKAD
SUBOSUKAWONOSRATEN,
melahirkan
kesepakatan
bersama
untuk
membentuk sebuah badan hukum , yang dikenal dengan PT Solo Raya,
diharapkan badan hukum ini nantinya dapat memperkuat strategi pemasaran
regional bagi daerah-daerah di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Kondisi PT
Solo Raya saat ini dapat dijadikan pembelajaran penting bagi wilayah lain untuk
memperhatikan regulasi pembentukan, rekruitmen SDM hingga proses
pelaksanaannya.
50
5. RM SAMPAN
ACHIEVEMENT/PENCAPAIAN
PEMASARAN PRODUK DAERAH
Penyelenggaraan PASAR LELANG FORWARD (PLF)
AGRO & NON AGRO SAMPAN yang melibatkan
komoditas unggulan seperti :
Beras, jagung, kentang, kopi, bawang merah, jahe,
kemiri dll.
Batik, aneka kerajinan
PLF SAMPAN I : 5 Milyar (Dengan realisasi 98%)
PLF SAMPAN II : 42.7 Milyar (Realisasi transaksi
75.68%)
PLF SAMPAN III :14.5 Milyar (Realisasi 61.28%)
PLF SAMPAN IV :25,5 Milyar (Realisasi on going
42.25%)
E v e n t p ro m o s i g a b u n g a n t a h u n a n S A M P A N E X P O
T ra n s a k s i S A M P A N E x p o 2 0 0 7 : R p . 3 8 5 ju ta
T ra n s a k s i S A M P A N E x p o 2 0 0 8 : R p . 4 . 8 5 M
T ra n s a k s i S A M P A N E x p o 2 0 0 9 : R p . 4 6 5 ju ta
S it u s W e b h t t p : / / w w w . s a p t a -m it ra -p a n t u r a . c o m
K a t a lo g O n L in e h tt p : / / w w w . p a n t u ra c ra f t . c o m
P e n e rb it a n & p e n d is tr ib u s ia n B o o k le t P o t e n s i S A M P A N
51
Tahap Prainstitusionalisasi
Keluaran yang dicapai:
1. Kualifikasi umum
fasilitator
Seminar
Membangun
Kesepahaman
Kepala Daerah
Tahap Konsepsi
Keluaran yang dicapai:
Draft Kesepakatan
Bersama
Draft Perjanjian Kerja
Sama
Draft Alternatif Struktur
Kelembagaan
Draft SOP
Materi tentang
mekanisme pembiayaan
KSAD
Usulan Tambahan anggota
1
Tahap Persiapan dan
Prakonsepsi
Keluaran yang dicapai:
Kesepahaman pentingnya
pelayanan publik terpilih
sebagai perekat KSAD Kedu
Plus.
Usulan daftar nama
anggota Pokja KSAD
Usulan nama instansi
yang perlu dilibatkan
aktif dalam KSAD Kedu
Plus
Kerangka fasilitasi KSAD
Kedu Plus
Tahap Institusionalisasi
POSISI CAPAIAN SAAT INI:
1. Naskah Kesepakatan
Bersama (sedang
ditandatangani)
2. Struktur KSAD Kedu Plus
3. Kelompok Kerja Sektoral
(belum formal)
4. Renstra dan Rencana Aksi
Sektoral
52
Kondisi saat ini memeperlihatkan adanya lembaga kerja sama antar daerah yang
tidak sejalan dengan peraturan yang ada, namun demikian tentu tidak serta
merta menghapus dan membubarkan lembaga tersebut, karena bagaimanapun
juga lembaga ini lebih dahulu terbentuk dibandingkan regulasi yang mengatur
saat ini dan juga lembaga kerjasama yang ada saat ini, lahir dikarenakan
kebutuhan daerah untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat. Untuk itu perlu diambil langkah langkah yang strategis agar
kepentingan masyarakat tetap terjaga tanpa harus berbenturan dan terhambat
oleh regulasi yang ada. Beberapa hal yang perlu dicoba untuk menyesuaikan
kondisi kelembagaan yang ada saat ini dengan regulasi yang ada adalah :
Kebijakan yang perlu dilakukan adalah melakukan penyesuaian peraturan serta
keputusan pimpinan daerah terkait dengan kelembagaan yang ada. Hal ini
menjadi sebuah keperluan bagi penyelenggaraan kerja sama antar daerah tanpa
melanggar peraturan yang ada.
Kebijakan yang perlu diatur kembali adalah terkait dengan bentuk kelembagaan,
beberapa alternatif penyesuaian adalah :
a. Bentuk lembaga yang ada menyesuaikan dengan regulasi yaitu berubah
berbentuk menjadi Badan Kerjasama, yang merupakan bukan bagian dari
perangkat daerah dan bertugas membantu kepala daerah.
b. Berubah
menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
dengan
menggunakan peraturan yang telah ada terkait dengan BUMD
c. Berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dengan menggunakan
peraturan yang telah ada terkait dengan BLU
d. Berubah menjadi Badan hukum dengan dengan menggunakan peraturan
yang telah ada terkait dengan Badan hukum
Perubahan-perubahan di atas tentu akan diikuti dengan pengaturan struktur
organisasi, sistem personalia, serta pembiayaannya
Untuk melakukan perubahan tersebut membutuhkan waktu serta sumber daya
lainnya yang tidak sedikit, namun demikian upaya-upaya untuk tetap eksis
didalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayana publik serta
pengembangan ekonomi wilayah melalui kerja sama antar daerah mulai segera
harus dilakukan. Pihak-pihak yang memiliki kapasitas terhadap perubahan
tersebut sebaiknya mulai di petakan dan dikoordinasikan. Ambil contoh - Provinsi
yang dapat berfungsi sebagai fasilitator maupun penggerak didalam melakukan
lahirnya lembaga kerja sama antar daerah yang sejalan dengan peraturan yang
ada dan tetap memiliki semangat berdasarkan kebutuhan daerah.
53
DAFTAR PUSTAKA
Sebagai
Upaya
SUBOSUKOWONOSRATEN,
BKAD
(2009).
Presentasi,
SUBOSUKAWONOSRATEN, Ditjen BANGDA, Jakarta
Untuk
Profil
BKAD
Konsep
Poppe, M (2009). Presentasi, Kebutuhan dan Metode Evaluasi Dalam Pelaksanaan Kerja
Sama Antardaerah, Ditjen BANGDA, Jakarta
Permendagri No 3 tahun 2005 tentang Tata Cara Pembuatan Naskah Bagi Pemerintah
Kab/kota
Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Kewenangan Pusat dan Daerah
Permendagri No 22 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Kerja Sama Daerah
Permendagri No 23 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengawasan
Kerja Sama Antar Daerah
54
55