Anda di halaman 1dari 221

Pedoman Penyusunan

Dokumen Lingkungan Hidup


Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012

Erik Teguh Primiantoro, MES


Kabid Pengembangan Sistem KDL

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)


Deputi I Bidang Tata Lingkungan
Asdep Kajian Dampak Lingkungan
1
Pendahuluan

Referensi Rinci: Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III PERMENLH 16/2012


Sistem Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Lembaga Pelatihan Lembaga Sertifikasi Registrasi
Kompetensi (LPK) Kompetensi (LSK) Kompetensi
Amdal Amdal Penyusun Amdal

Rencana Penyusun Amdal


Usaha Perorangan or LPJP
dan/atau untuk Amdal
KPA Berlisensi & Pakar
Kegiatan Instansi LH (Pusat,
Provinsi dan Sistem
Kab/Kota
Pemrakarsa Penaatan
LH

Proses Penilaian
Proses Proses
dan Pemeriksaan Pelaksanann
Penapisan & Penyusunan Izin
Dokumen LH Izin
Penentuan Dokumen Lingkungan
serta Penerbitan Lingkungan
Kewenangan Lingkungan Hidup
Izin Lingkungan

Instansi LH Masyarakat

Mutu/Kualitas dokumen LH untuk penentuan


Kualitas izin Lingkungan: operasional
kelayakakan LH/Persetujuan & Penulisan
& Enforceable
Keputusan (SKKL, Rekomendasi dan Izin Lingk)
Nilai-Nilai Inti (Core Values)
Proses Amdal dan Izin Lingkungan
1
Proses amdal
2 Integrity harus sesuai
dengan standar-
Utility standar yg telah
disepakati/
berlaku
Core
Proses Amdal
harus dapat Values
memberikan
informasi yang
AMDAL
seimbang dan Proses Amdal
kredibel untuk harus dapat
pengambilan
menghasilkan
keputusan
perlidungan
Sustainability terhadap
lingkungan
Sumber: Barry Sadler (1996) 3
AMDAL: Bagian dari Proses Pengambilan Keputusan

Technical GIGO= Garbage In Garbage Out


Analysis Facts Mutu Penilai Amdal dan Mutu Dokume
INPUT Amdal
(e.g., physical,
ecological,
Dokumen
socio-economic, Penilaian AMDAL
Amdal
other)
Informasi
Mutu Penyusun
OUPUT
dan Mutu
Public Dokume Amdal Decision
Involvement Values Making
prioritizing
Other Input
problems and
(e.g., benefit-cost
analysis, actions, ensuring
political priorities) effective
implementation

Sumber: modifikasi dari The United Nations University, RMIT University, and the United Nations Environment Programme (UNEP)
under a Creative Commons License 2007
Esensi Dasar Amdal & UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin
Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan
Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)

Pengambil Keputusan

Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan

AMDAL atau UKL-UPL =


Menyediakan Informasi Izin Lingkungan

Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL:


• Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan, dan
• Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
Information considered important for decision-makers
Decision-making stage Important information

Background Project background and the most important environmental issues involved
Policy Context Basic development issue or problem being addressed (e.g. flooding, water
shortage, etc)
The relationship to environmental policies and plans
Alternatives to the proposal (including the best practicable environmental
Alternatives option (BPEO) or equivalent designation)
Public involvement Key public views
Concerns of affected communities
Areas of agreement and disagreement
Impact analysis Costs and benefits
Distribution of gains and losses

Mitigation and monitoring Adequacy of proposal measures

Conclusion and main economic benefits, significant environmental effects and proposed
recommendations mitigation measures

The extent to which the proposal conforms to the principles of sustainable


development

Design and operational changes to improve the environmental acceptability of


the project

Adapted from OECD/DAC (1994)


Dokumen Lingkungan Hidup
Dokumen lingkungan hidup yang diatur dalam
Peraturan MENLH No. 16/2012 mencakup:
1. Dokumen Amdal;
2. Formulir UKL-UPL;
3. SPPLH
Muatan Dokumen Amdal – Pasal 25 UU No. 32/2009
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 25 UU
No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH, dokumen Amdal memuat:

Pengkajian mengenai dampak


rencana usaha dan/atau kegiatan

a
Rencana pengelolaan Evaluasi Kegiatan di
dan pemantauan LH f b sekitar Lokasi Rencana
Usaha dan/atau kegiatan

Evaluasi Secara Holistik


terhadap dampak yang
terjadi  Kelayakan/ e Dokumen Saran, Masukan dan
Amdal c Tanggapan Masyarakat
Ketidaklayakan LH
d
Prakiraan Besaran & Sifat Penting
Dampak
Konsep Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Environmental Impact Assessment- EIA)
EIA is a window
Identifikasi
1 PROSES for the Future:
the process of

2 Dampak Lingkungan
identifying the
future
consequences of a
(biogeofisik-kima & current or
Prediksi Sosial-Ekonomi) dari proposed action.
Rencana Pembangunan
3 Pengambilan

Evaluasi 4 Keputusan

Mitigasi
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
•PENGUMUMAN
• KONSULTASI PUBLIK
AMDAL

DAMPAK
DAMPAK
Prakiraan= Besaran & sifat
POTENSIAL
POTENSIAL
A
A penting dampak untuk setiap
RENCANA
RENCANA DPH PENILAIAN
PENILAIAN
KELAYAKAN
KELAYAKAN
KEGIATAN
KEGIATAN
DAMPAK
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK
P- LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
DAMPAK
DAMPAK
B
B PENTING
PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
PENTING HIPOTETIK
HIPOTETIK HIPOTETIK
HIPOTETIK
1 1
1
1
DAMPAK
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL

IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI
C
C EVALUASI
EVALUASI
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
PENTING
PRAKIRAAN
PRAKIRAAN
DAN
DAN
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
RENCANA
DAMPAK DAMPAK PENTING
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK
HIPOTETIK EVALUASI HIPOTETIK PENGELOLAAN DAMPAK
PENGELOLAAN DAMPAK
POTENSIAL POTENSIAL EVALUASI HIPOTETIK
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK POTENSIAL 2
2 DAMPAK 2
2 LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
POTENSIAL
POTENSIAL
DAMPAK
D
D
DAMPAK
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
PENTING
• Dampak Penting
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL
EE
3
3 HIPOTETIK
HIPOTETIK
3
3
• Dampak
RONA
RONA
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN lingkungan
Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK
DAMPAK lainnya
POTENSIAL
POTENSIAL
FF keterkaitan dan interaksi seluruh
Analisis atas DPH  karekterisk dampak
Kegiatan di Sekitar lingkungan
Surat Persetujuan KA Surat Kelayakan Lingkungan

PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS PENGENDALIAN

Dokumen Dokumen Dokumen


KERANGKA ACUAN (KA) ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
LINGKUNGAN (ANDAL)
2
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal
(KA, Andal dan RKL-RPL)

Referensi Rinci: Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III PERMENLH 16/2012


Dokumen Amdal
Dokumen Amdal Dokumen Amdal
dalam Rancangan Peraturan MENLH dalam Rancangan Peraturan MENLH
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen tentang Pedoman Penyusunan
Lingkungan Dokumen Lingkungan

1.Dokumen kerangka 1.Dokumen kerangka


acuan (KA-ANDAL); acuan (KA);
2.Dokumen ANDAL; 2.Dokumen Andal;
3.Dokumen RKL 3.Dokumen RKL-RPL
4.Dokumen RPL
5.Ringkasan Eksekutif
Muatan KERANGKA ACUAN Muatan KERANGKA ACUAN
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN • Latar Belakang
1.1. Latar Belakang • Tujuan
1.2. Tujuan dan Manfaat • Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun
1.3. Peraturan dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)

BAB II RUANG LINGKUP STUDI PELINGKUPAN


2.1. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang • Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan
ditelaah dan alternatif komponen rencana usaha fokus pada kegiatan yang berpotensi
dan/atau kegiatan (status, TR, Rencana menimbulkan dampak lingkungan beserta
Usaha/Keg., keg. di sekitar, alt) alternatif, termasuk pengelolaan LH yang sudah
2.2. Lingkup rona lingkungan hidup awal ada/tersedia;
2.3. Pelingkupan (identifikasi, evaluasi dan klasifiksi • Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal
& prioritas, DPH & wilayah studi) (environmental setting): Komponen lingkungan
terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar
BAB III METODE STUDI lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak
3.1. Metode pengumpulan dan analisis data lingkungannya;
3.2. Metode Prakiraan Dampak • Hasil pelibatan masyarakat
3.3. Metode Evaluasi Dampak • Dampak penting hipotetik (DPH)
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
BAB IV PELAKSANA STUDI
4.1. Pemrakarsa METODE STUDI
4.2. Penyusun Studi Amdal • Metode pengumpulan dan analisi data;
4.3 Biaya Studi • Metode prakiraan dampak penting dan
4.4. Waktu Studi • Metode evaluasi secara holitistik terhadap
dampak lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
KA: Pendahuluan
a. Justitifikasi dilaksanakanya
a. Ttujuan dilaksanakannya rencana
rencana usaha dan/atau
usaha dan/atau kegiatan; dan Latar kegiatan ini, termasuk
b. justifikasi manfaat (masyarakat sekitar Belakang persetujuan prinsip;
dan peranannya terhadap
b. Mengapa wajib amdal dan
pembangunan nasional dan daerah)
pendekatan studi yang
digunakan (tunggal, terpadu
KA: atau kawasan);
Pendahuluan c. Mengapa ini dinilai oleh KPA
Tujuan Pusat, Provinsi atau Kab/Kota

a. Pemrakarsa dan penanggung jawab


rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
Pelaksana
b. Pelaksana studi amdal yang terdiri dari : Studi
• tim penyusun dokumen amdal (1
KTPA dan 2 ATPA);
• tenaga ahli, dan ;
• asisten penyusun dokumen amdal
KA: Pelingkupan
• Status studi Amdal: terintegrasi, peta-peta yang relevan yang memenuhi kaidah-
bersamaan,setelah FS;
• Kesesuaian dengan RTRW & PIPIB; kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
• Komponen kegiatan yang berpotensi yang memadai
penyebabkan dampak & Pengelolaan
LH yang sudah disiapkan/direncanakan
+ ALTERNATIF Menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara Setiap DPH yang
nasional dan/atau internasional
di berbagai literatur yang sesuai dikaji memiliki
Deskripsi Komponen Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak
dengan kaidah ilmiah metode batas waktu
penentuan dampak penting
Lingkungan hipotetik dalam Amdal. kajian tersendiri

Deskripsi Rona LH Awal Batas


(Environmental Setting): Dampal Penting Wilayah
waktu
• Komponen Lingkungan Hidup Hipotetik (DPH) Studi
Kajian
yang terkena dampak;
• Usaha dan/atau kegiatan disekitar
• Identifikasi
dampak potensial, 1.Batas project;
Hasil Pelibatan Masyarakat • evaluasi dampak 2.Batas ekologis,
potensial 3.Batas Sosial,
• Daftar DPH 4.Batas Adm
informasi apa yang dibutuhkan oleh
pengambil keputusanterkait dengan hasil Esensi dasar pelingkupan: membatasi kajian ANDAL pada hal
pelibatan masyarakat ini yang penting untuk pengambilan keputusan
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 10/2011 (2011-2013)
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium) –
masih boleh Lahan Gambut di dalam dan di luar
Tidak Boleh Ada
ada izin baru kawasan Hutan
Izin Baru
CONTOH TABEL
RINGKASAN
PROSES
PELINGKUPAN
Konsep Dasar Dampak Lingkungan
Dampak Kegiatan Dampak

Pembangunan

Dampak Dampak Dampak


Sosekbud Biofisik Primer

Dampak Dampak Dampak


Biofisik Sosekbud Sekunder

Kenaikan Dampak lingkungan: pengaruh


perubahan pada lingkungan hidup yang
Kesejahteraan diakibatkan oleh suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan (Pasal 1 angka 26 UU
Tujuan No. 32 Tahun 2009).

1. Dampak: Suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas (alamiah atau oleh manusia
i.e. Pembangunan pelabuhan). Dampak  Biogeofisik-kimia dan sosekbud, primer, sekunder, tersier.
2. Secara umum dalam AMDAL, dampak pembangunan: Perubahan yang tidak direncanakan yang
diakibatkan oleh aktivitas pembangunan
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak Lingkungan yang
digunakan dalam AMDAL
Dengan
Kualtas Proyek
Lingkungan
b
(Q)
Tanpa
Proyek
a

AMDALl diperuntukan bagi Rencana


Pembangunan, bukan bagi proyek
yang telah selesai dan telah
operasional

t0 t1 Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE  Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Dampak Lingkungan menurut UNEP
Dampak lingkungan dapat dideskrisikan sebagai perubahan parameter lingkungan yang
disebabkan/diakibatkan oleh suatu aktivitas tertentu. Perubahan tersebut adalah perbedaan antara
parameter lingkungan dengan proyek dibandingkan dengan tanpa proyek (sebagaimana diilustrasikan
dalam gambar). Perubahan tersebut diprediksi atau diukur dalam periode waktu tertentu dalam suatu
area atau ruang yang telah ditentukan

Kualitas LH Key Words:


1. Perubahan
Proyek dimulai Parameter LH
Dengan proyek a. Dengan
Proyek
b. Tanpa
Dampak Lingkungan Proyek
2. Aktivitas
3. Periode waktu
Tanpa proyek tertentu
4. Area (Ruang)
Waktu
yang telah
ditentukan
Sumber: The United Nations University, RMIT University, and the United Nations Environment Programme (UNEP) under a Creative
Commons License 2007
Dampak Lingkungan : Interaksi antara Kegiatan dan
Lingkungan/Ekosistem
1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
(Proyek) terhadap lingkungan
2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha
dan/atau kegiatan (Proyek) i.e. Perubahan iklim

Lingkungan/
Dampak Ekosistem
Rencana Kegiatan i.e.
Pertambangan Komponen Lingkungan
1. Biogeofisik-kimia: i.e.
hidro-oceanografi, hidrologi,
Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan antara lain ; batimetri, topografi,
geomorfologi, dan/atau
1. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas lahan yang akan digunakan
geoteknik, kualitas air;
untuk pertambangan; 2. Sosekbud: i.e. demografi,
2. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya akses publik, dan potensi
3. Sumber daya yang digunakan dan perkiraan besarnya; relokasi
4. Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya; 3. Kesehatan masyarakat:
5. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari awal prevalensi penyakit,
(terintegrasi dalam desain rencana kegiatan). perubahan kesmas.
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Proses Produksi dan
Karekteristik fisik
Sumberdaya yang
Rencana Usaha dan/atau
digunakan:
Proses dalam tahap operasi
kegiatan:
(i.e. Proses manufaktur, Komponen-komponen utama
proses ektraksi, jenis dan kegiatan, lokasi dari setiap
jumlah ouput yang dihasilkan, komponen utama, koridor lintasan,
jenis dan jumlah bahan baku pengaturan horizontal dan vertikal,
dan energi yang dibutuhkan, terowongan, kegiatan2 pada setiap
B3 yang digunakan, disimpan tahapan (i.e. Konstruksi dan operasi),
dan dihasilkan, transportasi kegiatan pendukung (air,
bahan baku pembuangan limbah, jalan dll)

Residu dan Emisi


• Jenis , jumlah, kompisisi
dan toksisitas, proses
Skala/Besaran Rencana
pengolahan (limbah padat, The Proposed Project
Efluent dan Emisi udara Usaha dan/atau
yang dihasilkan) Kegiatan:
• 3r terkait dengan
Luas lahan yang digubakan (kegiatan
pengelolaan limbah dan
emisi;
Risiko Kecelakan dan Bahaya: permanaen dan sementara),, luas
Risiko penanganan B3, struktur yang dikembangkan (i.e.
• Kebisiangan, panas,
bangunan, areal penambangan,
cahaya, radiasi ledakan, kecelakaan lalu lintas,
elektromagmentik bencana alam
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)
1 2
Komponen Usaha dan/atau
Lingkungan kegiatan disekitar
terkena dampak lokasi prpyek yang
direncanakan:
• Geo-physical and
chemical features i.e. • Berikan gambaran
The Proposed Project
Geology, soil, surface lengkap usaha
and ground water, air; dan/atau kegoiatan
• Biological features: eksisting yang berada
i.e. Vegetation/flora, di sekitar lokasi
fauna, endangered rencana usaha
species, type of dan/atau kegiatan
ecosystems; serta aktivitasnya
• Socio-economic and terkait dengan
cultural features; penggunaan SDA
• Public Health dan dampaknya
The Environment terhadap lingkungan
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Peta Hutan – Peta DAS – Peta Tambang (Pit Mining)
Daerah Tangkapan Air
LEGENDA
Pemukiman
A, Balonti
KawasanB,Hutan
Lampesue
Hutan Lindung
C, Larongsangi
Hutan Produksi Terbatas
D, Bahomotefe
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
E, Baho Ematana
Areal Penggunaan Lain
F, Baho Tametaya
G, Dampala
H, Bahontula
I, Bahongkolangi
J, Bahaodopi

Fasilitas Tambang
Quarry

Material Batuan Penutup

Bukaan Pit

Tanah Pucuk

Kolam Pengendapan

Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale


Peta Citra Satelit Hutan Lindung
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Contoh Dampak Lingkungan dalam Konteks
Ruang dan Waktu

Perubahan
Perubahan
Parameter LH
Parameter LH
Perubahan Parameter LH Perubahan Parameter LH

Lokasi, letak, dan posisi


suatu sumber dampak &
Lokasi, letak, dan posisi suatu dampak lingkungan
(Pembukaan lahan dan terjadi di sungai apa, dimana dan kapan
Erosi tanah terjadi)
(Ruang dan Waktunya ?) (Ruang dan Waktunya ?)
Contoh Dampak Lingkungan dalam Konteks
Ruang dan Waktu

Data Geospasial: data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,


dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang
berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi
Ragam Dampak Lingkungan
Dampak Dampak
Rencana Lingkungan
Lingkungan
Pembangunan B
A

Dampak Langsung dan tidak langsung

Rencana Dampak
Lingkungan Dampak
Pembangunan Lingkungan
A
Dampak A
Lingkungan
Rencana A
Pembangunan
Dampak Kumulatif

Dampak
Lingkungan
Rencana A Dampak
Pembangunan Lingkungan
Dampak C
Rencana Lingkungan
Pembangunan B
Inter aksi Dampak
Sumber: L J WALKER and J JOHNSTON, 1999. Guidelines for the Assessment of Indirect and Cumulative Impacts as well as Impact
Interactions. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities
Tipologi Dampak Lingkungan
Katergori Dampak
Tipe Damppak Lingkungan
No Lingkungan
(Types of Impacts)
(Category of Impacts)
1. type biophysical, social, health or economic
2. nature direct or indirect, cumulative, etc.
3. magnitude or severity high, moderate, low
4. extent local, regional, transboundary or global
5. timing immediate/long term
6. duration temporary/permanent
7. uncertainty low likelihood/high probability
8. reversibility reversible/irreversible
9. significance* unimportant/important

*Impact significance is not necessarily related to the impact magnitude. Sometimes very small impacts, such
as the disturbance of the nest of a pair of endangered birds, may be significant. When determining the
significance of the potential impacts of a proposal, all of the above factors should be taken into consideration.
Sumber: The United Nations University, RMIT University, and the United Nations Environment Programme (UNEP) under a Creative
Commons License 2007
Tipologi Dampak Lingkungan dan Tipe Dampak
Lingkungan
Tipe Dampak Lingkungan
Tipologi/
Kualitas Air Flora-Fauna dan etc
Karakteristik
Kehidupan Liar
Dampak
Lingkungan

nature
magnitude
extent/location
timing
duration
reversibility
likelihood (risk)
significance
Adapted from The World Bank (1995)
Dampak Lingkungan : Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Industri Hujan Asam Erosi


PPU Perkotaan
& Pembangkit Listik Angin
TPA
Deposisi

Erosi
Tanah

Muka Air Tanah

Agriculture
Saluran air limbah, seepage
Leachate & seepage Bangunan Air Aliran permukaan dari
bocor merembes (rembesan) ke air
dari TPA dan Limbah lahan pertanian: nitrogen, tanah: nitrogen
ke air tanah: fosfor dan pestidida
permukaan lahan: nitrogen dan Aliran sungai yang and pestida
residu minyak, senyawa patgoen Saluran air limbah, tercemar
organik, nitogen dan dengan outfall di membawa Deposisi
kontaminants lainnya sungai: BOD, nutrient, sediment astmosferik: hujan
sediment dan dll. ke dalam asam dan sedimen
Air Tanah (Ground Water) bakteri danau

Pencemaran air disebabkan oleh berbagai sumber dan proses yang berbeda, dan
perubahan penggunaan lahan dapat secara signifikan mengubah jumlah dan tipe
pencemaran pada sebuah sistem sungai
Sumber: digambar ulang dari (Marsh, W.M. and J.M. Grosso (1996) Environmental Geography: Science, land use and Earth
Systems. Kohn Wiley & Sons. New York
Identifikasi Dampak Lingkungan Rencana Pembangunan Industri Kertas

Pembangunan
Industri Kertas

Persiapan Operasional

Pembebasan Lahan Pencemaran air

Kenaikan Kenaikan Penggusuran


Kepadatan Produksi penduduk
Penduduk Pertanian
Kenaikan
tekanan
penduduk

Kerusakan urbanisasi
hutan

Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Laju Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Erosi

Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Dampak Lingkungan: PERUBAHAN ALIRAN LIMPASAN (RUN-OFF)
AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN
Puncak Banjir

Debit Banjir
Sesudah
Simulasi
Setelah
Pembangunan

AIR
MERESAP
Puncak Banjir

Sebelum/1960 Sebelum
Koef Run-Off 35% Simulasi
Tempo
Dulu

(Jam) 0
Wa 5
k tu
Set
e lah 10
AIR TDK Pun
cak 15
MERESAP Cur
ah
Hu j
Sesudah/ 2004 an
Koef Run-Off 90% RIVER-JICE-JAPAN/ 2003/ RUN OFF KOTA BANDUNG/ OTTO SUMARWOTO/ SOBIRIN/ 2004
Dampak Lingkungan: Perubahan Run-off akibat
Konversi (Alih Fungsi) Lahan hutan alam -hutan beton

Semakin besar ruang terbuka hijau dikonversi menjadi bangunan-bangunan beton permanen,
semakin besar aliran permukaan yang muncul. Hal inilah yang menjadi salah penyebab
terjadinya banjir di kawasan perkotaan
ROBERT J KODOATIE DAN ROESTAM SJARIEF / 2006
Vegetation and Nutrient Cycling: The Hubbard Brook
Experimental Forest

• Siklus nutrient sangat dikendalikan oleh


vegetasi;
• Proyek penelitian jangka panjang
memantau dinamika ekosistm dalam janga
panjang;
• The Hubbard Brook Experimental Forest
telah digunakan untuk studi siklus nutrient
sejak tahun 1996;
• Tim peneliti membangun dam di
lokasi untuk memonitor dan
mengukur aliran air dan mineral yang
keluar (outflow);
Hasil Penelitian: Gangguang Manusia dan dampaknya terhadap Siklus
Nutrient di The Hubbard Brook Experimental Forest

Konsentrasi nitrat yang terkandung di dalam run-off dari hutan yang


telah terdeforestasi 60 kali dari pada hutan yang tidak terdeforestasi
(kontrol)

Copyright © 2002 Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings
Contoh: Dampak Rencana Reklamasi PT. Kapuk Naga Indah
DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN
UTAMA
·Limpasan sedimen akan membahayakan
ekosistem terumbu karang di sekitar
pulau-pulau alami yang ada.
·Limpasan sedimen akan mempengaruhi
daerah penangkapan ikan nelayan.
·Dampak backwater akan mempengaruhi
paras muka air sungai (banjir) yang bermuara
di wilayah reklamasi.
·Sedimentasi juga mempengaruhi sentra
kegiatan perikanan di barat Teluk Jakarta.
·Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan
muara sungai serta mempengaruhi
perendaman air tawar dan sungai-sungai
yang bermuara secara langsung di kawasan
pembangunan tersebut.
·Penurunan kualitas air secara umum akan
terjadi di sepanjang garis pantai dan perairan
tiga (3) pulau reklamasi yang mencakup luas sebagai kawasan reklamasi.
berikut: 242 ha; 279 ha; dan 277 ha. Ketiga pulau ·Konflik antara upaya pengawetan dan
tersebut diperuntukan sebagai kawasan hunian dan perlindungan hutan dan kehidupan liar di
infrastruktur publik Suaka Margasatwa Muara Angke dan
pembangunan di kawasan timur.
Proses Pengolahan dan Pemurnian Mineral serta Dampaknya
Terhadap Lingkungan

Mining and Milling Air Emissions


e.g. TPM, PM10, PM2.5, SO2,
Metals, NOx, CO2, etc
Mineral Concentrate
Waste water Effluent
e.q. TSS, metals, pH, toxicity
Recycle Feedstock
etc

Residues/Waste
e.g. Metals
Smelting/Refining
Refined Metals Sintering Fire refining By-Products
Copper Nickel Eletrorefining Sulphuric Acid
Roasting
Lead Zinc Carbonyl refining Liquid Sulphur Dioxide
Silver Cobalt Smelting
Leaching Sulphur
Gold Cadmium Converting Electrowinning Gypsum
Fine refining Casting Other by-products
Sumber: Adapted from Environment Canada, Strategic Options for the Management of Toxic Substances from the Base Metals Smelting
Sector, Report of Stakeholder Consultations, June 23, 1997 dalam Base Metals Smelters and Refineries, Environment Canada 2006
Tahapan Proses Produksi Tembaga dan Energy yang Diperlukan serta Dampaknya Terhadap
Lingkungan Hidup

Mining

Milling

Smelting

Refining
Life Cycle of a Metal Resource

Surface Metal ore Separation Smelting Melting Conversion Discarding


mining of ore from metal to product of product
gangue
Recycling

Beberapa Fakta!
• 1 (satu) ton produksi alumunium memerlukan
energy setara 5 barrels oil (210 galon gasoline);
• Alumunium smelting: 1 ton almunium = 7.4 ton
polutan pencemar udara (particulate matter,
sulfur oxides, VOCs);
• 1 ton tembaga (Copper) = 99 tons limbah
(waste)
Dampak Lingkungan Pengolahan dan
Pemurnian Mineral
Penyebaran
butiran-butiran
partikel slag oleh
Angin di media
lingkungan (tanah)

Sumber: ETTLER,
Environmental impact
of ore smelting:
the African &
European experience
Penyebaran butiran-butiran partikel slag oleh Angin di media
lingkungan (tanah)

Sumber: ETTLER, Environmental impact of ore smelting: the African & European experience
Contoh Tabel Identifikasi Dampak
Potensial untuk Kegiatan Pertambangan
Dampak Sosial
Suatu perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas pembangunan;
Perubahan sosial yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan

Dampak
Aktivitas Unit Sosial Dimensi Aras (Level) Aspek-Aspek Sosial

Struktur  Masyaraka
al t (society)
Kultural  Komunita
s  Kependudu
(communi kan
ty)  Sosial
“Pembangun “Masyarak  Kelembag Ekonomi
an” (Proyek) at” aan  Sosial
Ekologi  Organisasi Budaya
/  Kesehatan
Kelompok Masyarakat
Sumber: Fredian Tonny Nasdian (IPB)  Rumahtan
gga
Dampak Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi
a. Kerjasama; d. Persaingan; a. Nilai-Nilai (Orientasi Nila,
a. Posisi dan status Tradisional-Modern);
b. Akultrasi; e. Konflik
sosial; b. Norma (kebiasaan,
c. Asimilasi
b. Stratifikasi Sosial; tatakelaluan, adat)
c. Kelembagaan dan c. Lifestyle
Organisasi Sosial Proses-Proses Sosial d. Persepsi
e. Sikap

Struktur Sosial Dampak Kultural (Pola-Pola


Sosial-Budaya Kebudayaan

Ekonomi Dampak Perekonomian lokal


Rumahtangga Sosial-Ekonomi dan Regional
a. Kesempatan kerja dan usaha;
a. Tingkat pendapatan Rumah b. Nilai tamabh
Tangga; Ekonomi SDA c. Aktivitas ekonomi non-formal;
b. Perubahan yang mungkin d. Distribusi pendapatan;
e. Multiplier effects
terjadi: lokasi mencari nafkah, a. Pola kepemilikan dan f. PDRB dan PAD;
resettlement, aksesebilitas, penguasaan SDA; g. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;
penyerapan tenaga kerja, b. Pola pemanfaatan SDA; h. Fasilitas umum dan sosial
kesem[atan berusaha c. Pola penggunaan SDA i. Aksesibilitas wilayah

Sumber: Fredian Tonny Nasdian (IPB ) - Amdal Penilai Pusdiklat KLH 2010
Komponen dan Sub-Komponen Aspek Sosial
Struktur Ekonomi rumah Kebudayaan
penduduk tangga
Proses Sosial
Proses
Ekonomi SDA
Penduduk Pranata Sosial/
Tenaga Perekonomian lokal Kelembagaan
Kerja & Regional Masyarakat

Demografi Ekonomi Warisan Budaya

1 2 Pelapisan Sosial

Kekuasaan dan
al
3 Budaya kewenangan
s i l
So da Sikap dan
ek Am Persepsi
sp m
A la Masyarakat
da
Adaptasi
Ekologis
Dampak Sosial Kegiatan Pertambangan (JICA 2010)
a. Dampak terhadap Kondisi a. Involuntary Resettlement dan
kehidupan penduduk dan Pemukiman Kembali pengurangan dampak;
upaya minimisasi dampak; Masyarakat terkena b. Kompensasi dan asistensi kepada
b. Ketersedian infrastruktur Dampak (Resettlement) masyarakat terkena dampak;
(sekolah, rumah sakit jalan); c. perbaikan kehidupan dan standar
c. Transportasi kendaran proyek hidup dikembangkan berdasarkan
dan gangguan terhadap kajian sosek;
Kondisi kehidupan d. Pembayaran kompensasi;
transportasi masyaraat;
d. Penyebaran dan penularan
masyarakat e. Penyiapan kebijakan kompensasi;
penyakit dari pekerja ke (Living and Livelihood) f. Perhatian kepada kelompok rentan;
masyarakat lokal i.e. HIV g. Kerangka organisasi untuk
melaksanakan resettlement i.e.
Dampak terhadap situs arkeologi, Warisan Budaya Kapasitas dan anggaran;
sejarah, budaya dan agama dan (Heritage) h. Pemantauan dampak resettlement;
perlindungannya i. Mekanisme pengaduan

Ganguan terhadap local landscape Bentang Lahan/Alam a. Ketaatan terhadap PUU terkait
(Landscape) dengan kondisi tempat kerja;
b. Keselamatan kerja i.e. Instansi
a. Pengurangan dampak peralatan kesalamata kerja untuk
terhadap budaya dan gaya Minioritas etnik dan mencegah kecelakan kerja dan
hidup masyarakat ethnik masyarakat adat (Ethnic pengelolaan B3;
minoritas dan masyarakat Minoroties and c. Perencanaan dan implementasi
hukum adat; Indegenous People) program K3 dan pelatihan bagi
b. Penghormatan terhadap hak- pekerja;
hak masayarakat ethik d. Memastikan aparat keamanan
minoritas dan MHA terkait Kondisi tempat kerja melindungi individu yang terlibat
dengan lahan dan SDA (Working Condition) dan masyarakat setempat.
Deskripsi
Kajian ASPEK KESMAS dalam Penyusunan KA-ANDAL
Rencana
Kegiatan Prioritas
Dampak Dampak
Dampak
Penting Penting
Potensial
Rona Hipotetik Hipotetik
Lingkungan
Hidup

Identifikasi Evauasi Klasifikasi


Dampak Dampak dan
Potensial Potensial Prioritas

1 Berhubungan dengan
1. Besar/luas rencana usaha berkaitan dengan:
cemaran; 1. Perubahan kualitas LH - Vektor Penyakit;
2. Pengerahan SDM  Interaksi antar penduduk;
2 Berhubungan dengan
2. 3. Penggunaan bahan toksik  Resiko kesehatan
perindukan vektor; (akut/kronis)
4. Penurunan secara berarti pemenuhan makanan & gizi
3 Berhubungan dengan
3. 5. Penurunan kualitas SDM karena penurunan daya
perilaku masyarakat dukung
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
KA-ANDAL: Identifikasi Dampak Potensial
• Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan • Perubahan lahan yang dapat
• Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (di menimbulkan genangan air
masa depan) • Perubahan vegetasi yang
• Telaah data dan informasi berdasarkan studi menunjang atau menghambat
toksikologi, studi epidemiologi dan studi berkernbang biaknya vektor
kesehatan lingkungan • Telaah data atau informasi dan
• Pengalaman negara lain untuk kasus sejeni studi kesehatan ingkungan
survei malarlometrik dan studi
epidemiologi tentang penyakit
Perindukan •
bersumber binatang
Pengalaman negara lain untuk
Cemaran vektor kasus sejenis
1 2
Perilaku /Kebiasaan
3 masyarakat
• Pemanfaatan air
• Penggunaan bahan “reppelent” atau pelindung
• Penggunaan Insektisida
• Berhubungan dengan sanitasi
• Berhubungan dengan pengelolaan makanan
• Berhubungan dengan masalah kesehatan (berobat,
kontak penderita, dsb)
KA-ANDAL: Evaluasi Dampak Potensial

Berasosiasi
Dampak penting hipotesis:
prediksi yang menggambar
potensi dan besarnya dampak
Perubahan kesehatan yang kemungkinan Masyarakat Terpajan
lingkungan dapat timbul (“population at risk”).

Besar/luas rencana usaha berkaitan


dengan:
Ukuran atau nilai 1. Perubahan kualitas LH - Vektor Penyakit;
dan evaluasi 2. Pengerahan SDM  Interaksi antar penduduk;
3. Penggunaan bahan toksik  Resiko
dampak potensial kesehatan (akut/kronis)
dapat mempergunakan 4. Penurunan secara berarti pemenuhan
pertimbangan dan makanan & gizi
beberapa pernyataan 5. Penurunan kualitas SDM karena penurunan
daya dukung
Air Asam Tambang (Acid Mine
Drainage – AMD)
Proses Pelingkupan: Metode Evaluasi Dampak Potensial

Contoh Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial:


1
Menghilangkan/
2
meniadakan (delisting)
dampak potensial yang
3 dianggap TIDAK RELEVAN
atau TIDAK PENTING
4
Batas Wilayah Studi
Legenda
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas Sosial
Batas Administrasi
Batas Wilayah Studi

Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale


Wilayah Studi: Ruang Terjadi Dampak Lingkungan
Peta Batas Proyek

Peta Batas Ekologis

Peta Batas Sosial Peta Batas Administrasi Wilayah Studi = Ruang


yang merupakan kesatuan
dari batas proyek, batas
ekologis, batas sosial,
batas administrasi
Pelingkupan Wilayah Studi: Batas Sosial

Hasil identifikasi Hasil identifikasi


komunitas komunitas Lokasi komunitas
masyarakat yang masyarakat yang masyarakat yang
terdapat dalam terdapat dalam batas berada di luar batas
batas proyek ekologis batas proyek dan
batas ekologis,
namun berpotensi
a b terkena dampak yang
mendasar dari
Batas-batas terluar dari (a), (b) dan rencana usaha
(c) merupakan dan/atau kegiatan
melalui penyerapan
batas sosial.
c
tenaga kerja,
pembangunan fasilitas
Batas sosial mungkin bisa lebih luas umum dan fasilitas
dari batas ekologis atau batas sosial
proyek
RAPP Impact Location according to District-Municipality

63 villages 90 villages 98 villages 15 villages

Without RAPP wit


RAPP with with with
h
Pelalawan

Kampar-Siak-Pekanbaru
Bengkalis – Indragiri Hilir

Kuansing

Rukan Hulu – Indragiri Hulu

Figure 2
The area of with Riaupulp (impact) and without Riaupulp (non-impact)

Sumber: Fredian Tony Nasdian, 2010


Efektivitas & Efisiensi Pengumpulan Data
Dampak Penting
yang telah
diidentifikasi dalam
Proses Pelingkupan Pengumpulan
Jenis Data
yang data
diperlukan yang Efektif &
Model Prakiraan Efisien
Dampak
dari masing-masing
dampak penting

Soemarwoto (1999): “...agar pengumpulan data dapat efektif, pengumpulan harus


dilakukan berdasarkan:
i. Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan;
ii. Model prakiraan masing-masing dampak penting’.”
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 167
Latihan: Apa Dampak Lingkungan dari Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bandar
Udara (Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Operasi)?
Dampak Lingkungan : Interaksi antara Komponen Lingkungan
Kegiatan Banda Udara dan
Lingkungan/Ekosistem 1. Biogeofisik-kimia: i.e.
Ekosistem terestrial,
ekosistem perairan (darat
dan/atau pesisir laut), udara;

2. Sosekbud: i.e. Demografi,


tingkat pendapatan & mata
pencarianb, budaya
setempat, situs arkealogi dan
Dampak budaya

Lingkungan 3. Kesehatan masyarakat:


prevalensi penyakit,
perubahan kesmas.

1. Fasiltas Utama:
Jenis Kegiatan: a. Sisi Udara: i.e. run way, taxi way dan apron
b. Sisi Darat: i.e. terminal penumpang, terminal kargodan
Operasional bangunan operasi dan administrasi
Bandar Udara 2. Fasilitas Penunjang: i.e. Hangar dan pergudangan
3. Fasilitas Umum: i.e. air bersih, listrik, bahan bakar pesawat, parkir
Isu-Isu Lingkungan
di Bandar Udara

In 2004, ICAO adopted three major environmental goals, to:


• limit or reduce the number of people affected by significant aircraft noise;
• limit or reduce the impact of aviation emissions on local air quality; and
• limit or reduce the impact of aviation greenhouse gas emissions on the global
climate.
Pencemaran Lingkungan Bandar Udara

zat kimia yang ditimbulkan dari


limbah padat yang ditimbulkan
pembangunan, operasional dan
dari pembangunan, operasional
perawatan Bandar Udara dan
dan perawatan Bandar Udara
pesawat udara
dan pesawat udara

air limbah yang


ditimbulkan dari
pembangunan,
operasional dan
perawatan Bandar Udara
dan pesawat udara;
emisi gas buang dan
kebisingan pengoperasian
pesawat udara emisi gas buang dan
kebisingan dari
peralatan dan/atau
kendaraan bermotor;
Sumber: PP No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan
dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara – Pasal
38
AMDAL untuk Pengambilan Keputusan
Pasal 1 angka 2 PP 27/2012 Salusu, J (2000) Eccleston CH (2000)

AMDAL adalah kajian mengenai Pengambilan Kajian terhadap


dampak penting suatu usaha keputusan adalah alternatif
dan/atau kegiatan yang direncanakan proses memilih -alternatif kegiatan
pada lingkungan hidup yang
suatu alternatif merupakan jantung
diperlukan bagi proses
cara bertindak dengan dari peraturan
pengambilan keputusan metode yang efisien
tentang penyelenggaraan usaha
sesuai dengan situasi NEPA .
dan/atau kegiatan

Menurut KBBI:
Alternatif adalah “pilihan di antara
dua atau beberapa kemungkinan

NEPA merupakan
milestone penerapan 78

AMDAL
Bentuk Kajian Alternatif
UNEP, EIA Resource Manual
(mis. Penggunaan energi (penggunaan bahan baku
• kebutuhan yang lebih efisien dibanding yang tidak beracun)
• input / supply membangun pembangkit
• aktifitas energi baru)
• lokasi, kebutuhan input / supply
• proses (mis- menyediakan
• penjadualan Alternatif transportasi umum dari
aktifitas
Alternatif pada menambah
dalam AMDAL jaringan jalan)

(mis : untuk operasional penjadualan


bandara dan sistem proses lokasi
transportasi) baik untuk seluruh
kegiatan atau untuk
(mis- penggunanaan
komponen-komponen
teknologi yang ramah
kegiatan (mis-lokasi
lingkungan, atau efisien
bendungan atau saluran
energi)
irigasi) 79
Bentuk Kajian Alternatif

Canter LW, 1977


• Alternatif Alternatif dalam AMDAL
– Lokasi
– desain
– kegiatan konstruksi, operasi dan decommisioning
– skala / ukuran proyek
– pentahapan proyek
– waktu pelaksanaan
– alternatif tanpa kegiatan
80
Studi Kasus: AMDAL PLTA Cirata
1 260m

3
232m
2

No Studi Kelayakan Dampak Ketinggian Waduk


260 meter 232 meter
1 Ekonomi Keuntungan besar secara ekonomi Masih cukup besar untuk menghasilkan energi
 semakin besar tenaga listrik  listrik, modal investasi relatif lebi h lambat,
Modal investasi cepat kembali namun masih memebrikan keuntungan ekonomis

2. Teknis Resiko kegagalan waduk karena Resiko kegagalan waduk relatif lebih kecil karena
rawan gemba air yang tertampung lebih sedikit
3. Lingkungan Potensi Konflik sosial dan lahan Potensi Konflik sosial dan lahan relatif lebih
relatif lebih besar kecilk
Alternatif Penempatan
Tailing
Contoh Pemilihan Alternatif Rencana Konstruksi Pipa Migas
Alternatif
Kedua

Alternatif
Pertama

ERI = Ecological Relatif Importance of Habitat, EII = Index of Ecological Impact of the Route
Contoh Pemilihan Alternatif Rencana Konstruksi Pipa Migas:
Hasil Akhir Pemilihan Alternatif

Pilihan terbaik adalah Original Route


(OR) rencana pembangunan
konstruksi Pipa Migas
KA: Metode Studi
Bagian ini berisi metode pengumpulan Metode-metode ilmiah
data primer dan sekunder yang sahih
serta dapat dipercaya (reliable) untuk
Metode pengumpulan yang berlaku secara
nasional
digunakan dalam penyusunan rona dan analisis data dan/atau internasional
lingkungan hidup awal yang rinci dan di berbagai literatur
sebagai masukan dalam melakukan
prakiraan besaran dan sifat penting
dampak 1
2
Metode
metode untuk mengevaluasi
keterkaitan dan interaksi dampak Metode
lingkungan yang diprakirakan
Prakiraan
Studi
timbul (seluruh dampak penting
hipotetik) secara keseluruhan
dalam rangka penentuan Dampak Penting
karakteristik dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan secara
total terhadap lingkungan hidup
3 metode untuk memprakirakan
besaran dan sifat penting dampak
dalam studi Andal untuk masing-
masing DPH, termasuk rumus-rumus
Metode Evaluasi Secara Holistik dan asumsi prakiraan dampaknya
disertai argumentasi/alasan pemilihan
terhadap Dampak Lingkungan metode tersebut
Konsep Dasar Metode Studi
Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
1 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan

Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
2 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan

Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
3 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan

Keterkaitan dan
interaksi antar Metode Evaluasi secara Holistik
dampak terhadap Dampak Lingkungan
lingkungan
Efektivitas & Efisiensi Pengumpulan Data
Dampak Penting
yang telah
diidentifikasi dalam
Proses Pelingkupan Pengumpulan
Jenis Data
yang data
diperlukan yang Efektif &
Model Prakiraan Efisien
Dampak
dari masing-masing
dampak penting

Soemarwoto (1999): “...agar pengumpulan data dapat efektif, pengumpulan harus


dilakukan berdasarkan:
i. Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan;
ii. Model prakiraan masing-masing dampak penting’.”
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 167
Dampak Penting Pembangunan Industri Kertas
(Keterangan: Sebagian Bagan Alir Pembangunan
Identifikasi Dampak Penting) Industri Kertas

Persiapan Operasional

Pembebasan Lahan Pencemaran air

Kenaikan Kenaikan Penggusuran


Kepadatan Produksi penduduk
Penduduk Pertanian
Kenaikan
tekanan
penduduk

Kerusakan urbanisasi
hutan

Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Laju Erosi

Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Metode Prakiraan Dampak

Macam metode prakiraan dampak (untuk berbagai


komponen atau paramater lingkungan, termasuk sosial
& kesehatan):
 Metode Formal
 Model Fisik (physical model)
 Eksperimen (experimental method)
 Model matematik
 Metode Non Formal
 Teknik Analog
 Penilaian ahli (professional judgment)

“Prakiraan dampak dapat dilakukan dengan metode formal dan


informal. Sedapat-dapatnya diusahakan untuk digunakan metode
formal ......dengan menghasilkan hasil kunatitatif” (Soemarwoto,
Otto, 1999 hal 251)
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Air Larian 1. Curah Hujan
2. Jumlah Hari-Hujan atau
Dampak Penting: Intensitas Hujan di
Kenaikan air larian daerah proyek
Jenis Data 3. Koefiesien air larian
yang berjenis tataguna lahan
diperlukan daerah terbangun dan
Model Prakiraan Dampak: daerah tidak terbangun
Q = CIA, di daerah proyek
Q = (Cp-Ch) x I x A 4. Luas masing-masing jenis
tataguna lahan

Dimana:
Q = debit air lairan (m3/hari-hujan)
C = koefisien air larian, Cp koefisien air larian pertanian, Ch = koefisien air lairian hutan
I = Intensitas hujan (m/hari-hujan)
A = Luas Daerah proyek (m2), luas hutan yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan atau dikonversi menjadi lahan pertanian (perluasan lahan pertanian)
(Chow, 1964)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Laju Erosi 1. Curah Hujan
2. Jenis tanah dan nilai K
Dampak Penting: (lihat tabel nilai K
Kenaikan laju erosi dikaitkan dengan jenis
Jenis Data tanah)
yang 3. Panjang lereng (m)
Model Prakiraan Dampak: diperlukan 4. Kemirigan lereng (%)
E = RKLSCP 5. Nilai CP untuk hutan dan
E= f{RKL,  (C,P)} tanaman campuran (lihat
Dampak total erosi = E x luas tabel nilai CP)
kerusakan hutan 6. Luas kerusakan hutan

Dimana:
E = rata-rata erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan = 0.41 x H1.09 . H = curah hujan (mm/tahun)
K = faktor erodibilitas tanah (lihat daftar jenis tanah dan nilai K)
L = faktor panjang lereng =  (Lo/22), Lo = panjang lereng (m)
S = faktor kemiringan lereng = ((s)1,4)/9, s = kemiringan lereng (%)
C = faktor pengelolaan tanah (lihat tabel nilai CP)
P = faktor praktek pengawetan tanah (lihat tabel nilai CP)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Pencemaran Air 1. Populasi penduduk daerah
hulu dan proyek serta
proyeksinya kedepan;
2. Produksi Kertas ton/tahun)
3. Volume limbah (m3/unit
Dampak Penting: produksi atau
Pencemaran Air m3/orang/tahun
Jenis Data 4. Faktor emisi untuk setiap
parameter i.e. BOD, COD
yang dan TSS)
Model Prakiraan Dampak: diperlukan 5. Debit sungai,
• Beban Pencemaran (BP) 6. Kadar zat pencemar dalam
• Kadar Zat pencemar dalam sungai;
sungai di sebelah hilir 7. Debit limbah;
(mg/liter) 8. Kadar zat pencemar dalam
limbah;
9. Jenis sumber pencemar

Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Metode Pengumpulan dan Analisi Data
Metode
No. Parameter Pengumpulan Metode Analisis Data
Data

1. BOD5 SNI 6989.57:2008 SNI 06-2530-1991

2. COD SNI 6989.57:2008 SNI 06-6989.15-2004

3. TSS SNI 6989.57:2008 SNI 06-6989.03-2004

4. Minyak dan SNI 6989.57:2008 SNI 06-6989.10-2004


Lemak

5. pH SNI 6989.57:2008 SNI 06-6989.11-2004


ANDAL: Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi/ Beberapa Metode Pengumpulan Data
pengamatan
Pengumpulan
lapangan Wawancara
a data sekunder
dengan kuesioner
b c
Wawancara mendalam
d (Indepth interview)

e Diskusi kelompok
terarah (FGD)

Pertimbangan dalam pemilihan/penetapan


metode prngumpulan data
a
Perubahan b
mendasar atau Satuan analisis Ukuran-ukuran yang
c d
Ketersedian
dampak (rumahtangga, bersifat penting menurut tenaga, waktu
penting sosial desa, kabupaten, pandangan masyarakat dan dana
yang akan provinsi) yang (emic) di sekitar rencana
dikaji akan diukur usaha atau kegiatan
ANDAL: Pengambilan Sampel/Responden
Karekteristik
dampak Penting Kondisi sosial
yang akan timbul masyarakat

Teknik Pengampilan Sample


Sampel atau Responden 1. Proporsional
Mewakili populasi suatu kelompok dan
lapisan masyarakat tertentu terkena 2. Purposive
dampak 3. Acak/Random

Kriteria Penetapan Jumlah Sampel


1. Homogenitas populasi
2. Presisi yang dikehendaki
3. Kedalaman analisis yang ingin diperoleh
ANDAL: Metode Analisis Data

Metode Analisis Data


• Kualitatif
• Kuantitatif

Data Ekonomi = Nilai Moneter


1. Penggunaan secara langsung berdasarkan harga pasar;
2. Penggunaan penganti harga pasar:
3. Metode pasar buatan yang berdasar pada potensi
pengeluaran atau kesedian untuk membayar atau
menerimana
ANDAL: Metode Prakiraan Dampak

 Metode Formal
 Proyeksi penduduk
 Analisis kecendrungan
 Analisis deret waktu

 Metode Non Formal


 Penilaian pakar
 Komparatif antar budaya
 Teknik Analog
 Metode Delphi
ANDAL: Metode Evaluasi Dampak

1. USGS Matrik (Matrik Leopold)


2. Bagan alir dampak
3. Environmental Evalution Systems (EES)
4. Matrik tiga tahap Fishier & Davies
5. Extended Cost Benefit Analysis
ANDAL: Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi/ Beberapa Metode Pengumpulan Data
pengamatan Pengumpulan
lapangan data sekunder & Wawancara
a dengan kuesioner
Studi literatur
b c
Wawancara mendalam
d (Indepth interview)

e Diskusi kelompok
terarah (FGD)

Pertimbangan dalam pemilihan/penetapan


metode prngumpulan data
a
Perubahan b
mendasar atau Satuan analisis Ukuran-ukuran yang
c d
Ketersedian
dampak (rumahtangga, bersifat penting menurut tenaga, waktu
penting yang desa, kabupaten, pandangan masyarakat dan dana
akan dikaji provinsi) yang (emic) di sekitar rencana
akan diukur usaha atau kegiatan
ANDAL: Pengambilan Sampel/Responden
Jenis & sifat
parameter Derajat Kondisi
dampak kepekaan lingkungan
Penting yang yang lain yang
akan timbul dikehendaki berpengaruh

Sampel atau Responden Teknik Pengampilan Sample


Mewakili populasi suatu kelompok dan
lapisan masyarakat tertentu terkena 1. Purposive
dampak 2. Acak/Random

Kriteria Penetapan Jumlah Sampel


1. Homogenitas populasi
2. Presisi yang dikehendaki
3. Kedalaman analisis yang ingin diperoleh
ANDAL: Metode Analisis Data

• Metode analisis Kualitatif


dampak Kesehatan;
• Metode epidemilogi
Kuantitatif

Kesedian masyarakat
Metode WTP membayar untuk
Data Ekonomi: [Willingness to pay]
menghindar atau
menurunkan dampak
Beban
masyarakat
akibat dampak Biaya langsung:

Metode COI
pengobatan & bukan
kesehatan untuk pengobatan
Biaya tidak langsung
[Cost of Illness] akibat hilangnya
produktivitas
ANDAL: Metode Prakiraan Dampak

• Perkiraan perluasan habitat vektor penyakit


• Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
• Analisis jalur pemajanan di masa depan
• Analisis risiko epidomiologis (absolute risk,
attributable, dan relative risk)
• Analisis biaya dampak kesehatan
• Analisis perubahan perilaku masyarakat
terhadap dampak kesehatan.
ANDAL: Metode Evaluasi Dampak
• prevalensi penyakit yang berhubungan dengan vektor
cukup tinggi
• adanya species vektor penyakit di lokasi kegiatan yang
direncanakan,
• manusia rentan terhadap “bahan berbahaya” yang dibuang
oleh kegiatan yang direncanakan cukup besar jumlahnya,
• persebaran “bahan berbahaya” cukup luas sehingga
memungkinkan terjadinya jalur-jalur pemajanan di masa
depan yang cukup luas pula,
• bahan-bahan berbahaya tersebut sangat resisten di alam
dan kumulatif sehingga pada jangka panjang akan
berpengaruh pada kesehatan penduduk yang cukup luas.
ANDAL: Metode Evaluasi Dampak
• bahan-bahan berbahaya tersebut menimbulkan dampak
yang tak terpulihkan, misalnya menyebabkan kanker,
cacat dalam kandungan, dsb.,
• bahan-bahan berbahaya mengganggu kebutuhan hidup
manusia, misalnya pencemaran air tanah sehingga
banyak masyarakat tidak memperoleh persediaan air
bersih yang memadai, atau merusak tanaman pengan
yang pada gilirannya mengganggu keseimbangan
konsumsi pangan masyarakat,
• sarana atau jangkauan pelayanan kesehatan yang
masih sangat terbatas,
• perilaku masyarakat yang berisiko cukup besar,
misalnya banyak masyarakat yang menggunakan air
sungai
CONTOH TABEL METODE STUDI
Metode Evaluasi
(Tidak Per Individu
Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Untuk Metode Analisis Data
No. DPH Metode Prakiraan Dampak Dampak Melainkan
Relevan dan Dibutuhkan Prakiraan Untuk Prakiraan
Secara
Keseluruhan)
Peningkatan air Q = CAI a. Curah hujan a. Thornwaithe a. sohyet Menggunakan
larian ΔQ =(Cp-Ch) x I x A b. Jumlah hari hujan b. Data sekunder dari BMG b. Professional metode bagan alir
permukaan dari c. Koefisien air larian c. Data sekunder dari buku judgment oleh Keterangan:
kegiatan per jenis bukaan Chay Asdak pakar hidrologi metode ini
pembukaan lahan (untuk area d. Lokasi titik-titik Dr. Joko Tingkir digunakan untuk
lahan terbangun dan area pengumpulan data adalah: c. Hasil menelaah
non terbangun) 1) Desa U perhitungan hubungan holistik
d. Luas masing- 2) Desa V ditransfer dalam antar seluruh
masing jenis 3) Desa W bentuk dampak
tataguna lahan Tiga desa ini dipilih karena geospasial
lokasinya berada di elevasi menggunakan
yang lebih rendah dari tapak ARCGIS
kegiatan, sehingga ada
kemungkinan besar air larian
akan mengalir ke desa
tersebut.
e. Lokasi titik pengumpulan
data digambarkan pada
peta sampling (lihat peta
pada lampiran….)

Terbentuknya Menggunakan metode analogi a. Medan magnet yang a. Data medan magnet dan Dilakukan dengan
Medan Magnet terhadap timbulnya medan dihasilkan medan listrik alami akan membandingkan data
dan Medan magnet dan medan listrik dari operasional SUTT menggunakan data medan magnet dan
Listrik kegiatan serupa dan b. Medan listrik yang sekunder dari buku”medan medan listrik
membandingkannya dengan dihasilkan listrik dan magnet dari operasional SUTT
standar WHO dan SNI untuk operasional SUTT SUTT, karya Prof. Gundala dengan standar WHO
ambang batas medan magnet dan Putra Petir, 1965) dan SNI untuk ambang
medan listrik b. Data sekunder hasil batas medan magnet
(catatan: pemantauan berkala dan medan listrik
Kegiatan yang dijadikan acuan operasional SUTT yang
adalah: pembangunan dan dianalogikan
pengoperasian SUTT 175 kV dari
Kab X ke Kota Y, telah disetujui
berdasarkan SKKL nomor …
tahun 200x oleh Gubernur
Provinsi Y. Catatan: Rona untuk
kegiatan ini serupa dengan
rencana kegiatan yang diusulkan,
sehingga dapat digunakan sebagai
analogi)
Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka
Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan
untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi
harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas
Lampiran
Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan
yang terkait dengan:
a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal;
c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP)
d. Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi
penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun
perorangan;
e. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang
disusun oleh tim penyusun perorangan;
f. biodata singkat personil penyusun Amdal;
g. surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan
dan ditandatangani di atas materai;
h. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
Muatan ANDAL Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang • Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
1.2. Tujuan dan Manfaat kegiatan;
1.3. Peraturan • Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
BAB II RENCANA USAHA/KEGIATAN
2.1. Identitas pemrakrasa dan penyusun Amdal
2.2. Uraian rencana usaha/kegiatan
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
2.3. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Andal AWAL
2.4. Keterkaitan rencana usaha/kegiatan dengan kegiatan
lain disekitarnya PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL masing DPH;
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI
4.1. Dampak penting yang ditelaah; EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
4.2. Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
6.1. Telaahan terhadap dampak penting;
karekteristik dampak lingkungan secara total
6.2. Pemilihan alternatif terbaik; terhadap lingkungan;
6.3. Telaahan sebagai dasar pengelolaan; • Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
6.4. Rekomendasi penilaian kelayakan LH • Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Disadur dari Dokumen KA (
mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen
PENDAHULUAN Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan
kegiatan; Administrasi Dokumen Kerangka Acuan)
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP


AWAL a. berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup
(environmental setting) secara rinci dan mendalamdi
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing- b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi
masing DPH; rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan
beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP lingkungan hidup
DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan Uraian hasil prakiraan secara cermat mengenai
karekteristik dampak lingkungan secara total besaran dan sifat penting dampak untuk setiap
terhadap lingkungan; dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji.
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan; Perhitungan dan analisis prakiraan dampak
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari penting hipotetik tersebut menggunakan metode
pemrakarsa prakiraan dampak yang tercantum dalam
kerangka acuan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
menguraikan hasil evaluasi atau telaahan
Penyusunan Dokumen Lingkungan
keterkaitan dan interaksiseluruh dampak penting
hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan
PENDAHULUAN
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan; kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen
AWAL kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen
kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing- kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan.
Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
masing DPH; lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
DAMPAK LINGKUNGAN pengelolaan lingkungan hidup
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CONTOH TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK
Hasil Prakiraan Dampak
(Catatan:
Terdapat dua opsi melakukan prakiraan:
1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan perubahan
kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya
Rona Lingkungan
No DPH kegiatan.Pada opsi ini, perubahan rona secara alamiah tidak Hasil Evaluasi Dampak
Hidup Awal
diperhitungkan
2. Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan
dengan adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan
perubahan rona secara alamiah, sehingga untuk opsi ini wajib
ada pula analisis/perhitungan perubahan rona secara alamiah)

Tahap konstruksi
Peningkata C = 0,2 (Hutan tropis) Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
n air larian waktu yang sama,karena kegiatan yang
permukaa I = 200 mm/tahun Dengan perubahan rona menjadi kebun sawit maka diperkirakan Q’ menyebabkan DPH1 dan DPH 2
n dari menjadi 0,45 m3/tahun dilakukan secara bersamaan, sehingga
kegiatan A = 10.000 ha (hutan ada kemungkinan bahwa perubahan
pembukaa tropis) Sehingga terjadi peningkatan ΔQ = 0,05 m3/tahun bentang alam (khususnya terbentuknya
n lahan cekungan), akan berinteraksi dengan
Maka Q air larian Sifat penting dampak: peningkatan air aliran, dapat menjadikan
awal = 0,4 m3/tahun cekungan terisi air yang memungkinkan
menjadi tempat berkembangnya vector
Tidak penting, karena besarannya hanya naik + 10% dari nilai Q
penyakit demam berdarah, maka dari
alamiah
analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi
dampak penting

Gangguan Rona awal lokasi Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
estetika kegiatan adalah waktu yang sama, karena kegiatan yang
akibat perbukitan, namun Berdasarkan indeks visual sensitivity-intencity pada Headley, 2009, menyebabkan DPH1 dan DPH 2
perubahan dengan adanya maka besaran dampak gangguan estetika termasuk kelas “N” dimana dilakukan secara bersamaan, sehingga
bentang kegiatan, akan ada merupakan dampak gangguan estetika yang tidak berpengaruh, ada kemungkinan bahwa perubahan
alam dua bukit yang mengingat tidak adanya pengurangan substansial pada kualitas bentang alam (khususnya terbentuknya
menjadi dataran dan visual cekungan), akan berinteraksi dengan
terdapat peningkatan air aliran, dapat menjadikan
kemungkinan cekungan terisi air yang memungkinkan
adanya tiga menjadi tempat berkembangnya vector
cekungan bekas Sifat penting dampak: penyakit demam berdarah, maka dari
“borrow pit” Tidak penting, karena gangguan ini tidak berpengaruh terhadap analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi
masyarakat lokal dampak penting
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak

1. Pendekatan “Dengan & Tanpa Proyek”


Besar dampak lingkungan (magnitude of
impact) dan arah dampak lingkungan
yang akan terjadi di ruang dan waktu
tertentu, diprakirakan dengan
pendekatan sebagai berikut:

Dampak proyek= Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan

dengan proyek tanpa proyek


Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
2. Prinsip Keterkaitan antar Dampak
dari Proyek
Prakiraan dampak suatu komponen harus
mempertimbangkan prakiraan
komponen lingkungan lain yang terkait.
● Contoh, prakiraan dampak laju erosi
dan kenaikan air larian harus hasil
prakiraan dampak kerusakan hutan
Sebagian Bagan Alir Identifikasi Dampak Penting Pembangunan Industri Kertas

Pembangunan
Industri Kertas

Persiapan Operasional

Pembebasan Lahan Pencemaran air

Kenaikan Kenaikan Penggusuran


Kepadatan Produksi penduduk
Ingat keterkaitan antar dampak
Penduduk Pertanian dalam melakukan prakiraan
dampak! Hasil prakiraan dampak
Kenaikan
primer menjadi input bagi
tekanan
penduduk
prakiraan dampak sekunder dst

Kerusakan urbanisasi
hutan

Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Laju Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Erosi

Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak Lingkungan Melakukan Prakiraan kondisi LH
yang digunakan dalam AMDAL pada waktu t dengan proyek (Qdp)
Dengan
Kualtas Proyek (Qdp)
Lingkungan
b
(Q)
Tanpa Proyek
(Qdp)
a

Dampak yang ingin


Melakukan Prakiraan kondisi LH diperkirakan = Qdp
pada waktu t tanpa proyek (Qdp)
- Qtp

t0 t1 Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE  Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Besar Dampak & Penting Dampak
Kualitas
Standar Kondisi LH Area
Lingkunga
Lingkungan dengan Dampak
n Hidup
(BML/KBKL) proyek Penting
A
c O4

b
B
Besar
O1 Dampak
O5
O2
Kondisi
a O6 LH
C O3 tanpa
proyek

0 T1 T2 T2n T3
Besar Dampak & Sifat Penting Dampak
• Besar dampak (magnitude of • Nilai penting  Nilaiyang kita
impact): merujuk pada derajat berikan pada dampak
perubahan lingkungan tersebut untuk pengambilan
(besar/kecil) i.e. Suhu dalam oC, keputusan
hasil dalam ton/ha, oksigen • Makna penting perubahan
terlarut dalam mg/l; (dampak) lingkungan
• Dampak besar (big magnitude of terhadap kehidupan sosial
impact): merujuk pada perubahan dan ekologi akibat adanya
lingkungan yang tergolong besar rencana kegiatan/usaha

 Dampak yang besar (big magnitude of impact ) tidak senantiasa berdampak


penting (misal kematian 1.000 ekor burung gereja mempunyai nilai besar
yang tinggi, tetapi nilai penting yang rendah;
 Dampak yang kecil (small magnitude of impact) dapat bersifat penting

(misal kematian seekor badak Jawa mempunyai nilai besar rendah, tetapi
nilai penting yang tinggi
Soemarwoto, 2009
Metode Prakiraan Dampak
Macam metode prakiraan dampak (untuk berbagai
komponen atau paramater lingkungan, termasuk sosial
& kesehatan):
 Metode Formal
 Model Fisik (physical model)
 Eksperimen (experimental method)
 Model matematik
 Metode Non Formal
 Teknik Analog
 Penilaian ahli (professional judgment)

“Prakiraan dampak dapat dilakukan dengan metode formal dan


informal. Sedapat-dapatnya diusahakan untuk digunakan metode
formal ......dengan menghasilkan hasil kunatitatif” (Soemarwoto,
Otto, 1999 hal 251)
Contoh Perhitungan Prakiraan Dampak dengan Excel

Diolah dari Otto Soemarwoto, 1999 (Halaman 183-211)


Dampak Pencemaran Air (Beban Pencemaran)
Hulu Volume Limbah = 102.000 x 7.3 m3/orang/thn
= 744.6 x 103m3/tahun
Projeksi jumlah
penduduk thn 1995:
102.000 orang
Volume Limbah Daerah Proyek
Tanpa Proyek = 10.000 x 7.3
= 73 x 103m3/tahun
Pabrik Kertas (Rencana
Pembangun 1985) Dengan Proyek:
Penduduk = (6.000 x 7.3) + (6 x 73)
= 481.8 x 103m3/tahun
Daerah Proyek
Industri Kertas
Projeksi jumlah penduduk thn = 15.000 ton x 54 m3/ton
1995: TANPA PROYEK (TP) 10.000 = 810 x 103m3/tahun
orang
Projeksi jumlah penduduk tahun BPtp = 817,6 x 103m3/thn
1995 DENGAN PROJECT (DP)
12.000 orang BPdp = 2036,4 x 103m3/thn
BP = 128,7 x 103m3/tahun
Hilir
Sumber: Soemarwoto, Otto, 1999 Hal.209-211
Dampak Pencemaran Air (Kadar Zat Pencemar - BOD)
Hulu
Projeksi jumlah Kadar BOD di hulu = 5.8 mg/l
penduduk thn 1995:
102.000 orang

Pabrik Kertas (Rencana


Pembangun 1985)

Daerah Proyek Kadar BOD di hilir TP


Projeksi jumlah penduduk thn = 6.1 mg/l
1995: TANPA PROYEK (TP) 10.000
orang Kadar BOD di hilir DP
Projeksi jumlah penduduk tahun = 7.4 mg/l
1995 DENGAN PROJECT (DP)
12.000 orang BOD = 1.3 mg/l

Hilir
Sumber: Soemarwoto, Otto, 1999 Hal.211-212
Contoh Data Prakiraan Dampak Penting: Dampak Penambangan
Timah di Laut terhadap Kekeruhan di Laut (AMDAL Terpadu PT
Timah 2009)

Sumber: Soeryo Adiwibowo, 2013


Contoh Data Prakiraan Dampak Penting: Dampak
Operasi Penambangan Timah di Laut terhadap
Perubahan Kedalaman Dasar Laut
(AMDAL Terpadu PT Timah 2009)

Deposisi Material Hasil Galian Tambang di Perubahan Kedalaman Laut Hasil


Laut Permis Bangka Selatan yang Berbentuk Endapan Galian Tambang di Laut Permis
TSS Bangka Selatan yang Berbentuk TSS

Sumber: Soeryo Adiwibowo, 2013


Dampak Tambang Timah (Semprot) terhadap Kedalaman Tanah
Pucuk (SEMDAL PT Tambang Timah Persero, 1991)

40

Kisaran kedalaman Top


30 Soil Tanpa
Tambang Timah

20
Top Soil (cm)

10

Tahun

0 1-5 6-11 11-15 16-20 21-30 31-40 > 40


awal Dampak yang sudah terjadi Dampak yg akan terjadi
Sumber: Soeryo Adiwibowo, 2013
Dampak Tambang Timah thd Keanekaragaman Species (H)
Tumbuhan (SEMDAL PT Tambang Timah Persero, 1991)
3.5
H-awal
3.0
Indeks Keanekaragaman

2.5
Penambangan
2.0

1.5
H-minimum
1.0
H-maksimum
0.5

0.0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu setelah penambangan (Tahun) Sumber: Soeryo Adiwibowo, 2013
Dampak Tambang Timah thd Satwa Liar (SEMDAL PT Tambang
Timah Persero, 1991)

Sumber: Soeryo Adiwibowo, 2013


Hasil Prakiraan Dampak Penting: Dampak Rencana
Kegiatan terhadap Kualitas Udara yaqng
digambarkan secara spasial
Penentuan Sifat Penting Dampak
(Impact Significance Determination)

Tipologi/
Karakteristik Nilai Penting Sifat Penting
Dampak x Dampak
(Impact Importance)
= Dampak
(Impact Significance)
(Impact Characteristics) (e.g., value)
(e.g., spatial extent)

• Nature dari dampak (e.g., positif,


negatif, sinergistik) Nilai yang kita berikan terhadap
• Luasan dan besarannya (Extent
and magnitude) komponen lingkungan yang terkena
• Waktu terjadinya dampak (i.e., dampak i.e.
kontsruksi, operasi, penutupan) • Ecological
• Durasi (i.e., pendek, importance/sustainability
intermittent) criteria
• Reversibility/irreversibility • Social importance
• Likelihood (i.e., probability, • Environmental standards
uncertainty)
Sejauh mana Dampak Lingkungan yang timbul
Bersifat Penting?: Evaluasi Sifat Penting Dampak

 Sejauh mana perubahan lingkungan (dampak) akibat


rencana kegiatan/usaha yang timbul bersifat
mendasar terhadap:
 stabilitas dan keberlanjutan kehidupan ekologi
(ecological importance), dan/atau
 kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat (social importance)
 Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting
yang berbeda-beda (ruang, waktu) terhadap dua segi
kehidupan tersebut
Kriteria Dampak Penting
Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan
terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan/atau
Sumber: Pasal 22 ayat (2) UU 32/2009 dan Keputusan Kepala Bapedal 056/1994
Kriteria Dampak Penting
Significance of the Impact: Hal ini mengacu pada nilai dari dampak. Setelah dampak
lingkungan diprediksi, sifat penting dampak harus dievaluasi dengan menggunakan
pilihan kriteria yang tepat. Bentuk kriteria yang paling penting antara lain adalah:
1. Prersyaratan regulasi yang spesik: UU, standar, perjanjian internasional,
kebijakan lain yang relevan;.
2. Pandangan dan concern publik
3. Ancaman terhadap ekosistem dan sumberdaya yang sentitif/rentan i.e. Yang
dapat mengancam kepunahan, deplesi SDA. Yang apada akhirnya dapat
menyebakn konflik;
4. Luasan geografi penyebaran dampak, implikasi lintan batas;
5. Biaya mitigasi
6. Durasi (periode waktu dimana dampak terjadi
7. Peluang terjadinya dampak;
8. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
9. Jumlah manusia yang akan terkena dampak dan lokasinya;
10. Sifat kumulatif dampak;
11. Ketidakpastian prediksi disebabkan kurang akuratnya data atau sistem yang
komplek (Prinsip kehati-hatian)
Ecological Importance
• Dampak terhadap habitat flora dan fauna;
• Species langkah dan dilindungi;
• Daya lenting ekosistem (Ecosystem resilience),
kerentanan (sensitivity), kehati (biodiversity)
dan daya dukung (carrying capacity)
• Viabilitas populasi;
• Viabilitas comunitas;
Social Importance

• Dampak terhadap kesehatan dan


kesalamatan manusia;
• Potensi hilangnya sumberdaya alam yang
dikelola/dimanfaatakan masyarakat i.e.
Lahan pertanian dan perikanan,
sumberdaya air;
• Nilai rekreasi dan estetika;
• Dampak demografi;

EIA Procedures and Decision Making 133


Environmental Standards

• Permit-based limits on effluent discharge


concentrations
• Clean air standards, water quality standards
• Plans or policies that protect or limit use of
natural resources

EIA Procedures and Decision Making 134


Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak
Lingkungan Hidup
Metode Ilmiah sesuai dengan
metode ilmiah evaluasi dalam Amdal

Karakteristik
Evaluasi Dampak Rencana Arahan
secara Usaha dan/atau Pengelolaan
Holistik Kegiatan secara Lingkungan
Dampak Total terhadap Hidup
LH INTERAKSI DAMPAK Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
Penentuan
Kelayakan
1. Bentuk hubungan keterkaitan an interkasi DPH besertta Lingkungan
karakteriknya i.e. Frekuensi terjadinya dampak, durasi dan Hidup
intensitas;
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling
banyak menimbulkan dampak lingkungan; Kriteria Kelayakan
3. Area yang perlu mendapat perhatian Lingkungan Hidup
Metode Evaluasi Dampak
 Metode penampalan (overlays) McHarg
 Daftar uji berskala, Adkins & Burke
 Metode matrik
– Matrik interaksi Leopold
– Matrik Fisher & Davies
– Matrik Adiwibowo
 Metode bagan alir
 Kombinasi metode matrik dan bagan alir
Metode Evaluasi Dampak
Lokasi yang penting
secara ekologis

Kualitas air

Penampalan
Pertimbangan
Komponen
lansekap
Peta
Pembangunan
Pabrik

Pembangunan Jalan

PETA PENAMPALAN (OVERLAY)


LENGKAP
TELAAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN
Contoh Indeks Besaran untuk
Oksigen Terlarut (Indeks Battelle)
KUALITAS LINGKUNGAN

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

2 4 6 8 10
OKSIGEN TERLARUT (mg/L)
World Bank guidelines for environmental sustainability

1. Environmental Aspects of Bank Work, (OMS 2.36), para 9(a)


states: “The Bank endeavours to ensure that each project affecting
renewable natural resources (e.g., as a sink for residues or as a source of
raw materials) does not exceed the regenerative capacities of the
environment.”

2. Output Guide: Waste emissions from a project should be within the


assimilative capacity of the local environment to absorb without
unacceptable degradation of its future waste absorptive capacity or other
important services.

3. Input Guide: Harvest rates of renewable resource inputs should be


within regenerative capacity of the natural system that generates them;
depletion rates of nonrenewable resource inputs should be equal to the
rate at which renewable substitutes are developed by human invention
and investment.

Sumber: World Bank 1991


Examples of threshold tests for environmental acceptability
Level of acceptability Potential impact threshold
Exceeds legal threshold, e.g. quality standard
Increases level of risk to public health and safety above qualitative or
Unacceptable quantitative criteria (e.g. in some jurisdictions an increased risk of
death of 1 in a million per year
Extinction of biological species, loss of genetic diversity, rare or
endangered species, critical habitat
Conflict with existing environmental policies, land-use plans
Normally unacceptable Loss of populations of commercial biological species
Large-scale loss of productive capacity of renewable resources
May be acceptable only with Avoidance of spread of biological disease, pests, feral animals, weeds
minimization, mitigation, Taking of rare or endangered species
management Some loss of threatened habitat
Some loss of populations and habitats of non-threatened species
Modification of landscape without downgrading special aesthetic
Normally acceptable values
Emissions demonstrably less than the carrying capacity of the
receiving environment

Source: Sippe 1999


Sifat Penting Dampak
(Impact Significance)?
Muatan RKL dan RPL Muatan RKL-RPL
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan

RKL PENDAHULUAN
PERNYATAAN PELAKSANAAN
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
• Matrik/tabel untuk dampak lingkungan
(dampak penting hasil kajian Andal dan
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN
dampak lingkungan lainnya);
LINGKUNGAN HIDUP
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan
kaidah kartograf
BAB III RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1. Dampak penting dan sumber dampaj penting
HIDUP
3.2. Tolok uku dampak
• Matrik/tabel untuk pemantauan dampak
lingkungn (dampak penting hasil kajian Andal
DAFTAR PUSTAKA
dan dampak lingkungan lainnya);
LAMPIRAN
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan
kaidah kartografi
RKL
BAB I PENDAHULUAN JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG
DIBUTUHKAN
BAB II RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP PERNYATAAN PELAKSANAAN

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN LAMPIRAN
Dampak-Dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL
Komponen Prakiraan dan Evaluasi (ANDAL)
Rencana
Kegiatan Pelingkupan (KA)
Dampak
Komponen Dampak Penting
Lingkungan
DPH
Potensial
Hidup
Prakiraan Evaluasi
Kegiatan Holistik
Lain Evaluasi
disekitarnya Dampak
Saran, Pendapat
Potensial
danTanggapan
(SPT) Dampak
Masyarakat Tidak Arahan
DTPH Penting RKL-RPL
Tidak
Tidak Dikelola
Dikelola dan Dikelola
dan Dipantau dan
Dipantau Dipantau
keterangan Dikelola RKL & RPL
dan
Penekanan Dalam
Dipantau
Revisi Pedoman
Penyusunan dan
Penilaian Amdal
Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan

1. Dampak yang dipantau :


a. jenis dampak yang terjadi,
b. komponen lingkungan yang
terkena dampak, dan
c. indikator/parameter yang
dipantau dan sumber
dampak.
2. Bentuk pemantauan
lingkungan hidup:
a. metode pengumpulan dan
analisis data,
b. lokasi pemantauan,
1. Dampak lingkungan yang dikelola (dampak c. waktu dan frekuensi
penting dan dampak lainnya) pemantauan.
2. sumber dampak (dampak penting & dampak 3. Institusi pemantau lingkungan
lainnya) hidup:
3. Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
a. pelaksana pemantauan,
Hidup
4. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup b. pengawas pemantauan dan
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup c. penerima laporan
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup pemantauan
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak lainnya)
2. sumber dampak (dampak penting & dampak lainnya)
3. Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup

No Dampak LH Sumber Indikator Bentuk Lokasi Periode Institusi


yang dikelola Dampak Keberhasila PLH PLH PLH PLH
n PLH
1. • Instansi
Pelaksana
;
• Instansi
Pengawas
• Instansi
Penerima
Laporan

dst
Keterangan: PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak Indikator keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan
No. Lingkungan pengelolaan lingkungan Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Dampak lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
yang dikelola hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Penurunan Kegiatan Konsentrasi debu yang a. Melakukan a. Di dalam tapak minimal sehari dua a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
kualitas udara mobilisasi alat timbul tidak melebihi penyiraman jalan proyek yang menjadi kali selaku pemrakarsa dan kontrakor
ambien dan bahan baku mutu udara secara berkala sumber pencemar pelaksana kegiatan konstruksi
(parameter pada tahap ambien untuk kualitas udara,
debu) konstruksi parameter debu b. Memasang plat b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
penghalang pada ban b. Di jalan angkut yang Kabupaten X, DInas PU Kab X,
kendaraan angkut melalui permukiman BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
warga
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
c. Lokasi rinci dapat BLHD Kabupaten X, DInas PU
dilihat pada peta 2.1 Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
Prov Y
2. Peningkatan Erosi tanah Stabilnya laju a. Menanami area sekitar a. Di area sekitar a. Penanaman a. Instansi Pelaksana penanaman
laju karena sebab sedimentasi di area waduk dengan waduk dalam radius sekali dan pemberian pemahaman di
sedimentasi di alamiah sekitar waduk selama tanaman penahan 5 km dengan batas sosial yaitu PT X selaku
waduk maupun umur waduk erosi pemeliharaa pemrakarsa
antropogenik b. Di batas sosial yang n setiap b. Instansi pelaksana pemberian
pada area b. Memberikan mungkin bulan sekali pemahaman di luar batas sosial
yang pemahaman kepada memberikan yaitu pemda kab X
berdekatan penduduk yang kontribusi terhadap b. Pemberian c. Instansi Pengawas yaitu BLHD
dengan beraktivitas di daerah peningkatan erosi pemahama Kabupaten X, DInas PU Kab X,
waduk rawan erosi guna antropogenik n dilakukan BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
mengurangi kegiatan sekali d. Instansi Penerima Laporan yaitu
yang dapat menjadi c. Di luar batas sosial setahun BLHD Kabupaten X, DInas PU
sumber erosi yang masih mungkin
Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
antropogenik memberikan
Prov Y
kontribusi terhadap
peningkatan erosi
antropogenik

d. Lokasi rinci dapat


dilihat pada peta 2.1

Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola


(pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP, panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)
1. Timbulnya Kegiatan Sampah domestik a. Mengumpulkan Di area akomodasi pekerja Dilakukan sehari a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
sampah akomodasi dikelola sesuai dengan sampah domestic konstruksi sekali selaku pemrakarsa
domestic pekerja peraturan perundangan dengan dipilah antara
konstruksi organic dengan b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
anorganik sesuai Kabupaten X, BLH Provinsi Y
dengan SOP
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
perusahaan nomor ….
BLHD Kabupaten X, BLH Provinsi
b. Bekerjasama dengan Y,
Dinas Kebersihan Kab
Y untuk menyediakan
jasa angkutan sampah
domestic harian (diatur
dalam MOU nomor …
dengan Dinas
Kebersihan)
Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sbb.:
1. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi,
komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter
yang dipantau dan sumber dampak.
2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode
pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan
frekuensi pemantauan.
3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana
pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan
pemantauan.
No Dampak yang Dipantau Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan
Hidup
Jenis dampak Indicator/ Sumber Metode Lokasi Waktu & Pelak- Penga-was Penerima
yang timbul parameter dampak Pengumpulan & Pantau Frek. sana Laporan
Analisis Data
Contoh Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan yang Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan
Dipantau Hidup Hidup
Jenis Dampak
Metode
No yang Timbul Indikator
Pengumpul
. (bisa di / Sumber Lokasi Waktu & Pengawa Penerima
an & Pelaksana
ambien dan Paramete Dampak Pantau Frekuensi s Laporan
Analisis
bisa di r
Data
sumbernya)
1 Penurunan Kedalam Dewateri Pemantaua Sumur Satu PT XYZ BLHD BLHD kab
muka air an/ ng dari n langsung pantau A, bulan dua selaku kab A, A, BLHD
tanah (MAT) ketinggia tahap pada sumur B, C, D dan kali pemrakarsa BLHD Prov B,
n MAT operasio pantau E yang dan seluruh Prov B, Dinas PU
nal dengan berada di kontraktor Dinas PU Prov B,
tambang menggunak koordinat penambang Prov B, Dinas PU
an ……. Dst an Dinas PU Kab A
piezometer Kab A
(lokasi rinci
pada peta di
lampiran
…..)
Konsep Dasar Andal dan RKL-RPL
ANDAL RKL-RPL
Rencana Rencana
Dampak Prakiraan Pengelolaan Pemantuan
Rona
Penting Dampak & Lingkungan Lingkungan
Lingkungan untuk
Hipotetik Evaluasi untuk
Hidup Awal Dampak Dampak
(DPH) secara Holistik
Penting Penting

Batas Wilayah Studi & Batas Waktu Kajian Rencana Rencana


Pengelolaan Pemantuan
Keterangan: RKL-RPL untuk Lingkungan Lingkungan
untuk untuk
dampak lainnya  untuk dampak Dampak Dampak
lingkungan yang sudah ada atau Lingkungan Lingkungan
tersedia pengelolaan Lainnya lainnya

lingkungannya atau SOP-nya? Kewajiban Pemrakarsa


dan Pihak Lainnya
 Bagaimana pengelolaan dampak melalui
AMDAL?
3 Prinsip PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tinggi
 Hindari (avoidance)
Prioritas  Minimisasi (minimisation) • Apakah proyek
dibutuhkan?
 Penanganan (mitigation) • Apakah proyek harus
Rendah dilaksanakan saat
ini?
Memberikan kompensasi atau ganti • Apakah ada
rugi terhadap lingkungan yang rusak
alternatif lokasi?

• Mengurangi skala, besaran, ukuran


• Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan
baku, bahan bantu?

Sumber: UNEP, 2002


Framework for Impact Mitigation
Common (desirable)
Alternative sites or
Avoidance technology to
eliminate habitat loss

Actions during
design, construction and
Mitigation operation to minimise
or eliminate habitat
loss

Used as a last resort


Compensation to offset habitat loss
Rare (undesirable)
Impact Mitigation

Evaluate Review
Environmental Applicable
Impacts Standards

Design
Environmental
Protection Measures

EIA Procedures and Decision Making 157


Mitigation Development
Develop Alternative
Environmental
Protection Measures

Evaluate Assess
Implementation Environmental
Costs Effectiveness

Select Final
Environmental
Protection Measures

EIA Procedures and Decision Making 158


Contoh: Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Bandar Udara

Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup Bandar Udara, paling
sedikit dilakukan terhadap
komponen:
a. udara;
b. energi;
c. kebisingan; untuk menjaga dan
d. air; meningkatkan kualitas
e. tanah; dan lingkungan
f. air limbah dan limbah
Sumber: PP No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan
padat dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara – Pasal
44 dan Pasal 45
Contoh: Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Bandar Udara
• Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar Udara wajib
menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan di Bandar Udara
dan sekitarnya sesuai dengan ambang batas dan baku mutu yang ditetapkan
Pemerintah. (Pasal 31);
• Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan Usaha Bandar Udara atau Unit
Penyelenggara Bandar Udara dapat membatasi waktu dan frekuensi, atau
menolak pengoperasian pesawat udara (Pasal 42)
• Limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari pembangunan, operasional dan
perawatan Bandar Udara dan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38, harus dikelola terlebih dahulu sebelum dibawa ke luar Bandar Udara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Yang dimaksud
dengan “dikelola” yaitu menggunakan ulang (reuse), mengurangi (reduce), dan
mendaur ulang (recycle) (Pasal 40).
• Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar Udara
menyediakan tempat dan menetapkan prosedur pengelolaan limbah dan zat
kimia pengoperasian pesawat udara dan Bandar Udara (apasal 41)
Contoh Matrik RKL di Bandara BABO, Tangguh,
Papua

10/10/19 161
Contoh Matrik RKL di Bandara BABO, Tangguh,
Papua

10/10/19 162
Contoh Matrik RPL di Bandara BABO, Tangguh,
Papua

10/10/19 163
10/10/19 166
Bagaimana menetapkan Lokasi
Sampling (kualitas udara & kebisingan)

10/10/19 Angkasa Pura II 167


Bagaimana menetapkan Lokasi
Sampling (kualitas udara & kebisingan)

Lihat SNI 19-7119.6-2005


Penentuan Lokasi
10/10/19 168
Contoh Lokasi Sampling PEMANTAUAN RUTIN (RPL) di
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, PLB

Udara & kebisingan

Kebisingan

10/10/19 Angkasa Pura II 170


Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

DAMPAK PENTING - 1

1. Dampak penting penebangan hutan (HPT dan HL).


• Proses penambangan diawali dengan Land clearing, yaitu
membersihkan tanaman penutup. Dengan demikian proses
penambangan pada areal hutan (HL dan HPT) dilakukan dengan
sistem tebang habis (clean cutting), sehingga mengakibatkan:
• Hilangnya tutupan lahan termasuk didalamnya tanaman langka,
lindung dan endemis
• Hilangnya fungsi ekosistem/habitat satwa liar endemis
• Hilangnya fungsi hutan untuk lindung air 10 DAS
• Dampak terhadap erosi

171 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

Land Clearing

Biodiversitas = 3,7 Biodiversitas = 0

172 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

ACUAN PENGELOLAAN HL & HPT


Acuan pengelolaan kerusakan HL dan HPT:
• Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup meliputi kriteria baku perusakan
ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan Iklim
• Kerusakan ekosistem perlu dikelola dengan upaya rehabilitasi secara
berencana dan berkesinambungan.
Prinsip Pengelolaannya: Pengelolaan
dampak penebangan hutan menganut prinsip:
– Memulihkan jenis tanaman lindung, langka, endemis
– Memulihkan ekosistem hutan lindung
– Memulihkan habitat flora-fauna endemis.
– Memulihkan biodiversitas

173 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

Rencana Pengelolaannya

•Sifat dampak penebangan HL dan HPT:


Dampak kerusakan hutan > bersifat tidak dapat balik ( tidak
terpulihkan)
•Pengelolaannya:
•Pembukaan lahan sesuai kebutuhan minimal tambang
•Pembibitan tanaman lokal, langka, lindung dan endemis
•Revegetasi dengan tanaman menggunakan tanaman yang telah
dibudidaya
•Reboisasi lahan di DAS

174 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

Rencana Pemantauannya

•Pemantauannya:
• Memantau jenis tanaman di areal DAS dan revegetasi
• Memantau kelulusan hidup setiap jenis tanaman
• Memantau perkembangan biodiversitas
•Hasil pemantauan:
•Biodiversitas di areal revegetasi selamanya tidak akan pernah
menyamai biodiversitas HL yaitu 3,7, tetapi dapat menyelamatkan
tanaman lindung, langka & endemis.

175 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

DAMPAK PENTING - 2

2. Dampak penting kegiatan Stripping


• Setelah land clearing, proses penambangan dilanjutkan dengan
stripping, penggalian bijih, reklamasi dan revegetasi. Stripping
dapat mengakibatkan:
• Berubahnya estetika bentang alam
• Berubahnya (topografi) dan pola hidrologi DAS
• Terjadinya erosi dan kekeruhan sungai
• Dampak lanjut ke kualitas fisik-kimia-biologi sungai
• Dampak lanjut pada para pengguna air sungai di hilir
• Kata kunci:
•Stripping menjadi sumber erosi terbesar, bila dibandingkan land
clearing atau penggalian bijih

176 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Proses Stripping

177 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Beban Erosi dari Stripping

178 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

RENCANA PENGELOLAANNYA
Sifat dampak Stripping:
Dampak pembukaan lahan (Land clearing + Stripping)
» Perubahan bentang alam bersifat tidak terpulihkan
» Beban erosi; yaitu sedimen (TSS) dan Cr +6 dapat dikelola

Pengelolaan bentang alam:


• Reklamasi bekas tambang secara back filling sampai tidak tampak areal bekas
tambang
• Memulihkan estetika bentang alam

Pengelolaan beban erosi berupa sedimen:


• Membangun Check dam + Settling pond pengendap TSS
• Reklamasi dan Revegetasi bekas areal terbuka
• Khusus DAS Lampesue perlu perlakuan khusus, menambahkapasitas Check dam
dan/atau menaikkan pH
179 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

Rencana Pengelolaannya

•Sifat dampak Stripping:


•Dampak pembukaan lahan (land clearing + stripping)
• Perubahan bentang alam bersifat tidak terpulihkan
• Beban erosi; yaitu sedimen (TSS) dan Cr+6 dapat dikelola
•Pengelolaan bentang alam:
•Reklamasi bekas tambang secara back filling, sehingga tidak terdapat
bukaan bekas tambang (void)
•Pengelolaan beban erosi berupa sedimen:

• Membangun check dam + settling pond pengendap TSS


• Reklamasi dan Revegetasi bekas areal terbuka
• Khusus DAS Lampesue perlu perlakuan khusus, menambah
kapasitas check dam.

180 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Fasilitas Pengendapan Sedimen - Check Dam / Settling Pond

181 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale

Struktur Pengendalian Sedimen

Flood Gate Ditch Chanel Construction

Ditch-Petea Channel- Lamoare


Spillway

Debbie Dam
Check Dam at Rante Pond Dyke and Pond

182 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Pengelolaan air tambang

Untuk melindungi ekosistem perairan di sekitar tambang, kami


membangun sistem penyaluran dan pengelolaan air tambang
yang:
• Meminimalkan luas bukaan tambang.
• Mencegah air larian masuk ke lingkungan tambang.
• Menyulurkan semua air larian dari areal tambang ke
fasilitas pengelolaan.
• Memantau kualitas air sebelum dilepas ke luar.
• Segera melakukan rehabilitasi areal bekas tambang.

Sumber:K Amdal–Proyek Pengembangan Bahodopi


CC Mitagation and Environemental Management Plan: Plam Oil Effluent for Energy
Informasi terkait Fly Ash dan Bottom Ash
Kegiatan PLTU Batubara dalam Dokumen Amdal
Berapa prakiraan limbah fly Dapat diperkirakan atau diantisipasi dari awal:
ash dan bottom ash dalam • lokasi penyimpanan,
satuan massa yang akan • luas/volume tempat penyimpanan,
diproduksi persatuan waktu • metodologi penyimpanan,
tertentu • sistem transfer ash dari silo ke ash disposal (truk
atau conveyor),
• rencana pengelolaan penimbunan atau
pemanfaatan.

• Jika dilakukan penimbunan, maka perlu informasi tentang


• site selection lokasi penimbunan seperti geohidrologi,
potensi banjir, permeabilitas tanah, muka air tanah
setempat dll;
• konstruksi landfill,
• Sistem penimbunan, serta
• izin penimbunan.
• Jika dilakukan pemanfaatan, harus dijelaskan perusahaan
Fly Ash & Bottom yang memanfaatkan (termasuk izin pemanfaatannya) dan
Ash jenis pemanfaatan
Pengelolaan dan Pemantauan Timbulan Fly Ash
dan Bottom Ash (1)
Limbah B3 utama dari kegiatan PLTU yang akan dihasilkan adalah Fly Ash dan
Bottom Ash, sehingg pengelolaan yang sebaiknya dilakukan adalah sebagai
berikut:
• Sedapat mungkin menggunakan kembali bottom ash dalam proses
pembakaran, sehingga bottom ash yang dihasilkan seminimal mungkin;
• Menghindari memasang alat penangkap debu (fly ash) dengan sistem
basah (wet scrubber), harus sistem kering seperti bag house atau electric
presipitator.
• Harus ada penjelasan secara detil dan jelas untuk:
• Sistem pemisahan antara air dan debu hasil tangkapan;
• Pengelolaan air hasil pemisahan;
• Jika open system dibuang kemana air hasil pemisahan, berapa air yang
akan digunakan, air apa yang digunakan;
• Jika closed system bagaimana sistemnya secara detil.
Pengelolaan dan Pemantauan Timbulan Fly Ash
dan Bottom Ash (2)
• Tidak boleh mencampurkan limbah fly ash dan bottom ash. Karena fly ash dan
bottom ash mempunyai karakter yang berlainan, tempat penyimpanan fly ash
dan bottom ash harus memadai. Hal ini akan dijabarkan detail persyaratan-
persyaratannya di perijinan limbah B3, setelah PLTU beroperasi.
• Ash Disposal System yang mencakup :
• luas area disposal,
• kapasitas volume tampungan,
• jumlah ash/tahun,
• komposisi perbandingan fly ash dan bottom ash,
• karakteristik fly ash (silika, alumina, besi oksida, kalsium, magnesium,
titanium, kalium oksida, sulfur, natrium oksida dalam abu, suhu fusibilitas
pada deformasi awal).

Rencana Pemantauan
Pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan tentang pengelolaan limbah B3 yang
berlaku.
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan RKL
Peran serta masyarakat i.e. Pembentukan • Kelompok/Lapisan
forum komunikasi lingkungan, pranata masyarakat mana;
sosial dan kompensasi • Di lokasi mana;
• Bilamana;

Rencana
Pengelolaan • Mencegah Dampak
Lingkungan (RKL) • Mengendalikan Penting
• Menanggulangan Sosial

Pihak yang melaksanakan RKL: Kesepakatan & Kewenangan

Instansi
Masyarakat Pemrakarsa
Pemerintah
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan RPL
1. Teknik pengambilan
sampel Instrumen atau alat
2. Jumlah sampel ukur yang dimiliki
3. Lokasi pemgambilan
pemrakarsa
sampel

Dampak
Pemantauan Penting
Rencana Pemantauan
Sosial
Informasi kualitas
Lingkungan (RPL) lingkungan dari
masyarakat
terkena dampak

Pihak yang melaksanakan RPL: Kesepakatan & Kewenangan

Instansi
Masyarakat Pemrakarsa
Pemerintah
Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan RKL

Rencana
Dampak
Pengelolaan • Mencegah/Minimalisasi
Lingkungan (RKL) dampak negatif Penting
• Memaksimalkan manfaat Kesehatan
Masyarakat

• Infrastruktur dan pelayanan kesehatan


• Daerah penyangga dan sarana umum i.e. Taman rekreasi dan sarana olah raga.
• Pengelolaan sampah
• Pengendalian dampak kumulatif
• Pengelolaan tata ruang kota terhadap kesehatan mental dan kualitas lingkungan
permukiman.
• Menciptakan kondisi lingkungan baru : konstruksi bebas banjir dan manipulasi
lingkungan mencegah penndukan vektor.
• Kewaspadaan penggunaan lahan dimasa datang.
• Pengendalian kecelakaan dan pemajanan emisi transportasi.
• Pemilihan lokasi pembangunan yang akan menghindari atau mengurangi efek
gangguan vektor yang ada dan mencegah perkembangan perindukan vektor
Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan RPL
Jalur
pemejanan
antar sumber
Rencana Pemantauan
Pemantauan dampak &
Lingkungan (RPL) Manusia
Rentan

• Memantau kandungan “bahan berbahaya” dalam emisi atau effluen kegiatan


yang direncanakan.
• Memantau “bahan berbahaya” pada titik-titik di media lingkungan yang menjadi
jalur penyebaran.
• Memantau titik-titik kontak antara media lingkungan dan manusia, misalnya
memantau kandungan “bahan berbahaya” dalam air sumur yang digunakan
penduduk.
• Memantau cara kontak antara media lingkungan yang mengandung bahan
berbahaya dengan manusia, apakah melalui minum atau kontak kulit.
• Memartau biomarker pada manusia kontak sesuai dengan periode yang
diperlukan
Environmental Management Plan (RKL)
A. Mitigasi
Project Potential Proposed Institutional Cost
Activity Environm Mitigation Responsibilities Estimates
ental Measures(s) (incl. Enforcement
Impacts (incl. Legislation and coordination)

& regulations)
Tahap Pra- 1)
Konstruksi 2)
3)

Tahap 1)
Konstruksi 2)
3)

Tahap 1)
Operation and 2)
Maintenance 3)
(OM) …

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Environmental Management Plan (RPL)
B. Monitoring (Pemantauan)
Proposed Parameters Location Measurements Frequency of Responsibilities Cost
Mitigation to be (incl. Methods Measurement (incl. review and (equipment
Measure Monitored & equipment) reporting) & individuals)

Pre-
Construction
Phase

Construction
Phase

Operation
and
Maintenance
Phase

Total Cost for


all Phases

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
A. Mitigation: Construction Phase
Project Activity Potential Proposed Mitigation Measures Institutional Costs
Environmental Responsibili
Impacts ty

Use of land within power Damage to Contractor/ US$


plant construction area, vegetation Plant 5000
along gas pipeline route, Operating
and along the Company
transmission line route

Use of land within power Loss of Contractor/ US$


plant construction area, fertile topsoil Plant 5000
along gas pipeline route, and soil Operating
and along the erosion Company
transmission line route

Construction works Air pollution Contractor/ US$


by dust Plant 2000
Operating
Company

Construction works Noise from Contractor/ -


construction Plant
works Operating
Company

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
A. Mitigation: Construction Phase
Project Activity Potential Proposed Mitigation Measures Institutional Costs
Environmental Responsibili
Impacts ty

Use of land within power Damage to Appropriate clearing techniques (hand clearing, not Contractor/ US$
plant construction area, vegetation mechanized clearing) will be utilized. Any trees of Plant 5000
along gas pipeline route, protected species will be relocated. In case Operating
and along the relocation is not possible, the project developer will Company
transmission line route pay a special fee to the local environmental fund.

Use of land within power Loss of fertile Fertile topsoil will be removed, stored in an Contractor/ US$
plant construction area, topsoil and isolated area away from construction activities, and Plant 5000
along gas pipeline route, soil erosion covered with plastic to prevent runoff/erosion. Operating
and along the Upon construction completion, topsoil will be Company
transmission line route returned and the area revegetated with plants
similar to the original vegetation/native to the area.

Construction works Air pollution When necessary, construction site will be sprayed Contractor/ US$
by dust with water, particularly during hot, dry, windy Plant 2000
conditions. Operating
Company

Construction works Noise from Construction will be confined to normal work- Contractor/ -
construction hours (8AM to 6PM). If construction must be Plant
works conducted before/after these hours, local public Operating
will be notified at least one week in advance. Company

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
A. Mitigation: Operation Phase

Project Potential Proposed Mitigation Measures Institutional Costs


Activity Environmental Responsibility
Impacts

Liquid Fuel Air emissions of •Low-NOx burners and water injection •Power plant $0.8
Combustion NOx, SO2, CO, to control NOx; operator million
particulate matter, •Firing only low-sulfur (<0.1% by wt.) •Power plant
and volatile organic distillate fuel oil to control SO2; supply and
compounds (VOCs) •Good combustion control to control installation
CO, PM and VOCs; (S&I) contractor
•Stack height at least 45 m to facilitate
dispersion.

Equipment Noise from Acoustic enclosures for the combustion •Power plant $150,000
Operation equipment turbines to ensure that noise does not operator
exceed 80 dB(A) at 1 m •S&I contractor

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
B. Monitoring: Construction Phase
What Where How When
Potential parameter is to be is the parameter to be is the parameter to be is the parameter to
Environmental monitored? monitored? monitored? be monitored?
Impacts

Damage to Clearing techniques and Power plant site, Visual and by Monthly throughout
vegetation relocation procedures pipeline and comparison with pre- construction period
utilized; record of fees to transmission line construction photo
environmental fund routes survey

Loss of fertile Soil storage procedures Soil storage sites Visual Weekly during site
topsoil and soil and location preparation and
erosion construction period

Air pollution by Dust level All active Visual During construction


dust construction sites

Noise from Noise level, dB[A] All active Measurements by a During construction
construction works construction sites licensed organization
using certified
measurement devices

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
B. Monitoring: Construction Phase

What Where How When


Potential parameter is to be is the parameter to be is the parameter to be is the parameter to
Environmental monitored? monitored? monitored? be monitored?
Impacts

Damage to
vegetation

Loss of fertile
topsoil and soil
erosion

Air pollution by
dust

Noise from
construction works
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
B. Monitoring: Operation Phase
What Where How When
Potential parameter is to be monitored? is the is the is the
Environmental parameter to parameter to parameter to
Impacts be monitored? be monitored? be
monitored?
Air emissions of Emissions of air pollutants: (1) NOx calculated as At the stack of By continuous Initial test at
NOx, SO2, CO, NO2; (2) SO2; (3) CO; (4) PM. The applicable the power plant monitoring commissioning
and particulate standards are: (1) NO2 ≤ 400 mg/m3; (2) SO2 ≤ 850 equipment and annual
matter (PM) mg/m3; (3) CO ≤ 150 mg/m3; (4) PM ≤ 100 mg/m3 supplied with the subsequently.
power plant Continuous for
NOx and CO.

Air emissions of Ground level concentrations: (1) NOx; (2) SO2; (3) In adjacent By buying data Once before
NOx, SO2, CO, PM. The applicable environmental standards are: (1) residential areas from the local air commissioning
and particulate NOx: Annual average ≤ 40 μg/m3; Max 24-hour and/or nearest air quality of the plant and
matter (PM) average ≤ 150 μg/m3; Max 30-min average ≤ 500 quality monitoring annually when
μg/m3 (2) SO2 Annual average ≤ 40 μg/m3; Max 24- monitoring station the plant is in
hour average ≤ 150 μg/m3; Max 30-min average ≤ 500 stations operation
μg/m3 (3) PM Annual average ≤ 50 μg/m3; Max 24-
hour average ≤ 125 μg/m3; Max 30-min average ≤ 280
μg/m3

Noise from Noise level, dB[A]. Applicable limits are 80 dB[A] on- At 1 meter from Measurements by Once before
construction works site and 65 dB[A] off-site. operating turbines a licensed commissioning
and in nearest organization of the plant and
residential areas using certified annually when
measurement the plant is in
devices operation

Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
3
Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL

Referensi Rinci: Lampiran IV PERMENLH 16/2012


Muatan Formulir UKL-UPL
Konsep Formulir UKL-UPL Konsep Formulir UKL-UPL
dalam Peraturan MENLH No. 13 Tahun 20120 dalam Rancangan Peraturan MENLH tentang
tentang UKL-UPL dan SPPL Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan

I. Identitas pemrakarsa; A. Identitas pemrakarsa;


II. Rencana usaha dan/atau kegiatan; B. Rencana usaha dan/atau
III. Dampak lingkungan yang akan kegiatan;
terjadi:
C. Dampak lingkungan yang akan
• Jenis kegiatan yang menjadi sumber terjadi dan program pengelolaan
dampak;
serta pemantauan lingkungan;
• Jenis dampak lingkungan yang terjadi
• Ukuran yang menyatakan besaran D. Jumlah dan jenis izin
dampak perlindungan dan pengelolaan
• Hal-hal lain/keterangan lingkungan hidup yang
IV. Program pengelolaan serta dibutuhkan;
pemantauan lingkungan; E. Surat pernyataan
V. Tanda Tangan dan Cap
Konsep Dasar UKL-UPL

Deskripsi
Komponen Rencana
Besaran Pengelolaan Pemantauan
Usaha dan/atau Dampak Lingkungan Lingkungan
Kegiatan Penyebab Lingkungan Dampak
Hidup Hidup
Dampak Lingkungan

Peta lokasi rencana Peta-Peta Peta Peta


usaha dan/atau Kegiatan Pendukung Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan
Hiduo Hidup
Identitas Pemrakarsa
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

4. Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan


a. Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang;
b. Penjelasan mengenai persetujuan prinsip atas rencana kegiatan
c. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan (lanjutan)
CO
N
ME TOH
REN NGE TABE
CA NA LU
DA NA K I KOM RAIA
P
Contoh: Kegiatan Peternakan DA AT M EGIAT PONE N
MP E
AK NIMB AN YA N
LI N U N
Tahap Prakonstruksi : GK LKAN G
UN
1) Pembebasan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan yang dibebaskan danGAN
status tanah).
2) dan lain lain……
Tahap Konstruksi:
3) Pembukaan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan, dan tehnik pembukaan
lahan).
4) Pembangunan kandang, kantor dan mess karyawan (jelaskan luasan bangunan).
5) dan lain-lain…..
Tahap Operasi:
6) Pemasukan ternak (tuliskan jumlah ternak yang akan dimasukkan).
7) Pemeliharaan ternak (jelaskan tahap-tahap pemeliharaan ternak yang
menimbulkan limbah, atau dampak terhadap lingkungan hidup).
8) dan lain-lain…
(Catatan: Khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang berskala besar, seperti antara
lain: industri kertas, tekstil dan sebagainya, lampirkan pula diagram alir proses yang
disertai dengan keterangan keseimbangan bahan dan air (mass balance dan water
balance))
Diagram Alir Proses Industri Rokok dan Dampaknya
Terhadap Lingkungan

Sumber: Process Guidance Note 6/36(06): Secretary of State's Guidance for Tobacco Processes, Defra 2006
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup

C. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya


Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup

Bagian ini pada dasarnya berisi satu tabel/matriks, yang


merangkum mengenai:
1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup
3. Bentuk upaya pemantauan lingkungan hidup
4. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Matrix Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak lingkungan
Bentuk upaya Bentuk upaya Institusi pengelola
yang ditimbulkan
pengelolaan pemantauan dan pemantauan
rencana usaha
lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
dan/atau kegiatan
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

SUMBER LIMBAH PADAT PENGELOLAAN


1. Gagang dan jengkok tembakau dan 1. Dijual untuk dimanfaatkan
cengkeh dari penyiapan bahan baku
2. Aki bekas, kemasan bekas, pallet
bekas dari penyiapan bahan baku (Re-sale-able)
proses produksi 2. Daur ulang dan digunakan kembali
3. Keranjang bekas/tikar bekas, lumpur (Recycle-able dan Re-use-able)
eks IPAL dari proses penyiapan bahan
baku dan hasil IPAL 3. Dibuat kompos (Compost-able)
4. Filter bekas/sortiran, kayu bekas pallet
dari proses produksi dan penyiapan
bahan baku 4. Dibakar (Combustible)
5. Pasir, kerikil,metal dari proses
penyiapan bahan baku 5. Limbah yang tidak berpengaruh
6. Sampah rumah tangga (domestik) (Innert waste) untuk tanah urug
7. Tali rafia, plak-ban-botol bekas, dll dari 6. Masuk ke TPS dibuang ke TPA
kegiatan perkantoran dan proses
produksi 7. Dijual untuk di daur ulang
Kompensasi ke masyarakat sekitar
(Comdev dan CSR)

Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN SAMPAH NON PRODUKSI

Jenis limbah/ sampah Cleaner production Final disposal alternative


Office wastes
Kertas, karton Paperless Daur ulang 3rd party
Plastic Segregasi, daur ulang Daur ulang 3rd party
Battery kering Less hazardous, battere B-3/ PPLI
alkaline
Non recycle Segregasi, Energy recovery Incineration (own, co-partner)
combustible
Botol, kaca dlsb Segregasi, daur ulang Daur ulang 3rd party
Household wastes
Kertas, karton Paperless Daur ulang 3rd party
Plastic Segregasi, daur ulang Daur ulang 3rd party
Non recycle Washable and Re-useable Menuju zero waste
combustible materials (lunch boxes)
Non recycle, Segregasi, Energy recovery Incineration (own, co-partner)
combustible
Non recycle, Segregasi, Pengomposan Composting (own, co-partner)
compostable TPA - Pemda
Botol, kaca dlsb Segregasi, daur ulang Daur ulang 3rd party

Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

SUMBER LIMBAH CAIR PENGELOLAAN


1. Air cucian dan admoist pada proses Limbah Cair diolah dengan :
pelunakan cengkeh
2. Air cucian dan admoist pada proses 1. Pengolahan secara fisik – kimia
pelunakan gagang tembakau (penyaringan, sedimentasi, penetralan
3. Air cucian dan residual dari proses pH, koagulasi-flokulasi,dsb)
ekstraksi bahan–bahan pembuat saos 2. Pengolahan secara biologis
dari bahan rempah-rempah alami dan
campurannya pada proses Assembling
(anaerobik dan aerobik)
Flavor 3. Pengolahan lanjutan (absorsi)
4. Air cucian peralatan proses produksi 4. Pemanfaatan lumpur
(ex
casing drum) pada primary process Limbah oli bekas ditampung dalam drum
5. Air cucian lem dari secondary process diserahkan ke pihak ketiga yg berijin
6. Air limbah ex utility : blow down boiler
Kompensasi ke masyarakat sekitar
7. Limbah Domestik (MCK)
(Comdev dan CSR)
6. Limbah oli bekas

Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN LIMBAH KE UDARA

SUMBER LIMBAH KE UDR PENGELOLAAN

1. Debu organik dari penyiapan 1.a. Penggunaan alat sedot debu


tembakau, cengkeh 1.b. Melokalisir lokasi penghasil debu
2. VOC tembakau, cengkeh, 2.a. Minimalisasi proses penguapan
dan flavour 2.b. Melokalisir lokasi penghasil VOC
3. Emisi gas buang hasil 3.a. Penggunaan bahan bakar yang
pembakaran bahan bakar ramah lingkungan, hemat bhn bakar
3.b. Penanaman pohon
3.c. Adanya ruang terbuka hijau
3.d. Stack yang tinggi dilengkapi filter
3.e. Perawatan mesin-mesin penghasil
emisi gas buang
Kompensasi ke masyarakat sekitar
(Comdev dan CSR)

Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN BISING

SUMBER BISING PENGELOLAAN BISING


Suara mesin-mesin produksi 1. Penanaman pohon di pabrik
dan utilitas 2. Perawatan mesin-mesin produksi dan
utilitas
3. Penggunaan alat pelindung diri (ear-plug
dan ear-muff)
4. Adanya silencer pada manifold mesin
5. Pembuatan ruang kedap suara
6. Kompensasi ke masyarakat sekitar
(Comdev dan CSR)

Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN BAU

SUMBER BAU PENGELOLAAN BAU


Cengkeh, tembakau, saos 1. Penanaman pohon di pabrik
rempah - rempah, flavor, 2. Penanaman pohon di luar pabrik
essence, septic tank (H2S), 3. Pembuatan TPS, dan pembuangan
sampah secepat mungkin
sampah, IPAL
4. Adanya ruang terbuka hijau
5. Adanya proses aerobik pada IPAL
6. Kompensasi ke masyarakat sekitar
(Comdev dan CSR)

Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
Izin PPLH dan Surat Pernyataan
D. Jumlah dan Jenis Izin IZIN PPLH yang Dibutuhkan

Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan yang


diajukan memerlukan izin PPLH, maka dalam bagian ini,
pemrakarsa menuliskan daftar jumlah dan jenis izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
dibutuhkan berdasarkan upaya pengelolaan lingkungan
hidup.

E. Surat Pernyataan

Bagian ini berisi pernyataan pemrakarsa untuk


melaksanakan UKL-UPL yang ditandatangani di atas
kertas bermaterai.
Daftar Pustaka dan Lampiran
F. Daftar Pustaka
Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam penyusunan
UKL-UPL baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun laporan hasil-hasil
penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata
cara penulisan pustaka.

G. Lampiran
Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang dianggap perlu
atau relevan, antara lain:
1. bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
2. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya
surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau
instansi lain yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang);
3. informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
4. peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala
yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan
lokasi pemantauan lingkungan hidup; dan
5. data dan informasi lain yang dianggap perlu.
Kriteria yang Dapat Digunakan sebagai Dasar Penerbitan
Persetujuan UKL-UPL terhadap Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib UKL-UPL
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan;

4. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view);
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai
penting secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi
(economic importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).

6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
7. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan dimaksud; dan
4
Pedoman Pengisian SPPL

Referensi Rinci: Lampiran V PERMENLH 16/2012


Format SPPL (1)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
 Nama : ............................................................................
 Jabatan : ............................................................................
 Alamat : ............................................................................
 Nomor Telp. : ............................................................................

Selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari:


 Nama perusahaan/Usaha : .........................................................
 Alamat
perusahaan/usaha : .........................................................
 Nomor telp. Perusahaan : .........................................................
 Jenis Usaha/sifat usaha : .........................................................
 Kapasitas Produksi : .........................................................
dengan dampak lingkungan yang terjadi berupa:
1.
2.
3. dst.

merencanakan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan melalui:


1.
2.
3. dst.

Pada prinsipnya bersedia untuk dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan seluruh pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan sebagaimana tersebut di atas, dan bersedia untuk diawasi oleh
instansi yang berwenang.

Tanggal, Bulan, Tahun


Yang menyatakan,

Materai dan tandatangan

(...............NAMA…….........)
Nomor bukti penerimaan oleh instansi LH
Tanggal:

Penerima:
Terima
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

kasih
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410


Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925
http://www.menlh.go.id/

Anda mungkin juga menyukai