Anda di halaman 1dari 38

2.

PROPOSAL TEKNIS
A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Membaca dan memahami paparan dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) pada Jasa Konsultan
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMUDA, mulai dari latar belakang, sasaran yang ingin dicapai sampai kepada data teknis
yang diberikan merupakan masukan dan arahan yang baik dalam mewujudkan keinginan
untuk mendapatkan dokumen lingkungan yang nantinya menjadi pedoman dalam mengelolah
lingkungan hidup. Tanggapan Terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja) dilakukan sebagai
upaya untuk melengkapi beberapa poin pemikiran yang belum terdapat didalam KAK.
Tanggapan ini akan dibagi kedalam dua bagian yaitu Tanggapan Umum dan Tanggapan
Khusus. Tanggapan Umum akan membahas kepada gambaran pelaksanaan pekerjaan secara
umum, sedangkan Tanggapan Khusus akan membahas terhadap item-item yang termuat
didalam KAK dan akan menjadi sub bab dalam Usulan Teknis.
Berdasarkan pemahaman terhadap KAK yang telah dilakukan serta review terhadap Berita
Acara Penjelasan Tugas (Aanwijzing), maka Konsultan telah cukup memahami subtansi
materi dari pekerjaan“ PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA ” Namun seperti telah dijelaskan diatas,
Konsultan akan menyampaikan beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja
terutama untuk kepentingan peningkatan kinerja pada saat pelaksanaan perencanaan
pekerjaan nantinya.
Tanggapan yang akan dikemukakan oleh Konsultan pada dasarnya untuk memperjelas
subtansi dan materi yang akan diuraikan pada Karangka Acuan Kerja (KAK), agar tidak ada
permasalahan dan kendala dalam proses pelakaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang
dilaksanakan dapat optimal dan tentunya dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan
demikian, tanggapan yang akan disampaikan Konsultan ini diharapkan dapat juga
menghindarkan dari kesalahan interpretasi yang dapat merugikan semua pihak. Tanggapan
dari Konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat dilihat pada bahasan sub bab
berikut. Secara umum tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja ini disusun setelah Tim
Konsultan mempelajari dan mencermati:
1. Mempelajari Dokumen Pemilihan khususnya Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2. Mempelajari Berita Acara hasil aanwijzing (LPSE)
3. Mempelajari dan memahami pekerjaan yang akan di laksanakan secara baik
1.1. Tangapan dan Pandangan Secara Umum
Menyimak secara seksama Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan beberapa acuan/ pendekatan yang ada
terhadap Pekerjaan PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMUDA. Tahun Anggaran 2023, maka dengan ini konsultan menyimpulkan bahwa Kerangka
Acuan Kerja (KAK) telah mampu menjelaskan substansi dan keluaran pekerjaan yang diharapkan,
namun ada beberapa hal, Konsultan memandang perlu untuk menyampaikan tanggapan terhadap
Kerangka Acuan tersebut, dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan yang terdapat di dalamnya.
Adapun kendala – kendala yang di alami dalam perencanaan dikemudian hari dapat di bicarakan dan
diputuskan dalam sebuah presentasi
1.2. Tangapan dan Pandangan Secara Khusus
Setelah kami mempelajari isi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA kami
dapat menguraikan sebagai berikut :
1. Judul Pekerjaan
Judul pekerjaan ini adalah ” PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA”, sudah cukup dimengerti. Adapun untuk pelaksanaan
pekerjaan, tetap akan mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja serta referensi – referensi yang
mengenai tentang tata ruang dan kebutuhan Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Kegiatan
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA,
mempelajari hasil survey lapangan dan literature pustaka akan menjadi modal dan tolak ukur
untuk memulai sebuah konsep studi
2. Tanggapan terhadap Latar Belakang Pekerjaan
Pembangunan Islamic center Pada setiap tahap kegiatan pembangunan dan operasional
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, baik berupa dampak positif
maupun dampak negatif. Dalam upaya mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh
Pembangunan Gedung pemuda, maka perlu dilakukan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKLUPL) melalui kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Pembangunan Pembangunan Gedung. Kegiatan ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2021 tentang Jenis Rencana DAFTAR USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP. Dengan studi UKL-UPL ini
diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai Acuan untuk Pembangunan Gedung pemuda agar
Berwawasan Lingkungan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Pembangunan Kantor Polres Luwu Timur tentunya
memerlukan analisa dampak lingkungan yang akan terjadi baik berupa dampak negatif maupun
dampak positif terhadap lingkungan hidup, sehingga sejak tahap awal perlu dipersiapkan
penanggulangan dampak yang mungkin akan terjadi
1.1. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan infrastruktur dan
operasional yang dapat menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan
disekitarnya. Tujuannya dari Kerangka Acuan Kerja ini adalah sebagai petunjuk bagi
Penyedia untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang sesuai dengan KAK ini
1.2. Nama organisasi
a. PA (Pengguna Anggaran)
Nama : Andi Tabacina Akhmad, S.STP.,M.Si
Nip :19770422 199511 2 002
Jabatan : Kepala Dinas
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Nama : Andi Mas’ud Rusyid
Nip : 19841231 201101 1 018
Jabatan : Kepala Bidang Kepemudaan
3. Data Penunjang
a. Data Dasar
Data dasar yang disiapkan pengguna jasa berupa Desain Hasil Perencanaan berupa gambar rencana,
Rencana Anggaran Biaya serta spesifikasi teknis
b. Dasar Hukum
Landasan hukum dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Penyusunan Dokumen
Lingkungan Pembangunan Gedung Pemuda adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
2. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
3. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4. Undang-Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutana Nomor 04 Tahun 2021 Tentang Daftar
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
4. Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Kegiatan
Nama Pekerjaan : PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN
GEDUNG PEMUDA
Lokasi : Kecamatan Malili
Sumber Dana : APBDP TA 2023
Pagu : Rp. 30.000.000,-
Waktu Pelaksanaan : 15 Hari
Jenis Kontrak : Lumsum
b. Kegiatan Meliputi :
1. Survey komponen lingkungan
2. Analisis data
3. Penyusunan dokumen UKL-UPL
4. Presentasi UKL-UPL
5. Perbaikan Dokumen
6. Persetujuan DokumenUKL-UPL
Uraian masing - masing kegiatan tersebut adalah sbb :
a. Survey Komponen Lingkungan
Penyedia jasa harus melakukan survey di wilayah studi untuk mengetahui kondisi lingkungan
awal. Survey tersebut terutama dilakukan untuk komponen lingkungan yang diperkirakan terkena
dampak kegiatan proyek yang meliputi komponen lingkungan biogeofisik, sosial ekonomi-
budaya dan kesehatan masyarakat. Selain itu juga dilakukan inventarisasi terhadap
sarana/prasarana umum yang terkena dampak akibat adanya aktifitas tersebut.

b. Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh, data primer dan sekunder, dilakukan analisis danmerupakan data
untuk rona lingkungan hidup. Data tersebut dapat dijadikansumber data dasar dalam melakukan
prakiraan dampak
c. Penyusunan Dokumen UKL-UPL
Dari hasil survey dan evaluasi tersebut diatas, penyedia jasa harus menyusundokumen UKL-UPL
yang memberikan gambaran kondisi lingkungan awal danperubahan-perubahannya yang akan
terjadi pada masing-masing tahap kegiatanproyek. Hal yang terpenting dalam Dokumen UKL-
UPL adalah rencana kegiatan, rona lingkungan, ruang lingkup, prakiraan dampak (dalam ukl/upl
tidak ada dampak penting), karena hal inilah yang akan menjadi dasar rumusan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup. Dampak yang akan terjadi pada masing masing tahap kegiatan
harus dikelola dan dipantau yang dituangkan dalam dokumen Upaya Kelola Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Dokumen dokumen ini harus disusun dengan
memperhatikan dan mengacu pada peraturan penyusunan UKL-UPL yang berlaku
1. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) harus serinci mungkin dan berisi tentang :
Jenis dampak dan sumber dampak yang dikelola, Tolak ukur dampak, Pengelolaan lingkungan
hidup, lokasi dan periode pengelolaan, dan institusi pengelolaan lingkungan
2. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)UPL hendaknya berisi tentang ketentuan-ketentuan
pokok pemantauan yangmeliputi : parameter lingkungan yang dipantau, metode pemantauan
yang mencakup metode pengumpulan dan analisa data, lokasi dan jangka waktudan frekuensi
pemantauan, serta institusi pemantau lingkungan.
d. Pemerikasaan Dokumen UKL-UPL
Penyedia jasa diminta kesanggupannya untuk mendampingi pemrakarsa dalam melakukan
pemeriksanaan Dokumen UKLUPL di Komisi penilai pada waktu yang ditentukan kemudian
e. Perbaikan Dokumen
Perbaikan dokumen UKL-UPL adalah perbaikan/penyempurnaan dokumen
UKL-UPL yang telah diperiksa oleh SKPD teknis lingkungan dan SKPD terkait sesuai dengan
masukan, saran, atau perbaikan atas saran dan masukan dari pemeriksa
f. Persetujuan/pengesahan Dokumen UKL-UPL
Persetujuan Dokumen UKL-UPL adalah persetujuan oleh lembaga yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan hidup terhadap Dokumen UKL-UPL yang telah dilakukan
perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan masukan/tanggapan pada saat presentasi
5. Laporan Penyedia Jasa
Dokument yang harus disiapkan oleh penyedia jasa :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir (Persetujuan Dokumen UKL-UPL)
B. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. UMUM
Didalam bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai gambaran umum, konsepsi pendekatan,
metodologi pelaksanaan pekerjaan Konsultan dalam mempersiapkan,melaksanakan dan
menyelesaikan penugasan Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” sesuai dengan arahan pelaksanaan pekerjaan pada
Kerangka Acuan Kerja. Metode pelaksanaan pekerjaan yang kami susun di harapkan akan
menghasilkan suatu Dokumen Lingkungan yang sesuai dengan yang diharapkan serta memperoleh
persetujuan lingkungan.
2. KONSEPSI PENDEKATAN
Dalam pengelolaan lingkungan dampak pembangunan yang digunakan dalam penyusunan
Dokumen Lingkungan pada dasarnya dilakukan upaya pencegahan sebagai berikut :
1. Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak negatif
lingkungan, melalui cara rekayasa teknologi.
2. Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menanggulangi, mengeliminir atau mengendalikan
dampak negatif yang muncul pada saat tahap pra konstruksi, konstruksi maupun tahap pasca
konstruksi
3. Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk memberikan pertimbangan ekonomis, sebagai dasar
pemberian kompensasi atas sumber daya yang tidak dapat dipulihkan kembali, baik dalam
artian fisik, ekonomi dan sosial

Program pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan ditunjukan untuk menekan/meminimalkan


dampak negatif yang terjadi dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup.
Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan teknologi, sosial ekonomi- budaya dan
institusi, yakni : Pendekatan Umum, Pendekatan Struktur Organisasi, Pendekatan Kelembagaan,
Pendekatan Teknis Pendekatan Sosial Ekonomi
2.1. PENDEKATAN UMUM
Pendekatan umum antara lain :
1. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk digunakan sebagai acuan saat
pelaksanaan pekerjaan
2. Memahami maksud dan tujuan proyek
Merupakan hal yang sangat penting karena hanya dengan pemahaman yang baik terhadap
latar belakang dan tujuan pekerjaan, maka dapat disusun metodologi penanganan dan
rencana kerja yang memuaskan. Pengetahuan dan pemahaman mengenai maksud dan
tujuan serta sasaran pekerjaan sangat membantu sehingga pekerjaan diharapkan akan
berjalan dengan efisien dan efektif
3. Berpedoman pada peraturan dan kebijakan pihak terkait Pekerjaan ini akan selalu
berpedoman pada peraturan dan kebijakan pihak yang terkait antara lain sebagai berikut:
a. Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. Menggunakan peraturan dan kebijakan Pemerintah Daerah setempat serta
kriteria/standar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pedoman.
4. Kajian terhadap studi terdahulu
Terkait Studi yang terkait dengan pekerjaan ini (bila ada), akan disiapkan oleh pihak
pemrakarsa. Apabila pihak Konsultan mendapatkan studi-studi terdahulu lainnya untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan ini, harus dikumpulkan atas biaya konsultan. Pihak
pemrakarsa akan membantu sebatas yang tersedia di lingkungan Pemrakarsa dan jika
diperlukan dari instansi terkait, maka pihak Pemrakarsa akan membantu sebatas pada surat
perjanjian pinjam.

2.2. PENDEKATAN STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan disusun sedemikian rupa sehingga:
1. Terbentuk kerjasama yang baik antara Konsultan dengan Pemberi Tugas.
2. Adanya garis instruksi dan koordinasi yang jelas diantara tenaga Konsultan
Semua anggota Tim Konsultan akan dilengkapi dengan uraian pekerjaan yang akan
memberikan gambaran yang jelas untuk setiap tenaga ahli mengenai tanggung jawab,
wewenang dan hasil yang diharapkan dari Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN
LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA”

2.3. PENDEKATAN KELEMBAGAAN


Dalam melaksanakan Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” Konsultan selain berhubungan langsung dengan
instansi yang terlibat langsung dengan pekerjaan ini, yaitu pihak pemrakarsa PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA, juga diperlukan
koordinasi dengan instansi-instansi terkait lainnya terutama dengan Dinas Lingkungan Hidup
setempat yang akan mengeluarkan/menerbitkan ijin lingkungan PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA.
Selain itu koordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang, dll juga sangat diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan
“PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMUDA” ini. Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan Kelembagaan, adalah
upaya pengelolaan dengan memanfaatkan mekanisme kelembagaan yang ada, alternatif
yang dilakukan antara lain :
1. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan instansi-instansi yang berkepentingan
dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam hal penanganan
dampak negatif.
2. Memberi kewenangan pengawasan yang penuh terhadap hasil unjuk kerja
pengelolaan lingkungan hidup, kepada instansi yang berwewenang.
3. Memberikan pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, secara berkala kepada
instansi yang berkepentingan.
4. Menjalin kerjasama dengan instansi teknis, berkaitan dengan pemberian penyuluhan
secara berkala tentang menjaga kelestarian lingkungan.
2.4. PENDEKATAN TEKNIS
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknis, pada prinsipnya merupakan
upaya untuk mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang
bersifat negatif dan mengembangkan dampak positif yang terjadi, dengan memanfaatkan
rekayasa teknik atau teknologi yang saling menguntungkan antara pembangunan dengan
lingkungan sekitarnya. Pada pendekatan teknis, pengelolaan dampak lingkungan dilakukan
dengan memanfaatkan rekayasa teknologi yang tepat, yaitu dengan cara membatasi atau
mengisolasi dampak yang terjadi.
Dalam melaksanakan Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” ini, Konsultan akan melakukan pendekatan
teknis sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dan informasi
2. Kajian dan evaluasi terhadap Studi terdahulu
3. Sampling
4. Survey Sosial Ekonomi
5. Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

2.5. PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI


Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan sosial ekonomi, merupakan
langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak
penting, melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan interaksi sosial, dan bantuan peran dari
pemerintah. Dengan demikian, upaya untuk mengelola dampak dengan pendekatan sosial
ekonomi, diharapkan mampu untuk menanggulangi dampak negatif akibat pembangunan.
Alternatif pengelolaan lingkungan yang dilakukan dengan cara pendekatan sosial ekonomi,
antara lain :
1. Melibatkan masyarakat disekitarnya, untuk ikut serta berperan aktif dalam pengelolaan
lingkungan.
2. Memprioritaskan penggunaan tenaga kerja dari sekitar lokasi, atau memberikan manfaat
kesempatan kerja yang dapat dinikmati oleh masyarakat sekitarnya.
3. Menjalin koordinasi yang harmonis antara pemrakarsa dengan masyarakat setempat,
dalam pembina hubungan interaksi sosial.
4. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat di masing-
masing lokasi pekerjaan

3. METODELOGI PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN


Metode yang akan digunakan dalam “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” ini, secara teknis
mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dalam implementasinya
mempertimbangkan pendekatan pekerjaan, sebagaimana yang telah diuraikan diatas. Adapun
data yang dibutuhkan dan metode yang akan digunakan, berdasarkan tahapan pekerjaan
diuraikan sebagaiberikut:
1. Tahap Persiapan : Persiapan,
2. Tahap Survey : Survey Lapangan, Sampling Kualitas Air, Sampling Kualitas Udara,
Sampling Kualitas Kebisingan, Sampling Kualitas Tanah dan Survey Sosial Ekonomi
3. Tahap Analisa : Kajian terhadap Dokumen terdahulu, Kajian Hasil Analisa Kualitas Air,
Kajian Hasil Analisa Kualitas Udara, Kajian Hasil Analisa Kualitas Kebisingan, Kajian Hasil Analisa
Tanah, Kajian Hasil Survey Sosial Ekonomi.
4. Tahap Akhir : Pembahasan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” di Komisi Penilai AMDAL Terkait . Untuk lebih
jelasnya mengenai Metodologi ini dapat dilihat pada uraian dan Gambar berikut ini:

3.1. TAHAP PERSIAPAN


Pekerjaan Persiapan akan mencakup kegiatan penyelasaian kesepakatan rencana kerja dan
koordinasi yang akan dilakukan oleh tim penyusun baik intern maupun extern perlaksana kegiatan
Tahap persiapan ini terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Konsolidasi Internal, Mobilisasi Personil serta Peralatan : Pada tahap ini konsultan
melakukan penajaman pemahaman dengan melakukan studi dari seluruh literatur yang terkait
dengan kegiatan identifikasi ini dan melakukan perumusan awal ruang “PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA”, agar dalam tahap-
tahap selanjutnya dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Mobilisasi personil
inti dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan target yang ingin dicapai oleh kegiatan.
b. Pematangan Rencana Kerja : Mengingat waktu kerja yang relatif singkat dan dengan begitu
banyak serta melibatkan banyak pihak maka rencana kerja perlu disusun seefisien dan seefektif
mungkin sehingga dapat memenuhi jadwal penyelesaian yang telah ditetapkan.
c. Perumusan Rencana : Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” ke dalam Materi Pedoman
Pelaksanaan. Pada tahap ini Konsultan melakukan diskusi “penerjemahan” dan pendalaman lebih
lanjut dari materi Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA”, ke dalam pedoman
pelaksanaan sehingga lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dilapangan. Selama proses ini,
Konsultan akan secara aktif berdiskusi dengan Tim Teknis yang ditunjuk sehingga
“penerjemahan” yang dilakukan akan tetap dalam jalur pekerjaan “PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMUDA”. Selain itu dengan diskusi ini diharapkan akan lebih mempertajam pemahaman
Konsultan akan kegiatan Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA”, ini.
d. Identifikasi Lokasi . Identifikasi lokasi rencana kegiatan sesuai studi terkait melalui survey
lapangan dan dokumentasi
e. Pengumpulan data berupa Dokumen studi terdahulu.
f. Penentuan wilayah studi Dokumen Lingkungan Hidup
Penentuan wilayah studi Dokumen Lingkungan Hidup dimaksudkan untuk membatasi
pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang menjadi tanggung jawab
pemrakarsa kegiatan, agar dapat dilakukan secara efektif sesuai dengan sasarannya. Lingkup
wilayah studi Dokumen Lingkungan Hidup ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas
ruang sebagai berikut :
1. Batas proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan melakukan
kegiatan operasi. Dari ruang rencana usaha dan /atau kegiatan inilah bersumber dampak
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, termasuk dalam hal ini alternatif lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan . posisi batas proyek ini agar dinyatakan juga dalam koordinat
2. Batas Ekologi
Batas ekologi adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
menurut media transportasi (air, udara), dimana proses alami yang berlangsung didalam
ruang tersebut diprakirankan akan melangalami perubahan mendasar. Termasuk dalam
ruang ini adalah ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan secara ekologis memberi
dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau kegiatan antara lain daerah tangkapan air
(catchment Area), daerah layanan proyek serta lokasi pengambilan maeterial bangunan dan
pengangkutannya
3. Batas sosial
Batas sosial adalah ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu
kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan medasar akibat suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan
4. Batas administratif
Batas administratif adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di ruang tersebut. Batas ruang tersebut dapat berupa batas administasi
pemerintahan atau batas konsesi pengelolaan sumber daya oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan (misalnya,batas HPH, batas kuasa pertambangan). Dengan memperhatikan batas-
batas tersebut diatas dan mempertimbnagkan kendala-kendala teknis yang dihadapi
(dana,waktu dan tenaga), maka akan diperoleh ruang lingkup wilayah studi yang dituangkan
dalam peta dengan skala yang memadai
5. Batasan ruang lingkup wilayah studi Dokumen Lingkungan Hidup
Batasan ruang lingkup wilayah studi Dokumen Lingkungan Hidup adalah ruang yang
merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas, namun penentuannya disesuaikan dengan
kemampuan pelaksanaan yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data seperti waktu,
dana, tenaga teknik, dan metode telaahan
g. Menyusun rencana kegiatan ini mencakup:
1. Gambaran proyek secara umum,meliputi jenis dan jadwal kegiatan serta tata cara
pelaksanaannya
2. Komponen kegiatan yang dapat menimbulkan dampak penting, yang uraiannya
dikelompokkan atas tahap Pra Kontruksi,Kontruksi dan Paca Kontruksi
3. Jarak rencana lokasi usaha atau kegaitan tersebut dengan sumber daya dan kegiatan lain
desekitarnya seperti hutan, sungai, pemukiman, industri dan sebagainya serta hubungan
keterkaitannya
h. Menyusun menelaah komponen lingkungan yang harus dikaji terutama komponen yang
berkaitan dengan sumber daya air, udara dan tanah yang memiliki relevansi yang erat dengan
dampak yang diperkirakan akan terjadi mencakup :
1. Komponen Geo-Fisika-Kimia
2. Komponen Biologi dan Lingkungan
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
4. Komponen Sumber Daya Air
i. Menentukan langkah-langkah Perumusan Dokumen Lingkungan Hidup antara
lain meliputi Analisa data dilakukan dengan membandingkan hasil pengumpulan data
(pengukuran dan uji sample) dilapangan dengan baku mutu menurut peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku untuk masing-masing komponen lingkungan, penyajian data primer dan
sekunder aspek fisik-kimia,biologi,sosial dan kesehatan masyarakat dilakukan secara deskriptif dan
tabulatif, perkiraan dampak-dampak yang akan timbul, upaya pengelolaan dampak dampak
lingkungan

3.1.1. TAHAP SURVEY


Data yang akan dikumpulkan dalam studi Lingkungan Hidup meliputi data primer dan
sekunder, dari sejumlah komponen lingkungan yang akan ditelaah diantaranya komponen fisik,
kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat
Data primer akan diperoleh melalui pengukuran, pengamatan serta wawancara dengan
menggunakan daftar isian. Sementara data sekunder akan ditelusuri pada instansi terkait antara
lain berupa peta- peta seperti, peta layout lokasi, desain bangunan, peta administrasi dan tata
ruang, peta rupa bumi sekitar tapak proyek, serta data-data statistik yang berhubungan dengan
potensi fisik wilayah, kependudukan, struktur perekonomian dan informasi hasil penelitian
sebelumnya berkaitan dengan komponen lingkungan yang akan ditelaah. Data sekunder
tersebut akan ditelusuri baik yang tersedia di desa/kelurahan, kecamatan yang tercakup dalam
lokasi proyek serta pada instansi- instansi terkait.
Data primer dan sekunder yang akan dikumpulkan dalam studi ini akan digunakan untuk:
1. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen lingkungan hidup yang diprakirakan
terkena dampak penting.
2. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen kegiatan yang diprakirakan
mendapat dampak penting dari lingkungan hidup disekitar lokasi

3.1.2. TAHAP ANALISA


Data yang akan telah dikumpulkan dalam studi lingkungan hidup selanjutnya dilakukaan
analisa data primer dan data sekunder dari sejumlah komponen lingkungan yang akan ditelaah.
Data primer diperoleh melalui pengukuran, pengamatan serta wawancara dengan
menggunakan kuesioner untuk pengambilan data sosekbud dan kesmas. Data sekunder akan
diperoleh melalui instansi terkait seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), Puskesmas serta beberapa instansi terkait lainnya

3.1.3. KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA


A. Kualitas Udara
Pengambilan data kualitas udara dilakukan dengan cara pengambilan sampel di beberapa
titik yang dianggap terkena dampak akibat kegiatan yang dilakukan. Sampel udara yang
diambil selanjutnya dianalisis di loboratorium untuk mengetahui konsentrasi CO, NOx, SOx,
dan partikel debu di lokasi pengamatan. Metoda analisis dan alat yang digunakan
ditunjukkan padaTabel-3.1.
Mendukung analisis pola penyebaran polutan di udara maka diperlukan data sekunder yang
diperoleh dari Badan Meteorologi Geofisika Kota Makassar. Jenis data iklim yang
dibutuhkan yaitu hari hujan, arah dan kecepatan angin, data tersebut merupakan data
historis yang tercatat selama 5 – 10 tahun terakhir. Data arah dan kecepatan angin yang
diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dioleh dalam Software Lakes Environmental WRPLOT
View. Program ini akan menggambarkan persentase distribusi arah dan kecepatan angin
yang salanjutnya dapat dijadikan sebagai jalur pendistribusian polutan di udara

Tabel-3.1 Metoda Analisis dan Alat Analisis Kualitas Udara


Komponen/Parameter
No Satuan Metoda Analisis Alat
Lingkungan
B. KTotal debu/partikel
1. µg/Nm3 Grafimetrik Hi-Vol
e
2. Karbon Monoksida (CO) µg/Nm 3 NDIR NDIR Analyzer
3. b Nitrogen Dioksida (NOx) ppm Saltzman Spectrophotometer
4. i Sulfur Dioksida (SOx) µg/Nm3 Perasosanilin Spectrophotometer
s
5. Timah Hitam (Pb) µg/Nm3 Grafimetric ekstraktif AAS
i
ngan
Data kebisingan diambil dengan cara pengukuran langsung dilapangan dengan
menggunakan sound level meter. Alat pengukur bising disimpan selama satu jam di lokasi
pengamatan untuk mengetahui rata-rata tekanan bunyi atau suara yang ada di areal lokasi
sampling.
C. Hidrologi
Menghitung besaran aliran air permukaan di dalam lokasi kegiatan maka dilakukan
pengambilan data curah hujan harian selama lima tahun terakhir dari Badan Meteorologi
Geofisika Kota Makassar. Data sekunder yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Paotere
dianalisis dengan menggunakan rumus berikut , (Chow,1964):

Q = CIA
dengan
3
Q = Debit air larian(m /hari-hujan)
C = Coefisien air larian
I = Intensitas hujan (m/hari hujan)
A = Luas daerah terbangun (m2)
D. Kualitas Air
Sampel uji air diambil dari badan air tanah dan air sungai yang ada dalam wilayah studi.
Dengan mempertimbangkan sebaran polutan ke badan air tersebut yang bersumber dari
aktivitas pembangunan dengan berbagai faktor, seperti aliran air sesuai topografi lokasi,
sumber air masyarakat danreferensi
Teknik pengambilan dan pengawetan sampel uji air mengacu pada SNI 06-2412-1991.
Sampel uji air diambil pada bagian kolom badan air menggunakan water sampler lalu
disimpan dalam wadah dengan bahan pengawet sesui parameter uji. Sebagian parameter diuji
langsung di lapangan seperti pH dan temperatur air sementara yang lainnya diuji di
laboratorium. Sampel air akan diuji di laboratorium yang terakreditasi ISO/IEC 17025 oleh
KAN. Cara pengawetan sampel air untuk beberapa parameter uji seperti tercantum dalam
Tabel-3.2.

Tabel 3.2. Metode pengawetan sampel uji air secara fisika dan kimia dan gabungan keduanya
Parameter Wadah Volume Cara Pengawetan Waktu
Maksimum
Temperatur - Segera -
TDS P, G 200 mL Didinginkan 4 oC ± 2 oC 2 hari
TSS P, G 200 mL Didinginkan 4 oC ± 2 oC 7 hari
pH P, G 100 mL Segera -
BOD5 G (botol BOD) 1000 mL Didinginkan 1 – 14 hari
COD P, G 100 mL Ditambah H2SO4 hingga pH<2 7 – 28 hari
Penyaringan, segera ditambah H2SO4
Total fosfat P, G 100 mL sampai pH<2, didinginkan pada 4 28 hari
oC±2 oC
G(botol Segera/ditambah H2SO4 sampai pH<2
DO BOD) 300 mL 8 jam

Penyaringan, segera/ditambah HNO3


1000 mL sampai pH<2, didinginkan 4
Logam P(A), G(A) 6 bulan
oC ± 2 oC
Krom(VI) P(A), G(A) 1000 mL Didinginkan 4 oC ± 2 oC 1 hari
Sumber : Anwar Hadi, 2007; SNI 06-2412-1991 Keterangan : P = polietilen; G = gelas; P(A) =
polietilen dicuci dengan 1 + 1 HNO3; G(A) = gelas dicuci dengan 1 + 1 HNO

Pengujian sampel air mengacu pada metode SNI masing-masing parameter uji. Parameter
kualitas air yang duji didasarkan pada komponen sumber dampak pada tahap konstruksi dan
operasional, seperti TSS, TDS, senyawa nitrogrn (NH3, NO3, NO2), fosfat (PO4), sulfida (H2S),
komponen organik (BOD5, COD, minyak dan lemak), pH dan logam terlaut (Fe, Cr(VI), Cu, Zn),
dan parameter uji lainnya serta bakteri coliform (Tabel 3.9). Disamping itu, beberapa parameter
lain yang secara tidak langsung akan terpengaruh akibat perubahan parameter lainnya, seperti
oksigen terlarut (DO) dan temperatur air
Tabel 3.3. Metode ujikualitas air
Metode Uji
No Parameter Pengukuran SNI
A Fisika
1 06-6989.27- 2005
TDS Elektrometri
2 TSS Gravimetri 06-6989.3-2004
3 Temperatur* Pembacaan (Pemuaian Hg) 06-6989.23-2005
B Kimia
1 pH* Elektrokimia 06-2423-1991
2 BOD5 Winkler 06-2425-1991
3 COD Volumetri 06-2424-1991
4 DO* Elektrokimia 06-2425-1991
5 Total Fosfat sbg P Spektrofotometri 06-2483-1991
6 Nitrat (NO3) Spektrofotometri 06-2480-1991
7 Amonia (NH3) Spektrofotometri 06-2479-1991
8 Arsen (As) Spektrofotometri 06-2463-1991
9 Kobalt (Co) Spektrofotometri 06-2472-1991
10 Barium (Ba) Spektrofotometri 06-2468-1991
11 Boron (B) Spektrofotometri 06-2481-1991
12 Selenium (Se) Spektrofotometri 06-2475-1991
13 Cadmium (Cd) Spektrofotometri 06-2464-1991
14 Kromium-6 (Cr(VI)) Spektrofotometri 06-2511-1991
15 Tembaga (Cu) Spektrofotometri 06-2514-1991
16 Besi (Fe) Spektrofotometri 03-6854-2002
17 Timbal (Pb) Spektrofotometri 06-4823-1998
18 Mangan (Mn) Spektrofotometri 06-2497-1991
19 Air Raksa (Hg) Spektrofotometri 06-2462-1991
20 Seng (Zn) Spektrofotometri 06-2500-1991
21 Klorida (Cl) Elektroda Selektifion 03-6439-2000
22 Sianida (CN) Ion Selektif 06-2474-1991
23 Flourida (F) Titrimetri 06-2482-1991
24 Nitrit (NO2) Kolorimetri 03-6857-2002
25 Sulfat (SO4) Turbidimetri 06-2426-1991
26 Klorin Bebas (Cl2) Spektrofotometri 06-4824-1998
27 Belerang sebagaiH2 Spektrofotometri 06-6875-2002
C Mikrobiologi
1 Total Coliform MPN 06-3956-1995
*Pengukuran In Situ
Data hasil pengujian kualitas air digunakan sebagai dasar untuk menetapkan status kualitas air
baik untuk kondisi rona awal maupun kualitas air yang terkena dampak ketika berlangsung kegiatan
konstruksi dan operasional. Penetapan mutu air dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
pengujian dengan baku mutu air bersih sesuai Permenkes RI No 32 tahun 2017 tentang Standar
baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persayaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitas, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Permandian Umum.
Disamping itu, status kualitas air dapat pula ditentukan berdasarkan Indeks Pencemaran (IPj)
menggunakan rumus sesuai Kemen LH No. 115 tahun 2003

dengan :
Lij = konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku
mutu peruntukan air (j)
Cij = konsentrasi parameter kualitas air (i) dari sampel uji
M dan R masing-masing menunjukkan nilai maksimum dan rata- rata

Metode IP ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran suatu badan air. Tingkat
ketercemaran sesuai hasil evaluasi indeks ini mulai dari kategori baik atau memenuhi baku mutu
hingga tercemar berat (Tabel 3.4).

Tabel 3.4. Evaluasi terhadap nilai IP


Rentang nilai IP Kategori Ketercemaran
0 ≤ IPj ≤ 1,0 Memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < IPj ≤ 5,0 Cemar ringan
5,0 < IPj ≤ 10,0 Cemar sedang
IPj < 10,0 Cemar berat
Sumber: Kepmen LH No. 115 tahun 2003

E. Transportasi
Pengambilan data dilakukan dengan metoda survey langsung pada ruas dan persimpangan jalan
yang berbatasan langsung dan berdekatan dengan lokasi kegiatan rencana studi yang ditinjau :
1. Volume lalu lintas ruas jalan yang terkena dampak oleh adanya kegiatan.
2. Kapasitas ruas jalan yang akan terkena dampak.
3. Tingkat pelayanan ruas jalan yang akan terkena dampak.
4. Sistem perparkiran disekitar lokasi dan sistem perparkiran dari kegiatan sejenis.
Metode pengumpulan data dilakukan secara langsung yaitu dengan mengamati kendaraan yang
melintas pada ruas jalan dan mengukur lebar jalan, lebar bahu dan kondisi hambatan samping.
Selain itu, dilakukan pengumpulan data tidak langsung tentang jumlah kendaraan parkir, sistem
perparkiran, kunjungan orang dan kendaraan dari kegiatan sejenis. Lokasi pengamatan data
langsung pada Jalan poros (disekitar lokasikegiatan.
F. Flora dan Fauna
1. Flora/ Vegetasi
Metode pengumpulan data komponen biologi darat yang akan diamati dan diteliti di areal
meliputi flora dan fauna darat di sekitar lokasi. Data flora fauna dikumpulkan dengan
menggunakan data primer dan data-data sekunder terutama beberapa penelitian di lokasi atau
di sekitar lokasi.Data flora/vegetasi yang dikumpulkan meliputi flora alami yang tumbuh liar
dan flora budidaya yang sengaja ditanam oleh masyarakat. Pengambilan data flora dilakukan
melalui identifikasi langsung jenis-jenis flora pada plot pengamatan contoh pada areal
rencana kegiatan. Data flora yang dikumpulkan dan dianalisis mencakup variabel
Kerapatan, Frekuensi, dan Dominansi, Indeks Nilai Penting dan Keanekaragaman Jenis.
Perhitungan indeks keanekaragaman diperlkan untuk memperlihatkan tingkat
keberanekaragaman jenis-jenis yang menyusun suatu komunitas
2. Fauna
Inventarisasi fauna dilakukan dengan menggunakan metode point count. Metode ini
dilakukan dengan mengamati fauna yang ada selama 10 menit pada setiap titik pengamatan
yang terdapat dalam jalur. Jarak antar jalur yang dibuat 200 m dan jarak antar titik
pengamatan 50 meter

Tabel 3.5. Metode Pengambilan dan Pengumpulan Data Biota Darat


Metode
No. Komponen/Parameter Alat
Pengumpulan
Lingkungan Data
1. Flora darat
a. Komposisi jenis, Plot Meteran, tali
kerapatan, frekuensi, dan Pengamatan dan Daftar isian Buku
dominansi wawancara Identifikasi identifikasi
b. Keanekaragaman
c. Flora endemik
d. Flora dilindungi
e. Flora budidaya
2. Fauna darat
a. Jenis fauna Pengamatan Teropong, hand counter,
langsung dan daftar isian
b. Kerapatan Populasi
Wawancara, Buku acuan
dan Frekuensi
Identifikasi
c. Keanekaragaman
d. Fauna endemik dan dilindungi

Sumber : Odum (1971)

3.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat


Metoda pengumpulan data kesehatan masyarakat dan lingkungan dilakukan dengan
menggunakan metoda wawancara dengan pembagian jumlah responden sama dengan
responden Sosekbud. Selain data primer, data sekunder juga diambil dari Puskesmas
Tamalarea, seperti 10 jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat yang
datang berobat di puskesmas. Metoda pengumpulan dan analisis data primer disajikan
pada Tabel-3.6.
Untuk analisis data kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan akan
mempertimbangkan masalah kesehatan masyarakat secara epidemiologis, dengan metoda
pendekatan analisis dampak kesehatan lingkungan. Untuk identifikasi dampak potensial
dari suatu hubungan antara parameter lingkungan, media lingkungan, penduduk yang
terpajan dan dampaknya terhadap kesehatan. Metoda Analisis data yang akan digunakan
adalah (1) metoda analisis yang bersifat kuantitatif (analisis statistik) dan (2) metoda
analisis yang bersifat kualitatif.

Tabel-3.6. Metoda Analisis Data Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan

Komponen/Parameter Lingkungan Metoda Analisis Data dan


3.1.5. M (Kesehatan Masyarakat &
E Data Instrumen
Kesehatan Lingkungan)
T
a. Pola penyakit Kuantitatif/Kualitatif Daftar Isian
O
b. Jenis penyakit utama Kuantitatif/Kualitatif Daftar Isian
D
c. Sarana dan prasarana kesehatan Kuantitatif/Kualitatif Daftar Isian
E
d. Sanitasi Lingkungan Kuantitatif/Kualitatif Daftar Isian

PRAKIRAAAN
1. Metode Matematis
a. Kualitas Udara Ambien
Prakiraan dampak terhadap kualitas udara ambien dengan model matematis dapat
dilakukan dengan memanfaatkan formula-formula baku yang lazim dalam
penelaahan komponen lingkungan yang bersangkutan. Jumlah emisi gas dari alat-
alat berat yang digunakan pada kegiatan proyek dapat ditentukan menggunakan
faktor emisi gas atau partikel dari sumber emisi berdasarkan persamaan berikut
(KLH, 2007)
Q = EF x A x (1 – ER/100)

dengan:
Q = Laju emisi gas atau jumlah polutan yang diemisikan per satuan waktu
EF = Faktoremisi
A = Intensitas kegiatan per satuan waktu
ER = Efisiensi pengurangan polutan oleh sistem pengendali dalam alat (%)

Faktor emisi beberapa komponen emisi gas buang sesui kategori kendaraan seperti
ditunjukkan dalam table berikut :
Tabel 3.7. Faktor emisi gas buang beberapa kategori kendaraan di Indonesia
Faktor Emisi (kg/km)
Kategori Kendaraan
CO HC NOx PM10 SO2
Sepeda motor (bensin) 14,0 5,9 0,29 0,24 0,008
Mobil penumpang
40,0 4,0 2,0 0,01 0,026
(bensin)
Mobil penumpang (solar) 2,8 0,2 3,5 0,53 0,44
Truk (solar) 8,4 1,8 17,7 1,4 0,93
Angkot (bensin) 43,1 5,08 2,1 0,006 0,029
Sumber: Suhadi, 2008
Disamping itu, jumlah debu tersuspensi yang berasal dari permukaan jalanan yang dilewati oleh
kendaraan proyek dapat dihitung menggunakan persamaan empiris untuk paved road atau
anpaved road, tergantung tipe jalan yang dilewati oleh kendaraan proyek.
a. Untuk tipe jalan anpaved menggunakan persamaan empiris dari Midwest Research
Institute USA (USEPA, 2003) sebagai berikut.
eu =5,9(s/12)(S/30)(W/7)0,7(w/4)0,5(d/365)
dengan
eu = Jumlah debu per sepanjang jalan (lb/mile)
s = Silt kontent (%)
S = Kecepatan kendaraan(mile/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan
b. Untuk tipe jalan paved menggunakan persamaan empiris dari USEPA (NPi, 1999; AQMD,
2007) sebagai berikut.
Sebaran konsentrasi debu dalam udara ambien yang bersumber dari dispersi debu ini pada
berbagai jarak saat mobilisasi peralatan dan pengangkutan material proyek dihitung
menggunakan persamaan dispersi ground lavel line source Gaussian (Faizal, 2004).

Bila emisi resuspensi debu pada pekrejaan lahan atau yang serupa dianggap sebagai sumber
area maka prediksi konsentrasi debu mengikuti persamaan empiris Area Source Gaussian
(Smith,R.J.,1995)

Sebaran konsentrasi debu atau gas dalam udara ambien yang bersumber dari emisi pada
berbagai jarak saat dihitung menggunakan persamaan dispersi Gaussian Flume (Godish, 2003).

Pemodelan dispersi polutan tersebut akan menggunakan software SCREEN View atau
AERMOED

b. Kualitas Bising
Untuk menggambarkan perubahan tingkat kebisingan akibat pengoperasian kendaraan atau
mesin ketika berlangsung pembangunan digunakan dua parameter penting, yaitu akumulasi
tingkat kebisingan akibat berbagai sumber suara dan perubahan tingkat kebisingan akibat
perubahan jarak dari sumber suara dantitik yang ditinjau. Akumulasi tingkat kebisingan akibat
dua sumber suara dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Godish, 2004):

Selanjutnya, formulasi dasar ini telah ditranspormasikan ke dalam bentuk grafik dan dipakai
dalam analisis kebisingan. Perubahan tingkat kebisingan akibat perubahan jarak dihitung
berdasarkan fenomena atenuasi geometris, yaitu sumber titik atau sumber diam dan sumber
garis atau sumber bergerak
Untuk sumber titik atau sumber diam menggunakan rumus:

Kebisingan akumulatif (L eg) dari sejumlah truk atau kendaraan yang beroperasi setiap
jam (Ni) pada berbagai jarak dari sumber (d) dengan kecepatan rata-rata (Si) dapat
dihitung menggunankanrumus berikut (Rau and Wooten, 1980)
Hasil perhitungan tersebut akan dikonfirmasi dengan lingkungan penerima dampak,
misalnya pemukiman penduduk, perkantoran dan lainnya yang tingkat kebisingannya
sesuai baku mutu yang ditetapkan. Besaran dampak bising akibat kegiatan proyek
diketahui berdasarkan perubahannya terhadap rona awal
c. Kualitas Air
Kegiatan pembangunan akan menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan perubahan
kualitas badan air karena terjadi peningkatan nilai atau konsentrasi parameter uji tertentu.
Perubahan konsentrasi parameter kualitas air akibat penambahan bahan pencemar ke dalam
badan air yang tidak mengalir dapat dihitung menggunakan persamaan “model
kesetimbanganmassa” (Alley, 2007):

Bilamana aliran air permukaan yang mengandung polutan atau air limbah yang dihasilkan
suatu kegiatan masuk ke dalam suat badan air seperti sungai maka pencampuran masing-
masing parameter kualitas air menggunakan rumus berikut:

C = Konsentrasi zat pencemar dalam sungai di sebelah hilir

Untuk menentukan besaran dampak atau beban pencemaran yang dihasilkan olehi kegiatan
proyek digunakan rumus sebagai berikut (Fandely, 2011).

d. Biota Darat
1. Flora
Dalam pelaksanaan pengumpulan data vegetasi di lapangan, peralatan yang diperlukan yaitu
alat tulis dan buku identifikasi. Dalam pengumpulan data ini, hanya dilakukan observasi
terhadap vegetasi yang terdapat di lokasi penelitian serta wawancara dengan penduduk di
sekitar areal. Semua tumbuhan yang ditemukan kemudian dicatat nama spesies individunya,
baik itu tumbuhan yang sengaja dibudidayakan oleh masyarakat maupun tumbuhan liar yang
dilindungi dan endemik. Identifikasi species tersebut menggunakan buku identifikasi
flora dan beberapa buku monografi lainnya. Nama umum atau nama lokal juga dicatat
2. Fauna
Pengamatan terhadap fauna akan dilakukan terhadap satwa liar. Metode pengumpulan data
satwa liar akan dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan (data primer) dengan
menggunakan metode IPA (Index Ponctualle de’Abondance) khusus untuk satwa liar
burung. Untuk satwa liar lainnya dengan pengamatan langsung serta wawancara dengan
penduduk di sekitar lokasi untuk mengetahui jenis-jenis satwa liar yang terdapat di sekitar
areal. Pengamatan langsung akan dilakukan baik berdasarkan perjumpaan langsung, suara,
jejak ataupun tanda-tanda lain yang ditinggalkan. Identifikasi species juga menggunakan buku
identifikasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dengan memasukkan nama lokal, nama
ilmiah serta family setiap species.
3. Biota Perairan
Pengamatan terhadap biota perairan akan dilakukan pada di badan air di wilayah studi.
Parameter yang diukur meliputi jumlah spesies, jumlah individu dan indeks diversitas
khususnya jenis plankton dan benthos. Pengamatan plankton akan dilakukan melalui
pengambilan contoh air secara komposit kemudian disaring dengan jaring plankton nomor
25. Contoh plankton kemudian diawetkan dengan formalin 4 % yang selanjutnya dianalisis
di laboratorium. Parameter yang akan ditelaah meliputi komposisi jenis, kelimpahan dan
keragaman jenis.
Contoh benthos akan diambil dari dasar perairan dengan alat Eikman-Redge. Contoh benthos
dipisahkan dari tanah dan lumpur dan diawetkan dengan formalin 4 % selanjutnya diamati di
laboratorium. Parameter yang akan ditelaah adalah komposisi jenis, kelimpahan dan
keragaman jenis. Informasi tentang jenis ikan akan ditelusuri melalui pengamatan terhadap
hasil tangkapan dengan menggunakan pancing, jala atau pukat.
Untuk menghitung kelimpahan, indeks keseragaman, keanekaragaman jenis, dan dominansi
plankton digunakan persamaan
Boyd (1979) dibawah ini:

b. Indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan persamaan Shannon Weaver


(Odum,1971) dan Indeks Saprobic (Dresscher & Mark):
f. Sosisal Ekonomi dan Budaya
Komponen lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya yang akan dikaji, adalah merupakan
penjabaran dari dampak penting hipotetik (DPH) yang diduga akan timbul. Komponen
lingkungan demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2012 dan literatur lainnya diantaranya Aspek Sosial Amdal
(Sudharto P. Hadi, 2009). Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara
(interview) dan pengamatan lapangan (observasi). Selain itu data sekunder juga sangat berarti
dalam menginterpretasi kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
Pengumpulan data primer akan dilakukan dengan menggunakan pedoman pertanyaan (terlampir)
dan yang akan diwawancarai adalah para responden yakni masyarakat yang bermukim di sekitar
lokasi, tokoh-tokoh masyarakat dan aparat pemerintah.
Masyarakat yang menjadi obyeknya adalah penduduk yang bermukim di sekitar lokasi. Jumlah
sampel yang diambil dihitung berdasarkan rumus slovin

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling.
Metode Analisis data yang akan digunakan adalah (1) analisis kuantitatif (analisis statistik) dan (2)
analisis deskriptif- kualitatif.
Table. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Demografi, Sosial Ekonomi, Budaya
3.1.6. METODE EVALUASI DAMPAK PENTING
Dalam evaluasi dampak besar dan penting akan dilakukan telaahan secara holistik
komponen/parameter lingkungan yang akan terkena dampak besar dan penting,
mengevaluasi dampak berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan serta menganalisis
kegiatan yang dominan menimbulkan dampak besar dan pentingterhadap lingkungan.
Metode yang digunakan dalam evaluasi dampak untuk studi Lingkungan ini adalah metode
matriks sederhana dan Bagan Alir. Metode Bagan Alir merupakan metode berupa susunan
daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan komponen-komponen lingkungan
yang terkena dampak. Kemudian dari kedua daftar tersebut disusun lagi hingga dapat
menunjukan aliran dampak yang dimulai dari suatu aktivitas proyek
Susunan aliran dampak menggambarkan adanya dampak langsung dan tidak langsung serta
hubungan antar komponen lingkungan, sehingga dapat mengevaluasi dampak secara
keseluruhan, dapat dicari aktifitas pokok mana yang harus dikendalikan. pemantauan
lingkungan hidup

Alur Prakiraan Besaran Dampak dan Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak

3.1.7. TAHAP AKHIR


Tahap Akhir dari Pekerjaan “PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” ini, terdiri dari Penilaian/pemeriksaan dokumen
di Komisi Penilai AMDAL Pemerintah Terkait ataupun Teknis dan Komisi penilai KLHK
apabila kegiatan tersebut menjadi kewenangan pemerintah pusat sebagai tahapan akhir
dengan mendapat persetujuan dan Izin Lingkungan.
C. PENYAJIAN HASIL KERJA
Penyajian hasil kerja PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN
GEDUNG PEMUDA adalah sebagai berikut :

- KATA PENGANTAR
MINIMAL BERISI :
- DASAR DISUSUNNYA DOKUMEN UKL-UPL, termasuk peraturan perundang-
undangan yang diacu sistematika penyusunannya
- DASAR PENENTUAN UKL-UPL, dikaitkan dengan besaran usaha/ kegiatan
sehingga diwajibkan menyusun UKL-UPL
- TUJUAN/ MANFAAT DISUSUNNYA UKL-UPL

Pemrakarsa/ Penanggung Jawab/

TANDA TANGAN

Nama

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................


KATA PENGANTAR...........................................................................................................
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................
BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA.................................................................................. I- 1 1.1......
1.2...............
BAB II RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN II- 2 2.1. ......................
2.1.1 ...........
2.1.2...........
Dst.......
DAFTAR TABEL
Berisi nomor tabel, judul tabel dan halaman dimana terdapat
tabel Contoh:
Tabel 1. Kebutuhan tenaga kerja....................................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR
Berisi nomor gambar, judul gambar dan halaman dimana terdapat
gambar Contoh:
Gambar 1. Peta Administrasi .................................................................................. 17

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lampiran B Dst...........................

BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1. Nama pemrakarsa/ Penanggung jawab


(diisikan data sesuai dengan KTP)
Nama :
(diisikan data sesuai dengan KTP)
Alamat :
(diisikan data sesuai dengan KTP)
No. Telp :
Jabatan :
1.2. Alamat Kantor
Nama : Sesuai akta pendirian
Alamat : Sesuai akta pendirian
No. Telp :
Badan Hukum : Sesuai akta pendirian

BAB II RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

2.1. Nama rencana usaha dan/ atau kegiatan


Diisikan sesuai dengan jenis usaha nya
2.1. Lokasi rencana usaha dan/ atau kegiatan
Berisi informasi:
- Alamat lengkap: jalan, dusun, desa, kecamatan
- Peta lokasi peta administrasi dan ditunjuk lokasi yang dimohonkan
- Titik koordinat
- Status kepemilikan lahan
- Kondisi lingkungan di lokasi rencana kegiatan ( diuraikan dandisertai gambar
eksistingnya, dapat juga secara lengkap ditampilkan di bagian lampiran )
- Kondisi lingkungan di sekitar (barat-timur-utara-selatan) dan jarak
terdekat nya ( disertai gambar eksistingnya )
- Usaha/ kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan
( disertai gambar eksistingnya. Diisikan usaha atau kegiatan apa saja yang ada di
sekitar rencana lokasi kegiatan yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kegiatan yang akan dilaksanakan)

2.2. Skala/ besaran rencana usaha dan/ atau kegiatan


- Luasan lahan. Penguasaan lahan oleh berapa orang/ berapa persil
- Luas total bangunan dasar bangunan dan lantai bangunan
- jenis dan kapasitas produksi;
- jenis dan jumlah bahan baku;
- jenis dan jumlah bahan penolong;
- penggunaan energi;
- penggunaan air (sumber, volume) dibuat neraca penggunaannya
- Mesin/ peralatan/ alat angkut yang digunakan (jenis, jumlah unit, fungsi, kapasitas)
dapat ditampilkan dalam bentuk tabel
- Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja
- Waktu operasional pembagian sift, jam buka, jam tutup/ jam kerja
- dll................
pada skala besaran ini diuraikan dalam bentuk paragraf dan ditampilkan dalam bentuk
tabel untuk memperjelas/ mempermudah penyajian datanya
2.3. Garis besar komponen rencana usaha dan/ atau kegiatan
2.3.1. Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/ atau kegiatan dengan tata ruang
Diisikan kajian terkait dengan Perda terkait dengan Rencana tata ruang dan
wilayah, yang dibuktikan dengan adanya Surat Rekomendasi BKPRD. Dapat juga
dengan melampirkan WIUP untuk kegiatan pertambangan, atau Rekomendasi Cell
Plan dari Dishubkominfo untuk kegiatan menara telekomunikasi
2.3.2. Persetujuan prinsip atas rencana usaha dan/ atau kegiatan
Diisikan uraiannya dan data pendukungnya berupa nomor persetujuan yang
dikerluarkan oleh Instansi yang membidangi penanaman modal/ perizinan
2.3.3. Uraian rencana kegiatan
a. Tahap Pra Konstruksi
Diuraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tahapan ini dan
dijelaskan secara lengkap dan detail, misal jenis kegiatannya adalah
1) Pengadaan lahan diuraikan
2) Pembersihan lahan dan Penataan lahan diuraikan
3) Sosialisasi diuraikan
4)Dll..................
b. Tahap Konstruksi
Misalnya:
1)Mobilisasi peralatan berat, material dan tenaga kerja diuraikan
2)Pembangunan bangunan diuraikan
3)Demobilisasi peralatan berat diuraikan
4)Dll................
c. Tahap Operasional
( Kegiatan apa saja yang dilakukan pada tahap operasionalnya, dan
masing- masing kegiatan dapat diperjelas lagi dengan keterangan yang
mendukungnya secara lebih rinci
1)Mobilisasi mesin dan peralatan pabrik diuraikan
2)Pengangkutan bahan baku dan bahan penolong diuraikan
3)Proses produksi diuraikan

Dll.............

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pada prinsipnya berisi:


1. Dampak yang ditimbulkan: sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak
2. Bentuk upaya pengelolaan LH: bentuk/ upaya pengelolaan, lokasi, periode pengelolaan
3. Bentuk upaya pemantauan LH: cara/ metode/ teknik pemantauan, lokasi, periode pemantauan
4. Institusi pengelola dan pemantauan: yang melaksanakan, yang melakukan
pengawasan, yang menerima laporan

Dalam pengisian penentuan/ identifikasi dampak yang ditimbulkan dapat terlebih dahulu
membuat matrik identifikasi dampak, sehingga dapat meminimalkan adanya dampak yang tidak
dimasukkan pada bab III ini.
Nama Jenis dampak
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 Dst..
Prakonstruksi
Kegiatan 1 X
Kegiatan 2 X

Konstruksi
Kegiatan 1 X X X
Kegiatan 2 X

Operasional
Kegiatan 1 X X X
Kegiatan 2 X X
DST.........
Keterangan:
1. Timbulnya persepsi negatif / Keresahan masyarakat
2. Timbulnya konflik antara masyarakat dan pemrakarsa
3. Timbulnya kebisingan
4. Penurunan kualitas
air 5.
Dst..............

Selanjutnya setelah diketahui perkiraan dampak yang ditimbulkan, dilakukan perencanaan


pengelolaan dan pemantauanya dengan uraian seperti di bawah ini:
3.1. TahapKonstruksi
1. Timbulnya Kebisingan( jenis dampak yang akan dibahas, bisa berupa dampak
positif atau negatif)
a) Identifikasi dampak

- Sumber Dampak
Uraian berupa jenis kegiatan yang dilakukan
- Jenis Dampak
Uraian berupa peningkatan/ timbulnya/ penurunan dari kualitas/ parameter
lingkungan

- Besaran dampak
Uraian berupa gambaran dari banyaknya / besarnya dampak, misal jumlah
orang terdampak, bangunan terdampak, luasan dampak, nilai dari suatu
parameter
lingkungan yang semua itu diupayakan dalam bentuk kuantitas/ angka- angka.
Seandainya tidak dapat dikuantitatifkan dapat juga ditampilkan damalm
kualitas.

b) Upaya Pengelolaan

- Teknik/ cara Pengelolaan


Uraian berupa cara cara pengelolaan mulai dari upaya pencegahan,
pengurangan dan penanggulangan dampak. Teknik / cara dapat menggunakan
pendekatan
kelembagaan dan/ atau teknologi. Dituliskan dalam bahasa yang mudah
dipahami danmudah dilaksanakan/ aplikatif. Hal- hal yang bersifat teknis
dapat juga digambarkan spesifikasi desain nya.

- Lokasi pengelolaan
Uraian berupa gambaran tempat- tempat yang dilakukan pengelolaan,
dapat bersifat wilayah administratif, juga dapat berupa tempat- tempat
spesifik/ bagian dari
bangunan/ ruang/ blok area tertentu.

- Periode pengelolaan
Uraian berupa waktu pelaksanaan dari upaya pengelolaannya, dapat
selama masa tertentu atau hanya pada saat waktu dilakukannya suatu
kegiatan.

c) Upaya Pemantauan

- Teknik/ cara pemantauan

Uraian berupa tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi upaya pengelolaan


yang direncanakan. Dapat dengan cara pengukuran menggunakan alat,
pemeriksaan kualitas lingkungan secara laboratorium, atau dapat juga
dengan pengamatan secara langsung untuk hal hal yang tidak memerlukan
pengukuran- pengukuran/ pemeriksaan kualitas secara laboratorium.

- Lokasi pemantauan
Uraian berupa tempat- tempat dimana kegiatan pemantauan di atas dilaksanakan.
Tempat dilakukannya pengamatan/ pengukuran/ pengambilan sampel. Untuk titik
yang spesifik dapat dituliskan titik koordinatnya

- Waktu/ periode pemantauan


Uraian berupa waktu dilaksanakannya pengamatan, pengukuran/ pengambilan
sampel, dinyatakan dalam frekuensi dalam satuan waktu/ atau waktu- waktu
spesifik sesuai kebutuhan.

d) Institusi pengelola dan pemantauan

- Pelaksana : ( secara umum adalah Pemrakarsa)

- Pengawasan : ( dapat dilakukan oleh lembaga/ instansi terkait kegiatan/


instansi terkait dampak dan KLH)

- Penerima laporan : KLH Kab. , BLH Provinsi, atau sesuai permintaan


.......Dan seterusnya untuk dampak pada tahap Konstruksi dan Operasional.....

- Pada bagian uraian di atas memungkinkan untuk diuraiakan secara lebih lengkap, baik dalam
identifikasi, rencana kelola maupun pantaunya. Gambar spesifikasi design nya pun
memungkinkan untuk ditampilkan di uraiannya, atau analisis nya. Sedangkan yang diisikan
di tabel/ matrikadalah ringkasannya.

Dilengkapi peta/sketsa/ gambar terkait program pengelolaan dan pemantauan LH yang akan
dilakukan. dapat ditampilkan dalam satu gambar atau upaya
pengelolaan dan pemantauannya

BAB IV. SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Alamat :
Jabatan :

Sekaligus bertindak sebagai Penanggung Jawab Kegaiatan Perusahaan termasuk


pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam
batang tubuh UKL-UPL dari Nama Perusahaan

Alamat Kantor :
No. Telp. :
Rencana Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan :
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan :

Dengan ini menyatakan:


1. Kami sanggup melaksanakan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Ini , sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta bersedia untuk dipantau dan diawasi oleh Instansi / pihak
yang berwenang selama kegiatan berlangsung.
2. Kami sanggup melakukan perbaikan dokumen ini apabila dikemudian hari ternyata
terdapat dampak lain yang ditimbulkan yang tidak tercantum dalam dokumen Ini dan
sanggup melakukan pengelolaan dan pemantauan serta bertanggung jawab terhadap
dampak yang ditimbulkan tersebut.

3. Kami bersedia melakukan penyempurnaan dokumen ini apabila terdapat rencana


perubahan dan/ atau peningkatan kapasitas usaha dan/ atau kegiatan lebih dari 30 %,
4. Hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan kami laporkan secara berkala
kepada instansi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan dan
pemantauan lingkungan setiap 6 (enam) bulan sekali.
5. Apabila kami tidak melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 (satu),2 (dua), 3 (tiga) dan 4 (empat) surat pernyataan ini, kami
bersedia menghentikan kegiatan dan bersedia menanggung semua kerugian serta segala
resiko yang ditimbulkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Kulon Progo, tgl bulan


tahun Yang membuat
pernyataan Jabatan.....
Materai 10000
Tandatangan
Cap perusahaan

.........NAMA......

BAB V. DAFTAR PUSTAKA


1. .....................................
2. Dst
(sumber/ acuan / referensi yang digunakan dalam menyusun UKL- UPL ini), bisa
berasal dari peraturan perundangan, buku, dll

LAMPIRAN
A. Identitas Pemrakarsa
1. KTP
B. Lokasi/ Lahan
1. Rekomendasi BKPRD/ WIUP/ WPR
2. Izin Prinsip
Izin lokasi / klarifikasi (jika sudah ada)
3. Sertifikat kepemilikan lahan
4. Gambar Lay out rencana kegiatan (penggunaan lahan/ ruang)
C. Peta- peta lokasi
1. Peta administrasi kulon progo
2. Denah menuju lokasi
3. Peta kontur/ topografi
4. Peta Pengelolaan
5. Peta Pemantauan
D. Hasil sosialisasi
1. Berita acara/ notulen
2. Daftar hadir
3. Gambar dokumentasi
E. Foto rona lingkungan awal
1. Foto pemanfaatan lahan
2. Foto jalan akses masuk
3. Foto bangunan/ fasilitas di sekitar
4. Foto kegiatan di sekitar
F. Lain- lain
1. Metode/ sistem pengelolaan yang direncanakan
A. Hasil pengecekan kualitas lingkungan awal

Pada halaman awal lampiran dituliskan nomor lampiran sehingga memudahkan dalam

pemeriksaannya.
ORGANISASI DAN RENCANA PENGUNAAN TENAGA AHLI
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

- HUBUNGAN KONTRAKTUAL PENGGUNA JASA


DIREKTU
R TIM TEKNIS

KETUA TIM
1. JUMADIL. ST., M.Si

TENAGA PENDUKUNG
1. IRFAN, SH.I
G. JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jadwal waktu pelaksanaan “ PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN” adalah 30 (tiga
puluh) hari kalender hari kalende terhitung sejak surat perintah mulai kerja. Untuk memudahkan
koordinasi tenaga ahli dan tenaga pendukung dalam proses “PENYUSUNAN DOKUMEN
LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA” maka dibuat jadwal pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut :

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


D. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

A. TENAGA AHLI

1. PERINCIAN TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PEMUDA, personil,
jumlah dan kualifikasi pendidikan yang disyaratkan untuk Tenaga Ahli, adalah sebagai
berikut :

JUMADIL, ST., M.Si CV. WMK


Irfan, S.HI CV. WMK

Anda mungkin juga menyukai