Anda di halaman 1dari 94

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu wilayah akan selalu mengalami perkembangan seiring dengan
berkembangnya komponen - komponen yang ada di dalamnya. Seperti sarana,
prasarana dan pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan dalam hal ini
menyangkut aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi, dan fisik.
Aspek yang berpengaruh langsung dengan sarana dan prasarana adalah
perkembangan fisik wilayah dan penduduk yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Dalam setiap tahunnya, penduduk suatu wilayah akan terus mengalami
peningkatan secara siginifikan yang kemudian akan berpengaruh pada tingkat
kebutuhan sarana dan prasarana sehingga diperlukan pengembangan untuk
memenuhi pelayanan masyarakat.
Pengembangan sarana dan prasarana merupakan program pembangunan
untuk meningkatkan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan tersebut tidak hanya bertumpu pada daerah
perkotaan akan tetapi sampai ke pelosok pedesaan dengan harapan terciptanya
pembangunan yang berkelanjutan dan yang merata serta hasilnya dapat
dirasakan dari berbagai lapisan masyarakat.
Dengan adanya peningkatan infrastruktur, maka masyarakat itu sendiri
perlu selalu menyesuaikan diri dalam pola pikir dan perilaku sehari - hari
sehingga diharapkan terwujud sistem yang baik antara perkembangan kegiatan
manusia dengan perkembangan perkotaan itu sendiri yang saling
mempengaruhi.
Tidak efektifnya pembangunan pelayanan umum juga dapat terjadi apabila
aspek sumber daya manusia sebagai bagian aspek sosial tidak diperhatikan.
Arti pelayanan umum tidak terlepas dari lingkup kepentingan umum, dimana
pelayanan umum diselenggarakan dalam rangka memenuhi kepentingan
umum. Kepentingan umum berasal dari kepentingan - kepentingan pribadi

1|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
yang sama, dimana kepentingan pribadi berasal dari hak asasi manusia. Akan
tetapi, tidak semua kepentingan pribadi yang sama akan menjadi kepentingan
umum. Misalnya, kebutuhan biologis manusia boleh sama, tetapi
pemenuhannya tidak harus menjadi kepentingan umum. Kepentingan pribadi
yang dapat menjadi kepentingan umum adalah apabila pemenuhannya
berkaitan atau berdampak terhadap kepentingan masyarakat umum adalah
apabila dalam pemenuhannya berkaitan atau berdampak terhadap kepentingan
masyarakat umum. Pemenuhan kepentingan pribadi yang berkaitan dengan
masyarakat umum erat kaitannya dengan penggunaan barang. Apabila seluruh
hal tersebut dapat tercapai dengan dengan baik maka akan terciptanya
masyarakat yang sejahtera.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Sad : 27 mengenai sebuah
perencanaan bahwa :

Terjemahan: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya dengan sia-sia.Itu anggapan orang-orang yang kafir,
maka celakalah orang-orang.”

Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa
saja yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang dan bulan yang
menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Semua itu di ciptakan dengan penuh perencanaan
yang sangat besar bagi kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat
yang tak ternilai harganya. Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa, Allah
menciptakan alam semesta ini dengan bathil (sia-sia), akan tetapi di dalamnya
mengandung banyak sekali hikmah. Maka dari itu, hendaknya kita menjaga
apa yang sudah dititipkan oleh-Nya dan merencanakan pembangunan yang
sesuai dengan alquran dan hadist.

2|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Kabupaten Mamuju adalah kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi
Barat Indonesia dengan Ibukotanya adalah Kota Mamuju. Kabupaten ini
menjadi jembatan ekonomi ataupun budaya Kota Palu dan Kota Makassar.
Dengan demikian, ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah tersebut
sangat penting sebagai penunjang dalam mobilisasi kegiatan yang ada di
Kabupaten Mamuju.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkat kebutuhan sarana dan
prasarana suatu wilayah adalah perkembangan penduduk. Berdasarkan data
kependudukan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Mamuju dalam 7 tahun terkahir terus mengalami
peningkatan. Peningkatan yang terus – menerus terjadi akan mempengaruhi
tingkat kebutuhan dan tingkat pelayanan sarana dan prasarana pada suatu
wilayah.
Hal tersebut menjadikan titik tolak kami dalam melakukan survey lapangan
di Kabupaten Mamuju adalah guna mengamati kondisi dan dinamika
perkembangan yang ada Kabupaten Mamuju dengan melakukan analisis
kependudukan, sarana dan prasarana berdasarkan berbagai metode pendekatan
yang sesuai dengan ciri dan karakteristik daerah pengamatan. Sehingga, hasil
pengamatan tersebut dapat mengetahui dan menentukan potensi perencanaan
perkembangan daerah yang disusun menjadi sebuah laporan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
a. Mengidentifikasi kondisi sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten
Mamuju.
b. Mengidentifikasi potensi SDM yang ada di Kabupaten Mamuju.
c. Mengkaji potensi pengembangan sarana dan prasarana yang ada di
Kabupaten Mamuju.
d. Mengkaji potensi pengembangan SDM yang ada di Kabupaten
Mamuju.

3|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Tujuan
a. Untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan pelayanan dan
ketersediaan aspek sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten
Mamuju.
b. Untuk mengetahui potensi SDM yang ada dikabupaten Mamuju.
c. Sebagai pelengkap nilai tugas dari mata kuliah Studio Perencanaan
Wilayah.
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini iyalah pembaca
dapat mengetahui tentanggambaran umum mengenai kondisi sarana prasarana
dan penduduk yang ada di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam kegiatan survey yang kami lakukan di Kabupaten
Mamuju yaitu meliputi aspek sarana dan prasarana.
E. KELUARAN
Hasil atau keluaran dari laporan ini adalah hasil survey atau data yang
kami dapatkan di lokasi survey di Kabupaten Mamuju yang ada pada Bab V.

4|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Wilayah
Pengertiaan wilayah secara umum adalah suatu bagian dari permukaan
bumi yang teritorialnya ditentukan atas dasar pengertian, batasan, dan
perwatakan fisik-geografis. Secara yuridis, dalam Undang-Undang
No.26/2007 tentang Penataan Ruang, wilayah didefiniskan sebagai ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. Menurut Rustiadi,et.al. (2006) dalam Fatimah (2008:5) wilayah
dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu
dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling
berinteraksi secara fungsional. Beberapa pengertian wilayah menurut para ahli
adalah sebagai berikut :
1. Purnomo Sidi (1981) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan
untuk lingkungan permukaan bumi yang jelas batasannya
2. Menurut Suwardjoko Warpani (1984), wilayah adalah suatu luasan
geografis yang di batasi oleh kebutuhan fisik, ekonomi, social atau pun
administrasi (kepemerintahan) dan atau beberapa kebutuhan tersebut
atau kesemuanya sekaligus.
3. Menurut Hadi Sabari Yunus (1999), wilayah adalah suatu daerah
geografis yang mempunyai batas luas tertentu tanpa ada batas
administrasi.1
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan dari tiga ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa wilayah itu memiliki unsur batas, hanya yang berbeda
dari Sabari Yunus yaitu mengecualikan batas administrasi bukan merupakan
unsur wilayah.
Suatu bagian/daerah tertentu dapat disebutkan sebagai sebuah wilayah dari
suatu kesatuan administratif pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia apabila daerah tersebut memiliki unsur-unsur :

5|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
1. Ruang : Berupa bentangan geografi dengan batas-batas jelas beserta
infrastruktur di dalamnya dengan udara diatasnya sesuai diakui secara
hukum yang berlaku.
2. Sumberdaya : yang dimaksud dengan sumberdaya disini adalah
kekayaan-kekayaan yang ada dalam wilayah itu yang dapat menjadi
potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk melakukan
pengembangan wilayah itu, yaitu : Sumber Daya Manusia (SDM), dan
Sumber Daya Alam (SDA) lain misalnya sumberdaya air, kanungan
mineral, minyak dan lain-lain.
3. Pelaksana administrasi/ pemerintah: yang sah atau legitimate sesuai
hukum yang berlaku dan bertugas melaksanakan pengaturan yang
diperlukan bagi kelangsungan eksistensi wilayah itu.2
( sumber :1 Buku Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah, hal 1-2,
2
Perubahan Fungsi Lahan ,hal.44-45 )

B. Definisi Kota
Kota merupakan permukiman yang berpenduduk relative besar, luas areal
terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif
tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal
dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional,
ekonomis, dan individualistis (Ditjen Cipta Karya:1997).
Menurut Prof.Bintaro (1983) kota dapat diartikan sebagai suatu sistem
jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang
tinggi dan diwarnai dengan strata social ekonomi yang heterongen dan
coraknya yang materialistis. Atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala
pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat
heterongen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.
Max weber (P.J.M. Nas,1979:29) adalah suatu tempat dikatakan kota
apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal.

6|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kota memiliki
ciri – ciri penduduk dengan kepadatan yang tinggi dan heterogen serta
kegiatan utamanya berpusat pada ekonomi.
( sumber : Buku Pengantar Perencanaan Kota, hal 5-10)

C. Definisi Sarana dan Prasarana


Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman memberikan pengertian tentang sarana dan prasarana
lingkungan, yaitu:
1. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial,
budaya, dan ekonomi.
2. Prasarana adalah kelengkapan dasar.fisik lingkungan hunian yang
memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang
layak, sehat, aman dan nyaman.
Menurut kamus penataan ruang, sarana perkotaan yaitu sarana yang
dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan permukiman meliputi pendidikan,
kesehatan, perbelanjaan dan niaga, pemerintahan dan pelayanan umum,
peribadatan, rekreasi dan kebudayaan, olahraga dan lapangan terbuka serta
pemakaman umum. Sedangkan prasarana adalah sistem bangunan yang
diperlukan terlebih dahulu agar sistem transportisi, teknik penyehatan,
pengairan, telekomunikasi dsb dapat berfungsi; bangunan – bangunan yang
diperlukan sebelum kegiatan pokok masyarakat dan pemerintah dapat
berjalan; bangunan – bangunan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan
atau jasanya bai kehidupan dasar penduduk; terdiri atas prasarana transportasi
(jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dsb). prasarana kesehatan (jaringan pipa
air bersih, jaringan drainase, jaringan pengumpulan dan pembuangan sampah)
dan prasarana energi dan komunikasi (jaringan kawat transmisi dan membagi,
jaringan kawat telepon, dsb)
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan,
kota atau wilayah (spatial space) sehingga memungkinkan ruang tersebut

7|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
berfungsi sebagaimana mestinya. Infrastuktur metujuk pada sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung
dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg,1988 dalam
Kodoatie,2005:8). Sementara itu adapun pengertian prasarana menurut
Jayadinata (1992 dalam Juliawan,2015:5) prasarana merupakan suatu faktor
potensial yang sangat penting dalam menentukan arah dan masa depan
perkembangan suatu wilayah, karena pembangunan tidak akan sukses dan
berjalandengan baik tanpa dukungan prasarana yang memadai, prasarana kota
merupakan fasilitas umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya
suatu proses atau kegiatan dalam kota yang pada akhirnya akan menentukan
perkembangan kota. Dengan demikian prasarana kota merupakan fasilitas
umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses atau
kegiatan dalam kota, yang padxa akhirnya akan menentukanperkembangan
kota.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan
pasarana merupakan aspek yang dapat menunjang kegiatan sosial ekonomi
dan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia.

D. Jenis Sarana
1. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
a. Jenis Sarana
Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum
adalah:
1) Kantor-kantor pelayanan / administrasi pemerintahan dan
administrasi kependudukan;
2) kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih
(PAM), listrik (PLN), telepon, dan pos; serta
3) pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos
keamanan dan pos pemadam kebakaran.

8|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
b. Kebutuhan Ruang dan Lahan
Dasar penyediaan sarana pemerintahan dan pelayanan umum
untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang
informal (RTdanRW) maupun yang formal(Kelurahan danKecamatan),
dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang
dilayani oleh sarana tersebut.
Dasar penyediaan sarana ini juga mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit- unit atau kelompok lingkungan yang
ada.Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya
sedangkan penempatan penyediaan sarana mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana
yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.

9|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Tabel 2.1. Kebutuhan Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
No Jenis Jumlah Kebutuhan per Standard Kriteria
Sarana Penduduk satuan sarana (m2/jiwa)
Pendukung Luas Luas Radius Lokasi dan
(jiwa) lantai lahan penyelesaian
min. min. (m2)
2)
(m
1 Balai 2.500 150 300 0.12 Di tengah kelompok
pertemuan bangunan hunian
2 Pos hansip 2.500 6 12 0.06 500 m2 warga, ataupun di
akses keluar/masuk
dari kelompok
bangunan. Dapat
berintegrasi dengan
bangunan sarana
yang lain
3 Gardu 2.500 20 30 0.012 500 m2 Lokasi dan
listrik bangunannya harus
mempertimbangkan
keamanan dan
RW

kenyamanan sekitar.
4 Telepon 2.500 - 30 0.04 500 m2 Lokasinya disebar
umum, bis padatitik- titik
surat strategis atau
disekitar pusat
lingkungan.
5 Parkir 2.500 - 100 0.033 Dilokasikan dapat
umum melayani kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasi lain berupa
balai pertemuan
warga.
6 Kantor 30.000 500 1.000 0.006 Dapat dijangkau
kelurahan dengan kendaraan
7 Pos kamtib 30.000 72 200 0.0024 umum. Beberapa
8 Pos 30.000 72 200 0.002 sarana dapat
pemadam digabung dalam satu
kebakaran atau kelompok
9 Agen 30.000 36 72 0.002 bangunan pada
pelayanan tapak yang sama.
pos Agen layanan pos
10 Loket 30.000 21 60 0.002 dapat bekerja sama
dengan pihak yang
KELURAHAN

pembayaran
air bersih mau berinvestasi
11 Loket 30.000 21 60 0.003 dan bergabung
pembayaran dengan sarana lain
listrik dalam bentuk
wartel, warnet,atau
warpostel. Loket
pembayaran air
bersih dan listrik
lebih baik saling
bersebelahan.
12 Telepon 30.000 - 80 0.003 Lokasinya disebar
uumum,bis padatitik- titik
surat, bak strategis atau
sampah disekitar pusat
kecil lingkungan.
M
K

A
N
C
E

13 Parkir 30.000 - 500 0.017 Dilokasikan dapat

10 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
umum melayani kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasi lain berupa
geduang serbaguna/
balai karangtaruna.
14 Kantor 120.000 1.000 2.500 0.02 Dapat dijangkau
kecamatan dengan kendaraan
15 Kantor 120.000 500 1.000 0.001 umum. Beberapa
polisi sarana dapat
16 Pos 120.000 500 1.000 0.001 digabung dalam satu
pemadam atau kelompok
kebakaran bangunan pada
17 Kantor pos 120.000 250 500 0.004 tapak yang sama.
pembantu Lokasinya
18 Satsiun 120.000 500 1.000 0.008 3-5 km mempertimbangkan
telepon kemudahan
otomat dan dijangkau dari
agen lingkungan luar.
pelayanan
gangguan
telepon
19 Balai nikah/ 120.000 250 750 0.006 Lokasinya harus
KUA/BP4 strategis untuk
memudahkan dicari
dan dijangkau oleh
pengunjung di luar
kawasan.
20 Telepon 120.000 - 80 0.003 Lokasinya disebar
umum, bis pada titik-titik
surat, bak strategis atau
sampah disekitar pusat
besar lingkungan.
21 Parkir 120.000 - 2.000 0.017 Dilokasikan dapat
umum melayani kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasilain berupa
balaipertemuan
warga.
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

11 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Sarana Pendidikan
Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan
pendidikan yang akan dicapai,dimana sarana pendidikan dan pembelajaran
ini akan menyediakan ruang belajar harus memungkinkan siswa untuk
dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara
optimal. Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran
ini meliputi:
a) taman kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan
belajar dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih
menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat
pengenalan;
b) sekolah dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar
yang menyelenggarakan program enam tahun;
c) sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), yang merupakan bentuk
satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun
sesudah sekolah dasar (SD);
d) sekolah menengah umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan
yang menyelenggarakan program pendidikan menengah
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan
siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi;
e) sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun
perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan
perumahan sebagai sarana untuk meningkatkan minat membaca,
menambah ilmu pengetahuan, rekreasi serta sarana penunjang
pendidikan.

12 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Tabel 2.2. Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran
Kebutuhan PerSatuan
Jumlah Kriteria
Sarana
Penduduk Standard
Jenis Luas Luas Ket.
N pendukung Lokasi dan
o
Sarana
(jiwa) Lantai Lahan ( m2/jiwa) Radius
Penyelesaian
Min. (m2) Min. (m2)
1 Taman 1./250 216 500 0,28m2/j 500m2 Ditengah 2 rombongan
Kanak- termasuk kelompok warga. prabelajar60
kanak rumah Tidak murid dapat
2 Sekolah 1.600 633
penjaga 36 2.000 1,25 1.000 menyeberang bersatu dengan
Dasar m2 m2 jalan raya. sarana lain
Bergabung dengan
taman sehingga
terjadi Kebutuhan
pengelompokan harusberdasarkan
kegiatan. perhitungandenga
3 SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 n rumus 2,3 dan
Dapat dijangkau
m 2 4.Dapat digabung
dengan kendaraan
dengan
umum. Disatukan
saranapendidikan
dengan lapangan
lain,
olahraga.Tidak
4 SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 mis.SD,SMP,SM
selalu harus dipusat
m2 A dalam satu
Lingkungan.
komplek
5 Taman 2.500 72 150 0,09 1.000m’ Ditengah
Bacaan Kelompok warga
tidak menyeberang
jalan lingkungan.
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

3. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan
jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Beberapa jenis sarana
kesehatan yang dibutuhkan adalah:
a. Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk
anak-anak usia balita.
b. Balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan
kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak
pada penyembuhan tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu
tertentu juga untuk vaksinasi.

13 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
c. Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin),yang
berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah
melahirkan serta melayani anak usia sampai dengan 6 tahun;
d. Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan
kepada penduduk dalam penyembuhan penyakit, selain
melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit di wilayah kerjanya.
e. Puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai
unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan
kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas
dalam lingkup wilayah yang lebih kecil;
f. Tempat praktek dokter,merupakan salah satu sarana yang
memberikan pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititik
beratkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan;dan
g. apotik,berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaanobat-
obatan,baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.

Tabel 2.3. Kebutuhan Sarana Kesehatan


Kebutuhan Per
Kriteria
Jumlah Satuan Sarana
Jenis Penduduk Standard
No Luas Luas Lokasi Keterangan
Sarana pendukung
Lantai Lahan m2/jiwa
(jiwa) Radius dan
Min. (m2) Min. (m2) Penyelesaian
1. Posyandu 1.250 36 60 0,048 500m2 Ditengah Dapat
kelompok bergabung
tetangga Tidak dengan balai
menyeberang warga atau
jalan raya. sarana hunian
2. Balai 2.500 150 300 0.12 1.000m2 Di tengah /rumah
Dapat
Pengobatan kelompok bergabug
Warga tetangga yang dalam lokasi
tidak menyebe- balai warga
rang jalan
3. BKIA/ 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 Dapat dijangkau
Klinik m2 dengan
Bersalin kendaraan umum

14 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4. Puskesmas 30.000 150 300 0,006 1.500 -idem dapat bergabung
pembantu m2 dalam lokasi
dan balai kantor
pengobatan kelurahan
lingkugan
5. Puskesmas 120.000 420 1.000 0,008 3000m2 -idem Dapat
dan Balai bergabung
Pengobatan dengan kantor
6. Tempat 5.000 18 - - 1.500m2 -idem Dapat bersatu
kecamatan
Praktek dengan rumah
dokter tinggal/tempat
7. Apotik/ 30.000 120 250 0,025 1.500m2 -idem usaha/apotik
Rumah dapat bergabung
Obat dalam kantor
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan kecamatan

4. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan
keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karenaberbagai macam
agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang
bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas
peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan
perumahan dihuni selama beberapa waktu.
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat
dengan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut,
dan tata cara atau pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah
agamanya.Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam,direncanakan
sebagai berikut :
a. kelompok penduduk 250 jiwa,diperlukan musholla/langgar;
b. kelompok penduduk 2.500 jiwa,disediakan masjid;
c. kelompok penduduk 30.000 jiwa,disediakan masjid kelurahan;
d. kelompok penduduk120.000 jiwa, disediakan masjid kecamatan.
Untuk sarana ibadah agama lain,direncanakan sebagai berikut:
a. katolik mengikuti paroki;
b. hindu mengikuti adat;dan
c. budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau
hirarki lembaga.

15 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Untuk sarana ibadah agama Islam dan Kristen Protestan dan Katolik,

kebutuhan ruang dihitung dengan dasar perencanaan 1,2 m2/jemaah,


termasuk ruang ibadah, ruang pelayanan dan sirkulasi pergerakan.
Untuk sarana ibadah agama Islam, luas lahan minimal direncanakan
sebagai berikut:
a. musholla/langgar dengan luas lahan minimal 45m2
b. mesjid dengan luas lahan minimal 300m2
c. mesjid kelurahan dengan luas lahan minimal 1.800m2
d. mesjid kecamatan dengan luas lahan minimal 3.600m2
Untuk agama lain, kebutuhan ruang dan lahan disesuaikan dengan
kebiasaan penganut agama setempat dalam melakukan ibadah agamanya.
5. Sarana Perdagangan dan Niaga
Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan
terpisah dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain
berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok
lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan / blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan
niaga adalah:
a. toko/warung (skala pelayanan unit RT≈250 penduduk), yang
menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari
b. pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual
barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan
pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy,dan sebagainya
c. pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit
kelurahan= 30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari
termasuk sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung bahan-

16 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
bahan pakaian, pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat
pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti
warnet, wartel, dan sebagainya.
d. Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit
kecamatan≈120.000 penduduk), yang selain menjual kebutuhan
sehari-hari,pakaian,barangkelontong,elektronik,juga untuk
pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang
tidak menimbulkan polusi,tempat hiburan serta kegiatan niaga
lainnya seperti kantor-kantor, bank,industri kecil dan lain-lain.

Tabel 2.4. Jenis Sarana Perdagangan dan Jasa

Kebutuhan per satuan


Jumlah Kriteria
sarana
Jenis penduduk Standard
No Luas Luas lahan
Sarana pendukung (m2/jiwa)
lantai min. min. (m2) Lokasi dan
(jiwa) Radius
(m2) Penyelesaian

1 Toko/war-ung 250 50 100 0,4 300 m2 Ditengah


(termasuk (bila kelompok
gudang) berdiri tetangga. Dapat
sendiri) merupakan
bagian dari
sarana lain.

2 Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 m2 Di pusat


kegiatan sub
lingkungan.
KDB 40% dapat
berbentuk P&D
3 Pusat 30.000 13.500 10.000 0,33 Dapat dijangkau
pertokoan+ dengan
pasar kendaraan
lingkungan umum

4 Pusat 120.000 36.000 36.000 0,3 Terletak di jalan


perbelanj-aan utama.
dan niaga Termasuk sarana
(toko+pasar+b parker sesuai
ank+kantor) ketentuan
setempat
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

6. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi


Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan bangunan yang
dipergunakan untuk mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau
rekreasi, seperti gedung pertemuan, gedung serba guna, bioskop, gedung

17 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
kesenian, dan lain-lain. Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai
bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sehingga
penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut
kepentingannya pada waktu-waktu yang berbeda.
Menurut lingkup pelayanannya, jenis sarana kebudayaan dan rekreasi
meliputi:
a. balai warga/balai pertemuan (skala pelayanan unit RW ≈ 2.500
penduduk);
b. balai serbaguna (skala pelayanan unit Kelurahan ≈ 30.000
penduduk);
c. gedung pertemuan/gedung serbaguna (skala pelayanan unit
kecamatan ≈ 120.000 penduduk);
d. bioskop (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000 penduduk).

Tabel 2.5. Kebutuhan Sarana kebudayaan dan rekreasi

Kebutuhan per satuan


Kriteria
sarana
Jumlah
Jenis penduduk Luas Luas lahan Standard
No
Sarana pendukun lantai min. min. (m2) (m2/jiwa)
g (jiwa) (m2) Lokasi dan
Radius
Penyelesaian

1 Balai warga/ 2.500 150 300 0,12 100 m2 Ditengah


balai pertemuan kelompok
tetangga. Dapat
merupakan
bagian dari
sarana lain.
2 Balai serbaguna/ 30.000 250 500 0,017 100 m2 Di pusat
balai karang lingkungan
taruna

3 Gedung 30.000 1.500 3.000 0,025 100 m2 Dapat dijangkau


serbaguna dengan
kendaraan
umum
4 Gedung bioskop 120.000 1.000 2.000 0,017 100 m2 Terletak di jalan
utama.
Termasuk
sarana parker
sesuai ketentuan
setempat
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

18 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
7. Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan,
yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang
rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagrino 4 Tahun 1988, yang
menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam
pemanfataan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi
ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di lingkungan perumahan
berdasarkan kapasitas pelayanannya terhadap sejumlah penduduk.
Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau tersebut adalah:
a. setiap unit RT≈kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan
minimal 1 untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada
kota, baik udara segar maupun cahaya matahari, sekaligus tempat
bermain anak-anak;
b. setiap unit RW≈kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan
sekurang-kurangnya satu daerah terbuka berupa taman, disamping
daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250
penduduk sebaiknya, yang berfungsi sebagai taman tempat main
anak-anak dan lapangan olahraga kegiatan olahraga;
c. setiap unit Kelurahan≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa
diperlukan taman dan lapangan olahraga untuk melayani
kebutuhan kegiatan penduduk diarea terbuka, seperti pertandingan
olahraga, upacara serta kegiatanlainnya;
d. setiap unit Kecamatan≈kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus
memiliki sekurang- kurangnya 1 (satu) lapangan hijau
terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertandingan olahraga
(tenis lapangan, bola basket dan lain-lain),upacara serta kegiatan
lainnya yang membutuhkan tempat yang luas dan terbuka;

19 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
e. setiap unit Kecamatan≈kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus
memiliki sekurang- kurangnya1(satu) ruang terbuka yang berfungsi
sebagai kuburan/pemakaman umum; dan
f. selain taman dan lapangan olah raga terbuka, harus disediakan
jalur-jalur hijau sebagai cadangan/sumber-sumber alam, sekaligus
berfungsi sebagai filter dari polusi yang dihasilkan oleh industri,
dengan lokasi menyebar.
g. diperlukan penyediaan jalur hijau sebagai jalur pengaman lintasan
kereta api, dan jalur pengaman bagi penempatan utilitas kota,
dengan lokasi menyebar;
h. pada kasus tertentu, mengembangkan pemanfaatan bantaran sungai
sebagai ruang terbuka hijau atau ruang interaksi sosial (riverwalk)
dan olahraga.
Tabel 2.6. Sarana Ruang Terbuka, taman, lapangan olahraga
No Jenis Jumlah penduduk Kebutuhan Standard Radius Kriteria lokasi dan
sarana pendukung ( jiwa) luas lahan (m2/jiwa) (m) penyelesaian
min. (m2)
1 Taman/tem 250 250 1 100 Ditengah kelompok
pat main tetangga

2 Taman/tem 2.500 1.250 0,5 1.000 Di pusat kegiatan


pat main lingkungan

3 Taman dan 30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin


lapangan berkelompok
olahraga dengan sarana
pendidikan

4 Taman dan 120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan


lapangan utama.Sedapat
olahraga mungkin
berkelompok
dengan sarana
pendidikan

5 Jalur hijau - - 15 m Terletak menyebar

6 Kuburan/ 120.000 Mepertimbangkan


pemakaman radius pencapaian
umum dan area yang
dilayani

Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

20 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
E. Jenis Prasarana
1. Jaringan Jalan
Menurut UU No.38 tahun 2004 Tentang Jalan.Jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan sebagai bagian prasarana
transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.Jalan sebagai
prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara.Jalan yang merupakan satu kesatuan
sistem jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah
Republik Indonesia.
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan
jalan khusus, jalan umum dikelompokan ( menurut sistem, fungsi, status
dan kelas), sedangkan jalan khusus bukan diperuntukan bagi lalu lintas
umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.Sistem
jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan
jalan sekunder. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam
jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungansedangkam
secara administrasi yaitu jalan nasional, propinsi dan kabupaten.
a. Sistem Jaringan Jalan, yaitu :
1) Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan.

21 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2) sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat didalam kawasan perkotaan.
b. Jalan Berdasarkan Fungsinya, yaitu :
1) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.
2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjlananan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang befungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
c. Status Jalan, yaitu :
1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam
sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar
ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2) Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan
ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan
jalan strategis provinsi.
3) Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan
jalan primer yang tidak termaksud pada jalan nasional dan jalan
provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota

22 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
kabupaten dengan kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal,
serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4) Jalan Kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam
kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,
menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat
permukiman yang berada di dalam kota.
5) Jalan Desa merupakan jalan umum yang menghubungkan
kawasan dan/atau antar permukiman didalam desa, serta jalan
lingkungan.
d. Kelas jalan Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran
lalu lintas, jalan dibagi dalam beberapa kelas jalan.Pembagian
kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan UU No.22 Tahun 2009
TentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan. Untuk keperluan
pengaturan, penggunaan serta kebutuhan lalu lintas dan angkuatan,
jalan dibagi dalam lima jelas yaitu :
1) Kelas Jalan I merupakan jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang
dijinkan lebih besar dari 10 ton.
2) Jalan Kelas II merupakan jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 melimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 10 ton.
3) Jalan Kelas III A merupakan jalan arteri kolektor yang dapat
dilalui kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi dari 2.500 milimeter, ukuran panjang

23 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
tidak melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton.
4) Jalan Kelas III B merupakan jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 milimeter dan mauatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton.
5) Jalan Kelas III C merupakan jalan lokal yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran tidak
melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton.
2. Jaringan Air bersih
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk
kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor
essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan salam kriteria sebagai air
bersih. Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan
keluarga atau rumah tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar
kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan
berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang
tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Air dapat dikatakan air bersih
apabila memenuhi kriteria :
a) Jernih/tidak berwarna
b) Tidak berbau
c) Tidak berasa
d) Temperaturnya normal
e) Tidak mengandung zat padatan
f) Tidak mengandung bahan organik
3. Jaringan Air Limbah
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus
disediakan padalingkungan perumahan di perkotaan adalah:

24 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
a) septik tank;
Septik tank adalah suatu ruangn yang berfungsi menapung dan
mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang
lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan
terhadap suspensi benda – benda padat dan kesempatan untuk
penguraian bahan – bahan padat dan kesimpatan untuk prnguraian
bahan – bahan organik oleh jasad anaerobic membentuk bahan –
bahan larut air dan gas.
Persyaratan teknis :
Bahan bangunan harus kuat, tahan terhadap asam dan kedap air,
bahan banguna yang dapat dipilih untuk bangunan dasar, penutup
dan pipa penyalur air limbah adalah batu kali, bata merah, batako,
beton biasa, beton bertulang, asbes semen, PVC, keramik dan plat
besi. Bentuk empat persegi panjang (2 : 1 s/d 3 : 1), lebar tangki
minimal 1,50 m, tinggi tangki minimal 1 – 5 m termasuk ambang
batas 0,3 m. Tangki septik ukuran kecil yang hanya melayani satu
keluarga dapat berbentuk bulat dengan diameter minimal 1,2 m dan
tinggi minimal 1,5 m termasuk ambang batas.
b) bidang resapan;
persyaratan bidang resapan sebagai berikut:
1) lebar galian minimum 500 mm dan dalam galian efektif
minimum 450 mm;
2) panjang pipa resapan melebihi 15 m dibuat 2 jalur;
3) jarak sumbu 2 jalur galian minimum 1,5 m;
4) bidang resapan lebih dari satu jalur harus dilengkapi dengan
bak pembagi daritangki septik;
5) pipa resapan dari bahan tahan korosi dengan diameter
minimum 110 mm;
6) pipa dipasang tanpa sambungan, dan celah antara dua pipa
bagian atas harusditutup. Bila pipa dipasang dengan

25 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
sambungan, dibagian bawahnya harusdiberi lubang dengan
diameter (10-20) mm pada setiap jarak 50 mm;
7) pipa dan bidang resapan dibuat miring sebesar 0,2 %;
8) dibawah pipa resapan harus diberi lapisan kerikil
berdiameter (15 – 50) mmdengan tebal 100 mm, dan diatas
pipa resapan dengan tebal minimum 50 mm;
( sumber :SNI 2398:2017)

4. Jaringan Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan,
yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan. Bagian
dari jaringan drainase adalah:
Tabel 2.7. Bagian jaringan drainase
Sarana Prasarana
Badan penerima air Sumber air dipermukaan tanah (laut,sungai,danau)
Sumber air dibawah permukaan tanah (akifer)
Bangunan pelengkap Gorong-gorong
Pertemuan saluran
Bangunan terjunan
Jembatan
Street iniet
Pompa
Pintu air
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

5. Jaringan Persampahan
Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak
sampah; bak sampah; tempat pembuangan sementara (TPS); dan tempat
pembuangan akhir (TPA). Distribusi dimulai pada lingkup terkecil RW,
Kelurahan, Kecamatan hingga lingkup Kota
Tabel 2.8. Kebutuhan Prasarana Persampahan
Prasarana
Lingkup
Sarana Keterangan
Prasarana Status Dimensi
Pelengkap
Rumah (5 Jiwa) Tong Sampah Pribadi -
Gerobak
2 m2 Gerobak
RW (2500 Sampah
mengangkut
Jiwa) Bak Sampah TPS Jarak bebas
6 m2 3x seminggu
Kecil TPS dengan

26 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Gerobak lingkungan
2 m2 Gerobak
Kelurahan Sampah hunian minimal
mengangkut
( 30.000 Jiwa) Bak Sampah TPS 30m
12 m2 3x seminggu
Besar
Mobil Sampah - Mobil
Kecamatan TPS/TPA
Bak Sampah mengangkut
(120.000 jiwa) Lokal 25 m2
Besar 3x seminggu
Bak Sampah
-
Kota (>480.000 Akhir TPA
-
jiwa) Tempat Daur -
Ulang Sampah
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

6. Jaringan Listrik
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan daya listrik; dan
b) jaringan listrik.;dan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
a) Penyediaan kebutuhan daya listrik
1) setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik
dari PLN atau dari sumber lain; dan
2) setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik
minimum 450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan
sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.
b) Penyediaan jaringan listrik
1) disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti
hirarki pelayanan, dimana besar pasokannya telah
diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi
blok siap bangun;
2) disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang
ditempatkan pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi
jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar (lihat Gambar 7 mengenai bagian-bagian pada jalan);
3) disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik
yang ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;

27 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4) adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan
500 lux dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah;
5) sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya
tidak dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain
yang bersifat permanen karena akan membahayakan
keselamatan;
7. Jaringan Telekomunikasi
Jenis prasarana dan utilitas jaringan telepon yang harus disediakan
pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan sambungan telepon; dan
b) jaringan telepon.
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
a) Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
1) tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon
rumah dan telepon umum sejumlah 0,13 sambungan telepon
rumah per jiwa atau dengan menggunakan asumsi berdasarkan
tipe rumah sebagai berikut:
i. R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3
sambungan/rumah
ii. R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2
sambungan/rumah
iii. R-3, rumah tangga berpenghasilan rendah : 0-1
sambungan/rumah
2) dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum
untuk setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan
pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut;
3) ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus
memiliki jarak radius bagi pejalan kaki yaitu 200 - 400 m;

28 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4) penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area
publik seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun
berdekatan dengan bangunan sarana lingkungan; dan
5) penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca
(hujan dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan
kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
b) Penyediaan jaringan telepon
1) tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon
lingkungan dan jaringan telepon ke hunian;
2) jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan
pergerakan (jaringan jalan) dan jaringan prasarana / utilitas
lain;
3) tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (≈daerah milik
jalan, lihat Gambar 1 mengenai bagian-bagian pada jalan) pada
sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar; dan
4) stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000
sambungan dengan radius pelayanan 3 – 5 km dihitung dari
copper center, yang berfungsi sebagai pusat pengendali
jaringan dan tempat pengaduan pelanggan. Adapun data dan
informasi yang diperlukan untuk merencanakan penyediaan
sambungan telepon rumah tangga adalah:
i. rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan
perkembangan lokasi yang direncanakan, berkaitan
dengan kebutuhan sambungan telepon;
ii. tingkat pendapatan keluarga dan kegiatan rumah tangga
untuk mengasumsikan kebutuhan sambungan telepon
pada kawasan yang direncanakan;
iii. jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun
Telepon Otomat (STO), berkaitan dengan kebutuhan STO
pada kawasan yang direncanakan;

29 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
iv. kapasitas terpasang STO yang ada; danteknologi jaringan
telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan

F. Teori Kependudukan
1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah orang yang menjadi dirinya pribadi maupun
menjadi anggota keluarga, warga negara maupun anggota masyarakat yang
memiliki tempat tinggal di suatu tempat di wilayah negara tertentu dan
juga pada waktu tertentu (Jonny Purba). AA Nurdiman mengartikan
penduduk adalah sekumpulan orang yang menetap dan juga berdomisili di
dalam suatu negara. Penduduk merupakan semua orang yang berdomosili
di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan untuk
menetap (BPS, 2014 : 102).
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah suatu perubahan populasi yang
terjadi sewaktu-waktu dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu atau dalam sebuah populasi menggunakan satuan “per waktu
unit” untuk pengukuran. ebutan pertumbuhan penduduk itu secara umum
merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia, dan
sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi jumlah
pertumbuhan penduduk baik pertumbuhan penduduk suatu negara maupun
dunia. Adapun Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk :
a. Pertama, fertilitas atau kelahiran, yaitu berkaitan dengan peranan
kelahiran pada perubahan penduduk. Kelahiran seorang anak akan
menambah jumlah penduduk suatu daerah.
b. Kedua, mortalitas atau kematian, yaitu salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan
penduduk. Kematian seorang individu akan mengurangi jumlah
penduduk suatu daerah.

30 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
c. Ketiga, migrasi, yaitu perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat tinggal ke tempat tinggal lain. Migrasi bisa
terjadi melampaui batas negara atau pun batas administratif (batas
bagian dalam suatu negara). Migrasi ini sering diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen (menetap) dari suatu daerah ke
daerah lain.
3. Kepadatan Penduduk
Pengertian kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk
dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-
rata penduduk pada setiap km2. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh
fisiografis, keamanan, kebudayaan, biologis dan psikologis serta berkaitan
erat dengan peningkatan jumlah penduduk yang disebut dengan
pertumbuhan penduduk yaitu :
a) Pertumbuhan penduduk alami (Natural Population Increase) adalah
pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian.
b) Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang
diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah
migrasi keluar (emigrasi).
c) Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth) adalah
pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi
dengan jumlah emigrasi.
4. Struktur Penduduk
Struktur penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda : Piramida ini menggambarkan komposisi
penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah
angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini
umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang.
Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.

31 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Piramida Stationer : Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan
penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan
tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang
berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti
Swedia, Belanda dan Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat
pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka
kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias
kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya
seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
5. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah suatu susunan atau pengelompokan
penduduk yang berdasarkan dengan ciri-ciri tertentu misalnya seperti umur
dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, mata pencaharian serta
tempat tinggal.Dengan adanya komposisi penduduk, maka dapat diketahui
sifat-sifat khusus dari penduduk yang berbeda antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lainnya. Dengan kata lain bahwa apabila komposisi
penduduk pada waktu yang lalu dan dibandingkan dengan waktu sekarang,
maka dapat diketahui apa saja perubahan yang telah terjadi melalui
perbandingan tersebut.

32 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
BAB III
METODE PENDEKATAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitan


Lokasi penelitian di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Penelitian ini
dilakukan selama satu semester yaitu pada tanggal 24 April sampai bulan
Agustus 2019.
B. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data atau
literatur untuk mendapatkan landasan teori yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang diteliti.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi berupa pengumpulan data sekunder yang berupa
data kebijakan dan peraturan daerah, sarana dan prasrana serta
kependudukan
c. Teknik Observasi
Dilakukan dengan mendatangi instansi sebagai penyedia data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini dan pengamatan secara langsung
kondisi lapangan.
C. Jenis & Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data dari penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung atau observasi
lapangan. Pengumpulan data primer berupa :
a. Wawancara dengan masyarakat yang meliputi data jaringan
persampahan, jaringan air bersih dan jaringan listrik.
b. Dokumentasi ke Lapangan secara langsung untuk mengetahui kondisi
fisik lokasi sarana dan prasarana Kabupaten Mamuju.

33 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur, dokumen materi teknis atau
laporan, peta – peta ataupun dari instansi terkait. Data ini berupa :
a. Data kependudukan/demografi yang dapat diperoleh dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Mamuju dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mamuju yaitu :
1) Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk
2) Kepadatan penduduk
3) Fertilitas dan mortalitas
4) Migrasi penduduk
5) Jumlah tenaga kerja sektor
6) Kepadatan permukiman
7) Komposisi penduduk
b. Data kebijakan terkait pengembangan wilayah Kabupaten Mamuju
yang dapat diperoleh dari instansi BAPPEPAN, Dinas Perkejaan
Umum dan Penataan Ruang, serta Dinas Perumahan Rakyat berupa
dokumen dan peta – peta digital yang meliputi data :
1) RPJPD
2) RPJMD
3) RTRW Kabupaten & PERDA-nya
4) RDTR Kota
5) Rencana Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP, RPKPP, RKT, dll)
6) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kabupaten
7) Rencana Pengembangan Sistem Transportasi (TATRALOK, dll)
c. Data jumlah dan sebaran sarana pelayanan umum dan jasa yang dapat
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, Dinas
Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Dinas
Tenaga Kerja & Transmigrasi di Kabupaten Mamuju yang meliputi :
1) Pendidikan
2) Kesehatan

34 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
3) Pemerintahan
4) Perumahan dan Kawasam Permukiman
5) Peribadatan
6) Kebudayaan dan rekereasi
7) Perdagangan dsn Jasa
8) Ruang terbuka hijau, taman dan lapangan olahraga
9) Transportasi
d. Data jumlah dan sebaran prasarana yang dapat diperoleh dari Dinas
Perhubungan, Dinas PUPR, BPS, Dinas Tanaman pangan, hortikultura
dan peternakan, PDAM, Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan,
Observasi Lapangan, yang meliputi data :
1) Jaringan jalan
2) Jaringan irigasi
3) Jaringan air bersih
4) Sistem pengelolaan limbah
5) Jaringan drainase perkotaan
6) System persampahan
D. Metode Pengelolaan dan Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
analisis hierarki pusat pelayanan dan perhitungan ketercukupan sarana
berdasarkan SNI 03-1733- 2004 serta proyeksi penduduk dalam 20 tahun yang
akan datang untuk menganalisis tingkat kebutuhan sarana dan prasarana pada
tahun proyeksi. Metode yang digunakan untuk kependudukan digunakan
metode proyeksi geometrik sedangakan dalam analisis hierarki pusat
pelayanan adalah metode Skalogram Guttman dan metode Indeks Sentralitas
Marshall.
1. Analisis Tingkat Urbanisasi
Perhitungan tingkat urbanisasi dan ciri wilayah kota menggunakan
rumus dalam
𝑱𝑷𝒌
U=( ) x 100%
𝑱𝑷

35 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Keterangan:
U = Level atau tingkat urbanisasi (%)
JPk = Jumlah penduduk tinggal di kota.
JP = Jumlah penduduk total.

Membuat kriteria tingkat urbanisasi menjadi:


- Rendah
- Sedang
- Tinggi
(tingkat urbanisasi tertinggi – tingkat urbanisasi rendah)
Kelas interval =
Jumlah kelas

2. Metode Proyeksi Geometrik


Dalam metode proyeksi ini, pertumbuhan penduduk diasumsikan
mengikuti deret geometri. Pertumbuhan diasumsikan konstan untuk jangka
waktu tertentu. Dalam penelitian ini, proyeksi geometri dilakukan untuk
mengetahui prediksi jumlah penduduk untuk 20 tahun yang akan datang.
Adapun rumus yang digunakan yaitu :

Pn = Po (1+r)(n)

Pn = Proyeksi penduduk tahun tertentu


Po = Penduduk awal tahun
1 = konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk
n = rentang tahun
3. Kajian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase jumlah
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja yang dirumuskan dalam :
Angkatan Kerja
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑋 100%
Tenaga Kerja

36 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4. Kajian Elastisitas Kesempatan Kerja
Analisis ini menggunakan elastisitas kesempatan kerja untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan masing-masing sektor (sektor
tersier, sektor primer, dan sektor sekunder) dalam menyediakan
kesempatan kerja dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑳𝒂𝒋𝒖 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑲𝑲 (𝒔𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒊)
E = 𝒍𝒂𝒋𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑷𝑫𝑹𝑩 (𝒔𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒊)

Keterangan:
E = Elastisitas Kesempatan Kerja
Laju pertumbuhan = Laju pertumbuhan kesempatan
KK (sektor i) kerja pada sektor ekonomi (primer,
sekunder, dan tersier)
Laju pertumbuhan = Laju pertumbuhan PDRB pada ekonomi
PDRB (sektor i) (primer, sekunder, dan tersier)
5. Kajian Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator tingkat
pembangunan manusia suatu wilayah, yang dihitung melalui perbandingan
dari angka harapan hidup, pendidikan dan standar hidup layak
Rumus :
3
IPM = √ Ikesehatan ×IPendidikan ×Ipengeluaran

6. Analiis Angka Kelahiran


Crude Birth Rate (CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
yang sama. Dapat dihitung dengan rumus :
𝐵
CBR = P × k

Keterangan :
CBR = angka kelahiran kasar
B = jumlah kelahiran (jiwa)
P = jumlah penduduk (jiwa)
k = konstanta (1000)

37 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
7. Analisis Angka kematian kasar

Crude Death Rate (CDR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya


kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CDR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

𝐷
CDR = ×k
P
Keterangan :
CDR = Angka kematian kasar
D = Jumlah kematian selama satu tahun
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
k = Konstanta (1000)
Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam.
a. CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
b. CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
c. CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
8. Analisis Komposisi Penduduk
a. Menurut umur
Manfaat komposisi penduduk menurut umur antara lain dapat
menghitung rasio beban tanggungan (dependency ratio). Angka beban
tanggungan adalah besarnya tanggungan penduduk usia produktif (15
– 64 tahun) terhadap yang tidak produktif (0 – 14 tahun). Angka beban
tanggungan dapat dicari dengan rumus :

penduduk umur (0 − 14) + penduduk umur (15 − 65)


rasio beban tanggungan = × 100 %
Penduduk umur (15 − 65)

b. Menurut jenis kelamin


Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara
jumlah penduduk berjenis kelamin laki – laki dan perempuan (sex
ratio). Sex ratio dapat dicari dengan rumus :
jumlah penduduk laki − laki
𝑠𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100 %
jumlah penduduk perempuan

38 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
9. Analisis kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah per
satuan luas tertentu, dapat dihutung dengan rumus :
jumlah penduduk total
kepadatan penduduk =
luas wilayah
10. Analisis Tingkat Keburuhan Sarana
Analsiis ini digunakan untuk mengtahui tingkat kebutuhan sarana dari
masing – masing jenisnya dalam 20 tahun kedepan. Adapun indikator
yang digunakan yakni perbandingan antara jumlah penduduk total pada
tahun proyeksi dengan jumlah penduduk per satuan unit sarana
berdasarkan standarisasi yang tertuang dalam SNI-03-1733-2004 Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan.
11. Metode Indeks Sentralitas Marshall
Metode Indeks Sentralitas Marshall digunakan untuk melihat
kemampuan pelayanan suatu pusat yang ditinjau berdasarkan jumlah unit
sarana yang terdapat pada pusat pelayanan. Nilai keterpusatan dapat
diperoleh dari jumlah total bobot masing-masing jenis sarana dikalikan
jumlah sarana tersebut. Prinsip pembobotan suatu sarana dilakukan dengan
cara membagi nilai sentralitas gabungan (100) dengan jumlah sarana yang
terdapat di seluruh pusat pelayanann jadi semakin banyak jumlah suatu
sarana maka bobotnya akan semakin kecil demikina pula sebaliknya
(Rondinelli, 1985:125).
Metode Indeks Sentralitas Marshall juga digunakan dengan tujuan
menilai kemampuan dan hierarki pusat pelayanan, seperti halnya analisis
Skalogram Guttman. Setelah disusun matriks seperti pada tebal skalogram,
kemudian dihitung nilai skornya dengan menjumlahkan nilai indeks
sentralitas dari tiap sarana yang dimiliki. Sehingga muncul pusat-pusat
pelayanan yang dikelompokan berdasarkan nilai sentralitasnya.
Secara teknis lengkapnya, berikut langkah-langkah perhitungan
Indeks Sentralitas Marshall:
1) Membuat matriks seperti matriks pada perhitungan skalogram;

39 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2) Menjumlahkan tiap kolom dan baris;
3) Membobotkan terhadap seluruh jenis sarana yang merupakan nilai
sentralitas gabungan. Dalam pembobotan ini diasumsikan bahwa
nilai sentralitas setiap jenis sarana dianggap sama, maka asumsi
nilainya adalah 100.
4) Pembobotan terhadap jumlah dari tiap jenis sarana. Pembobotan ini
dilakukan dengan rumus sebagai berikut (Rondinelli, 1985:125)
C=(x/X)
Keterangan :
C = bobot fungsi x
x = nilai sentralitas
X = total atribut
5) Berdasarkan rumus pembobotan tersebut dapat dihitung nilai
pelayanan sarana suatu wilayah sebagai berikut:
1) Mengalikan bobot atau jenis sarana dengan satuan yang
bersangkutan di setiap wilayah.
2) Menjumlahkan perkalian tersebut dengan bentuk tiap wilayah.
3) Menambahkan pada matriks tersebut sebanyak 2 kolom di tiap
jenis sarana dan 1 kolom pada sisi paling kanan, dimana:
a) Kolom 1 untuk nilai sentralitas gabungan (100)
b) Kolom 2 untuk nilai sentralitas sarana (C=t/T)
c) Kolom 3 untuk nilai total sentralitas di tiap wilayah
4) Menyusun urutan wilayah berdasarkan nilai total sentralitas.
Semakin besar nilai total sentralitas, maka semakin tinggi pula
tingkat hierarki serta berada pada paling atas.
Untuk menentukan banyaknya kelas dalam menentukan jumlah
hierarki yang dikehendaki dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = 1 + 3,3 𝐿𝑜g
Untuk memperoleh kelas dengan panjang interval tertentu, maka
perlu menghitung banyaknya kelas terlebih dahulu kemudian dihitung
intervalnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

40 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐼𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐼𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

12. Analisis Kebutuhan Prasarana


Analsis ini digunakan untuk mengtahui tingkat kebutuhan pelayanan
prasaran dari setiap sarana dalam 20 tahun kedepan. Indikator yang
digunakan yaitu perbandingan antara jumah unit sarana dengan kebutuhan
air dalam liter/hari yang berdasarkan pada standarisasi yang telah
ditentukan dalam SNI-03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan.
13. Metode Analisa Interaksi Antar Wilayah (Teknik gravitasi)
Teori gravitasi digunakan untuk melihat interaksi keruangan antar
kota, dalam hal ini dikaitkkan dengan keberadaan jalan yang
menghubungkan antar kota-desa untuk mengidentifikasi wilayah mana
yang berpotensi kuat dalam pertumbuhannya. Carrothers dalam Tarigan
(2004) dalam Surakanti Wardono (2015) telah menganalogikan formulasi
interaksi dengan hukum gravitasi, yang dijabarkan sebagai berikut :
(PiPj)
Ii, j =
(Di, j)2

Keterangan :
Ii,j : Interaksi dalam wilayah 1 dan 2
Pi : Jumlah penduduk wilayah 1
Pj : Jumlah penduduk wilayah 2
J : jarak antara wilayah 1 dan 2 (dalam meter)
Nilai Ii,j , menunjukkan eratnya hubungan antara wilayah 1 dan 2,
semakin besar nilai Ii,j , maka semakin erat hubungan antara dua wilayah,
dengan demikian semakin banyak pula perjalanan ekonomi yang terjadi
sebagai konsekuensi interaksi kota-desa dalam regional

41 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Tabel 3.1. Sumber data, metode analisis data & output yang diharapakan

No Jenis Data Bentuk Data Sumber Data Keperluan Kajian


1 Kebijakan Terkait Pengembangan Wilayah
Kabupaten Mamuju : 1. Dokumen 1. BAPPEPAN 1. Studi Kebijakan Daerah
1. RPJPD 2. Dokumen 2. BAPPEPAN 2. Studi Komparasi
2. RPJMD 3. Dokumen Materi Teknis & Peta- 3. BAPPEPAN, Dinas Pekerjaan dan Berdasarkan Kajian
3. RTRW Kabupaten & PERDA-nya peta digital Penataan Ruang.
4. RDTR Kota 4. Dokumen Materi Teknis & Peta- 4. BAPPEPAN, Dinas Pekerjaan dan
5. Rencana Pengembangan Perumahan dan peta digital Penataan Ruang.
Kawasan Permukiman (RP3KP, RPKPP, 5. Dokumen Materi Teknis & Peta- 5. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan
RKT, dll) peta digital Permukiman dan Pertanahan, Dinas
6. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir 6. Dokumen Materi Teknis & Peta- Tenaga Kerja & Transmigrasi
Kabupaten peta digital 6. Dinas Perikanan dan Kelautan
7. Rencana Pengembangan Sistem 7. Dokumen Materi Teknis & Peta- 7. Dinas Perhubungan
Transportasi (TATRALOK, dll) peta digital

2 Jumlah dan Sebaran Fasilitas/Sarana


Pelayanan Umum dan Jasa :
1. Pendidikan 1. BPS 1. Potensi kuantitas sarana
2. Kesehatan 2. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan 2. Kajian Kebutuhan Sarana
3. Pemerintahan Permukiman dan Pertanahan, Dinas Pelayanan 20 tahun.
4. Perumahan dan Kawasan Permukiman Dokumen Tenaga Kerja & Transmigrasi 3. Kajian Pola Permukiman
5. Peribadatan 3. Observasi Lapangan. 4. Kajian pusat-pusat pelayanan
6. Kebudayaan dan Rekreasi Peta-peta 5. Kajian Kebutuhan RTH
7. Perdagangan dan Jasa Perkotaan
8. Ruang Terbukan Hijau (RTH) Perkotaan 6. Kajian system Jaringan
9. Transportasi Transportasi
7. Kajian Peranan Sektor
Terhadap Sektor lain (Model

42 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Input-Output)
8. Kajian Ketimpangan
Pertumbuhan Antarwilayah
3 Jumlah dan Sebaran Prasarana Wilayah :
1. Jaringan Jalan 1. Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, BPS, 1. Kajian Aksesibilitas
2. Jaringan Irigasi Observasi Lapangan 2. Kajian system pelayanan
3. Jaringan Air Bersih 2. Dinas Tanaman pangan, hortikultura dan jaringan prasarana
4. System Pengelolaan Limbah peternakan, PUPR, Observasi Lapangan 3. Kajian system
5. Jaringan Drainase Perkotaan Dokumen 3. PDAM, PUPR, Observasi Lapangan penyediaan air bersih
6. System Persampahan 4. Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan, 4. Kajian system
Peta-peta Observasi Lapangan. pengelolaan limbah
5. PUPR, Observasi Lapangan 5. Kajian system drainase
6. PUPR, Observasi Lapangan perkotaan
6. Kajian system
pengelolaan
persampahan.
4 Kependudukan/Demografi :
1. Jumlah dan perkembangan Penduduk 1. BPS 1. Analisis Tingkat
minimal 5 tahun terakhir 2. Kantor Catatan Sipil Urbanisasi
2. Kepadatan Penduduk 3. Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi 2. Proyeksi Penduduk (20
3. Fertilitas dan Mortalitas 4. Dll tahun)
4. Migrasi Penduduk 3. Kajian Tingkat
5. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Dokumen Partisipasi Akngkatan
6. Kepadatan Permukiman Kerja (TPAK)
7. Komposisi Penduduk Peta-peta 4. Kajian Elastisitas
Kesempatan Kerja
(EKK)
5. Kajian Indeks Kualitas
Hidup (IKH)
6. Kajian Pembangunan
Manusia (IPM)

43 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Tinjauan Umum Wilayah Kabupaten Mamuju


1. Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah sebesar 4.954,57 km2 yang
secara administratif terbagi ke dalam 11 kecamatan. Kecamatan yang
paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalumpang dengan luas
1.792,55 km2 atau 36,18 persen dari luas wilayah Kabupaten Mamuju.
Sementara kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Kepulauan Bala Balakang dengan luas 1,47 km2 atau 0,03 persen.
Kabupaten Mamuju terletak pada koordinat antara 3"39' - 4'16'
Lintang Sefatan dan 119" 53'- 120"27"Bujur Timur. Kabupaten Mamuju
memiliki luas wilayah 2.506,19 km2 atau 4,01 o/o dari luas wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan, dan berada pada ketinggian 0 hingga 500 m di
atas perrnukaan laut. Lahan berbukit terbentang dari selatan ke utara.
Dataran rendah terletak di bagian timur, selatan, tengah, dan barat.
2. Letak Geografis dan Administratif
Kabupaten Mamuju terletak pada koordinat antara 1̊ 38'110'' - 2̊ 54'
552'' Lintang Selatan dan 11̊ 54' 47''- 13̊ 5'35'' Bujur Timur dengan batas
- batas sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Kabupaten Mamuju Tengah
b) Sebelah Timur : Provinsi Sulawesi Selatan
c) Sebelah Selatan : Kabupaten Majene
d) Sebelah Barat : Selat Makassar
Kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah sebesar 4.954,57 Km2 yang
secara administratif terbagi ke dalam 11 kecamatan dengan luas wilayah
setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

44 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamuju

No Kecamatan Luas (Km2) Presentase (%)


1 Tapalang 271.63 5.48
2 Tapalang Barat 111.06 2.24
3 Mamuju 246.22 4.97
4 Simboro 132.06 2.67
5 Kepulauan Bala Balakang 1.47 0.03
6 Kaluku 452.65 9.14
7 Papalang 200.89 4.05
8 Sampaga 110.27 2.23
9 Tommo 765.75 15.46
10 Kalumpang 1.792.55 36.18
11 Bonehau 870.02 17.56
Total 4,954.57 100.00
Sumber : BPS Kab.Mamuju Dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel 4.1, Kecamatan yang memiliki wilayah paling


luas yaitu Kecamatan Kalumpang dengan luas 1.792.55 Km2,
sedangkan kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Kepulauan Bala Balaka
dengan luas 1.47 Km2..
Grafik.1 Luas Kab. Mamuju Berdasarkan Kecamatan Tahun 2017

Tapalang Tapalang Barat


6% 2% Mamuju
5%
Simboro
Bonehau
3%
18% Kepulauan Bala
Balakang
Kaluku 0%
9%

Papalang
4%
Kalumpang Sampaga
36% 2%
Tommo
15%

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3

45 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA ADMINISTRASI WILAYAH STUDI

46 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

3. Kondisi Fisik Dasar Wilayah


a. Kondisi Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Mamuju pada umumnya adalah
daerah dengan curah hujan tinggi dan daerah yang tidak curam dengan
kisaran kemiringan antara 15 persen - 45 persen. Kondisi ini
mempengaruhi topografi wilayah sehingga bervariasi mulai dari
daerah datar, landai dan daerah agak curam. Hal ini juga
mempengaruhi tingkat kepekaan tanah terhadap erosi, yakni daerah
yang cukup stabil, daerah yang terancam, dan daerah yang rentan
erosi. Bagian wilayah dengan kemiringan lereng antara 2 - 15 persen
terdapat di Kabupaten Kalumpang seluas 25.066 ha atau 30,52 persen
dan bagian wilayah dengan kemiringan antara 15 - 25 persen luas
terbesar juga berada di Kabupaten Kalumpang yakni 105.735 ha atau
47,01 persen. Untuk kemiringan di atas 40 persen juga terdapat di
Kabupaten Kalumpang yakni seluas 77.890 ha.
b. Jenis Tanah
Berdasarkan data geologi Kabupaten Mamuju, jenis tanah di
daerah ini dapat digolongkan ke dalam 5 (lima) jenis, yakni tanah
Alluvial, Regosol, Rensial, Andosol, dan Mediteran.
c. Kondisi Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan batuan yang ada di alam semesta ini. Untuk
kandungan geologi di Kabupaten Mamuju, secara garis besar dibagi
menjadi dua, yakni kelompok bahan galian konstruksi dan kelompok
galian industri.
d. Kondisi Hidrologi
Kabupaten Mamuju dikenal dengan Kabupaten yang rawan bahaya
banjir yang salah satu sumbernya datang dari kondisi DAS yang tidak
lagi bersahabat dengan lingkungan sekitarnya, dimulai dari hulu
hingga hilir. Banyak dari kondisi sungai di Mamuju saat ini secara
fisik telah mengalami gangguan akibat dari deforestasi hutan.

47 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju dilintasi oleh


sungai. Kecamatan yang paling banyak dilintasi sungai adalah
Kecamatan Bonehau dengan 12 sungai yang melintasinya. Di
Kabupaten Mamuju terdapat banyak sungai kecil yang berfungsi
sebagai drainase bagi daerah pelataran pantai.
e. Iklim dan Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun disuatu daerah
dalam jangka waktu tertentu yang diukur dengan menampung air
hujan dalam tabung dan dihitung dari volume air yang dapat
ditampung dibagi dengan luas tabung.
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Oleh
karena itu, curah hujan beragam menurut bulan. Selama 2017, curah
hujan tertinggi di Kabupaten Mamuju terjadi pada bulan Desember
sebanyak 367 mm.
Tabel 4.2. Curah Hujan Kabupaten Mamuju Tahun 2017
No Bulan Curah Hujan (mm)
1 Januari 136
2 Februari 96
3 Maret 140
4 April 94
5 Mei 287
6 Juni 343
7 Juli 145
8 Agustus 208
9 September 188
10 Oktober 279
11 November 183
12 Desember 367
Rata-Rata 206
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2017

48 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA TOPOGRAFI KABUPATEN MAMUJU

Nur Ramadhani 60800117034


Nur Aeni Syahruddin 60800117041
Fikri 60800117042
Anggi Putri 60800117043
Muh. Nur Rasuly 60800117045
Muh. Kurniyah Karim 60800117047

68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA JENIS TANAH KABUPATEN MAMUJU

Nur Ramadhani 60800117034


Nur Aeni Syahruddin 60800117041
Fikri 60800117042
Anggi Putri 60800117043
Muh. Nur Rasuly 60800117045
Muh. Kurniyah Karim 60800117047

69 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA KONDISI GEOLOGI KABUPATEN MAMUJU

Nur Ramadhani 60800117034


Nur Aeni Syahruddin 60800117041
Fikri 60800117042
Anggi Putri 60800117043
Muh. Nur Rasuly 60800117045
Muh. Kurniyah Karim 60800117047

70 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA CURAH HUJAN KABUPATEN MAMUJU

Nur Ramadhani 60800117034


Nur Aeni Syahruddin 60800117041
Fikri 60800117042
Anggi Putri 60800117043
Muh. Nur Rasuly 60800117045
Muh. Kurniyah Karim 60800117047

52 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

B. Gambaran Spesifik Studi Kependudukan dan Sosial Budaya


1. Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Mamuju pada 5 tahun
terakhir akan diuraikan pada tabel.15 dibawah ini :
Tabel 4.3. Perkembangan Penduduk 5 Tahun Terakhir
Tahun
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Tapalang 18747 19239 19986 20372 20772
2 Tapalang Barat 9633 9392 10025 10189 10371
3 Mamuju 54515 56306 65954 68021 70309
4 Simboro 25724 26554 27405 28241 29142
5 Kepulauan Bala Balakang 2508 2567 2622 2654 2705
6 Kalukku 55044 55803 57005 58577 60215
7 Papalang 22144 22265 23584 23939 24379
8 Sampaga 13965 14585 15420 15619 15865
9 Tommo 24158 24142 22588 23197 23895
10 Kalumpang 15589 15382 11731 11860 12024
11 Bonehau 9484 10751 9491 9589 9716
Total 225787 256986 265811 272258 279393
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju
Berdasarkan Tabel.4.4, dapat diketahui bahwa perkembangan
penduduk di Kabupaten Mamuju pada tahun 2013 - 2017 mengalami
pertambahan penduduk setiap tahunnya.
2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan unit
wilayah (Jiwa/Km2). Adapun kepadatan penduduk di Kabupaten
Mamuju dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di


Kabupaten Mamuju 2017
Kepadatan
No Kecamatan Keterangan
Penduduk per km2
1 Tapalang 76 Rendah
2 Tapalang Barat 93 Rendah
3 Mamuju 286 Rendah
4 Simboro 221 Rendah
5 Kepulauan Bala Balakang 1840 Tiinggi
6 Kaluku 133 Rendah
7 Papalang 121 Rendah
8 Sampaga 144 Rendah
9 Tommo 31 Rendah
10 Kalumpang 7 Rendah
11 Bonehau 11 Rendah

53 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Total 56
Sumber : BPS Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kecamatan


Kepulauan Bala Balakang merupakan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terbesar di Kab.Mamuju dan Kecamatan Kalumpang
merupakan kecamatan dengan kepadatan terkecil.

54 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA KEPADATAN PENDUDUK

68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten


Mamuju Tahun 2017
No Kecamatan Laki - Laki Perempuan
1 Tapalang 10.426 10.346
2 Tapalang Barat 5.182 5.189
3 Mamuju 35.481 34.828
4 Simboro 14.744 14.398
5 Kepulauan Bala Balakang 1.439 1.266
6 Kaluku 30.516 29.699
7 Papalang 12.358 12.021
8 Sampaga 8.006 7.859
9 Tommo 12.585 11.310
10 Kalumpang 6.226 5.798
11 Bonehau 5.106 4.610
Mamuju 142.069 137.324
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2017
Berdasarkan Tabel 4.5, jumlah penduduk laki - laki lebih banyak
di Kecamatan Mamuju yaitu 35.481 jiwa sedangkan jumlah penduduk
perempuan juga lebih banyak di Kecamatan Mamuju yaitu 34.828
jiwa.
4. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk yang dicapai oleh suatu wilayah
akan memberikan gambaran tentang kualitas sumberdaya manusia
yang tinggal di wialayah tersebut.
Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Berumur 15 tahun Keatas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang ditamatkan dan Jenis Kegiata Selama Seminggu yang Lalu di
Kabupaten Mamuju 2017
Pendidikan Angkatan Kerja Bukan
Tertinggi yang Pengangguran Angkatan
Bekerja Jumlah
Ditamatkan Terbuka Kerja
SMP 86973 1616 88589 54148
SMA 25279 1212 26491 8422
Diploma keatas 12526 235 12761 639
TOTAL 124778 3063 127841 63209
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di Kabupaten


Mamuju jumlah angkatan kerja terbanyak adalah masyarakat dengan
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan SMP dan bukan angkatan
kerja terbanyak juga adalah tamatan SMP sebanyak 54148 jiwa.

56 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

5. Struktur Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan


Setiap wilayah memiliki masyarakat dengan agama yang berbeda-
beda. Seperti hal nya di Kabupaten Mamuju terdapat 6 kepercayaan
yaitu islam,protestan,katolik,hindu, budha dan Khonghucu yang
terbagi di setiap kecamatan. Lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 4.7
Tabel 4.7. Presentasi Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang
Dianut di Kabupaten Mamuju Tahun 2017
Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Khonghucu Kepercayaan
Tapalang 98,35 1,52 0,02 0,03 - - 0,08
Tapalang
99,97 0,02 - - - - 0,01
Barat
Mamuju 94,03 4,74 0,80 0,16 0,22 - 0,04
Simboro 98,02 1,30 0,40 0,22 0,03 - 0,02
Kep.Bala 100,0
- - - - - -
Balakang 0
Kalukku 89,60 10,13 0,23 0,02 0,00 - 0,01
Papalang 88,56 7, 93 0,29 3,17 - 0,01 0,04
Sampaga 98,66 1,21 0,06 0,03 - - 0,03
Tommo 60,16 29,35 2, 94 7,52 0,02 - 0,01
Kalumpang 2,27 97,67 0,03 - - 0,01 0,01
Bonehau 20,88 75,81 3,26 - - 0,05 0,01
Kab.
83,80 14,43 0,68 1,00 0,06 0,00 0,03
Mamuju
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan
Kep.Bala Balakang penduduknya 100% beragama islam. Jumlah
penduduk protestan terbesar terdapat di Kec.Kalumpang, jumlah penduduk
katolik terbesar di Kec.Tommo, jumlah penduduk Hindu terbesar di
Kec.Tommo.
C. Sarana dan Prasarana Wilayah
Sarana dan Prasarana adalah segala alata atau fasilitas penunjang dalam
pelayanan publik. Kabupaten Mamuju memiliki beberapa sarana dan
beberapa prasarana untuk menunjang kehidupan publik dan memberikan
pelayanan terhadap masyarakat.
a. Sarana
1) Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan merupakan sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun fasilitas

57 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

pendidikan yang terdapat di Kabupaten Mamuju terdapat pada


tabel.4.8
Tabel 4.8. Sarana Pendidikan di Kabupaten Mamuju
Kecamatan TK SD SMP SMA
Tapalang 15 33 5 4
Tapalang Barat 7 22 6 5
Mamuju 20 36 13 15
Simboro 8 35 10 9
Kep.Bala Balakang - 8 2 -
Kalukku 14 63 18 12
Papalang 7 32 9 6
Sampaga 5 15 7 3
Tommo 18 37 9 4
Kalumpang 9 30 7 2
Bonehau 9 20 7 4
Kab. Mamuju 112 331 93 64
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018
Dari Tabel.4.8, menyajikan mengenai sarana pendidikan yang ada
di Kabupaten Mamuju. Kabupaten Mamuju terdapat 112 TK, 331
SD, 93 SMP dan 64 SMA.
2) Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan merupakan sarana yang penting sebagai
tempat untuk melaksanakan sebuah kewajiban. Adapun Fasilitas
peribadatan yang terdapat di Kabupaten Mamuju lebih jelasnya
dapat dilihat melalui tabel.4.9
Tabel 4.9. Sarana Peribadatan di Kabupaten Mamuju
Gereja Gereja
Kecamatan Masjid Musholla Pura Vihara
Protestan Katolik
Tapalang 47 6 3 - - -
Tapalang Barat 27 2 - - - -
Mamuju 72 17 15 1 - 1
Simboro 67 6 - - - -
Kep.Bala Balakang 10 2 - - - -
Kalukku 110 12 38 38 - -
Papalang 45 7 18 18 - -
Sampaga 33 9 5 - - -
Tommo 45 14 46 9 12 -
Kalumpang 3 1 86 - - -
Bonehau 13 1 55 2 - -
Kab. Mamuju 472 77 266 17 20 1
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018

58 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa fasilitas


peribadatan di Kab.Mamuju terdiri dari Masjid 472 unit, 77 unit
musholla, 266 unit gereja protestan, 17 unit gereja katolik, 20 unit
pura dan 1 unit vihara yang terbagi di berbagai kecamatan.
3) Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan merupakan sarana yang menunjang
kesehatan bagi setiap orang, baik jasmani maupun rohani. Adapun
fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mamuju terdapat
pada tabel 4.10
Tabel 4.10. Sarana Kesehatan di Kabupaten Mamuju
Kecamatan RS Puskesmas PUSTU Poskesdes Posyandu
Tapalang - 1 3 5 33
Tapalang Barat - 1 4 4 23
Mamuju 2 2 5 4 44
Simboro 1 2 4 6 33
Kep.Bala Balakang - 1 2 1 9
Kalukku - 4 6 13 89
Papalang - 1 5 7 31
Sampaga - 1 5 5 18
Tommo - 3 6 9 43
Kalumpang - 3 3 8 41
Bonehau - 3 6 6 24
Kab. Mamuju 3 22 49 68 388
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sarana
kesehatan di Kab.Mamuju yaitu RS 3 unit, puskesmas 22 unit,
PUSTU 49 unit, Poskesdes 68 unit dan Posyandu 388.
4) Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana Perdagangan dan jasa merupakan salah satu sarana yang
sangat membantu aktivitas masyarakat di Kabupaten Mamuju.
Tabel 4.11. Sarana Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Mamuju
Jenis Sarana Perdagangan dan Jumlah
No
Jasa Unit
1 Pasar 48
2 Swalayan/Mini Market 26
3 Toko 73
4 Warung 189
5 Rumah Makan 232
6 Hotel 19

59 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

7 Bengkel 3
8 Kios 968
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana
perdagangan dan jasa di Kabupaten Mamuju antara lain pasar,
swalayan/minimarket, toko, warung, rumah makan, hotel, bengkel
dan kios.
5) Industri
Industri adalah suatu usaha,proses atau kegiatan pengolahan
bahan baku baik bahan mentah ataupun bahan setengah jadi agar
menjadi barang yang bernilai ekonomis lebih tinggi dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Tabel 4.12. Sarana Industri di Kabupaten Mamuju
No Jenis Sarana Industri Jumlah Unit
1 Makanan 158
2 Minuman 40
3 Tekstil 32
4 Pakaian Jadi 58
5 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1
6 Kayu, Barang Dari Kayu dan Gabus
(Tidak termasuk Furnitur) dan Barag
5
anyaman dari bamboo, rotan dan
sejenisnya.
7 Kertas dan Barang Dari Kertas 1
8 Percetakan 37
9 Bahan Kimia 2
10 Barang Galian Bukan 22
11 Barang Logam, Bukan Mesin Dan 29
Peralatannya
12 Alat Angkutan Lainnya 13
13 Pengolahan Lainnya 7
Jumlah 405
Sumber : BPS Kabupaten Mamuju Dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui ada 13 jenis sarana


industri yang totalnya 405 sarana industri.

60 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

b. Prasarana
1) Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang di peruntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaaan
tanah, di atas permukaan tanah , di bawah permukaan tanah dan
atau di air, serta di atas permukaan air , kecuali jalan kereta api,
jalan lori dan jalan kabel.
Tabel 4.13. Tabel Data Jalan Di Kabupaten Mamuju Berdasarkan Kecamatan
PANJANG TIAP KONDISI
PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
KECAMATAN TAPPALANG
1 Jl. Lorong I Kasambang 0,088 0,088 100,000 - - - - - -
2 Jl. Lorong RS Tappalang 0,226 - - - - 0,226 100,000 - -
3 Jl. Samping RS Tappalang 0,204 0,204 100,000 - - - - - -
4 Jl. Kuridi 0,113 0,113 100,000 - - - - - -
5 Jl. Kuridi - Tagari - Bela 21,200 1,300 6,132 - - 19,900 93,868 - -
6 Jl. Poros Kuridi 1,599 1,386 86,679 0,213 13,321 - - - -
7 Jl. Galung Timur 0,501 - - - - 0,501 100,000 - -
8 Jl. Rante Doda 4,500 1,540 34,222 - - 2,960 65,778 - -
9 Jl. Taan - Bela 21,300 1,995 9,366 - - 19,300 90,610 - -
10 Jl. Lorong IV Kasambang 0,244 - - - - 0,244 100,000 - -
11 Jl. Lorong III Kasambang 0,521 0,295 56,622 - - 0,226 43,378 - -
12 Jl. Lorong II Kasambang 0,200 - - - - 0,200 100,000 - -
13 Jl. Dayanginna 0,416 0,416 100,000 - - - - - -
14 Jl. Lorong I Pasar Dayanginna 0,569 0,473 83,128 0,096 16,872 - - - -
15 Jl. Lorong III Dayanginna 0,118 - - - - 0,118 100,000 - -
16 Jl. Lorong Lap. Bola Marunding 0,650 - - 0,650 100,000 - - - -
17 Jl. Takandeang - Rante Dunia 11,700 0,386 3,299 - - 11,314 96,701 - -
18 Jl. Pempioang - Randanna 1,700 1,700 100,000 - - - - - -
19 Jl. Lingkungan Anusu 0,700 - - 0,700 100,000 - - - -
20 Jl. Salumatti 0,900 - - - - 0,900 100,000 - -
21 Jl. Kasambang - Kamaraang 7,300 1,000 13,699 - - 6,300 86,301 - -
22 Jl. Lorong Pasar Taan 0,032 0,032 100,000 - - - - - -
23 Jl. Dusun Kalimbua 0,455 0,455 100,000 - - - - - -
24 Jl. Lorong Tajimane 0,097 0,097 100,000 - - - - - -
25 Jl. Kantor Camat Tappalang 0,085 0,085 100,000 - - - - - -
26 Jl. Galung - Tamao 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
27 Jl. Lingkar Pekuburan Tappalang 0,861 - - 0,672 78,049 0,189 21,951 - -
28 Jl. Kampung Baru 0,618 - - - - 0,618 100,000 - -
29 Jl. Lorong II Pasar DayangInna 0,441 - - 0,301 68,254 0,140 31,746 - -
30 Jl. Lorong II Dayanginna 0,635 - - - - 0,635 100,000 - -
31 Jl. Lorong I Dayannginna 0,500 0,500 100,000 - - - - - -
32 Jl. Lorong SD Impres Kasambang 0,104 - - - - 0,104 100,000 - -

KECAMATAN TAPPALANG BARAT


1 Jl. Tanete Pao - Pasa'bu 13,157 - - - - 13,157 100,000 - -
2 Jl, Lorong I Tampo Uhai 0,385 0,385 100,000 - - - - - -

61 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
3 Jl. Desa Pasa'bu 2,700 1,053 39,000 - - 1,647 61,000 - -
4 Jl. Lorong I Pasa'bu 0,092 - - - - 0,092 100,000 - -
5 Jl. Lorong II Pasa'bu 0,081 - - - - 0,081 100,000 - -
6 Jl. Lorong III Pasa'bu 0,145 - - - - 0,145 100,000 - -
7 Jl. Lorong IV Pasa'bu 0,242 - - - - 0,242 100,000 - -
8 Jl. Lorong V Pasa'bu 0,495 - - - - 0,495 100,000 - -
9 Jl. Lorong VI Pasa'bu 0,403 - - - - 0,403 100,000 - -
10 Jl. Lorong VII Pasa'bu 0,289 - - - - 0,289 100,000 - -
11 Jl. Lingkar SD I Tappalang 0,290 - - - - 0,290 100,000 - -
12 Jl. Lorong VIII Pasa'bu 0,107 - - - - 0,107 100,000 - -
13 Jl. Lorong I Dusun Sendana 0,476 0,476 100,000 - - - - - -
14 Jl. Dusun Salu sendana 0,671 0,671 100,000 - - - - - -
Jl. Lingkar Lapangan Bola Dusun Salu
15 0,273 - - - - 0,273 100,000 - -
Sendana
16 Jl. Ngalo 1,303 1,034 79,355 - - - - 0,269 20,645
Jl. Yayasan Pendidikan AL-ARSYAD
17 0,155 - - - - - - 0,155 100,000
Dungkait
18 Jl. SD Dungkait 0,274 0,274 100,000 - - - - - -
19 Jl. Lorong I Lebani 0,710 - - - - 0,710 100,000 - -
20 Jl. Pangasaang - Lebani 5,700 - - - - 5,700 100,000 - -
21 Jl. Dungkait - Kayungini 3,900 - - 3,900 100,000 - - - -
22 Jl. Lorong II Lebani 1,200 - - - - - - 1,200 100,000
23 Jl. Kampung Baru 1,400 - - - - 1,400 100,000 - -

KECAMATAN SIMBORO
1 Jl. Jenderal Sudirman 1,100 1,100 100,000 - - - - - -
2 Jl. Nelayan 0,306 - - - - 0,306 100,000 - -
3 Jl. Nelayan I 0,134 - - - - 0,134 100,000 - -
4 Jl. Nelayan II 0,236 - - - - 0,236 100,000 - -
5 Jl. Nelayan III 0,616 - - - - 0,616 100,000 - -
6 Jl. BTN Graha Nusa 1,000 - - - - 1,000 100,000 - -
7 Jl. KPU 0,193 - - - - 0,193 100,000 - -
8 Jl. Graha Nusa IV 0,305 - - 0,305 100,000 - - - -
9 Jl. Lingkungan Trans Botteng 9,400 - - - - - - 9,400 100,000
10 Jl. Lingkar Botteng 0,327 - - 0,327 100,000 - - - -
11 Jl. Lingkar Lapangan Botteng 0,228 - - - - - - 0,228 100,000
12 Jl. TPA Adi-adi 0,397 - - 0,397 100,000 - - - -
13 Jl. Adi-adi Tanete Pao 3,800 0,000 0,000 0,437 11,500 0,800 21,053 2,563 67,447
14 Jl. Desa Salletto 1,100 0,700 63,636 - - 0,400 36,364 - -
15 Jl. Salletto - Salupalli 6,900 - - - - 6,900 100,000 - -
16 Jl. Lorong Pangansaan I 0,175 0,175 100,000 - - - - - -
17 Jl. Botteng Dusun Papanga 0,709 0,709 100,000 - - - - - -
18 Jl. Lorong Ganno Desa Salletto 0,118 - - 0,118 100,000 - - - -
19 Jl. Taman Pahlawan Pati'di 0,157 - - - - 0,157 100,000 - -
20 Jl. Simbuang II Salupangi 2,600 2,200 84,615 - - 0,400 15,385 - -
21 Jl. Simbuang II 0,358 0,358 100,000 - - - - - -
22 Jl. Sese' - Salunangka 2,900 2,900 100,000 - - - - - -
23 Jl. Tambayako - Sese' 3,900 3,900 100,000 - - - - - -
24 Jl. Lombok H.Basir ( BTN H. Basir ) 0,165 - - - - 0,165 100,000 - -
25 Jl. Lombok I ( BTN H. Basir ) 0,125 - - - - 0,125 100,000 - -
26 Jl. Lombok II ( BTN H. Basir ) 0,125 - - - - 0,125 100,000 - -
27 Jl. Lombok III ( BTN H. Basir ) 0,126 0,126 100,000 - - - - - -
28 Jl. Lombok IV ( BTN H. Basir ) 0,094 - - - - 0,094 100,000 - -
29 Jl. Lombok V ( BTN H. Basir ) 0,098 - - - - 0,098 100,000 - -
30 Jl. Lingkar Terminal 0,508 0,508 100,000 - - - - - -

62 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
31 Jl. Terminal Simbuang I 0,134 0,134 100,000 - - - - - -
32 Jl. Lingkar Terminal Kantor Dishub 0,234 0,234 100,000 - - - - - -
33 Jl. Martadinata Lorong I 0,182 0,182 100,000 - - - - - -
34 Jl. Lorong II Martadinata 0,179 0,179 100,000 - - - - - -
35 Jl. BTN Tegar 77 0,410 0,410 100,000 - - - - - -
36 Jl. Pelabuhan Feri Simboro 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
37 Jl. Sumare - Tapandullu 8,300 8,300 100,000 - - - - - -
38 Jl. BTN Korongngana 0,511 0,511 100,000 - - - - - -
39 Jl. BTN Maspul I ( BTN Maspul ) 0,330 - - 0,330 100,000 - - - -
40 Jl. BTN Maspul II ( BTN Maspul ) 0,328 - - 0,328 100,000 - - - -
41 Jl. Korongngana Sese 2,300 - - - - - - 2,300 100,000
42 Jl. Ruas Korongngana Sese' 3,700 0,000 0,000 0,650 17,568 0,550 14,865 2,500 67,568
43 Jl. TVRI 0,563 0,563 100,000 - - - - - -
44 Jl. TVRI Lorong I 0,357 0,357 100,000 - - - - - -
45 Jl. Landi Kamarinir 0,785 - - 0,785 100,000 - - - -
46 Jl. Desa Tapandullu Gunung Losa 3,400 - - 3,400 100,000 - - - -
Jl. Lorong I Desa Tapandullu ( Dusun
47 0,153 0,153 100,000 - - - - - -
Tapandullu )
Jl. Lorong II Desa Tapandullu (
48 0,176 0,176 100,000 - - - - - -
Dusun Tapandullu )
Jl. Lorong III Desa Tapandullu (
49 0,631 0,631 100,000 - - - - - -
Dusun Tapandullu )
Jl. Lorong IV Desa Tapandullu (
50 0,460 0,460 100,000 - - - - - -
Dusun Tapandullu )
51 Jl. Dusun Malauwa 0,359 0,359 100,000 - - - - - -
52 Jl. Rangas - Sumare 7,200 2,000 27,778 - - 5,200 72,222 - -
53 Jl. Lingkar Marampagi 0,489 - - - - 0,489 100,000 - -
54 Jl. Dusun Tanjung Batu 0,392 - - - - 0,392 100,000 - -
55 Jl. Lorong I Tanjung Batu 0,109 - - - - 0,109 100,000 - -
56 Jl. Dusun Parundang Lorong II 0,871 0,871 100,000 - - - - - -
57 Jl. Lorong MTS Sumare 0,114 0,114 100,000 - - - - - -
58 Jl. Dusun Parundang Lorong I 0,334 0,334 100,000 - - - - - -
59 Jl. Dusun Parundang Lorong IV 0,238 - - - - 0,238 100,000 - -
60 Jl. Lorong III Parundang 0,099 - - - - 0,099 100,000 - -
Jl. Lorong I Kampung Tengan Desa
61 0,350 0,350 100,000 - - - - - -
Sumare
62 Jl. Lorong Masjid Sese' Utara 0,222 0,222 100,000 - - - - - -
63 Jl. Sese' - Buring - Salu Nangka 5,100 - - 5,100 100,000 - - - -
Jl. Lorong II Kampung Tengah Desa
64 0,233 - - - - 0,233 100,000 - -
Sumare
65 Jl. Rangas Lorong II 0,711 - - - - 0,711 100,000 - -
66 Jl. Lorong I Rangas 0,137 - - - - 0,137 100,000 - -

KECAMATAN MAMUJU
1 Jl. Soekarno Hatta 3,400 0,800 23,529 2,200 64,706 0,400 11,765 - -
2 Jl. Nuri ( Jl. Nuri ) 0,373 0,373 100,000 - - - - - -
3 Jl. K. ABD. Muis Makka ( Jl. Nuri ) 0,565 - - - - 0,565 100,000 - -
4 Jl. Sukowati 0,484 0,484 100,000 - - - - - -
5 Jl. Atiek Sutedja 1,260 1,260 100,000 - - - - - -
6 Jl. Lingkar Kantor Bupati 0,630 0,630 100,000 - - - - - -
7 Jl. Kaka Tua 0,782 0,782 100,000 - - - - - -
8 Jl. Andi Makkasau 1,600 1,600 100,000 - - - - - -
9 Jl. Teuku Umar 0,475 0,475 100,000 - - - - - -
10 Jl. Ambo Tjatja 0,262 0,262 100,000 - - - - - -
11 Jl. Cut Nyak Dien 0,264 0,264 100,000 - - - - - -
12 Jl. Diponegoro 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
13 Jl. Musa Karim 0,842 0,842 100,000 - - - - - -

63 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
14 Jl. Hapati Hasan 0,993 0,993 100,000 - - - - - -
15 Jl. ABD Syakur 1,000 1,000 100,000 - - - - - -
16 Jl. BTN Ampi 0,245 0,245 100,000 - - - - - -
17 Jl. Pababari 0,668 0,668 100,000 - - - - - -
18 Jl Pengayoman 0,637 0,637 100,000 - - - - - -
19 Jl. Bau Massepo 0,633 0,633 100,000 - - - - - -
20 Jl Yos Sudarso 1,300 1,300 100,000 - - - - - -
21 Jl. Andi Endeng 0,384 - - - - 0,184 47,917 0,200 52,083
22 Jl. Lorong Pasar Baru ( Pasar Baru ) 0,346 0,346 100,000 - - - - - -
23 Jl. Lorong II Pasar Baru ( Pasar Baru ) 0,146 0,146 100,000 - - - - - -
Jl. Lorong III Pasar Baru ( Pasar Baru
24 0,149 0,149 100,000 - - - - - -
)
25 Jl. Gardu Induk PLN 0,327 0,327 100,000 - - - - - -
26 Jl. Tahayahaya 1,200 1,200 100,000 - - - - - -
27 Jl. Angsa 0,497 0,497 100,000 - - - - - -
28 Jl. Pongtiku 1,100 1,100 100,000 - - - - - -
29 Jl. Andi Endeng ke Axuri 0,435 0,435 100,000 - - - - - -
30 Jl. Dahlia I 0,124 0,124 100,000 - - - - - -
31 Jl. BTN Axuri I ( BTN Axuri ) 0,224 - - - - 0,224 100,000 - -
32 Jl. BTN Axuri II ( BTN Axuri ) 0,123 - - - - 0,123 100,000 - -
33 Jl. BTN Axuri III ( BTN Axuri ) 0,080 - - - - 0,080 100,000 - -
34 Jl. BTN Axuri IV ( BTN Axuri ) 0,153 - - - - 0,153 100,000 - -
35 Jl. BTN Axuri V ( BTN Axuri ) 0,136 - - - - 0,136 100,000 - -
36 Jl. BTN Axuri VI ( BTN Axuri ) 0,117 - - - - 0,117 100,000 - -
37 Jl. BTN Axuri VII ( BTN Axuri ) 0,265 - - - - 0,265 100,000 - -
38 Jl. Ranggong 0,434 0,434 100,000 - - - - - -
39 Jl. Umar Dair 0,163 0,163 100,000 - - - - - -
40 Jl. Dahlia 0,336 0,336 100,000 - - - - - -
41 Jl. ABD Malik Puatjabai 0,152 0,152 100,000 - - - - - -
42 Jl. Badau 0,554 0,554 100,000 - - - - - -
43 Jl. Cikdiktiro 0,820 0,820 100,000 - - - - - -
44 Jl. Atiek Sutedja 0,467 0,467 100,000 - - - - - -
45 Jl. Kurungan Bassi 0,668 0,668 100,000 - - - - - -
46 Jl. Andi Depu 0,439 0,439 100,000 - - - - - -
47 Jl. A. Pettarani 1,000 1,000 100,000 - - - - - -
48 Jl Pattalunru 0,317 0,317 100,000 - - - - - -
49 Jl. Baharuddi Lopa 0,700 0,700 100,000 - - - - - -
50 Jl Pattalunru 0,899 0,899 100,000 - - - - - -
51 Jl. Ahmad Kirang 0,673 0,673 100,000 - - - - - -
52 Jl. ABD Wahab Asasi 0,705 0,705 100,000 - - - - - -
53 Jl. ABD Ahad I ( Jl. Abdul Ahad ) 0,097 0,097 100,000 - - - - - -
54 Jl. ABD Ahad II ( Jl. Abdul Ahad ) 0,154 0,154 100,000 - - - - - -
55 Jl. KH. Muh Thahir 0,213 0,213 100,000 - - - - - -
56 Jl. Husni Thamrin 1,900 0,800 42,105 1,100 57,895 - - - -
57 Jl. Handak 0,298 0,298 100,000 - - - - - -
58 Jl. R.A Kartini 0,430 0,430 100,000 - - - - - -
59 Jl. Ma'rufi 0,648 0,648 100,000 - - - - - -
60 Jl. W.R Monginsidi 0,801 0,801 100,000 - - - - - -
61 Jl. Sultan Hasanuddin 1,300 1,300 100,000 - - - - - -
62 Jl. Samping Kodim 0,093 0,093 100,000 - - - - - -
63 Jl. Pattaro lipu 0,097 0,097 100,000 - - - - - -
64 Jl. Pattana Bone 0,300 0,300 100,000 - - - - - -
65 Jl. Punggawa Malolo 0,192 0,192 100,000 - - - - - -

64 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
66 Jl. Pattaro Pura 0,219 0,219 100,000 - - - - - -
67 Jl. Emi Saelan 0,599 0,599 100,000 - - - - - -
68 Jl. Jeruk 0,280 0,280 100,000 - - - - - -
69 Jl. Maccirinuae 0,554 0,000 - 0,400 72,202 0,104 18,773 0,050 9,025
70 Jl. Pattimura 0,515 0,515 100,000 - - - - - -
71 Jl. Kelapa 0,858 0,858 100,000 - - - - - -
72 Jl. Mangga 0,611 0,611 100,000 - - - - - -
73 Jl. Letjen Hertasning 0,709 0,709 100,000 - - - - - -
74 Jl. Langsat 0,115 0,115 100,000 - - - - - -
75 Jl. Tintilingan 0,457 0,457 100,000 - - - - - -
76 Jl. Ir. Juanda II 0,561 0,561 100,000 - - - - - -
77 Jl. Ir. Juanda 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
78 Jl. Tambi 0,476 0,476 100,000 - - - - - -
79 Jl. Lorong Tambi 0,717 0,717 100,000 - - - - - -
80 Jl. Lingkungan Talibu 0,393 0,393 100,000 - - - - - -
81 Jl. Lingkungan Buadao 0,151 0,151 100,000 - - - - - -
82 Jl. Desa Batu Pannu 2,000 - - - - 2,000 100,000 - -
83 Jl. SMP III Mamuju 0,372 - - - - 0,372 100,000 - -
84 Jl. Bone-bone Pantai 0,530 0,530 100,000 - - - - - -
85 Jl. Manalisse Dsn Lempo 0,460 0,460 100,000 - - - - - -
86 Jl. Andi Dai 1,100 1,100 100,000 - - - - - -
87 Jl. Cakalang 0,176 0,176 100,000 - - - - - -
Jl. Lorong Kelurahan Binanga ( Jl.
88 0,331 0,331 100,000 - - - - - -
Cumi-cumi )
Jl. Lorong Kelurahan Binanga II ( Jl.
89 0,284 0,284 100,000 - - - - - -
Cumi-cumi )
90 Jl. Pemuda 0,187 0,187 100,000 - - - - - -
91 Jl. Thahir Husein - Kumbang Lollo 0,543 0,543 100,000 - - - - - -
92 Jl. Lingkar Taman Karema 0,250 0,250 100,000 - - - - - -
93 Jl. Tamasapi - Takaurangan 5,700 5,700 100,000 - - - - - -
94 Jl. Kali Mamuju - Air Terjun 0,813 - - 0,813 100,000 - - - -
95 Jl. Kali Mamuju - Sapota 0,630 - - 0,630 100,000 - - - -
96 Jl. Anjoro Pitu 4,300 4,300 100,000 - - - - - -
97 Jl. Husni Thamrin - Sapota 2,000 2,000 100,000 - - - - - -
98 Jl. Sapota - Kelapa Tujuh 0,139 0,139 100,000 - - - - - -

KECAMATAN KALUKKU
Jl. Tampa Padang ( Dalam Desa
1 0,774 0,774 100,000 - - - - - -
Tampa Padang )
Jl. Lingkungan Bala Kalumpang (
2 0,774 0,774 100,000 - - - - - -
Dalam Desa Tampa Padang )
Jl. Lingkungan Kampung Jati -
3 Bandar Udara Tampa' Padang ( 1,400 0,916 65,429 0,484 34,571 - - - -
Dalam Desa Tampa Padang )
Jl. Lorong Tampa' Padang ( Dalam
4 0,233 - - - - 0,233 100,000 - -
Desa Tampa Padang )
5 Jl. Nasional - Gentungan 2,100 1,766 84,095 - - 0,334 15,905 - -
6 Jl. Lari - Labuang 0,229 0,032 13,974 - - 0,197 86,026 - -
7 Jl. Lari - Labuang Pantai 0,669 - - 0,669 100,000 - - - -
8 Jl. Lingkungan Peuweang 1,400 - - 1,400 100,000 - - - -
9 Jl. Lingkungan SD Peuweang 0,293 0,293 100,000 - - - - - -
10 Jl. SD Tampa' Padang 0,123 0,123 100,000 - - - - - -
11 Jl. Pekuburan Bala' Kalumpang 0,464 - - - - 0,464 100,000 - -
12 Jl. Samping Lapangan 0,102 0,102 100,000 - - - - - -
13 Jl. Lorong Somel 0,446 - - - - 0,446 100,000 - -
14 Jl. Dusun Talaba 0,091 0,091 100,000 - - - - - -
15 Jl. Pelabuhan Belang - Belang 0,532 0,532 100,000 - - - - - -
16 Jl. Nasional - Kabuloang 3,000 3,000 100,000 - - - - - -

65 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
17 Jl. Rarani 0,353 0,353 100,000 - - - - - -
18 Jl. Galung Lemo - Taloang 0,834 0,508 60,959 - - 0,326 39,041 - -
19 Jl. SD 2 Tasiu ( Dalam Desa Tasiu ) 0,268 - - 0,268 100,000 - - - -
Jl. Samping Kantor Camat ( Dalam
20 0,470 - - - - 0,470 100,000 - -
Desa Tasiu )
Jl. Pahlawan Kombiling ( Dalam Desa
21 1,500 1,500 100,000 - - - - - -
Tasiu )
Jl. Samping Pustu Tasiu ( Dalam
22 0,170 0,170 100,000 - - - - - -
Desa Tasiu )
Jl. Lorong Samping PPK ( Dalam
23 0,857 0,857 100,000 - - - - - -
Desa Tasiu )
Jl. Kombiling - Pasar Tasiu ( Dalam
24 0,862 0,862 100,000 - - - - - -
Desa Tasiu )
Jl. Le'beng - Pahlawan ( Dalam Desa
25 0,830 0,830 100,000 - - - - - -
Tasiu )
26 Jl. Tasiu - Kayumate 4,900 4,900 100,000 - - - - - -
27 Jl. Panamba 2,400 2,400 100,000 - - - - - -
Jl. Lorong Keang ( Dalam Desa Keang
28 1,100 - - 1,100 100,000 - - - -
)
29 Jl. PLTA Keang ( DalamDesa Keang ) 0,879 - - 0,879 100,000 - - - -
Jl. Desa Uhaimate ( Dalam Desa
30 2,800 - - - - 2,800 100,000 - -
Keang )
Jl. Nasional - Pure - Kassa -
31 5,700 5,700 100,000 - - - - - -
Pammaseang
32 Jl. Pure II 0,540 0,540 100,000 - - - - - -
Jl. Lombang - Lombang Pantai (
33 0,939 0,939 100,000 - - - - - -
Desa Tampa Lambagu )
Jl. Kapandeang ( Desa Tampa
34 1,800 1,288 71,556 - - 0,512 28,444 - -
Lambagu )
Jl. Lorong Lombang - Lombang (
35 0,271 0,271 100,000 - - - - - -
Desa Tampa Lambagu )
36 Jl. Sampoang - Pamulukang 3,800 0,446 11,737 - - 3,354 88,263 - -
37 Jl. Lorong Sampoang 0,730 0,730 100,000 - - - - - -
38 Jl. Pili' Ahuni 0,618 0,618 100,000 - - - - - -
39 Jl. Ahuni Utara 0,430 0,086 20,000 0,344 80,000 - - - -
40 Jl. Sungai Ahuni 0,889 0,889 100,000 - - - - - -
41 Jl. Nasional - Kampung Baru 0,250 0,250 100,000 - - - - - -
42 Jl. Lingkungan Makkarama 0,272 - - 0,272 100,000 - - - -
43 Jl. Bebanga - Lengke 0,162 - - - - 0,162 100,000 - -
44 Jl. Ampallas Pantai 0,319 - - 0,319 100,000 - - - -
45 Jl. Nasioanal - Kampung Galung 2,500 0,548 21,920 - - 1,952 78,080 - -
46 Jl. Kampung Baru - Ba'balalang 3,300 2,465 74,697 0,269 8,152 0,566 17,152 - -
Jl. Ba'balalang ( Beru-beru -
47 1,400 1,122 80,143 0,278 19,857 - - - -
Ba'balalang )
Jl. RT. 02 BeruBeru ( Beru-beru -
48 0,997 0,997 100,000 - - - - - -
Ba'balalang )
Jl. Lingkar Lapangan BeruBeru ( Jl.
49 0,580 0,334 57,586 - - - - 0,246 42,414
Nasional - Beru-beru )
Jl. RT. 01 BeruBeru ( Jl. Nasional -
50 0,989 0,989 100,000 - - - - - -
Beru-beru )
Jl. RT. 04 BeruBeru ( Jl. Nasional -
51 0,395 0,326 82,532 - - 0,069 17,468 - -
Beru-beru )
Jl. RT. 03 BeruBeru ( Jl. Nasional -
52 0,746 0,746 100,000 - - - - - -
Beru-beru )
Jl. Kampung Rea ( Jl. Nasional -
53 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
Beru-beru - Salupompong )
Jl. Salupompong ( Jl. Nasional -
54 1,700 1,700 100,000 - - - - - -
Beru-beru - Salupompong )
Jl. Pokkang ( Jl. Nasional - Pokkang -
55 4,100 2,100 51,220 - - 0,800 19,512 1,200 29,268
Rea Guliling )
Jl. Rea Guliling ( Jl. Nasional -
56 1,200 - - 0,291 24,250 0,909 75,750 - -
Pokkang - Rea Guliling )
Jl. Rea Guliling - Kona' ( Jl. Nasional -
57 2,100 0,370 17,619 1,234 58,762 0,496 23,619 - -
Pokkang - Rea Guliling )
KECMATAN BONEHAU
1 Jl. Buttuada 3,544 - - 0,544 15,350 3,000 84,650 - -
2 Jl. Hinua - Bonehau 7,027 - - - - 7,027 100,000 - -
3 Jl. Tamalea Tua 5,375 - - - - 5,375 100,000 - -
4 Jl. Bonehau I 0,776 - - - - 0,776 100,000 - -

66 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
5 Jl. Bonehau II 0,280 - - - - 0,280 100,000 - -
6 Jl. Bonehau - Salutiwo 5,612 - - - - 5,612 100,000 - -
7 Jl. Nasional - Lumika 2,607 - - - - 2,607 100,000 - -
8 Jl. Lumika I - Desa Mappu 3,450 - - - - 3,450 100,000 - -
9 Jl. Lumika II - Desa Mappu 0,646 - - - - - - 0,646 100,000
10 Jl. Desa Mappu I 0,621 - - - - 0,621 100,000 - -
11 Jl. Mappu II 0,962 - - - - 0,962 100,000 - -
12 Jl. Mappu III 0,232 - - - - 0,232 100,000 - -
13 Jl. Mappu IV 0,212 - - - - 0,212 100,000 - -

KECAMATAN KALUMPANG
1 Jl. Dalam Kota Kalumpang 0,720 - - 0,720 100,000 - - - -
2 Jl. Kalumpang I 0,126 - - 0,126 100,000 - - - -
3 Jl. Kalumpang II 0,437 - - 0,437 100,000 - - - -
4 Jl. Kalumpang III 0,125 - - 0,125 100,000 - - - -
5 Jl. Kalumpang IV 0,105 - - 0,105 100,000 - - - -
6 Jl. Kalumpang - Limbong 14,000 - - 2,000 14,286 12,000 85,714 - -
7 Jl. Tumonga - Karama - Pasir Putih 8,600 - - 0,600 6,977 5,000 58,140 3,000 34,884
8 Jl. Kalumpang - Desa Makkaliki 15,656 - - - - 15,656 100,000 - -
9 Jl. Limbong Tumonga 7,100 - - - - 2,000 28,169 5,100 71,831
10 Jl. Karama - Polio 6,000 - - - - 6,000 100,000 - -
11 Jl. Polio Batu Makkada 5,100 - - - - 5,100 100,000 - -
12 Jl. Malolominanga - Siraun 8,400 - - - - 8,400 100,000 - -
13 Jl. Karama - Sandapan 8,100 - - 1,500 18,519 6,600 81,481 - -

KECAMATAN PAPALANG
1 Jl. Dusun Pancasila 1,852 1,852 100,000 - - - - - -
2 Jl. Lorong Pancasila 0,369 - - - - 0,369 100,000 - -
3 Jl. Lorong Lingkar Garuda 0,747 0,431 57,697 - - 0,316 42,303 - -
4 Jl. Batu Papan - Papalang 3,077 0,577 18,752 - - 2,500 81,248 - -
Jl. Papalang - Batu Ampa' ( Jl.
5 3,688 0,000 - 1,500 40,672 0,800 21,692 1,388 37,636
Nasional - Desa Batu Ampa )
Jl. Batu Ampa' ( Jl. Nasional - Desa
6 2,901 - - - - 2,901 100,000 - -
Batu Ampa )
Jl. Batu Ampa' Timur ( Jl. Nasional -
7 0,298 0,298 100,000 - - - - - -
Desa Batu Ampa )
8 Jl. Batu Ampa 1 ( Desa Batu Ampa ) 0,188 - - - - 0,188 100,000 - -
9 Jl. Batu Ampa 2 ( Desa Batu Ampa ) 0,065 0,065 100,000 - - - - - -
10 Jl. Batu Ampa 3 ( Desa Batu Ampa ) 0,309 - - - - 0,309 100,000 - -
Jl. Lorong Batu Ampa' ( Desa Batu
11 0,558 0,558 100,000 - - - - - -
Ampa )
12 Jl. Batu Papan 1 ( Desa Batu Papan ) 0,944 0,260 27,542 - - 0,684 72,458 - -
13 Jl. Batu Papan 2 ( Desa Batu Papan ) 0,080 - - - - 0,080 100,000 - -
8 Jl. Topore - Bonda - Tawaro 8,951 - - 4,851 54,195 4,100 45,805 - -
Jl. Lorong Toansang ( Lorong
9 0,209 0,209 100,000 - - - - - -
Toansang )
Jl. Lorong Towaro ( Lorong Toansang
10 0,068 0,068 100,000 - - - - - -
)
Jl. Lorong Toansang ( Lorong
11 0,241 - - 0,241 100,000 - - - -
Toansang )
12 Jl. Negara - Sakio 3,470 1,970 56,772 - - 1,500 43,228 - -
13 Jl. Topore - Toabo 2,939 - - - - 2,939 100,000 - -
14 Jl. Toabo - Banua Baru 0,736 - - 0,736 100,000 - - - -
Jl. Lorong II Desa Toabo ( Dalam
15 0,588 - - 0,588 100,000 - - - -
Desa Toabo )
Jl. Samping Pasar ( Dalam Desa
16 0,313 0,313 100,000 - - - - - -
Toabo )
jl. Lorong IV toabo ( Dalam Desa
17 0,701 - - - - 0,701 100,000 - -
Toabo )
Jl. lorong V toabo ( Dalam Desa
18 0,328 0,328 100,000 - - - - - -
Toabo )
Jl. Lorong XV Desa Toabo ( Dalam
19 0,682 - - - - 0,682 100,000 - -
Desa Toabo )

67 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
20 Jl. Toabo - Bunde 5,200 5,200 100,000 - - - - - -
Jl. Desa Salu Kayu ( Jl. Negara -
21 8,100 0,960 11,852 5,640 69,630 1,500 18,519 - -
Salukayu - Salubarana )
Jl. Desa Salu Kayu - Salubarana ( Jl.
22 0,338 - - - - 0,338 100,000 - -
Negara - Salukayu - Salubarana )
Jl. Lorong Pekuburan Salubarana ( Jl.
23 0,356 - - 0,356 100,000 - - - -
Negara - Salukayu - Salubarana )
Jl. Lorong Lapangan Salubarana ( Jl.
24 0,618 - - 0,207 33,495 0,411 66,505 - -
Negara - Salukayu - Salubarana )
25 Jl. lorong salubarana 0,390 0,390 100,000 - - - - - -
26 Jl. Desa Salubarana - Kalonding 0,582 - - 0,582 100,000 - - - -
27 Jl.lorong kalolling 0,439 0,171 38,952 - - 0,268 61,048 - -
28 Jl. Desa Salu Kayu - Botteng 3,300 2,735 82,879 0,565 17,121 - - - -
29 Jl. lorong 6 salukayu 0,310 - - 0,310 100,000 - - - -
30 Jl. lorong 2 salukayu 0,337 0,337 100,000 - - - - - -
31 Jl. lorong SD salukayu 0,414 - - - - 0,414 100,000 - -
32 Jl. Desa Boda - Boda 1,900 0,630 33,158 1,270 66,842 - - - -
33 Jl. Lorong Desa Boda - Boda 0,548 0,548 100,000 - - - - - -
Jl. Desa Sesango ( Boda-boda -
34 2,046 1,064 52,004 - - 0,982 47,996 - -
Sesango )
Jl. lorong 1 sesango ( Boda-boda -
34 0,326 0,097 29,755 - - 0,229 70,245 - -
Sesango )
Jl. Lorong II Desa Sesango ( Boda-
34 0,553 0,419 75,769 - - 0,134 24,231 - -
boda - Sesango )
KECAMATAN SAMPAGA
1 Jl. Toabo - Bunde 2,300 1,436 62,435 - - 0,864 37,565 - -
Jl. Lorong I Pasar Tarailu ( Kompleks
2 0,273 0,273 100,000 - - - - - -
Pasar Tarailu )
Jl. Lorong II Pasar Tarailu ( Kompleks
3 0,289 0,289 100,000 - - - - - -
Pasar Tarailu )
Jl. Masjid Tarailu ( Kompleks Pasar
4 0,134 - - - - 0,134 100,000 - -
Tarailu )
Jl. Samping Masjid Tarailu (
5 0,132 0,132 100,000 - - - - - -
Kompleks Pasar Tarailu )
6 Jl. Nuri ( Kompleks Pasar Tarailu ) 0,134 0,134 100,000 - - - - - -
Jl. Nasional -Sidal ( Kompleks Pasar
7 0,138 0,138 100,000 - - - - - -
Tarailu )
Jl. Pekuburan Tarailu ( Kompleks
8 0,151 0,151 100,000 - - - - - -
Pasar Tarailu )
9 Jl. Lorong I Bunde 0,853 0,250 29,308 - - 0,603 70,692 - -
10 Jl. Lorong II Bunde 0,934 - - - - 0,934 100,000 - -
Jl. Lingkar Lapangan Bunde ( Lingkar
11 0,312 0,312 100,000 - - - - - -
Lapanngan Bunde )
Jl. Lorong 6 Bunde ( Lingkar
12 0,211 0,211 100,000 - - - - - -
Lapanngan Bunde )
Jl. Ruas Lorong IV Bunde ( Lingkar
13 0,313 - - - - 0,313 100,000 - -
Lapanngan Bunde )
14 Jl. Lorong III Bunde 0,572 - - - - 0,572 100,000 - -
15 Jl. Lorong 4 Bunde 0,635 - - - - 0,635 100,000 - -
16 Jl. Lorong 5 Bunde 0,407 - - - - 0,407 100,000 - -
17 Jl. Bunde - Losso Pantai 2,400 - - - - 2,200 91,667 0,200 8,333
18 Jl. Lorong Mandar 0,959 0,128 13,347 - - 0,831 86,653 - -
Jl. Tarailu - Losso (Tarailu - Losso -
19 5,300 - - - - 5,300 100,000 - -
Kalonding - Salumabongi )
Jl. Losso - Kalonding ( Tarailu - Losso
20 5,300 0,106 2,000 - - 5,194 98,000 - -
- Kalonding - Salumabongi )
Jl. Lorong I Kalonding ( Tarailu -
21 0,423 - - - - 0,423 100,000 - -
Losso - Kalonding - Salumabongi )
Jl. Lorong II Kalonding ( Tarailu -
22 1,300 - - - - 1,300 100,000 - -
Losso - Kalonding - Salumabongi )
Jl. Lorong Desa Kalonding ( Tarailu -
23 1,900 - - - - 1,900 100,000 - -
Losso - Kalonding - Salumabongi )
Jl. Negara - Takosang - Tanambuah -
24 11,300 0,500 4,425 2,150 19,027 6,950 61,504 1,700 15,044
Kalonding
Jl. Tarailu (Kec. Sampaga) - Dsn
25 Dato (Tarailu - Mariri - Mariale - 6,300 5,610 89,048 - - 0,690 10,952 - -
Sidal - Hijrah - Dato)
KECAMATAN TOMMO

68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PANJANG TIAP KONDISI


PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %

Jl. Kec. Tommo ( Tommo II - Tommo


III, Tommo II - Tommo VI, Tommo VI
1 42,500 0,405 0,953 - - 42,095 99,047 - -
- Kakullasan, Kakullasan - Sendana,
Leling Barat - Leling Induk )

2 Jl. Lingkar Pasar Leling 0,321 - - - - 0,321 100,000 - -


3 Jl. Lapangan Leling 0,242 - - - - 0,242 100,000 - -
4 Jl. Leling Utara 0,877 - - - - 0,877 100,000 - -
5 Jl. Pendidikan Desa Leling 0,581 - - - - 0,581 100,000 - -
6 Jl. Leling Induk - Leling Utara 4,300 - - - - 4,300 100,000 - -
7 Jl. Tammejarra - Dsn Baitang 8,100 - - - - 3,000 37,037 5,100 62,963
8 Jl. Dusun Biola 0,493 - - - - 0,493 100,000 - -
9 Jl. Kalkullasan 2,400 - - - - 2,400 100,000 - -
10 Jl. Lorong Tommo V 0,634 - - - - 0,634 100,000 - -
Jl. Salomanu ( Salumanu -
11 2,500 - - - - 2,500 100,000 - -
Campaloga, Tommo Vi - Salomanu )
12 Jl. Lingkungan SMP Tommo V 0,501 - - - - 0,501 100,000 - -
13 Jl. Lasinrang - Giri Parta 0,905 - - - - 0,905 100,000 - -
Jl. Dusun Sidomulyo Desa
14 Campaloga ( Lorong Mamuju - 0,933 - - - - 0,933 100,000 - -
Lorong Palopo )
Jl. Dusun Sidodadi Desa Campaloga (
15 1,100 - - - - 1,100 100,000 - -
Lorong Mamuju - Lorong Palopo )
16 Jl. Lorong Polmas 0,628 - - - - 0,628 100,000 - -
Jl. Samping Kantor Camat Tommo (
17 0,432 - - - - 0,432 100,000 - -
Desa Salu Bambu)
Jl. Samping Kantor Desa ( Desa Salu
18 0,111 - - - - 0,111 100,000 - -
Bambu)
Jl. Samping Lapangan Tommo ( Desa
19 0,737 - - - - 0,737 100,000 - -
Salu Bambu)
Jl. Tammejarra ( Kakullasan -
20 Tommo VII, Tommo III - Tammejarra 13,000 7,800 60,000 - - 5,200 40,000 - -
)
21 Jl. Tammejarra - Tommo VII 2,300 1,325 57,609 - - 0,975 42,391 - -
22 Jl. Tammejarra - Tommo IV 3,000 - - - - 3,000 100,000 - -
23 Jl. Tommo IV - Tommo V 3,800 - - - - 3,800 100,000 - -
24 Jl. Kec. Tommo - Dsn Wanasari 2,200 1,000 45,455 - - 1,200 54,545 - -
25 Jl. Kec. Tommo - Dsn Rama 0,840 - - - - 0,840 100,000 - -
26 Jl. Lorong Desa Malino 0,634 - - - - 0,634 100,000 - -
Jl. Dusun Sidomulyo Tommo III (
27 1,700 - - - - 1,700 100,000 - -
Lingkar Ki Hajar Dewantara )
Jl. Balanipa Baru - Batu Layang (
28 0,662 - - - - 0,662 100,000 - -
Lingkar Ki Hajar Dewantara )
Jl. Tamemongga ( Tommo II -
29 4,000 - - - - 2,800 70,000 1,200 30,000
Tamemongga )
Jl. RE Tamemongga ( Tommo II -
30 2,300 - - - - 2,300 100,000 - -
Tamemongga )
Jl. Lorong Tamemongga (Tommo II -
31 0,976 - - - - 0,976 100,000 - -
Tamemongga )
Jl. Tamemongga - Kalepu (Tommo II
32 0,720 0,121 16,819 - - 0,599 83,181 - -
- Tamemongga )
33 Jl. Tamemongga - Kampung Baru 8,020 - - - - 8,020 100,000 - -
34 Jl. Kampung Baru - Saludengeng 5,000 - - - - 5,000 100,000 - -
Jl. Gajah Mada ( Dusun Mukti Tama
35 0,742 - - - - 0,742 100,000 - -
- Pongtiku, Gajah Mada - Veteran )
Jl. Ngurah Rai Tommo II ( Gusti
36 Ngurah Rai - Desa Wanasari, Gusti 0,799 - - - - 0,799 100,000 - -
Ngurah Rai - Pandai Besi )
37 Jl. Lingkar Veteran 1,600 - - - - 1,600 100,000 - -
Jl. Lorong Mawar ( Mawar - Kartini,
38 1,039 - - - - 1,039 100,000 - -
Kartini - Cempaka, Nangka - Kartini )
39 Jl. Poros Kalepu 6,400 - - - - 6,400 100,000 - -

69 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA JARINGAN JALAN

68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

2) Jaringan Listrik
Tabel 4.14. Prasarana Jaringan Listrik di Kabupaten Mamuju
Nama Kapasitas (KwH)
PLTD Topoyo 750
PLTD Karossa 488
PLTD Baras 550
PLTD Mambi 300
PLTD Babana 150
PLTD Pasangkayu 1375
PLTD Sarjo 175
Sumber : RTRW Kabupaten Mamuju

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah


prasarana listrik di Kab.Mamuju yaitu 7 PLTD yang masing-
masing kapasitas kwH nya berbeda-beda.
3) Penyediaan Air Bersih
Air bersih merupakan satu komponen penting dalam suatu
wilayah. Karena air dimanfaatkan manusia untuk dikonsumsi
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber air bersih di
Kabupaten Mamuju kebanyakan masyarakat menggunakan sumur
bor dan sebagian masyararakat juga menggunakan PDAM.
Tabel 4.15. Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Mamuju
Uraian 2018
Kran Umum 80
Equivalet SR 5
Equivalent Kran Umum 100
Jumlah Pelanggan SR 85,165
Jumlah Pelanggan Kran Umum 8,00
Total Terlayani 93,165
Sumber : PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju

5) Jaringan Transportasi
Peran dan fungsi transportasi terhadap proses transformasi
wilayah yang menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah
yang lainnya merupakan kebutuhan aksesibilitas yang sangat
penting guna menunjang pertumbuhan wilayah/kawasan.
Keterkaitan tersebut terutama merupakan prasarana utama dalam
hal mobilisasi barang, dan penumpang, sehingga sirkulasi pola
71 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

aliran sangat ditentukan oleh sistem transportasi tersebut. Aspek-


aspek yang erat kaitannya dalam sistem transportasi adalah
kemudahan hubungan (aksesibilitas) dan ketersediaan sarana
angkutan.
Berdasarkan jenisnya, transportasi yang ada di wilayah
Kabupaten Mamuju dapat diakses dalam 3 moda transportasi yaitu
darat, laut dan udara.
1. Transportasi Darat
Prasarana jalan merupakan salah satu prasarana yang paling
berperan dalam bidang transportasi. Jalan merupakan faktor
penting dalam pembangunan wilayah, dengan adanya prasarana
jalan masyarakat dapat melakukan aktivitasnya dengan baik.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Fasilitas darat di
wilayah Kota Mamuju dilengkapi dengan fasilitas terminal
yang terdapat di Kelurahan Karema dan Kelurahan Rangas.
2. Transportasi Laut
Transportasi laut juga menjadi salah satu penunjang utama
pergerakan ke dalam dan keluar Kabupaten Mamuju untuk lalu
lintas barang dan penumpang. Secarageografis wilayah
perkotaan Kabupaten Mamuju sebelah utara berbatasandengan
Selat Makassar. Dimana kondisi tersebut menjadi salah satu
potensipengembangan transportasi laut di wilayah perkotaan
Kabupaten Mamuju. Saatini di wilayah perkotaan Kabupaten
mamuju terdapat beberapa pelabuhanyaitu pelabuhan ferry di
Kelurahan Simboro, pelabuhan khusus di Kelurahan Karema
dan pelabuhan belang-belang Mamuju.
3. Transporatsi Udara
Transpotasi udara menjadi salah satu penunjang pergerakan
Kabupaten Mamuju untuk mengangkut penumpang, kargo/pos
untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandara ke bandara

72 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

yang lain. Saat ini di wilayah Kabupaten Mamuju memiliki


satu Bandar udara yaitu Bandar Udara Tampa Padang yang
terletak di Kecamatan Kalukku.

73 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Aspek Demografi
1. Analisis Tingkat Urbanisasi
Secara demografis, urbanisasi adalah penduduk perkotaan yang dapat
diukur dengan melihat pers
Perhitungan Tingkat Urbanisasi:
𝑱𝑷𝒌
U=( ) x 100%
𝑱𝑷
𝟕𝟎.𝟑𝟎𝟗
U=( ) x 100%
𝟐𝟕𝟗.𝟑𝟗𝟑
= 25,16 %
Keterangan:
U = Level atau tingkat urbanisasi (%)
JPk = Jumlah penduduk tinggal di kota.
JP = Jumlah penduduk total.

Membuat kriteria tingkat urbanisasi menjadi:


- Rendah
- Sedang
- Tinggi

(tingkat urbanisasi tertinggi – tingkat urbanisasi rendah)


Kelas interval =
Jumlah kelas

= (25,16 - 0,97) : 3
= 8,06
Sehingga didapat kriteria tingkat urbanisasi:
a. Rendah = < 8,06
b. Sedang = 8,06 – 16,12
c. Tinggi => 16,12

74 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Tabel 5.1. Tingkat Urbanisasi


No. Kecamatan JPk JP U (%) Keterangan
1 Tapalang 20.772 7.44 Rendah
2 Tapalang Barat 10.371 3,72 Rendah
3 Mamuju 70.309 25,16 Tinggi
4 Simboro 29.142 10,44 Sedang
5 Kepulauan Bala 2.705 0,97 Rendah
Balakang
279.393
6 Kaluku 60.215 21,55 Tinggi
7 Papalang 24.379 8,72 Sedang
8 Sampaga 15.865 5,67 Rendah
9 Tommo 23.896 8,55 Sedang
10 Kalumpang 12.024 4,31 Rendah
11 Bonehau 9.716 3,47 Rendah
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat dilihat bahwa Kecamatan Mamuju


dan Kecamatan Kaluku memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi yang
berarti tingkat perkembangan wilayah pada 2 kecamatan tersebut juga
tinggi.
2. Proyeksi Penduduk
Dalam lima tahun terakhir berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
jumlah penduduk di Kabupaten Mamuju terus mengalami peningkatan.
Jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2017 sebanyak 279.393
jiwa. Dalam memproyeksi jumlah penduduk Kabupaten Mamuju kita
menggunakan proyeksi geometrik. Untuk lebih jelasnya maka dapat kita
lihat pada perhitungan dibawah ini :
Tabel 5.2. Proyeksi Penduduk Kabupaten Mamuju
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Hasil
No Kecamatan Proyeksi
2013 2014 2015 2016 2017
1 Tapalang 18747 19239 19986 20372 20772 23016
2 Tapalang Barat 9633 9392 10025 10189 10371 11166
3 Mamuju 54515 56306 65954 68021 70309 90679
4 Simboro 26554 27405 28241 29142 32735
Kepulauan Bala
5 2508 2567 2622 2654 2705 2917
Balakang
6 Kalukku 55044 55803 57005 58577 60215 65872
7 Papalang 22144 22265 23584 23939 24379 26840
8 Sampaga 13965 14585 15420 15619 15865 18024
9 Tommo 24158 24142 22588 23197 23895 23635

10 Kalumpang 15589 15382 11731 11860 12024 9274

75 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

11 Bonehau 9484 10751 9491 9589 9716 9954


Total 225787 256986 265811 272258 279393 314110
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3

3. Kajian Tingkat Partipasi Angkatan Kerja


a. Tenaga Kerja
Penduduk yang dianggap sebagai tenaga kerja potensial atau
penduduk usia kerja yaitu penduduk yang telah mencapai umur 15-64
tahun dan berpotensi untuk memproduksi barang dan jasa. Berikut
tabel tentang jumlah penduduk usia kerja masyarakat Kabupaten
Mamuju berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 5.3. Jumlah Tenaga Kerja
No, Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki – laki 96.962 51
2 Perempuan 94.088 49
Jumlah 191.050 100
Sumber : Diolah dari Data Kependudukan (2017)

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui jumlah masyarakat usia kerja


di Kabupaten Mamuju sebanyak 182.108 orang, yang terdiri dari laki-
laki sebanyak 96.962 orang atau 51% dan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 94.088 orang atau 49%.
b. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah masyarakat yang sudah memasuki usia kerja
15-64 tahun dan sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan dan
menganggur, sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk
usiakerja yang masih bersekolah, mengurus rumah tangga dan
golongan lainlain atau penerima pendapatan
Tabel 5.4. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
No, Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Angkatan Kerja 127841 67
2 Bukan Angkatan Kerja 63209 33
Jumlah 191050 100
Sumber : Diolah dari Data Kependudukan (2017)

76 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Berdasarkan tabel penduduk usia kerja yang termasuk angkatan


kerja sebanyak 127.841 orang atau 67% sedangkan yang bukan
angkatan kerja sebanyak 63.209 orang atau 33%.
Tabel 5.5. Angkatan Kerja
No, Sektor Jumlah Persentase (%)
1 Bekerja 124841 98
2 Pengangguran Terbuka 3063 2
Jumlah 127841 100
Sumber : Diolah dari Data Kependudukan (2017)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa angkatan kerja


yang sudah bekerja tersebut sebagian besar bekerja. Sedangkan yang
lain sedang menganggur untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian mereka. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jenis
pekerjaan masyarakat Kabupaten Mamuju sebagai berikut:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase jumlah


angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Pada tahun 2017 di
Kabupaten Mamuju terdapat 191.050 penduduk usia kerja
Angkatan Kerja
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑋 100%
Tenaga Kerja
127.841
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑋 100%
191.050
𝑇𝑃𝐴𝐾 = 66,91%

4. Kajian Elastisitas Kesempatan Kerja (EKK)


Adapun elstisitas kesaempatan kerja di Kabupaten Mamuju adalah
sebagai berikut :
𝑳𝒂𝒋𝒖 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑲𝑲 (𝒔𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒊)
E = 𝒍𝒂𝒋𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑷𝑫𝑹𝑩 (𝒔𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒊)

Keterangan:
E = Elastisitas Kesempatan Kerja

77 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Laju pertumbuhan KK(sektor i) = Laju pertumbuhan kesempatan


kerja pada sektor ekonomi (primer,
sekunder, dan tersier)
Laju pertumbuhan PDRB(sektor i) = Laju pertumbuhan PDRB pada sektor
ekonomi (primer, sekunder, dan
tersier)

Tabel 5.6. Elastisitas Kesempatan Kerja


Angkatan Bukan Penduduk Usia Kerja
No. Tahun TPAK
Kerja Angkatan Kerja (15-64 thn)
1 2017 127.841 63.209 124.778 66,91
2 2016 126.363 54.010 121.587 70,06
3 2014 188.780 66.084 186.838 74,07
4 2013 156.602 80.210 154.697 66,13
Sumber : Diolah dari Data Kependudukan (2017)

5. Kajian Pembangunan Manusia (IPM)


IPM dihitung sebagai rata – rata geometric dari indeks kesehatan,
pendidikan, dan pengeluaran.
Rumus :
3
IPM = √ Ikesehatan ×IPendidikan ×Ipengeluaran

Tabel 5.7. Indeks Pembangunan Manusia


Angkatan Harapan
Rata – rata Pengeluaran
No. Tahun Harapan Lama IPM
lama Sekolah Perkapita
Hidup Sekolah
1 2017 66,65 13,13 7,26 9091 66,32
2 2016 66,51 12,97 7,21 8089 65,65
3 2015 66,38 12,95 6,94 8556,59 65,09
4 2014 66,37 12,7 6,91 8494,4 64,71
5 2013 66,28 12,45 6,8 8405,71 64,17

78 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

B. Sarana
1. Analisis Kebutuhan Sarana Pelayanan 20 Tahun
a. Pendidikan
Tabel 5.8. Estimasi kebutuhan sarana pendidikan
No Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan Radius
Pendidikan Penduduk pendukung Pelayanan
2037 (m2)
1 TK 1.250 112 224 500
2 SD 1.600 331 175 1000
280.508
3 SLTP 4.800 100 58 1000
4 SMU 4.800 20 58 3000

b. Kesehatan
Tabel 5.9. Estimasi kebutuhan sarana kesehatan
No Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan Radius
Kesehatan Penduduk pendukung Pelayanan (m2)
2037
1 Posyandu 1.250 388 224 500
2 Balai - 175 1.000
Pengobatan 2.500
Warga
3 BKIA / - 9 4.000
Klinik 30.000
Bersalin
4 Puskesmas 49 9 1.500
Pembantu
dan Balai 30.000
Pengobatan
Lingkungan 280.508
5 Puskesmas 22 2 3.000
dan Balai 120.000
Pengobatan
6 Tempat - 5 1.500
Praktek 5.000
Dokter
7 Apotik / - 9 1.500
Rumah 30.000
Obat
8 Rumah 3 1
240.000
Sakit

79 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

c. Peribadatan
Tabel 5.10. Estimasi kebutuhan sarana peribadatan
No Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan
Peribadatan Penduduk pendukung
2037
1 Mushollah 250 77 1.122
280.508
2 Mesjid 2.500 472 112

d. Perdagangan
Tabel 5.11. Estimasi kebutuhan sarana perdagangan
N Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan Radius
o Perdagangan Penduduk pendukung Pelayanan
2037 (m2)
1 Toko/warung 250 1.157 1.122 300
2 Pertokoan 6000 99 47 2000
3 Pusat 48 9
pertokoan +
30.000
pasar
lingkungan
280.508
4 Pusat 254 2
Perbelanjaan
dan Niaga
120.000
(toko + pasar
+ bank +
kantor)

80 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

2. Kajian pusat – pusat pelayanan


Tabel 5.12. Penentuan Bobot Fungsi
Sarana Pendidikan Sarana Peribadatan Sarana Kesehatan Sarana Perdagangan & Jasa JF
No Kecamatan
TK SD SMP SMA MI MTS ME MU GE PU VI RS PS PT PO PD PS MM TO BG KS WG RM HO

1 Tapalang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20

2 Tapalang Barat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20

3 Mamuju 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23

4 Simboro 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21

Kepulauan Bala
5 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 14
Balakang

6 Kaluku 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20

7 Papalang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21

8 Sampaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20

9 Tommo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21

10 Kalumpang 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18

11 Bonehau 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19

Total Fungsi 9 11 11 10 8 9 11 11 10 2 1 2 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 10 2 217

Total Sentralitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Bobot Fungsi 11,11 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 50 100 50 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 50

81 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Tabel 5.13. Penentuan Indeks Sentralitas dan Hirarki Wilayah


Sarana Pendidikan Sarana Peribadatan Sarana Kesehatan Sarana Perdagangan & Jasa
No Kecamatan IS H
TK SD SMP SMA MI MTS ME MU GE PU VI RS PS PT PO PD PS MM TO BG KS WG RM HO

1 Tapalang 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III

2 Tapalang Barat 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III

3 Mamuju 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 100 50 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 50 391,97 I

4 Simboro 0 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 50 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 50 280,87 II

Kepulauan Bala
5 0 9,09 9,09 0 0 0 9,09 9,09 0 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 0 0 127,26 IV
Balakang

6 Kaluku 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III

7 Papalang 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 50 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 241,97 II

8 Sampaga 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III

9 Tommo 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 50 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 241,97 II

10 Kalumpang 11,1 9,09 9,09 10 0 0 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 168,36 III

11 Bonehau 11,1 9,09 9,09 10 0 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 179,47 III

Total Sentralitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

82 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Berdasarkan tabel 5.12 dan 5.13 diatas,Kecamatan Mamuju memiliki nilai


indeks tertinggi yaitu 391,97 berada pada hirarki I. Hal ini berarti bahwa
Kecamatan Mamuju merupakan pusat regional yang memiliki pusat – pusat
pelayanan terlengkap. Sedangkan untuk Kecamatan yang memiliki nilai indeks
terendah yaitu Kecamatan Kepulauan Bala Belakang dan berada pada hirarki IV
yang berarti Kecamatan Kepulauan Bala Belakang merupakan pusat lokal yakni
daerah yang distribusi fasilitas yang belum merata.
Tabel 5.14.
Indek Hirarki Lingkup Fungsi utama
No. Kecamatan
Sentralitas Pelayanan Pelayanan pelayanan
Mamuju 391,97 I

Papalang 241,97
Simboro 280,87 II

Tommo 241,97
Tapalang 191,97
Kaluku 191,97
Tapalang Barat 191,97
III
Sampaga 191,97
Bonehau 179,47
Kalumpang 168,36
Kepulauan Bala
127,26 IV
Balakang

83 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

PETA ANALISIS PUSAT-PUSAT KEGIATAN

84 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

C. Jumlah dan Sebaran Prasarana


1. Air Bersih
Pada dasarnya masyarakat kabupaten mamuju telah menggunakan air
PDAM sebagai sumber air bersih, berdasarkan data dari PDAM bahwa
masyarakat yang telah menggunakan sumber air bersih dari PDAM,
namun masih terdapat permasalahan di tengah masyarakat akan
penyediaan air bersih diantaranya :
 Angka pertumbuhan penduduk di Kota Mamuju semakin hari
semakin bertambah yang mengakibatkan kebutuhan akan air bersih
semakin bertambah.
 Beberapa wilayah kecamatan belum mendapatkan layanan air
bersih yang di sebabkan jalur perpipaan PDAM belum menjangkau
daerah tersebut.
 Masyarakat menggunakan sumur bor sebagai alternatif pemenuhan
air bersih untuk kebutuhan sehari – hari.
 Faktor ekonomi menjadi salah satu alas an masyarakat tidak bisa
menikmati jaringan air bersih terutama masyarakat yang kurang
mampu.
Masih terdapat beberapa desa dan kelurahan yg masih mengandalkan
sumber air dari sumur karena belum ada kejelasan kapan daerah mereka di
lalui jaringan perpipaan PDAM
Saat ini sumber air bersih yang di gunakan oleh masyarakat Kota
Mamuju di peroleh dari air di sungai mamuju dan sumur PDAM Tirta
Manakarra, menurut data yang diperoleh hingga pada tahun 2017 PDAM
Kabupaten Mamuju mempunyai pelanggan sebanyak 4.892 pelanggan
dengan rincian 70 pelanggan sosial, 4.485 rumah tangga non niaga, 55
instansi pemerintah, 269 pelanggan niaga kecil, 8 pelanggan niaga besar, 1
industri kecil, 2 industri besar dan 2 pelanggan pelabuhan. Pada tahun
2017 PDAM Kabupaten Mamuju mampu menyalurkan air bersih kepada
pelanggannya sebanyak 1.639.573 M3.

85 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

a. Analisis Kebutuhan Pelayanan Air Bersih Fasilitas Perumahan


Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga adalah 160 liter/orang/hari.
Jumlah penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 2037 sebanyak 280.508
dengan kebutuhan air bersih sebanyak 4.488.128 Liter/hari.
b. Analisis Kebutuhan Pelayanan Air Bersih Fasilitas Pendidikan
Kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan (TK, SD, SLTP/MTs,
SLTA/MA) adalah 10 liter/orang/hari.
Tabel 5.15. Analisis Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Pendidikan
Tahun 2037
No. Fasilitas Pendidikan Jumlah Siswa Kebutuhan Air Bersih (liter/hari)
1 TK 12.480 124.800
2 SD 121.200 1.212.000
3 SMP 22.080 220.800
4 SMA 2760 27.600
Jumlah 158.520 1.585.200
Sumber : Hasil Analisis 2019

c. Analisis Kebutuhan Pelayanan Air Bersih Fasilitas Kesehatan


Kebutuhan air bersih untuk fasilitas kesehatan menurut jenisnya adalah
Rumah Sakit Bersalin 5.000 liter/hari, Puskesmas 3.000 liter/unit/hari,
PUSTU 1.500 liter/unit/hari, Balai Pengobatan 8.000 liter/unit/hari,
Tempat Praktek Dokter 300 liter/unit/hari dan Apotik 30 liter/unit/hari.

Tabel 5.16. Analisis Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan


Tahun 2037
Fasilitas Jumlah Fasilitas Kebutuhan Air Bersih
No.
Kesehatan (Unit) (liter/hari)
1 Rumah Sakit 3 15.000
2 Puskesmas 21 63.000
3 Pustu 49 73.500
4 Posyandu 68 27.600
Jumlah 141 179.100
Sumber : Hasil Analisis 2019

d. Analisis Kebutuhan Pelayanan Air Bersih Fasilitas Peribadatan


Kebutuhan air bersih untuk fasilitas peribadatan adalah Mesjid 10.000
liter/unit/hari, Gereja 10.000 liter/unit/hari dan Mushollah/langgar
2.000 liter/unit/hari.

86 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Tabel 5.17. Analisis Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Peribadatan


Tahun 2037
Jumlah Fasilitas
No. Fasilitas Peribadatan Kebutuhan Air Bersih (liter/hari)
(Unit)
1 Mesjid 472 4.720.000
2 Mushollah 77 154.000
3 Gereja 283 2.830.000
4 Fasilitas Lainnya 17 170.000
Jumlah 849 7.874.000
Sumber : Hasil Analisis 2019

e. Analisis Kebutuhan Pelayanan Air Bersih Fasilitas Perdagangan Jasa


Tabel 5.18. Analisis Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Perdagangan
dan Jasa tahun 2037
Fasilitas Perdagangan dan Jumlah Fasilitas Kebutuhan Air Bersih
No.
Jasa (Unit) (liter/hari)
1 Pasar 48 4.128.000
2 Toko 73 730.000
3 Warung 189 47.250.000
Jumlah 310 52.108.000
Sumber : Hasil Analisis 2019

2. Persampahan
Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Mamuju
secara umum masih bersifat sendiri – sendiri atau belum di kelola oleh
pemerintah, utamanya pada daerah pedesaan. Namun khusus pada daerah
perkotaan, pengelolaan persampahan sudah di layani oleh pemerintah. Hal
ini sudah terlihat dari beberapa sarana dan prasarana persampahan yang
ada di Kota Mamuju.
Kondisi pengelolaan sampah yang telah ada di Kabupaten Mamuju
saat ini sudah menunjukkan peningkatan yang berarti di bandingkan
beberapa tahun yang lalu, ini terlihat dengan meningkatnya sistem
pengelolaan persampahan salah satunya yaitu sistem–sistem pengangkutan
mulai dari tempat pembuangan sampah sementara sampai pada tempat
pembuangan akhir dengan menggunakan armada yang telah di sediakan
pemerintah kabupaten.
Namun beberapa kendala masih terjadi dalam pengelolaan sampah
dikarenakan tidak semua wilayah kecamatan dan kelurahan mendapat

87 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

fasilitas pengangkutan sampah sehingga beberapa wilayah yang ada di


Kota Mamuju masih membuang sampah di sembarang tempat sehingga
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Berdasarkan sistem pengelohan persampahan yang tertuang dalam
RTRW Kabupaten Mamuju, estimasi produksi sampah yang dihasilkan di
Kabupaten Mamuju dengan menggunakan asumsi produksi sampah tiap
orang 2 – 3 liter/orang/hari, dimana jumlah produksi sampah yang
dihasilkan sampai akhir tahun perencanaan sebanyak 1.198.527 liter/hari.
Dari estimasi tersebut diperlukan pengolahan yang lebih terpadu mulai
dari pengumpulan sampah dari tempat produksi (rumah, perkantoran,
perdagangan dan kegiatan lainnya) ke tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) sampai tempat pembuangan sampah akhir (TPA), selain
itu sejak tahun 2009 melalui perda No 5 telah dilakukan penambahan item
baru jenis sampah yaitu sampah luar biasa (sampah sisa bongkaran
bangunan,pemotongan ranting dan pohon, sisa material bangunan).
Sumber-sumber sampah di Kota Mamuju antara lain berasal dari :
a. Sampah Rumah Tangga, sampah ini berasal dari aktivitas dapur,
sampah pohon di halaman maupun kegiatan rumah tangga lain
seperti mandi, mencuci dll.
b. Sampah Pasar dan Pertokoan, merupakan sampah dari kegiatan
pasar dan pertokoan, baik sisa bahan pembungkus maupun sisa
bahan-bahan yang diperjualbelikan yang tidak dapat dimanfaatkan
lagi. Kebanyakan merupakan sisa sayur-mayur, buah-buahan
sedangkan sampah dari pertokoan biasanya berupa sampah kertas
plastik pembungkus atau sisa bahan yang dijual. Pada umumnya
bersifat tidak mudah membusuk, atau membutuhkan waktu yang
relatif lama.
c. Sampah Hotel,Restoran,Tempat Hiburan, sumber sampah ini
berasal dari semua kegiatan yang berasal dari hotel, restoran,
tempat hiburan. Sampah yang dihasilkan biasanya berupa sampah
kertas, plastik, botol, makanan, sampah dapur dan lain-lain.

88 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

d. Sampah Fasilitas Sosial, merupakan sampah yang berasal dari


aktifitas rumah sakit, puskesmas, klinik dan rumah ibadah,
termasuk sampah yang berasal dari kegiatan laboratorium.
Biasanya sampah yang dibuang di TPA adalah sampah yang tidak
berbahaya jenis non B3.
e. Sampah Fasilitas Umum, merupakan sampah yang berasal dari
terminal, pelabuhan, jalan, trotoar, Halte dll. Sampah yang
dihasilkan berupa plastik bekas bungkusan makanan, dan
minuman, kertas dan lain – lain.
f. Sampah Industri, sampah jenis ini berasal dari sisa-sisa aktifitas
pemrosesan di industri. Sampah dari kawasan ini yang dihasilkan
dan dibuang ke TPA adalah sampah jenis non B3.
g. Sampah Perkantoran & Sekolah, sampah jenis ini berasal dari
kegiatan kantor berupa kertas yang sudah tidak digunakan
sedangkan sampah yang berasal dari sekolah adalah kertas dan
plastik dari tempat jajanan.
h. Sampah Luar Biasa, sampah ini merupakan sampah yang berasal
dari sisa - sisa pekerjaan konstruksi, pembersihan kota dan proyek
pembangunan. Sampah ini berupa sisa material pembongkaran
bahan bangunan, potongan ranting dan pohon dari pemeliharaan
taman kota, serta sisa material tanah, pasir, batuan yang berserakan
di jalan yang terjatuh saat pengangkutan.
Tempat pembuangan akhir di Kota Mamuju berada di Kecamatan
Simboro dengan luas area TPA 1 Ha, jarak TPA dari permukiman terdekat
1 Km, perairan terbuka 3 Km, dan pantai terdekat 5 Km.
Sistem pengolahan yang ada di tempat pembuangan akhir (TPA)
merupakan sistem pengolahan open dumping, jenis alat yang ada di
TPA adalah 1 unit bulldozer dan 1 unit Becko, untuk instalasi
pengomposan sudah ada namun tidak pernah di fungsikan karena ada
kerusakan teknis, pembakaran sampah dan daur ulang sampah belum
tersedia.

89 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

a. Analisis Jaringan Persampahan Fasilitas Permukiman


Jumlah timbunan sampah setiap hari untuk tiap jiwa, yaitu 2,9
liter/hari. Sedangkan jumlah kebutuhan sarana persampahan untuk
tong sampah yaitu 40 liter untuk setiap tong sampah sedangkan untuk
standard 1 gerobak yaitu 1 m3 atau 1.000 liter sedangkan untuk
standard container yaitu 6 sampai 8 m3 atau 6.000 hingga 8.000 liter
timbunan sampah.
Pada tahun 2037 diperkirakan jumlah penduduk Kabupaten
Mamuju sebanyak 280.508 jiwa sehingga dapat diketahui bahwa
jumlah timbunan sampah setiap harinya di Kabupaten Mamuju yaitu :
280.508 jiwa x 2,9 liter/hari = 813.473 liter/hari
Oleh karena itu, kebutuhan jaringan persampahan di Kabupaten
Mamuju yaitu untuk kebutuhan tong sampah harus menyiapkan 30.337
unit, untuk gerobak 813 unit dan TPS/Container membutuhkan 102
unit container di tahun 2037.
i. Analisis Jaringan Persampahan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jumlah timbunan sampah untuk fasilitas perdagangan dan jasa
yaitu sebanyak 30% dari jumlah timbunanan sampah di Kabupaten
Mamuju. Sehinggan jumlah timbunan sampah untuk perdagangan dan
jasa yaitu :
30 % x 814.473 liter/hari = 244.042 liter/hari
Oleh karena itu kebutuhan jaringan persamapahan perdagangan
dan jasa untuk kebutuhan tong sampah yaitu 244.042 liter : 40 liter =
6.101 unit tong sampah, untuk kebutuhan gerobak yaitu 244.042 :
1.000 liter = 244 unit gerobak , dan untuk container yaitu 244.042 liter
: 8.000 liter = 31 unit container.
j. Analisis Jaringan Persampahan Fasilitas Pendidikan
Dalam melakukan analisis jaringan persampahan untuk fasilitas
pendidikan dilakukan asusmsi terhadap sarana pendidikan yang ada di
tahun 2037 :

90 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

 Untuk TK tahun 2037 terdapat 104 unit. Diasumsikan bahwa


dalam 1 unit TK ada 2 kelas dengan jumlah siswa 40 orang/kelas.
 Untuk SD tahun 2037 terdapat 493 unit. Diasumsikan bahwa
dalam 1 unit SD ada 6 kelas dengan jumlah siswa 40 orang/kelas.
 Untuk SMP terdapat 92 unit. Diasumsikan bahwa dalam 1 unit
SMP ada 6 kelas dengan jumlah siswa 40 orang/kelas.
 Untuk SMA terdapat 20 unit. Diasumsikan bahwa dalam 1 unit
SMA ada 3 kelas dengan jumlah siswa 40 orang/kelas.

Tabel 5.19. Analisis Jaringan Persampahan Fasilitas Pendidikan di


Kabupaten Mamuju Tahun 2037
Jumlah Kebutuhan Sarana persampahan
Fasilitas Pendidikan Jumlah Siswa Timbunan Tong Sampah Gerobak (unit) Container (Unit)
No Sampah (unit)
(Liter)
1 TK 12.480 36.192 905 37 5
3 SD 121.200 351.480 8.787 352 44
4 SMP 22.080 64.032 1.601 64 8
5 SMA 2760 8.004 200 8 1
Sumber : Hasil Analisis 2019

k. Analisis Jaringan Persampahan Fasilitas Pendidikan


Jumlah timbunan sampah untuk fasilitas perkantoran yaitu
sebanyak 10% dari jumlah timbunanan sampah di Kabupaten Mamuju.
Sehinggan jumlah timbunan sampah untuk perdagangan dan jasa
yaitu :
10 % x 813.473 liter/hari = 81347,3 liter/hari
Oleh karena itu kebutuhan jaringan persampahan fasilitas
perkantoran untuk kebutuhan tong sampah yaitu 2.033 unit tong
sampah, untuk kebutuhan gerobak yaitu 81 unit gerobak , dan untuk
container yaitu 10 unit container.
3. Limbah
Kondisi eksisting prasarana air limbah di Kabupaten Mamuju
secara umum belum optimal pengelolaannya, hal ini dapat di lihat dari
rendahnya tingkat pelayanan yang di berikan pada kawasan – kawasan

91 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

padat penduduk. Sistem sanitasi masih bersifat setempat – setempat dalam


artian belum sesuai dengan standar kesehatan lingkungan.
Kondisi air limbah Kabupaten Mamuju saat ini belum
menimbulkan masalah yang berarti karena belum banyaknya industri
pengolahan yang berkembang. Dalam pengelolaan air limbah pada
umumnya masih bercampur dengan dengan system drainase yang
berfungsi mengalirkan air hujan menuju ketempat pembuangan terakhir.
Air limbah yang di maksud adalah air limbah permukiman yang
terdiri dari limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa air
mandi, cuci, dapur dan tinjau manusia dari lingkungan permukiman serta
air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung bahan beracun
dan berbahaya (B3). Air limbah ini perlu di kelola agar tidak menimbulkan
dampak seperti mencemari air permukaan air tanah, disamping saat
beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain–lain.
Sehingga kedepannya di butuhkan perencanaan yang efektif dan lebih
detail lagi tentang pengelolaan air limbah mengingat dampak negatif yang
di hasilkan oleh air limbah tersebut.
4. Drainase
Keadaaan topografi Kabupaten Mamuju secara umum adalah
daerah perbukitan, sehingga sistem drainase mengikuti kondisi alam yang
ada. Sistem drainase Kota Mamuju dibangun dengan memanfaatkan
sungai-sungai alam yang ada sebagai saluran primer. Pada sistem drainase
ini hirarki saluran utama primer sekunder maupun tersier tidak jelas,
karena dimensi saluran sama sekali tidak menunjukkan hirarki. Saluran-
saluran yang berada di sisi jalan hampir seluruhnya berdimensi sama.

Sistem drainase yang ada di Kota Mamuju terbilang cukup baik


namun masih ada beberapa kendala yang di hadapi untuk membenahi
sistem tersebut seperti banyak ruas jalan yang belum dibuatkan saluran
drainasenya, dan banyak saluran drainase yang buntu, belum
disambungkan ke saluran pembuang utama. Saluran-saluran saling
berhubungan dan tidak jelas kemana arah alirannya.

92 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

Perencanaan prasarana drainase di Kabupaten Mamuju


dilaksanakan guna mengurangi/menghindari genangan ataupun ataupun
luapan air hujan dengan perbaikan dan pembangunan saluran drainase
yang didasarkan atas kondisi topografi dan kemiringan lereng wilayah
untuk memudahkan pengaliran. Perbaikan /pembangunan drainase
diprioritaskan pada kawasan genangan air hujan, sungai, kanal, saluran
irigasi, waduk dan bendungan sebagai penerima buangan air drainase,
untuk itu diperlukan pematangan bibir sungai untuk menjaga kapasitas
tampung air.

93 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai kependudukan,
sarana, dan prasarana yang ada di Kabupaten Mamuju, Hasilnya menunjukkan
bahwa masyarakat Kabupaten Mamuju masih membutuhkan peningkatan
pelayanan fasilitas yang ada, untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan
kualitas sarana dan prasarana agar tingkat pelayanan masyarakat di Kabupaten
Mamuju juga meningkat.
Selajutnya, dalam proses analisa kependudukan yang ada di Kabupaten
Mamuju menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang siginfikan
yang berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di Kabupaten
Mamuju yaitu pada ketenagakerjaan dan tingkat pendidikan.

B. Saran
Kepada Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Mamuju untuk saling
bekerja sama terutama dalam aspek sarana prasarana di Kabupaten Mamuju.
Untuk Pemerintah Kabupaten Mamuju terus meningkatkan sarana dan
prasarana guna menciptakan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mamuju.
Kepada masyarakat Kabupaten Mamuju untuk menggunakan fasilitas
saran dan prasarana yang disediakan dengan baik sesuai kegunaannya.

94 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar

Anda mungkin juga menyukai