Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Laporan pendahuluan merupakan suatu produk awal dalam suatu proses perencanaan
dimana produk laporan tersebut akan memberikan gambaran tentang apa yang akan dilakukan
dalam perencanaan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dalam kegiatan (Desain) Renovasi
Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS NTT, Konsultan Perencana diwajibkan untuk
menyajikan produk berupa Laporan Pendahuluan.
Penyajian laporan Pendahuluan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pendekatan-pendekatan dan langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan
pembangunan Gedung Kantor tersebut.
Dengan tersusunnya dokumen ini diharapkan dapat memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan dan akan dijadikan acuan bagi pembangunan berwawasan dari (Desain) Renovasi
Gedung Kantor.
Atas bantuan semua pihak dalam penyusunan dan penyempurnaan dokumen ini kami
haturkan limpah terimakasih.

Kupang, Agustus 2018

KonsultanPerencana
CV. BANERA CIPTA CONSULTANT

Leonardus K.H. Manggol, S.T.,


M.Plan Direktur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................................ 1-1


1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................................. 1-1
1.3. SISTEMATIKA PELAPORAN ......................................................................................... 1-2

BAB 2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.1. UMUM ................................................................................................................................ 2-1


2.2. JALINAN KOORDINASI ................................................................................................. 2-1
2.3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI ............................................................................. 2-15
2.4. DASAR-DASAR PEMIKIRAN ......................................................................................... 2-16
2.5. JENIS KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN ....................................... 2-17
2.6. APRESIASI INOVASI........................................................................................................ 2-20
2.7. PROGRAM KERJA ........................................................................................................... 2-24

BAB 3 MASUKAN DAN KELUARAN YANG DI HASILKAN

3.1. MASUKAN......................................................................................................................... 3-1


3.2. KELUARAN ....................................................................................................................... 3-1

BAB 4 RENCANA KERJA

4.1. TAHAP PERSIAPAN ......................................................................................................... 4.1


4.2. TAHAP STUDY, SURVEY, DAN PENGUKURAN LAPANGAN.................................. 4.1
4.3. TAHAP PRA RENCANA................................................................................................... 4.1
4.4. TAHAP PENGEMBANGAN RENCANA ......................................................................... 4.1
4.5. TAHAP PEMBUATAN GAMBAR KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA.. 4.2

BAB 5 JADWAL PELAKSANAAN

BAB 6 LAPORAN
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebagai salah satu tahapan dalam proses perencanaan yakni, dimana perencana harus
mengumpulkan data-data pendukung untuk digunakan sebagai dasar analisa untuk
pengambilan keputusan perencanaan.Data-data tersebut diperoleh dari suatu proses yang
berupa survey dan pengukuran lapangan, dimana data tersebut berupa data primer,
maupun data sekunder yang bersumber dari literatur, buku-buku, peta-peta, dan lain
sebagainya.
Data yang diperlukan, akan sangat tergantung dari produk perencanaan yang akan
dilaksanakan, dimana semakin lengkap dan terperinci perolehan data-data, maka akan
semakin mudah bagi perencana untuk melakukan analisis-analisis kearah kesimpulan
perencanaan. Data-data dimaksud, biasaya diperoleh pada suatu tahapan perencanaan,
dimana pada tahapan tersebut kita sudah biasa untuk memperoleh gambaran terperinci
menyangkut keadaan yang akan direncanakan, dimana produk dari tahapan tersebut
biasanya berupa Laporan Antara sebagaimana yang tersaji dalam Produk Laporan ini.
Dengan melihat akan produk laporan ini, maka diharapkan agar kita sudah dapat
mengetahui kondisi fisik wilayah, kondisi existing dari apa yang akan direncanakan,
perencanaan, dan berbagai kondisi/keadaan/ informasi lain yang akan berkaitan dengan
kegiatan (Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS NTT.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari Pelaporan antara ini adalah untuk memberikan gambaran kepada
kita mengenai :
Kondisi eksisting Gedung, baik menyangkut kondisi lahan maupun fasilitas
penunjang/sarana penunjang dan kondisi lingkungan sekitarnya.

1.3 SISTEMATIKA PELAPORAN


Sistematika dari Pelaporan produk ini, yakni:
Bab I. Pendahuluan, memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika
pelaporan ini.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 1-1


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT
BabII. Tinjauan Lokasi Perencanaan, terutama menyangkut kondisi bangunan yang sudah
ada maupun Fasilitas lain dan lingkungan sekitarnya.
Bab III. Laporan hasil survey dan pengukuran, memuat tentang berbagai kondisi di
lapangan
BabIV. Laporan kemajuan pekerjaan yang memberikan gambaran tentang
bobot/presentasi Kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 1-2


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

BAB 2
PENDEKATAN & METODOLOGI

2.1. UMUM
Pekerjaan (Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS NTT secara garis
besar mencakup kegiatan dan tahapan pekerjaan :
a. Persiapan Perencanaan
b. Survei Lapangan/Identivikasi
c. Penyusunan Rencana Detail
d. Persiapan Pelelangan
e. Pelaksanaan Pelelangan
2.2. JALINAN KOORDINASI
Konsultan Perencana yang terdiri dari Tim Perencana selama melaksanakan pekerjaan
akan sepenuhnya membina kerjasama yang baik dengan Tim Teknis yang ditunjuk oleh
Pengguna Anggaran/PPK
2.2.1. PERSYARATAN UMUM JASA KONSULTAN
a. Tim Perencana
Ketua Tim (Team Leader) akan senantiasa melakukan desain perencanaan pekerjaan,
peningkatan hasil dan mutu produk, prosedur pelaksanaan serta masalah-masalah
lain yang berkaitan dengan dokumen kontrak.
Koordinasi kegiatan Tim Perencana akan dilaksanakan oleh Ketua Tim (Team
Leader)/Ahli Arsitek bersama-sama dengan Direksi.
b. Fasilitas Untuk Pelayanan Jasa Konsultan
Fasilitas keperluan pekerjaan jasa Konsultan seperti ruangan kantor, kendaraan roda
empat, kendaraan roda dua, akomodasi untuk tenaga konsultan, komunikasi dan
eksploitasi kantor serta perlengkapan dan peralatan kantor maupun peralatan
lapangan disiapkan oleh konsultan, yang telah diperhitungkan dalam usulan biaya
untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini.
c. Administrasi Pelayanan Jasa Konsultan
Dalam memberikan layanan keahliannya, konsultan akan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada Pengguna Anggaran

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-1


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Demikian pula dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan secara menyeluruh


sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan akan melakukan koordinasi
dengan Direksi, termasuk semua keperluan yang tertuang dalam Kontrak.

2.2.2. LINGKUP TUGAS KONSULTAN


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah sebagai
berikut :
a. Persiapan perencanaan
Pekerjaan Persiapan Perencanaan dilaksanakan setelah diterima Surat Perintah Mulai
Kerja yang mencakup kegiatan mobilisasi personil dan peralatan dan atau fasilitas
penunjang yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan sesuai dokumen kontrak,
mengumpulkan data awal kondisi lapangan.
Dalam tahapan kegiatan pekerjaan persiapan, Konsultan akan melakukan aktivitas
pekerjaan sebagai berikut:
 Melakukan koordinasi awal dengan pihak Pengguna Anggaran
 Melaksanakan Survey lokasi, mengumpulkan data dan informasi dari site
sekitarnya berupa : Data lapangan meliputi : Penghayatan Site lokasi, tinggi
rendah muka tanah lokasi proyek (countur tanah) dan Kondisi gedung eksisting
 Lingkungan dan persyaratan setempat : menyesuaikan bentuk bangunan dengan
lingkungan setempat
 Pengamatan keadaan tanah yang telah ada pada bangunan sekitar lokasi
 Mengadakan pengukuran topografi dan pengembangan dari hasil survey
topografi.
 Melakukan pengolahan data lapangan
b. Penyusunan Rencana Detail
 Membuat gambar desain rencana tapak, rencana bangunan, prakiraan biaya.
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
 Pembuatan gambar keadaan existing site plan dari bagian-bagian bangunan yang
ada lingkungan sekitarnya dengan ukuran 100 x 200 cm atau disesuaikan dengan
kebutuhan
 Data tentang jenis, mutu dan harga bahan serta tenagan kerja untuk bangunan,
yang terdapat di tempat kerja/lokasi proyek yang dimaksud.
 Keadaan sarana utilitas (jalan, air, saluran air, telepon dll)

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-2


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

 Membuat gambar rencana arsitektur, konstruksi dan struktur, serta sarana


penunjang lainnya, konstruksi dan spesifikasi teknis.
 Membuat gambar rencana arsitektur (Denah, tampak, potongan, rencana) yang
digambarkan dengan skala 1 : 100, yang didasarkan pada program ruang, bentuk
bangunan serta persyaratan-persyaratan ruang lainnya.
 Membuat gambar detail (rencana struktur dan rencana utilitas) dengan skala 1 :
10, sesuai dengan perhitungan (struktur dan utilitas)
 Semua gambar arsitektur, struktur harus dibuat dengan jelas, lengkap dengan
notasi-notasi ukuran sesuai dengan standar yang berlaku, disesuaikan dengan
iklim, arah angin sinar matahari dan menonjolkan profil arsitektur tradisional/
daerah setempat.
 Membuat gambar detail, perhitungan volume dan perkiraan anggaran biaya
pelaksanaan pembangunan fisik.
 Membuat laporan pendahuluan, membuat bulanan hasil survey dan pengukuran
dan laporan penyelidikan tanah.
d. Persiapan pelelangan
Membantu panitia lelang dalam memberikan penjelasan, mempersiapkan dokumen
lelang dan bahan-bahan yang diperlukan (Gambar Kerja, BOQ dan RKS) untuk
lampiran dokumen pelaksanaan fisik.
e. Pelaksanaan pelelangan
Membantu panitia lelang saat penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara
penjelasan pekerjaan membantu panitia lelang dalam menyusun evaluasi penawaran,
menyusun kembali dokumen pelelangan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang sama
apabila terjadi pelelangan ulang.
f. Pengawasan berkala
 Meletakkan patok-patok bantu untuk ukuran/batas site (tanah) pada lokasi
proyek yang dimaksud agar jelas dan tidak menimbulkan permasalahan pada
tahap perlaksanaan fisik nantinya.
 Membuat patok-patok peil lantai yang permanen untuk keseluruhan site dan juga
dilengkapi dengan patok untuk tiap-tiap masa bangunan dan site engineer, yang
sudah pasti sesuai dengan tabel program ruang terlampir yang akan dipakai
nantinya untuk membuat bouwplank pada pelaksanaan, sehingga layout massa
bangunan telah pasti.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-3


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

 Membuat foto-foto visual, dan patok-patok petunjuk bouwplank yang dimaksud,


sebelum dokumen lelang ditanda tangani.
 Laporan Pengawasan berkala

2.2.3. PERSYARATAN PERENCANAAN


Secara umum persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan
dalam:
a. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 45/
KPTS/M/2008 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
b. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
e. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Penyandang Cacat
f. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002
g. Kepmen PU 441 Tahun 1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
(Building Code of Indonesia)
h. Kepmen PU Nomor 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan
i. Kepmen PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamatan
terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
j. Kepmen Kimpraswil Nomor 45/KPTS/M/2010, tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
k. Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Retribusi Ijin
Memndirikan Bangunan
l. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor : 295/KPTS/CK/1997
Tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
m. SK Menteri BAPPENAS dan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
181/D.VI/01/1999

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-4


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

n. SE-07/A/21/1999 tentang Biaya Langsung Personil, Biaya Langsung Non


Personil untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Harga
Perhitungan Sendiri (HPS).
o. Syarat-syarat perijinan dan peraturan Pemerintah Daerah.
p. PUIPP 1983, ASTM, JIS untuk instansi penangkal petir.
q. Peraturan keselamatan kerja dan peraturan kebakaran untuk instalasi
pemadam kebakaran.
r. Persyaratan-persyaratan yang diatur dalam normalisasi Indonesia seperti :
- NI – 2 (71) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971)
- NI – 3 (70) Peraturan Umum untuk bahan bangunan di Indonesia
(PUBI 1972)
- NI – 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (1961)
- NI – 8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
- NI – 10 Batu merah sebagai bahan bangunan, peraturan genteng
keramik Indonesia
s. Pedoman Plumbing Indonesia.
t. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987
u. Peraturan Standart Normalisasi PLN (SPLN)
Secara garis besar, persyaratan teknis bangunan gedung negara adalah :

2.2.4. PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUGAN


Persyaratan Tata Bangunan dan lingkungan banguna gedung negarameliputi
ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan bangunan gedung
negara dari segi tata bangunan dan lingkungannya, sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota/Kabupaten atau Peraturan
Daerah tentang Bangunan Gedung Propinsi/Kota/Kab. yang bersangkutan:
1. Peruntukan lokasi
Setiap Bangunan Gedung negara harus diselenggarakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Kota/Kab. Yang bersangkutan.
2. Jarak antara blok/massa bangunan
Sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah setempat tenatang
Bangunan Gedung, maka jaraj antara blok/masa bangunan harus
mempertimangkan hal-hal sebagai berikut :
- Keselamatan terhadap bahaya kebakaran
CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-5
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

- Kesehatan (sirkulasi udara dan pencahayaan)


- Kenyamanan
- Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan
3. Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang tidak dengan Peraturan
Daerah setempat tentang ketinggian maksimum bangunan pada lokasi,
maksimum adalah 8 lantai.
4. Ketinggian langit-langit
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah 2.50
meter dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan gedung olah raga,
ruang pertemuan dan bangunan lainnya dengan fungsi yang memerlukan
ketinggian lantai khusus, agar mengikuti Standar Nasional Indonesia yang
berlaku.
5. Koefesien Dasar Bangunan (KDB)
Ketentuan besarnya Koefesien Dasar Bangunan (KDB) mengikuti ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung
untuk lokasi yang bersangkutan.
6. Koefesien Lantai Bangunan (KLB)
Ketentuan besarnya Koefesien Lantai Bangunan (KLB) mengikuti
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerha Setempat tentang Bangunan
Gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
7. Koefesien Daerah Hijau (KDH)
Perbandingan antara luas seluruh daerah hijua dengan luas persil bangunan
gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah
Setempat tentang bangunan, harus diperhitungkan dengan
mempertimbangkan:
- Daerah resapan air
- Ruang terbuka hijau
Untuk bangunan yang gedung yang memiliki KDB kurang dari40 % harus
mempunyai KDH sebesar 15 %
8. Garis Sempadan Bangunan
Ketentuan besarnya garis sempadan, baik sempadan pagar maupun garis
sempadan bangunan harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-6


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Daerah Setempat tentang Bangunan Gedung untuk lokasi yang


bersangkutan.
9. Wujud Arsitektur
Wujud arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria –
kriteria sebagai berikut :
- Mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung negara
- Seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungan
- Indah namun tidak berlebihan
- Efesien dalam penggunaan sumber baya dalam pemanfaatan dan
pemeliharaannya
- Memenuhi tuntutan sosial budaya setempat
- Pelestarian bangunan bersejarah
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan Bangunan
Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana
bangunan yang memadai, dengan biaya pembangunannya diperhitungkan
sebagai pekerjaan non-standar.
Prasarana dan sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gedung
negara seperti :
- Sarana parkiran kendaraan
- Sarana untuk penyandang cacat
- Sarana penyediaan air bersih
- Sarana darainase, limbah dan sampah
- Sarana ruang terbuka hijau
- Sarana hidran kebakaran halaman
- Sarana penerangan halaman
- Sarana jalan masuk keluar
11. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Asuransi
- Setiap bangunan gedung negara harus memnuhi persyaratan K3, sesuai
yang ditetapkan dalam Surat Kepetusan Bersama Mentreri Tenaga Kerja
dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : Kep.174/MEN/1986 dan
104/PKTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi dan atau peraturan penggantinya.
- Ketentuan asuransi selama pelaksanaan pembangunan bangunan gedung
negara mengikuti ketentuan yang berlaku.
CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-7
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

2.2.5. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN


Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara diupayakan menggunakan bahan
bangunan setenpat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian
dari sistem fabrikasi komponen bangunan. Spesifikasi teknis bahan bangunan gedung
negara meliputi ketentuan –ketentuan :
1. Bahan Penutup Lantai
- Bahan penutup lantai menggunakan bahan Homogenus tile polish dan
unpolish yang disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasi
bangunannya.
- Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persayaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.
2. Bahan Dinding
- Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pengisi atau paritsi,
dengan keterntuan sebagai berikut :
- Bahan diiding pengisi : batu bata, batu batako, papan kayu, kaca dengan
rangka kayu/alumanium, panil grc, dan atau alumanium.
- Bahan dinding partisi : kayu lapis, kaca, partiticle board dan atau
gypsum-board dengan rangka kayu kelas II atau rangka lainnya, yang
dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi ruang
dan klasifikasi bangunnanya.
- Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai bahan jenis bahan dinding yang digunakan.
- Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat
lanjutan/menengah, rumah negara dan bangunan gedung lainnya yang
telah ada komponen fabrikasinya, bahan dindingnya dapat menggunakan
bahan fabrikasi yang telah ada.
3. Bahan Langit-langit
- Bahan langit-langit terdiri atas rangka langit-langi dan penutup langit–
langit :
- Bahan kerangka langit-langit : digunakan bahan yang memenuhi standar
teknis, untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang setara, digunakan
rangka metal hollow dengan ukuran minimum 4x4
- Untuk bahan penutup akustik atau gypsum digunakan kerangka
alumanium yang dibnetuk dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-8
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

- Bahan penutup langit-langit : calsiboard, alumanium, akustik, gypsum,


atau sejenis yang disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunannya.
- Lapisan finising yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.
4. Bahan Penutup Atap
- Bahan penutup atap bangunan gedung negara harus menuhi ketentuan
yang diatur dalam SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku tentang bahan penutup
atap, baik berupa genteng, sirap, seng, alumanium maupun asbes
gelombang. Untuk penutup atap dari bahan beton harus disesuaikan
dengan fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi daerahnya.
- Bahan kerangka penutup atap : digunakan bahan yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia.
Bahan Kosen dan Daun Pintu /Jendela
- Bahan kosen dan daun pintu/jendela mengukitu ketentuan sebagai berikut
:
- Digunakan rangka alumunium 4” sesuai persyaratan standar yang
berlaku.
- Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas I, di cat kayu atau pelitur
- Daun jendela menggunakan rangka alumunium.
- Penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela disesuaikan dengan
fungsi ruang dan klasifikasi bangunan gedung.
5. Bahan Struktur
Bahan struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang, struktur
kayu mapupn struktur baja harus mengikuti Standar Nasional Indonesia
tentang bahan bangunan yang berlaku.
Ketentuan penggunaan bahan bangunan untuk bangunan gedung negara
tersebut diatas, dimungkinkan disesuaikan dengan kemjuan teknologi
bahan bangunan, khususnya disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya
setempat dengan tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan
keawetannya sesuai dengan peruntukkan yang telah ditetapkan.
Ketentuan lebih rinci agar mengukuti ketentuan yang diatur dalam
Standar Nasional Indonesia yang berlaku.

2.2.6. PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN


CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-9
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Persyaratan bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan keselamatan


(safety) dan kelayanan (serviceability) dan standar konstruksi yang berlaku.
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara secara umum meliputi ketentuan-
ketentuan :
1. Struktur Pondasi
- Struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup dan gaya-gaya lyar seperti
tekanan angin dan gempa.
- Pondasi bangunan gedung negara disesuaikan dengan kondisi tanah/lahan,
beban yang dipikul dan klasifikasi bangunannya.
Untuk bangunan yang dibangun diatas tanah/lahan yang kondisinya
memerlukan penyelesian pondasi secara khusus, maka kekurangan biayannya
dapat diajukan secara khusus di luar biaya standar sebagai biaya pekerjaan
pondasi non standar.
- Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai atau pada lokasi dengan
kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus didukung dengan penyelidikan
kondisi tanah/lahan secara teliti.

2. Struktur lantai
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Struktur kayu lantai
 Dalam hal digunakan lantai papan setebal 2 cm, maka jarak antara balok-
balok anak tidak boleh lebih dari 75 cm.
 Balok-balok lantai yang masuk ke dalam pasangan dinding harus lapis
bahan pengawet terlebih dahulu.
 Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus seuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSIN.SKBI yang berlaku.
- Struktur Lantai Beton
 Lantai beton yang diletakan langsung diatas tanah, harus diberi lapisan
dibawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm.
 Bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan lebih
dari 25 cm harus digunakan tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain
berdasarkan hasil perhutingan struktur.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-10


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

 Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus seuai dengan ketentuan-


ketentuan SNI/SKSIN.SKBI yang berlaku.
- Struktur Lantai Baja
 Tebal pelat baja harus diperhitungkan, sehingga bila ada lendutan masih
dalam batas kenyamanan.
 Sambungan-sambungannya harus rapat betul dan bagian yang tertutup
harus dilapis dengan bahan pelais untuk mencegah timbulnya korosi.
 Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus seuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSIN.SKBI yang berlaku.

3. Struktur Kolom
 Kolom baja harus mempunyai kelangsingan maksimum 150.
 Kolom baja yang dibuat dari profil tunggal maupun tersusun harus
mempunyai minimum 2 sumbu simetris.
 Sambungan antara kolom baja pada bangunan bertingkat tidak boleh
dilakukan pada tempat pertemuan antara balok dengan kolom, dan harus
mempunyai kekuatan minimum sama dengan kolom
 Sambungan kolom bajan yang menggunakan las harus menggunakan las
listrik , sedangkan yang menggunakan baut harus yang bermutu tinggi.
 Penggunaan profil baja tipis yang dibentuk dingin, harus berdasarkan
perhitungan yang memnuhi syarat kekuatan, kekauan dan stabilitas yang
cukup.
 Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus seuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSIN.SKBI yang berlaku.

4. Rangka Atap dan Kemiringan Atap


- Umum
 Konstruksi atap harus didasarkan atas perhitungan yang dilakukan secara
teknis yang seuai.
 Kemiringan atap harus disesuakan dengan bahan penutup atap yang akan
digunakan, sehingga tidak bocor.
 Bidang atap harus merupakan bidang rata, kecuali dikehendaki bentuk-
bentuk khusus.

- Struktur Rangka Atap Beton Bertulang

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-11


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus seuai dengan ketentuan-


ketentuan SNI/SKSIN.SKBI yang berlaku.

- Struktur Rangka Atap Baja


 Sambungsn yang digunakan pada rangka atap baja baik berupa baut, paku
keling atau las listrik yang memenuhi ketentuan pada Pedoman
Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung.
 Rangka atap baja harus dilapisi dengan pelapis nati korosi.
 Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus seuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSIN.SKBI yang berlaku.

2.2.7. PERSYARATAN UTILITAS BANGUNAN


Utilitas yang berada di dalam dan diluar bzngunan gedung negara harus memenuhi
persyaratan standar utulitas bangunan (SNI) yang berlaku. Spesifikasi teknsi utilitas
bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan :
1. Air Bersih
- Setiap bangunan baru bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan
prasarana air bersih yang memenuhi standar kualitas, dukup jumalhnya dan
disediakan dari PDAM.
- Setiap bangunan gedung negara, selain rumah negara (yang bukan bentuk
rumah susun),harus menyediakan air bersih untuk kepeluan pemadaman
kebakaran mengikuti ketentuan SNI yang berlaku.
- Bahan pipa yang digunakan harus mengikuti ketetuan teknis yang ditetapkan.
2. Saluran Air Hujan
- Pada dasarnya semua air hujan dilirkan ke jariangan umum kota. Apabils
belum tersedia jaringan umum kota, maka harus dialirkan melalui peresapan
atau cara lain dengan persetujuan teknis yang terkait.
- Ketentuan lebih lanjut mengikuti kentetuan SNI yang berlaku.
3. Pembuangan Air Kotor
- Semua air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci
pembuangannya harus melalui pipa tertutup dan atau terbuka sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
- Pada dasarnya pembuangan air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi
dan tempat cuci harus dibuang atau dialirkan ke saluran umum kota.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-12


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

- Tetapi apabila ketentuan dalam butir 2) tersebut tidak mungkin dilaksanakan,


karena belum terjangkau oleh saluran umum kota atau sebab-sebab lain yang
dapat diterima oleh instnasi teknis yang berwenang, maka pembuangan air
kotor harus dilakukan melalui proses pengolahan atau peresapan.
4. Pembuangan Sampah
- Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan tempat pembuangan
sampah sementara yang besarnya disesuaikan dengan volume sampah yang
dikeluarkan setiap harinya, sesuai dengan ketentuan dari peraturan yang
berlaku.
- Tempat penampungan sementar harus dibuat bahan kedap air, mempunyai
tutup dan dapat dijangkau secara mudah oleh petugas pembaungan sampah
dari Dinas Kebersihan setempat.
5. Sarana Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai failitas pencegahan dan
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, sesuai denagna ketentuan yang
ditetapkan dalam :
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
dan Lingkungan
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
- Perda setempat tentang Penanggulangan dan Pencagahan Bahaya Kebakaran.
6. Instalasi Listrik
- Pemasangan listrik harus diperhitungkan dengan aman sesuai dengan Peraturan
Umum Listrik yang berlaku.
- Setiap bangunan gedung negara yang dipergunakan untuk kepantingan umum,
bangunan khusus dan gedung kamtor tingkat Departemen/Kemetrian/Lembaga
Tinggi/Tertinggi Negara harus memiliki pembangkit listrik darurat sebagai
cadangan, yang besar dayanya dapat memenuhi kesinambungan pelayanan.
- Penggunaan Pembangkit tenaga listrik harus memenuhi syarat keamanan
terhadap dan gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-13


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

7. Penerangan Alam / Pencahayaan


- Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai penerangan
alam/pencahayaan yang cukup sesuai dengan fungsI ruang dalam bangunan
tersebut, sehingga kesehatan dan kenyamanan pengguna bengunan dapat
terjamin.
- Ketentuan besarnya pencahayaan dan sarana/prasarananya mengikuti
ketentuan standar yang berlaku
8. Tata Udara
- Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai tata udara yang sehat agar
terjadi sirkulasi udara segar di dalam bangunan untuk menjaga kesehatan dan
kenyamanan penghuni/pengguna.
- Penggunaan tata udara mekanik (aor-conditioning) harus nemgikuti ketentuan
yang standar yang berluku.
- Pemilihan jenis tata udara mekanik harus sesuai dengan fungsi bangunan dan
perletakan instalasinya tidak menggangu wujud bangunan.
9. Penangkal Petir
- Penentuan jenis dan jumlah saraana penangkal petir untuk bangunan gedung
negara harus berdasrkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan dan
kewajaran kebutuhan.
- Ketentaun lebih rinci harus mengikuti ketentuan dari standar lift yang berlaku.
10. Kebisingan dan Getaran
- Bangunan gedung negara harus memperhitungkan baku tingkat kebisingan dan
atau getaran sesuai dengan fungsinya, dengan mempertimbangkan
kenyamanan dan kesehatan seuai diatur dalam standar teknis yang berlaku.
- Untuk bangunan gedung negara yang karena fungsinya mensyaratkan baku
tingkat kebisingan dan atau getaran tertentu, agar memacu pada hasil analisis
mengenai dampak lingkungan yang telah dilakukan atau ditetapkan oleh ahli.
11. Aksesbilitas Bagi Penyandang Cacat
- Bangunan gedung negara yang berfungsi untuk pelayanan umum dan sosial
harus dilengkapi dengan fasilitas yang memberikan kemudahan bagi
penyandang cacat.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai aksesbilitas bagi penyandang cacat mengikuti
Ketentuan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 468/KPTS/1999

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-14


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

tentang Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan


Lingkungan.
2.2.8. PERSYARATAN SARANA KESELAMATAN
Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan sarana penyelamatan dari
bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan standar
penyelamatan bangunan (SNI) yang berlaku. Spesifikasi teknis sarana penyelamatan
bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan :
1. Tangga Penyelamatan
- Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus
mempunyai tangga peyelamatan.
- Tangga penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan api, minimum 2
jam, dengan arah pembukaan ke tangga dan dapat menutup secara otomatis.
Pintu harus dilengkapi dengan lampu dan petunjuk KELUAR/EXIT.
- Tanggan penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus dipsahkan dari
ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas asap, serta jarak capai
minimum 25 m.
- Lebar tangga penyelamatan minimum adalah 1.20 m.
- Tangga penyelamatan tidak boleh berbentuk tangga puntir.
- Ketentuan lebih lanjut tentang penyelamatan mengikuti ketentuan-ketentuan
yang di atur dalam standr yang berluku.
2. Penerangan Darurat dan Tanda Penunjuk Kearah Keluar
- Setiap bangunan gedung negara untuk pelayanan dan kepentingan umum
seperti : kantor, pasar, rumah sakit, rumah negara bertingkat (rumah susun),
asrama sekolah dan tempat ibadah harus dilengkapi dengan penerangan darurat
dan tanda petunjuk arah KELUAR/EXIT.
- Tanda EXIT/KELUAR atau panah penunjuk arah harus ditempatkan pada
persimpangan koridor, jalan keluar menuju ruang tangga balkon atau teras dan
pintu meunuju tanggga
- Ketentuan lebih lanjut tentang penerangan darurat dan tanda penunjuk arah
keluar mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam standar yang berlaku.
3. Pintu Darurat
- Setiap gedung negara yang bertingkat lebih dari 3 harus dilengkapi dengan
pintu darurat.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-15


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

- Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka kearah tangga penyelamatan,
kecuali pada lantai dasar membuka kearah luar (halaman)
- Jarak pintu darurat dalam satu balok bangunan gedung maksimum 25 m dari
segala arah.
- Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam standar yang berlaku.
4. Koridor/Selasar
- Lebar koridor minimum 1.80 m.
- Jarajk setiap titik dalam koridor ke pintu kebakaran atau arah keluar terdekat
tidak boleh lebih dari 25 m.
- Koridor harus dilengkapi dengan tnada-tanda penunjuk yang menunjukan arah
kepintu kebakaran atau arah keluar.
5. Sistem Peringatan Bahaya
- Setiap bangunan gedung negara untuk pelayanan dan kepentingan umum
seperti : kantor, pasar, rumah sakit, rumah negara bertingkat (rumah susun),
asrama sekolah dan tempat ibadah harus dilengkapi dengan sistem komunikasi
internal dan sistem peringatan bahaya.
- Sistem peringatan bahaya dan komunikasi internal tersebut mengacu pad
ketentuan/standar teknis yang berlaku.

2.2.9. AZAS – AZAS BANGUNAN NEGARA


Selain dari kriteria diatas dalam melaksanakan tugas ini hendaknya memperhatikan azas-azas sebagai
berikut :
1. Bangunan gedung pemerintah hendaknya fungsionil, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreativitas desain hendaknya tidak ditetapkan kepada keawetan material, tapi
pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-16


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

5. Bangunan Gedung Pemerintah hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan


lokasinya.

2.3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


2.3.1. Pendekatan Fungsionil :
Dengan pendekatan fungsionil, usaha-usaha pemecahan masalah selalu dikaitkan
dengan fungsi dan peranan ruang yang akan diwadahinya.

2.3.2. Pendekatan Lingkungan :


Kondisi eksisting lahan serta lingkungan sekitarnya merupakan titik tolak dalam
melakukan pemantapan rencana tapak. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
- Kondisi fisik, geologi dan biotik lahan dan lingkungan sekitarnya.
- Kondisi sosial ekonomi lingkungan.
- Kondisi iklim setempat.
- Kondisi budaya setempat.

2.3.3. Pendekatan Simbolisme :


Sebagai wadah / sarana pemerintahan, bangunaan yang direncanakan ini seyogyanya
harus mampu menunjukkan keberadaannya sebagai salah satu simbol informasi dan
pelayanan kepada masyarakat.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai ini yaitu :
- Skala pandang, merupakan ukuran visual antara fasilitas, proporsi dan
keseimbangan terhadap komposisi massa.
- Patokan pandang, diterapkan unsur arsitektur tradisional dan arsitektur bangunan
tropis yang merupakan modifikasi bentuk dari beberapa komponen, misalnya :
bentuk masa bangunan, bentuk atap, sistem struktur dan ornamen bangunan.

2.4. DASAR-DASAR PEMIKIRAN


2.4.1. Dasar – Dasar Perencanaan :
1. Perencanaan arsitektur mempunyai 2 tujuan pokok sebagai berikut :
- Menciptakan ruangan-ruangan yang dapat dipakai untuk aktifitas/ kegitan sesuai
dengan fasilitas yang direncanakan.
- Menciptakan lingkungan fisik dan non fisik yang diinginkan yaitu: Terciptanya
ruangan-ruangan yang tepat guna bagi kegiatan operasional dalam wadah ini.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-17


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

2. Lingkungan fisik yang tercipta haruslah :


- Menggambarkan wujud penampilan Bangunan sebagai sarana informasi dan
pelayanan kepada masyarakat.
- Sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
- Selaras dengan sosial budaya setempat.

2.4.2. Kriteria Perencanaan :


1. Kriteria umum yang meliputi :
- Persyaratan fungsionil.
- Persyaratan teknis teknologi
- Keselamatan terhadap lingkungan fisik termasuk geologis, sumber daya alam
dan sosial budaya setempat.
2. Kriteria Khusus yang meliputi :
- Penampilan sebagai sarana / wadah Pemerintahan.
- Pencerminan dari bangunan yang berada di daerah tropis.
- Pemanfaatan potensi alam semaksimal mungkin.
- Jaringan sirkulasi baik manusia, kendaraan yang efisien.
- Penggunaan bahan produksi dalam negeri.
3. Ketentuan – ketentuan lain yang umumnya berlaku untuk pembangunan gedung
seperti standard, pedoman dan peraturan-peraturan.
- Ketentuan tentang fasilitas.
- Ketentuan tentang luas dan jenis ruang.
- Ketentuan tentang pengaturan ruang sesuai fungsinya.
- Keserasian dengan lingkungan.
- Sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
- Ketentuan tentang pengelolaan dan pemeliharaan gedung.

2.5. JENIS KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN


Adapun jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses perencanaan atau disain
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Site Existing, yang sebelumnya dilakukan kajian terhadap kondisidan
karakteristik Site meliputi :
- Lokasi, Luas, Batas-batas
- Peruntukan tanah
- Koefisien dasar bangunan

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-18


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

- Koefisien lantai bangunan


- Perincian penggunaan lahan : bangunan, terbuka hijau dll.
2. Perencanaan Bangunan meliputi pembuatan gambar Pra Disain (sebagai bahan diskusi
dan presentasi) dan Gambar Disain beserta Detail-Detail Konstruksinya, pembuatan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Gambar Perspektif,Laporan Akhir.

2.5.1. PERENCANAAN SITE PLAN


Dalam perencanaan site maka faktor yang mendukung termasuk potensi exsisting
yang ada harus dimanfaatkan sebagai elemen pendukung dalam perencanaan Site.
Secara garis besar, faktor-faktor pendukung tersebut :
- Alam : Sinar Matahari, angin dan topografi/countur tanah
- Lingkungan : Pola lingkungan dan view
- Exisisting : Jalan, Jaringan Utilitas, Pohon-pohon, Posisi Site
Gambar berikut adalah salah satu contoh Perencanaan Site yang didasarkan atas kajian
terhadap beberapa factor pendukung yang telah disebutkan diatas.
Seluruh faktor akan dimanfaatkan untuk membentuk site plan/tapak yang sesuai
dengan kebutuhan bangunan Gedung .

2.5.2. Konsep Makro


Sebagai suatu kompleks Perkantoran maka perencanaan site plan harus menjadi satu
kesatuan dengan bagunan lainnya sebagai bagian dari sub sistem lingkungan.
- Pola pendenahan perletakan bangunan dan ruangan harus berdasarkan fungsi dan
aktifitas Perkantoran, yang juga harus mampu menampung kemungkinan
pengembangan fasilitas/sarana dari bangunan yang ada dimasa mendatang, serta
kemungkinan pentahapan pelaksanaan dengan tetap mempertimbangkan efesiensi
penggunaan tanah dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam master
plan.Sistem sirkulasi yang akan diterapkan mampu mendukung pola hubungan
fungsi yang jelas dan mengalir sehingga seluruh ruang yang direncanakan dapat
berfungsi secara efektif dan efisien.
- Pencapaian kompleks, akan diupayakan semudah dan senyaman mungkin dengan
memperhatikan peranan dari pintu masuk utama dan pintu samping (main & site
entrance)

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-19


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

2.5.3. Konsep Mikro


- Penataan bangunan pada tapak menuju pada perkembangan yang dinamis baik
secara kualifikasi maupun kuantitas dengan tetap memperhatikan fisik tapak dan
orientasi.
- Penyusunan pola massa disamping berpedoman pada sifat dan hubungan aktifitas
kegiatan yang ada, juga didasarkan pada kriteria kebutuhan kelompok fungsi di
dalam bangunan itu sendiri.
- Kesatuan tata massa juga diciptakan melalui dukungan elemen-elemen
perancangan, termasuk sistem utilitas, tata ruang luar dan penghijauan.
- Penampilan arsitektur secara keseluruhan kompleks mencerminkan adanya
kesatuan yang harmonis/keserasian dengan lingkungannya dan memunculkan
budaya arsitektur lokal yang menarik dan bernilai.

2.5.4. PERENCANAAN BANGUNAN


Sesuai dengan dasar falsafah sebagaimana bangunanan fasilitas Perkantoran lainnya,
maka secara umum penampilan bangunan memberikan kesan menarik nyaman dan
mengundang, sebagai suatu aspek yang dibutuhkan yang sangat Representatif.

2.5.5. Penampilan Arsitektur


Pola perencanaan tata ruang akan memperlihatkan aspek efisiensi fungsi melalui
penciptaan ruang-ruang yang tidak terbuang dengan sudut-sudut dinding tidak lebih
kecil dari 90 derajat.
Sedangkan penampilan bentuk, mengutamakan keserasian lingkungan, tanpa
meninggalkan ciri-ciri budaya tradisional.
Dalam Visualisasi Gedung, disain interior merupakan pengembangan dari konsep
bangunan itu sendiri. Disain interior ini terpadu dengan perencanaan lingkungan
untuk menciptakan efisiensi kerja yang tinggi. Disain bangunan harus dirancang agar
menimbulkan kesan bahwa gedung tersebut ramah, modern, agresif namun
konservatif.

2.5.6. Perencanaan Ruangan


Prinsip dasar pengembangan perencanaan ruangan adalah untuk memberikan kesan
yang hangat dan berwibawa serta memberikan kemungkinan terhadap perubahan-
perubahan diwaktu mendatang. Pendekatan ini membagi ruang perkantoran dalam dua
kategori, yakni permanen dan fleksibel.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-20


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

2.5.7. Konsep Ruang Optimal


1. Penekanan pada beberapa kunci kualitas penampilan
2. Penggabungan beberapa system bangunan untuk mencapai penampilan tersebut
3. Tim pengkajian pendekatan yang interaktif untuk meyakinkan keberhasilan
penggabungan system bangunan yang ada.
Dengan meletakkan ketiga prinsip tersebut, maka akan menciptakan ruang kerja yang
diinginkan.

2.5.8. Penampilan Bangunan Secara Total


Konsep dari Penampilan bangunan secara Total dapat diartikan bahwa kondisi nyata
bangunan yang ada dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna
gedung.

2.5.9. Sruktur Bangunan


Sebelum dilakukan dilakukan analisis terhadap Struktur Bangunan terlebih dahulu
dilakukan penelitian terhadap kondisi tanah di lokasi perencanaan. Proses penelitian
terhadap kondisi/struktur tanah
1. Uraian Umum
Karena tanah tidak homogen dan regangannya tidaklah sama dengan sifat dinamis
benda elastis padat. Tegangan didalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban
garis atau beban merata dengan cara menjumlahkan tegangan-tegangan akibat beban
terpusat yang bekerja pada permukaan tanah atau didalam tanah.
Ada semacam gejala yang sering tampak apabila penimbunan dilakukan pada lapisan
bawah, pondasi lapisan tanah jelek. Tanah mempunyai sifat untuk meningkatkan
kepadatan dan kekuatan gesernya apabila mendapat tekanan. Apabila beban yang
bekerja pada tanah pondasi telah melampaui daya dukung batasnya/tegangan geser
yang ditimbulkan didalam tanah pondasi melampaui ketahanan geser tanah pondasi,
maka akan berakibat keruntuhan geser dari tanah pondasi.
2. Uraian Khusus
Tanah pondasi biasanya merupakan bahan yang susunannya amat rumit dan beraneka
ragam . Walaupun sifat fisik dan mekaniknya dapat diketahui dengan penyelidikan
tanah atau pengujian tanah, namun hasilnya tidak sesuai benar dengan kenyataannya.
Tidak seperti pada beton atau baja yang hasil penyelidikannya dan pengujiannya
dapat dipercaya.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-21


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Data pemboran lapisan geologi atau hasil pengujian tanah adalah hanya pada suatu
titik yang dipilih sembarang, sehingga untuk mengambil kesimpulan apakah hanya
itu merupakan sifat-sifat keseluruhan tanah pondasi, harus diteliti berdasarkan latar
belakang geologi mengenai pembentukan tanah pondasi tersebut.
Untuk melaksanakan survey pada tanah dasar yang jelek, maka dianjurkan cara
kerjanya sebagai berikut :
Mula-mula harus dilakukan survey pendahuluan untuk mengetahui penyebaran
lapisan tanah yang buruk dan garis besar sifat mekanik setelah mempelajari sifat-sifat
dinamik struktur berdasarkan survey pendahuluan.
Kedua dengan ketelitian yang lebih tinggi adalah dengan pemeriksaan secara kasar
mengenai daya dukung tanah atau penurunan, yakni untuk menjernihkan hal-hal yang
meragukan sehingga dapat disediakan hasil-hasil penyelidikan atau pengujian untuk
analisa dinamik bagi perencanaan.

2.6. APRESIASI INOVASI


2.6.1. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Dengan semakin meningkatnya perkembangan di provinsi nusa tenggara timur
khususnya pada sarana dan prasarana penunjang, Dalam proses Perencanaan Gedung
tersebut memerlukan proses pelaksanaan melalui beberapa tahapan, yakni tahapan
persiapan, perencanaan, Pelelangan dan pelaksanaan serta Pengawasan Konstruksi
Fisik. Tahapan perencanaan sangat diperlukan dalam proses tersebut, yang dalam
pelaksanaannya diserahkan kepada Pihak Kedua sebagai Partner Pemerintah yang
dianggap mampu melaksanakan tugas Perencanaan, yaitu Konsultan Perencana.
Konsultan Perencana akan merencanakan pekerjaan sebagaimana tercantum didalam
Daftar Pelaksana Anggaran dari suatu kegiatan dalam bentuk Gambar, Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) maupun spesifikasi
Teknis yang akan dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik.
Secara kontraktual Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Pengguna
Anggaran. Dalam Kegiatan Operasionalnya, Konsultan Perencana akan mendapat
bantuan bimbingan, baik teknis maupun adminitrasi dalam menentukan arah
pekerjaan Perencanaan dari pengelola proyek, yang terdiri dari pengelola
administrasi, pengelola keuangan dan pengelola teknis yang ditunjuk dan
bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran.
CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-22
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Setelah mempelajari secara mendalam terhadap isi dari Kerangka Acuan Kerja
(KAK) serta penjelasan dari pemberi pekerjaan yang tertuang dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing) Secara umum uraian dan materi Kerangka Acuan
Kerja (KAK) sudah cukup jelas, disimpulkan bahwa Kerangka Acuan Tugas
pekerjaan ini telah menggambarkan seluruh pekerjaan dengan jelas, mencakup segala
aspek yang diperlukan dalam suatu Detail Desain meskipun demikian dalam
implementasi pelaksanaan di lapangan apabila ada permasalahan yang tidak sesuai
dengan kondisi proyek, akan dikonsultasikan dengan direksi pekerjaan dan pemilik
proyek.
Konsultan telah mempelajari secara mendalam mengenai dokumen pelelangan
berikut addendumnya, data dan informasi yang tersedia serta penjelasan mengenai
pelelangan pekerjaan (Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS
NTT. Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut telah memuat segala keterangan yang
dapat dipakai oleh Konsultan untuk dapat melaksanakan pekerjaan baik pekerjaan
pengukuran maupun perencanaan detail.
Keterangan yang ada di dalam kerangka acuan kerja telah sangat jelas dan terinci
memuat apa yang harus dikerjakan oleh Konsultan dan hasil apa yang harus
diserahkan kepada Pemberi Kerja, dengan demikian Konsultan dapat menyusun
Dokumen Usulan Teknis yang mana merupakan rangkuman dari pemahaman
Kerangka Acuan Kerja.
Beberapa masalah yang belum dimengerti telah diajukan pada waktu penjelasan
pelelangan dan sudah dijawab langsung oleh Panitia Pelelangan serta jawaban atau
penjelasan tersebut juga telah disajikan dalam bentuk Adendum Dokumen Pelelangan
Pengadaan Jasa Konsultansi. Jadi pada umumnya Konsultan telah mengerti betul apa
tugas daripada Konsultan, hal ini tercermin dalam seluruh rangkaian dokumen
penawaran (Administrasi, Teknik dan Biaya). Namun tidak tertutup kemungkinan
akan meminta penjelasan lagi pada Pemberi Kerja dikemudian hari apabila pada
waktu pelaksanaan timbul masalah yang sebelumnya tidak atau belum muncul.
Dalam perencanaan pembangunan bangunan gedung, sangat diperluakan penyesuaian
view arsitektur dan konstruksi terhadap perkembangan waktu. Hal ini penting agar
bangunan yang telah dibangun dapat digunakan dengan memperoleh kenyamanan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan memperhatikan dan mengupayaka
adanya penerapan inovasi baru. Konsultan akan mengumpulkan berbagai referensi

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-23


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

baik berupa teknologi, arsitektur dengan tetap mengutamakan estetika dan ketentuan
yang berlaku.
Dengan memperhatikan kekayaan alam yang ada di Provinsi NTT terutama
kekayaan berupa batu alam untuk bangunan, serta ke-khas-an type bangunan,
konsultan akan memanfaatkannya dengan desain yang dilakukan oleh tenaga
arsitektur profesional, sehingga diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang
bernilai seni dengan ciri tersendiri dengan tetap memenuhi aspek estetika, teknis dan
ekonomis.

2.6.2. JENIS DAN LAYANAN KONSULTAN.


Jenis layanan Konsultan yang dimaksudkan dalam pekerjaan ini adalah berupa
bantuan teknis untuk (Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS
NTT. Konsultan Perencana akan membuat perencanaan gedung sesuai dengan
kontrak dan diupayakan agar tercapainya kelancaran pelaksanaan pekerjaan fisik dari
Tahap awal sampai tahap akhir yang mewujudkan ketersediaan fasilitas gedung yang sesuai
dengan standart - standart bangunan dan ketentuan yang berlaku.
2.6.3. LINGKUP LAYANAN KONSULTAN.
Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan dan berdasarkan persyaratan yang ada dalam
Kerangka Acuan Tugas, maka lingkup pekerjaan Konsultan akan meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a. Persiapan perencanaan meliputi : pengumpulan data dan informasi lapangan,
memuat interpretasi secara luas terhadap pengarahan penugasan dan konsultasi
dengan Pemerintah setempat mengenai peraturan bangunan yang ditetapkan serta
segala hal yang berkaitan dengan kebijakan daerah pengukuran beda tinggi dengan
menggunakan Theodolith serta melakukan pengujian tanah secara visual.
b. Penyusunan Rencana Detail meliputi : rancangan tapak, pembuatan gambar pra
desain, prakiraan biaya dan membantu pengguna barang/jasa dalam pengurusan
sampai mendapatkan ijin prinsip/advis planing dari pemerintah daerah setempat.
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan meliputi : Pembuatan Gambar Arsitektur,
Pembuatan Gambar Struktur, Pembuatan Gambar Elektrikal dan Pembuatan gambar-
gambar detail rancangan kerja dan syarat-syarat, perhitungan-perhitungan struktur,
rincian volume pelaksanaan pekerjaan termasuk rancangan anggaran biaya pekerjaan
konstruksi dan menyusun dokumen perancangan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-24


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

d. Persiapan pelelangan meliputi : membantu Pengguna Jasa dalam menyusun


dokumen lelang. Membantu panitia lelang dalam penyusunan program dan
pelaksanaan pelelangan.
e. Pelaksanaan pelelangan meliputi : membantu panitia lelang saat penjelasan
pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan membantu panitia
lelang dalam menyusun evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan
dalam pelaksanaan tugas-tugas yang sama apabila terjadi pelelangan ulang.
f. Pengawasan berkala meliputi : memeriksa pelaksanaan pekerjaan secara berkala,
melakukan penyesuaian-penyesuaian gambar rancangan dan teknis pelaksanaan
apabila ada perubahan, memberi penjelasan terhadap persoalan yang timbul selama
masa konstruksi, memberikan rekomendasi penggunaan bahan dan menyusun laporan
akhir perencanaan.
2.6.4. SASARAN PEKERJAAN DAN LOKASI PEKERJAAN
Sasaran dari pada kegiatan adalah meningkatkan efektivitas kerja, penyelenggaraan
pemerintahan, serta pelayanan kepada masyarakat. Lokasi Pekerjaan sesuai dengan
Dokumen Tender adalah Terletak di kota kupang.
2.6.5. KEBUTUHAN UMUM PELAYANAN
Team Perencana akan bertanggung jawab untuk melaksanakan perencanaan gedung
dengan menggunakan data lapangan yang diperoleh dari hasil pengambilan data
dilapangan baik secara instansional maupun teknis.
Kegiatan konsultan mencakup perencanaan dari semua aspek perencanaan gedung
dan menjamin bahwa pekerjaan perencanaan sesuai dengan peraturan –peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.6.6. LAYANAN KEAHLIAN
Konsultan Perencana akan menyediakan para personil untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan antara lain :
- Ketua Tim (Team Leader )
- Tenaga Ahli Arsitektur
- Tenaga Ahli Sipil Struktur
- Tenaga Ahli Geodesi
- Tenaga Ahli Elektrikal
- Tenaga Drafter Arsitektur
- Juru Ukur/Surveyor
- Tenaga Administrasi
CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-25
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

- Operator Keuangan
- Pembatu Umum.

2.6.7. JANKGA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan (Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD &
DIKMAS NTT yang disediakan oleh Pengguna Anggaran, sesuai dengan Dokumen
Lelang yaitu kurang lebih 15 (Lima Belas) hari kalender. Dengan waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkam konsultan akan mengoptimalkan jangka waktu yang
disediakan, dan kiranya waktu tersebut cukup untuk menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, dengan koordinasi pelaksanaan yang terarah.

2.7. PROGRAM KERJA


2.7.1. UMUM
Konsultan telah mempelajari secara keseluruhan Dokumen Lelang dan Kerangka
Acuan Kerja yang diberikan, serta telah mengikuti acara penjelasan pekerjaan.
Konsultan sudah memahami maksud dilaksanakannya pekerjaan pengawasan
pembangunan ini dan seluruh kegiatan yang terkait di dalamnya.
Secara umum Kerangka (Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS
NTT sudah cukup jelas dalam memberikan gambaran dan acuan yang dikehendaki
oleh pihak Pengguna Anggaran / Pemberi Tugas.
Setelah memahami seluruh kegiatan yang akan dilakukan, Konsultan mencoba untuk
membuat rencana kerja yang meliputi struktur organisasi, jadwal pelaksanaan, jadwal
penugasan personil serta menyusun personil tim Konsultan yang akan bertugas pada
pekerjaan jasa konsultansi ini yang disajikan pada bab – bab sebelumnya.

A. PEKERJAAN PERSIAPAN PERENCANAAN


Sebelum melaksanakan pekerjaan perencanaan Konsultan Perencana akan melakukan
kegiatan persiapan yang menyangkut pengerahan tenaga ahli, perumusan metode
pelaksanaan, persiapan survey termasuk mengurus ijin survey serta administrasi
lainnya.
Kegiatan survey dilakukan atas survey instansional dan survey fisik lapangan. Survey
instansional berupa pengambilan data yang menyangkut sosial budaya, struktur
organisasi instansi, kepegawaian dan lain-lain. Sedangkan survey lapangan
menyangkut :
1. Data lapangan meliputi : Penghayatan Site lokasi, tinggi rendah muka tanah
lokasi proyek (countur tanah)
CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-26
(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

2. Lingkungan dan persyaratan setempat : menyesuaikan bentuk bangunan dengan


lingkungan setempat
3. Pembuatan gambar keadaan existing site plan dari bagian-bagian bangunan yang
ada/lingkungan sekitarnya dengan skala 1 : 200 atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
4. Keadaan sarana utilitas (jalan, listrik, air, saluran air, telepon dll)
5. Menyelidiki lapisan tanah dengan cara :
- Boring sampai kedalaman 6 m (bilamana dianggap perlu)
- Menggunakan test sederhana dengan test visiter.
- Penyusunan ijin pendahuluan bangunan harus diketahui oleh instansi
pemerintah yang berwenang seperti Rooi Line atau Surat Keterangan Ijin
Mendirikan Bangunan Sementara yang akan disusul dengan Surat Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB).

B. PENYUSUNAN RENCANA DETAIL


Produk yang dihasilkan dalam tahap ini adalah penyusunan konsep yang akan
dituangkan dalam gambar-gambar pra rencana yang didasarkan pada hasil survey,
pengukuran dan penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan.
Pradesain/prarencana merupakan konsep awal perencanaan yang ditampilkan oleh
konsultan kepada pemberi tugas.
Produk dari prarencana antara lain berupa :
- Gambar-gambar pradesain yang meliputi denah, tampak dan potongan arah
melintang dan memanjang.
- Hasil Survey Lapangan/Study Banding
- Perkiraan Rencana Anggaran Biaya
C. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
Pengembangan rencana yang merupakan tindak lanjut dari prarencana menghasilkan
produk :
- Gambar-gambar pengembangan Pra Desain
- Perkiraan Anggaran Biaya Fisik
- Rencana Pelaksanaan
Berdasarkan keputusan dalam diskusi dengan Direksi, maka selanjutnya akan
dilakukan pengembangan rencana dengan dilakukan penyempurnaan dan

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-27


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

pengembangan gambar-gambar serta pra rencana biaya yang sudah dihasilkan pada
tahap pra rencana.
Tahap Perencanaan ini harus memperhatikan hal-hal berikut :
- Persyaratan Keandalan meliputi :
- Kekuatan dan ketahanan bangunan menerima beban (beban sendiri dan
beban yang bekerja padanya) seperti beban hidup, beban sementara, gempa
bumi, angin dll.
- Keawetan, keawetan bangunan terhadap keseluruhan dan keausan, baik
karena penggunaan bangunan maupun sifat bahan serta pengaruh keadaan
setempat seperti cuaca dll.
- Keamanan.
Persyaratan Fungsional, bangunan yang direncanakan harus dapat menampung
kegiatan secara efisien sesuai dengan fungsinya.
Adapun output/produk yang akan dihasilkan pada tahap ini adalah :
Hasil pekerjaan perencanaan dibuat dalam bentuk laporan yang harus diserahkan
Konsulan Perencana kepada Pengguna Anggaran /PPKLaporan ini berupa produk
perencanaan meliputi :
1. Gambar-gambar Rencana (Exixting dan perubahannya) antara lain :
- Site Plan Skala 1 : 500
- Denah, Tampak, Potongan, RencanaSkala 1 : 150
- Gambar-gambar perubahan diberi notrasi lengkap
2. Gambar-gambar detail Skala 1 : 10
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
4. Rencana Anggaran Biaya (Engineer Estimate)
Konsultan Perencana akan membuat dan menghasilkan laporan yang lengkap sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-28


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Bagan Alir
(Desain) Renovasi Gedung Kantor BP PAUD & DIKMAS NTT

MULAI

Perubahan Persiapan/Penyusunan
Direksi Rencana Kerja
Tidak

Ya
Pengumpulan Data
Lapangan dan Instansional

Evaluasi dan Pengolahan


Data

Penyusunan Konsep
Perubahan Diskusi / Asistensi Pra Rencana
- Alternatif konstruksi
Ya - Analisa Perhitungan
Kebutuhan Ruang
- dll

Pengembangan Rencana
- Pembuatan Gambar-gambar
Diskusi - Perhitungan Konstruksi
- Perhitungan Volume & RAB

Presentase / Diskusi

Penyusunan dan Penggandaan


Dokumen Perencanaan dan
Dokumen Lelang

Pengawasan Berkala

Selesai

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-29


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

Setelah semua pembahasan kami uraikan sesuai yang telah diminta pada Kerangka
Acuan Kerja (KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), maka
sebagai akhir dari dokumen teknis pekerjaan Pekerjaan (Desain) Renovasi Gedung
Kantor BP PAUD & DIKMAS NTT, kami berharap semua informasi dan hasil
pemikiran yang telah dipaparkan dapat menjadikan masukan dan penilaian yang
berarti.
Akhirnya, semoga Dokumen Penawaran Teknis ini dapat menjadi pertimbangan dan
kami sangat berharap mendapat masukan balik atas segala kekurangan serta
kekeliruan yang ada didalamnya.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 2-30


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

BAB 3
MASUKAN DAN KELUARAN YANG DIHASILKAN

3.1. MASUKAN
a. Tahap Survey dan Pengukuran
Data-data sebagai masukan yang diperlukan antara lain meliputi
 Data bentuk dan topografi lahan, yang didapat dengan melakukan
pengukuran lapangan
 Kondisi sarana dan prasarana lingkungan seperti jalan, air, listrik, telepon
dan lain-lain

b. Tahap Analisis dan Perumusan Konsep Desain


Analisis terici dan perumusan Konsep perancangan antara lain meliputi :
 Program kebutuhan fasilitas/sarana
 Analisis kebutuhan besaran dan kualitas fasilitas/sarana
 Analisa dan rumusan konsep tata letak dan hubungan antar fasilitas/sarana
 Analisa dan rumusan konsep bentuk dan tampilan bangunan
penunjang/fasilitas/sarana
 Analisa dan rumusan konsep Struktur dan konstruksi bangunan
penunjang/fasilitas/sarana
 Analisa dan rumusan konsep utilitas bangunan penunjang/fasilitas/sarana
 Analisa dan rumusan konsep pengamanan bangunan penunjang/
fasilitas/sarana

3.2. KELUARAN
a. Pra-rancangan
Pada tahap ini konsultan akan mengajukan gagasan mengenai bentuk dan sosok
tampilan bangunan dalam bentuk gambar pra-rancangan sebagai bahan diskusi
dengn pihak pemberi tugas yang meliputi :
 Rancangan tapak, denah, tampak dua arah, potongan arah melintang dan
memanjang
 Perkiraan Rencana Anggaran Biaya

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 3-1


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

 Rencana Pentahapan Pelaksanaan


Pra-rancangan ini harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas melalui forum
diskusi terpadu, sebelum dikembangkan lebih lanjut.
b. Pengembangan Rencana
Merupakan pengembangan atau penyempurnaan terhadap gagasan yang
disampaikan pada taha pra rencana untuk didiskusikan dengan pihak pemberi
kerja, antara lain meliputi :
 Rancangan tapak, denah, tampak dua arah, potongan arah melintang dan
memanjang
 Perkiraan Rencana Anggaran Biaya
 Rencana Pentahapan Pelaksanaan
Pengembangan Rencana ini akan diajukan untuk mendapat persetujuan dari
pemberi tugas sebelum dikembangkan lebih lanjut menjadi gambar kerja
lengkap.
c. Gambar Kerja Lengkap
Setelah mendapat Persetujuan pemberi kerja maka konsultan perencana akan
melengkapi gambar-gambar detail pada bagian-bagian pekerjaan umum maupun
khusus sehingga memudahkan bagi pelaksanaan/ pengelolaan proyek selama
pelaksanaan di lapangan. Gambar kerja lengkap dimaksud minimal terdiri atas :
 Site Plan Skala 1:500
 Potongan Site melintang dan memanjang Skala 1:500
 Denah Lengkap Skala 1:150
 Tampak (4 arah) Skala 1:150
 Potongan melintang dan memanjang Skala 1:150
 Rencana Pondasi Skala 1:150
 Detail pondasi Skala 1:25
 Rencana Atap Skala 1:150
 Detail kuda-kuda Skala 1:40
 Rencana Penulangan kolom, dan Balok Skala 1:150
 Rencana Plafond dan Titik Lampu Skala 1:150
 Rencana Penempatan Kusen Skala 1:150
 Tipe-tipe kusen Skala 1:25

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 3-2


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

 Detail Kusen Skala 1:25


 Gambar detail konstruksi lainnya yang perlu Skala : disesuaikan
 Detail Arsitektur yang dianggap perlu Skala : disesuaikan

d. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate)


Antara lain memuat perhitungan yang teliti mengenai :
 Volume/ besaran dari setiap unit konstruksi bangunan
 Jumlah harga dirinci menurut komponen konstruksi bangunan
 Perinci harga

e. Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Antara lain yang memuat :
 Syarat-syarat Umum dan Administrasi
 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
 Rencana Kerja dan bobot masing-masing komponen konstruksi
 Prosedur kerja
 Spesifikasi teknis dari setiap komponen konstruksi bangunan
f. Program Pelaksanaan dan Rencana Pelelangan
Konsultan Perencana bersama-sama penanggung jawab pengguna anggaran dan
Panitia Pelelangan menyiapkan dan/ atau mengadakan :
 Jadwal Pelelangan Kontraktor
 Dokumen Pelelangan sesuai kebutuhan
 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)

g. Pengawasan Berkala
Konsultan perencana berkewajiban melakukan pengawasan berkala sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam sebulan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 3-3


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

BAB 4
MASUKAN DAN KELUARAN YANG DIHASILKAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan akan berusaha untuk memberikan layanan jasa
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan harapan. Untuk itu
Konsultan akan menyusun program dan metode kerja yang tepat sehingga tercipta iklim kerja
yang baik selama masa pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini.
Tahap-tahap perencanaan yang harus dilakukan oleh konsultan dalam pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :

4.1. TAHAP PERSIAPAN


Sebelum melaksanakan pekerjaan perencanaan Konsultan Perencana akan melakukan
kegiatan persiapan yang menyangkut pengerahan tenaga ahli, perumusan metode
pelaksanaan, persiapan survey termasuk mengurus ijin survey serta administrasi
lainnya.

4.2. TAHAP STUDY, SURVEY, DAN PENGUKURAN LAPANGAN


Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang baik diperlukan data-data penunjang yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian diperlukan study dan
survey lapangan untuk mendapat data-data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan
pekerjaan ini.
Kegiatan study, survey, dan pengukuran yang dilaksanakan meliputi kegiatan-kegiatan
pengumpulan data dan informasi instansional maupun lapangan, pengukuran topografi
secara rinci mengenai tapak bangunan yang akan bangun.

4.3. TAHAP PRA RENCANA


Produk yang dihasilkan dalam tahap ini adalah penyusunan konsep yang akan
dituangkan dalam gambar-gambar pra rencana yang didasarkan pada hasil survey, dan
pengukuran yang telah dilaksanakan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 4-1


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

4.4. TAHAP PENGEMBANGAN RENCANA


Berdasarkan keputusan dalam diskusi dengan Direksi, maka selanjutnya akan dilakukan
pengembangan rencana dengan dilakukan penyempurnaan dan pengembangan gambar-
gambar serta pra rencana biaya yang sudah dihasilkan pada tahap pra rencana.
Tahap Perencanaan ini harus memperhatikan hal-hal berikut :
- Persyaratan Keandalan meliputi :
- Kekuatan dan ketahanan bangunan menerima beban (beban sendiri dan beban
yang bekerja padanya) seperti beban hidup, beban sementara, gempa bumi,
angin dll.
- Keawetan, keawetan bangunan terhadap keseluruhan dan keausan, baik karena
penggunaan bangunan maupun sifat bahan serta pengaruh keadaan setempat
seperti cuaca dll.
- Keamanan.
- Persyaratan Fungsional, bangunan yang direncanakan harus dapat menampung
kegiatan secara efisien sesuai dengan fungsinya.
Adapun output/produk yang akan dihasilkan pada tahap ini adalah :

4.4.1. Gambar-Gambar
Gambar-gambar bangunan yang meliputi :
 Peta situasi lokasi
 Gambar rencana blockplan dan site plan
 Denah, tampak potongan unit bangunan yang direncanakan.
 Gambar-gambar Detail
 Dan gambar-gambar lain yang perlukan dengan skala yang disesuaikan.

4.4.2. Perhitungan-Perhitungan
Perhitungan-perhitungan yang disajikan dalam bentuk dokumenmeliputi
perhitungan struktur dan perhitungan lainnya yang diperlukan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 4-2


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

4.5. TAHAP PEMBUATAN GAMBAR KERJA DAN RENCANA ANGGARAN


BIAYA/EE
Tahap pembuatan gambar kerja merupakan tahap penyempurnaan dari gambar-gambar
maupun dokumen yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut :
1. Gambar Pelaksanaan
a. Gambar Konstruksi
 Denah, tampak, potongan masing-masing unit bangunan
 Rencana pondasi
 Rencana atap
 Rencana lantai
 Rencana penulangan kolom dan balok
 Rencana perletakan kosen pintu dan jendela
 Rencana plafond dan titik lampu

b. Gambar Detail Konstruksi dan Bangunan penunjang/fasilias/sarana


 Detail pondasi
 Detail pekerjaan beton termasuk detail pembesian
 Detail kuda-kuda
 Detail lantai
 Type kusen pintu jendela dan detail kusen pintu dan jendela
 Dan detail lainnya yang dianggap perlu

2. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Dokumen Lelang


Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) serta dokumen lelang terdiri dari :
 Rencana Kerja dan Syarat – Syarat umum/administrasi
 Recana Kerja dan Syarat – Syarat teknis
 Bill of Quantity (BQ) yang meliputi : analisa dan volume pekerjaan

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) / Engineer Estimate (EE)


Penyusunan Rencana Anggaran Biaya / Engineer Estimate berpedoman pada daftar
harga yang sekarang berlaku dipasaran pada lokasi pekerjaan.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 4-3


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

BAB 5
JADWAL PELAKSANAAN
Dengan mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini yang
disiapkan yakni 15 (Lima Belas) hari kalender, maka Konsultan akan berusaha untuk
memberikan layanan jasa semaksimal mungkin dalam melaksanakan pekerjaan dengan
memanfaatkan waktu yang tersedia secara baik dan efisien. Hal ini dimaksudkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang tersedia. Untuk itu Konsultan
akan menyusun program dan metode kerja untuk setiap tahapan pekerjaan secara tepat dengan
memperhitungkan waktu pelaksanaan secara terinci.

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 5-1


(Desain) Renovasi Gedung Kantor
BP PAUD & DIKMAS NTT

BAB 6
LAPORAN

Selama masa kontrak, Konsultan akan membuat dan menyerahkan setiap laporan dan produk
pekerjaan perencanaan ini kepada Pengguna Jasa. Laporan-laporan tersebut masing-masing
dibuat sesuai jenis dan jumlah yang disyaratkan.

Hasil pekerjaan perencanaan dibuat dalam bentuk laporan yang harus diserahkan kepada
Pengguna Jasa. Laporan-laporan ini berupa produk perencanaan yang terdiri dari :

 Laporan Pendahuluan/Laporan Konsepsi Perencanaan, yang terdiri dari


- Laporan hasil pengumpulan data dan informasi lapangan
- Interpretasi secara garis besar terhadap KAK
- Program kerja perencanaan
- Konsep perencanaan
- Sketsa gagasan

 Laporan Penyusunan Rencana Detail, yang terdiri dari :


- Gambar-gambar Perencanaan : Denah, Tampak, Potongan (Rencana &
Eksisting) dan Gambar-gambar Detail
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Rincian Volume Pelaksanaan Pekerjaan
- Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Konstruksi

CV. BANERA CIPTA CUNSULTANT 6-1

Anda mungkin juga menyukai