Disusun Oleh :
Harry Hikmatullah (118130110)
Kelas : 3E
penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanisme perencanaan pembangunan wilayah nasional
berjalan melalui dua pendekatan utama, yaitu pembangunan sektoral dan
regional. Hasil dua pendekatan diharapkan dapat menciptakan landasan yang
kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan bekembang atas dasar
kekuatan sendiri dan mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan
pancasila. Kenyataannya, upaya menciptakan keselarasan dan keserasian
dua strategi tersebut merupakan hak pelik, bahkan cenderung kontradiktif dan
dikotomis. Dalam perkembangannya pendekatan pertama (sektoral) nampak
lebih menonjol dan semakin mengua dibanding pendektan kedua (regional),
hal ini dapat dilihat dari orientasi pembangunan yang secara tegas
meletakkan aspek pertumbuhan ekonomi ( econimoc growth) sektoral
sebagai cara untuk mencapai tujuan pembangunan. Disamping telah
memberikan hasil yang memuaskan seperti pertumbuhan ekonomi tinggi,
pendapatan perkapita naik, namun orientasi tersebut ternyata telah
menimbulkan beberapa masalah, salah satu diantaranya adalah tidak
meratanya distribusi kegiatan dan hasil pembangunan, sehingga beberapa
agenda permasalahan pembangunan, seperti kemiskinan, kesenjangan
sosial-ekonomi, ketimpangan antar wilayah (kota-desa, pusat-daerah), sering
digunakan sebagai contoh produk model pembangunan (sektoral) yang lebih
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dapat dimengerti
karena untuk mengajar pertumbuhan yang tinggi serta efesiensi,
pembangunan diutamakan pada kegiatan-kegitan yang palinh produktif,
terutama kegiatan ekspor produksi primer seperti pertambangan, kehutanan,
dan perkebunan. Sementara itu untuk mengadakan barang-barang konsumsi
dan mengurangi ketergantungan impor, yang dikembangkan di kota-kota
besar. Akibatnya tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi hanya terjadi
pada wilayah-wilayah yang memiliki kekayaan sumber alam serta kota-kota
besar. Dari sinilah persoalan ketimpangan wilayah sebagai agenda utama
pembangunan regional berawal dan terus berkembang.
1
2
1.3 Tujuan
1. Menyebarkan pembangunan dan menghindari pemusatan pembngunan
yang berlebihan pada wilayah tertentu.
3
4
5
b. Realistik, nyata
c. Sederhana
d. Sistematik dan ilmiah
e. Obyektif
f. Fleksibel
g. Manfaat
h. Optimasi dan efisiensi
Syarat-syarat perencanaan tersebut ada karena :
a. Limitasi dan kendala
b. Motivasi dan dinamika
c. Kepentingan bersama
d. Norma-norma tertentu.
Dalam perencanaan wilayah terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
meliputi faktor-faktor perencanaan berupa SDA dan SDM yang disertai
dengan ketercukupan modal dan keberadaan teknologi, idiologi dan falsafah,
sasaran, dasar Kebijakan, data dan metode, kondisi lingkungan, sosial, politik
dan budaya guna memperoleh kelancaran dalam perencanaan hingga
pembangunan wilayah.
10
11
14
DAFTAR PUSTAKA
15