PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu wilayah akan selalu mengalami perkembangan seiring dengan
berkembangnya komponen - komponen yang ada di dalamnya. Seperti sarana,
prasarana dan pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan dalam hal ini
menyangkut aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi, dan fisik.
Aspek yang berpengaruh langsung dengan sarana dan prasarana adalah
perkembangan fisik wilayah dan penduduk yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Dalam setiap tahunnya, penduduk suatu wilayah akan terus mengalami
peningkatan secara siginifikan yang kemudian akan berpengaruh pada tingkat
kebutuhan sarana dan prasarana sehingga diperlukan pengembangan untuk
memenuhi pelayanan masyarakat.
Pengembangan sarana dan prasarana merupakan program pembangunan
untuk meningkatkan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan tersebut tidak hanya bertumpu pada daerah
perkotaan akan tetapi sampai ke pelosok pedesaan dengan harapan terciptanya
pembangunan yang berkelanjutan dan yang merata serta hasilnya dapat
dirasakan dari berbagai lapisan masyarakat.
Dengan adanya peningkatan infrastruktur, maka masyarakat itu sendiri
perlu selalu menyesuaikan diri dalam pola pikir dan perilaku sehari - hari
sehingga diharapkan terwujud sistem yang baik antara perkembangan kegiatan
manusia dengan perkembangan perkotaan itu sendiri yang saling
mempengaruhi.
Tidak efektifnya pembangunan pelayanan umum juga dapat terjadi apabila
aspek sumber daya manusia sebagai bagian aspek sosial tidak diperhatikan.
Arti pelayanan umum tidak terlepas dari lingkup kepentingan umum, dimana
pelayanan umum diselenggarakan dalam rangka memenuhi kepentingan
umum. Kepentingan umum berasal dari kepentingan - kepentingan pribadi
1|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
yang sama, dimana kepentingan pribadi berasal dari hak asasi manusia. Akan
tetapi, tidak semua kepentingan pribadi yang sama akan menjadi kepentingan
umum. Misalnya, kebutuhan biologis manusia boleh sama, tetapi
pemenuhannya tidak harus menjadi kepentingan umum. Kepentingan pribadi
yang dapat menjadi kepentingan umum adalah apabila pemenuhannya
berkaitan atau berdampak terhadap kepentingan masyarakat umum adalah
apabila dalam pemenuhannya berkaitan atau berdampak terhadap kepentingan
masyarakat umum. Pemenuhan kepentingan pribadi yang berkaitan dengan
masyarakat umum erat kaitannya dengan penggunaan barang. Apabila seluruh
hal tersebut dapat tercapai dengan dengan baik maka akan terciptanya
masyarakat yang sejahtera.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Sad : 27 mengenai sebuah
perencanaan bahwa :
Terjemahan: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya dengan sia-sia.Itu anggapan orang-orang yang kafir,
maka celakalah orang-orang.”
Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa
saja yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang dan bulan yang
menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Semua itu di ciptakan dengan penuh perencanaan
yang sangat besar bagi kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat
yang tak ternilai harganya. Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa, Allah
menciptakan alam semesta ini dengan bathil (sia-sia), akan tetapi di dalamnya
mengandung banyak sekali hikmah. Maka dari itu, hendaknya kita menjaga
apa yang sudah dititipkan oleh-Nya dan merencanakan pembangunan yang
sesuai dengan alquran dan hadist.
2|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Kabupaten Mamuju adalah kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi
Barat Indonesia dengan Ibukotanya adalah Kota Mamuju. Kabupaten ini
menjadi jembatan ekonomi ataupun budaya Kota Palu dan Kota Makassar.
Dengan demikian, ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah tersebut
sangat penting sebagai penunjang dalam mobilisasi kegiatan yang ada di
Kabupaten Mamuju.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkat kebutuhan sarana dan
prasarana suatu wilayah adalah perkembangan penduduk. Berdasarkan data
kependudukan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Mamuju dalam 7 tahun terkahir terus mengalami
peningkatan. Peningkatan yang terus – menerus terjadi akan mempengaruhi
tingkat kebutuhan dan tingkat pelayanan sarana dan prasarana pada suatu
wilayah.
Hal tersebut menjadikan titik tolak kami dalam melakukan survey lapangan
di Kabupaten Mamuju adalah guna mengamati kondisi dan dinamika
perkembangan yang ada Kabupaten Mamuju dengan melakukan analisis
kependudukan, sarana dan prasarana berdasarkan berbagai metode pendekatan
yang sesuai dengan ciri dan karakteristik daerah pengamatan. Sehingga, hasil
pengamatan tersebut dapat mengetahui dan menentukan potensi perencanaan
perkembangan daerah yang disusun menjadi sebuah laporan.
3|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Tujuan
a. Untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan pelayanan dan
ketersediaan aspek sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten
Mamuju.
b. Untuk mengetahui potensi SDM yang ada dikabupaten Mamuju.
c. Sebagai pelengkap nilai tugas dari mata kuliah Studio Perencanaan
Wilayah.
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini iyalah pembaca
dapat mengetahui tentanggambaran umum mengenai kondisi sarana prasarana
dan penduduk yang ada di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam kegiatan survey yang kami lakukan di Kabupaten
Mamuju yaitu meliputi aspek sarana dan prasarana.
E. KELUARAN
Hasil atau keluaran dari laporan ini adalah hasil survey atau data yang
kami dapatkan di lokasi survey di Kabupaten Mamuju yang ada pada Bab V.
4|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Wilayah
Pengertiaan wilayah secara umum adalah suatu bagian dari permukaan
bumi yang teritorialnya ditentukan atas dasar pengertian, batasan, dan
perwatakan fisik-geografis. Secara yuridis, dalam Undang-Undang
No.26/2007 tentang Penataan Ruang, wilayah didefiniskan sebagai ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. Menurut Rustiadi,et.al. (2006) dalam Fatimah (2008:5) wilayah
dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu
dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling
berinteraksi secara fungsional. Beberapa pengertian wilayah menurut para ahli
adalah sebagai berikut :
1. Purnomo Sidi (1981) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan
untuk lingkungan permukaan bumi yang jelas batasannya
2. Menurut Suwardjoko Warpani (1984), wilayah adalah suatu luasan
geografis yang di batasi oleh kebutuhan fisik, ekonomi, social atau pun
administrasi (kepemerintahan) dan atau beberapa kebutuhan tersebut
atau kesemuanya sekaligus.
3. Menurut Hadi Sabari Yunus (1999), wilayah adalah suatu daerah
geografis yang mempunyai batas luas tertentu tanpa ada batas
administrasi.1
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan dari tiga ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa wilayah itu memiliki unsur batas, hanya yang berbeda
dari Sabari Yunus yaitu mengecualikan batas administrasi bukan merupakan
unsur wilayah.
Suatu bagian/daerah tertentu dapat disebutkan sebagai sebuah wilayah dari
suatu kesatuan administratif pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia apabila daerah tersebut memiliki unsur-unsur :
5|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
1. Ruang : Berupa bentangan geografi dengan batas-batas jelas beserta
infrastruktur di dalamnya dengan udara diatasnya sesuai diakui secara
hukum yang berlaku.
2. Sumberdaya : yang dimaksud dengan sumberdaya disini adalah
kekayaan-kekayaan yang ada dalam wilayah itu yang dapat menjadi
potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk melakukan
pengembangan wilayah itu, yaitu : Sumber Daya Manusia (SDM), dan
Sumber Daya Alam (SDA) lain misalnya sumberdaya air, kanungan
mineral, minyak dan lain-lain.
3. Pelaksana administrasi/ pemerintah: yang sah atau legitimate sesuai
hukum yang berlaku dan bertugas melaksanakan pengaturan yang
diperlukan bagi kelangsungan eksistensi wilayah itu.2
( sumber :1 Buku Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah, hal 1-2,
2
Perubahan Fungsi Lahan ,hal.44-45 )
B. Definisi Kota
Kota merupakan permukiman yang berpenduduk relative besar, luas areal
terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif
tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal
dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional,
ekonomis, dan individualistis (Ditjen Cipta Karya:1997).
Menurut Prof.Bintaro (1983) kota dapat diartikan sebagai suatu sistem
jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang
tinggi dan diwarnai dengan strata social ekonomi yang heterongen dan
coraknya yang materialistis. Atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala
pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat
heterongen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.
Max weber (P.J.M. Nas,1979:29) adalah suatu tempat dikatakan kota
apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal.
6|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kota memiliki
ciri – ciri penduduk dengan kepadatan yang tinggi dan heterogen serta
kegiatan utamanya berpusat pada ekonomi.
( sumber : Buku Pengantar Perencanaan Kota, hal 5-10)
7|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
berfungsi sebagaimana mestinya. Infrastuktur metujuk pada sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung
dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg,1988 dalam
Kodoatie,2005:8). Sementara itu adapun pengertian prasarana menurut
Jayadinata (1992 dalam Juliawan,2015:5) prasarana merupakan suatu faktor
potensial yang sangat penting dalam menentukan arah dan masa depan
perkembangan suatu wilayah, karena pembangunan tidak akan sukses dan
berjalandengan baik tanpa dukungan prasarana yang memadai, prasarana kota
merupakan fasilitas umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya
suatu proses atau kegiatan dalam kota yang pada akhirnya akan menentukan
perkembangan kota. Dengan demikian prasarana kota merupakan fasilitas
umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses atau
kegiatan dalam kota, yang padxa akhirnya akan menentukanperkembangan
kota.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan
pasarana merupakan aspek yang dapat menunjang kegiatan sosial ekonomi
dan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia.
D. Jenis Sarana
1. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
a. Jenis Sarana
Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum
adalah:
1) Kantor-kantor pelayanan / administrasi pemerintahan dan
administrasi kependudukan;
2) kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih
(PAM), listrik (PLN), telepon, dan pos; serta
3) pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos
keamanan dan pos pemadam kebakaran.
8|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
b. Kebutuhan Ruang dan Lahan
Dasar penyediaan sarana pemerintahan dan pelayanan umum
untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang
informal (RTdanRW) maupun yang formal(Kelurahan danKecamatan),
dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang
dilayani oleh sarana tersebut.
Dasar penyediaan sarana ini juga mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit- unit atau kelompok lingkungan yang
ada.Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya
sedangkan penempatan penyediaan sarana mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana
yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
9|K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Tabel 2.1. Kebutuhan Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
No Jenis Jumlah Kebutuhan per Standard Kriteria
Sarana Penduduk satuan sarana (m2/jiwa)
Pendukung Luas Luas Radius Lokasi dan
(jiwa) lantai lahan penyelesaian
min. min. (m2)
2)
(m
1 Balai 2.500 150 300 0.12 Di tengah kelompok
pertemuan bangunan hunian
2 Pos hansip 2.500 6 12 0.06 500 m2 warga, ataupun di
akses keluar/masuk
dari kelompok
bangunan. Dapat
berintegrasi dengan
bangunan sarana
yang lain
3 Gardu 2.500 20 30 0.012 500 m2 Lokasi dan
listrik bangunannya harus
mempertimbangkan
keamanan dan
RW
kenyamanan sekitar.
4 Telepon 2.500 - 30 0.04 500 m2 Lokasinya disebar
umum, bis padatitik- titik
surat strategis atau
disekitar pusat
lingkungan.
5 Parkir 2.500 - 100 0.033 Dilokasikan dapat
umum melayani kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasi lain berupa
balai pertemuan
warga.
6 Kantor 30.000 500 1.000 0.006 Dapat dijangkau
kelurahan dengan kendaraan
7 Pos kamtib 30.000 72 200 0.0024 umum. Beberapa
8 Pos 30.000 72 200 0.002 sarana dapat
pemadam digabung dalam satu
kebakaran atau kelompok
9 Agen 30.000 36 72 0.002 bangunan pada
pelayanan tapak yang sama.
pos Agen layanan pos
10 Loket 30.000 21 60 0.002 dapat bekerja sama
dengan pihak yang
KELURAHAN
pembayaran
air bersih mau berinvestasi
11 Loket 30.000 21 60 0.003 dan bergabung
pembayaran dengan sarana lain
listrik dalam bentuk
wartel, warnet,atau
warpostel. Loket
pembayaran air
bersih dan listrik
lebih baik saling
bersebelahan.
12 Telepon 30.000 - 80 0.003 Lokasinya disebar
uumum,bis padatitik- titik
surat, bak strategis atau
sampah disekitar pusat
kecil lingkungan.
M
K
A
N
C
E
10 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
umum melayani kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasi lain berupa
geduang serbaguna/
balai karangtaruna.
14 Kantor 120.000 1.000 2.500 0.02 Dapat dijangkau
kecamatan dengan kendaraan
15 Kantor 120.000 500 1.000 0.001 umum. Beberapa
polisi sarana dapat
16 Pos 120.000 500 1.000 0.001 digabung dalam satu
pemadam atau kelompok
kebakaran bangunan pada
17 Kantor pos 120.000 250 500 0.004 tapak yang sama.
pembantu Lokasinya
18 Satsiun 120.000 500 1.000 0.008 3-5 km mempertimbangkan
telepon kemudahan
otomat dan dijangkau dari
agen lingkungan luar.
pelayanan
gangguan
telepon
19 Balai nikah/ 120.000 250 750 0.006 Lokasinya harus
KUA/BP4 strategis untuk
memudahkan dicari
dan dijangkau oleh
pengunjung di luar
kawasan.
20 Telepon 120.000 - 80 0.003 Lokasinya disebar
umum, bis pada titik-titik
surat, bak strategis atau
sampah disekitar pusat
besar lingkungan.
21 Parkir 120.000 - 2.000 0.017 Dilokasikan dapat
umum melayani kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasilain berupa
balaipertemuan
warga.
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
11 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Sarana Pendidikan
Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan
pendidikan yang akan dicapai,dimana sarana pendidikan dan pembelajaran
ini akan menyediakan ruang belajar harus memungkinkan siswa untuk
dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara
optimal. Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran
ini meliputi:
a) taman kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan
belajar dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih
menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat
pengenalan;
b) sekolah dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar
yang menyelenggarakan program enam tahun;
c) sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), yang merupakan bentuk
satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun
sesudah sekolah dasar (SD);
d) sekolah menengah umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan
yang menyelenggarakan program pendidikan menengah
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan
siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi;
e) sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun
perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan
perumahan sebagai sarana untuk meningkatkan minat membaca,
menambah ilmu pengetahuan, rekreasi serta sarana penunjang
pendidikan.
12 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Tabel 2.2. Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran
Kebutuhan PerSatuan
Jumlah Kriteria
Sarana
Penduduk Standard
Jenis Luas Luas Ket.
N pendukung Lokasi dan
o
Sarana
(jiwa) Lantai Lahan ( m2/jiwa) Radius
Penyelesaian
Min. (m2) Min. (m2)
1 Taman 1./250 216 500 0,28m2/j 500m2 Ditengah 2 rombongan
Kanak- termasuk kelompok warga. prabelajar60
kanak rumah Tidak murid dapat
2 Sekolah 1.600 633
penjaga 36 2.000 1,25 1.000 menyeberang bersatu dengan
Dasar m2 m2 jalan raya. sarana lain
Bergabung dengan
taman sehingga
terjadi Kebutuhan
pengelompokan harusberdasarkan
kegiatan. perhitungandenga
3 SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 n rumus 2,3 dan
Dapat dijangkau
m 2 4.Dapat digabung
dengan kendaraan
dengan
umum. Disatukan
saranapendidikan
dengan lapangan
lain,
olahraga.Tidak
4 SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 mis.SD,SMP,SM
selalu harus dipusat
m2 A dalam satu
Lingkungan.
komplek
5 Taman 2.500 72 150 0,09 1.000m’ Ditengah
Bacaan Kelompok warga
tidak menyeberang
jalan lingkungan.
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
3. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan
jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Beberapa jenis sarana
kesehatan yang dibutuhkan adalah:
a. Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk
anak-anak usia balita.
b. Balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan
kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak
pada penyembuhan tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu
tertentu juga untuk vaksinasi.
13 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
c. Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin),yang
berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah
melahirkan serta melayani anak usia sampai dengan 6 tahun;
d. Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan
kepada penduduk dalam penyembuhan penyakit, selain
melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit di wilayah kerjanya.
e. Puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai
unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan
kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas
dalam lingkup wilayah yang lebih kecil;
f. Tempat praktek dokter,merupakan salah satu sarana yang
memberikan pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititik
beratkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan;dan
g. apotik,berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaanobat-
obatan,baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.
14 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4. Puskesmas 30.000 150 300 0,006 1.500 -idem dapat bergabung
pembantu m2 dalam lokasi
dan balai kantor
pengobatan kelurahan
lingkugan
5. Puskesmas 120.000 420 1.000 0,008 3000m2 -idem Dapat
dan Balai bergabung
Pengobatan dengan kantor
6. Tempat 5.000 18 - - 1.500m2 -idem Dapat bersatu
kecamatan
Praktek dengan rumah
dokter tinggal/tempat
7. Apotik/ 30.000 120 250 0,025 1.500m2 -idem usaha/apotik
Rumah dapat bergabung
Obat dalam kantor
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan kecamatan
4. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan
keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karenaberbagai macam
agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang
bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas
peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan
perumahan dihuni selama beberapa waktu.
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat
dengan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut,
dan tata cara atau pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah
agamanya.Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam,direncanakan
sebagai berikut :
a. kelompok penduduk 250 jiwa,diperlukan musholla/langgar;
b. kelompok penduduk 2.500 jiwa,disediakan masjid;
c. kelompok penduduk 30.000 jiwa,disediakan masjid kelurahan;
d. kelompok penduduk120.000 jiwa, disediakan masjid kecamatan.
Untuk sarana ibadah agama lain,direncanakan sebagai berikut:
a. katolik mengikuti paroki;
b. hindu mengikuti adat;dan
c. budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau
hirarki lembaga.
15 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Untuk sarana ibadah agama Islam dan Kristen Protestan dan Katolik,
16 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
bahan pakaian, pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat
pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti
warnet, wartel, dan sebagainya.
d. Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit
kecamatan≈120.000 penduduk), yang selain menjual kebutuhan
sehari-hari,pakaian,barangkelontong,elektronik,juga untuk
pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang
tidak menimbulkan polusi,tempat hiburan serta kegiatan niaga
lainnya seperti kantor-kantor, bank,industri kecil dan lain-lain.
17 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
kesenian, dan lain-lain. Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai
bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sehingga
penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut
kepentingannya pada waktu-waktu yang berbeda.
Menurut lingkup pelayanannya, jenis sarana kebudayaan dan rekreasi
meliputi:
a. balai warga/balai pertemuan (skala pelayanan unit RW ≈ 2.500
penduduk);
b. balai serbaguna (skala pelayanan unit Kelurahan ≈ 30.000
penduduk);
c. gedung pertemuan/gedung serbaguna (skala pelayanan unit
kecamatan ≈ 120.000 penduduk);
d. bioskop (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000 penduduk).
18 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
7. Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan,
yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang
rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagrino 4 Tahun 1988, yang
menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam
pemanfataan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi
ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di lingkungan perumahan
berdasarkan kapasitas pelayanannya terhadap sejumlah penduduk.
Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau tersebut adalah:
a. setiap unit RT≈kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan
minimal 1 untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada
kota, baik udara segar maupun cahaya matahari, sekaligus tempat
bermain anak-anak;
b. setiap unit RW≈kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan
sekurang-kurangnya satu daerah terbuka berupa taman, disamping
daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250
penduduk sebaiknya, yang berfungsi sebagai taman tempat main
anak-anak dan lapangan olahraga kegiatan olahraga;
c. setiap unit Kelurahan≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa
diperlukan taman dan lapangan olahraga untuk melayani
kebutuhan kegiatan penduduk diarea terbuka, seperti pertandingan
olahraga, upacara serta kegiatanlainnya;
d. setiap unit Kecamatan≈kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus
memiliki sekurang- kurangnya 1 (satu) lapangan hijau
terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertandingan olahraga
(tenis lapangan, bola basket dan lain-lain),upacara serta kegiatan
lainnya yang membutuhkan tempat yang luas dan terbuka;
19 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
e. setiap unit Kecamatan≈kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus
memiliki sekurang- kurangnya1(satu) ruang terbuka yang berfungsi
sebagai kuburan/pemakaman umum; dan
f. selain taman dan lapangan olah raga terbuka, harus disediakan
jalur-jalur hijau sebagai cadangan/sumber-sumber alam, sekaligus
berfungsi sebagai filter dari polusi yang dihasilkan oleh industri,
dengan lokasi menyebar.
g. diperlukan penyediaan jalur hijau sebagai jalur pengaman lintasan
kereta api, dan jalur pengaman bagi penempatan utilitas kota,
dengan lokasi menyebar;
h. pada kasus tertentu, mengembangkan pemanfaatan bantaran sungai
sebagai ruang terbuka hijau atau ruang interaksi sosial (riverwalk)
dan olahraga.
Tabel 2.6. Sarana Ruang Terbuka, taman, lapangan olahraga
No Jenis Jumlah penduduk Kebutuhan Standard Radius Kriteria lokasi dan
sarana pendukung ( jiwa) luas lahan (m2/jiwa) (m) penyelesaian
min. (m2)
1 Taman/tem 250 250 1 100 Ditengah kelompok
pat main tetangga
20 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
E. Jenis Prasarana
1. Jaringan Jalan
Menurut UU No.38 tahun 2004 Tentang Jalan.Jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan sebagai bagian prasarana
transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.Jalan sebagai
prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara.Jalan yang merupakan satu kesatuan
sistem jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah
Republik Indonesia.
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan
jalan khusus, jalan umum dikelompokan ( menurut sistem, fungsi, status
dan kelas), sedangkan jalan khusus bukan diperuntukan bagi lalu lintas
umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.Sistem
jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan
jalan sekunder. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam
jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungansedangkam
secara administrasi yaitu jalan nasional, propinsi dan kabupaten.
a. Sistem Jaringan Jalan, yaitu :
1) Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan.
21 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2) sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat didalam kawasan perkotaan.
b. Jalan Berdasarkan Fungsinya, yaitu :
1) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.
2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjlananan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang befungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
c. Status Jalan, yaitu :
1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam
sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar
ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2) Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan
ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan
jalan strategis provinsi.
3) Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan
jalan primer yang tidak termaksud pada jalan nasional dan jalan
provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota
22 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
kabupaten dengan kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal,
serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4) Jalan Kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam
kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,
menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat
permukiman yang berada di dalam kota.
5) Jalan Desa merupakan jalan umum yang menghubungkan
kawasan dan/atau antar permukiman didalam desa, serta jalan
lingkungan.
d. Kelas jalan Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran
lalu lintas, jalan dibagi dalam beberapa kelas jalan.Pembagian
kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan UU No.22 Tahun 2009
TentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan. Untuk keperluan
pengaturan, penggunaan serta kebutuhan lalu lintas dan angkuatan,
jalan dibagi dalam lima jelas yaitu :
1) Kelas Jalan I merupakan jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang
dijinkan lebih besar dari 10 ton.
2) Jalan Kelas II merupakan jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 melimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 10 ton.
3) Jalan Kelas III A merupakan jalan arteri kolektor yang dapat
dilalui kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi dari 2.500 milimeter, ukuran panjang
23 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
tidak melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton.
4) Jalan Kelas III B merupakan jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 milimeter dan mauatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton.
5) Jalan Kelas III C merupakan jalan lokal yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termaksud muatan dengan ukuran tidak
melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton.
2. Jaringan Air bersih
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk
kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor
essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan salam kriteria sebagai air
bersih. Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan
keluarga atau rumah tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar
kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan
berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang
tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Air dapat dikatakan air bersih
apabila memenuhi kriteria :
a) Jernih/tidak berwarna
b) Tidak berbau
c) Tidak berasa
d) Temperaturnya normal
e) Tidak mengandung zat padatan
f) Tidak mengandung bahan organik
3. Jaringan Air Limbah
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus
disediakan padalingkungan perumahan di perkotaan adalah:
24 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
a) septik tank;
Septik tank adalah suatu ruangn yang berfungsi menapung dan
mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang
lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan
terhadap suspensi benda – benda padat dan kesempatan untuk
penguraian bahan – bahan padat dan kesimpatan untuk prnguraian
bahan – bahan organik oleh jasad anaerobic membentuk bahan –
bahan larut air dan gas.
Persyaratan teknis :
Bahan bangunan harus kuat, tahan terhadap asam dan kedap air,
bahan banguna yang dapat dipilih untuk bangunan dasar, penutup
dan pipa penyalur air limbah adalah batu kali, bata merah, batako,
beton biasa, beton bertulang, asbes semen, PVC, keramik dan plat
besi. Bentuk empat persegi panjang (2 : 1 s/d 3 : 1), lebar tangki
minimal 1,50 m, tinggi tangki minimal 1 – 5 m termasuk ambang
batas 0,3 m. Tangki septik ukuran kecil yang hanya melayani satu
keluarga dapat berbentuk bulat dengan diameter minimal 1,2 m dan
tinggi minimal 1,5 m termasuk ambang batas.
b) bidang resapan;
persyaratan bidang resapan sebagai berikut:
1) lebar galian minimum 500 mm dan dalam galian efektif
minimum 450 mm;
2) panjang pipa resapan melebihi 15 m dibuat 2 jalur;
3) jarak sumbu 2 jalur galian minimum 1,5 m;
4) bidang resapan lebih dari satu jalur harus dilengkapi dengan
bak pembagi daritangki septik;
5) pipa resapan dari bahan tahan korosi dengan diameter
minimum 110 mm;
6) pipa dipasang tanpa sambungan, dan celah antara dua pipa
bagian atas harusditutup. Bila pipa dipasang dengan
25 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
sambungan, dibagian bawahnya harusdiberi lubang dengan
diameter (10-20) mm pada setiap jarak 50 mm;
7) pipa dan bidang resapan dibuat miring sebesar 0,2 %;
8) dibawah pipa resapan harus diberi lapisan kerikil
berdiameter (15 – 50) mmdengan tebal 100 mm, dan diatas
pipa resapan dengan tebal minimum 50 mm;
( sumber :SNI 2398:2017)
4. Jaringan Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan,
yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan. Bagian
dari jaringan drainase adalah:
Tabel 2.7. Bagian jaringan drainase
Sarana Prasarana
Badan penerima air Sumber air dipermukaan tanah (laut,sungai,danau)
Sumber air dibawah permukaan tanah (akifer)
Bangunan pelengkap Gorong-gorong
Pertemuan saluran
Bangunan terjunan
Jembatan
Street iniet
Pompa
Pintu air
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
5. Jaringan Persampahan
Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak
sampah; bak sampah; tempat pembuangan sementara (TPS); dan tempat
pembuangan akhir (TPA). Distribusi dimulai pada lingkup terkecil RW,
Kelurahan, Kecamatan hingga lingkup Kota
Tabel 2.8. Kebutuhan Prasarana Persampahan
Prasarana
Lingkup
Sarana Keterangan
Prasarana Status Dimensi
Pelengkap
Rumah (5 Jiwa) Tong Sampah Pribadi -
Gerobak
2 m2 Gerobak
RW (2500 Sampah
mengangkut
Jiwa) Bak Sampah TPS Jarak bebas
6 m2 3x seminggu
Kecil TPS dengan
26 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Gerobak lingkungan
2 m2 Gerobak
Kelurahan Sampah hunian minimal
mengangkut
( 30.000 Jiwa) Bak Sampah TPS 30m
12 m2 3x seminggu
Besar
Mobil Sampah - Mobil
Kecamatan TPS/TPA
Bak Sampah mengangkut
(120.000 jiwa) Lokal 25 m2
Besar 3x seminggu
Bak Sampah
-
Kota (>480.000 Akhir TPA
-
jiwa) Tempat Daur -
Ulang Sampah
Sumber : SNI-03-1733-2004-Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
6. Jaringan Listrik
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan daya listrik; dan
b) jaringan listrik.;dan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
a) Penyediaan kebutuhan daya listrik
1) setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik
dari PLN atau dari sumber lain; dan
2) setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik
minimum 450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan
sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.
b) Penyediaan jaringan listrik
1) disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti
hirarki pelayanan, dimana besar pasokannya telah
diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi
blok siap bangun;
2) disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang
ditempatkan pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi
jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar (lihat Gambar 7 mengenai bagian-bagian pada jalan);
3) disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik
yang ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;
27 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4) adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan
500 lux dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah;
5) sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya
tidak dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain
yang bersifat permanen karena akan membahayakan
keselamatan;
7. Jaringan Telekomunikasi
Jenis prasarana dan utilitas jaringan telepon yang harus disediakan
pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan sambungan telepon; dan
b) jaringan telepon.
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
a) Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
1) tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon
rumah dan telepon umum sejumlah 0,13 sambungan telepon
rumah per jiwa atau dengan menggunakan asumsi berdasarkan
tipe rumah sebagai berikut:
i. R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3
sambungan/rumah
ii. R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2
sambungan/rumah
iii. R-3, rumah tangga berpenghasilan rendah : 0-1
sambungan/rumah
2) dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum
untuk setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan
pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut;
3) ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus
memiliki jarak radius bagi pejalan kaki yaitu 200 - 400 m;
28 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4) penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area
publik seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun
berdekatan dengan bangunan sarana lingkungan; dan
5) penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca
(hujan dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan
kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
b) Penyediaan jaringan telepon
1) tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon
lingkungan dan jaringan telepon ke hunian;
2) jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan
pergerakan (jaringan jalan) dan jaringan prasarana / utilitas
lain;
3) tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (≈daerah milik
jalan, lihat Gambar 1 mengenai bagian-bagian pada jalan) pada
sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar; dan
4) stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000
sambungan dengan radius pelayanan 3 – 5 km dihitung dari
copper center, yang berfungsi sebagai pusat pengendali
jaringan dan tempat pengaduan pelanggan. Adapun data dan
informasi yang diperlukan untuk merencanakan penyediaan
sambungan telepon rumah tangga adalah:
i. rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan
perkembangan lokasi yang direncanakan, berkaitan
dengan kebutuhan sambungan telepon;
ii. tingkat pendapatan keluarga dan kegiatan rumah tangga
untuk mengasumsikan kebutuhan sambungan telepon
pada kawasan yang direncanakan;
iii. jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun
Telepon Otomat (STO), berkaitan dengan kebutuhan STO
pada kawasan yang direncanakan;
29 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
iv. kapasitas terpasang STO yang ada; danteknologi jaringan
telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan
F. Teori Kependudukan
1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah orang yang menjadi dirinya pribadi maupun
menjadi anggota keluarga, warga negara maupun anggota masyarakat yang
memiliki tempat tinggal di suatu tempat di wilayah negara tertentu dan
juga pada waktu tertentu (Jonny Purba). AA Nurdiman mengartikan
penduduk adalah sekumpulan orang yang menetap dan juga berdomisili di
dalam suatu negara. Penduduk merupakan semua orang yang berdomosili
di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan untuk
menetap (BPS, 2014 : 102).
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah suatu perubahan populasi yang
terjadi sewaktu-waktu dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu atau dalam sebuah populasi menggunakan satuan “per waktu
unit” untuk pengukuran. ebutan pertumbuhan penduduk itu secara umum
merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia, dan
sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi jumlah
pertumbuhan penduduk baik pertumbuhan penduduk suatu negara maupun
dunia. Adapun Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk :
a. Pertama, fertilitas atau kelahiran, yaitu berkaitan dengan peranan
kelahiran pada perubahan penduduk. Kelahiran seorang anak akan
menambah jumlah penduduk suatu daerah.
b. Kedua, mortalitas atau kematian, yaitu salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan
penduduk. Kematian seorang individu akan mengurangi jumlah
penduduk suatu daerah.
30 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
c. Ketiga, migrasi, yaitu perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat tinggal ke tempat tinggal lain. Migrasi bisa
terjadi melampaui batas negara atau pun batas administratif (batas
bagian dalam suatu negara). Migrasi ini sering diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen (menetap) dari suatu daerah ke
daerah lain.
3. Kepadatan Penduduk
Pengertian kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk
dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-
rata penduduk pada setiap km2. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh
fisiografis, keamanan, kebudayaan, biologis dan psikologis serta berkaitan
erat dengan peningkatan jumlah penduduk yang disebut dengan
pertumbuhan penduduk yaitu :
a) Pertumbuhan penduduk alami (Natural Population Increase) adalah
pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian.
b) Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang
diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah
migrasi keluar (emigrasi).
c) Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth) adalah
pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi
dengan jumlah emigrasi.
4. Struktur Penduduk
Struktur penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda : Piramida ini menggambarkan komposisi
penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah
angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini
umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang.
Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.
31 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Piramida Stationer : Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan
penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan
tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang
berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti
Swedia, Belanda dan Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat
pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka
kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias
kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya
seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
5. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah suatu susunan atau pengelompokan
penduduk yang berdasarkan dengan ciri-ciri tertentu misalnya seperti umur
dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, mata pencaharian serta
tempat tinggal.Dengan adanya komposisi penduduk, maka dapat diketahui
sifat-sifat khusus dari penduduk yang berbeda antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lainnya. Dengan kata lain bahwa apabila komposisi
penduduk pada waktu yang lalu dan dibandingkan dengan waktu sekarang,
maka dapat diketahui apa saja perubahan yang telah terjadi melalui
perbandingan tersebut.
32 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
BAB III
METODE PENDEKATAN
33 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literatur, dokumen materi teknis atau
laporan, peta – peta ataupun dari instansi terkait. Data ini berupa :
a. Data kependudukan/demografi yang dapat diperoleh dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Mamuju dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mamuju yaitu :
1) Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk
2) Kepadatan penduduk
3) Fertilitas dan mortalitas
4) Migrasi penduduk
5) Jumlah tenaga kerja sektor
6) Kepadatan permukiman
7) Komposisi penduduk
b. Data kebijakan terkait pengembangan wilayah Kabupaten Mamuju
yang dapat diperoleh dari instansi BAPPEPAN, Dinas Perkejaan
Umum dan Penataan Ruang, serta Dinas Perumahan Rakyat berupa
dokumen dan peta – peta digital yang meliputi data :
1) RPJPD
2) RPJMD
3) RTRW Kabupaten & PERDA-nya
4) RDTR Kota
5) Rencana Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP, RPKPP, RKT, dll)
6) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kabupaten
7) Rencana Pengembangan Sistem Transportasi (TATRALOK, dll)
c. Data jumlah dan sebaran sarana pelayanan umum dan jasa yang dapat
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, Dinas
Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Dinas
Tenaga Kerja & Transmigrasi di Kabupaten Mamuju yang meliputi :
1) Pendidikan
2) Kesehatan
34 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
3) Pemerintahan
4) Perumahan dan Kawasam Permukiman
5) Peribadatan
6) Kebudayaan dan rekereasi
7) Perdagangan dsn Jasa
8) Ruang terbuka hijau, taman dan lapangan olahraga
9) Transportasi
d. Data jumlah dan sebaran prasarana yang dapat diperoleh dari Dinas
Perhubungan, Dinas PUPR, BPS, Dinas Tanaman pangan, hortikultura
dan peternakan, PDAM, Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan,
Observasi Lapangan, yang meliputi data :
1) Jaringan jalan
2) Jaringan irigasi
3) Jaringan air bersih
4) Sistem pengelolaan limbah
5) Jaringan drainase perkotaan
6) System persampahan
D. Metode Pengelolaan dan Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
analisis hierarki pusat pelayanan dan perhitungan ketercukupan sarana
berdasarkan SNI 03-1733- 2004 serta proyeksi penduduk dalam 20 tahun yang
akan datang untuk menganalisis tingkat kebutuhan sarana dan prasarana pada
tahun proyeksi. Metode yang digunakan untuk kependudukan digunakan
metode proyeksi geometrik sedangakan dalam analisis hierarki pusat
pelayanan adalah metode Skalogram Guttman dan metode Indeks Sentralitas
Marshall.
1. Analisis Tingkat Urbanisasi
Perhitungan tingkat urbanisasi dan ciri wilayah kota menggunakan
rumus dalam
𝑱𝑷𝒌
U=( ) x 100%
𝑱𝑷
35 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Keterangan:
U = Level atau tingkat urbanisasi (%)
JPk = Jumlah penduduk tinggal di kota.
JP = Jumlah penduduk total.
Pn = Po (1+r)(n)
36 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
4. Kajian Elastisitas Kesempatan Kerja
Analisis ini menggunakan elastisitas kesempatan kerja untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan masing-masing sektor (sektor
tersier, sektor primer, dan sektor sekunder) dalam menyediakan
kesempatan kerja dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑳𝒂𝒋𝒖 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑲𝑲 (𝒔𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒊)
E = 𝒍𝒂𝒋𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑷𝑫𝑹𝑩 (𝒔𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒊)
Keterangan:
E = Elastisitas Kesempatan Kerja
Laju pertumbuhan = Laju pertumbuhan kesempatan
KK (sektor i) kerja pada sektor ekonomi (primer,
sekunder, dan tersier)
Laju pertumbuhan = Laju pertumbuhan PDRB pada ekonomi
PDRB (sektor i) (primer, sekunder, dan tersier)
5. Kajian Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator tingkat
pembangunan manusia suatu wilayah, yang dihitung melalui perbandingan
dari angka harapan hidup, pendidikan dan standar hidup layak
Rumus :
3
IPM = √ Ikesehatan ×IPendidikan ×Ipengeluaran
Keterangan :
CBR = angka kelahiran kasar
B = jumlah kelahiran (jiwa)
P = jumlah penduduk (jiwa)
k = konstanta (1000)
37 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
7. Analisis Angka kematian kasar
𝐷
CDR = ×k
P
Keterangan :
CDR = Angka kematian kasar
D = Jumlah kematian selama satu tahun
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
k = Konstanta (1000)
Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam.
a. CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
b. CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
c. CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
8. Analisis Komposisi Penduduk
a. Menurut umur
Manfaat komposisi penduduk menurut umur antara lain dapat
menghitung rasio beban tanggungan (dependency ratio). Angka beban
tanggungan adalah besarnya tanggungan penduduk usia produktif (15
– 64 tahun) terhadap yang tidak produktif (0 – 14 tahun). Angka beban
tanggungan dapat dicari dengan rumus :
38 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
9. Analisis kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah per
satuan luas tertentu, dapat dihutung dengan rumus :
jumlah penduduk total
kepadatan penduduk =
luas wilayah
10. Analisis Tingkat Keburuhan Sarana
Analsiis ini digunakan untuk mengtahui tingkat kebutuhan sarana dari
masing – masing jenisnya dalam 20 tahun kedepan. Adapun indikator
yang digunakan yakni perbandingan antara jumlah penduduk total pada
tahun proyeksi dengan jumlah penduduk per satuan unit sarana
berdasarkan standarisasi yang tertuang dalam SNI-03-1733-2004 Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan.
11. Metode Indeks Sentralitas Marshall
Metode Indeks Sentralitas Marshall digunakan untuk melihat
kemampuan pelayanan suatu pusat yang ditinjau berdasarkan jumlah unit
sarana yang terdapat pada pusat pelayanan. Nilai keterpusatan dapat
diperoleh dari jumlah total bobot masing-masing jenis sarana dikalikan
jumlah sarana tersebut. Prinsip pembobotan suatu sarana dilakukan dengan
cara membagi nilai sentralitas gabungan (100) dengan jumlah sarana yang
terdapat di seluruh pusat pelayanann jadi semakin banyak jumlah suatu
sarana maka bobotnya akan semakin kecil demikina pula sebaliknya
(Rondinelli, 1985:125).
Metode Indeks Sentralitas Marshall juga digunakan dengan tujuan
menilai kemampuan dan hierarki pusat pelayanan, seperti halnya analisis
Skalogram Guttman. Setelah disusun matriks seperti pada tebal skalogram,
kemudian dihitung nilai skornya dengan menjumlahkan nilai indeks
sentralitas dari tiap sarana yang dimiliki. Sehingga muncul pusat-pusat
pelayanan yang dikelompokan berdasarkan nilai sentralitasnya.
Secara teknis lengkapnya, berikut langkah-langkah perhitungan
Indeks Sentralitas Marshall:
1) Membuat matriks seperti matriks pada perhitungan skalogram;
39 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
2) Menjumlahkan tiap kolom dan baris;
3) Membobotkan terhadap seluruh jenis sarana yang merupakan nilai
sentralitas gabungan. Dalam pembobotan ini diasumsikan bahwa
nilai sentralitas setiap jenis sarana dianggap sama, maka asumsi
nilainya adalah 100.
4) Pembobotan terhadap jumlah dari tiap jenis sarana. Pembobotan ini
dilakukan dengan rumus sebagai berikut (Rondinelli, 1985:125)
C=(x/X)
Keterangan :
C = bobot fungsi x
x = nilai sentralitas
X = total atribut
5) Berdasarkan rumus pembobotan tersebut dapat dihitung nilai
pelayanan sarana suatu wilayah sebagai berikut:
1) Mengalikan bobot atau jenis sarana dengan satuan yang
bersangkutan di setiap wilayah.
2) Menjumlahkan perkalian tersebut dengan bentuk tiap wilayah.
3) Menambahkan pada matriks tersebut sebanyak 2 kolom di tiap
jenis sarana dan 1 kolom pada sisi paling kanan, dimana:
a) Kolom 1 untuk nilai sentralitas gabungan (100)
b) Kolom 2 untuk nilai sentralitas sarana (C=t/T)
c) Kolom 3 untuk nilai total sentralitas di tiap wilayah
4) Menyusun urutan wilayah berdasarkan nilai total sentralitas.
Semakin besar nilai total sentralitas, maka semakin tinggi pula
tingkat hierarki serta berada pada paling atas.
Untuk menentukan banyaknya kelas dalam menentukan jumlah
hierarki yang dikehendaki dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = 1 + 3,3 𝐿𝑜g
Untuk memperoleh kelas dengan panjang interval tertentu, maka
perlu menghitung banyaknya kelas terlebih dahulu kemudian dihitung
intervalnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
40 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐼𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐼𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
Keterangan :
Ii,j : Interaksi dalam wilayah 1 dan 2
Pi : Jumlah penduduk wilayah 1
Pj : Jumlah penduduk wilayah 2
J : jarak antara wilayah 1 dan 2 (dalam meter)
Nilai Ii,j , menunjukkan eratnya hubungan antara wilayah 1 dan 2,
semakin besar nilai Ii,j , maka semakin erat hubungan antara dua wilayah,
dengan demikian semakin banyak pula perjalanan ekonomi yang terjadi
sebagai konsekuensi interaksi kota-desa dalam regional
41 | K e l o m p o k 2
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
Tabel 3.1. Sumber data, metode analisis data & output yang diharapakan
42 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
Input-Output)
8. Kajian Ketimpangan
Pertumbuhan Antarwilayah
3 Jumlah dan Sebaran Prasarana Wilayah :
1. Jaringan Jalan 1. Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, BPS, 1. Kajian Aksesibilitas
2. Jaringan Irigasi Observasi Lapangan 2. Kajian system pelayanan
3. Jaringan Air Bersih 2. Dinas Tanaman pangan, hortikultura dan jaringan prasarana
4. System Pengelolaan Limbah peternakan, PUPR, Observasi Lapangan 3. Kajian system
5. Jaringan Drainase Perkotaan Dokumen 3. PDAM, PUPR, Observasi Lapangan penyediaan air bersih
6. System Persampahan 4. Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan, 4. Kajian system
Peta-peta Observasi Lapangan. pengelolaan limbah
5. PUPR, Observasi Lapangan 5. Kajian system drainase
6. PUPR, Observasi Lapangan perkotaan
6. Kajian system
pengelolaan
persampahan.
4 Kependudukan/Demografi :
1. Jumlah dan perkembangan Penduduk 1. BPS 1. Analisis Tingkat
minimal 5 tahun terakhir 2. Kantor Catatan Sipil Urbanisasi
2. Kepadatan Penduduk 3. Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi 2. Proyeksi Penduduk (20
3. Fertilitas dan Mortalitas 4. Dll tahun)
4. Migrasi Penduduk 3. Kajian Tingkat
5. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Dokumen Partisipasi Akngkatan
6. Kepadatan Permukiman Kerja (TPAK)
7. Komposisi Penduduk Peta-peta 4. Kajian Elastisitas
Kesempatan Kerja
(EKK)
5. Kajian Indeks Kualitas
Hidup (IKH)
6. Kajian Pembangunan
Manusia (IPM)
43 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH
44 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
Papalang
4%
Kalumpang Sampaga
36% 2%
Tommo
15%
45 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
46 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
47 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
48 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
69 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
70 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
52 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
53 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
Total 56
Sumber : BPS Kabupaten Mamuju dalam Angka 2018
54 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
56 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
57 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
58 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
59 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
7 Bengkel 3
8 Kios 968
Sumber : Kabupaten Mamuju dalam Angka2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana
perdagangan dan jasa di Kabupaten Mamuju antara lain pasar,
swalayan/minimarket, toko, warung, rumah makan, hotel, bengkel
dan kios.
5) Industri
Industri adalah suatu usaha,proses atau kegiatan pengolahan
bahan baku baik bahan mentah ataupun bahan setengah jadi agar
menjadi barang yang bernilai ekonomis lebih tinggi dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Tabel 4.12. Sarana Industri di Kabupaten Mamuju
No Jenis Sarana Industri Jumlah Unit
1 Makanan 158
2 Minuman 40
3 Tekstil 32
4 Pakaian Jadi 58
5 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1
6 Kayu, Barang Dari Kayu dan Gabus
(Tidak termasuk Furnitur) dan Barag
5
anyaman dari bamboo, rotan dan
sejenisnya.
7 Kertas dan Barang Dari Kertas 1
8 Percetakan 37
9 Bahan Kimia 2
10 Barang Galian Bukan 22
11 Barang Logam, Bukan Mesin Dan 29
Peralatannya
12 Alat Angkutan Lainnya 13
13 Pengolahan Lainnya 7
Jumlah 405
Sumber : BPS Kabupaten Mamuju Dalam Angka 2018
60 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
b. Prasarana
1) Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang di peruntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaaan
tanah, di atas permukaan tanah , di bawah permukaan tanah dan
atau di air, serta di atas permukaan air , kecuali jalan kereta api,
jalan lori dan jalan kabel.
Tabel 4.13. Tabel Data Jalan Di Kabupaten Mamuju Berdasarkan Kecamatan
PANJANG TIAP KONDISI
PANJANG
NO. NAMA RUAS JALAN BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
RUAS (Km)
KM % KM % KM % KM %
KECAMATAN TAPPALANG
1 Jl. Lorong I Kasambang 0,088 0,088 100,000 - - - - - -
2 Jl. Lorong RS Tappalang 0,226 - - - - 0,226 100,000 - -
3 Jl. Samping RS Tappalang 0,204 0,204 100,000 - - - - - -
4 Jl. Kuridi 0,113 0,113 100,000 - - - - - -
5 Jl. Kuridi - Tagari - Bela 21,200 1,300 6,132 - - 19,900 93,868 - -
6 Jl. Poros Kuridi 1,599 1,386 86,679 0,213 13,321 - - - -
7 Jl. Galung Timur 0,501 - - - - 0,501 100,000 - -
8 Jl. Rante Doda 4,500 1,540 34,222 - - 2,960 65,778 - -
9 Jl. Taan - Bela 21,300 1,995 9,366 - - 19,300 90,610 - -
10 Jl. Lorong IV Kasambang 0,244 - - - - 0,244 100,000 - -
11 Jl. Lorong III Kasambang 0,521 0,295 56,622 - - 0,226 43,378 - -
12 Jl. Lorong II Kasambang 0,200 - - - - 0,200 100,000 - -
13 Jl. Dayanginna 0,416 0,416 100,000 - - - - - -
14 Jl. Lorong I Pasar Dayanginna 0,569 0,473 83,128 0,096 16,872 - - - -
15 Jl. Lorong III Dayanginna 0,118 - - - - 0,118 100,000 - -
16 Jl. Lorong Lap. Bola Marunding 0,650 - - 0,650 100,000 - - - -
17 Jl. Takandeang - Rante Dunia 11,700 0,386 3,299 - - 11,314 96,701 - -
18 Jl. Pempioang - Randanna 1,700 1,700 100,000 - - - - - -
19 Jl. Lingkungan Anusu 0,700 - - 0,700 100,000 - - - -
20 Jl. Salumatti 0,900 - - - - 0,900 100,000 - -
21 Jl. Kasambang - Kamaraang 7,300 1,000 13,699 - - 6,300 86,301 - -
22 Jl. Lorong Pasar Taan 0,032 0,032 100,000 - - - - - -
23 Jl. Dusun Kalimbua 0,455 0,455 100,000 - - - - - -
24 Jl. Lorong Tajimane 0,097 0,097 100,000 - - - - - -
25 Jl. Kantor Camat Tappalang 0,085 0,085 100,000 - - - - - -
26 Jl. Galung - Tamao 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
27 Jl. Lingkar Pekuburan Tappalang 0,861 - - 0,672 78,049 0,189 21,951 - -
28 Jl. Kampung Baru 0,618 - - - - 0,618 100,000 - -
29 Jl. Lorong II Pasar DayangInna 0,441 - - 0,301 68,254 0,140 31,746 - -
30 Jl. Lorong II Dayanginna 0,635 - - - - 0,635 100,000 - -
31 Jl. Lorong I Dayannginna 0,500 0,500 100,000 - - - - - -
32 Jl. Lorong SD Impres Kasambang 0,104 - - - - 0,104 100,000 - -
61 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
KECAMATAN SIMBORO
1 Jl. Jenderal Sudirman 1,100 1,100 100,000 - - - - - -
2 Jl. Nelayan 0,306 - - - - 0,306 100,000 - -
3 Jl. Nelayan I 0,134 - - - - 0,134 100,000 - -
4 Jl. Nelayan II 0,236 - - - - 0,236 100,000 - -
5 Jl. Nelayan III 0,616 - - - - 0,616 100,000 - -
6 Jl. BTN Graha Nusa 1,000 - - - - 1,000 100,000 - -
7 Jl. KPU 0,193 - - - - 0,193 100,000 - -
8 Jl. Graha Nusa IV 0,305 - - 0,305 100,000 - - - -
9 Jl. Lingkungan Trans Botteng 9,400 - - - - - - 9,400 100,000
10 Jl. Lingkar Botteng 0,327 - - 0,327 100,000 - - - -
11 Jl. Lingkar Lapangan Botteng 0,228 - - - - - - 0,228 100,000
12 Jl. TPA Adi-adi 0,397 - - 0,397 100,000 - - - -
13 Jl. Adi-adi Tanete Pao 3,800 0,000 0,000 0,437 11,500 0,800 21,053 2,563 67,447
14 Jl. Desa Salletto 1,100 0,700 63,636 - - 0,400 36,364 - -
15 Jl. Salletto - Salupalli 6,900 - - - - 6,900 100,000 - -
16 Jl. Lorong Pangansaan I 0,175 0,175 100,000 - - - - - -
17 Jl. Botteng Dusun Papanga 0,709 0,709 100,000 - - - - - -
18 Jl. Lorong Ganno Desa Salletto 0,118 - - 0,118 100,000 - - - -
19 Jl. Taman Pahlawan Pati'di 0,157 - - - - 0,157 100,000 - -
20 Jl. Simbuang II Salupangi 2,600 2,200 84,615 - - 0,400 15,385 - -
21 Jl. Simbuang II 0,358 0,358 100,000 - - - - - -
22 Jl. Sese' - Salunangka 2,900 2,900 100,000 - - - - - -
23 Jl. Tambayako - Sese' 3,900 3,900 100,000 - - - - - -
24 Jl. Lombok H.Basir ( BTN H. Basir ) 0,165 - - - - 0,165 100,000 - -
25 Jl. Lombok I ( BTN H. Basir ) 0,125 - - - - 0,125 100,000 - -
26 Jl. Lombok II ( BTN H. Basir ) 0,125 - - - - 0,125 100,000 - -
27 Jl. Lombok III ( BTN H. Basir ) 0,126 0,126 100,000 - - - - - -
28 Jl. Lombok IV ( BTN H. Basir ) 0,094 - - - - 0,094 100,000 - -
29 Jl. Lombok V ( BTN H. Basir ) 0,098 - - - - 0,098 100,000 - -
30 Jl. Lingkar Terminal 0,508 0,508 100,000 - - - - - -
62 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
KECAMATAN MAMUJU
1 Jl. Soekarno Hatta 3,400 0,800 23,529 2,200 64,706 0,400 11,765 - -
2 Jl. Nuri ( Jl. Nuri ) 0,373 0,373 100,000 - - - - - -
3 Jl. K. ABD. Muis Makka ( Jl. Nuri ) 0,565 - - - - 0,565 100,000 - -
4 Jl. Sukowati 0,484 0,484 100,000 - - - - - -
5 Jl. Atiek Sutedja 1,260 1,260 100,000 - - - - - -
6 Jl. Lingkar Kantor Bupati 0,630 0,630 100,000 - - - - - -
7 Jl. Kaka Tua 0,782 0,782 100,000 - - - - - -
8 Jl. Andi Makkasau 1,600 1,600 100,000 - - - - - -
9 Jl. Teuku Umar 0,475 0,475 100,000 - - - - - -
10 Jl. Ambo Tjatja 0,262 0,262 100,000 - - - - - -
11 Jl. Cut Nyak Dien 0,264 0,264 100,000 - - - - - -
12 Jl. Diponegoro 1,400 1,400 100,000 - - - - - -
13 Jl. Musa Karim 0,842 0,842 100,000 - - - - - -
63 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
64 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
KECAMATAN KALUKKU
Jl. Tampa Padang ( Dalam Desa
1 0,774 0,774 100,000 - - - - - -
Tampa Padang )
Jl. Lingkungan Bala Kalumpang (
2 0,774 0,774 100,000 - - - - - -
Dalam Desa Tampa Padang )
Jl. Lingkungan Kampung Jati -
3 Bandar Udara Tampa' Padang ( 1,400 0,916 65,429 0,484 34,571 - - - -
Dalam Desa Tampa Padang )
Jl. Lorong Tampa' Padang ( Dalam
4 0,233 - - - - 0,233 100,000 - -
Desa Tampa Padang )
5 Jl. Nasional - Gentungan 2,100 1,766 84,095 - - 0,334 15,905 - -
6 Jl. Lari - Labuang 0,229 0,032 13,974 - - 0,197 86,026 - -
7 Jl. Lari - Labuang Pantai 0,669 - - 0,669 100,000 - - - -
8 Jl. Lingkungan Peuweang 1,400 - - 1,400 100,000 - - - -
9 Jl. Lingkungan SD Peuweang 0,293 0,293 100,000 - - - - - -
10 Jl. SD Tampa' Padang 0,123 0,123 100,000 - - - - - -
11 Jl. Pekuburan Bala' Kalumpang 0,464 - - - - 0,464 100,000 - -
12 Jl. Samping Lapangan 0,102 0,102 100,000 - - - - - -
13 Jl. Lorong Somel 0,446 - - - - 0,446 100,000 - -
14 Jl. Dusun Talaba 0,091 0,091 100,000 - - - - - -
15 Jl. Pelabuhan Belang - Belang 0,532 0,532 100,000 - - - - - -
16 Jl. Nasional - Kabuloang 3,000 3,000 100,000 - - - - - -
65 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
66 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
KECAMATAN KALUMPANG
1 Jl. Dalam Kota Kalumpang 0,720 - - 0,720 100,000 - - - -
2 Jl. Kalumpang I 0,126 - - 0,126 100,000 - - - -
3 Jl. Kalumpang II 0,437 - - 0,437 100,000 - - - -
4 Jl. Kalumpang III 0,125 - - 0,125 100,000 - - - -
5 Jl. Kalumpang IV 0,105 - - 0,105 100,000 - - - -
6 Jl. Kalumpang - Limbong 14,000 - - 2,000 14,286 12,000 85,714 - -
7 Jl. Tumonga - Karama - Pasir Putih 8,600 - - 0,600 6,977 5,000 58,140 3,000 34,884
8 Jl. Kalumpang - Desa Makkaliki 15,656 - - - - 15,656 100,000 - -
9 Jl. Limbong Tumonga 7,100 - - - - 2,000 28,169 5,100 71,831
10 Jl. Karama - Polio 6,000 - - - - 6,000 100,000 - -
11 Jl. Polio Batu Makkada 5,100 - - - - 5,100 100,000 - -
12 Jl. Malolominanga - Siraun 8,400 - - - - 8,400 100,000 - -
13 Jl. Karama - Sandapan 8,100 - - 1,500 18,519 6,600 81,481 - -
KECAMATAN PAPALANG
1 Jl. Dusun Pancasila 1,852 1,852 100,000 - - - - - -
2 Jl. Lorong Pancasila 0,369 - - - - 0,369 100,000 - -
3 Jl. Lorong Lingkar Garuda 0,747 0,431 57,697 - - 0,316 42,303 - -
4 Jl. Batu Papan - Papalang 3,077 0,577 18,752 - - 2,500 81,248 - -
Jl. Papalang - Batu Ampa' ( Jl.
5 3,688 0,000 - 1,500 40,672 0,800 21,692 1,388 37,636
Nasional - Desa Batu Ampa )
Jl. Batu Ampa' ( Jl. Nasional - Desa
6 2,901 - - - - 2,901 100,000 - -
Batu Ampa )
Jl. Batu Ampa' Timur ( Jl. Nasional -
7 0,298 0,298 100,000 - - - - - -
Desa Batu Ampa )
8 Jl. Batu Ampa 1 ( Desa Batu Ampa ) 0,188 - - - - 0,188 100,000 - -
9 Jl. Batu Ampa 2 ( Desa Batu Ampa ) 0,065 0,065 100,000 - - - - - -
10 Jl. Batu Ampa 3 ( Desa Batu Ampa ) 0,309 - - - - 0,309 100,000 - -
Jl. Lorong Batu Ampa' ( Desa Batu
11 0,558 0,558 100,000 - - - - - -
Ampa )
12 Jl. Batu Papan 1 ( Desa Batu Papan ) 0,944 0,260 27,542 - - 0,684 72,458 - -
13 Jl. Batu Papan 2 ( Desa Batu Papan ) 0,080 - - - - 0,080 100,000 - -
8 Jl. Topore - Bonda - Tawaro 8,951 - - 4,851 54,195 4,100 45,805 - -
Jl. Lorong Toansang ( Lorong
9 0,209 0,209 100,000 - - - - - -
Toansang )
Jl. Lorong Towaro ( Lorong Toansang
10 0,068 0,068 100,000 - - - - - -
)
Jl. Lorong Toansang ( Lorong
11 0,241 - - 0,241 100,000 - - - -
Toansang )
12 Jl. Negara - Sakio 3,470 1,970 56,772 - - 1,500 43,228 - -
13 Jl. Topore - Toabo 2,939 - - - - 2,939 100,000 - -
14 Jl. Toabo - Banua Baru 0,736 - - 0,736 100,000 - - - -
Jl. Lorong II Desa Toabo ( Dalam
15 0,588 - - 0,588 100,000 - - - -
Desa Toabo )
Jl. Samping Pasar ( Dalam Desa
16 0,313 0,313 100,000 - - - - - -
Toabo )
jl. Lorong IV toabo ( Dalam Desa
17 0,701 - - - - 0,701 100,000 - -
Toabo )
Jl. lorong V toabo ( Dalam Desa
18 0,328 0,328 100,000 - - - - - -
Toabo )
Jl. Lorong XV Desa Toabo ( Dalam
19 0,682 - - - - 0,682 100,000 - -
Desa Toabo )
67 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
69 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
68 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
2) Jaringan Listrik
Tabel 4.14. Prasarana Jaringan Listrik di Kabupaten Mamuju
Nama Kapasitas (KwH)
PLTD Topoyo 750
PLTD Karossa 488
PLTD Baras 550
PLTD Mambi 300
PLTD Babana 150
PLTD Pasangkayu 1375
PLTD Sarjo 175
Sumber : RTRW Kabupaten Mamuju
5) Jaringan Transportasi
Peran dan fungsi transportasi terhadap proses transformasi
wilayah yang menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah
yang lainnya merupakan kebutuhan aksesibilitas yang sangat
penting guna menunjang pertumbuhan wilayah/kawasan.
Keterkaitan tersebut terutama merupakan prasarana utama dalam
hal mobilisasi barang, dan penumpang, sehingga sirkulasi pola
71 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
72 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
73 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
BAB V
A. Aspek Demografi
1. Analisis Tingkat Urbanisasi
Secara demografis, urbanisasi adalah penduduk perkotaan yang dapat
diukur dengan melihat pers
Perhitungan Tingkat Urbanisasi:
𝑱𝑷𝒌
U=( ) x 100%
𝑱𝑷
𝟕𝟎.𝟑𝟎𝟗
U=( ) x 100%
𝟐𝟕𝟗.𝟑𝟗𝟑
= 25,16 %
Keterangan:
U = Level atau tingkat urbanisasi (%)
JPk = Jumlah penduduk tinggal di kota.
JP = Jumlah penduduk total.
= (25,16 - 0,97) : 3
= 8,06
Sehingga didapat kriteria tingkat urbanisasi:
a. Rendah = < 8,06
b. Sedang = 8,06 – 16,12
c. Tinggi => 16,12
74 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
75 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
76 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
Keterangan:
E = Elastisitas Kesempatan Kerja
77 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
78 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
B. Sarana
1. Analisis Kebutuhan Sarana Pelayanan 20 Tahun
a. Pendidikan
Tabel 5.8. Estimasi kebutuhan sarana pendidikan
No Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan Radius
Pendidikan Penduduk pendukung Pelayanan
2037 (m2)
1 TK 1.250 112 224 500
2 SD 1.600 331 175 1000
280.508
3 SLTP 4.800 100 58 1000
4 SMU 4.800 20 58 3000
b. Kesehatan
Tabel 5.9. Estimasi kebutuhan sarana kesehatan
No Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan Radius
Kesehatan Penduduk pendukung Pelayanan (m2)
2037
1 Posyandu 1.250 388 224 500
2 Balai - 175 1.000
Pengobatan 2.500
Warga
3 BKIA / - 9 4.000
Klinik 30.000
Bersalin
4 Puskesmas 49 9 1.500
Pembantu
dan Balai 30.000
Pengobatan
Lingkungan 280.508
5 Puskesmas 22 2 3.000
dan Balai 120.000
Pengobatan
6 Tempat - 5 1.500
Praktek 5.000
Dokter
7 Apotik / - 9 1.500
Rumah 30.000
Obat
8 Rumah 3 1
240.000
Sakit
79 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
c. Peribadatan
Tabel 5.10. Estimasi kebutuhan sarana peribadatan
No Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan
Peribadatan Penduduk pendukung
2037
1 Mushollah 250 77 1.122
280.508
2 Mesjid 2.500 472 112
d. Perdagangan
Tabel 5.11. Estimasi kebutuhan sarana perdagangan
N Sarana Jumlah Penduduk Eksisiting Kebutuhan Radius
o Perdagangan Penduduk pendukung Pelayanan
2037 (m2)
1 Toko/warung 250 1.157 1.122 300
2 Pertokoan 6000 99 47 2000
3 Pusat 48 9
pertokoan +
30.000
pasar
lingkungan
280.508
4 Pusat 254 2
Perbelanjaan
dan Niaga
120.000
(toko + pasar
+ bank +
kantor)
80 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
1 Tapalang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
2 Tapalang Barat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
3 Mamuju 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
4 Simboro 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
Kepulauan Bala
5 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 14
Balakang
6 Kaluku 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
7 Papalang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21
8 Sampaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
9 Tommo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21
10 Kalumpang 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
11 Bonehau 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
Total Sentralitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Bobot Fungsi 11,11 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 50 100 50 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 50
81 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
1 Tapalang 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III
2 Tapalang Barat 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III
3 Mamuju 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 100 50 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 50 391,97 I
4 Simboro 0 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 50 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 50 280,87 II
Kepulauan Bala
5 0 9,09 9,09 0 0 0 9,09 9,09 0 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 0 0 127,26 IV
Balakang
6 Kaluku 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III
7 Papalang 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 50 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 241,97 II
8 Sampaga 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 191,97 III
9 Tommo 11,1 9,09 9,09 10 12,5 11,11 9,09 9,09 10 50 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 241,97 II
10 Kalumpang 11,1 9,09 9,09 10 0 0 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 168,36 III
11 Bonehau 11,1 9,09 9,09 10 0 11,11 9,09 9,09 10 0 0 0 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 9,09 10 0 179,47 III
Total Sentralitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
82 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
Papalang 241,97
Simboro 280,87 II
Tommo 241,97
Tapalang 191,97
Kaluku 191,97
Tapalang Barat 191,97
III
Sampaga 191,97
Bonehau 179,47
Kalumpang 168,36
Kepulauan Bala
127,26 IV
Balakang
83 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
84 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
85 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
86 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
2. Persampahan
Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Mamuju
secara umum masih bersifat sendiri – sendiri atau belum di kelola oleh
pemerintah, utamanya pada daerah pedesaan. Namun khusus pada daerah
perkotaan, pengelolaan persampahan sudah di layani oleh pemerintah. Hal
ini sudah terlihat dari beberapa sarana dan prasarana persampahan yang
ada di Kota Mamuju.
Kondisi pengelolaan sampah yang telah ada di Kabupaten Mamuju
saat ini sudah menunjukkan peningkatan yang berarti di bandingkan
beberapa tahun yang lalu, ini terlihat dengan meningkatnya sistem
pengelolaan persampahan salah satunya yaitu sistem–sistem pengangkutan
mulai dari tempat pembuangan sampah sementara sampai pada tempat
pembuangan akhir dengan menggunakan armada yang telah di sediakan
pemerintah kabupaten.
Namun beberapa kendala masih terjadi dalam pengelolaan sampah
dikarenakan tidak semua wilayah kecamatan dan kelurahan mendapat
87 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
88 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
89 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
90 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
91 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
92 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
93 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar
Studio Perencanaan Wilayah
T.PWK F-ST
UINAM
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai kependudukan,
sarana, dan prasarana yang ada di Kabupaten Mamuju, Hasilnya menunjukkan
bahwa masyarakat Kabupaten Mamuju masih membutuhkan peningkatan
pelayanan fasilitas yang ada, untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan
kualitas sarana dan prasarana agar tingkat pelayanan masyarakat di Kabupaten
Mamuju juga meningkat.
Selajutnya, dalam proses analisa kependudukan yang ada di Kabupaten
Mamuju menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang siginfikan
yang berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di Kabupaten
Mamuju yaitu pada ketenagakerjaan dan tingkat pendidikan.
B. Saran
Kepada Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Mamuju untuk saling
bekerja sama terutama dalam aspek sarana prasarana di Kabupaten Mamuju.
Untuk Pemerintah Kabupaten Mamuju terus meningkatkan sarana dan
prasarana guna menciptakan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mamuju.
Kepada masyarakat Kabupaten Mamuju untuk menggunakan fasilitas
saran dan prasarana yang disediakan dengan baik sesuai kegunaannya.
94 | K e l o m p o k 3
Mamuju, Sul-Bar