Anda di halaman 1dari 8

1. 1. BAB I PENDAHULUAN 1.

1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RDTR Dasar


hukum pelaksanaan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kecamatan Balikpapan Kota adalah: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 8. Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 9. Peraturan
Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5160); 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 953); dan 11. Peraturan Daerah Kota Balikpapan No. 4 Tahun 2000
tentang Izin Mendirikan Bangunan
2. 2. 12. Peraturan Daerah Kota Balikpapan No 28 Tahun 2000 tentang Izin
Pemanfaatan Air Bawah Tanah 13. Peraturan Daerah Kota Balikpapan No
27 Tahun 2001 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai,
Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai 14. Peraturan daerah Kota
Balikpapan No. 04 Tahun 2002 tentang Larangan dan Pengawasan Hutan
Mangrove 15. Peraturan Daerah Kota Balikpapan No. 10 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Sampah 16. Peraturan Daerah Kota Balikpapan No. 11
Tahun 2004 tentang Pengelolaan Hutan Lindung Sungai Wain 17. Peraturan
Daerah Kota Balikpapan N0. 5 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2005-2015 18. Peraturan Daerah Kota
Balikpapan No 6 tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 1.2 TINJAUAN
TERHADAP RTRW KOTA BALIKPAPAN Tinjauan terhadap RTR Kota
Balikpapan meliputi tinjauan terhadap struktur ruang dan pola ruang
Kecamatan Balikpapan Kota. 1.2.1Rencana Struktur Ruang Kota
Balikpapan Rencana struktur ruang Kecamatan Kota Balikpapan terdiri
dari rencana pengembanga sistem perkotaan, rencana jaringan
transportasi, dan rencana jaringan energy dan kelistrikan. 1.2.1.1 Rencana
Pengembangan Sistem Perkotaan Berdasarkan RTRWN 2008 2028,
rencana pengembangan sistem pusat kegiatan perkotaan di wilayah Kota
Balikpapan terdiri atas: 1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional,
nasional, atau beberapa provinsi. Kota Balikpapan merupakan Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) yang terdiri dari Kawasan Perkotaan Balikpapan
Tenggarong Samarinda Bontang. Kota Balikpapan memiliki fungsi
sebagai: a. Pusat pemerintahan kota b. Pusat perdagangan regional c.
Pusat Industri d. Pusat transportasi udara internasional e. Pusat
Pengolahan Migas Berdasarkan RTRWN 2008 2028 terkait rencana
pengembangan sistem andalan, Kota Balikpapan dan sekitarnya
merupakan kawasan andalan Kawasan Bontang Samarinda Tenggarong
Balikpapan Penajam dan sekitarnya (Bonsamtebajam) dengan sektor
unggulan industri, perkebunan, pertambangan, kehutanan, perikanan dan
pariwisata. Pusat Kegiatan Kota Balikpapan berdasarkan RTRW Kota
Balikpapan, Perda No 12 Tahun 2012 diarahkan sebagai berikut:
3. 3. 1. Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial
dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau
regional. Pengembangan Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah meliputi
Kawasan Pusat Kota Balikpapan di Kelurahan Klandasan Ilir dan Kelurahan
Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota. PPK ini berfungsi sebagai
kawasan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa skala kota. 2. Sub
Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial
dan/atau administrasi yang melayani sub wilayah kota. Pengembangan Sub
Pusat Pelayanan Kota meliputi : a. Kawasan Pusat Kota ke-2 Karang Joang
berpusat di Kelurahan Karangjoang, Kecamatan Balikpapan Utara,
melayani Kelurahan Muara Rapak, Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan
Gunung Samarinda, Kelurahan Graha Indah, Kelurahan Gn. Samarinda Baru
dan Kelurahan Karangjoang. Sub PPK ini berfungsi sebagai pusat
perdagangan jasa dan pusat pendidikan skala regional b. Kawasan Pusat
Kota ke-3 (Kota Perdesaan) di Kelurahan Tritip, Kecamatan Balikpapan
Timur, melayani Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan
Kelurahan Lamaru dengan fungsi sebagai perdagangan dan jasa agro skala
kota dan pusat pelayanan pendidikan skala kota. 3. Pusat Lingkungan (PL)
adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi lingkungan
kota Pusat pelayanan lingkungan adalah ibukota kecamatan atau
kelurahan yang potensial, yang berfungsi melayani kawasan kelurahan
bersangkutan dan beberapa kawasan kelurahan lainnya di sekitarnya.
Pusat pelayanan lingkungan di Kota Balikpapan ditetapkan di ibukota
ibukota kecamatan sebagai pusat pelayanan bagi kelurahan itu sendiri
atau beberapa kelurahan di sekitarnya. Jenis fasilitas yang akan
dikembangkan, diantaranya: a. Kantor Pemerintahan skala Kecamatan dan
atau skala kelurahan b. Balai Pertemuan/ Gedung Serba Guna c. Taman
bermain dan Lapangan olahraga d. Kantor pos pembantu/ Warpostel dan
Telepon umum e. Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan
lingkungan f. Pasar Tradisional, Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko,
Pujasera dan kegiatan komersial lainnya g. Fasilitas ibadah : Mesjid,
Musholla, Gereja, dll h. Fasilitas pendidikan, seperti TK, SD, SLTP dan SMA
i. Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun Tempat Praktek Dokter dan Apotik j.
Fasilitas rekreasi dan olahraga k. Fasilitas pendukung lainnya
4. 4. Pusat pelayanan lingkungan di Kota Balikpapan berada di ibukota
kecamatan atau kelurahan yang potensial meliputi: a. Kelurahan
Margasari, melayani Kelurahan Baru Ulu, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan
Margomulyo, Kelurahan Kariangau dan Kelurahan Baru Tengah di
Kecamatan Balikpapan Barat dengan fungsi sebagai pusat perdagangan
dan jasa skala kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan
dan pusat pendidikan skala kecamatan; b. Kelurahan Gunung Bahagia,
melayani Kelurahan Damai Baru, Kelurahan Damai Bahagia, Kelurahan
Sungai Nangka, Kelurahan Sepinggan Baru, Kelurahan Sepinggan Raya dan
Kelurahan Sepinggan di Kecamatan Balikpapan Selatan dengan fungsi
sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat pelayanan
kesehatan skala kecamatan; c. Kelurahan Gunung Sari Ilir, melayani
Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Karang Jati,
Kelurahan Sumber Rejo dan Kelurahan Mekar Sari di Kecamatan
Balikpapan Tengah dengan fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa
skala kecamatan; d. Kelurahan Manggar di Kecamatan Balikpapan Timur,
melayani Kelurahan Manggar Baru dengan fungsi sebagai pusat
perdagangan dan jasa skala kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan
skala kecamatan; e. Kelurahan Lamaru di Kecamatan Balikpapan Timur,
melayani Kelurahan Teritip dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan
jasa skala kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan
pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan; f. Kelurahan Batu Ampar di
Kecamatan Balikpapan Utara, melayani Kelurahan Muara Rapak,
Kelurahan Graha Indah, Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Gunung
Samarinda Baru dan Kelurahan Karang Joang dengan fungsi sebagai pusat
perdagangan jasa skala kecamatan dan pusat pendidikan skala kota; g.
Kelurahan Klandasan Ulu di Kecamatan Balikpapan Kota, melayani
Kelurahan Klandasan Ilir, Kelurahan Damai, Kelurahan Telaga Sari dan
Kelurahan Prapatan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa,
pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kota.
Dari uraian diatas terkait dengan pengembangan Kota Balikpapan, rencana
pengembangan sistem perkotaan yang diarahkan dalam RTRW Kota
Balikpapan adalah:
5. 5. Tabel 1.1 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Di Kota Balikpapan
Tahun 2015 - 2035 No Pusat Kegiatan Lokasi Fungsi (1) (2) (3) (4) 1. PKN
Kota Balikpapan a. Pusat pemerintahan kota b. Pusat perdagangan
regional c. Pusat Industri d. Pusat transportasi udara internasional e.
Pusat Pengolahan Migas 2. PPK Kelurahan Klandasan Ilir Kecamatan
Balikpapan Kota sebagai kawasan pusat pemerintahan, perdagangan dan
jasa skala kota Kelurahan Klandasan Ulu Kecamatan Balikpapan Kota 3.
Sub PPK Kelurahan Karangjoang Kecamatan Balikpapan Utara, melayani:
- Kelurahan Muara Rapak, - Kelurahan Batu Ampar dan - Kelurahan Gunung
Samarinda, - Kelurahan Graha Indah, - Kelurahan Gn. Samarinda Baru -
Kelurahan Karangjoang sebagai pusat perdagangan jasa dan pusat
pendidikan skala regional Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur,
melayani: - Kelurahan Manggar, - Kelurahan Manggar Baru, - Kelurahan
Lamaru sebagai perdagangan dan jasa agro skala kota dan pusat
pelayanan pendidikan skala kota. 4. PL 1) Kecamatan Balikpapan Barat
Kelurahan Margasari, melayani: a. Kelurahan Baru Ulu b. Kelurahan Baru
Ilir c. Kelurahan Margomulyo d. Kelurahan Kariangau e. Kelurahan Baru
Tengah sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan skala
kecamatan
6. 6. No Pusat Kegiatan Lokasi Fungsi (1) (2) (3) (4) 2) Kecamatan Balikpapan
Selatan Kelurahan Gunung Bahagia, melayani: a. Kelurahan Damai Baru,
b. Kelurahan Damai Bahagia, c. Kelurahan Sungai Nangka, d. Kelurahan
Sepinggan Baru, e. Kelurahan Sepinggan Raya f. Kelurahan Sepinggan
sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat pelayanan
kesehatan skala kecamatan 3) Kecamatan Balikpapan Tengah Kelurahan
Gunung Sari Ilir, melayani: a. Kelurahan Gunung Sari Ulu, b. Kelurahan
Karang Rejo, c. Kelurahan Karang Jati, d. Kelurahan Sumber Rejo, e.
Kelurahan Mekar Sari Sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala
kecamatan 4) Kecamatan Balikpapan Kelurahan Manggar, melayani:
Kelurahan Manggar Baru sebagai pusat perdagangan dan jasa skala
kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan 5)
Kecamatan Balikpapan Timur Kelurahan Lamaru, melayani: Kelurahan
Teritip sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan
skala kecamatan 6) Kecamatan Balikpapan Utara Kelurahan Batu Ampar,
melayani: a. Kelurahan Muara Rapak b. Kelurahan Graha Indah c.
Kelurahan Gunung Samarinda d. Kelurahan Gunung Samarinda Baru
sebagai pusat perdagangan jasa skala kecamatan dan pusat pendidikan
skala kota
7. 7. No Pusat Kegiatan Lokasi Fungsi (1) (2) (3) (4) e. Kelurahan Karang
Joang 7) Kecamatan Balikpapan Kota Kelurahan Klandasan Ulu,
melayani: a. Kelurahan Klandasan Ilir b. Kelurahan Damai c. Kelurahan
Telaga Sari d. Kelurahan Prapatan sebagai pusat perdagangan dan jasa,
pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kota
Sumber: Perda Kota Balikpapan No 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kota
Balikpapan, 2012
8. 8. 1.2.2Rencana Pola Ruang Kota Balikpapan Rencana pola ruang wilayah
Kota Balikpapan ini disusun untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2032.
Secara garis besar, rencana pola ruang Kota Balikpapan dibagi menjadi 2
(dua) klasifikasi, yaitu : 1. Zona Lindung, adalah wilyah yang ditetapkan
dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. 2. Zona Budidaya,
adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusa
dan sumber daya buatan. 1.2.2.1 Zona Lindung Zona lindung sebagai
bagian dari rencana pola ruang suatu kawasan berperan sebagai kawasan
yang mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang. Kegiatan
pengelolaan kawasan lindung diharapkan dapat mencegah kerusakan
fungsi lingkungan, memperbaiki kawasan lindung yang rusak serta
menambah kawasan lindung yang ada. Pengelolaan kawasan lindung
meliputi kegiatan perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang
untuk kawasan lindung. Adapun klasifikasi pola ruang untuk zona lindung
Kecamatan Balikpapan Utara sesuai dengan Permen PU Nomor
20/PRT/M/2011 meliputi: 1. Zona Hutan Lindung; 2. Zona yang memberikan
perlindungan terhadap zona di bawahnya yang meliputi zona bergambut
dan zona resapan air; 3. Zona perlindungan setempat yang meliputi
sempadan pantai, sempadan sungai, zona sekitar danau atau waduk dan
zona sekitar mata air; 4. Zona RTH kota yang antara lain meliputi taman
RT, taman RW, taman Kota dan pemakan; 5. Zona suaka alam dan cagar
budaya; 6. Zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan
tanah longsor, zona rawan gelombang pasang dan zona rawan banjir; 7.
Zona lindung lainnya. 1.2.2.2 Zona Budidaya Zona budidaya merupakan
peruntukan kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi sumber daya
alam yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia. Alokasi pemanfaatan ruang untuk
pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan memperhatikan
berbagai aspek guna mencapai tujuan pemanfaatan ruang yang optimal.
Maka dari itu, alokasi pemanfatan ruang perlu memperhatikan asas
kelestarian, kesesuaian dan kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan
agar pemanfaatan ruang tidak mengurangi nilai manfaat di masa yang
akan datang dengan memberikan perlindungan terhadap kualitas ruang.
Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan
potensi yang dikandungnya sedangkan asas
9. 9. kemanfaatan ditujukan agar nilai manfaat ruang dapat memberikan
dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang optimal. Sesuai
dengan Permen PU Nomor 20/PRT/M/2011 klasifikasi zona budidaya di
Kecamatan Balikpapan Kota meliputi: 1. Zona Perumahan; 2. Zona
perdagangan dan jasa; 3. Zona Perkantoran; 4. Zona sarana pelayanan
umum; 5. Zona industri; 6. Zona khusus; 7. Zona lainnya; 8. Zona campuran.
1.3 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI RTRW KOTA BALIKPAPAN
Strategi penataan ruang wilayah merupakan penjabaran kebijakan
penataan ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih
nyata yang menjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang wilayah kota. Strategi penataan ruang kota wilayah
Balikpapan lebih detail adalah sebagai berikut: 1. Strategi untuk
penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan kawasan, meliputi: a.
memperkuat peranan pusat pelayanan kawasan dan kota sebagai Pusat
Pemerintahan Kota Balikpapan, Pusat Kawasan Perdagangan Jasa, Pusat
Kawasan Perkantoran, Pusat Hunian, Pusat Transportasi Laut, dan Kota
Pengolahan Minyak; b. mengembangkan sub pusat pelayanan kota di
kawasan yang belum berkembang; c. mengembangkan pusat lingkungan
secara merata di kawasan pinggiran 2. Strategi untuk peningkatan
aksesibilitas antar kawasan, kota, regional dan nasional, meliputi: a.
mendukung pengembangan jaringan jalan Coastal Road; b. mendukung
pengembangan jaringan minyak; c. meningkatkan ruas-ruas jalan utama d.
mengembangkan jalan yang menghubungkan antar pusat-pusat pelayanan
di wilayah Balikpapan Kota dengan wilayah lain di kota; e.
mengembangkan jalan yang menghubungkan pusat lingkungan dengan
kawasan permukiman; f. menghubungkan jalan antar kawasan
permukiman; g. meningkatkan pelayanan terminal angkutan penumpang; h.
mengembangkan pelabuhan angkutan penumpang di Pelabuhan Semayang;
dan 3. Strategi untuk peningkatan pelayanan sistem prasarana yang
terpadu, merata dan ramah lingkungan (zero waste), meliputi: a.
mengembangkan sistem jaringan energi yang handal dan merata; b.
mengembangkan prasarana telekomunikasi modern secara merata;
10. 10. c. mengembangkan sistem jaringan sumber daya air yang memadai; d.
mengembangkan sistem pengelolaan air limbah kota yang ramah
lingkungan; dan e. mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu.
4. Strategi untuk meningkatkan ruang terbuka hijau yang proporsional di
seluruh wilayah, meliputi: a. Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30%
dari luas wilayah kecamatan b. mewajibkan alokasi minimal 30% luas
lahan swasta atau masyarakat sebagai kawasan hijau terutama di tepi
jalan utama Kecamatan yang menjadi jalan utama Kota. c.
mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan sempadan; dan d.
mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan rawan bencana 5.
Strategi untuk pengembangan kawasan budidaya yang produktif dan
berwawasan lingkungan, meliputi: a. Mengembangkan kawasan budidaya
dengan konsep terpadu, kompak dan vertikal. b. Mengembangkan kawasan
perumahan dengan konsep hunian, perkantoran, perdagangan jasa vertikal
dan terjangkau dengan pusat-pusat pelayanan; c. Mengembangkan
kawasan perdagangan dan jasa yang merata dan berhirarki; d.
mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan rawan bencana 6.
Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan
negara, meliputi: a. Peningkatan fasilitas untuk pertahanan keamanan
negara; b. Pengembangan pelabuhan Angkatan Laut di Kawasan Melawai,
Kelurahan Prapatan; c. Mendukung penetapan kawasan peruntukan
pertahanan dan keamanan bidang pertahanan laut; d. Mengembangkan
budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga
fungsi pertahanan dan keamanan; e. Mengembangkan kawasan lindung
dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan
pertahanan negara sebagai zona penyangga; f. Turut serta memelihara dan
menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan. 1.4 ISU DAN
PERMASALAHAN STRATEGIS KAWASAN Beberapa isu strategis terkait
dengan pengembangan Kota Balikpapan adalah sebagai berikut: 1. Kota
Balikpapan yang ditetapkan sebagai PKN bersama dengan kota lain
disekitarnya, dengan fungsi: a. Pusat pemerintahan kota b. Pusat
perdagangan regional c. Pusat Industri d. Pusat transportasi udara
internasional e. Pusat Pengolahan Migas
11. 11. 2. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul transportasi laut nasional, simpul transportasi udara
nasional, kawasan andalan kawasan pengembangan ekonomi terpadu
(KAPET) yang dilengkapi dengan pengembangan jaringan jalan bebas
hambatan Balikpapan Samarinda. 3. Balikpapan juga diarahkan menjadi
pusat produksi kilang minyak pertamina yang memberikan suplai bagi
cadangan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Kalimantan dan wilayah
lain di Indonesia 1.5 TUJUAN RDTR Tujuan penataan ruang Kota
Balikpapan adalah: Menjadikan Balikpapan sebagai kota jasa yang
dinamis, selaras dan hijau guna mendukung fungsinya sebagai Pusat
Pertumbuhan Nasional. Dengan tujuan penataan ruang seperti yang telah
disebutkan di atas diharapkan kegiatan pembangunan yang dilakukan di
Kota Balikpapan khususnya dalam hal penataan ruang senantiasa
memperhatikan keseimbangan lingkungan dan mengedepankan prinsip
sustainable (berkelanjutan). Karena pada hakikatnya kegiatan
pembangunan yang dilakukan terhadap suatu wilayah harus berpegangan
pada prinsip keseimbangan lingkungan dan sustainable. Berdasarkan
Tujuan Penataan Ruang Kota Balikpapan dan mempertimbangkan a.
keseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kabupaten/kota; b.
fungsi dan peran wilayah perencanaan; c. potensi investasi; d. kondisi
sosial dan lingkungan wilayah perencanaan; e. peran masyarakat untuk
turut serta dalam pembangunan; dan f. sasaran- sasaran yang merupakan
ukuran tercapainya tujuan tersebut maka Tujuan Penataan Ruang
Kecamatan Balikpapan Kota adalah: Menjadikan Kecamatan Balikpapan
Kota sebagai Pusat Kota yang Modern dan Hijau yang mendukung
perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Tujuan Penyusunan RDTR
Kecamatan Balikpapan Kota adalah: 1. Memberikan arahan lokasi bagi
pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan dalam rangka
mendukung tercapainya fungsi kawasan yang optimal. Dari tujuan tersebut
jelas menunjukan bahwa RDTR ini sebagai alat pengendali dalam
pembangunan fisik yang memerlukan ruang/tanah sebagai
pengembangannya. Untuk bisa menjadi pengendali maka RDTR harus
mempunyai kekuatan hukum dan legitimasi yang kuat tidak hanya pada
aparat penegak hukum tetapi juga masyarakat dalam arti luas.
Permohonan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan RDTR sudah
seharusnya ditolak, disamping juga rencana-rencana sektoral dari
pemerintah harus mengacu pada rencana ini. Penegakan hukum dengan
sanksi sangat diperlukan demi menjaga
12. 12. wibawa dari rencana itu sendiri. Pada akhirnya bila memang rencana
ini diimplementasikan dengan konsekuen maka tujuan untuk mencapai
fungsi kawasan yang optimal bukan suatu yang mustahil. 2. Meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah sebagai pengaruh
dari perkembangan kawasan. Ada korelasi langsung antara RTR ini dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu ketika kawasan itu
mempunyai kepastian hukum terhadap fungsi kawasan maka akan menjadi
menarik bagi investasi oleh masyarakat. Misalnya pengembangan kawasan
perumahan atau industri sangat menantikan adanya kemantapan dalam
alokasi ruangnya. Hal lainnya yang memiliki hubungan dengan peningkatan
ekonomi yaitu ketika suatu kawasan semakin tertata maka tingkat
kesehatan dan kualitas lingkungan akan membaik juga. Dengan kualitas
lingkungan yang baik maka kondisi sosial juga akan tertata yang pada
akhirnya aspek ekonomi masyarakat juga membaik. 3. Memudahkan dalam
pengawasan, pengendalian dan pengelolaan lingkungan dengan penataan
kawasan sesuai dengan zona kegiatan (peruntukan lahan) yang
dikembangkan. Sebagaimana diketahui bahwa yang terpenting dari suatu
rencana adalah bagaimana dalam pemanfaatannya dan bagaimana
pengendalian pemanfaatan tersebut. Sesungguhnya suatu perencanaan
ruang telah memperhitungkan keseimbangan lingkungan, oleh karenanya
bila suatu rencana dapat dikontrol pemanfaatannya dengan baik maka
dampak-dampak lingkungan yang tidak menguntungkan tentunya
terlimitasi.

Anda mungkin juga menyukai