(Scoping)
Hefni Effendi
Penulis Buku “Senarai Bijak Terhadap Alam”
PELINGKUPAN
• Deskripsi rencana kegiatan, beserta alternatif, termasuk pengelolaan LH yang sudah
ada.
• Rona lingkungan hidup awal (environmental setting): Komponen lingkungan terkena
dampak dan kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha beserta dampak lingkungannya;
• Hasil pelibatan masyarakat
• Dampak penting hipotetik (DPH)
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
METODE STUDI
• Metode pengumpulan dan analisis data
• Metode prakiraan dampak penting
• Metode evaluasi secara holitistik terhadap dampak lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KA : Pendahuluan
a. Tujuan rencana kegiatan. a. Justitifikasi
b. Justifikasi manfaat (masyarakat dilaksanakanya rencana
sekitar dan peranannya Latar kegiatan ini, termasuk
terhadap pembangunan Belakang persetujuan prinsip.
nasional dan daerah) b. Mengapa wajib amdal
dan pendekatan studi
KA: yang digunakan (tunggal,
Pendahuluan terpadu atau kawasan).
c. Mengapa ini dinilai oleh
Tujuan KPA Pusat, Provinsi atau
Kab/Kota.
Pelaksana
a. Pemrakarsa dan penanggung jawab
rencana kegiatan. Studi
b. Pelaksana studi amdal :
• Tim penyusun dokumen amdal (1 KTPA
dan 2 ATPA)
• Tenaga ahli
• Asisten penyusun dokumen amdal
Persyaratan Administrasi Dokumen KA-ANDAL
Rona
Lingkungan Hidup Dampak Dampak
Potensial Penting
Kegiatan Lain (DP) Hipotetik
di Sekitarnya (DPH)
REVISI RTRW
KABUPATEN BANGGAI
2003 - 2013
Lokasi Fasilitas
Produkasi
Kesesuaian dengan RTRW KOTA
Kesesuaian dengan PIPIB (peta indikatif
penundaan izin baru revisi XIII)
ALKI
RZWP3K (Rencana Zonase Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil)
a. Deskripsi Rencana Usaha
A. Iklim
Temperatur udara bulanan rata-rata :
27,6oC
Kelembaban relatif udara : 69,6 %
Durasi penyinaran matahari : 55 %
Kecepatan angin rata-rata : 2.1 m/s
Tekanan udara rata-rata : 1099,1 mb
Angin dominan bertiup arah Timur dan
Barat
B. Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas Udara Ambien
Parameter yang diukur: CO, HC, PM10, TSP, Pb, Debu
Semua parameter memenuhi baku mutu
(PP. No 41 Tahun 1999)
Kebisingan
Tingkat kebisingan siang maksimum: 66,4 – 85,3 dBA
Tingkat kebisingan siang minimum: 38,8 – 64,6 dBA
Nilai kebisingan rata-rata di bawah ambang baku
mutu kebisingan untuk Perumahan dan Industri yaitu
50 dan 70 dBA (KepMenLH No. 48 Tahun 1996).
Rona Lingkungan Hidup
Jenis Tumbuhan Berdasarkan Statusnya
43 Status Tumbuhan
No Nama Ilmiah Nama Lokal Lokasi PP No
CITES IUCN
7/1999
1 Spathoglottis plicata Bl. Kelembak 2,4 NP App. II NE
2 Swietenia macrophylla B. L. King Mahoni 1 NP NL LR
3 Nephelium lappaceum L. Rambutan 1,4 NP NL DD
4 Ochanostachys amentacea Mast. Petaling 4 NP NL DD
5 Mangifera indica L. Mangga 1 NP NL DD
6 Koompassia malaccensis Maing. Kempas 4 NP NL LR/cd ver 2.3
7 Anisophyllea disticha (Jack.) Baill. Ribu-ribu 4 NP NL LR/lc ver 2.3
8 Alstonia scholaris R.Br. Pulai 2,3,4 NP NL LR/lc ver 2.3
9 Mangifera foetidaLour. Bacang 1 NP NL LR/lc ver 2.3
Keterangan Status:
NP = Not Protected (Tidak Dilindungi)
NL = Not Listed (Tidak Terdaftar)
NE = Not Evaluated (Tidak Dievaluasi)
App. = Appendiks
DD = Data Deficient (Informasi Kurang)
= Least Concern (Kurang
LC Diperhatikan)
= Lower Risk/least concern (Resiko
LR/lc Rendah)
VU = Vulnerable (Rentan)
Rona Lingkungan Hidup
Jenis Fauna Berdasarkan Statusnya
44
II.
Berdasarkan status kelangkaan Redlist IUCN, terdapat 2 jenis mamalia yang
termasuk kategori EN/Endangered (Genting), 4 jenis (3 mamalia dan 1 reptilia)
yang termasuk kategori VU/Vulnerable (Rawan), 4 jenis burung termasuk kategori
NT/Near Threatened (Hampir Terancam), 1 jenis reptilian termasuk kategori
LR/Lower Risk (Beresiko Rendah), dan sebanyak 73 jenis termasuk kategori
LC/Least Concern (Kurang Diperhatikan) yang terdiri atas 9 jenis mamalia, 60
jenis burung dan 4 jenis reptilia.
C. Tingkat Pendidikan
45
45
Sekolah
No Kecamatan
TK SD MI SLTP Tsanawiah SLTA Aliyah
1 Keera 10 23 1 3 1 1 1
2 Sajoanging 14 20 2 3 - 1 -
3 Majauleng 15 39 1 7 2 2 3
4 Gilireng 8 19 - 2 - 1 -
5 Maniangpajo - 16 - 4 - 1 -
Jumlah 47 117 4 19 3 6 4
SDN 45 Poleondro
Kecamatan Gilireng
SMPN 4 Majauleng
Kecaamatan
Majauleng
Kegiatan Lain Sekitar
Usaha atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi
rencana usaha beserta dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup.
Memberikan gambaran utuh tentang kegiatan lain
yang sudah ada di sekitarnya, yang
memanfaatkan sumberdaya alam dan
mempengaruhi lingkungan setempat, sehingga
dampak lingkungan yang muncul merupakan
akumulasi dari beberapa kegiatan.
Dibuat peta kegiatan lain sekitar.
Lokasi Rencana Kegiatan
Kegiatan
Lain
Sekitar
KM-15,5
Kebun Karet
Masyarakat
Permukiman
Desa Lubuk Bintialo
Penilaian KA
Pasal 39 UU No.32/2009
Pasal 44-45 PP No. 27/2012
Penyusunan ANDAL & RKL-RPL
Keterlibatan Masyarakat dalam Izin
Permohonan Izin Lingkungan dan 2 Lingkungan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
a) Penelaahan pustaka
b) Analisis isi (content analysis)
c) Interaksi kelompok (rapat, lokakarya, brainstorming,
dsb)
e) Daftar uji (sederhana, kuesioner, deskriptif)
f) Matrik interaksi sederhana
g) Bagan alir (flowchart)
h) Pelapisan (overlay)
i) Pengamatan singkat lapangan (observasi).
Matrik Dampak Potensial Pengembangan Lapangan Gas
Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan A B C D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
GEO-FISIK-KIMIA
1. Penurunan Kualitas Udara v v v v
2. Peningkatan Kebisingan v v v v
3. Penurunan Kualitas Air v v v v v v v
4. Perubahan Sifat Fisik & Kimia Tanah v v v v
5. Kemungkinan Erosi v v
6. Aspek Hidrologi v v
BIOLOGI
7. Penurunan Tutupan Vegetasi v
8. Terganggunya Satwa liar dan Jalur v v
Jelajahnya
SOSEKBUD dan KESMAS
9. Terbukanya Kesempatan Kerja & v v
Berusaha
10. Peningkatan Pendapatan Masyarakat v v v
11. Penurunan Kesehatan Masyarakat v v v v v v
12. Terganggunya Keselamatan Masyarakat v
13. Terganggunya Aksesibilitas Masyarakat v
14. Persepsi Masyarakat v v v v v v
Pra Konstruksi
Keterangan: (A)
v = Terkena Dampak Konstruksi (B) Operasi (C) Pasca Operasi (D)
1. Perijinan dan 3. Mobilisasi Peralatan dan Bahan 9. Proses Produksi 14. Penutupan Sumur dan Pembongkaran
Sosialisasi Pipa
2. Pembebasan Lahan 4. Pembukaan/Penyiapan Lahan 10. Pengoperasian Pipa (Flowline dan 15. Penanganan Bahan Kimia
dan Tanam Tumbuh Trunkline)
5. Pemboran Sumur 11. Pemeliharaan Fasilitas Produksi dan 16. Demobilisasi Peralatan
Pipa
6. Pemasangan Train 5 dan Kompresor 12. Penanganan Limbah 17. Pelepasan Tenaga Kerja
7. Pemasangan Pipa (Flowline dan 13. Pemanfaatan Tenaga Kerja Operasi
Trunkline)
8. Pemanfaatan Tenaga Kerja Tahap
Konstruksi
Kriteria dalam evaluasi dampak potensial
Evaluasi Dampak Potensial
(Panduan Pelingkupan - KLH, 2007)
Bangkitan Debu
Sumber Dampak: Mobilisasi peralatan dan bahan.
Peningkatan Kebisingan
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan.
Pra Konstruksi (A) Konstruksi (B) Operasi (C) Pasca Operasi (D)
1. Perijinan dan Sosialisasi 3. Mobilisasi Peralatan dan Bahan 9. Proses Produksi 14. Penutupan Sumur dan Pembongkaran Pipa
2. Pembebasan Lahan dan 4. Pembukaan/Penyiapan Lahan 10. Pengoperasian Pipa (Flowline dan 15. Penanganan Bahan Kimia
Tanam Tumbuh Trunkline)
5. Pemboran Sumur 11. Pemeliharaan Fasilitas Produksi dan Pipa 16. Demobilisasi Peralatan
6. Pemasangan Train 5 dan Kompresor 12. Penanganan Limbah 17. Pelepasan Tenaga Kerja
7. Pemasangan Pipa (Flowline dan Trunkline) 13. Pemanfaatan Tenaga Kerja Operasi
8. Pemanfaatan Tenaga Kerja Tahap
Konstruksi
BAGAN ALIR PELINGKUPAN
59
Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik
Pengembangan Lapangan Gas
Kegiatan Lain di
Sekitar Lokasi
Rencana Kegiatan Dampak Potensial
Tahap Konstruksi
1. Bangkitan Debu (4) Dampak Penting Hipotetik (DPH)
2. Perubahan Kualitas Air (6)
3. Penurunan Luasan Tutupan Vegetasi (5) Tahap Konstruksi
Deskripsi 4. Terbukanya Kesempatan Kerja (3) 1. Terbukanya Kesempatan Kerja (3)
Rencana Kegiatan 5. Persepsi Masyarakat (3) 2. Persepsi Masyarakat (3)
Tahap Pra-Konstruksi
Tahap Konstruksi Tahap Operasi Tahap Operasi
1. Keselamatan Jalur ROWPipa Trunkline (8) 1. Keselamatan Jalur ROWPipa Trunkline (8)
Tahap Operasi Identifikasi Evaluasi
2. Keselamatan Lalu Lintas (8) 2. Keselamatan Lalu Lintas (8)
Tahap Pasca Operasi Dampak 3. Adanya Aksesibilitas Terbatas (8)
Dampak
Potensial 3. Adanya Aksesibilitas Terbatas (8)
Potensial 4. Persepsi Masyarakat (3,8) 4. Persepsi Masyarakat (3,8)
Saran, Masukan,
dan Tanggapan
Masyarakat
Adanya
Aksesibilitas
Terbatas
Pelingkupan Lama Dampak
Berlangsung
Matrik Lama Dampak Berlangsung
Tahapan dan Batas Waktu Kajian
No
Dampak Penting Tahun Keterangan
C Tahap Operasi
Penurunan Kualitas Penurunan produksi diantisipasi terjadi
1 2015 s.d 2021
Udara tahun 2021
Masyarakat mulai terbiasa setelah 3
Terganggunya
tahun dengan adanya pipa di atas
2 Keselamatan 2015 s.d 2018
permukaan tanah yang menimbulkan
Masyarakat
bahaya
Penurunan produksi diantisipasi terjadi
3 Penurunan Kualitas Air 2015 s.d 2021
tahun 2021
Satwa liar akan terganggu sampai akhir
Terganggunya Satwa
4 2015 s.d 2023 pengoperasian flowline pada tahun
liar dan Jalur Jelajahnya
2023.
Pada awalnya aksesibilitas masyarakat
Terganggunya akan terganggu, namun akan mulai
5 2015 s.d 2018
Aksesibilitas Masyarakat terbiasa setelah 3 tahun dengan adanya
pipa di atas permukaan tanah.
Persepsi dapat muncul sejak mulai
tahap operasi dan dapat berubah setiap
6 Persepsi Masyarakat 2015 s.d 2018 saat, baik cepat maupun lambat, dan
merupakan akumulasi dari berbagai
kegiatan.
Ringkasan Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan Pelingkupan
Kegiatan
Komponen yang
yang
No Lingkungan Direncanakan
Berpotensi
Terkena Sejak Awal
Menimbulkan
Dampak Sebagai Bagian Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial DPH/TPH
Dampak
Lingkungan dari Rencana
Kegiatan
Tahap Konstruksi
1 Penurunan Kegiatan Pemeliharaan Kemungkinan Sumber dampak dari penurunan kualitas udara ambien adalah Dampak
Kualitas Udara pemboran berkala dengan terjadinya kegiatan pemboran sumur produksi X 5 (1 sumur) dan Y (3 Tidak
Ambien sumur mengikuti penurunan sumur). Penting
produksi petunjuk teknis kualitas udara Pemboran sumur menggunakan mesin pemboran yang Hipotetik
standar operasi akibat dari membutuhkan tenaga listrik. Untuk menghasilkan tenaga (TPH)
peralatan, kegiatan listrik tersebut diperlukan genset. Pengoperasian genset
terhadap pemboran sumur yang menggunakan bahan bakar gas, akan melepaskan emisi
seluruh mesin produksi (SOx, NOx, CO, dan partikulat) ke ruang udara ambien.
dan peralatan
pemboran oleh Selain itu kegiatan flaring pada saat uji kandungan lapisan
kontraktor (DST/Drill Steam Test) juga mengeluarkan emisi. Untuk
pemboran. meminimalisisr dampak terhadap kualitas udara ambien,
pelaksanaan DST dilakukan dengan peralatan yang dilengkapi
teknologi baru, yang akan menyemburkan fluida dan gas
melalui atomizer dengan kecepatan tinggi dan dalam bentuk
aliran turbulen.
Unit pembakar (burner head) menggunakan unit pembakar
berefisiensi tinggi. Penggunaan pembakar tersebut
disesuaikan dengan arah angin saat DST dilakukan agar
memiliki efisiensi yang tinggi, sehingga semua fluida yang
diperoleh dari kegiatan pemboran akan terbakar dengan baik.
Kegiatan pembakaran gas pada DST tidak berlangsung
secara terus menerus selama 24 jam. Dampak terhadap
penurunan kualitas udara pada dasarnya relatif kecil yaitu
emisi dan peningkatan suhu udara. Lokasi sumur pemboran
berada pada laut lepas yang jauh dari daratan dan juga
sangat jauh (137 km) dari permukiman penduduk. Lokasi
kegiatan pemboran sumur produksi hanya terbatas pada
lokasi yang telah ditetapkan dan dilakukan dalam waktu yang
singkat. Emisi yang dihasilkan segera terdispersi, sehingga
penyebaran dampaknya tidak terlalu luas.
Hasil pemantauan kualitas udara ambien di sekitar lokasi
kegiatan pengembangan migas Blok X Laut Natuna yang
dilakukan secara rutin sesuai arahan RKL-RPL sebelumnya,
menunjukkan kualitas udara ambien masih cukup baik, semua
parameter kualitas udara masih memenuhi baku mutu udara
ambien, berdasarkan PP No 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian pencemaran udara.
Ringkasan Pelingkupan
Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana Lingkungan
Kegiatan yang
Komponen
yang Direncanakan
No Lingkungan
Berpotensi Sejak Awal
Terkena Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial DPH/TPH
Dampak Menimbulk Sebagai
an Dampak Bagian dari
Lingkungan Rencana
Kegiatan
Tahap Konstruksi
2 Penurunan Kegiatan Pengelolaan Kemungkinan Sumber dampak dari penurunan kualitas air adalah Dampak
Kualitas Air pemboran diformulasika terjadinya kegiatan pemboran sumur produksi X (1 sumur) dan Penting
Laut sumur n dalam RKL penurunan Y (3 sumur). Bagian dari kegiatan pemboran sumur Hipotetik
produksi kualitas air produksi yang potensial menyebabkan terjadinya (DPH).
laut akibat penurunan kualitas air laut adalah pembuangan
pemboran serbuk bor (cuttings) dan lumpur bor bekas ke laut.
sumur
produksi Pada tahap konstruksi, sumber peningkatan TSS
adalah pada saat kegiatan pemboran yaitu
pembuangan serbuk bor (cuttings) yang berjalan
selama pemboran setiap sumur yang berlangsung
sekitar satu bulan. Dampak ini akan berjalan 4 kali
karena jumlah sumur yang dibor sebanyak 4 sumur.
Namun demikian lokasi sumur tersebut salin
berjauhan. Sumur X (1 buah sumur berada di Blok X.
Sementara itu sumur Y (3 sumur) berada di Blok Y.
Volume lumpur bor yang digunakan untuk setiap
sumur adalah 879 m3. Volume serbuk bor (cuttings)
rata-rata setiap sumur adalah 455 m3.
Serbuk bor dan lumpur bor bekas (used mud) yang
akan dibuang ke laut adalah serbuk bor dan lumpur
bor bekas yang telah mengalami pengolahan,
sehingga kadar parameter tertentu dalam serbuk bor
dan lumpur bor bekas tersebut sesuai ketentuan
dalam Peraturan Menteri ESDM No. 045 tahun 2006
tentang Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Lumpur Bor
dan Serbuk Bor pada Kegiatan Pemboran Minyak dan
Gas Bumi.
Pelingkupan Metode Studi
Metode
Metode Analisis
No Parameter Pengumpulan
Data
Data
1. BOD5 SNI 6989.57:2008 SNI 06-2530-1991
Data dan
Metode Metode Metode
DPH Informasi
Pengumpulan Analisis Prakiraan
2 yang
data data Dampak
dibutuhkan
Data dan
Metode Metode Metode
DPH Informasi
Pengumpulan Analisis Prakiraan
3 yang
data data Dampak
dibutuhkan
Keterkaitan dan
interaksi antar Metode Evaluasi secara Holistik
dampak terhadap Dampak Lingkungan
lingkungan
Metode
Evaluasi
Data dan Metode (Tidak Per
Metode Individu
Metode Prakiraan Informasi yang Analisis Data
No DPH Pengumpulan Data Dampak
Dampak Relevan dan Untuk Melainkan
Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Prakiraan Secara
Keseluruhan)
2 Terbentuk Menggunakan metode a. Medan magnet a. Data medan magnet Dilakukan dengan Menggunakan
nya analogi terhadap yang dihasilkan dan medan listrik membandingkan metode bagan
Medan timbulnya operasional SUTT. alami akan data medan alir
Magnet dan medan magnet dan menggunakan data magnet dan
Medan medan listrik dari b. Medan listrik yang sekunder dari medan listrik Keterangan:
Listrik kegiatan serupa dan dihasilkan buku”medan listrik operasional SUTT metode ini
membandingkan operasional SUTT. dan magnet dari dengan standar digunakan
dengan standar WHO dan SUTT (Petir, 1965). WHO dan SNI untuk
SNI untuk ambang untuk ambang menelaah
batas medan magnet dan b. Data sekunder hasil batas medan hubungan
medan listrik pemantauan berkala magnet dan holistik antar
operasional SUTT medan listrik seluruh
(Catatan: Kegiatan yang yang dianalogikan. dampak
dijadikan acuan adalah:
Pembangunan dan
Pengoperasian SUTT 175
kV dari Kab X ke Kota Y,
telah disetujui
berdasarkan SKKL No.…
tahun 2013. Catatan:
Rona kegiatan ini serupa
dengan rencana
kegiatan yang diusulkan,
sehingga dapat dijadikan
sebagai analogi)
Pelingkupan Batas Wilayah
Studi
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas dimana limbah cair dan emisi
gas tertransportasi melalui media air,
udara, dan organisma
Batas Administratif
Batas kewenangan administratif/
penegakan hukum oleh
Pemerintah (kabupaten, kecamatan)
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas Sosial & Administratif
Batas Wilayah Studi AMDAL
Batas Wilayah Studi AMDAL
Batas Wilayah Studi AMDAL
Batas wilayah studi Adendum
ANDAL dan RKL-RPL masih
di dalam Batas wilayah studi
AMDAL
Batas Wilayah Studi (ADENDUM ANDAL,DAN RKL-RPL)
RKL RPL Tambahan
Peningkatan Kapasitas Gas Matindok
(45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD)
Kabupaten Banggai, Prov. Sulawesi Tengah
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas Sosial dan Administrasi
Batas Wilayah Studi Baru (RKL RPL Tambahan)
Batas Wilayah Studi Lama (AMDAL)
88
88
RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN
N Deskripsi Pengelolaan Komponen Wilayah Batas Waktu
o Rencana Lingkungan Lingkungan Studi Kajian
Kegiatan yang Sudah Terkena (sampaikan
yang Direncanakan Dampak pula justifikasi
Berpotensi Sejak Awal Pelingkupan penentuannya)
Menimbulkan Sebagai
Dampak Bagian dari
Lingkungan Rencana
Kegiatan
Dampak Evaluasi Dampak
Potensial Dampak Penting
Potensial Hipotetik
(DPH)
2 Mobilisasi alat a. Menggunakan Kualitas Penurunan Kegiatan ini Disimpulkan a. Batas 1 hari dengan
dan bahan kendaraan udara kualitas berlangsung TIDAK ekologis asumsi bahwa
yang ambien, udara sementara pada menjadi untuk dalam masa
dilengkapi parameter ambien tahap konstruksi DPH, namun debu mobilisasi
dengan debu untuk saja, jarak dampak ini dari selama 3
penutup, parameter permukiman tetap mobilisasi bulan, ritasi
sehingga debu terdekat dengan Dikelola. adalah mobilisasi
dapat rute mobilisasi sepanjang dianggap sama
mengeliminir adalah 2 km. jalan sehingga
debu yang angkut besaran yang
timbul. Radius sebaran yang perlu dikelola
debu dari berdekatan dan dipantau
b. Melakukan kendaraan yang dengan adalah secara
pembatasan bergerak pada rute pemu- harian saja
kecepatan atas mobilisasi adalah kiman
kendaraan sekitar 50 m.
yang b. Secara
digunakan Sudah ada Rinci
untuk pengelolaan yang dapat
mobilisasi. direncanakan dilihat
sebagai bagian dari pada
deskripsi kegiatan peta
AMDAL Baru vs
Adendum ANDAL dan RKL-RPL
Amdal baru bagi rencana perubahan usaha dan/atau
kegiatan jika (PerMenLHK No P23 tahun 2018 tentang IL):
Dilakukan melalui:
a. Pendahuluan
b. Deskripsi rencana Usaha dan/atau Kegiatan
c. Deskripsi rona lingkungan hidup
d. Evaluasi kegiatan eksisting dan pemilihan DPH
yang sesuai dengan perubahan Usaha dan/atau
Kegiatan
e. Prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan
f. RKL-RPL
g. Daftar pustaka
h. Lampiran
Addendum Andal dan RKL-RPL B
(PerMenLHK No P23 tahun 2018 tentang IL)
a. Pendahuluan
b. Deskripsi rencana Usaha dan/atau Kegiatan
c. Deskripsi rona lingkungan hidup
d. Evaluasi kegiatan eksisting dan identifikasi
komponen lingkungan yang terkena dampak
e. RKL-RPL
f. Daftar pustaka
g. Lampiran
Addendum Andal dan RKL-RPL C
(PerMenLHK No P23 tahun 2018 tentang IL)
a. Pendahuluan
b. Deskripsi rencana Usaha dan/atau Kegiatan
c. RKL-RPL
d. Daftar pustaka
e. Lampiran
99