Anda di halaman 1dari 166

Proses Pelingkupan

untuk Pelaksanaan Studi Amdal

Farid Mohammad, ST., M. Env


Asisten
Kasi DeputiLingkungan
Audit Kajian Dampak Lingkungan
dan Tindak Lanjut
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan
Ditjen Planologi Kehutanan & Tata Lingkungan
Direktorat PDL-UK
Outline
1. Pendahuluan
2. Deskripsi Rencana Usaha dan Kegiatan
3. Deskripsi Rona Lingkungan Awal
4. Proses Pelibatan Masyarakat
5. Prakiraan Dampak
6. Evaluasi Dampak
Komponen Komponen
Kegiatan VS Lingkungan

Komponen
Dampak
1. Geo Fisik Kimia
2. Biologi
1. Pra konstruksi 3. Kesmas
2. Konstruksi 4. Sosekbud
3. Operasi 5. Kegiatan lain di sekitar
4. Pasca Operasi 6. Lain lain

Komponen Komponen
Kegiatan VS Lingkungan

Komponen
Dampak
Peningkatan
Penurunan
Terganggunya
….... Komponen Lingkungan AKIBAT KOMPONEN
Kenaikan
KEGIATAN
Perubahan
Dll…..
1
Pendahuluan

Home
Konsep Dasar Kajian Dampak Lingkungan (KDL)
Pemrakarsa
harus membuktikan bahwa rencana
usaha dan/atau kegiatan (PROJECT i.e.
MIGAS atau KEGIATAN LAIN) yang akan
dilakukan tersebut aman bagi lingkungan
hidup (ramah lingkungan)
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Tools/Instrument KDL
Minyak & Gas Bumi yang digunakan:
AMDAL atau UKL-UPL

Lokasi/Ruang Rencana Dampak LH:


Usaha/Kegiatan: • Ekologis;
Komponen-Komponen LH
Terkena Dampak: Ekologis, • Sosial, &
Sosial dan Kesmas • Kesmas
Nilai-Nilai Inti (Core Values)
Proses Amdal dan Izin Lingkungan
1
Proses amdal
2 Integrity harus sesuai
dengan standar-
Utility standar yg telah
disepakati/
berlaku
Core
Proses Amdal
harus dapat Values
memberikan
informasi yang
AMDAL
seimbang dan Proses Amdal
kredibel untuk harus dapat
pengambilan
menghasilkan
keputusan
perlidungan
Sustainability terhadap
lingkungan
Sumber: Barry Sadler (1996) 3
Konsep Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Environmental Impact Assessment- EIA)
EIA is a window
Identifikasi
1 PROSES for the Future:
the process of

2 Dampak Lingkungan
identifying the
future
consequences of a
(biogeofisik-kima & current or
Prediksi Sosial-Ekonomi) dari proposed action.
Rencana Pembangunan
3
Pengambilan

Evaluasi 4 Keputusan

Mitigasi
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
KAJIAN DAN MUATAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
Menjawab 10 Kriteria
•PENGUMUMAN AMDAL Kelayakan LH
• KONSULTASI PUBLIK

DAMPAK
Prakiraan= Besaran &
POTENSIAL
A sifat penting dampak untuk
RENCANA setiap DPH PENILAIAN
KELAYAKAN
KEGIATAN DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK
P- LINGKUNGAN
DAMPAK
B PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
1 1
DAMPAK
POTENSIAL
C
IDENTIFIKASI EVALUASI DAMPAK
PENTING
PRAKIRAAN
DAN
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
PENGELOLAAN &
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK EVALUASI HIPOTETIK PEMANTUAN DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK POTENSIAL 2 2
POTENSIAL
DAMPAK LINGKUNGAN
D
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
DAMPAK
PENTING • Dampak Penting
• Dampak
POTENSIAL 3 HIPOTETIK
E 3
RONA
LINGKUNGAN lingkungan
DAMPAK
POTENSIAL
F
Evaluasi = telaahan lainnya
Analisis atas terhadap keterkaitan dan
Kegiatan di interaksi seluruh DPH 
Surat Persetujuan KA karekterisk dampak lingkungan Surat Kelayakan Lingkungan
Sekitar
PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS PENGENDALIAN

Dokumen Dokumen
Dokumen
ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
KERANGKA ACUAN (KA)
LINGKUNGAN (ANDAL)
Proses Pelingkupan (Scoping)
• Status studi Amdal: terintegrasi, peta-peta yang relevan yang memenuhi kaidah-
bersamaan,setelah FS;
• Kesesuaian dengan RTRW & PIPIB; kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
• Komponen kegiatan yang berpotensi yang memadai
penyebabkan dampak & Pengelolaan
LH yang sudah disiapkan/direncanakan
+ ALTERNATIF Menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara Setiap DPH yang
nasional dan/atau internasional
di berbagai literatur yang sesuai dikaji memiliki
Deskripsi Komponen Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak
dengan kaidah ilmiah metode batas waktu
penentuan dampak penting
Lingkungan hipotetik dalam Amdal. kajian tersendiri

Deskripsi Rona LH Awal Batas


(Environmental Setting): Dampal Penting Wilayah
waktu
• Komponen Lingkungan Hidup Hipotetik (DPH) Studi
Kajian
yang terkena dampak;
• Usaha dan/atau kegiatan disekitar
• Identifikasi
dampak potensial, 1.Batas project;
Hasil Pelibatan Masyarakat • evaluasi dampak 2.Batas ekologis,
potensial 3.Batas Sosial,
• Daftar DPH 4.Batas Adm
informasi apa yang dibutuhkan oleh
pengambil keputusanterkait dengan hasil Esensi dasar pelingkupan: membatasi kajian ANDAL pada hal
pelibatan masyarakat ini yang penting untuk pengambilan keputusan
Standar Kompetensi Peyusun Amdal (3)
FUNGSI DASAR/ ELEMEN KOMPETENSI
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA UNIT KOMPETENSI
3 Menyusun Menyiapkan Bahan Pekerjaan
Melaksanakan Deskripsi Rencana
Penyusunan Menyusun KA Usaha dan/atau Menyusun Deskripsi Rencana
Amdal Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan

4 Menyusun Menyipakan Bahan Pekerjaan


Deskripsi Rona LH
Awal Menyusun Rona LH Awal

Merencanakan Keterlibatan
5 Masyarakat dalam Proses
Melibatkan Amdal
Masyarakat dalam
Proses Amdal Melaksanakan Pengumuman
Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan

Sumber: Melaksanakan
Konsultasi Publik
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
No. 122 Tahun 2016: SKKNI Penyusun Merumusakan Hasil Pelibatan
Amdal Masyarakat
Pemetaan Standar Kompetensi Peyusun Amdal (4)
FUNGSI DASAR/ ELEMEN KOMPETENSI
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA UNIT KOMPETENSI

6 Menyiapkan Bahan
Melaksanakan Menentukan
Pekerjaan
Penyusunan Menyusun KA Dampak Penting
Amdal Hipotetik (DPH) Menentukan DPH dan
dampak lain yang akan
dikelola

Menyiapkan Bahan
Pekerjaan
7 Menentukan Batas Wilayah
Menentukan Batas Study
Wilaya Studi dan
Batas Waktu Kajian Menentukan Batas Waktu
Kajian

Mendokumentasikan Batas
Sumber: Keputusan Menteri Tenaga Wilayah Studi dan Batas
Kerja dan Transmigrasi No. 122 Tahun Waktu Kajian
2016: SKKNI Penyusun Amdal
Pemetaan Standar Kompetensi Peyusun Amdal (5)

FUNGSI DASAR/ ELEMEN KOMPETENSI


FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA UNIT KOMPETENSI

8 Menyiapkan Bahan
Melaksanakan Menentukan
Pekerjaan
Penyusunan Menyusun KA Metode Studi
Amdal Amdal
Menentukan Metodologi

9 Menyiapkan Bahan
Menyusun Pekerjaan
Dokumen KA
Membuat Dokumen KA

Sumber: Keputusan Menteri Tenaga


Home
Kerja dan Transmigrasi No. 122 Tahun
2016: SKKNI Penyusun Amdal
2
Deskripsi
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Home
Dampak LH: Interaksi antara Kegiatan dan Lingkungan
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
1. Biogeofisik-kimiai: i.e. hidrologi, topografi, geomorfologi, 1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
biodiversity, kualitas air; (Proyek) terhadap lingkungan;
2. Sosekbud: i.e. demografi, akses publik, dan potensi relokasi
3. Kesehatan masyarakat: prevalensi penyakit, perubahan 2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha
kesmas. dan/atau kegiatan (Proyek) i.e. Perubahan
iklim, Geologi;

Lingkungan/
Ekosistem
DESKRIPSI RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
antara lain ;
1. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas
lahan yang akan digunakan ;
2. Deskripsi proses utama, termasuk
perkiraan besarannya
Dampak Rencana Usaha
3. Sumber daya yang digunakan dan
perkiraan besarnya;
LH dan/atau Kegiatan 4. Limbah yang akan dihasilkan, jenis,
dan perkiraan besarnya;
5. Rencana mitigasi dampak yang
Perubahan Parameter LH sudah direncanakan dari awal
disebabkan oleh adanya Aktivitas Yang (terintegrasi dalam desain rencana
terjadi pada Periode waktu tertentu & di kegiatan).
Area (Ruang) yang tertentu
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Komponen-Komponen
kegiatan yang berpotensi
menyebabkan dampak
Deskripsi lingkungan berdasarkan
rencana tahap kegiatan
Usaha
dan/atau Pengelolaan lingkungan
Contoh:
1. Injeksi Limbah
Kegiatan hidup yang sudah Cair;
disiapkan/direncanakan 2. Pembuangan
sejak awal sebagai bagian limbah ke laut;
dari rencana kegiatan 3. Pengelolaan
LB3
4. Dll.
terintegrasi dalam design
rencana usaha dan/atau kegiatan
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Proses Produksi dan
Karekteristik fisik
Sumberdaya yang
Rencana Usaha dan/atau
digunakan:
Proses dalam tahap operasi
kegiatan:
(i.e. Proses manufaktur, Komponen-komponen utama
proses ektraksi, jenis dan kegiatan, lokasi dari setiap
jumlah ouput yang dihasilkan, komponen utama, koridor lintasan,
jenis dan jumlah bahan baku pengaturan horizontal dan vertikal,
dan energi yang dibutuhkan, terowongan, kegiatan2 pada setiap
B3 yang digunakan, disimpan tahapan (i.e. Konstruksi dan operasi),
dan dihasilkan, transportasi kegiatan pendukung (air,
bahan baku pembuangan limbah, jalan dll)

Residu dan Emisi


• Jenis , jumlah, kompisisi
dan toksisitas, proses
pengolahan (limbah
Skala/Besaran Rencana
padat, LB3, Efluent dan The Proposed Project Usaha dan/atau
Emisi udara yang Kegiatan:
dihasilkan)
Luas lahan yang digubakan
• 3r terkait dengan
(kegiatan permanaen dan
pengelolaan limbah dan Risiko Kecelakan dan Bahaya: sementara),, luas struktur yang
emisi; Risiko penanganan B3, dikembangkan (i.e. bangunan, areal
• Kebisiangan, panas,
cahaya, radiasi
ledakan, kecelakaan lalu lintas, penambangan,
elektromagmentik bencana alam
Penyusunan KA: Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pelabuhan
Untuk rencana usaha dan/atau kegiatan Pelabuhan, informasi yang akan
dituliskan dalam formulir isian yang tercantum di Lampiran V Peraturan MENLH
No. 05 Tahun 2012, antara lain adalah:
1. Pemecah ombak: sebagai pelindung daerah perairan pelabuhan dari
gelombang;
2. Alur pelayaran: alur keluar/masuk kapal ke ke pelabuhan;
3. Kolom pelabuhan: daerah perairan tempat kapal berlabuh untuk melakukan
bongkar muat, gerakan memutar;
4. Dermaga: bangunan pelabuhan untuk tempart merapatnya kapal dan
menambatkannya pada waktu bongkar muat barang:
a. Dermaga di garis pantai dan sejajar pantai (wharf);
b. Dermaga yang menjorok/tegak lurus pantai:
1. Pier;
2. Jetty;
Penyusunan KA: Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pelabuhan
5. Alat penambat: untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di dermaga
maupun menunggu di perairan sebelum merapat ke dermaga;
6. Gudang lini 1 dan lapangan penumpukan terbuka;
7. Gedung terminal untuk keperlua adminsitrasi;
8. Fasilitas bahan bakar untuk kapal;
9. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan;
10. Peralatan bongkar: i.e. kran darat dll;
11. Fasilitar lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan
kapal i.e. terminal penumpang, ruang tunggu, karantina, bea cukai, imigrasi,
dokter pelabuhan, keamanan dsb.
12. Areal Reklamasi;
13. Areal Pengerukan dan Penemapatan hasil Keruk;
Penyusunan KA: Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pelabuhan
Fasilitas pokok peruntukan wilayah Fasilitas pokok peruntukan wilayah
daratan meliputi: perairan meliputiL
a. dermaga; a. alur-pelayaran;
b. gudang lini 1; b. perairan tempat labuh;
c. lapangan penumpukan lini 1; c. kolam pelabuhan untuk
d. terminal penumpang; kebutuhan sandar dan olah gerak
e. terminal peti kemas; kapal;
f. terminal ro-ro; d. perairan tempat alih muat kapal;
g. fasilitas penampungan dan pengolahan e. perairan untuk kapal yang
limbah; mengangkut Bahan/Barang
h. fasilitas bunker; Berbahaya dan Beracun (B3);
i. fasilitas pemadam kebakaran; f. perairan untuk kegiatan
j. fasilitas gudang untuk Bahan/Barang karantina;
Berbahaya dan Beracun (B3); dan g. perairan alur penghubung
k. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan intrapelabuhan;
peralatan dan h. perairan pandu; dan
l. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran i. perairan untuk kapal pemerintah
(SBNP).
Sumber: Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 23 ayat (2) PP 61 Tahun 2009
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Penunjang Pelabuhan Laut
Fasilitas penunjang peruntukan Fasilitas penunjang peruntukan
wilayah daratan meliputi: wilayah periaran meliputiL
a. kawasan perkantoran; a. perairan untuk pengembangan
b. fasilitas pos dan telekomunikasi; pelabuhan jangka panjang;
c. fasilitas pariwisata dan perhotelan; b. perairan untuk fasilitas
d. instalasi air bersih, listrik, dan pembangunan dan pemeliharaan
telekomunikasi; kapal;
e. jaringan jalan dan rel kereta api; c. perairan tempat uji coba kapal
f. jaringan air limbah, drainase, dan (percobaan berlayar);
sampah; d. perairan tempat kapal mati;
g. areal pengembangan pelabuhan; e. perairan untuk keperluan darurat;
h. tempat tunggu kendaraan dan
bermotor; f. perairan untuk kegiatan
i. kawasan perdagangan; kepariwisataan dan perhotelan
j. kawasan industri; dan Kewenangan Penilaian Amdal Pelabuhan Laut
k. fasilitas umum lainnya. ditentukan berdasarkan jenis/kategori pelabuhan laut
tersebut: Pelabuhan Utama (PU), Pelabuhan
Pengumpul (PP), Pelabuhan Pengumpan Regional (PR)
dan Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL)
Sumber: Pasal 22 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (3) PP 61 Tahun 2009
PELABUHAN adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi

DLKP

PERAIRAN

DLKR Perairan

DARATAN
DLKR Daratan

Sumber: Arif Budi Purwanto (IPB)-2015 PELABUHAN


FASILITAS POKOK DAN PENUNJANG PELABUHAN
Terminal Peti Areal
Daerah Labuh Kemas Pergudangan

Dermaga Peti
Kemas

Kolam Putar

Dermaga
Umum

Fasilitas
Curah Cair Umum
Lapangan
Penumpukan
Jalur Hijau
Sumber: Arif Budi Purwanto (IPB)-2015
Sumber: Andojo Wurjanto Program StudiTeknik Kelautan ITB (2015)
Sumber: Andojo Wurjanto Program StudiTeknik Kelautan ITB (2015)
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Laut
Tata Letak Rencana Kegiatan
Tahapan Pembangunan Pelabuhan
1. Tahap prakonstruksi
2. Tahap Konstruksi antara lain :
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
b. Mobilisasi material lewat darat
i. material urug
 material urug untuk causeway volume
urugan I, II & III 1.100.000 m3
 material urug untuk interchange area
700.000 m3
Disain :
 Lapangan penumpukan 3.910.000 m3 • Pengurugan untuk areal cause way
ii. Material pancang Tahap I
c. Pembangunan Basecamp; • Panjang 520 m
d. Pembangunan Pelabuhan • Lebar 25 m
• Luas 13.000 m2
i. Jembatan penghubung • Pembangunan causeway Tahap II
 Panjang : 800 m • Panjang 200 m
 Lebar : 12,5 m • Lebar 30 m
 Luas : 10.000 m2 • Luas 6.000 m
ii. Pembangunan causeway • Pembangunan causeway Tahap III.
• Panjang 1.231 m
 Konstruksi masif dengan luas ± 8 Ha; • Lebar 50 m
dan lokasi bergeser 800 meter dari • Luas 61.550 m2
bibir pantai;
Tahapan Pembangunan Pelabuhan
c. Pembangunan Lapangan Penumpukan
i. Lapangan penumpukan petikemas
 Luas : 250.000 m2
 Volume urugan : 2.800.000 m3
ii. Lapangan penumpukan curah kering
 Luas : 100.000 m2
 Volume urugan : 1.110.000 m3
iii. Jarak dengan dermaga menjadi ±970 m;
iv. Luas 25 Ha dan 10 Ha.
v. Pembangunan Receiption Facilities (RF)
d. Pembangunan Trestle
i. Trestle menjadi jembatan penghubung II (antara lapangan penumpukan dan
dermaga)
 Panjang: 975 m
 Lebar: 16 m
 Luas : 15.600 m2
ii. Konstruksi on-pile;
e. Pekerjaan dermaga : ukuran 86.400 m2 (1.080 x 80) m.
f. Pengerukan kolam pelabuhan untuk petikemas antar pulau yang berlokasi di antara
dermaga dan lapangan penumpukan
i. Kedalaman : -13 mLWS
ii. Volume keruk : 2.000.000 m3
Tahapan Pembangunan Pelabuhan
d. Pembongkaran Temporary Access 3. Tahap Operasi
i. Panjang : 1.160 m a. DIlakukan penambahan tenaga
ii. Lebar : 12 m kerja sebanyak 300 orang
iii. Luas : 13.920 m2
untuk tenaga kerja bongkar
iv. Volume urugan : 57.505 m3
e. Dengan tambahan gorong-gorong: muat curah kering
i. Type : Corrugated Steel b. Peruntukan Terminal
Pipe Multipurpose 45.000 DWT
ii. Diameter :1m c. Maintenance Dredging
iii. Panjang : 18 m
iv. Jarak : 50 m
v. Jumlah : 17 buah
vi. Panjang total : 306 m
vii. Konstruksi masif;
f. Pembangunan Interchange Area
i. Area Kantor
• Panjang : 150 m
• Lebar : 113 m
• Luas : 16.950 m2
ii. Area Parkir
• Panjang : 387 m
• Lebar : 136 m
• Luas : 52.632 m2
iii. Konstruksi masif; Luas ± 7 Ha
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan PLTA
Transmisi
Jaringan Listrik

• Quarry;
• Jalan akses
bisa jalan eksisting yang ditingkatkan
atau jalan baru; Pembangkit listrik
• Fasiltas pendukung seperti bangunan pengambil
i..e. perkantoran, pergudangan,
(intake), bak penenang (forebay),
pipa pesat (penstock tunnel), rumah Bendungan
workshop/bengkel, perumahan,
Construction Camp, Pengambilan air
pembangkit (power house), saluran
pembuang (tail race/outflow); dan waduk
(sumber air),
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan PLTA
Lay Out Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
PLTA Skema Bendungan
Secara lebih detail sesuai dengan pedoman US-EPA, deskripsi Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan PLTA memuat data dan informasi antara lain:
1. Nama dan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan (proyek): uraian
tentang gambaran umum lokasi berbagai kegiatan utama beserta berbagai
kegiatan pendukungnya (i.e. quarry, sumber air, jalan) yang mencakup
antara lain:
a. Wilayah administrasi pemerintahan dan wilayah ekologis (DAS);
b. Akses menuju lokasi rencana usaha dan/kegiatan (udara, sungai,
jalan, kereta atau kendaran darat);
c. Peta lokasi tapak proyek beserta area yang yang terpengaruh secara
langsungn atau tidak langsung terkait dengan dampak fisik, biologi,
sosekbud. Peta harus digambarkan sesuai dengan kaidah kartografi
yang baik dan benar
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
2. Kegiatan/fasilitas (komponen) utama PLTA
a. Tipe dan karekteristik proyek pembangkit listrik tenaga air yang akan
dibangun (i.e. bendungan/waduk, run-of-river, pump storage) dan kapasitas daya listrik yang
akan dihasilkan (daya listrik maksimum, minimum dan rata dalam MW);
b. Operasional kegiatan/proyek terkait dengan waktu dan mode pengoperasian
pembangkitan listrik;
c. Fitur-fitur disain/rancangan dan teknis PLTA yang mencakup uraian terkait
dengan komposisi, dimensi dan konfigurasi antara lain mengenai:
i. Bangunan pengambil (Intake): uraian titik/lokasi pengambilan air (intake) yang mencakup
peak level (dpl atau ASML), panjang dalam meter, mekanisme operasi (grids, gates, useful volume,
dead volume);
ii. Bendungan (dam): tipe, tinggi (height of crown) dan panjang dalam meter, tipe dan jumlah
gate;
iii. Waduk (reservoir): luas area permukaan/genangan, tinggi genangan operasional maksimum
dan minimum (dalam meter dpl atau AMSL), volume total (m3), volume operasional (m3),
informasi terkait dengan srata waduk dan limnologi, kapasitas penyimpanan sedimen (dalam m3),
waktu retensi (retention time); height-volume-curve, lining;
iv. Rumah pembangkit (Power house): jumlah dan jenis/tipe turbin, kapasitas hidrolik
maksimum dan minimum dari turbin, sistem pendingan, generator dan peralatan spesifik lainnya;
v. Terowongan dan kanal (tunnels and canals): panjang (dalam km) dan penampang
melintang (cross section) yang menujukkan ukuran dalam meter dan material-material konstruksi;
vi. Pipa pesat (Penstock dan pipelines): panjang dalam meter penampang melintang (cross
section) yang menujukkan ukuran dalam meter dan material-material konstruksi;
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
vii. Jaringan transmisi (transmission lines): rencana untuk menghubungkaan dengan
jaringan yang sudah ada dan/atau jaringan transmisi baru:
1. Voltase jaringan transmisi;
2. Panjang total transimisi (km);
3. Tinggi minimum dari konduktor di atas permukaan tanah;
4. Lebar ROW;
5. Sumber (titik awal jaringan transmisi);
6. Tujuan (titik akhir jaringan transmisi);
7. Jumlah dan jenis tower;
8. Tinggi towers
9. Jumlah sirkuit, station dan transformer yard;
10. Titik interkoneksi antara jaringan baru dan eksisting;
viii.Kegiatan lainnya: uraikan kegiatan tambahan lainnya seperti Bangunan dan saluran
pelimpah (spillways), pintu-pintu air (gates), tangga ikan (fishways) dll;
d. Gambar disain untuk rencana kegiatan pembangkit listrik antara lain:
1. Plan (overhead view);
2. Elevation (fron view);
3. Profiles (side view).
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan

e. Berbagai Fasilitas pendukung di lokasi kegiatan: lokas dna informasi


disain – komposisi, dimensi dan konfigurasi yang mencakup lay-out
seluruh komponen proyek dan hubungannya satu sama lain yang
mencakup:
1. Perkantoran dan perumahan di lokasi;
2. Laboratorium;
3. Sumber energi;
4. Gudang;
5. Bengkel
6. Tempat pengisian bahan bakar
7. Fasilitas sanitasi;
8. Sumber air: sumber dan distribusinya, kapasitas;
9. Penanganangan dan Pengelolaan limbah;
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan

f. Jalan akses
1. Jalan eksisting dan jalan baru yang akan digunakan: informasi terkait
dengan volume lalu lintas, kecepatan operasi dan jumlah trip;
2. Informasi jalan baru yang akan dibangun atau ditingkatkan;
i. Lokasi;
ii. Waktu pelaksanaan konstruksi;
iii. Permukaan jalan dan lebar bahu jalan dan barrier;
iv. Grade;
v. Metode konstruksi mencakup clearing and grubing;
vi. Material kontruksi;
vii. Compaction;
viii. Rancangan Bangunan yang melintansi sungai (stream crossing) atau yang terkait;
ix. Lintasan satwa;
x. Praktek dan struktur pengendalian serta pencegahan erosi dan sedimentasi;
xi. Metode stabilisasi untuk cut-and-fill;
xii. Elevasi tipikal untuk setiap tipe dan situasi jalan yan mengambarkan material konstruksi,
tingkat pemadatan (level of compaction), fitur-fitur sedimentasi dan erosi;
xiii. Pengoperasian
xiv. Rencana penutupan;
xv. Volume lalu lintas, kecepatan operasi dan jumlah trip
3. Pengendalian debu selama konstruksi dan operasi;
4. Pemeliharaan;
5. Roster untuk peralatan konstruksi dan pemeliharaan dengan menguraikan
jenis dan kuantitasnya berdasarkan skala/besaran, kebutuhan bahan bakar;
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan

1. Fase Pra-Konstruksi
2. Fase konstruksi;
a. Jadwal untuk setiap fase kontruksi untuk seluruh
kegiatan dan fasilitas terkait lainnya;
b. Bagan alir (network planning) keseluruhan
tahapan kegiatan proyek;
c. Peralatan
d. Tenaga kerja selama konstruksi
e. Bahan baku yang digunakan untuk konstruksi;
f. Camp untuk untuk pelaksanaan kegiatan
konstruksi;
g. Penggunaan energi
3. Fase Operasi;
4. Fase Fase Penutupan dan decommisioning
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan

1. Jadwal untuk setiap fase kontruksi untuk seluruh kegiatan dan fasilitas terkait lainnya yang
mencakup:
a. Mobilisasi;
b. Konstuksi dan peningkatan jalan;
c. Pembersihan lahan;
d. Borrow and spoil disposal;
e. Pengendalian erosi dan sedimentasi;
f. Konstruksi bendung sementara awal (Cofferdam) dan penghapusannya (removal);
g. Dewatering wells;
h. Ekscavasi dan subgrade preparation;l
i. Persiapan fondasi;
j. Pekerjaan pembetonan (Concrete work);
k. Konstruksi dan instalasi dari setiap fasilitas proyek;
l. Embankment work;
m. Stablisasi area yang terganggu;
2. Bagan alir (network planning) keseluruhan tahapan kegiatan proyek;
3. Peralatan
a. Roster penggunaan mesin dan peralatan (jumlah peralatan yang digunakan,
kebutuhan bahan bakar dsb);
b. Mobilisasi transportasi dan frekuensi mobilisasi;
c. Rute mobilisasi peralatan dan mesin yang akan digunakan (peta rute
mobilisasi);
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan

5. Tenaga kerja selama konstruksi


a. Jumlah dan jenis pekerja (lokal atau bukan) berdasarkan keahliannya;
b. Jumlah hari per minggu
c. Jumlah jam per hari;
d. Jumlah ship per hari;
6. Bahan baku yang digunakan untuk konstruksi;
a. Berikan daftar lengkap bahan baku dan meterial konstruksi yang akan digunakan
(jumlah/satuan waktu dan metode penyimpananna);
b. Inventori bahan-bahan B3 dan Non-B3 yang akan digunakan, cara penyiman dan
lokasinya, aspek keselamatan terkait dengan pengangkutan dan penanangannya’
7. Camp untuk untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi
a. Peta yang menunjukan semua fasilitas dengan skala yang memadai
i. Tipe dan ukuran bangunan;
ii. Jalan;
iii. Jaringan transmisi listrik;
iv. Drainase;
b. Pasokan dan distribusi air: sistem distribusi, penggunaan (m3/hari), sumber air;
c. Penanganan limbah dan pembuangannya, pengolahan air limbah, fasilitas untuk
pengelolaan sampah (limbah padat)
8. Penggunaan energi;
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan

Fase operasi:
1. Pra-operasi: Pengisian waduk;
2. Operasi:
a. Roster penggunaan mesin dan peralatan (jumlah peralatan yang
digunakan, kebutuhan bahan bakar dsb);
b. Tenaga kerja dan jam kerja;
c. Kebutuhan dan sumber energi yang digunakan;
d. Bahan baku yang digunakan selama operasi: daftar lengkap bahan
baku dan meterial konstruksi yang akan digunakan (jumlah/satuan
waktu dan metode penyimpananna) dan inventori bahan-bahan B3
dan Non-B3 yang akan digunakan, cara penyiman dan lokasinya,
aspek keselamatan terkait dengan pengangkutan dan
penanangannya;

Fase Penutupan dan decommisioning: restorasi dan


rencana penutupan
Tahapan Pembangunan PLTA
1. Tahap prakonstruksi antara lain :
a. Survai (sigi) lapangan;
b. pengadaan/pembebasan lahan;
c. pemindahan, penyaluran dan pemukiman penduduk yang akan terkena proyek;
d. Rencana pemanfaatan tenaga kerja setempat untuk kegiatan konstruksi.
2. Tahap Konstruksi antara lain :
a. mobilisasi peralatan berat dan material;
b. pembukaan dan pematangan lahan;
c. pengadaan material pembangunan;
d. pembangunan prasarana dan sarana;
e. pembangunan bangunan utama;
f. penggenangan;
g. pengerahan dan pengeluaran tenaga kerja.
3. Tahap operasi, antara lain :
a. komisioning;
b. pengoperasian dan pemeliharaan sistem pembangkit;
c. pengoperasian dan pemeliharaan waduk, bendungan.
4. Tahap pasca operasi, antara lain :
a. penutupan waduk;
b. peniadaan fungsi dam/bendungan;
c. penataan kembali bekas bangunan/sarana lainnya;
d. reklamasi/rehabilitasi lahan setalah operasi berakhir;
e. pembersihan lahan atau pemanfaatan kembali atas peresmian bekas PLTA;
f. rencana pemanfaatan lokasi untuk tujuan lain;
g. penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah kegiatan dampaknya.

Sumber: Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1457 K/28/MEM 2000
Contoh Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Industri Pulp and Paper

Kegiatan Pendukung Kegiatan Utama


beserta Skala/Besaran beserta Skala/Besaran
Contoh Deskripsi Kegiatan Utama
1. Lokasi dan akses (uraian dan peta);
2. Hotel: jumlah kamar dan fasilitas toilet /kamar mandi (lokasi, ukuran, tipe);
3. Restaurant: kapasitas tempat duduk, durasi waktu pelayanan, fasilitas dapur;
4. Pusat pertemuan/konferensi: jumlah dan ukuran ruang pertemuan, lokasi dan uruan
toilet, elvator, tangga;
5. Ruang hiburan (in-door atau otdoor): luas dan kapasitas tempat duduk, lokasi dan
ukuran toilet/rest room;
6. Area perbelanjaan (mall, arcade, craft market): jumlah dan luas toko/booth, lokasi dan
ukuran toilet/rest room;
7. Kolom renang: ukuran (dimensi dan kapasitas air), pengolahan air, fasilitas toilet dan
kamar mandi)
8. Ruang Gyms: luas, jenis peralatan, kamar mandi, sauna, steam room/massage;
9. Lapangan golf: jumlah holes, panjang dan lebar serta lay out setiap fairway, ukuran dan
lokasi setiap tee, hazard dan green, vegetasi (pohon, fairway, rough, green,
landscaping dan vegetasi alami), jalur cart (lebar dan lay-out, material permukaan,
pengendalian erosi), pengelolaan vegetasi (pengaliran air, pemupukan dan
pengendalian hama), fasilitas penunjang di lokasi (clubhouse, penyimpanan dan
pemeliharaan cart, dan penyimpanan peralatan, toilet, bar/restaurant)
Contoh Deskripsi Kegiatan Pendukung
1. Laundry: jumlah dan ukuran mesin dan pengering serta peralatan
lainnya;
2. Storage Areas dan warehouses: lokasi, ukuran dan material yang
disimpan;
3. Areal parkir: lokasi, luas, pencahayaan dan material (permeabilitas);
4. Sumber Energi: konsumsi energi termasuk upaya konservasi energi,
sumber energi off-site dan/atau on-site (jenis, pengendalian emisi
dan suara);
5. Sumber air: kebutuhan, sumber, pengolahan dan distribusi;
6. Pengelolaan limbah dan pembuangannya (waste handling and
disposal): sewers, IPAL (kuantitas, jenis dan pembuangannya), limbah
padat (kuantitas mencakup pengurangan limbah, pengumpulan,
pemisahan dan pembuangannya;
7. RTH: jenis vegetasi dan pengelolaannya (penyiraman, pemupukan dan
pengendalian hama;
Contoh Deskripsi Kegiatan Utama dan
Penunjang
Digram Alir Proses Produksi Industri Tekstil Finishing Bleaching (Tahap Operasi)
Proses
Skala/ Skala/
Besaran Besaran

Sumber: Sri Moertinah (2008)


Rencana Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan, Pengelolaan
LB3 dan Dokumen Lingkungan Hidup

Usaha dan/atau
Limbah LB3 Kegiatan
Pengelolaan LB3
Usaha dan/atau Kegiatan
i.e. PLTU Batubara
Dokumen LH untuk Rencana Usaha
Pengelolaan LB3 dan/atau Kegiatan Pengelolaan LB3:
Limbah
LB3 1. Pengurangan LB3 1. Dokumen Amdal: untuk Usaha
(Substitusi bahan,
modifikasi proses dan dan/atau kegiatan pemanfaatan LB3
Pengelolaan teknologi ramah yang tercantum dalam Lampiran I
lingkungan);
LB3 dilingkup Peraturan MENLH No 5/2012; atau
2. Penyimpanan LB3;
dalam
3. Pengumpulan LB3;
Dokumen
AMDAL /UKL-
4. Pemanfaatan LB3; 2. UKL-UPL: di luar Lampiran I Peraturan
5. Pengolahan LB3;
UPL Usaha
6. Penimbunan LB3.
MENLH No 5/2012
dan Kegiatan
Fly Ash dan Bottom Ash Kegiatan PLTU Batubara
Fly Ash

Limbah Pembuangan
Debu Batubara

Bottom Ash
Informasi terkait Fly Ash dan Bottom Ash
Kegiatan PLTU Batubara dalam Dokumen Amdal
Berapa prakiraan limbah fly Dapat diperkirakan atau diantisipasi dari awal:
ash dan bottom ash dalam • lokasi penyimpanan,
satuan massa yang akan • luas/volume tempat penyimpanan,
diproduksi persatuan waktu • metodologi penyimpanan,
tertentu • sistem transfer ash dari silo ke ash disposal (truk
atau conveyor),
• rencana pengelolaan penimbunan atau
pemanfaatan.
Home

• Jika dilakukan penimbunan, maka perlu informasi tentang


• site selection lokasi penimbunan seperti geohidrologi,
potensi banjir, permeabilitas tanah, muka air tanah
setempat dll;
• konstruksi landfill,
• Sistem penimbunan, serta
• izin penimbunan.

Fly Ash & Bottom Jika dilakukan pemanfaatan, harus dijelaskan perusahaan
yang memanfaatkan (termasuk izin pemanfaatannya) dan
Ash jenis pemanfaatan
3
Deskripsi
Rona Lingkungan Hidup Awal

Home
Dampak LH: Interaksi antara Kegiatan dan Lingkungan
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
1. Biogeofisik-kimiai: i.e. hidrologi, topografi, geomorfologi, 1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
biodiversity, kualitas air; (Proyek) terhadap lingkungan;
2. Sosekbud: i.e. demografi, akses publik, dan potensi relokasi
3. Kesehatan masyarakat: prevalensi penyakit, perubahan 2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha
kesmas. dan/atau kegiatan (Proyek) i.e. Perubahan
iklim, Geologi;

Lingkungan/
Ekosistem
DESKRIPSI RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
antara lain ;
1. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas
lahan yang akan digunakan ;
2. Deskripsi proses utama, termasuk
perkiraan besarannya
Dampak Rencana Usaha
3. Sumber daya yang digunakan dan
perkiraan besarnya;
LH dan/atau Kegiatan 4. Limbah yang akan dihasilkan, jenis,
dan perkiraan besarnya;
5. Rencana mitigasi dampak yang
Perubahan Parameter LH sudah direncanakan dari awal
disebabkan oleh adanya Aktivitas Yang (terintegrasi dalam desain rencana
terjadi pada Periode waktu tertentu & di kegiatan).
Area (Ruang) yang tertentu
Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)

Komponen lingkungan
terkena dampak
(komponen/features lingkungan
1 yang ada disekitar lokasi
rencana usaha dan/atau
kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada
dasarnya paling sedikit
memuat:
a. komponen geo-fisik-
kimia,;
b. komponen biologi,;
c. komponen sosio-
2 ekonomi-budaya,
Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi d. komponen kesehatan
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta masyarakat,
dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup
Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)
1. Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan
yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat:
a. komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air
permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya;
b. komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem,
keberadaan spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan
lain sebagainya;
c. komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan,
demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs
budaya dan lain sebagainya;
d. komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat
kesehatan masyarakat.
2. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan hidup
Komponen Geo-fisik-kimia,
1. Geologi dan Potensi Bencana Geologi;
2. Sumberdaya lahan/tanah
3. Sumberdaya air
a. Air permukaan;
b. Air tanah ;
c. Kualitas air;
4. Udara dan Ikllim
a. Iklim and meteorologi;
b. Kebisingan dan getaran;
c. Estetika dan visual;
Komponen Biologi

1. Vegetasi/Flora

2. Satwa liar (fauna) aquatik dan terestrial;

3. Ekosistem: i.e. Terestrial dan wetland/aquatik;

4. Species and habitat yang terancam (endangered);

5. Kawasan lindung
Komponen Sosekbud dan Kesmas
1. Infrastruktur transportasi:
a. Lokasi dan kondisi jalan –jalan eksisting: material permukaan jalan, pengendalian
erosi dan sedimentasi, program pemeliharaan, pola lalu lintas dan kepadataan
jalan;
b. Infrastruktur lainnya: i.e. Jalan kereta api, jalur pipa, pelabuhan;
2. Infrastruktur kesehatan masyarakat:
a. Pasokan dan pengolahan air minum;
b. Pengelolaan dan pengolahan limbah cair;
c. Pengelolaan dan pengolahan limbah padat;
3. Infrastruktur komunikasi:
a. Jenis-jenis sistem komunikasi;
b. Jenis transmisi (kabal atau tanpa kabel);
c. Lokasi jaringan trasmisi kabel atau towers;
4. Infrastruktur energi:
a. Jenis energi;
b. Sumber:
c. Pipa atau jaringan transmisi energi;
d. Fasilitas penyimpanan BBM;
5. Cagar budaya, situs arkeologi dan sejarah serta lokasi tempat ibadah: data dan peta
terkait termasuk masyarakat adat
Komponen Sosekbud dan Kesmas
Penggunaan Lahan (Land Uses)
1. Pusat-pusat kegiatan penduduk, mencakup informasi dan lokasi:
a. Sekolah;
b. Pemakaman;
c. Tempat ibadah;
d. Perumahan;
e. Area tempat usaha:
f. Dan bangunan-bangunan publik lainnya;
2. Lahan pertanian;
3. Kawasan hutan: hutan produksi, hutan lindung dna hutan konservasi;
4. Lahan basah;
5. Area-area laian yang sessntif dari aspek lingkungan dan budaya;
6. Pusat-pusat kegiatan rekreasi atau wisata;
7. Badan air dan beserta bandarannya;
8. Bentul penggunaan lahan lainnya yang relevan
Contoh Rona Lingkungan Hidup
Contoh Rona Lingkungan Hidup: Peta Hutan – Peta DAS – Peta Tambang
(Pit Mining)
Daerah Tangkapan Air
LEGENDA
Pemukiman
A, Balonti
KawasanB,Hutan
Lampesue
Hutan Lindung
C, Larongsangi
Hutan Produksi Terbatas
D, Bahomotefe
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
E, Baho Ematana
Areal Penggunaan Lain
F, Baho Tametaya
G, Dampala
H, Bahontula
I, Bahongkolangi
J, Bahaodopi

Fasilitas Tambang
Quarry

Material Batuan Penutup

Bukaan Pit

Tanah Pucuk

Kolam Pengendapan

Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale


Peta Citra Satelit Hutan Lindung
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)
KOMPONEN GEO FISIK KIMIA BIOLOGI
1. Iklim 1. Tipe Ekosistem
2. Kualitas Udara dan Kebisingan 2. Flora Fauna Perairan
a. Kualitas Udara 3. Flora Fauna Terestrial
b. Kebisingan
3. Kualitas Air Laut SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1. Demografi
4. Borlog dan Stratigrafi Tanah a. Jumlah dan Kepadatan
5. Hidrologi dan Hidro-oceanografi Penduduk
a. Hidrologi b. Struktur Penduduk
b. Hidro-Oceanografi Berdasarkan Us
i. Arah dan Kecepatan Angin c. Struktur Penduduk
ii. Gelombang Berdasarkan Tingkat
iii. Pasang Surut Pendidikan
iv. Kecepatan dan Arah Arus d. Tingkat Kesejahteraan
Penduduk
v. Batimetri
e. Data Pengangguran
vi. Penyebaran Sedimen 2. Kehidupan sosial di wilayah studi
a. Interaksi Sosial
6. Komponen Transportasi b. Kelembagaan yang ada
7. Data Geometrik dan Volume Lalu Lintas 3. Kehidupan Nelayan
8. Kawasan Nilam 4. Persepsi Masyarakat
9. Analisa Kinerja Lalu Lintas
Komponen Geo-fisik-kimia,
1. Data Iklim(Suhu, TekananUdara, Kelembaban, Angin, Hujan, SinarMatahari).
a. Sumber: BMKG atau yang setara.
b. Durasi data minimal sepuluh(10) tahun.
c. Disajikan dalam wujud:
i. Tabel iklim bulanan.
ii. Grafik iklim bulanan.
2. Pasang Surut.
a. Sumber data sekunder: Daftar Pasang Surut Dishidros atau yang setara.
b. Pengukuran: elevasimukaair (e.m.a.) diukur dengan jam-an. Lokasi ukur
harus ditunjukkan dalam peta
c. Durasidata sekunderminimal 1 bulan.
d. Durasidata primer (pengukuransendiri) minimal 15 hari.
e. Karakter pasang surut vertikal didasarkan pada perhitungan elevasi
pasang surut selama18,61 tahun dan disajikan dalam wujud:
i. Grafik seri waktu e.m.a. Pasang surut dari sumber sekunder dan
primer.
ii. Konstituen pasang surut mengikuti cara dalam Daftar Pasang Surut
Dishidros.
iii. Grafik probabilitas terlampaui e.m.a. Pasang surut.
iv. Elevasi acuan pasang surut(HHWL sampai LLWL).
Komponen Geo-fisik-kimia,
3. Angin.
a. Sumber: BMKG atau yang setara.
b. Durasi data minimal sepuluh (10) tahun.
c. Resolusi jam-an.
d. Disajikan dalam wujud:
i. Tabel distribusi arah dan kecepatan angin jam-an.
ii. Grafik distribusi arah dan kecepatanangin (windrose) jam-an.
iii. Nilai ekstrim angin dengan berbagai perioda ulang s.d.100 tahun.
e. Jika ada hasil ukur angin, hasil ukur disajikan terpisah dari data sekunder (BMKG).
Lokasi ukur harus ditunjukkan dalam peta;
4. Gelombang.
a. Tidak diharapkan ada pengukuran ekstensif gelombang riil sebagai rona awal, namun
mungkin ada pengukuran gelombang dengan durasi pendek.,
b. Rona awal gelombang bisa berupa hasil penaksiran berdasarkan data angin (hindcast).
c. Jika gelombang merupakan hasil penaksiran, maka data angin yang digunakan harus
konsisten dengan “Data Angin”.
d. Disajikan dalam wujud:
a. Tabel distribusi arah dan tinggi gelombangjam-an.
b. Grafik distribusi arah dan tinggi gelombang (waverose) jam-an.
c. Nilai ekstrim tinggi dan perioda gelombang dengan berbagai perioda
ulangs.d.100 tahun.
e. Jika ada hasil ukur gelombang, hasil ukur disajikan terpisah dari data hasil penaksiran.
Lokasi ukur harus ditunjukkan dalam peta
Komponen Geo-fisik-kimia,

5. Arus.
a. Pengukuran arus riil diminta dilakukan demi kepentingan Pemrakarsa,
Penyusun Dokumen Amdal, dan Lingkungan Hidup.
b. Data hasil pengukuran arus laut riil selain berfungsi sebagai rona awal, juga
digunakan untuk kalibrasi model numerik untuk membuktikan ketelitian
simulas ihidrodinamika numerik.
c. Durasi pengukuran arus riil 7 hari, minimal selama matahari tampak (daylight
untuka lasan keselamatan) dengan resolusi paling buruk satu kali dalam dua
jam.
d. Simulasi hidrodinamika perairan pasti dimulai dengan“kondisi sebelum
pembangunan”. Simulasi kondisi ini sekaligus befungsi sebagai rona awal.
e. Simulasi hidrodinamika yang dikalibrasi dengan data arus hasil pengukuran
lapangan(dan data e.m.a. yang lebih mudah diperoleh) menumbuhkan
kepercayaan terhadap pemodelan (terhadap model dan pemodel) yang
menjadi tool analisis.
Komponen Geo-fisik-kimia,
1. Kualitas Air Laut.
1. Pengukuran kualitas air laut diminta dilakukan demi kepentingan
Pemrakarsa, Penyusun Dokumen Amdal, dan Lingkungan Hidup.
2. Kondisi kualitas air laut di awal menentukan keleluasaan Pemakarsa terkait
kemungkinan penambahan kandungan polutan dalam badan air, maka
sangat penting bagi semua pihak agar dokumen Amdal memuat data awal
kualitas air laut dalam jumlah cukup banyak di perairan Pelabuhan/
Terminal dan sekitarnya
Contoh Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
Contoh Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
Contoh Deskrisp Rona
Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)
MONITORING STATION at JAKARTA BAY

M1 : Muara Kamal M4 : Muara Karang M7 : Muara Cakung


M2 : Muara Cengkareng M5 : Muara Ancol M8 : Muara Marunda
M3 : Muara Angke M6 : Muara Sunter M9 : Muara Gembong 74
106.7 106.75 106.8 106.85 106.9 106.95 107

-5.95

-5.95
BOD distribution
April 2009

-6

-6
(Transition season
West-East)

-6.05

-6.05
-6.1

-6.1
-6.15

-6.15
6 13 20 27 34 41 48 55

106.7 106.75 106.8 106.85 106.9 106.95 107

BOD at all estuaries are more than


 10 mg/L
75
106.7 106.75 106.8 106.85 106.9 106.95 107

-5.95

-5.95
COD distribution
April 2009

-6

-6
-6.05

-6.05
-6.1

-6.1
-6.15

-6.15
40 47 54 61 68 75 82 89 96 103 110

106.7 106.75 106.8 106.85 106.9 106.95 107

COD at all estuaries are more than


40 mg/L
76
Penggunaan Peta Ekoregion dalam Proses Amdal
Legenda :

Sungai

Ekoregion

Pada Ekoregion Kalimantan ini


terdapat
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Dipterocarpa campuran 3 klasifikasi ekoregion
pamah

yang merupakan
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Dipterocarpa campuran pegunungan habitat dari
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Dipterocarpa pamah ikan arwana
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan pantai
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan rawa air tawar pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan rawa gambut pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan tepi sungai pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Kerangas pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Mangrove
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Terna rawa air tawar pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Dipterocarpa campuran pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Dipterocarpa pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Hutan rawa gambut pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Hutan tepi sungai pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Kerangas pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Terna rawa gambut pamah
Foto Ekoregion Dataran Gambut

Komunitas rawa gambut


A. Komunitas terna rawa
gambut (paku Ampelopteris
prolifera)
B. Komunitas terna rawa
gambut (teki Scirpus grossus)
C. Hamparan komunitas terna
rawa gambut
D. Individu terna rawa gambut
(paku Cyclosorus interruptus)
E. Individu terna rawa gambut
(paku Ampelopteris prolifera)
F. Individu terna rawa gambut (
teki Lepironia articulata)
Penggunaan Peta Ekoregion dalam Proses Amdal
Contoh Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)
Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan

Lokasi Aktifitas Nelayan Di Sekitar Rencana Kegiatan


Contoh Visualisasi Analisis Spasial antara data batas proyek dengan
data dan informasi geospasial dalam DSS

Peta Batas Project


dari Pemrakarsa Analisis spasial
untuk
mendukung
proses
DSS atau SIG Amdal, UKL-UPL & Izin pengambilan
Lingkungan KLH keputusan

Peta Status Kawasan Peta Sebaran Terumbu


Peta Tutupan Lahan
Hutan karang

Home

Data & Informasi Geospatial dalam DSS Amdal, UKL-UPL dan Izin LIngkungan
4
Proses Pelibatan Masyarakat

Home
Langkah-langkah Partisipasi (Arnstein, 1969)

Citizen control

Delegated
power

Participation

Consultation

Information
provision

Manipulation
Asas Partisipatif dalam PPLH

Pasal 2 UU 32/2009 huruf k: “Perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan
berdasarkan ........k. Partisipatif”

Penjelasan huruk k pasal 2 UU 32/2009:


“......setiap anggota masyarakat didorong untuk
berperan aktif dalam proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, baik secara
langsung maupun tidak langsung”
Masyarakat dan Dokumen Amdal
Pasal 25 UU 32/2009 huruf c: “Dokumen amdal
memuat.......c. Saran masukan serta tanggapan
masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau
kegiatan......”

Pasal 26 ayat (1) dan (2) UU 32/2009:


(1)“Dokumen amdal .... disusun oleh pemrakarsa
dengan melibatkan masyarakat (pengumuman
dan Konsultasi Publik)”
(2)Prinsip pelibatan masyarakat:
• Pemberian informasi yang transparan dan
lengkap serta
• Diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan.
Pengajuan Keberatan atas
Dokumen Amdal

Pasal 26 ayat (4) UU 32/2009:


“Masyarakat dapat mengajukan
keberatan atas dokumen amdal
Pasal 65 UU 32/2009: Hak & Kewajiban
Setiap orang berhak
mendapatkan edukasi
Setiap orang berhak
lingkungan, akses
atas lingkungan hidup
informasi, akses
yang baik dan sehat
partisipasi, dan akses
sebagai bagian dari hak
keadilan dalam memenuhi
asasi manusia”
hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat

Setiap orang berhak Setiap orang berhak


mengajukan usul dan/atau untuk berperan dalam
keberatan terhadap perlindungan dan
rencana usaha dan/atau pengelolaan lingkungan
kegiatan yang diperkirakan hidup sesuai dengan
dapat menimbulkan dampak peraturan perundang-
terhadap lingkungan undangan
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Amdal dan izin Lingkungan
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal bupati/walikota
1
Pengumuman Catatan: Keputusan disampaikan kepada Pemrakarsa
SPT dari
dan Pengumuman Paling lambat 5 hari kerja
Konsultasi = 10 hari Kerja setelah diterbitkan
Publik Penilaian Kerangka Acuan
30 hari kerja Pengumuman Izin
3 4 6 15
2 5 Lingkungan
Pengajuan Penilaian Penerbitan
Penyusunan Penilaian
Penilaian KA oleh Persetujuan
Kerangka KA oleh
Kerangka Sekretariat KA oleh Ketua 14a
Acuan (KA) Tim Teknis Penerbitan:
Acuan KPA KPA
1. Keputusan
Kelayakan
Penyusunan 7 Lingkungan; dan
ANDAL dan 2. izin Lingkungan
RKL-RPL
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL Layak 10 hari
Pengajuan Permohonan Izin 8 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman Lingkungan kerja
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan 9 11 12
RKL-RPL Penilaian Penilaian Penilaian 14b
ANDAL & Keputusan
Satu surat ANDAL & ANDAL &
RKL-RPL Ketidaklayakan LH
permohonan RKL oleh RKL-RPL
Sekretariat Tim Teknis oleh KPA
KPA
Tidak Layak
Keterlibatan Lingkungan
Masyarakat Pengumuman Permohonan Rekomendasi
10
Izin Lingkungan KPA 13
Masyarakat yang Diikutsertakan dalam Proses Amdal
masyarakat yang tidak terkena dampak Masyarakat yang
dari suatu rencana usaha dan/atau terpengaruh atas segala
kegiatan, tetapi mempunyai perhatian bentuk keputusan dalam
terhadap rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut, maupun dampak- 3 proses Amdal

dampak lingkungan yang akan


ditimbulkannya Masyarakat yang berada di luar
dan/atau berbatasan langsung
dengan batas wilayah studi amdal
2
Masyarakat
dalam Proses yang terkait dengan dampak
AMDAL rencana usaha dan/atau kegiatan
Masyarakat
Pemerhati
1
Masyarakat
Masyarakat yang berada dalam batas wilayah studi Terkena
amdal (yang menjadi batas sosial) yang akan Dampak
merasakan dampak dari adanya rencana usaha
dan/atau kegiatan, terdiri dari masyarakat yang
akan mendapatkan manfaat dan masyarakat yang
akan mengalami kerugian
Pengumuman Rencana Usaha dan/atau kegiatan dalam Amdal
1. Nama dan alamat
pemrakarsa; • SPT  pemrakarsa dan Menteri,
2. Lokasi dan luas gubernur, atau bupati/walikota
rencana usaha sesuai dengan kewenangannya;
dan/atau kegiatan, • Dokumentasi dan pengolahan SPT;
3. Jenis usaha dan/atau Pemrakarsa • SPT masukan penyusunan KA
kegiatan;
4. Produk yang Muatan
dihasilkan • SPT 10 hari kerja;

Masyarakat
5. Dampak potensial SPT: informasi
yang akan timbul lingkungan, nilai-nilai
6. Tanggal lokal dan aspirasi;
pengumuman • Bahasa Indonesia dan
tersebut mulai
Bahasa Lokal
dipasang dan batas
waktu pemberian
saran, pendapat, dan
tanggapan (SPT) Media
dari masyarakat
7. Nama dan alamat Durasi
pemraksarsa dan
instansi lingkungan
hidup yang
menerima saran,
pendapat, dan • Media wajib: Surat Kabar &
tanggapan dari Papan Pengumuman;
warga masyarakat
• Media pendukung lainnya:
Pelaksanan Konsultasi Publik dalam AMDAL
Muatan Informasi Konsultasi Publik
1. Nama dan alamat pemrakarsa;
2. Jenis rencana usaha dan/atau Kegiatan;
3. Skala/besaran rencana usaha dan/atau
kegiatan
4. Lokasi dan luas rencana usaha dan/atau
kegiatan
5. dampak lingkungan yang berpotensi akan
timbul
6. Komponen lingkungan yang sangat penting
diperhatikan Masyarakat

Bentuk Konsultasi • Tanggung jawab pemrakarsa;


Publik • Sebelum, bersamaaan atau
setelah pengumuman;
1. lokakarya, • Target: 3 kelompok masyarakat:
2. seminar, terkena dampak, pemerhati,
3. focus group discussion, dan
terpengaruh atas segala bentuk
4. temu warga,
5. forum dengar pendapat, keputusan dalam proses Amdal
6. dialog interaktigf • Pemrkarsa berkoordinasi dengan
7. metode lain yang dapat instansi terkait dan tomas;
Pemrakarsa
dipergunakan untuk
berkomunikasi secara dua arah
Penetapan Wakil Masyarakat Terkena Dampak dalam KPA
Jumlah: ditetapkan secara Pemrakarsa mengomunikasikan hasil
proporsional dan mewakili
penetapan wakil masyarakat kepada
aspirasi masyarakat yang
diwakilinya dalam persoalan sekretariat komisi penilai Amdal
lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya;
3
Komisi Penilai
AMDAL (KPA)
2
memilih dan menetapkan sendiri
b wakilnya yang duduk sebagai
anggota komisi penilai Amdal
Wakil Masyarakat pada saat KONSULTASI PUBLIK 
Terkena Dampak Surat Persetujuan/Surat Kuasa

menyampaikan 1
aspirasi
masyarakat a
terkena dampak
yang diwakilinya
dalam rapat Melakukan komunikasi dan
komisi penilai konsultasi rutin dengan
Amdal masyarakat terkena dampak Masyarakat Terkena
yang diwakilinya; Dampak
Pengumuman Izin Lingkungan yang Sudah Diterbitkan
1. Menteri melalui pejabat yang ditunjuk oleh Menteri, gubernur melalui
kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau bupati/walikota melalui
kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, mengumumkan
keputusan izin lingkungan yang telah diterbitkan.
2. Pengumuman tersebut dilakukan melalui media massa dan/atau multimedia
antara lain adalah situs internet yang secara efektif dan efisien dapat dapat
menjangkau masyarakat.
3. Izin lingkungan yang telah diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota wajib diumumkan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak izin
lingkungan diterbitkan.
4. Dalam hal terjadi keberatan terhadap izin lingkungan yang telah diterbitkan,
masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap keputusan izin lingkungan
tersebut.
5. Tata cara pengajuan gugatan terhadap keputusan izin lingkungan
sebagaimana dimaksud pada angka 4 mengacu pada Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara.
Antisipasi Implikasi Masyarakat
• Rencana proyek akan ditolak: • Proyek anda akan terhambat:
 Ingatkan lingkup permasalahan  Konsultasi masyarakat persiapan
survey sosial
 Pelajari kelompok yang menolak
dan keberatannya  Penjadwalan yang cermat
• Rencana proyek berhadapan
• Proyek tidak bisa memenuhi sendiri dengan masyarakat:
harapan masyarakat:  Minta bantuan PEMDA untuk
 Utarakan pada masy. bahwa menyelenggarakan forum
usul/saran akan dipertimbangkan pertemuan
& dibicarakan dg PEMDA  Pastikan aparat paham tujuan
 Jelaskan keterbatasan- konsultasi
keterbatasan proyek • Anggaran proyek membengkak:
 Perencanaan yang baik
Mekanisme konsultasi

Pahami Kenali Simpulkan


Konsultasi Wilayah Dan
Masyarakat Konsultasi Laporkan

Ambil Lakukan Tentukan


Identifikasi Terjun
Ancang- Sasaran
Dampak Berkonsultasi
ancang Konsultasi
Potensial

Siapkan
Pilih
Rencana
Teknik
Pertukaran
Konsultasi
Informasi
Bentuk Komunikasi
Langsung
• Dialog melalui pertemuan, diskusi atau wawancara

Tidak Langsung
• Memasang pengumuman baik di media cetak
maupun elektronik
• Memberikan tanggapan, saran atau masukan secara
tertulis
Teknik Konsultasi Publik
• Konsultasi tatap muka
– Seminar dan lokakarya (workshop)
– Temu warga (public meeting) dan temu kelompok (group
meeting)
– Wawancara (interview)
• Konsultasi lewat media
– Media masa (cetak dan elektronik)
– Media lain (surat, telpon, kuisioner, e-mail)
Kelemahan Teknik Konsultasi Publik

• Konsultasi tatap muka


– Jangkauan terbatas pada yang hadir
– Membutuhkan banyak waktu dan biaya
– Perlu banyak sumber daya manusia sebagai fasilitator
– Respons yang beragam dan mungkin tidak semuanya relevan
• Konsultasi lewat media
– Terkesan membuat jarak
– Tidak langsung memberi response atas tanggapan
– Tidak dapat menangkap ungkapan non-verbal dari penanggap
Teknik Konsultasi Publik

Sumber: Qipra, WB, KLH (2003)


Kunci keberhasilan pelibatan
• Tentukan tujuan dan batasan partisipasi
• Sosialisasi yang benar
• Tidak memberikan janji-janji yang berlebihan
• Informasi yang lengkap dan benar
• Menggunakan media/alat komunikasi yang sesuai
dengan kondisi lapangan

Lakukan Pelibatan Masyarakat


Contoh Implementasi Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
Contoh Implementasi Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
Contoh Implementasi Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
Contoh Implementasi Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
Concern Masyarakat Terhadap Revitalisasi Teluk Benoa
Alasan Penolakan tersebut mungkin disebabkan
1. Kurangnya informasi rencana kegiatan, dan
2. Belum dipahaminya informasi rencana
kegiatan secara utuh, seperti model dan
metode reklamasi, bentuk pulau hasil
reklamasi, dan manfaat yang akan diperoleh
masyarakat sebagaimana kajian dalam
ANDAL, RKL-RPL.

Concern Masyarakat Komisi Penilai AMDAL Pusat menerima surat


pernyataan penolakan dan dukungan, maupun
Terhadap Revitalisasi sikap masyarakat di lapangan sebagaimana
Teluk Benoa pemberitaan di media massa yang menyatakan
sikap menolak terhadap rencana kegiatan

Hasil evalusi

CONCERN MASYARAKAT telah:


1. dikaji dalam ANDAL, dan
2. telah disediakan usulan pengelolaan dan
pemantauannya di Dokumen RKL-RPL
Beberapa Concerns Masyarakat yang Sudah Dikaji
dalam Dokumen ANDAL
1. Terganggunya mata pencaharian 15. Terganggunya fauna pesisir
masyarakat 16. Terganggunya biota perairan laut
2. Penurunan pendapatan masyarakat 17. Tersedianya sumber mata pencaharian
3. Timbulnya potensi konflik sosial 18. Terganggunya mata pencaharian
4. Timbulnya kekhawatiran masyarakat masyarakat
5. Penurunan kualitas udara 19. Peningkatan pendapatan masyarakat
6. Peningkatan intensitas kebisingan 20. Penurunan pendapatan masyarakat
7. Perubahan bathimetri 21. Perubahan pola kebiasaan masyarakat
8. Perubahan pola arus 22. Terganggunya adat istiadat/sistem
9. Perubahan gelombang kepercayaan masyarakat
10. Perubahan laju abrasi dan akresi 23. Timbulnya potensi konflik sosial
11. Perubahan laju sedimentasi 24. Timbulnya kekhawatiran masyarakat
12. Kenaikan muka air laut 25. Terjadinya kerusakan jalan umum
13. Penurunan kualitas air 26. Peningkatan volume kendaraan
14. Terganggunya flora pesisir 27. Terganggunya lalu lintas laut

Selain concerns tersebut, dokumen AMDAL juga telah memasukkan kajian terkait dengan
potensi kejadian tsunami yang bukan disebabkan oleh adanya rencana kegiatan Revitalisasi
Teluk Benoa ini.
Penolakan dan Masukan LSM terhadap
Revitalisasi Teluk Benoa
Pada saat rapat Komisi Penilai AMDAL Pusat pembahasan dokumen ANDAL,
RKL-RPL, dari perwakilan LSM, antara lain: Walhi Bali, ForBali menyampaikan
penolakan terhadap rencana kegiatan Revitalisasi Teluk Benoa ini, namun
memberikan beberapa masukan yang terkait, antara lain:
1) agar memprioritaskan tenaga kerja lokal;
2) adanya kekuatiran terjadinya banjir akibat adanya kegiatan pengurugan;
3) terganggunya kawasan suci Teluk Benoa;
4) perlu kajian mendalam terhadap gangguan mangrove, padang lamun, dan
terumbu karang;
5) perlu analisa yang lebih jelas mengenai perlindungan habitat flora dan
fauna;
6) memperjelas rencana pasca konstruksi;
7) kajian mengenai perubahan bentang alam;
8) kekuatiran akan bencana tsunami.
Concern Masyarakat terkait Kawasan Suci
Teluk Benoa

Terkait concern terganggunya kawasan suci


Teluk Benoa, terdapat masukan dari Parisada
Hindu Dharma Indonesia Pusat pada saat
Rapat Komisi Penilai AMDAL Pusat bahwa
untuk memutuskan Kawasan Benoa sebagai
kawasan suci diperlukan kajian yang:
• Mendalam;
• Komprehensif;
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat • Memerlukan waktu yang cukup; dan
di Rapat Komisi Penilai Amdal (KPA) • Melibatkan semua unsur yang mempunyai
Pusat kepentingan.
Dukungan terhadap Revitalisasi Teluk Benoa
1. Selain pernyataan penolakan tersebut, terdapat beberapa dukungan terhadap
rencana kegiatan ini yang setuju jika rencana kegiatan ini dilaksanakan terutama
masukan dari beberapa anggota Komisi penilai AMDAL Pusat yang berasal dari
pemerintah daerah (Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat beserta
kabupaten/kotanya), dan sebagian LSM.
2. Beberapa masukan antara lain:
a) timbulnya dampak genangan akibat peningkatan sedimentasi, untuk
menanganinya diusulkan untuk melakukan normalisasi alur sungai dan
pembuatan embung;
b) memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam rencana kegiatan;
c) perlu adanya pencegahan abrasi;
d) perlu adanya sosialisasi intensif dan kajian mendalam dari aspek sosial
budaya mengingat adanya beberapa penolakan terhadap rencana kegiatan
ini;
e) memperdalam kajian dampak perubahan pola arus, gelombang, perubahan
batimetri; serta
f) mengkaji dampak gangguan terhadap aktivitas nelayan karena hilangnya
daerah tangkapan ikan nelayan.
Contoh: Concerns Masyarakat (Hasil PSM)
1. Ganti rugi yang sesuai untuk hilangnya lahan dan kesempatan ekonomi, termasuk
yang tidak memiliki lahan. Masyarakat meminta informasi yang jelas mengenai
prosedur, dan transparansi ganti rugi. Umpan baliknya adalah selama proses
pembangunan proyek masyarakat tidak boleh dibuat lebih buruk kondisinya  nilai
ganti rugi akan ditetapkan berdasarkan harga standar lahan dan properti. Masalah,
konflik atau salah pengertian akan diselesaikan melalui negosiasi dan konsensus.
2. Sedapat mungkin, menggunakan tenaga kerja lokal  Telah disetujui bahwa prioritas
penggunaan tenaga kerja diberikan pada masyarakat sekitar, berdasarkan
kemampuan dan kualifikasi.
3. Evaluasi dilakukan secara periodik dan papan pengumuman dibuat untuk
mengkomunikasikan kemajuan dan masalah pada masyarakat.
4. Melakukan Corporate Social Responsibility.
5. Dampak kerusakan pada jalan desa yang disebabkan kendaraan berat  jalan rusak
akibat dilewati kendaraan berat akan diperbaiki
6. Dinas Perikanan meminta rincian mengenai potensial pengembangan kegiatan
akuakultur di reservoir  reservoir tidak memberikan kesempatan untuk
pemeliharaan ikan untuk dibudidayakan karena naik turunnya ketinggian air sangat
cepat
Contoh Concerns Masyarakat (Hasil PSM)
7. Perubahan kondisi budaya dan sosial. LSM lokal memiliki perhatian pada perubahan
sosial budaya masyarakat, misalnya dari pertanian ke akuakultur, setelah pemukiman
kembali  Respon tersebut bahwa program pemukiman kembali mencakup
pelatihan, restorasi pendapatan dan pendampingan untuk membantu dalam proses
transisi.
8. Konstruksi jalan akses baru harus dianggap sebagai keuntungan untuk masyarakat
sekitar, untuk membuka daerah yang terisolasi
9. Dampak pada air permukaan tanah  reservoir mungkin berdampak pada naiknya
tingkat air permukaan tanah.
10. Dampak penggunaan Sungai Cisokan untuk irigasi melalui Sistem Irigasi Cihea 
Respon PLN bahwa PLTA Upper Cisokan tidak akan merubah aliran alamiah Sungai
Cisokan selama operasional dan pengendalian debit akan memenuhi kebutuhan
aliran hilir selama proses pengisian reservoir.
11. Dampak potensial kualitas air dari reservoir  Respon PLN menjelaskan bahwa ada
perubahan sedimen yang terkandung di air sungai bagian hilir sedikit berpengaruh
pada badan sungai, tetapi status nutrien yang tinggi berguna bagi irigasi. Jaringan
transmisi 500kV dapat berbahaya bagi rumah dan lahan yang berlokasi di bawahnya.
Masyarakat khawatir akan polusi udara dan masalah kesehatan.
12. Telah dijelaskan bahwa jaringan transmisi 500kV tidak akan membahayakan Home
kesehatan
5
Prakiraan Dampak

Home
Lingkup Prakiraan Dampak
 Kajian besar dampak lingkungan (magnitude of
impact)
Seberapa besar dampak yang akan timbul (besar/kecil
dampak), dan arah dampak (+/-).
 Evaluasi sifat penting dampak (importance of impact)
Sejauh mana perubahan lingkungan yang timbul bersifat
mendasar atau penting bagi kehidupan manusia dan
ekologi (ecosentris).

120
Besaran Dampak

Perbandingan perubahan karakterisktik


lingkungan dengan adanya (with) dan tanpa
adanya (without) suatu kegiatan usaha/industri,
dalam suatu satuan waktu.

Bukan perbandingan karakteristik lingkungan


sebelum (before) dan sesudah (after) keberadaan
suatu kegiatan usaha/industri.

121
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak

Pendekatan Dengan & Tanpa Proyek

Besar dampak lingkungan (magnitude of


impact) yang akan terjadi di ruang dan waktu
tertentu, diprakirakan dengan pendekatan
sebagai berikut

Dampak proyek = Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan


dengan proyek tanpa proyek

122
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak Lingkungan Melakukan Prakiraan kondisi LH
yang digunakan dalam AMDAL pada waktu t dengan proyek (Qdp)
Dengan
Kualtas Proyek (Qdp)
Lingkungan
b
(Q)
Tanpa Proyek
(Qdp)
a

Dampak yang
Melakukan Prakiraan kondisi LH ingin diperkirakan
pada waktu t tanpa proyek (Qdp)
= Qdp - Qtp

t0 t1 Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE  Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Besar Dampak & Penting Dampak
Kualitas
Standar Kondisi LH Area
Lingkungan
Lingkungan dengan Dampak
Hidup
(BML/KBKL) proyek Penting
A
c O4

b
B
Besar
O1 Dampak
O5
O2
Kondisi LH
a O6 tanpa
C O3 proyek

0 T1 T2 T2n T3
Besar Dampak & Sifat Penting Dampak
• Besar dampak (magnitude of • Nilai penting  Nilaiyang kita
impact): merujuk pada derajat berikan pada dampak
perubahan lingkungan tersebut untuk pengambilan
(besar/kecil) i.e. Suhu dalam oC, keputusan
hasil dalam ton/ha, oksigen
terlarut dalam mg/l; • Makna penting perubahan
• Dampak besar (big magnitude of (dampak) lingkungan
impact): merujuk pada terhadap kehidupan sosial
perubahan lingkungan yang dan ekologi akibat adanya
tergolong besar rencana kegiatan/usaha

 Dampak yang besar (big magnitude of impact ) tidak senantiasa berdampak


penting (misal kematian 1.000 ekor burung gereja mempunyai nilai besar
yang tinggi, tetapi nilai penting yang rendah;
 Dampak yang kecil (small magnitude of impact) dapat bersifat penting
(misal kematian seekor badak Jawa mempunyai nilai besar rendah, tetapi
nilai penting yang tinggi
Soemarwoto, 2009
Kriteria Dampak Penting
Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan
terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan/atau
Sumber: Pasal 22 ayat (2) UU 32/2009 dan Keputusan Kepala Bapedal 056/1994
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak
Lingkungan Hidup
Metode Ilmiah sesuai dengan
metode ilmiah evaluasi dalam Amdal

A Karakteristik
Evaluasi Dampak Rencana Arahan
secara D B
Usaha dan/atau Pengelolaan
Holistik Kegiatan secara Lingkungan
Dampak C
Total terhadap Hidup
LH INTERAKSI DAMPAK Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
Penentuan
Kelayakan
1. Bentuk hubungan keterkaitan an interkasi DPH besertta Lingkungan
karakteriknya i.e. Frekuensi terjadinya dampak, durasi dan Hidup
intensitas;
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling
banyak menimbulkan dampak lingkungan; Kriteria Kelayakan
3. Area yang perlu mendapat perhatian Lingkungan Hidup
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013


10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan
Home
Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013
Metode Prakiraan Dampak

Dalam melakukan prakiraan besaran dampak, hal


yang perlu diperhatikan adalah penggunaan data
yang menunjukkan perubahan kualitas
lingkungan dari waktu ke waktu (time series
data).

130
Metode Prakiraan Dampak

a. Metode Formal (Matematis, percobaan,


simulasi, citra satelit)

b. Metode Non Formal (analogi dan profesional


Judgement)

131
Metode Prakiraan Dampak
a. Metode Matematis

- Harus dijelaskan sumber data yang digunakan dan


validitasnya.

- Dijelaskan kesahihan dari model matematis


dengan menyampaikan uraian bahwa model
matematis tersebut telah memperoleh
pengakuan dari berbagai literatur.

- Pemodelan pola sedimentasi waduk.


132
b. Percobaan/Eksperimen

Dijelaskan setiap tahapan percobaan. Rancangan


percobaan harus representatif dengan rencana
usaha yang dikaji.

c. Simulasi Peta (citra satelit)

Harus ada deskripsi tertulis yang menjelaskan


keterkaitan hasil simulasi atau perubahan dampak
terhadap fungsi ruang dan waktu.

133
d. Metode Analogi

i. Uraikan bahwa analogi yang digunakan tersebut


benar terjadi.

ii. Jelaskan bahwa karakteristik dari kegiatan yang


dianalogikan sesuai dengan karakteristik dari
rencana usaha yang sedang dikaji.

e. Penilaian Ahli (Professional Judgement)

Harus ada penjelasan secara ilmiah, data pendukung,


kualifikasi dan pengalaman dari ahli yang
memberikan penilaian.
134
Kriteria Penentuan Sifat Penting Dampak
(KepKa Bapedal No 056 tahun 1994 Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting
dan UU 32 tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan)

1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak


2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak
5. Sifatnya kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan iptek
135
6
Evaluasi Dampak

Home
Identifikasi, Prakiraan, dan Evaluasi Dampak
Metode  Mengidentifikasi komponen lingkungan yang berpotensi
Identifikasi terkena dampak.
Dampak  Mengevaluasi dampak potensial, menjadi DPH (Dampak
(KA) Penting Hipotetik) atau TPH (Dampak Tidak Penting
Hipotetik).
 Metode ini dilakukan pada pelingkupan dalam KA.
Metode  Memprakirakan besaran dampak terhadap komponen
Prakiraan lingkungan.
Dampak  Mengevaluasi sifat penting dari dampak.
(ANDAL)  Metode ini dilakukan pada penyusunan ANDAL.

Metode  Evaluasi secara holistik terhadap semua komponen


Evaluasi lingkungan, untuk mengetahui interaksi dampak yang terjadi
Dampak dalam ruang dan waktu yang bersamaan.
(ANDAL)  Digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan
kelayakan lingkungan.
 Digunakan sebagai arahan RKL dan RPL.
 Metode ini dilakukan ketika penyusunan ANDAL. 137
Evaluasi Dampak Lingkungan
 Mengevaluasi keterkaitan dan interaksi seluruh
dampak penting hipotetik (DPH) untuk mengetahui
interaksi antar dampak (additive, synergitic,
antagonistic).
 Mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai
dampak penting dan tidak penting, sebagai dasar
untuk menilai kelayakan lingkungan dari rencana
kegiatan/usaha.
 Dalam hal rencana usaha atau kegiatan masih berada
pada pemilihan alternatif, maka evaluasi dilakukan
untuk masing-masing alternatif.
138
Jenis Metode Evaluasi Dampak
Penilaian Dampak Metode Prakiraan Dampak
 Metode Daftar uji
 Daftar uji sederhana
 Daftar uji kusioner
Identifikasi Dampak  Daftar Uji deskriptif
● Metode matrik interaksi sederhana
● Metode bagan alir dampak
 Metode Formal
Prakiraan Dampak  Metode Matematik
 Metode Eksperimen
 Metode Simulasi/Modelling
● Metode Non Formal
 Analogi
 Penilaian Ahli
 Metode Penampalan
Evaluasi Dampak  Metode Matrik (Leopold, Adkin & Burke, Fisher Davies)
 Metode Bagan Alir (Sorenson)
139
Macam Metode Evaluasi Dampak

 Metode penampalan (overlays) McHarg


 Metode matrik
– Matrik interaksi Leopold
– Matrik evaluasi dampak Adkin & Burke
– Matrik tiga tahap Fisher & Davies
 Metode bagan alir
– Diagarm alir jejaring (network) Sorenson

140
Metode Penampalan (overlays) McHarg

 Identifikasi kompatibiltas dan konsekuensi terhadap


lingkungan dengan cara mengevaluasi peta tematik.

 Kartografi dari landmarks lingkungan mencakup: hidrologi,


sungai, tipe tanah, tutupan vegetasi, pemukiman, dsb.

 Area spesifik seperti: noteworthy geologic sites, tumbuhan


langka, area rekreasi, situs sejarah, sumberdaya mineral,
dsb.

 Identifikasi dari tataguna lahan, landmark lingkungan,


area spesifik menghasilkan rekomendasi lokasi terbaik
untuk dieksploitasi tanpa banyak menimbulkan dampak
terhadap lingkungan (the best use for each area).
141
Lokasi yang
penting secara
ekologis
Kualitas air

Penampalan
Pertimbangan
Komponen
lansekap
Peta
Pembangunan
Pabrik

Pembangunan
Jalan

PETA PENAMPALAN (OVERLAY)


LENGKAP
142
1. Peta tematik kemiringan lereng 4. Peta tematik nilai sejarah
2. Peta tematik nilai lahan 5. Peta tematik nilai bentang lahan
3. Peta tematik nilai margasatwa 6. Peta komposit tumpang tindih pada no 1 s/d 5
Catatan: Zona berwarna tua menunjukkan “nilai kepentingan” tinggi

CONTOH PENAMPALAN PETA (OVERLAY) McHarg 143


Metode Matriks Interaksi Leopold

Diidentifikasi sebanyak 100 jenis aktivitas proyek dengan 88


komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak.

1. Matriks interaksi antara aktivitas proyek dan komponen


lingkungan.

2. Dampak dari setiap aktivitas proyek pada komponen lingkungan.

3. Menentukan besaran (magnitude) dari setiap dampak.

4. Menentukan tingkat kepentingan (importance) dengan skala 1


(nilai paling rendah) sampai 10 (nilai paling tinggi).

5. Menentukan arah dampak, positif (+ ) atau negatif (–) dampak.


144
Perhitungan
Aktivitas Proyek
(100)

Komponen 1 2 3 4 25 75 100
Lingkungan (88)
-5 M -8 -7
1. Kualitas air (pH)
2 I 2 2
-1 -6 Metode
2.
7 7 Matrik
-4 +8 +5 Leopold
3
4 4 4
+1 +2 +3 +7
4 M: Magnitude
5 5 5 5 (Besar dampak)
+5 +8 +2 +3 1, 2, 3……….10
5 7 7 7 7 I : Importance
+8 +9 +7
(Penting dampak)
1, 2, 3 ………..10
70
9 9 9
88 -5 -7 -4 M -3 -4

10 10 10 I 10 10

Perhitungan 145
The use of the Leopold Matrix in
Carrying out the EIA for wind
farms in Serbia

146
Magnitude of Impact
Setiap komponen lingkungan yang terkena
dampak diberi score magnitude of impact - nya
dengan score berikut:

0 – No observable effect
1 – Low effect
2 – Tolerable effect
3 – Medium high effect
4 – High effect
5 – Very high effect (devastation).

147
Magnitude of Impact

148
Significant of Impact
Setiap komponen lingkungan yang terkena
dampak diberi score Significant of impact - nya
dengan score berikut:

L – Limited impact on location


O – Impact of importance for municipality
R – Impact of regional character
N – Impact of national character
M – Impact of cross-border character

149
Significant of Impact

150
Probability of Impact

Setiap komponen lingkungan yang terkena


dampak diberi score Probability of impact - nya
dengan score berikut:

M – Impact is possible (probability of less than 50%)


V – Impact is probable (probability of over 50%)
I – Impact is certain (100% probability)

151
Probability of Impact

152
Duration of Impact

Setiap komponen lingkungan yang terkena


dampak diberi score Duration of impact - nya
dengan score berikut:

P - Occasional/short-term temporary

D - Long-term/permanent

153
Duration of Impact

154
Matrik Evaluasi Dampak Adkin dan Burke

Penentuan skala kepentingan dampak, semakin besar skala semakin penting dampak,
berati semakin sensitif (peka) terhadap proyek.

Nilai Kepentingan Dampak tiap Alternatif


No Komponen Lingkungan
A B
1 Pencemaran udara dan kebisingan
a. Dekat dengan jalan besar -5
b. Jauh dari jalan besar -3
2 Kualitas air
a. Dekat dengan sungai -4
b. Jauh dari sungai -2
3 Vegetasi
a. Dekat dengan hutan alam -4
b. Dekat dengan hutan sekunder -3
4 Kesehatan masyarakat
a. Dekat dengan pemukiman -5
b. Jauh dari pemukiman -2
AGREGASI SKALA KEPENTINGAN
DAMPAK 155
Metode Matrik Fisher dan
Davies

Matrik Fisher dan Davies digunakan untuk


menentukan dampak rencana kegiatan pada suatu
wilayah yang kondisinya sangat cepat berubah dan di
sekitarnya sudah banyak kegiatan lain yang juga
menimbulkan dampak terhadap komponen
lingkungan.

156
Metode Matrik Fisher dan
Davies
Tiga buah matriks yang disusun secara bertahap.

1. Matriks tentang evaluasi lingkungan sebelum


proyek dibangun (Environmental Baseline).

2. Matriks dampak lingkungan (Environmental


Compatibility).

3. Matriks keputusan (Decision Matrix).

157
Matrik Fisher & Davis (Tahap 1)
 Penentuan skala kepentingan komponen lingkungan tanpa proyek
 Penentuan skala kepentingan komponen lingkungan setelah
pengelolaan
Evaluasi Skala Kepentingan Skala Kepekaan
Keadaan Sekarang terhadap
Komponen
Lingkungan Pengelolaan

1. Vegetasi 4 5
2. Satwaliar 3 3
3. Biota air 3 4
4. Kualitas air 2 5
5. Kualitas udara 3 3
6. Kesehatan 4 4
masyarakat
7. Tingkat pendapatan 5 5
Tingkat kepentingan (importance) dengan skala 1 (paling rendah) hingga 5 (paling tinggi). 158
Matrik Fisher & Davis (Tahap 2)
 Penentuan skala kepentingan dampak dengan adanya proyek.

Kegiatan Proyek
Evaluasi Proyek
Pembukaan Mobilisasi Pembangunan Operasi
Komponen
Lingkungan
lahan peralatan dan jalan produksi
material
Vegetasi -3S -3S - 4L 5L
Biota air - 5S - 5S - 4L -4L
Kesehatan -1S -2S -4L -3L
masyarakat
Tingkat pendapatan +3L +5L +5L +5L
Dst..

S=Short; L=Long. Ranking: 1, 2, 3, 4, 5

159
Matrik Fisher & Davis (Tahap 3)

Kriteria Keputusan Tanpa Proyek Dengan Proyek


(Tahap 1) (Tahap 2)
Vegetasi

Biota air

Kesehatan masyarakat

Tingkat pendapatan

Dan seterusnya

160
Ukuran Nominal
– Tidak punya angka 0
– Tidak punya interval
– Tidak bisa dikali, dibagi, ditambah & dikurang
– Contoh: warna merah, hijau, kuning, biru.

Ukuran Ordinal
– Tidak punya angka 0
– Tidak punya interval tetapi punya hierarki
– Tidak bisa dikali, dibagi, ditambah & dikurang
– Contoh: setuju (skor 3); ragu-ragu (skor 2); tidak setuju (skor
1)
Ukuran Rasio
– Punya angka 0
– Punya interval yang sama
– Bisa dikali, dibagi, ditambah, dan dikurang
– Contoh: 0, 1, 2, 3, 4….dst
Sumber: Adiwibowo (2010)
161
Networks

162
Bagan Alir Sorensen

“A Framework for Identification and Control or


Resources Degradation and Conflict in the Multiple
Use of the Coastal Zone".

A diagram is built starting with direct impacts, then


taking indirect impacts with their effects and
respective corrective methods and/or control
mechanisms.

163
Bagan Alir Dampak
Sorenson Perubahan
Hewan
Bercangkang
Tempat Hewan Komersial
Bercangkang
Meningkatkan Merusak Kualitas Umum
Pemindahan Memindahkan Lumpur Hewan Habitat Ikan
Material Dasar Endapan & Bercangkang
Lumpur
Olah Raga &
Mengurangi Menghentikan Perik. Komersial
Pencemaran Pertumbuhan &
Endapan Nutrisi Gangguan
Kualitas Umum
Navigasi Meningkatkan Menghalangi
Kedalaman Air Pertumbuhan
Rumput Laut Merubah
Tambang Salinitas Rumput Laut

Penggalian Merubah To- Membentuk Memperbaiki


Rumput Laut pografi Dasar Saluran Baru Navigasi
Kualitas Umum
Mengurangi
Kualitas Air Memperbaiki Pencemaran
Lubang/Celah Sirkulasi Air
di Dasar Industri Laut
Pemeliharaan
Pantai Meningkatkan
Lahan Organik Merusak Lahan
yang Busuk Basah Kualitas Umum

Limbah yang
Mengganggu Menimbulkan Fasilitas
Penimbunan Bau yang Rekreasi
Lahan Merangsang
Material Hasil Pembuangan Perikanan
Penggalian Limbah Padat Membentuk
Pembuangan Lahan Pantai
Air Kualitas Umum

Pasir & Kerikil Menutup Habitat


Diperdagangkan Kerang
Perdagangan
164
Diagram Alir (Sorensen) Dampak Penting
Pengembangan Lapangan Gas

Pengembangan Lapangan Gas

165
Prakiraan Dampak vs Evaluasi Dampak
Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak

Sifat kajian Parsial, menganalisis besar Holistik, menganalisis


dan sifat penting untuk setiap keterkaitan berbagai
komponen dampak penting. dampak penting dan tidak
penting dalam ruang dan
waktu yang bersamaan.
Kajian alternatif Kajian besar dan sifat penting Mengevaluasi alternatif
dampak dilakukan untuk setiap kegiatan yang lebih layak
alternatif kegiatan. lingkungan (eco friendly)
Metode Spesifik untuk setiap Metode yang dapat
prakiraan dan komponen lingkungan yang mengintegrasikan
evaluasi terkena dampak. berbagai dampak penting,
dampak bisa dilakukan dengan
matrik Adkin dan Burke
Dilakukan oleh Pakar spesialis, Anggota Tim Ketua Tim Studi AMDAL
AMDAL (ATPA) (KTPA)
166
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK)


Drektorat Jenderal Planolgi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PK-TL)
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan

Manggala Wanabakti Building, Block IV 6th Floor Wing C


Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta 10270
Phone: +62-21-5705090,
Faximile: +62-21-5705090

Anda mungkin juga menyukai