Abstrak
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU di Provinsi Jawa Barat dilakukan dalam rangka
memproses rekomendasi gubernur, sebagai wujud pembagian peran provinsi dan kabupaten/kota di
wilayah KBU dalam perizinan. Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang di provinsi belum
efektif dan efisien dalam mengendalikan pembangunan di KBU, karena terdapat persoalan-persoalan
terkait kewenangan, pelaksanaan mekanisme rekomendasi gubernur dan koordinasinya. Penelitian
dilakukan untuk mengidentifikasi persoalan penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU di
Provinsi Jawa Barat, yang dicapai dengan sasaran berupa perumusan kerangka teoritik dan indikator
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien, identifikasi persoalan, dan
perumusan rekomendasi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU yang efektif dan
efisien. Indikator dihasilkan dari perumusan aspek pembagian urusan pemerintahan, penataan
ruang, dan pelayanan publik, yang meliputi indikator terkait kewenangan, pelaksanaan perizinan dan
koordinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan terkait kewenangan, pelaksanaan
perizinan dan koordinasi memang terjadi dan menjadi penyebab penyelenggaraan perizinan
pemanfaatan ruang KBU di Provinsi Jawa Barat belum efektif dan efisien. Persoalan-persoalan
tersebut terjadi karena sebagian besar indikator penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
yang efektif dan efisien tidak terpenuhi, karena tidak dilaksanakan/tidak digunakan/tidak dihasilkan.
Indikator yang sudah terpenuhi pun masih memiliki kekurangan dalam pelaksanaan/
penggunaannya, sehingga perlu perbaikan pada keseluruhan mekanisme perizinan pemanfaatan
ruang KBU di provinsi. Rekomendasi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU yang
efektif dan efisien mengusulkan mekanisme, yang terdiri dari Tahap Persiapan dan Tahap
Penetapan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu mengoptimalkan kewenangannya, mengevaluasi
peraturan pengendalian pemanfaatan ruang KBU, mengevaluasi mekanisme rekomendasi gubernur,
mengoptimalkan koordinasi, serta melengkapi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU
dengan perangkat pendukung dan kegiatan-kegiatan yang diamanatkan peraturan pengendalian
pemanfaatan ruang KBU.
Kata Kunci: perizinan pemanfaatan ruang, pengendalian pembangunan, KBU
Pendahuluan
Perizinan merupakan upaya Pemerintah dalam
mengatur
dan
mengendalikan
kegiatan
masyarakat yang memiliki peluang menimbulkan
gangguan bagi kepentingan umum (Zulkaidi dan
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara
Endang Damayanti
Gambar 1
Kawasan Bandung Utara
Pengendalian
pembangunan
Aspek Urusan
Pemerintahan
(kewenangan
pemerintah
provinsi dalam
perizinan
pemanfaatan
ruang)
Perizinan
Kelembagaan
Norma urusan
pemerintahan
Norma penataan
ruang
Norma pelayanan
publik
Aspek Pelayanan
Publik
(kewajiban negara
memenuhi
pelayanan publik
bidang
administrasi
perizinan)
Aspek Penataan
Ruang
(perizinan salah
satu perangkat
pengendalian
pemanfaatan ruang
yang diberikan
secara
terkoordinasi
untuk kepentingan
umum)
Pengendalian
pembangunan
Koordinasi dalam
lingkup
Kelembagaan
Perizinan
Norma pelayanan
publik
Pengendalian
pembangunan
Koordinasi dalam
lingkup
kelembagaan
Perizinan
Norma penataan
ruang
Pengukuran
Efektif dan
Efisien
Indikator Efektif
1. terkait kewenangan :
- Kewenangan pemerintah
provinsi dalam pemberian
perizinan
- Kewenangan OPD Provinsi
dalam pemberian perizinan
2. terkait Pelaksanaan
Perizinan:
- Acuan hukum perizinan dan
koordinasi
- Rekomendasi sebagai bentuk
ketetapan
- Lembaga pemerintah
- Peristiwa konkret
- Proses
- Waktu penyelesaian izin
- Sanksi
- Pengawasan
- Hak dan kewajiban
3. terkait Koordinasi :
- Perangkat koordinasi
- Tujuan dan manfaat
bersama
- Struktur
- Ketergantungan
- Mandat/ Kepemimpinan
- Sumberdaya
- Pembuatan keputusan
memenuhi tujuan
- Pelaporan dan tindaklajut
hasil koordinasi.
Indikator Efisien terkait perizinan
dan koordinasi :
- perangkat formal pendukunng
seperti prosedur/ mekanisme/
jadwal/ rencana kerja
- Penentuan peran, aktor dan
standarisasi tugas
- Perangkat informal dan
Studi Kasus :
Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang KBU
Penyelenggaraan
Perizinan Pemanfaatan
Ruang KBU
keterikatan
Gambar 2
Kerangka Teoritik Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang yang Efektif dan Efisien
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 251
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara
Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah eksplorasi (exploratory),
untuk
mengetahui
banyak
hal
terkait
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang,
dan
memuaskan
keingintahuan
untuk
pemahaman yang lebih baik (Babbie, 2007).
Metode penelitian adalah metoda kualitatif yang
menggunakan data empiris, melalui pendekatan
studi kasus.
Metode pengumpulan data menggunakan data
deskriptif tertulis atau lisan dan pengamatan
perilaku, yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, intisari dokumen, dan rekaman.
Metode analisis data menggunakan kualitatif
deskriptif.
Teknik
analisis
data
primer
menggunakan teknik analisis data model Miles
dan Huberman, yaitu metode interaktif yang
memudahkan proses analisis data verbal yang
banyak (harus ditranskripkan). Teknik analisis
data sekunder adalah analisis isi (content
analysis), yang menganalisis dokumendokumen
yang berisi teori, konsep, peraturan perundangundangan,
terutama
digunakan
untuk
menentukan
indikator
penyelenggaraan
perizinan pemanfaatan ruang yang efektif dan
efisien.
Identifikasi persoalan dan penilaian pemenuhan
indikator
penyelenggaraan
perizinan
pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien
dalam penyelenggaraan perizinan pemanfaatan
ruang KBU, dilakukan secara deskriptif,
menggunakan penilaian yang bersumber dari
sistem bilangan basis dua (dua simbol) atau
sistem bilangan biner, yang menentukan
penilaian indikator dengan penilaian sudah
terpenuhi atau belum terpenuhi (ya atau tidak).
Perumusan
rekomendasi
penyelenggaraan
perizinan pemanfaatan ruang KBU yang efektif
dan efisien, dilakukan secara deskriptif,
menggunakan input dari identifikasi persoalan,
penilaian pemenuhan indikator, dan usulan
tindak lanjut.
Kasus
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
KBU di Provinsi Jawa Barat untuk memproses
252 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2
Endang Damayanti
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara
Endang Damayanti
digunakan
untuk
kegiatan
selanjutnya.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud meliputi :
1. Penetapan tujuan dan manfaat bersama
berbasis saling ketergantungan antardaerah,
antarsektor, antartingkat pemerintahan
2. Penentuan peran dan partisipasi stakeholder
(aktor) koordinasi perizinan pemanfaatan
ruang KBU di provinsi (kabupaten/kota
dilibatkan)
3. Penetapan standarisasi tugas seluruh aktor
dalam koordinasi perizinan
pemanfaatan
ruang KBU
4. Penetapan bentuk dan struktur lembaga
koordinasi, serta optimalisasi kewenangan
provinsi/ OPD di bidang perizinan dalam
aspek pengaturan, penetapan, pelayanan,
dan pengawasan
5. Penetapan Tim Koordinasi Bersama, atau
Tim Rekomendasi Gubernur (Provinsi dan
Kabupaten/Kota)
Selanjutnya dilakukan evaluasi acuan perizinan
pemanfaatan ruang KBU, termasuk acuan
hukum perizinan yang diperlukan, melibatkan
Tim Rekomendasi Gubernur yang sudah
ditetapkan dan menjadi tanggung jawab OPD
Provinsi dalam bidang pelayanan perizinan
terpadu (BPPT Provinsi Jawa Barat). Kegiatan
yang dilakukan meliputi :
1. Evaluasi ketersediaan acuan koordinasi dan
acuan hukum perizinan (perangkat formal
koordinasi)
2. Penyusunan
dan
penetapan
acuan
penyelenggaraan
perizinan
(perangkat
formal) yang belum lengkap oleh aktor yang
berwenang sesuai penentuan peran, aktor
dan standarisasi tugas
Pelaksanaan tahap persiapan ini, perlu didukung
pula dengan perangkat koordinasi yang bersifat
informal dan keterikatan, agar dapat lebih
efisien.
Tahap kedua yaitu Tahap Penetapan. Pada
tahap ini dukungan mandat dari Gubernur dan
Bupati/Walikota, dan dukungan sumberdaya
(SDM, pendanaan, sarana) sangat penting untuk
mendorong
penyelenggaraan
perizinan
pemanfaatan ruang KBU yang efektif dan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 255
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara
Dukungan
Gubernur dan
Bupati/Walikota
(P)
Sumberdaya
(SDM,
pendanaan,
sarana
prasarana) (P)
Perangkat
informal
(P)
Penetapan
tujuan dan
manfaat
bersama
provinsi dan
kabupaten/kota
berbasis saling
ketergantungan
antardaerah,
antarsektor,
antartingkat
pemerintahan
Penentuan
peran dan
partisipasi
stakeholder
(aktor)
koordinasi
perizinan
pemanfaatan
ruang KBU di
provinsi
(kabupaten/
kota dilibatkan)
Penetapan
standarisasi
tugas seluruh
aktor dalam
koordinasi
perizinan
pemanfaatan
ruang KBU
Perangkat
keterikatan
Sumberdaya
(SDM,
pendanaan,
sarana
prasarana) (P)
Penetapan bentuk
dan struktur lembaga
koordinasi, serta
optimalisasi
kewenangan
provinsi/ OPD di
bidang perizinan
dalam aspek
pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan,
pelayanan, dan
pengawasan
Berita
Acara
Perumusan
pertimbangan
teknis dan
tinjauan
lapangan
Perumusan
ketetapan
(ketentuan
dan
persyaratan),
berdasarkan
peristiwa
konkret
10
(P)
Perangkat
informal
Perangkat
keterikatan
Penentuan
Disinsentif
kepada
pemberi izin,
dan arahan
penerapan
sanksi
11
Waktu penyelesaian
Rekomendasi
Gubernur (P)
Penetapan
hak dan
kewajiban
pemohon dan
pemberi izin
untuk
memenuhi
ketetapan
Rekomendasi
Gubernur
12
Evaluasi
ketersediaan
acuan hukum
perizinan
berupa
perangkat
formal
Penyusunan dan
penetapan acuan
perizinan berupa
perangkat formal
yang belum lengkap
oleh aktor yang
berwenang sesuai
penentuan peran,
aktor dan
standarisasi tugas
Kajian Teknis
Mandat
Dukungan
Gubernur dan
Bupati/Walikota
(P)
Mandat
Tahap
Persiapan
Pembuatan Keputusan
Persetujuan
Rumah
tinggal
tunggal
Non
rumah
tinggal
tunggal
13
Pengawasan pelaksanaan
proses Rekomendasi
Gubernur (P)
Penolakan
Tim Pembuat Keputusan (BKPRD) + Tim
Rekomendasi Gubernur
Persetujuan
Pembuatan keputusan
non rumah tinggal
berskala luas dan
Penolakan
dampak besar
14
Pelaporan
dan tindak
lanjut hasil
koordinasi
15
Gambar 3
Mekanisme Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang KBU yang Efektif dan Efisien
Tahap
Penetapan
Endang Damayanti
Walaupun
penyelenggaraan
rekomendasi
gubernur sudah dilaksanakan sesuai dengan
kriteria pembagian kewenangan pemerintah
daerah, yaitu kriteria eksternalitas, kriteria
akuntabilitas
dan
kriteria
efisiensi
dan
pembagian
urusan
pemerintah
provinsi
dalampenataan ruang dan pelayanan publik.
Belum efektif dan efisien teridentifikasi dari
persoalan-persoalan
yang
terjadi,
yang
disebabkan belum terpenuhinya sebagian besar
indikator penyelenggaraan perizinan yang efektif
dan efisien melalui analisis penilaian indikator
dalam penyelenggaraan perizinan pemanfaatan
ruang KBU di Provinsi Jawa Barat. Indikator
terkait
kewenangan
tidak
seluruhnya
dilaksanakan, indikator terkait perizinan tidak
seluruhnya digunakan/dihasilkan, dan indikator
terkait koordinasi tidak seluruhnya dilaksanakan/
digunakan/dihasilkan.
Ketidakefektifan
terjadi
karena
perizinan
pemanfaatan ruang KBU di provinsi belum
melibatkan kabupaten/kota dalam keseluruhan
proses di provinsi, kewenangan belum
dilaksanakan
seluruhnya
dan
terjadi
ketidakberwenangan suatu lembaga walaupun
telah didelegasikan, belum menetapkan tujuan
bersama dan belum mengatur standarisasi
tugas, serta dukungan sumberdaya yang harus
disiapkan,
kepemimpinan
yang
belum
mendukung dan mengelola tekanan dengan
baik. Kondisi tersebut berujung pada belum
dapat terwujudnya pengendalian pembangunan
di KBU, sebagaimana kondisi yang ingin dicapai
tujuan pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
Ketidakefisienan
terjadi
karena
perizinan
pemanfaatan ruang KBU di provinsi belum
menyusun cara pengelolaan penyelenggaraan
perizinan pemanfaatan ruang KBU di provinsi
untuk mencapai tujuan dengan prosedur yang
khusus, belum menggunakan input sumberdaya
yang mendukung produktivitas tinggi, dan
belum memuaskan dalam mencapai tujuan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
KBU.
Kewenangan Provinsi Jawa Barat yang besar,
belum diimbangi jumlah pengorbanan yang
setara sebagai upaya mencapai tujuan
pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara
Rekomendasi
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
KBU yang efektif dan efisien membutuhkan
tindakan konkret dari Pemerintah Provinsi Jawa
Barat,
melalui
optimalisasi
kewenangan,
melengkapi
penyelenggaraan
perizinan
pemanfaatan ruang dengan berbagai ketentuan
dan perangkat pendukung agar dapat lebih
efektif
dan
efisien,
terutama
dalam
menghasilkan keputusan rekomendasi gubernur
sebagai bentuk operasional dari tujuan
pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
tindakan
koreksi
Gubernur
kepada
Bupati/Walikota, dan memerlukan dukungan
unsur kabupaten/kota dan masyarakat.
Kewenangan OPD pengawasan di provinsi
yang terbatas, dibantu peran petugas dalam
bidang
pengawasan
lainnya,
mempertimbangkan pemberian izin yang
diberikan secara berkala, sehingga dalam
jangka waktu tersebut izin dapat dievaluasi.
5. Tugas OPD Provinsi dikembalikan sesuai
kewenangan
masing-masing,
sehingga
amanat peraturan KBU perlu dievaluasi.
Endang Damayanti
Belinda.
(1991).
Wilayah
I,
Kementerian
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara