Anda di halaman 1dari 7

RONA LINGKUNGAN

Rona lingkungan diasebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmental Baseline yang
merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun. Untuk Studi Evaluasi Lingkungan (SEL), Rona
Lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu dilakukan penelitian. Mengingat bahwa
dalam keadaan ini proyek sudah berjalan maka istilah Environmental Baseline kurang cocok untuk
digunakan dalam SEL.

Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai.
Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh oleh kegiatan untuk
keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang
termuat didalam rona lingkungan, yaitu: a. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen
lingkungan tersebut diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi
pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan
masing-masing b. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat
dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada masyarakat, pemuka
setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari
data survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing
komponen lingkungan akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek
didirikan (Rona Lingkungan).

Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar yang sangat penting dalam
proses AMDAL seperti juga halnya dengan penyusunan deskripsi proyek. Dalm proses pendugaan
dampak lingkungan, dasar dari pendugaan adalah informasi yang terdapat di dalam deskripsi proyek dan
rona lingkungan. Deskripsi proyek dan rona lingkngan yang tidak lengkap atau datanya tidak benar atau
kurang tepat akan menghasilkan pendugaan dampak yang tidak lengkap atau tidak benar pula. Itulah
sebabnya penyusunan rencana penelitian untuk mendapatkan gambaran rona lingkungan harus
dilakukan dengan cermat dan dalam waktu yang cukup. Apabila pendugaan dampak lingkungan kurang
tepat, keadaan akan berkepanjangan sampai kepada saran-saran dalam pengelolaan lingkungan dan
keputusan-keputusan yang akan diambil oleh pengambil keputusan.

I. Pengertian Mengenai Rona Lingkungan


Rona lingkungan merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat proyek yang akan dibangun
dan di daerah sekitarnya. Rona lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia (pemukiman, pertanian,
dan sebagainya). Rona lingkungan dalam proses pendugaan lingkungan mempunyai dua kegunaan
utama yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek dan keadaan
lingkungan dimasa datang dengan proyek. Untuk dapat melakukan pendugaan ini diperlukan
pemahaman mengenai sifat dan dinamika dari lingkungan tersebut. Untuk memahami sifat dan
dinamika ini diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen limgkungan dan hubungan timbal-
balik antara komponen tersebut. Untuk pemahaman ini diperlukan waktu dan biaya yang banyak dan hal
ini tidak dimungkinkan oleh studi AMDAL.
Jain et.al.(1981) menanamkan komponen tersebut sebagai attributes lingkungan, dan menyatakan
bahwa dampak lingkungan dapat dinyatakan sebagai terjadinya perubahan lingkungan dari komponen
lingkungan dan perubahan yang terjadi pada hubungan antar komponen. Defenisi mengenai attributes
lingkungan yang diberikan adalah sebagai berikut Variabel atau komponen-komponen yang
menunjukkan ciri atau sifat dari lingkungan disebut sebagai attributes, dan perubahan sari attributes
lingkungan menunjukkan indikator dari adanya perubahan dari lingkungan.
Sesuai dengan tujuan dari studi AMDAL untuk melakukan pendugaan lingkungan yang mungkin
terjadi karena adanya suatu proyek yang akan dibangun, maka bukan maksudnya bahwa rona
lingkungan ini akan menyajikan keadaan rona lingkungan dengan sifat dan dinamikanya secara
mendetail, tetapi mempelajari indikator-indikator perubahan lingkungan melalui perubahan dari
komponen atau attributes lingkungan.

2. Pendekatan dalam Penelitian Rona Lingkungan


Sesuai dengan pengertian rona lingkungan tersebut maka pendekatan dari penelitiannya yaitu
dengan menyusun dan menggunakan Daftar Komponen Lingkungan. Mengingat adanya pengertian
bahwa makin banyak komponen lingkungan yang akan diteliti makin lengkaplah pengertian yang akan
didapat mengenai rona lingkungan tersebut maka banyak tim AMDAL yang menghendaki suatu studi
yang luas dan sangat mendetail. Tetapi hal ini akan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
Oleh karena itu studi dibatasi pada komponen-komponen lingkungan yang mempunyai potensi cukup
besar atau terkena dampak. Dalam menentukan komponen ini banyak cara pendekatan yang ditempuh
dengan dasar keahlian dari anggota tim, diskripsi proyek, skoping, pedoman atau Peraturan Pemerintah
dan pustaka-pustaka.
Informasi lingkungan harus menggambarkan rona lingkungan awal dari komponen lingkungan yang
diperkirakan akan berubah serta menggambarkan sifat dan karakter komponen Iingkungan yang akan
digunakan untuk menopang perkiraan dampak dan evaluasi dampak.

2.1. Pendekatan yang berdasarkan kegunaan bagi pemakai


Penyusunan daftar komponen menurut Canter (1977) mempunyai tiga kegunaan, yaitu kegunaan
bagi pendugaan dampak, kegunaan bagi pengambil keputusan atau instansi yang mengevaluasi dan bagi
pemrakarsa proyek, yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun daftar komponen lingkungan yang akan digunakan sebagai dasar pendugaan. dampak
lingkungan yang akan terjadi karena adanya suatu proyek.
b. Menyusun daftar komponen lingkungan agar pengembalian keputusan dan yang mengevaluasi dapat
mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari proyek dan memahami ciri dan sifat lingkungan di daerah
tempat akan dibangun proyek serata nilai sumberdaya alam dan lingkungan fisik bagi masyarakat
setempat. Hal-hal yang ingin diketahui tersebut biasanya telah dicantumkan didalam pedoman-
pedoman yang telah dikeluarkan pemerintah.
c. Menyusun daftar komponen lingkungan berdasarkan kebutuhan dari proyek.
Tim AMDAL yang baik akan dapat menyusun komponen lingkungan berdasarkan ketiga kegunaan
tersebut, karena masing-masing kegunaan tersebut akan saling kait-mengkait, penggunaan salah satu
kegunaan saja akan selaluh mendatangkan kritik oleh salah satu pihak yang menyatakan komponen-
komponen yang diteliti masih kurang lengkap.
Pegangan umum yang paling penting dalam penyusunan komponen lingkungan adalah :
a. Semua komponen lingkungan yang diperlukan untuk diketahui karena akan terkena dampak tidak ada
yang terlewatkan, dan akan diteliti secara intensif.
b. Komponen lingkungan yang kurang relevansinya dengan dampak yang akan terjadi tetapi masih di
dalam daerah dampak (impct area) perlu diteliti juga secara ekstensif, karena pada dasarnya komponen-
komponen lingkungan di dalam suatu ekosistem saling berhubungan. Pedoman umum penyusunan
daftar komponen lingkunganuntuk berbagai macam proyek. sebenarnya sulit untuk dibuat atau
samasekali tidak ada, sehingga walaupun Pedoman Penyusunan AMDAL yang dikeluarkan oleh
pemerintah memuat daftar komponen-komponen lingkungan yang diteliti, hal tidak berarti baha harus
komponen itu saja yang akan diteliti, walaupun jelas-jelas bahwa komponen tersebut tidak akan terkena
dampak. Sebaliknya apabila ada komponen lain yang akan terkena dampak tetapi tidak terdapat di
dalam daftar lalu tidak diteliti, hal ini tidak benar. Pada dasarnya harus selalu diinginkan bahwa
perbedaan di dalam macam dan besarnya proyek serta rona lingkungan yang berbeda akan
menghasilkan dampak yang berbeda dan berarti daftar komponen lingkungan dapat berbeda pula.
Mengingat bahwa didalam konsep program pembangunan dan konservasi lingkungan hidup yang perlu
diselamatkan adalah kedua-duanya, maka dalam penyusunan daftar komponen lingkungan yang perlu
dilakukan adalah pengaruh proyek pada lingkungan dan pengaruh lingkungan pada proyek.

2.2. Cara penyusunan daftar komponen lingkungan


.Cara yang efektif, efisien dan relatif lebih mudah adalah dengan mempelajari daftar-daftar
komponen lingkungan yang telah disusun oleh tim atau ahli lain. Selain itu digunakan juga daftar
komponen-komponen yang telah dipelajari dari berbagai pustaka atau sumber lain. Berbagai daftar
komponen lingkungan tersebut, kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam studi AMDAL.

2.3. Daftar komponen lingkungan berdasarkan pedoman dari instansi pemerintah.


National Emironmental Board (N.E.B) dari Thailand pada tahun 1979 telah mengeluarkan 17 daftar
komponen lingkungan yang berbeda untuk 17 macam proyek pembangunan, yaitu untuk proyek:
1. Agro-industri
2. Pengembangan daerah pesisir
3. Bendungan dan reservoirs
4. Penggalian dan penimbunan
5. Jalan raya
6. Perumahan
7. Pemukiman
8. Daerah industri
9. Industri
10. Institusi (hotel, rumah sakit, sekolah, basis militer, fasilitas umum, dan lain sebagainya)
11. Tambang
12. Tenaga nuklir
13. Penambangan lepas pantai
14. Pipa minyak
15. Pelabuhan
16. Lalu-lintas cepat
17. Tenaga panas

Contoh Komponen lingkungan untuk proyek bendungan dan waduk (reservoirs):


Faktor fisik
1. Kuantitas air permukaan (hidrologi)
2. Kualitas air permukaan
3. Air bumi (ground water)
4. Tanah
5. Geologi dan seismologi
6. Sedimen dan erosi
7. Iklim
Faktor ekologi
8. Perikanan
9. Biologi perairan
10. Biologi darat
11. Kehutanan
12. Ekologi reservoir

Nilai – nilai yang digunakan masyarakat


13. Suplai air
14. Budidaya perairan
15. Navigasi
16. Pengendalian banjir
17. Pengembangan pengelolaan mineral
18. Jalan raya dan keretaapi
19. Tataguna tanah

Nilai kualitas kehidupan


20. Sosial-ekonomi
21. Pemukiman
22. Kesehatan masyarakat
23. Nutrisi (gizi) masyarakat
24. Rekreasi dan estetika
25. Arkeologi dan nilai sejarah

Bangunan irigasi
26. Tanaman dan produksi makanan
27. Kelembagaan
28. Pembagian irigasi
29. Drainasi dan salinitas
30. Kesuburan tanah
31. Aliran kembali
32. Persediaan air
33. Agro-industri
34. Kimia-pertanian

Bangunan tenaga air


35. Pasaran dari listrik
36. Alternatif dari tenaga panas
37. Pelistrikan desa
38. Jaringan kawat listrik

Contoh Komponen lingkungan untuk proyek industri


Fisik
1. Udara
2. Air
3. Hidrologi
4. Lahan
5. Topografi dan geologi
6. Bahan baku

Ekologi
7. Habitat suaka margasatwa
8. Habitat ikan
9. Sumberdaya yang berguna untuk manusia
10. Ekologi yang unik
11. Sistem ekologi

Nilai yang digunakan manusia


12. Tataguna tanah
13. Transportasi
14. Persediaan air
15. Sumber energi
16. Pertanian
17. Drainasi dan pengendalian banjir

Nilai Kualitas Hidup


18. Sosial-ekonomi
19. Bahaya dalam lingkungan kerja
• faktor fisik
• faktor kimia
• faktor pathogen
20. Estetika
21. Kesehatan

3. Kemungkinan Dampak Proyek Terhadap Lingkungan Sosekbud.


Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama masa operasional proyek
FMP dan berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat
diperkirakan dampak yang akan timbul.
a. Dampak Positif Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan pembangunan,
tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat, timbulnya
gerak penduduk kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.
b. Dampak Negatif Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya penggemukan ternak
sapi potong terciptanya limbah kotoran ternak (polusi bau busuk). Dampak negatif tersebut dapat
terjadi pada masa kegiatan operasionaL
c. Identifikasi Dampak Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks
yang menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang terkena
dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
d. Prakiraan Dampak Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para
ahli, metoda statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau serupa dengan
kegiatan perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara membandingkan hasil
analisis data dengan Baku Mutu Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang
Pedoman Mutu Limbah Cair atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.
e. Evaluasi Dampak Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak
lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi dampak kegiatan
terhadap komponen lingkungan penentu dampak penting dalam matriks tersebut didasarkan pada
Keputusan Kepala Bapedal No.056 tahun 1994, faktor penentu dan tingkat kepentingan. Adapun
faktor penentuan meliputi: Jumlah manus,ia yang terkena dampak, Luas wilayah penyebaran
dampak, Intensitas dampak, Lamanya dampak berlangsung, Banyaknya komponen lainnya yang
terkena dampak, Sifat kumulatif dampak dan Penanggulangan Dampak Pencemaran terhadap
Tanah
Sedangkan untuk sifat lingkungan hidup itu ditentukan oleh berbagai macam faktor yang
diantaranya sebagai berikut:
– Jenis dan jumlah yang terdapat pada masing-masing jenis di unsur lingkungan hidup itu.
– Interaksi atau hubungan antara setiap unsur yang terdapat pada lingkungan hidup tersebut.
– Kondisi atau kelakuan pada unsur lingkungan hidup dan
– Faktor non material seperti kebisingan, suhu dan cahaya (Soemarwoto, 1989).
Adanya perubahan perubahan pada lingkungan yang telah dimaksudkan disini tentu
terdapat perubahan kualitas yakni sehat tidaknya suatu lingan atau baik buruknya suatu
lingkungan.

Lingkungan terbagi atas dua yaitu ABiotik dan biotik yang dijelaskan sebagai berikut:
– Komponen abiotik atau komponen benda mati semisal tanah, energi, udara dan air.
– Komponen biotik atau komponen makhluk hidup semisal tumbuh-tumbuhan, mikroba dan
binatang.

Berdasarkan dari segi nutrisi atau trofik, maka komponen biotik didalam ekosistem terdiri atas
dua jenis yaitu:

– Komponen autotrofik, dimana kata autotrofik itu berasal dari sebuah kata autos yang berarti
sendiri dan trophikos yang berarti menyediakan makanan. Komponen autotrofik yakni organisme
yang dapat menyediakan atau dapat mensintesis makanannya secara sendiri berupa bahan
organik yang berasal dari bahan-bahan anorganik dengan adanya bantuan klorofil dan energi
utama yang berupa adanya radiasi matahari. Oleh sebab itu, organisme yang mengandung berupa
klorofil itu termasuk dalam suatu golongan autotrof dan pada umumnya ialah golongan tumbuh-
tumbuhan. Pada komponen nutrofik akan terjadi suatu pengikatan energi radiasi matahari dan
bersintesis pada bahan anorganik yang menjadi sebuah bahan organik yang kompleks.

– Komponen heterotrofik, kata heterotroik itu berasal dari kata hetero yang berarti berbeda atau
lain dan trophikos berarti menyediakan makanan. Komponen heterotrofik yang berarti organisme
yang hidupnya senantiasa memanfaatkan bahan organisik menjadi bahan makanannya,
sedangkan pada bahan organik yang telah dimanfaatkan itu telah disediakan oleh organisme yang
lainnya. Jadi, komponen heterotrofit akan memperoleh bahan makanan dari beberapa komponen
autotrofik, kemudian pada sebagian anggota komponen tersebut akan menguraikan bahan
organik komplek ke dalam bentuk bahan anorganik yang secara sederhana dengan demikian
maka jamur, jasad renik,binatang termasuk dalam golongan komponen heterotrofik.

Anda mungkin juga menyukai