Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) / CE325


TANGGAL : 25 Maret 2021
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – S1
DR. RINA MARINA MASRI, MP
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK UPI

1. Terangkan secara jelas dan sistematis!


a. Pengertian Kerangka Acuan i. Bagan Alir Pelingkupan
b. Sistematika penulisan Kerangka Acuan j. Ringkasan Proses Pelingkupan
c. Peraturan yang mengaturnya k. Ringkasan Metode Studi
d. Deskripsi Rencana Kegiatan Projek l. Ringkasan Informasi Awal atas Rencana usaha atau
e. Rona Lingkungan awal yang terkena dampak kegiatan yang akan dilakukan penapisan
f. Matrik identifikasi dampak potensial
g. Matrik evaluasi dampak potensial
h. Matrik dampak penting hipotetik

2. Terangkan secara jelas dan sistematis!


a. Pengertian ANDAL e. Evaluasi Holistik keterkaitan dan interaksi dampak
b. Sistematika penulisan ANDAL penting hipotetik
c. Peraturan yang mengaturnya f. Ringkasan Analisis Dampak
d. Analisis Prakiraan Dampak

3. Terangkan secara jelas dan sistematis!


a. Pengertian RKL
b. Sistematika penulisan RKL
c. Peraturan yang mengaturnya
d. Elemen-elemen penting dalam RKL
e. 3 kelompok Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup
f. Matriks RKL

4. Terangkan secara jelas dan sistematis!


a. Pengertian RPL
b. Sistematika penulisan RPL
c. Peraturan yang mengaturnya
d. Elemen-elemen penting dalam RPL
e. Matrik RPL

5. Studi Kasus : AMDAL PERUMAHAN


Lokasi Studi : Kavling Graha Isola Desa PasirHalang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat ,
Luas Lahan Perumahan : 25 Ha
Ditanyakan :
a. Rona Lingkungan Awal yang akan terkena dampak
b. Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan
c. Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan RTRW Kabupaten Bandung Barat
d. Luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan tersebut ( Lihat PerGub Jawa Barat tentang Kawasan Bandung Utara)
e. Diagram Alir Pelingkupan atau Scooping dalam KA
f. Dampak yang akan terjadi akibat pembangunan perumahan, (lihat permen LH tentang jenis rencana kegiatan yang
wajib amdal dan bandingkan peraturan lama dan baru).
g. Metode Studi untuk menganalisis dampak-dampak tersebut.

Selamat Bekerja secara CERDAS!!!


SEMOGA SUKSES
1. Kerangka Acuan
a. Pengertian Kerangka Acuan
Kerangka Acuan adalah isian ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil
pelingkupan.
Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil
pelingkupan yang disepakati oleh Pemrakarsa/Penyusun ANDAL dan Komisi ANDAL.
b. Sistematika penulisan Kerangka Acuan
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.3 Pelaksanaan Studi
BAB II. Ruang Lingkup Studi
2.1 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Dikaji
2.2 Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)
2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat
2.4 Dampak Penting Hipotetik
2.5 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
BAB III. Metode Studi
3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting
3.3 Metode Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Daftar Pustaka
Lampiran
c. Peraturan yang mengaturnya
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.5 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
 Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

d. Deskripsi Rencana Kegiatan Projek


Rencana kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak, rencana kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak
sangat terkait erat dengan tahapan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pelaku usaha. Oleh karena itu, deskripsi
rencana kegiatan berisi mengenai:
1. Status studi amdal, apakah dilaksanakan secara terintegrasi, bersamaan atau setelah studi kelayakan teknis dan
ekonomis.
2. Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
3. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan fokus kepada komponen-komponen kegiatan yang berpotensi
menyebabkan dampak lingkungan berdasarkan tahapan kegiatan, termasuk alternatifnya (jika terdapat
alternatifalternatif terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan) dan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah
disiapkan/direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan (terintegrasi dalam desain rencana usaha
dan/atau kegiatan).
e. Rona Lingkungan awal yang terkena dampak
Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup (environmental setting)
secara umum di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang mencakup:
1. Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya) yang memuat komponen geo-fisik-kimia, biologi, sosio-ekonomi-
budaya, kesehatan masyarakat
2. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta
dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup.
f. Matrik identifikasi dampak potensial
Matrik identifikasi dampak potensial merupakan metode matriks yang menggunakan matrik untuk mengidentifijkasi
dampak, Jalur berisi komponen kegiatan dan kolom berisi rona lingkungan pertemuan kolom dan jalur digunakan untuk
mengidentifikasi dampak.

g. Matrik evaluasi dampak potensial


Matrik evaluasi dampak potensial merupakan metode matriks yang menggunakan matrik untuk mengevaluasi
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
h. Matrik dampak penting hipotetik
Matrik dampak penting hipotetik merupakan evaluasi yang menggunakan kriteria dampak penting yaitu diantaranya;
batas wilayah studi, pengumpulan data, analisis data, kesimpulan pelingkupan.
i. Bagan Alir Pelingkupan
Bagan alir pelingkupan adalah bagan yang digunakan untuk menggambarkan interaksi antara penyebab dampak dan
aspek lingkungan yang diperkirakan terkena dampak penting sehingga akan mengalami perubahan mendasar.

j. Ringkasan Proses Pelingkupan


Ringkasan proses pelingkupan dalam bentuk tabel dengan urutan kolom sebagai berikut:
Deskripsi rencana kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, Pengelolaan lingkungan yang sudah
direncanakan sejak awal, Komponen lingkungan terkena dampak, Pelingkupan (Dampak poetnsial, evaluasi dampak
potensial, dampak penting hipotetik), Wilayah studi, dan Batas waktu kajian
k. Ringkasan Metode Studi
Ringkasan metode studi dalam bentuk tabel dengan urutan kolom sebagai berikut:
DPH, Metode prakiraan dampak, data dan informasi yang relevan dan dibutuhkan, metode pengumpulan data untuk
prakiraan, metode analisis data untuk prakiraan, dan metode evaluasi

l. Ringkasan Informasi Awal atas Rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan penapisan
Sebelum dilakukan penapisan terhadap jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan untuk menentukan wajib
tidaknya rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut memiliki Amdal, maka pemrakarsa wajib mengisi
ringkasan informasi awal
2. ANDAL
a. Pengertian ANDAL
Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Sistematika penulisan ANDAL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah
1.3 Lingkup Wilayah Studi
BAB II RONA LINGKUNGAN
2.1 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3.1 Tahap Prakonstruksi
3.2 Tahap Konstruksi
3.3 Tahap Operasional
BAB IV EVALUASI DAMPAK PENTING
4.1 Penyusunan Matrik Evaluasi Dasar
4.2 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan
Daftar Pustaka
Lampiran

c.Peraturan yang mengaturnya


 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
 Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

d. Analisis Prakiraan Dampak


Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting dampak
untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Karena itu dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal
menguraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting
hipotetik (DPH) yang dikaji.
Dalam menguraikan prakiraan dampak penting tersebut juga hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke
waktu.
b. Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari aspek biogeofisik-kimia,
sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi,
dan pascaoperasi usaha dan/atau kegiatan sesuai
c. Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang
diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan
tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan menggunakan
metode prakiraan dampak.
d. Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan/atau tidak
langsung.
e. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif komponen rencana
usaha dan/atau kegiatan maka telaahan sebagaimana tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
f. Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang
berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur.
e. Evaluasi Holistik keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik
Dalam bagian ini, pada dasarnya penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil evaluasi atau telaahan keterkaitan dan
Interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik terhadap DPH
tersebut, penyusun dokumen Amdal menggunakan metode evaluasi dampak yang tercantum dalam kerangka acuan.
Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik (DPH) tersebut dapat diperoleh
informasi antara lain sebagai berikut:
1. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH beserta karakteristiknya antara lain seperti frekuensi terjadi
dampak, durasi dan intensitas dampak, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat penting
dan besaran dari dampak-dampak yang telah berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
2. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan
3. Area-area yang perlu mendapat perhatian penting (area of concerns) beserta luasannya (lokal, regional, nasional,
atau bahkan international lintas batas negara)
,
f. Ringkasan Analisis Dampak
ringkasan analisis dampak merupakan tabel berisi Uraian proses analisis dampak
3. RKL
a. Pengertian RKL
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RKL adalah upaya penanganan dampak lingkungan yang
ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Sistematika penulisan RKL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan RKL
1.3 Manfaat RKL
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2.1 Pendekatan Teknologi
2.2 Pendekatan Sosial Ekonomi
2.3 Pendekatan Institusi
BAB III RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
3.1 Dampak Penting yang Dikelola
3.2 Rencana Pengelolaan Lingkungan
3.2.1 Tahap Pra Konstruksi
3.2.2 Tahap Konstruksi
3.2.3 Tahap Operasional

c. Peraturan yang mengaturnya


 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
 Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

d. Elemen-elemen penting dalam RKL


RKL berisi pengelolaan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan, dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai
berikut:
a. Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
b. Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup.
e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup.
g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH).

e. 3 kelompok Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


Secara umum, bentuk pengelolaan lingkungan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Pendekatan teknologi
Pendekatan ini adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan hidup.
Contoh: ) “memasang sound barrier untuk mengurangi kebisingan”;
2. Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak penting
melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintah.
3.Pendekatan institusi
Pendekatan ini adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi
dampak penting lingkungan hidup.

f. Matriks RKL
RKL disusun dalam bentuk matrik, yaitu:
a.Dampak lingkungan yang dikelola
b.Sumber dampak
c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
d.Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
e.Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup
g.Institusi pengelolaan lingkungan hidup
4. RPL
a. Pengertian RPL
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Sistematika penulisan RPL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Kegunaan RPL
BAB II RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
2.1 Dampak Penting yang Dipantau
2.2 Rencana Pemantauan Lingkungan
2.2.1 Tahap Pra Konstruksi
2.2.2 Tahap Konstruksi
2.2.3 Tahap Operasional
c. Peraturan yang mengaturnya
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
 Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

d. Elemen-elemen penting dalam RPL


Elemen-elemen dalam RPL sebagai berikut:
a. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen lingkungan yang terkena dampak, dan
indikator/parameter yang dipantau dan sumber dampak.
b. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan,
waktu dan frekuensi pemantauan.
c. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima
laporan pemantauan.

e. Matrik RPL
Matrik RPL berisi pemantauan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan. RPL disusun dalam bentuk matrik, yaitu:
a. Dampak Lingkungan Yang Dipantau
b. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
c. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

5. Studi Kasus
Studi Kasus : AMDAL PERUMAHAN
Lokasi Studi : Kavling Graha Isola Desa PasirHalang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat ,
Luas Lahan Perumahan : 25 Ha
Ditanyakan :
a. Rona Lingkungan Awal yang akan terkena dampak
b. Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan
c. Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan RTRW Kabupaten Bandung Barat
d. Luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan tersebut ( Lihat PerGub Jawa Barat tentang Kawasan Bandung Utara)
e. Diagram Alir Pelingkupan atau Scooping dalam KA
f. Dampak yang akan terjadi akibat pembangunan perumahan, (lihat permen LH tentang jenis rencana kegiatan yang
wajib amdal dan bandingkan peraturan lama dan baru).
g. Metode Studi untuk menganalisis dampak-dampak tersebut.
Jawab:
a. Rona Lingkungan Awal yang akan terkena dampak
A. FISIK – KIMIA
1. Iklim (makro dan mikro)
2. Kualitas udara
3. Getaran dan kebisingan
4. Fisigrafi
5. Sedimentasi muara sungai
6. Perubahan neraca air
7. Kualitas air (sungai & sumur)
8. Jenis tanah
9. Kesesuaian lahan
10. Kesuburan tanah
11. Erosi
12. Alih fungsi lahan
B. BIOLOGI
1. Vegetasi hutan
2. Tanaman budidaya
3. Satwa (fauna darat)
4. Biota air
5. OPT
C. SOSEKBUD
1. Kecemburuan sosial
2. Kesempatan kerja
3. Aksesibilitas
4. Tingkat pendapatan keluarga
5. Aktifitas perekonomian
6. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7. Sistem nilai
D. KESLINGMAS
1. Sanitasi lingkungan
2. Kesehatan masyarakat
b. Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan
 Status Studi Amdal
Studi AMDAL pembangunan perumahan Kavling Graha Isola dibuat berdasarkanrencana desain yang telah
disusun oleh pemrakarsa. Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan menjadi sub sub bagian teknis secara
garis besar,sehingga akan digunakan sebagai dasar menentukan komponen kajian potensial yang
menimbulkan dampak dan menentukan batas wilayah AMDAL
 Kesesuaian Rencana Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat
Kawasan Bandung Utara ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam
RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029. Saat ini, pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara tidak
terkendali sehingga mengancam keberlangsungan fungsi konservasi kawasan daerah sebagai daerah
tangkapan air.
Sehingga Kabupaten Bandung Barat dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan WP Lembang
atau yang termasuk dalam Kawasan Bandung Utara dilakukan melalui pembatasan pertumbuhan
permukiman dan peningkatan pengawasan perizinan
 Uraian Rencana Kegiatan
a.Pra Konstruksi
Tahap ini berupa surve lokasi dan melakukan pendekatan kemasyarakat berupa sosialisasi untuk
mengetahui persepsi masyarakatterhadap proyek yang akan berjalan.
b.Konstruksi
Tahap ini berupa rekruitmen tenaga kerja yang akan membangun bagunan fisik.
Selanjutnya membersihkan lahan daritanaman. Dan mendatangkan alat alat yang akan
mengerjakanbangunan fisik. Mendatangkan bahan bahan material yang akandigunakan untuk
membangun.Berupa pemetaan dan pemberian batas lahan untuk membangun bangunan fisik.
c.Pasca kontruksi
Apabila dalam pengelolaan perumahan ini timbul masalah masalah yang dirasakan oleh
alam lingkungan maupun masyarkat sekitar.Maka aktivitas perumahan ini perlu dihentikan dan
dilakukan penyelidikanpenyebab dan apa solusi yang tepat
c. Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan RTRW Kabupaten Bandung Barat
Berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung Barat, salah satu isu di wilayah ini adalah isu lingkungan. Pemicu utama hal
ini adalah karena masih rendahnya pengelolaan kawasan lindung yang ada terutama di Kawasan Bandung Utara,
serta kawasan sempadan sungai. Akibat dari kondisi ini diantaranya adalah penurunan luas kawasan resapan air
serta sedimentasi yang tinggi, yang kemudian menjadi pendorong teradinya banjir dan menurunnya muka air tanah
hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Dalam RTRW Kabupaten Barat, aturan terkait Kawasan Bandung Utara terdapat pada ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perkotaan khusus di wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU) dan
ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perdesaan khusus di wilayah Kawasan
Bandung Utara (KBU). Pada ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perkotaan
dan perdesaan di wilayah Kawasan Bandung Utara, hal-hal yang diatur diantaranya kegaiatan yang
diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, dan tidak diperbolehkan. Proyek pembangunan perumahan Kavling Graha
Isola ini termasuk dalam kegiatan yang diperbolehkan bersyarat
d. Luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan tersebut ( Lihat PerGub Jawa Barat tentang Kawasan Bandung Utara)
Luas Tanah (LT) = 25 ha
KDB Bandung Barat = 40%-60% (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara Sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa
Barat BAB V Pasal 18)

Penetapan KDB 40% = LT x 40%


= 25 x 40% = 10 ha

Penetapan KDB 60% = LT x 60%


= 25 x 60% = 15 ha

Jadi, luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan Bandung Barat adalah 10 ha - 15 ha


e. Diagram Alir Pelingkupan atau Scooping dalam KA

Bagan Alir Pelingkupan (scooping) AMDAL Pembangunan Perumahan di Kawasan Bandung Barat

f. Dampak yang akan terjadi akibat pembangunan perumahan, (lihat permen LH tentang jenis rencana kegiatan yang
wajib amdal dan bandingkan peraturan lama dan baru).

Gambar. Komponen yang berpengaruh (Tahun 2010/2011)


Urutan komponen yang paling berpengaruh terhadap perubahan lingkungan akibat pembangunan perumahan,
yaitu : luas lahan, panorama, jalan masuk dan kedekatan.
Prioritas dampak penting hipotetik pembangunan perumahan berdasarkan hasil pelingkupan di kawasan Bandung
Utara yang akan terjadi adalah penurunan produksi pertanian, penurunan keanekaragaman hayati, penurunan
kesejahteraan masyarakat.

Analisis dampak pembangunan perumahan terhadap lingkungan menunjukkan bahwa berkurangnya lahan untuk
perumahan berdampak pada tingginya penyimpangan penggunaan lahan di kawasan budidaya non perumahan dan
kawasan lindung.
Menurunnya luas lahan pertanian di kawasan budidaya mempengaruhi ketersediaan produksi pertanian perkapita.
Konversi lahan kawasan budidaya dan kawasan lindung menjadi lahan perumahan berpengaruh terhadap
menurunnya kerapatan jumlah jenis flora dan fauna di kawasan budidaya dan lindung. Jumlah jenis flora dan fauna
dengan nilai diversitasnya mempengaruhi keanekaragaman hayati atau nilai indeks biodiversity kawasan disamping
luas kawasan yang terbangun.
Pengurangan biodiversity baik secara kualitatif maupun kuantitatif akan menurunkan manfaat lingkungan (jasa
lingkungan berupa pemandangan alam dan kenyamanan lingkungan)
Semakin luas lahan terkonversi perumahan, semakin kecil nilai keanekaragaman hayati kawasan. Semakin kecil
nilai keanekaragaman hayati di kawasan Bandung Utara, semakin kecil nilai kenyamanan dan keindahan
lingkungan.

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NO. 38 Tahun 2019 TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
Jenis Kegiatan: Pembangunan Perumahan dan kawasan Permukiman dengan pengelola tertentu
a. Wilayah Perkotaan, luas (≥5 ha)  Termasuk wajib AMDAL karena luas bangunan proyek ini 10-15 ha
b. Wilayah Perdesaan, luas (≥50 ha)
c. Untuk keperluan settlement transmigrasi (≥2000 ha)
Kategori Amdal: Kategori C

a. Hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup diluar kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dengan pengembangan lingkungan hunian
perdesaan;
d. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;
e. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan privat.
f. Analisis teknis, meliputi:
g. Tingkat pembebasan lahan.
h. Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan
perhektar
i. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
j. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman.
k. Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu lintas)
l. KDB (Koefisien dasar bangunan) dan KLB (Koefisienluas bangunan).
m.Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
Jenis Kegiatan: Pembangunan Perumahan dan kawasan Permukiman denganpengelola tertentu :
a. Kota Metropolitan, luas (≥25 ha)
b. Kota besar, luas (≥50 ha)
c. Kota sedang dan kecil, luas (≥100 ha)
d. Untuk keperluan settlement transmigrasi (≥2000 ha)
maka tidak termasuk wajib AMDAL karena luas bangunan proyek ini 10-15 ha
Kategori Amdal: Kategori -

a. Hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup diluar kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dengan pengembangan lingkungan hunian
perdesaan;
d. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;
e. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan privat.
f. Analisis teknis, meliputi:
g. Tingkat pembebasan lahan.
h. Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan
perhektar
i. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
j. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman.
k. Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu lintas)
l. KDB (Koefisien dasar bangunan) dan KLB (Koefisienluas bangunan).
m.Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

g. Metode Studi untuk menganalisis dampak-dampak tersebut.


Metode yang digunakan adalah deskriptif dan analitik eksplanatoris.
Analisis data meliputi analisis faktor, analisis identifikasi dampak potensial, scooping, analisis kualitas fisik-
biologi-ekonomi lingkungan, prediksi perubahan lingkungan, analisis sistem dan sintesis model dinamis,
analisis kebijakan berdasarkan nilai sensitivitas. Software yang digunakan adalah SPSS 15, ArcView 3.3 dan
Powersim versi 2.5C
Hasil meliputi faktor-faktor pemicu paling berpengaruh terhadap pembangunan perumahan, prioritas dampak
penting hipotetik hasil pelingkupan, analisis dampak pembangunan perumahan terhadap lingkungan dan
kebijakan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan di kawasan Bandung Utara berdasarkan analisis
sensitivitas model sistem dinamis
Analisis sensitivitas model menunjukkan revisi dan penyempurnaan penataan ruang dengan memanfaatkan
instrumen teknologi, peraturan dan perundangan perlu dilakukan untuk mengendalikan dan menekan laju
pertumbuhan perumahan di kawasan Bandung Utara. Pengendalian pertambahan jumlah penduduk,
menghentikan kegiatan konversi lahan, meningkatkan pendapatan daerah serta mengalokasikan dana untuk
meningkatkan ketersediaan produksi pertanian, keanekaragaman hayati dan kegiatan-kegiatan yang
menambah keindahan dan kenyamanan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai