Komponen
Dampak
1. Geo Fisik Kimia
2. Biologi
1. Pra konstruksi 3. Kesmas
2. Konstruksi 4. Sosekbud
3. Operasi 5. Kegiatan lain di sekitar
4. Pasca Operasi 6. Lain lain
Komponen Komponen
Kegiatan VS Lingkungan
Komponen
Dampak
Peningkatan
Penurunan
Terganggunya
….... Komponen Lingkungan AKIBAT KOMPONEN
Kenaikan
KEGIATAN
Perubahan
Dll…..
1
Pendahuluan
Home
Konsep Dasar Kajian Dampak Lingkungan (KDL)
Pemrakarsa
harus membuktikan bahwa rencana
usaha dan/atau kegiatan (PROJECT i.e.
MIGAS atau KEGIATAN LAIN) yang akan
dilakukan tersebut aman bagi lingkungan
hidup (ramah lingkungan)
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Tools/Instrument KDL
Minyak & Gas Bumi yang digunakan:
AMDAL atau UKL-UPL
2 Dampak Lingkungan
identifying the
future
consequences of a
(biogeofisik-kima & current or
Prediksi Sosial-Ekonomi) dari proposed action.
Rencana Pembangunan
3
Pengambilan
Evaluasi 4 Keputusan
Mitigasi
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
KAJIAN DAN MUATAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
Menjawab 10 Kriteria
•PENGUMUMAN AMDAL Kelayakan LH
• KONSULTASI PUBLIK
DAMPAK
Prakiraan= Besaran &
POTENSIAL
A sifat penting dampak untuk
RENCANA setiap DPH PENILAIAN
KELAYAKAN
KEGIATAN DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK
P- LINGKUNGAN
DAMPAK
B PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
1 1
DAMPAK
POTENSIAL
C
IDENTIFIKASI EVALUASI DAMPAK
PENTING
PRAKIRAAN
DAN
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
PENGELOLAAN &
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK EVALUASI HIPOTETIK PEMANTUAN DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK POTENSIAL 2 2
POTENSIAL
DAMPAK LINGKUNGAN
D
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
DAMPAK
PENTING • Dampak Penting
• Dampak
POTENSIAL 3 HIPOTETIK
E 3
RONA
LINGKUNGAN lingkungan
DAMPAK
POTENSIAL
F
Evaluasi = telaahan lainnya
Analisis atas terhadap keterkaitan dan
Kegiatan di interaksi seluruh DPH
Surat Persetujuan KA karekterisk dampak lingkungan Surat Kelayakan Lingkungan
Sekitar
PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS PENGENDALIAN
Dokumen Dokumen
Dokumen
ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
KERANGKA ACUAN (KA)
LINGKUNGAN (ANDAL)
Proses Pelingkupan (Scoping)
• Status studi Amdal: terintegrasi, peta-peta yang relevan yang memenuhi kaidah-
bersamaan,setelah FS;
• Kesesuaian dengan RTRW & PIPIB; kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
• Komponen kegiatan yang berpotensi yang memadai
penyebabkan dampak & Pengelolaan
LH yang sudah disiapkan/direncanakan
+ ALTERNATIF Menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara Setiap DPH yang
nasional dan/atau internasional
di berbagai literatur yang sesuai dikaji memiliki
Deskripsi Komponen Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak
dengan kaidah ilmiah metode batas waktu
penentuan dampak penting
Lingkungan hipotetik dalam Amdal. kajian tersendiri
Merencanakan Keterlibatan
5 Masyarakat dalam Proses
Melibatkan Amdal
Masyarakat dalam
Proses Amdal Melaksanakan Pengumuman
Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan
Sumber: Melaksanakan
Konsultasi Publik
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
No. 122 Tahun 2016: SKKNI Penyusun Merumusakan Hasil Pelibatan
Amdal Masyarakat
Pemetaan Standar Kompetensi Peyusun Amdal (4)
FUNGSI DASAR/ ELEMEN KOMPETENSI
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA UNIT KOMPETENSI
6 Menyiapkan Bahan
Melaksanakan Menentukan
Pekerjaan
Penyusunan Menyusun KA Dampak Penting
Amdal Hipotetik (DPH) Menentukan DPH dan
dampak lain yang akan
dikelola
Menyiapkan Bahan
Pekerjaan
7 Menentukan Batas Wilayah
Menentukan Batas Study
Wilaya Studi dan
Batas Waktu Kajian Menentukan Batas Waktu
Kajian
Mendokumentasikan Batas
Sumber: Keputusan Menteri Tenaga Wilayah Studi dan Batas
Kerja dan Transmigrasi No. 122 Tahun Waktu Kajian
2016: SKKNI Penyusun Amdal
Pemetaan Standar Kompetensi Peyusun Amdal (5)
8 Menyiapkan Bahan
Melaksanakan Menentukan
Pekerjaan
Penyusunan Menyusun KA Metode Studi
Amdal Amdal
Menentukan Metodologi
9 Menyiapkan Bahan
Menyusun Pekerjaan
Dokumen KA
Membuat Dokumen KA
Home
Dampak LH: Interaksi antara Kegiatan dan Lingkungan
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
1. Biogeofisik-kimiai: i.e. hidrologi, topografi, geomorfologi, 1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
biodiversity, kualitas air; (Proyek) terhadap lingkungan;
2. Sosekbud: i.e. demografi, akses publik, dan potensi relokasi
3. Kesehatan masyarakat: prevalensi penyakit, perubahan 2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha
kesmas. dan/atau kegiatan (Proyek) i.e. Perubahan
iklim, Geologi;
Lingkungan/
Ekosistem
DESKRIPSI RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
antara lain ;
1. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas
lahan yang akan digunakan ;
2. Deskripsi proses utama, termasuk
perkiraan besarannya
Dampak Rencana Usaha
3. Sumber daya yang digunakan dan
perkiraan besarnya;
LH dan/atau Kegiatan 4. Limbah yang akan dihasilkan, jenis,
dan perkiraan besarnya;
5. Rencana mitigasi dampak yang
Perubahan Parameter LH sudah direncanakan dari awal
disebabkan oleh adanya Aktivitas Yang (terintegrasi dalam desain rencana
terjadi pada Periode waktu tertentu & di kegiatan).
Area (Ruang) yang tertentu
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Komponen-Komponen
kegiatan yang berpotensi
menyebabkan dampak
Deskripsi lingkungan berdasarkan
rencana tahap kegiatan
Usaha
dan/atau Pengelolaan lingkungan
Contoh:
1. Injeksi Limbah
Kegiatan hidup yang sudah Cair;
disiapkan/direncanakan 2. Pembuangan
sejak awal sebagai bagian limbah ke laut;
dari rencana kegiatan 3. Pengelolaan
LB3
4. Dll.
terintegrasi dalam design
rencana usaha dan/atau kegiatan
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Proses Produksi dan
Karekteristik fisik
Sumberdaya yang
Rencana Usaha dan/atau
digunakan:
Proses dalam tahap operasi
kegiatan:
(i.e. Proses manufaktur, Komponen-komponen utama
proses ektraksi, jenis dan kegiatan, lokasi dari setiap
jumlah ouput yang dihasilkan, komponen utama, koridor lintasan,
jenis dan jumlah bahan baku pengaturan horizontal dan vertikal,
dan energi yang dibutuhkan, terowongan, kegiatan2 pada setiap
B3 yang digunakan, disimpan tahapan (i.e. Konstruksi dan operasi),
dan dihasilkan, transportasi kegiatan pendukung (air,
bahan baku pembuangan limbah, jalan dll)
DLKP
PERAIRAN
DLKR Perairan
DARATAN
DLKR Daratan
Dermaga Peti
Kemas
Kolam Putar
Dermaga
Umum
Fasilitas
Curah Cair Umum
Lapangan
Penumpukan
Jalur Hijau
Sumber: Arif Budi Purwanto (IPB)-2015
Sumber: Andojo Wurjanto Program StudiTeknik Kelautan ITB (2015)
Sumber: Andojo Wurjanto Program StudiTeknik Kelautan ITB (2015)
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Laut
Tata Letak Rencana Kegiatan
Tahapan Pembangunan Pelabuhan
1. Tahap prakonstruksi
2. Tahap Konstruksi antara lain :
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
b. Mobilisasi material lewat darat
i. material urug
material urug untuk causeway volume
urugan I, II & III 1.100.000 m3
material urug untuk interchange area
700.000 m3
Disain :
Lapangan penumpukan 3.910.000 m3 • Pengurugan untuk areal cause way
ii. Material pancang Tahap I
c. Pembangunan Basecamp; • Panjang 520 m
d. Pembangunan Pelabuhan • Lebar 25 m
• Luas 13.000 m2
i. Jembatan penghubung • Pembangunan causeway Tahap II
Panjang : 800 m • Panjang 200 m
Lebar : 12,5 m • Lebar 30 m
Luas : 10.000 m2 • Luas 6.000 m
ii. Pembangunan causeway • Pembangunan causeway Tahap III.
• Panjang 1.231 m
Konstruksi masif dengan luas ± 8 Ha; • Lebar 50 m
dan lokasi bergeser 800 meter dari • Luas 61.550 m2
bibir pantai;
Tahapan Pembangunan Pelabuhan
c. Pembangunan Lapangan Penumpukan
i. Lapangan penumpukan petikemas
Luas : 250.000 m2
Volume urugan : 2.800.000 m3
ii. Lapangan penumpukan curah kering
Luas : 100.000 m2
Volume urugan : 1.110.000 m3
iii. Jarak dengan dermaga menjadi ±970 m;
iv. Luas 25 Ha dan 10 Ha.
v. Pembangunan Receiption Facilities (RF)
d. Pembangunan Trestle
i. Trestle menjadi jembatan penghubung II (antara lapangan penumpukan dan
dermaga)
Panjang: 975 m
Lebar: 16 m
Luas : 15.600 m2
ii. Konstruksi on-pile;
e. Pekerjaan dermaga : ukuran 86.400 m2 (1.080 x 80) m.
f. Pengerukan kolam pelabuhan untuk petikemas antar pulau yang berlokasi di antara
dermaga dan lapangan penumpukan
i. Kedalaman : -13 mLWS
ii. Volume keruk : 2.000.000 m3
Tahapan Pembangunan Pelabuhan
d. Pembongkaran Temporary Access 3. Tahap Operasi
i. Panjang : 1.160 m a. DIlakukan penambahan tenaga
ii. Lebar : 12 m kerja sebanyak 300 orang
iii. Luas : 13.920 m2
untuk tenaga kerja bongkar
iv. Volume urugan : 57.505 m3
e. Dengan tambahan gorong-gorong: muat curah kering
i. Type : Corrugated Steel b. Peruntukan Terminal
Pipe Multipurpose 45.000 DWT
ii. Diameter :1m c. Maintenance Dredging
iii. Panjang : 18 m
iv. Jarak : 50 m
v. Jumlah : 17 buah
vi. Panjang total : 306 m
vii. Konstruksi masif;
f. Pembangunan Interchange Area
i. Area Kantor
• Panjang : 150 m
• Lebar : 113 m
• Luas : 16.950 m2
ii. Area Parkir
• Panjang : 387 m
• Lebar : 136 m
• Luas : 52.632 m2
iii. Konstruksi masif; Luas ± 7 Ha
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan PLTA
Transmisi
Jaringan Listrik
• Quarry;
• Jalan akses
bisa jalan eksisting yang ditingkatkan
atau jalan baru; Pembangkit listrik
• Fasiltas pendukung seperti bangunan pengambil
i..e. perkantoran, pergudangan,
(intake), bak penenang (forebay),
pipa pesat (penstock tunnel), rumah Bendungan
workshop/bengkel, perumahan,
Construction Camp, Pengambilan air
pembangkit (power house), saluran
pembuang (tail race/outflow); dan waduk
(sumber air),
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan PLTA
Lay Out Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
PLTA Skema Bendungan
Secara lebih detail sesuai dengan pedoman US-EPA, deskripsi Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan PLTA memuat data dan informasi antara lain:
1. Nama dan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan (proyek): uraian
tentang gambaran umum lokasi berbagai kegiatan utama beserta berbagai
kegiatan pendukungnya (i.e. quarry, sumber air, jalan) yang mencakup
antara lain:
a. Wilayah administrasi pemerintahan dan wilayah ekologis (DAS);
b. Akses menuju lokasi rencana usaha dan/kegiatan (udara, sungai,
jalan, kereta atau kendaran darat);
c. Peta lokasi tapak proyek beserta area yang yang terpengaruh secara
langsungn atau tidak langsung terkait dengan dampak fisik, biologi,
sosekbud. Peta harus digambarkan sesuai dengan kaidah kartografi
yang baik dan benar
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
2. Kegiatan/fasilitas (komponen) utama PLTA
a. Tipe dan karekteristik proyek pembangkit listrik tenaga air yang akan
dibangun (i.e. bendungan/waduk, run-of-river, pump storage) dan kapasitas daya listrik yang
akan dihasilkan (daya listrik maksimum, minimum dan rata dalam MW);
b. Operasional kegiatan/proyek terkait dengan waktu dan mode pengoperasian
pembangkitan listrik;
c. Fitur-fitur disain/rancangan dan teknis PLTA yang mencakup uraian terkait
dengan komposisi, dimensi dan konfigurasi antara lain mengenai:
i. Bangunan pengambil (Intake): uraian titik/lokasi pengambilan air (intake) yang mencakup
peak level (dpl atau ASML), panjang dalam meter, mekanisme operasi (grids, gates, useful volume,
dead volume);
ii. Bendungan (dam): tipe, tinggi (height of crown) dan panjang dalam meter, tipe dan jumlah
gate;
iii. Waduk (reservoir): luas area permukaan/genangan, tinggi genangan operasional maksimum
dan minimum (dalam meter dpl atau AMSL), volume total (m3), volume operasional (m3),
informasi terkait dengan srata waduk dan limnologi, kapasitas penyimpanan sedimen (dalam m3),
waktu retensi (retention time); height-volume-curve, lining;
iv. Rumah pembangkit (Power house): jumlah dan jenis/tipe turbin, kapasitas hidrolik
maksimum dan minimum dari turbin, sistem pendingan, generator dan peralatan spesifik lainnya;
v. Terowongan dan kanal (tunnels and canals): panjang (dalam km) dan penampang
melintang (cross section) yang menujukkan ukuran dalam meter dan material-material konstruksi;
vi. Pipa pesat (Penstock dan pipelines): panjang dalam meter penampang melintang (cross
section) yang menujukkan ukuran dalam meter dan material-material konstruksi;
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
vii. Jaringan transmisi (transmission lines): rencana untuk menghubungkaan dengan
jaringan yang sudah ada dan/atau jaringan transmisi baru:
1. Voltase jaringan transmisi;
2. Panjang total transimisi (km);
3. Tinggi minimum dari konduktor di atas permukaan tanah;
4. Lebar ROW;
5. Sumber (titik awal jaringan transmisi);
6. Tujuan (titik akhir jaringan transmisi);
7. Jumlah dan jenis tower;
8. Tinggi towers
9. Jumlah sirkuit, station dan transformer yard;
10. Titik interkoneksi antara jaringan baru dan eksisting;
viii.Kegiatan lainnya: uraikan kegiatan tambahan lainnya seperti Bangunan dan saluran
pelimpah (spillways), pintu-pintu air (gates), tangga ikan (fishways) dll;
d. Gambar disain untuk rencana kegiatan pembangkit listrik antara lain:
1. Plan (overhead view);
2. Elevation (fron view);
3. Profiles (side view).
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
f. Jalan akses
1. Jalan eksisting dan jalan baru yang akan digunakan: informasi terkait
dengan volume lalu lintas, kecepatan operasi dan jumlah trip;
2. Informasi jalan baru yang akan dibangun atau ditingkatkan;
i. Lokasi;
ii. Waktu pelaksanaan konstruksi;
iii. Permukaan jalan dan lebar bahu jalan dan barrier;
iv. Grade;
v. Metode konstruksi mencakup clearing and grubing;
vi. Material kontruksi;
vii. Compaction;
viii. Rancangan Bangunan yang melintansi sungai (stream crossing) atau yang terkait;
ix. Lintasan satwa;
x. Praktek dan struktur pengendalian serta pencegahan erosi dan sedimentasi;
xi. Metode stabilisasi untuk cut-and-fill;
xii. Elevasi tipikal untuk setiap tipe dan situasi jalan yan mengambarkan material konstruksi,
tingkat pemadatan (level of compaction), fitur-fitur sedimentasi dan erosi;
xiii. Pengoperasian
xiv. Rencana penutupan;
xv. Volume lalu lintas, kecepatan operasi dan jumlah trip
3. Pengendalian debu selama konstruksi dan operasi;
4. Pemeliharaan;
5. Roster untuk peralatan konstruksi dan pemeliharaan dengan menguraikan
jenis dan kuantitasnya berdasarkan skala/besaran, kebutuhan bahan bakar;
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
1. Fase Pra-Konstruksi
2. Fase konstruksi;
a. Jadwal untuk setiap fase kontruksi untuk seluruh
kegiatan dan fasilitas terkait lainnya;
b. Bagan alir (network planning) keseluruhan
tahapan kegiatan proyek;
c. Peralatan
d. Tenaga kerja selama konstruksi
e. Bahan baku yang digunakan untuk konstruksi;
f. Camp untuk untuk pelaksanaan kegiatan
konstruksi;
g. Penggunaan energi
3. Fase Operasi;
4. Fase Fase Penutupan dan decommisioning
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
1. Jadwal untuk setiap fase kontruksi untuk seluruh kegiatan dan fasilitas terkait lainnya yang
mencakup:
a. Mobilisasi;
b. Konstuksi dan peningkatan jalan;
c. Pembersihan lahan;
d. Borrow and spoil disposal;
e. Pengendalian erosi dan sedimentasi;
f. Konstruksi bendung sementara awal (Cofferdam) dan penghapusannya (removal);
g. Dewatering wells;
h. Ekscavasi dan subgrade preparation;l
i. Persiapan fondasi;
j. Pekerjaan pembetonan (Concrete work);
k. Konstruksi dan instalasi dari setiap fasilitas proyek;
l. Embankment work;
m. Stablisasi area yang terganggu;
2. Bagan alir (network planning) keseluruhan tahapan kegiatan proyek;
3. Peralatan
a. Roster penggunaan mesin dan peralatan (jumlah peralatan yang digunakan,
kebutuhan bahan bakar dsb);
b. Mobilisasi transportasi dan frekuensi mobilisasi;
c. Rute mobilisasi peralatan dan mesin yang akan digunakan (peta rute
mobilisasi);
Penyusunan KA: Deskrpsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan PLTA Skema Bendungan
Fase operasi:
1. Pra-operasi: Pengisian waduk;
2. Operasi:
a. Roster penggunaan mesin dan peralatan (jumlah peralatan yang
digunakan, kebutuhan bahan bakar dsb);
b. Tenaga kerja dan jam kerja;
c. Kebutuhan dan sumber energi yang digunakan;
d. Bahan baku yang digunakan selama operasi: daftar lengkap bahan
baku dan meterial konstruksi yang akan digunakan (jumlah/satuan
waktu dan metode penyimpananna) dan inventori bahan-bahan B3
dan Non-B3 yang akan digunakan, cara penyiman dan lokasinya,
aspek keselamatan terkait dengan pengangkutan dan
penanangannya;
Sumber: Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1457 K/28/MEM 2000
Contoh Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Industri Pulp and Paper
Usaha dan/atau
Limbah LB3 Kegiatan
Pengelolaan LB3
Usaha dan/atau Kegiatan
i.e. PLTU Batubara
Dokumen LH untuk Rencana Usaha
Pengelolaan LB3 dan/atau Kegiatan Pengelolaan LB3:
Limbah
LB3 1. Pengurangan LB3 1. Dokumen Amdal: untuk Usaha
(Substitusi bahan,
modifikasi proses dan dan/atau kegiatan pemanfaatan LB3
Pengelolaan teknologi ramah yang tercantum dalam Lampiran I
lingkungan);
LB3 dilingkup Peraturan MENLH No 5/2012; atau
2. Penyimpanan LB3;
dalam
3. Pengumpulan LB3;
Dokumen
AMDAL /UKL-
4. Pemanfaatan LB3; 2. UKL-UPL: di luar Lampiran I Peraturan
5. Pengolahan LB3;
UPL Usaha
6. Penimbunan LB3.
MENLH No 5/2012
dan Kegiatan
Fly Ash dan Bottom Ash Kegiatan PLTU Batubara
Fly Ash
Limbah Pembuangan
Debu Batubara
Bottom Ash
Informasi terkait Fly Ash dan Bottom Ash
Kegiatan PLTU Batubara dalam Dokumen Amdal
Berapa prakiraan limbah fly Dapat diperkirakan atau diantisipasi dari awal:
ash dan bottom ash dalam • lokasi penyimpanan,
satuan massa yang akan • luas/volume tempat penyimpanan,
diproduksi persatuan waktu • metodologi penyimpanan,
tertentu • sistem transfer ash dari silo ke ash disposal (truk
atau conveyor),
• rencana pengelolaan penimbunan atau
pemanfaatan.
Home
Home
Dampak LH: Interaksi antara Kegiatan dan Lingkungan
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
1. Biogeofisik-kimiai: i.e. hidrologi, topografi, geomorfologi, 1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
biodiversity, kualitas air; (Proyek) terhadap lingkungan;
2. Sosekbud: i.e. demografi, akses publik, dan potensi relokasi
3. Kesehatan masyarakat: prevalensi penyakit, perubahan 2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha
kesmas. dan/atau kegiatan (Proyek) i.e. Perubahan
iklim, Geologi;
Lingkungan/
Ekosistem
DESKRIPSI RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
antara lain ;
1. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas
lahan yang akan digunakan ;
2. Deskripsi proses utama, termasuk
perkiraan besarannya
Dampak Rencana Usaha
3. Sumber daya yang digunakan dan
perkiraan besarnya;
LH dan/atau Kegiatan 4. Limbah yang akan dihasilkan, jenis,
dan perkiraan besarnya;
5. Rencana mitigasi dampak yang
Perubahan Parameter LH sudah direncanakan dari awal
disebabkan oleh adanya Aktivitas Yang (terintegrasi dalam desain rencana
terjadi pada Periode waktu tertentu & di kegiatan).
Area (Ruang) yang tertentu
Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)
Komponen lingkungan
terkena dampak
(komponen/features lingkungan
1 yang ada disekitar lokasi
rencana usaha dan/atau
kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada
dasarnya paling sedikit
memuat:
a. komponen geo-fisik-
kimia,;
b. komponen biologi,;
c. komponen sosio-
2 ekonomi-budaya,
Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi d. komponen kesehatan
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta masyarakat,
dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup
Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)
1. Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan
yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat:
a. komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air
permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya;
b. komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem,
keberadaan spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan
lain sebagainya;
c. komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan,
demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs
budaya dan lain sebagainya;
d. komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat
kesehatan masyarakat.
2. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan hidup
Komponen Geo-fisik-kimia,
1. Geologi dan Potensi Bencana Geologi;
2. Sumberdaya lahan/tanah
3. Sumberdaya air
a. Air permukaan;
b. Air tanah ;
c. Kualitas air;
4. Udara dan Ikllim
a. Iklim and meteorologi;
b. Kebisingan dan getaran;
c. Estetika dan visual;
Komponen Biologi
1. Vegetasi/Flora
5. Kawasan lindung
Komponen Sosekbud dan Kesmas
1. Infrastruktur transportasi:
a. Lokasi dan kondisi jalan –jalan eksisting: material permukaan jalan, pengendalian
erosi dan sedimentasi, program pemeliharaan, pola lalu lintas dan kepadataan
jalan;
b. Infrastruktur lainnya: i.e. Jalan kereta api, jalur pipa, pelabuhan;
2. Infrastruktur kesehatan masyarakat:
a. Pasokan dan pengolahan air minum;
b. Pengelolaan dan pengolahan limbah cair;
c. Pengelolaan dan pengolahan limbah padat;
3. Infrastruktur komunikasi:
a. Jenis-jenis sistem komunikasi;
b. Jenis transmisi (kabal atau tanpa kabel);
c. Lokasi jaringan trasmisi kabel atau towers;
4. Infrastruktur energi:
a. Jenis energi;
b. Sumber:
c. Pipa atau jaringan transmisi energi;
d. Fasilitas penyimpanan BBM;
5. Cagar budaya, situs arkeologi dan sejarah serta lokasi tempat ibadah: data dan peta
terkait termasuk masyarakat adat
Komponen Sosekbud dan Kesmas
Penggunaan Lahan (Land Uses)
1. Pusat-pusat kegiatan penduduk, mencakup informasi dan lokasi:
a. Sekolah;
b. Pemakaman;
c. Tempat ibadah;
d. Perumahan;
e. Area tempat usaha:
f. Dan bangunan-bangunan publik lainnya;
2. Lahan pertanian;
3. Kawasan hutan: hutan produksi, hutan lindung dna hutan konservasi;
4. Lahan basah;
5. Area-area laian yang sessntif dari aspek lingkungan dan budaya;
6. Pusat-pusat kegiatan rekreasi atau wisata;
7. Badan air dan beserta bandarannya;
8. Bentul penggunaan lahan lainnya yang relevan
Contoh Rona Lingkungan Hidup
Contoh Rona Lingkungan Hidup: Peta Hutan – Peta DAS – Peta Tambang
(Pit Mining)
Daerah Tangkapan Air
LEGENDA
Pemukiman
A, Balonti
KawasanB,Hutan
Lampesue
Hutan Lindung
C, Larongsangi
Hutan Produksi Terbatas
D, Bahomotefe
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
E, Baho Ematana
Areal Penggunaan Lain
F, Baho Tametaya
G, Dampala
H, Bahontula
I, Bahongkolangi
J, Bahaodopi
Fasilitas Tambang
Quarry
Bukaan Pit
Tanah Pucuk
Kolam Pengendapan
5. Arus.
a. Pengukuran arus riil diminta dilakukan demi kepentingan Pemrakarsa,
Penyusun Dokumen Amdal, dan Lingkungan Hidup.
b. Data hasil pengukuran arus laut riil selain berfungsi sebagai rona awal, juga
digunakan untuk kalibrasi model numerik untuk membuktikan ketelitian
simulas ihidrodinamika numerik.
c. Durasi pengukuran arus riil 7 hari, minimal selama matahari tampak (daylight
untuka lasan keselamatan) dengan resolusi paling buruk satu kali dalam dua
jam.
d. Simulasi hidrodinamika perairan pasti dimulai dengan“kondisi sebelum
pembangunan”. Simulasi kondisi ini sekaligus befungsi sebagai rona awal.
e. Simulasi hidrodinamika yang dikalibrasi dengan data arus hasil pengukuran
lapangan(dan data e.m.a. yang lebih mudah diperoleh) menumbuhkan
kepercayaan terhadap pemodelan (terhadap model dan pemodel) yang
menjadi tool analisis.
Komponen Geo-fisik-kimia,
1. Kualitas Air Laut.
1. Pengukuran kualitas air laut diminta dilakukan demi kepentingan
Pemrakarsa, Penyusun Dokumen Amdal, dan Lingkungan Hidup.
2. Kondisi kualitas air laut di awal menentukan keleluasaan Pemakarsa terkait
kemungkinan penambahan kandungan polutan dalam badan air, maka
sangat penting bagi semua pihak agar dokumen Amdal memuat data awal
kualitas air laut dalam jumlah cukup banyak di perairan Pelabuhan/
Terminal dan sekitarnya
Contoh Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
Contoh Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
Contoh Deskrisp Rona
Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)
MONITORING STATION at JAKARTA BAY
-5.95
-5.95
BOD distribution
April 2009
-6
-6
(Transition season
West-East)
-6.05
-6.05
-6.1
-6.1
-6.15
-6.15
6 13 20 27 34 41 48 55
-5.95
-5.95
COD distribution
April 2009
-6
-6
-6.05
-6.05
-6.1
-6.1
-6.15
-6.15
40 47 54 61 68 75 82 89 96 103 110
Sungai
Ekoregion
yang merupakan
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Dipterocarpa campuran pegunungan habitat dari
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Dipterocarpa pamah ikan arwana
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan pantai
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan rawa air tawar pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan rawa gambut pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Hutan tepi sungai pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Kerangas pamah
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Mangrove
Dataran Fluvial Kalimantan dengan komunitas Terna rawa air tawar pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Dipterocarpa campuran pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Dipterocarpa pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Hutan rawa gambut pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Hutan tepi sungai pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Kerangas pamah
Dataran Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas - Mahakam dengan komunitas Terna rawa gambut pamah
Foto Ekoregion Dataran Gambut
Home
Data & Informasi Geospatial dalam DSS Amdal, UKL-UPL dan Izin LIngkungan
4
Proses Pelibatan Masyarakat
Home
Langkah-langkah Partisipasi (Arnstein, 1969)
Citizen control
Delegated
power
Participation
Consultation
Information
provision
Manipulation
Asas Partisipatif dalam PPLH
menyampaikan 1
aspirasi
masyarakat a
terkena dampak
yang diwakilinya
dalam rapat Melakukan komunikasi dan
komisi penilai konsultasi rutin dengan
Amdal masyarakat terkena dampak Masyarakat Terkena
yang diwakilinya; Dampak
Pengumuman Izin Lingkungan yang Sudah Diterbitkan
1. Menteri melalui pejabat yang ditunjuk oleh Menteri, gubernur melalui
kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau bupati/walikota melalui
kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, mengumumkan
keputusan izin lingkungan yang telah diterbitkan.
2. Pengumuman tersebut dilakukan melalui media massa dan/atau multimedia
antara lain adalah situs internet yang secara efektif dan efisien dapat dapat
menjangkau masyarakat.
3. Izin lingkungan yang telah diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota wajib diumumkan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak izin
lingkungan diterbitkan.
4. Dalam hal terjadi keberatan terhadap izin lingkungan yang telah diterbitkan,
masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap keputusan izin lingkungan
tersebut.
5. Tata cara pengajuan gugatan terhadap keputusan izin lingkungan
sebagaimana dimaksud pada angka 4 mengacu pada Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara.
Antisipasi Implikasi Masyarakat
• Rencana proyek akan ditolak: • Proyek anda akan terhambat:
Ingatkan lingkup permasalahan Konsultasi masyarakat persiapan
survey sosial
Pelajari kelompok yang menolak
dan keberatannya Penjadwalan yang cermat
• Rencana proyek berhadapan
• Proyek tidak bisa memenuhi sendiri dengan masyarakat:
harapan masyarakat: Minta bantuan PEMDA untuk
Utarakan pada masy. bahwa menyelenggarakan forum
usul/saran akan dipertimbangkan pertemuan
& dibicarakan dg PEMDA Pastikan aparat paham tujuan
Jelaskan keterbatasan- konsultasi
keterbatasan proyek • Anggaran proyek membengkak:
Perencanaan yang baik
Mekanisme konsultasi
Siapkan
Pilih
Rencana
Teknik
Pertukaran
Konsultasi
Informasi
Bentuk Komunikasi
Langsung
• Dialog melalui pertemuan, diskusi atau wawancara
Tidak Langsung
• Memasang pengumuman baik di media cetak
maupun elektronik
• Memberikan tanggapan, saran atau masukan secara
tertulis
Teknik Konsultasi Publik
• Konsultasi tatap muka
– Seminar dan lokakarya (workshop)
– Temu warga (public meeting) dan temu kelompok (group
meeting)
– Wawancara (interview)
• Konsultasi lewat media
– Media masa (cetak dan elektronik)
– Media lain (surat, telpon, kuisioner, e-mail)
Kelemahan Teknik Konsultasi Publik
Hasil evalusi
Selain concerns tersebut, dokumen AMDAL juga telah memasukkan kajian terkait dengan
potensi kejadian tsunami yang bukan disebabkan oleh adanya rencana kegiatan Revitalisasi
Teluk Benoa ini.
Penolakan dan Masukan LSM terhadap
Revitalisasi Teluk Benoa
Pada saat rapat Komisi Penilai AMDAL Pusat pembahasan dokumen ANDAL,
RKL-RPL, dari perwakilan LSM, antara lain: Walhi Bali, ForBali menyampaikan
penolakan terhadap rencana kegiatan Revitalisasi Teluk Benoa ini, namun
memberikan beberapa masukan yang terkait, antara lain:
1) agar memprioritaskan tenaga kerja lokal;
2) adanya kekuatiran terjadinya banjir akibat adanya kegiatan pengurugan;
3) terganggunya kawasan suci Teluk Benoa;
4) perlu kajian mendalam terhadap gangguan mangrove, padang lamun, dan
terumbu karang;
5) perlu analisa yang lebih jelas mengenai perlindungan habitat flora dan
fauna;
6) memperjelas rencana pasca konstruksi;
7) kajian mengenai perubahan bentang alam;
8) kekuatiran akan bencana tsunami.
Concern Masyarakat terkait Kawasan Suci
Teluk Benoa
Home
Lingkup Prakiraan Dampak
Kajian besar dampak lingkungan (magnitude of
impact)
Seberapa besar dampak yang akan timbul (besar/kecil
dampak), dan arah dampak (+/-).
Evaluasi sifat penting dampak (importance of impact)
Sejauh mana perubahan lingkungan yang timbul bersifat
mendasar atau penting bagi kehidupan manusia dan
ekologi (ecosentris).
120
Besaran Dampak
121
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
122
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak Lingkungan Melakukan Prakiraan kondisi LH
yang digunakan dalam AMDAL pada waktu t dengan proyek (Qdp)
Dengan
Kualtas Proyek (Qdp)
Lingkungan
b
(Q)
Tanpa Proyek
(Qdp)
a
Dampak yang
Melakukan Prakiraan kondisi LH ingin diperkirakan
pada waktu t tanpa proyek (Qdp)
= Qdp - Qtp
t0 t1 Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Besar Dampak & Penting Dampak
Kualitas
Standar Kondisi LH Area
Lingkungan
Lingkungan dengan Dampak
Hidup
(BML/KBKL) proyek Penting
A
c O4
b
B
Besar
O1 Dampak
O5
O2
Kondisi LH
a O6 tanpa
C O3 proyek
0 T1 T2 T2n T3
Besar Dampak & Sifat Penting Dampak
• Besar dampak (magnitude of • Nilai penting Nilaiyang kita
impact): merujuk pada derajat berikan pada dampak
perubahan lingkungan tersebut untuk pengambilan
(besar/kecil) i.e. Suhu dalam oC, keputusan
hasil dalam ton/ha, oksigen
terlarut dalam mg/l; • Makna penting perubahan
• Dampak besar (big magnitude of (dampak) lingkungan
impact): merujuk pada terhadap kehidupan sosial
perubahan lingkungan yang dan ekologi akibat adanya
tergolong besar rencana kegiatan/usaha
A Karakteristik
Evaluasi Dampak Rencana Arahan
secara D B
Usaha dan/atau Pengelolaan
Holistik Kegiatan secara Lingkungan
Dampak C
Total terhadap Hidup
LH INTERAKSI DAMPAK Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
Penentuan
Kelayakan
1. Bentuk hubungan keterkaitan an interkasi DPH besertta Lingkungan
karakteriknya i.e. Frekuensi terjadinya dampak, durasi dan Hidup
intensitas;
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling
banyak menimbulkan dampak lingkungan; Kriteria Kelayakan
3. Area yang perlu mendapat perhatian Lingkungan Hidup
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
130
Metode Prakiraan Dampak
131
Metode Prakiraan Dampak
a. Metode Matematis
133
d. Metode Analogi
Home
Identifikasi, Prakiraan, dan Evaluasi Dampak
Metode Mengidentifikasi komponen lingkungan yang berpotensi
Identifikasi terkena dampak.
Dampak Mengevaluasi dampak potensial, menjadi DPH (Dampak
(KA) Penting Hipotetik) atau TPH (Dampak Tidak Penting
Hipotetik).
Metode ini dilakukan pada pelingkupan dalam KA.
Metode Memprakirakan besaran dampak terhadap komponen
Prakiraan lingkungan.
Dampak Mengevaluasi sifat penting dari dampak.
(ANDAL) Metode ini dilakukan pada penyusunan ANDAL.
140
Metode Penampalan (overlays) McHarg
Penampalan
Pertimbangan
Komponen
lansekap
Peta
Pembangunan
Pabrik
Pembangunan
Jalan
Komponen 1 2 3 4 25 75 100
Lingkungan (88)
-5 M -8 -7
1. Kualitas air (pH)
2 I 2 2
-1 -6 Metode
2.
7 7 Matrik
-4 +8 +5 Leopold
3
4 4 4
+1 +2 +3 +7
4 M: Magnitude
5 5 5 5 (Besar dampak)
+5 +8 +2 +3 1, 2, 3……….10
5 7 7 7 7 I : Importance
+8 +9 +7
(Penting dampak)
1, 2, 3 ………..10
70
9 9 9
88 -5 -7 -4 M -3 -4
10 10 10 I 10 10
Perhitungan 145
The use of the Leopold Matrix in
Carrying out the EIA for wind
farms in Serbia
146
Magnitude of Impact
Setiap komponen lingkungan yang terkena
dampak diberi score magnitude of impact - nya
dengan score berikut:
0 – No observable effect
1 – Low effect
2 – Tolerable effect
3 – Medium high effect
4 – High effect
5 – Very high effect (devastation).
147
Magnitude of Impact
148
Significant of Impact
Setiap komponen lingkungan yang terkena
dampak diberi score Significant of impact - nya
dengan score berikut:
149
Significant of Impact
150
Probability of Impact
151
Probability of Impact
152
Duration of Impact
P - Occasional/short-term temporary
D - Long-term/permanent
153
Duration of Impact
154
Matrik Evaluasi Dampak Adkin dan Burke
Penentuan skala kepentingan dampak, semakin besar skala semakin penting dampak,
berati semakin sensitif (peka) terhadap proyek.
156
Metode Matrik Fisher dan
Davies
Tiga buah matriks yang disusun secara bertahap.
157
Matrik Fisher & Davis (Tahap 1)
Penentuan skala kepentingan komponen lingkungan tanpa proyek
Penentuan skala kepentingan komponen lingkungan setelah
pengelolaan
Evaluasi Skala Kepentingan Skala Kepekaan
Keadaan Sekarang terhadap
Komponen
Lingkungan Pengelolaan
1. Vegetasi 4 5
2. Satwaliar 3 3
3. Biota air 3 4
4. Kualitas air 2 5
5. Kualitas udara 3 3
6. Kesehatan 4 4
masyarakat
7. Tingkat pendapatan 5 5
Tingkat kepentingan (importance) dengan skala 1 (paling rendah) hingga 5 (paling tinggi). 158
Matrik Fisher & Davis (Tahap 2)
Penentuan skala kepentingan dampak dengan adanya proyek.
Kegiatan Proyek
Evaluasi Proyek
Pembukaan Mobilisasi Pembangunan Operasi
Komponen
Lingkungan
lahan peralatan dan jalan produksi
material
Vegetasi -3S -3S - 4L 5L
Biota air - 5S - 5S - 4L -4L
Kesehatan -1S -2S -4L -3L
masyarakat
Tingkat pendapatan +3L +5L +5L +5L
Dst..
159
Matrik Fisher & Davis (Tahap 3)
Biota air
Kesehatan masyarakat
Tingkat pendapatan
Dan seterusnya
160
Ukuran Nominal
– Tidak punya angka 0
– Tidak punya interval
– Tidak bisa dikali, dibagi, ditambah & dikurang
– Contoh: warna merah, hijau, kuning, biru.
Ukuran Ordinal
– Tidak punya angka 0
– Tidak punya interval tetapi punya hierarki
– Tidak bisa dikali, dibagi, ditambah & dikurang
– Contoh: setuju (skor 3); ragu-ragu (skor 2); tidak setuju (skor
1)
Ukuran Rasio
– Punya angka 0
– Punya interval yang sama
– Bisa dikali, dibagi, ditambah, dan dikurang
– Contoh: 0, 1, 2, 3, 4….dst
Sumber: Adiwibowo (2010)
161
Networks
162
Bagan Alir Sorensen
163
Bagan Alir Dampak
Sorenson Perubahan
Hewan
Bercangkang
Tempat Hewan Komersial
Bercangkang
Meningkatkan Merusak Kualitas Umum
Pemindahan Memindahkan Lumpur Hewan Habitat Ikan
Material Dasar Endapan & Bercangkang
Lumpur
Olah Raga &
Mengurangi Menghentikan Perik. Komersial
Pencemaran Pertumbuhan &
Endapan Nutrisi Gangguan
Kualitas Umum
Navigasi Meningkatkan Menghalangi
Kedalaman Air Pertumbuhan
Rumput Laut Merubah
Tambang Salinitas Rumput Laut
Limbah yang
Mengganggu Menimbulkan Fasilitas
Penimbunan Bau yang Rekreasi
Lahan Merangsang
Material Hasil Pembuangan Perikanan
Penggalian Limbah Padat Membentuk
Pembuangan Lahan Pantai
Air Kualitas Umum
165
Prakiraan Dampak vs Evaluasi Dampak
Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak