SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI
A. SYARAT-SYARAT UMUM
STANDARD STANDARD PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan ini kontraktor harus mematuhi
dan memahami peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan antara lain :
1. Perpres No.54 Tahun 2010 berikut lampiran-lampiran nya.
2. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene
Voorwaarden
Voor
deUitvoeringBij
AannemingVanOpenbare
Werkwn (AV)1941.
3. Peraturan Pemasangan Pemadam api ringan (SKBI 3.4.53.1967)
4. Peraturan Keselamatan kerja konstruksi (SNI 0231-1967-E).
5. Peraturan Perencanaan Perhitungan beton (SNIT-15-1991-03).
6. Peraturan Pembuatan campuran beton (SNIT-15-1990-03).
7. Peraturan Baja tulang beton (SII 01236-84).
8. Peraturan Kawat Pengikat beton (SNI 0040-87-A).
9. Peraturan Ukuran Kayu bangunan (SKSNI S-05-1990-F).
10. Peraturan Pengawetan Kayu (SKBI 3.6.53.1967).
11. Peraturan Pencegahan Rayap (SKSNI T-05-1990-F).
12. Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A).
13. Peraturan Sambungan pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A).
14. Peraturan Plamur Kayu (SII 0773-83).
15. Peraturan Portland Cement (SII 0013-81).
-1-
Spesifikasi Teknis
-2-
Spesifikasi Teknis
PEKERJAAN TANAH
Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh
pemborong dengan baik, sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi /
Pengawas.
Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi :
1. Pembersihan Lapangan
2. Pekerjaan Galian
3. Pekerjaan Penimbunan
4. Pekerjaan Pemadatan dan Pengerasan
5. Pembuangan Tanah Sisa Galian
Semua peralatan yang umum diperlukan untuk pekerjaan tanah meliputi :
1. Pompa air untuk tempat yang berair
2. Penumbuk untuk memadatkan dan lain-lain (mekanis atau manual)
Harus disediakan oleh pemborong dalam jumlah yang cukup dan digunakan pada
tempat yang membutuhkan.
Pembersihan Lapangan
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan
lainnya, termasuk bangunan harus dibongkar, pohon-pohon atau pagar hidup
harus ditebang dan disingkirkan.
Pekerjaan Galian ..
Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada
batas 10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan / diinginkan, pekerjaan
selanjutnya harus dikerjakan dengan manual.
Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas
yang
ditentukan maka bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang
akan ditentukan oleh Direksi / Pengawas. Bahan pengisi tersebut dapat
berupa tanah urug, pasir padat atau beton tumbuk. Biaya-biaya tambahan
akibat penggalian yang lebih ini menjadi tanggungan pemborong.
Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi dibuat
langsung diatas pada bidang dasar / dinding tersebut, harus dikerjakan
dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman / kemiringan
yang
ditentukan dan jika diminta oleh Direksi / Pengawas harus disiram dan
-3-
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Penimbunan ..
Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian ataupun dengan
bahan yang didatangkan dari luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan
tiap lapis harus dipadatkan baik-baik. Tebal maksimum tiap lapis harus
disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang digunakan, secara
umum tebal tiap lapis tidak boleh lebih dari 30 cm.
-4-
Spesifikasi Teknis
-5-
Spesifikasi Teknis
Material ..
1. Semen
Semen yang digunakan adalah jenis portland cement yang
harus
memenuhi syarat yang ditentukan dalam NI-8 1972. Semen harus
diperoleh dari suatu pabrik yang telah disetujui Direksi/Pengawas dan
dikirimkan ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila
karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain
yang mendapat persetujuan Direksi/Pengawas terlebih dahulu.
Bila Direksi/Pengawas menganggap perlu, pemborong harus mengirim
surat pernyataan dari pabrik yang menyatakan type, kwalitas dari semen
beserta manufacturer test certificate yang menyatakan memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-8. Semen yang menggumpal, sweeping
atau kantongnya robek / rusak ditolak untuk digunakan.
Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor, tidak
basah / lembab dan tidak luas sehingga penimbunan semen dapat diatur
dengan baik. Semen didalam kantong tidak boleh disusun lebih dari 2
meter tingginya, bagian bawah berada minimum 30 Cm diatas lantai.
Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama dapat
digunakan terlebih dahulu.
2. Agrerate
Agregate halus harus memenuhi syarat pasir alam yang bersih, bebas
dari lumpur, jasad organik, garam alkali dan butir-butir lunak. Disamping
itu pasir harus tajam / kasar, keras dan tidak mengandung bahan yang
merugikan beton sampai batas maximum 5 % berat. Kadar lumpur dari
pasir tidak boleh melebihi 4 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi
agregrat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
Agregrat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang
mempunyai gradasi yang baik, keras, padat tidak berpori dan bersifat
kekal, tidak pecah / hancur karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur dalam
agregrat kasar tidak boleh lebih dari 1 %, dan jika lebih agrerat harus
dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi maximum dari agrerat
kasar tidak boleh dari 2,5 Cm.
Agrerat halus, kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah
terjadinya degradasi dari berbagai ukuran dan partikelnya. Stockples
harus dibentuk diatas platform dari beton keras atau kayu keras yang
disetujui. Agrerat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari materialmaterial lainnya. Tempat yang cukup harus disediakan untuk menjamin
-6-
Spesifikasi Teknis
tersedianya kedua
berlangsung.
macam
agrerat
tersebut
selama
pekerjaan
3. Air
Air yang untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
4. Bahan Pencampur / Admixture
Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
Untuk itu pemborong harus telah membuat percobaan-percobaan
perbandingan berat dan bc ratio dengan penambahan admixture tersebut.
Hasil dari crushing test kubus-kubus berumur 7, 14 dan 28 (dari
laboratorium yang berwenang) harus
dilaporkan
kepada
Direksi/Pengawas untuk dapat disetujui.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang dimaksud adalah penggunaan baja tulangan yang
berstandar SNI.
Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak gemuk, serpihanserpihan kayu dan kotoran lain yang dapat mengurangi kelekatannya
dengan beton. Bila dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas, tulangan
harus diikat atau dibersihkan dengan cara lain sebelum dipergunakan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum penulangan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas. Bilamana terjadi
kelambatan
/
penundaan dalam pengecoran maka pembesian dibersihkan atau
diperbaiki lagi.
Baja tulangan atau besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga
selama berlangsung tidak akan berubah tempat (bergeser). Semua
persyaratan yang tercantum dalam PBI dalam Bab 5 harus dipenuhi.
Pengikat penulangan dilakukan dengan kawat ikat yang berkualitas besi
lunak dengan ukuran diameter lebih kurang 1 mm. Tulangan harus betulbetul bebas dari acuan dan / atau lantai kerja dengan cara menempatkan
ganjalan-ganjalan beton (precast mortal specing block) dan mengikat
pada tulangan baja. Sengkang (beugel) harus diikat pada tulangan utama,
sedangkan jarak antara beugel harus sesuai dengan gambar.
Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan.
Sambungan-sambungan tulangan harus mengikuti syarat-syarat yang
terdapat dalam PBI Bab 8 dan ketentuan-ketentuan dalam gambar.
-7-
Spesifikasi Teknis
Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dalam PBI Bab 3.7.
jenis U-24 ini mempunyai tegangan leleh karakteristik 2.400 Kg/cm2 dan
pada percobaan lengkung 180 derajat tidak diperhatikan tanda-tanda
getas atau kelemahan lainnya.
Semua tulangan harus dibengkokkan dengan ukuran seperti tercantum
dalam gambar serta mengikuti syarat-syarat dalam PBI dan diletakkan
sesuai dengan gambar dan memperhatikan selimut beton yang tetap.
Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dengan cara yang
dapat mengakibatkan kerusakam meterial.
Pemborong harus dapat mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang
adalah sesuai dengan gambar. Jika terdapat
kesulitan
untuk
mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar maka
dapat dilakukan penukaran ukuran dengan diameter besi yang terdapat
atau dengan kombinasi, dengan catatan :
-8-
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Kadar Air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk semua pekerjaan harus
lebih kecil dari 20 %. Harus dijaga agar kadar air tersebut constant, baik
pada saat penyimpanan maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
c.
Jenis Kayu
Macam kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan ini dapat
dalam gambar detail atau pada bab IV (Syarat-syarat Teknis).
dilihat
Penyimpanan Kayu
Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu ditumpuk
agaar tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui
Direksi/Pengawas. Penumpukan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak
menyebabkan perubahan bentuk. Kayu-kayu yang tidak sesuai untuk
digunakan, akan ditolak dan harus diganti oleh pemborong atas tanggung
jawabnya.
- 11 -
Spesifikasi Teknis
Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali
penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian. Ukuran-ukuran
yang menyimpang harus disesuaikan dengan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.
Penyusutan Kayu
Persiapan penyambungan dan pasangan dari pekerjaan kayu harus
sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian tertentu atau arah
tertentu tidak boleh mempengaruhi kekuatan dan bentuk akhir dari pekerjaan
dan tidak merusak bahan.
Sambungan
a. U m u m
Semua sambungan harus dibuat dengan rapi agar diperoleh sambungan
yang cocok. Semua lubang-lubang baut dan lubang-lubang penyambung
lainnya dibor dengan teliti. Demikian pula lubang-lubang pun harus
dibentuk sedemikian rupa sehingga cocok, benar dan rapat. Lubanglubang untuk baut harus dibor dengan mata bor yang mempunyai
diameter 1,5 mm lebih besar dari diameter baut, kecuali bila disyaratkan
untuk menggunakan baut-baut pas.
b.
- 12 -
Spesifikasi Teknis
c.
Pabrikasi
Pemborong harus menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan
bagi
persiapan pekerjaan pabrikasi termasuk penyediaan plat-plat penyambung,
skrup, paku dan lain-lain, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaikbaiknya sesuai dengan gambar rencana.
Pengawetan dan Pengecatan Kayu
Direksi / Pengawas dapat memerintahkan
pemborong
untuk
menggunakan bahan pengawet kayu jika dipandang perlu, berupa minyak
pengawet kayu atau teer.
Pada penyelesaian pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan
pada sambungan-sambungan.
Semua bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum dimulai
pekerjaan pengecatan.
Tidak ada suatu bagian apapun yang boleh diminyaki selama atau segera
setelah hujan atau selama permukaan kayu masih basah.
Diperlukan paling sedikit 48 jam berselang untuk mengulangi pemberian
minyak pada bagian yang sama.
Bila menggunakan teer untuk mengawetkan kayu, maka bagian kayu
tersebut harus kering dahulu sebelum dipasang.
Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup pengecatan dapat
dilaksanakan setelah bangunan tersebut selesai dipasang.
Setelah pengecatan bagian-bagian kayu dengan minyak pengawet kayu,
maka dapat dilapisi dengan satu lapis menie atau bahan lain yang telah
disetujui mutunya. Semua sambungan bagian lain yang tidak dapat
dicapai setelah pemasangan, harus terlebih dahulu diberi lapisan menie 2
x sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu masih basah dan
setiap lapisan cat harus kering betul sebelum lapisan berikutnya.
- 13 -
Spesifikasi Teknis
Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan
dengan tangan
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dan pasir harus babas dari
segala macam bahan kimia sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila
pasir yang digunakan tidak memenuhi syarat tersebut diatas,
Direksi/Pengawas dapat memerintahkan untuk mencucinya dan
hasilnya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas terlebih
dahulu sebelum digunakan
Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk
dipakai
Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus.
c.
Batubata
a. Batubata atau bata merah yang dipakai harus terbuat dari tanah liat
melalui proses pembakaran
b. Ukuran minimalnya adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang
c. Batu bata yang dipakai harus bata yang berkualitas no. 1 dan telah
mendapat persetujuan Direksi/Pengawas. Warnanya harus merah
tua merata tanpa cacat atau mengandung kotoran.
d. Air
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
Aduka n
a. Jenis adukan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Untuk pasangan trasraam Spesi 1 Pc : 2 Ps
Untuk Pasangan pondasi bata Spesi 1 Pc : 3 Ps
- 14 -
Spesifikasi Teknis
b.
Adukan harus dibuat secara hati-hati didalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dahulu dalam
keadaan kering kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai
didapat campuran yang plastis.
c.
b.
- 15 -
Spesifikasi Teknis
c.
Spesifikasi Teknis
- 17 -
Spesifikasi Teknis
Sebelum dimulainya pekerjaan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang
ditentukan oleh Direksi/Pengawas harus dibersihkan dari semak-semak dan
pohon-pohon yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Sebelum dimulainya pekerjaan di lokasi, maka kontraktor dengan biaya
sendiri menyediakan kantor dengan perlengkapannya, gudang tempat
penyimpanan bahan-bahan, alat-alat pekerja dan lokasi kerja tempat
mengerjakan bahan-bahan.
Kantor, gudang dan los kerja baru dapat dibongkar setelah pekerjaan selesai
100 % dan pembongkarannya dengan persetujuan Direksi / Pengawas.
Pekerjaan yang belum tercantum pada spesifikasi ini secara terperinci dan
khusus akan dimuat dalam spesifikasi khusus/teknis yang merupakan bagian
kedua dari spesifikasi ini.
- 18 -
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
PEKERJAAN :
KELILING
B. SYARAT-SYARAT KHUSUS
PENDAHULUAN
1. Pedoman pelaksanaan Pembangunan ini adalah syarat-syarat teknis
penjelasan pekerjaan yang disampaikan pada waktu Rapat penjelasan
pekerjaan, gambar-gambar rencana dan perubahan yang telah disetujui
dan disahkan serta rincian kerja yang tercantum dalam RAB yang telah
disetujui dan disahkan.
2. Sebelum memulai pekerjaan bangunan baru terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari pihak yang terkait dan UPTD setempat.
3. Pemakaian bahan bahan untuk bangunan tersebut harus mendapat
persetujuan dari direksi / pengawas lapangan yang ditunjuk.
4. pengukuran harus ditentukan oleh direksi teknis beserta pengawas yang di
tunjuk.
5. Papan Nama Proyek.
a. Papan nama proyek dibuat dari plat seng atau sejenisnya yang
berkualitas baik.
b.
- 19 -
Spesifikasi Teknis
untuk
keperluan
yang
PEKERJAAN PELAKSANAAN
1. Lokasi tempat bangunan akan dikerjakan terlebih dahulu harus dilakukan
pekerjaan Pembersihan / Land Cliring menggunakan Alat Jika diperlukan, ,
dan dilakukan pembersihan dari segala bahan material bekas pembersihan
sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan, hasil pembersihan
dikumpulkan menjadi satu untuk dibuang ketempat yang ditentukan oleh
Direksi.
2. Bouwplank bangunan terbuat dari papan 2/20 cm, panjang 3 m yang pada
bagian atasnya diketam rata, dipasang pada patok kayu bulat 3 atau
balok 5/7 cm yang tertanam kuat ditanah dengan ketinggian atas papan
bouwplank merupakan ketinggian peil bangunan 0.60 dari permukaan
tanah yang ditentukan di lokasi, pemasangan bouwplank berjarak 1,00 m
dari as bangunan.
3. Sebelum bangunan dilaksanaan pekerjaannya, pemborongan
dahulu harus melaksanakan pengurusan Izin Bangunan pada
berkait.
1.
2.
3.
4.
5.
terlebih
instansi
PEKERJAAN PONDASI
Galian tanah pondasi terdiri dari galian tanah pondasi bangunan,
Bentuk galian, lebar, tinggi dan panjangnya harus dibuat sesuai dengan
petunjuk yang tercantum pada gambar pelaksanaan.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk tanah timbun harus
dibuang keluar bouwplank dan ditempatkan pada tempat penumpukan
yang ditentukan oleh pengawas.
Galian tanah pondasi harus dikerjakan sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang ditentukan dalam gambar rencana pondasi, kayu-kayu yang terdapat
di dalam galian pondasi harus dipotong dan dibuang keluar bouwplank.
Pemasangan Kayu Cerucuk Mahang Uk.dia 8-10 Cm Panjang 4 m. Sampai
/tanah keras.
6. Dasar galian Pondasi diberi lapisan Pasir Urug setebal 5 cm selebar dasar
galian, dan di atas lapisan pasir dicor lantai kerja setebal 5 dan 10 cm
dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr selebar galian.
- 20 -
Spesifikasi Teknis
- 21 -
Spesifikasi Teknis
- 22 -
Spesifikasi Teknis
- 23 -
Spesifikasi Teknis
PENUTUP
Demikianlah RKS ini dimuat secara keseluruhan, dan diharapkan kepada
rekanan yang akan mengikuti proses pelelangan dapat membaca serta
memahami, dan apabila terdapat ketidak jelasan dapat ditanyakan atau
dikonsultasikan pada Rapat Penyelesaian Pekerjaan dan hasilnya akan
dituangkan kedalam risalah pada rapat Aanwijzing atau Berita Acara
penjelasan Pekerjaan dan bersifat mengikat . Volume Pekerjaan yang
diberikan kepada peserta Lelang bersifat mengikat.
Bengkalis, 14 Agustus 2016
CV. TELUK AIR
dto
HERWANDI
Direktur
- 24 -