Anda di halaman 1dari 7

Sanksi Jika Melanggar Rencana Tata Ruang Wilayah

Apa sanksi yang diberikan oleh pemerintah jika mendirikan bangunan menyalahi aturan rencana
tata ruang wilayah? Seperti contoh mendirikan pabrik di kawasan pemukiman atau mendirikan
usaha car wash di kawasan perkantoran, dll.
Jawaban :

Intisari:

Pengenaan sanksi merupakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang,


dimaksudkan sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.

Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi
dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi administratif, sanksi pidana
penjara, dan/atau sanksi pidana denda.

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.

Ulasan:

Terima kasih atas perntanyaan Anda.

Rencana Tata Ruang

Mengenai tata ruang dapat dilihat pengaturannya dalam Undang-Undang Nomor 26


Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU Tata Ruang).

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang.1[1]

1[1] Pasal 1 angka 5 UU Tata Ruang


Rencana tata ruang merupakan hasil perencanaan tata ruang.2[2] Perencanaan tata
ruang yaitu suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.3[3]

Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan:4[4]


a. rencana umum tata ruang; dan
b. rencana rinci tata ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang Anda sebutkan merupakan bagian dari Rencana
Umum Tata Ruang.

Rencana Umum Tata Ruang terdiri dari:5[5]


a. RTRW Nasional;
b. RTRW provinsi; dan
c. RTRW kabupaten dan RTRW kota.

RTRW memuat program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.6[6] Pemanfaatan


ruang tersebut dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan tanah, penatagunaan
air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber daya alam lain.7[7]

2[2] Pasal 1 angka 16 UU Tata Ruang

3[3] Pasal 1 angka 13 UU Tata Ruang

4[4] Pasal 14 ayat (1) UU Tata Ruang

5[5] Pasal 14 ayat (2) UU Tata Ruang

6[6] Pasal 32 ayat (3) UU Tata Ruang

7[7] Pasal 33 ayat (1) UU Tata Ruang


Mengenai RTRW diatur lebih rinci dalam peraturan masing-masing daerah seperti contohnya
di Jakarta yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 (Perda
RTRW DKI Jakarta).

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang merupakan bagian dari penataan ruang, tujuan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah untuk mewujudkan tertib pemanfaatan ruang.8[8]
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui:9[9]
a. penetapan peraturan zonasi,
b. perizinan,
c. pemberian insentif dan disinsentif,
d. serta pengenaan sanksi

Peraturan zonasi disusun untuk setiap zona pemanfaatan ruang. 10[10] Peraturan zonasi
berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan
ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau,
koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan),
penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan
ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.11[11]

Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.12[12]

Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang


sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin
pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya masing-masing.13[13]

8[8] Pasal 1 angka 15 UU Tata Ruang

9[9] Pasal 35 UU Tata Ruang

10[10] Pasal 36 ayat (2) UU Tata Ruang

11[11] Penjelasan Pasal 36 ayat (1) UU Tata Ruang

12[12] Pasal 1 angka 32 UU Tata Ruang


Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang
dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.14[14]

Setiap pejabat pemerintah yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.
500 juta. Selain sanksi pidana, pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa
pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya.15[15]

Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.16[16] Izin pemanfaatan ruang yang
dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi
hukum.17[17]

Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan
kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:18[18]
a. keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun
saham;
b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
c. kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
d. pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

Disinsentif yaitu perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi


kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:19[19]

13[13] Penjelasan umum poin 7 UU Tata Ruang

14[14] Pasal 37 ayat (7) UU Tata Ruang

15[15] Pasal 73 UU Tata Ruang

16[16] Pasal 37 ayat (2) UU Tata Ruang

17[17] Pasal 37 ayat (3) UU Tata Ruang

18[18] Pasal 38 ayat (2) UU Tata Ruang

19[19] Pasal 38 ayat (3) UU Tata Ruang


a. pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
b. pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

Kewajiban Setiap Orang dalam Pemanfaatan Ruang

Menjawab pertanyaan Anda soal pelanggaran RTRW, hal ini berkaitan dengan kewajiban
setiap orang dalam pemanfaatan ruang.

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:20[20]


a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum

Sanksi Jika Melanggar Rencana Tata Ruang

Pengenaan sanksi merupakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang.


Pengenaan sanksi dimaksudkan sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Pengenaan sanksi
tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan
perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang
berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang.21[21]

Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi
dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi administratif, sanksi pidana
penjara, dan/atau sanksi pidana denda.22[22]

20[20] Pasal 61 UU Tata Ruang

21[21] Penjelasan umum poin 7 UU Tata Ruang

22[22] Ibid
Setiap orang yang melanggar kewajiban dalam pemanfaatan ruang, dikenai sanksi
administratif.23[23]

Sanksi administratif dapat berupa:24[24]


a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administrati

Sanksi pidana bagi orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang adalah pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta.25[25]

Jika tindak pidana tersebut mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.5 miliar. Jika mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar.26[26]

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah 2030.

23[23] Pasal 62 UU Tata Ruang

24[24] Pasal 63 UU Tata Ruang

25[25] Pasal 69 ayat (1) UU Tata Ruang

26[26] Pasal 69 ayat (2) dan (3) UU Tata Ruang

Anda mungkin juga menyukai