Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Yustisiabel Fakultas Hukum

Volume 3. Nomor 1 April 2019 Universitas Muhammadiyah Luwuk

ANALISIS NORMATIF TERHADAP PENGAJUAN GUGATAN


PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTION) DI PENGADILAN
MENURUT HUKUM ACARA PERDATA

ENDANG MUSTIKOWATI
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk
Endangmustikowati@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji obyek penelitian dari aspek pengaturan
hukum perundang-undangan mengenai kedudukan Gugatan Perwakilan
Kelompok (Class Action) dalam hukum acara perdata. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian terhadap bahan
hukum yang berpegang pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kesimpulannya bahwa Syarat Formil yang merupakan condition sine qua
non mengajukan Class Action yang digariskan PERMA Nomor. 1 Tahun 2002
adalah ada kelompok (class) yaitu anggota kelompok terdiri dari sekian banyak
perorangan (individu) yang memiliki kesamaan fakta .dan dasar hukum tata cara
pengajuan gugatan secara class action. Tata cara pengajuan gugatan secara class
action sejauh ini tidak diatur dalam undang-undang tetapi diatur dalam Peraturan
Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Pengajuan
Hak Gugat Perwakilan Masyarakat (Class Action). Adapun Prosedur penyelesaian
Gugatan Class Action adalah: a.Permohonan pengajuan gugatan secara Class
Action b.Proses sertifikasi atau pemberian izin c.Pemberitahuan d.Pemeriksaan
dan pembuktian dalam Class Action e. Pelaksanaan putusan.

Kata Kunci : Gugatan, Kelompok dan Pengadilan

Abstract
This research aims to study the object of research from the aspect of legal
statutory arrangements regarding the position of the Lawsuit (Class Action) in the
law of civil liability. The research method used was the normative legal research
i.e. research on legal materials which adhere to the provisions of the applicable
legislation. The conclusion that the terms of Formyl which is a condition sine qua
non filed Class Action outlined PERMA number. 1 year 2002 is there a group
(class) that is a member of the group consists of many individual (individuals)
who have in common the fact and the legal basis of the filing procedures in class
action lawsuit. The filing of the lawsuit class action in so far as this is not
regulated in law but regulated in the rules of the Supreme Court (PERMA)
Number 1 of the year 2002 Concerning the procedures for the community
62
Representative Plaintiff Filings (Class Action). As for the procedure for the
settlement of a Class Action lawsuit is: a. petition for filing the lawsuit Class
Action basis b. certification process or the granting of the permit Notification c. d.
examination and proof in Class Action e. implementation of the verdict.

Key words: The lawsuit, and the Court

Latar Belakang Tetapi, apa pengertian, makna dan


Konsep gugatan perwakilan tujuan serta bagaimana mekanisme
masyarakat (Class Action) pada gugatan CA tersebut belum banyak
mulanya hanya dikenal di negara- dipahami dan dimengerti dengan benar
negara yang menganut sistem hukum oleh kalangan hukum (para praktisi
Anglo-Saxon atau Common Law hukum, akademisi hukum, termasuk
system, seperti Inggris dan Amerika para mahasiswa hukum) apalagi oleh
Serikat. Untuk pertama kali gugatan masyarakat luas di Indonesia.
Class Action diatur dalam Supreme Setiap warga negara memiliki
Court Judicature Act pada tahun 1873 hak yang sama di hadapan hukum dan
di Inggris. Kemudian, konsep tersebut ia pun berhak untuk membela haknya
diadopsi oleh Amerika Serikat dan apabila ia merasa dirugikan oleh pihak
dituangkan dalam United State Federal lain. Hal ini menjadi dasar pemikiran
Rule of Civil Procedure pada tahun diadakannya aturan gugatan perdata.
1938. Pada tahun 1966 dinyatakan Secara umum model gugatan perdata
secara eksplisit dalam Pasal 23 dari US ada dua macam yaitu gugatan yang
Federal Rule of Civil Procedure dilakukan di luar pengadilan dikenal
tersebut, khususnya yang mengatur dengan sebutan nonlitigasi, sedangkan
tentang prosedur gugatan Class Action. gugatan yang dilakukan melalui
Istilah gugatan Class Action, peradilan disebut litigasi. Oleh karena
selanjutnya disebut gugatan CA, mulai itu, gugatan perdata bisa menjadi dasar
dikenal dalam hukum acara perdata di diselenggarakannya pengadilan
Indonesia sejak diundangkannya UU perdata. Gugatan perdata atas
No. 23 Tahun 1997 tentang pelanggaran hubungan perdata dapat
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dilakukan dengan dua cara. Pertama,
kemudian dalam UU No. 41 Tahun oleh orang yang bersangkutan atau ahli
1999 tentang Kehutanan, dan lebih warisnya. Kedua, sekelompok orang
lanjut dalam UU No. 8 Tahun 1999 yang mempunyai kepentingan yang
tentang Perlindungan Konsumen. sama (class action). Gugatan secara
63
class action atau gugatan kelompok PERMA No. 1 Tahun 2002 mengatur
telah lama dikenal dan berlaku di tentang kewajiban pemberitahuan bagi
negara-negara yang menganut sistim wakil kelompok dan membuka
hukum Common Law, seperti Inggris kesempatan keluar dari gugatan class
dan negara bekas jajahannya. action bagi anggota kelompok (opt
Class Action dalam Hukum out).
Positif di Indonesia baru diberikan Di Indonesia, gugatan ini pertama
pengakuan setelah diundangkannya kali diperkenalkan melalui Undang-
Undang-Undang Lingkungan Hidup Undang Nomor 23 Tahun 1997
kemudian diatur pula dalam Undang- Tentang Pengelolaan Lingkungan
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Hidup. Demi kepastian, ketertiban, dan
Perlindungan Konsumen dan Undang- kelancaran dalam memeriksa,
Undang Kehutanan. Namun pengaturan mengadili dan memutuskan gugatan
Class Action hanya terbatas dan diatur perwakilan kelompok, maka
dalam beberapa pasal saja. Selain itu Mahkamah Agung telah mengeluarkan
ketiga undang-undang tersebut tidak PERMA Nomor 1 Tahun 2002 Tentang
mengatur secara rinci mengenai Acara Gugatan Perwakilan Kelompok.
prosedur dan acara dalam gugatan Gugatan Perwakilan Kelompok
perwakilan kelompok (Class Action). sebagai bentuk gugatan yang mewakili
Sebelum tahun 2002, gugatan secara kepentingan kelompok orang yang
class action umumnya dilakukan tanpa jumlahnya banyak, yang memiliki
adanya mekanisme pemberitahuan bagi kesamaan fakta atau dasar hukum
anggota kelompok dan pernyataan antara wakil kelompok dan anggota
keluar dari anggota kelompok. Gugatan kelompok dimaksud. Kesamaan fakta
secara class action dilaksanakan atau dasar hukum sebagai syarat
melalui prosedur yang sama dengan diajukannya gugatan perwakilan
gugatan perdata biasa. kelompok, untuk mempermudah
Ketentuan yang secara khusus masyarakat banyak mencari keadilan.
mengenai acara dan prosedur Class Kelompok masyarakat yang
Action baru diatur pada tahun 2002 mengajukan gugatan melalui gugatan
dengan dikeluarkannya PERMA perwakilan kelompok akan dapat
Nomor I Tahun 2002 Tentang Acara memperoleh keadilan yang sama, tidak
Gugatan Perwakilan Kelompok. Dalam membedakan satu dengan yang lainnya

64
dalam kelompok tersebut. Berbeda Kelompok (Class Action) dalam hukum
apabila dilakukan secara perorangan acara perdata.
atau masing-masing mengajukan Hasil dan Pembahasan
gugatannya, yang kemudian A.Syarat-Syarat Formil Pengajuan
dikhawatirkan putusannya akan Gugatan Perwakilan Kelompok
berbeda-beda antara satu dengan yang (Class Action) Dalam Hukum
lain. Acara Perdata
Di samping itu melalui gugatan Syarat Formil yang merupakan
perwakilan kelompok akan dapat condition sine qua non mengajukan
menegakkan asas penyelenggaraan Class Action yang digariskan PERMA
peradilan sederhana, cepat, biaya Nomor. 1 Tahun 2002 adalah sebagai
ringan dan transparan sebagai upaya berikut :
memberikan keadilan pada masyarakat 1. Ada Kelompok (Class)
yang kurang mampu. Yang membentuk atau membangun
Berdasarkan uraian permasalahan terwujudnya suatu kelompok atau
di atas, maka penulis sangat tertarik kelas menurut hukum, terdiri dari
untuk melakukan kajian ilmiah melalui sekian banyak perorangan
dengan judul : “Analisis Normatif (individu). Perorangan yang banyak
Terhadap Pengajuan Gugatan itulah yang menampilkan kelompok
Perwakilan Kelompok (Class Action) atau kelas yang dapat diketahui atau
Di Pengadilan Menurut Hukum Acara dipastikan yang disebut
Perdata”. ascertainable class. Keberadaan
Metode Penelitian kelompok terdiri dari dua
Tipe penelitian yang digunakan komponen. Hal itu dapat
adalah penelitian hukum normatif yaitu disimpulkan dari ketentuan Pasal 2
penelitian terhadap bahan hukum yang huruf a dan c PERMA.
berpegang pada ketentuan peraturan Perwakilan Kelompok (Class
perundang-undangan yang berlaku. Representative) adalah merupakan
Sifat penelitian hukum normatif Gugatan Perwakilan Kelompok
dipergunakan sebagai media mengkaji (gugatan Class Action) adalah suatu
obyek penelitian dari aspek pengaturan tata cara pengajuan gugatan, dalam
hukum perundang-undangan mengenai mana satu orang atau lebih yang
kedudukan Gugatan Perwakilan mewakili kelompok mengajukan

65
gugatan untuk diri atau diri-diri - dapat jugas terdiri dari beberapa
mereka sendiri dan sekaligus orang
mewakili kelompok orang yang Jumlah yang dianggap ideal,
jumlahnya banyak, yang memiliki tidak terlampau banyak agar
kesamaan fakta atau dasar hukum tidak menimbulkan konflik
antara wakil kelompok dan anggota interest diantara mereka. Atau
kelompok dimaksud. kalau terlampau banyak, sulit
Sementara itu yang dimaksud dicapai kata sepakat dalam
dengan Wakil kelompok adalah satu mengambil keputusan tentang
orang atau lebih yang menderita suatu masalah. Sebaliknya, kalau
kerugian yang mengajukan gugatan seorang saja, dianggap tidak
dan sekaligus mewakili kelompok memadai jika dihubungkan
orang yang lebih banyak jumlahnya. dengan masalah biaya
Gambaran dan keberadaan serta pelaksanaan pemberitahuan
kapasitas wakil kelompok menurut kepada anggota kelompok
hukum, memiliki karakter maupun pengelolaan
sebagaimana diuraikan dibawah ini. pengadministrasian anggota
1) Orang yang tampil bertindak kelompok.
mengambil inisiatif 3) Kedudukan dan kapasitas wakil
mengatasnamakan diri sebagai kelompok
wakil kelompok Kedudukan dan kapasitasnya
Tindakan hukum yang menurut hukum adalah sebagai
dilakukannya : kuasa menurut hukum (Legal
- Mengajukan gugatan Mandatory) atau wettelijke
- Gugatan diajukan, untuk dan vertegenwoordig, yaitu peraturan
atas nama sendiri dan perundang-undangan sendiri
sekaligus mewakili (Dalam hal ini PERMA) yang
kepentingan anggota member hak dan kewenangan
kelompok lainnya yang bagi wakil kelompok sebagai
jumlahnya banyak. kuasa kelompok demi hukum.
2) Jumlah wakil kelompok Dengan demikian, tanpa
- boleh terdiri satu orang saja memerlukan surat kuasa khusus
dari anggota kelompok, dan tanpa

66
memerlukan persetujuan dari kejujuran dan kesungguhan
anggota kelompok (Pasal 4), tersebut, karena sifatnya
demi hukum bertindak mewakili abstrak dan subjektif.
kelompok. Ketentuan ini, sama 6) Wakil Kelompok dapat menunjuk
dengan di Amerika, yang kuasa atau pengacara (Pasal 2
menggariskan, the individual who huruf d)
wants to initiate a class action, - Kuasa dapat diganti, baik atas
need not get the permission of kehendak wakil kelompok
potential class members before atau anjuran hakim,
moving for certification. - Penggantian dapat dilakukan,
4) Bagi anggota kelompok yang apabila kuasa melakukan
tidak setuju, diberi hak Opting tindakan yang bertentangan
Out (Opt Out) dengan kewajiban membela
Hak Opting Out : kepentingan anggota
- Menyatakan diri dengan tegas kelompok
keluar sebagai anggota 2. Anggota Kelompok (Class
kelompok, dan hal itu Members)
dilakukan
1) dalam batas waktu Jumlah anggota Pasal 2 huruf
tertentu (pasal 8 ayat (1)) a PERMA berbunyi :
- Dengan adanya tindakan opt Jumlah anggota kelompok
out, kepadanya tidak mengikat sedemikian banyak sehingga
putusan yang dijatuhkan tidak efektif dan efisien
pengadilan (pasal 8 ayat (2)) apabila gugatan dilakukan
5) Syarat wakil kelompok (Pasal 2 secara sendiri-sendiri atau
Huruf C) secara bersama-sama dalam
- Memiliki kejujuran gugatan.
- Memiliki kesungguhan Memerhatikan ketentuan
melindungi kepentingan diatas, agar Gugatan
anggota kelompok. Perwakilan Kelompok (CA)
Hanya itu saja syarat yang memenuhi syarat ditinjau dari
harus dipenuhi wakil unsur anggota kelompok :
kelompok. Hanya saja sangat - sedemikian rupa banyaknya
sulit menilai dan menguji konstituennya, sehingga tidak

67
efektif dan efisien penafsiran. Ditinjau dari ilmu
penyelesaian perkara melalui yurisprudensi, perumusan
proses kumulasi objektif dan anggota kelompok sedemikian
subjektif atau melalui proses banyak, merupakan
intervensi dalam bentuk perumusan yang bercorak luas
voeging berdasarkan Pasal 279 (broad term).
Reglement of de Bagaimana kalau
Rechtsvordering (Reglemen konstituennya hanya sedikit,
Acara Perdata); tetapi diajukan melalui proses
- Oleh karena itu, kalau Gugatan Perwakilan Kelompok.
anggotanya hanya terdiri dari Misalnya, anggota hanya 5 atau
5 atau 10 orang, dianggap 10 orang. Mungkin lebih efektif
tidak memenuhi syarat dan efisien diproses melalui
beperkara melalui system CA, gugatan biasa dalam bentuk
karena masih lebih efektif dan kumulasi atau intervensi dalam
efisien melalui gugatan bentuk voeging berdasarkan Pasal
kumulasi. 279 Reglement of de
a) PERMA tidak menentukan Rechtsvordering (Reglemen
batas minimal Acara Perdata). Proses
Timbul pertanyaan, berapa pemeriksaannya jauh lebih
orang anggota kelompok yang sederhana dibanding melalui
dianggap efektif dan efisien Gugatan Perwakilan Kelompok.
agar memenuhi syarat Oleh karena itu, kalau
Gugatan Perwakilan anggotanya hanya 5 atau 10
Kelompok yang digariskan orang, permohonan Gugatan
Pasal 2 huruf a PERMA Perwakilan Kelompok lebih tepat
tersebut ? Bagaimana jika dinyatakan :
jumlah anggotanya hanya - tidak memenuhi syarat, dan
sedikit (handful of members)? dinyatakan tidak dapat
Ternyata PERMA tidak diterima
mengatur batas minimal. - harus diajukan melalui
Kekosongan ini dapat gugatan perdata biasa
menimbulkan perbedaan

68
Barangkali sebagai bahan yang tergolong anggota
perbandingan, dapat kelompok.
dikemukakan kasus b) Tidak ada batas maksimal
Inrebraybrook. Dalam kasus ini Terlepas dari penentuan batas
pengadilan menyatakan, antara minimal tersebut, ada yang
lain sejumlah kecil yang terdiri berpendapat, tidak perlu
dari 5 orang, tidak dianggap ditetapkan secara pasti batas
memenuhi syarat numerous (M. jumlah anggota kelompok yang
Yahya Harahap, 2010 : 147) dianggap memenuhi syarat
Memperhatikan putusan- numerousity. Praktik yang
putusan itu dihubungkan dengan berkembang jarang
ketentuan Pasal 2 huruf a mempersoalkan jumlah batas
PERMA yang tidak mengatur minimal dan maksimal secara
batas minimal anggota kelompok: pasti (fixed). Dalam kasus Naken
- beralasan untuk menolak vs General Motors of Canada
beperkara melalui GPK, jika Ltd, anggota kelompoknya
ternyata anggota kelompoknya sebanyak 4.600 orang. Bahkan
hanya terdiri dari beberapa dalam kasus Gobbald vs Time
orang, Canada Ltd, CA yang diajukan
- namun demikian, meliputi kepentingan sebanyak
penerapannya bersifat 180.000 orang (M Yahya
kasuistik, dengan cara Harahap, 2010 : 147)..
mempertimbangkan dengan Demikian halnya kalau tidak
seksama factor efektivitas dan dibatasi jumlah maksimal,
efisiensi penyelesaian perkara sehingga sedemikian rupa
yang bersangkutan. besarnya jumlah anggota
Di Amerika Serikat, federal kelompok yang terkait dalam
Trade Commission Improvement, GPK. Dalam hal ini tidak
menentukan batas minimum mengakibatkan proses
anggota kelompok yang dianggap penyelesaian menjadi tidak
memenuhi syarat mengajukan sederhana lagi, pada dasarnya
proses beperkara secara CA, tidak menimbulkan masalah,
minimal sebanyak 100 orang karena solusi tentang itu

69
ditampung Pasal 3 huruf e Dengan deskripsi kelompok
PERMA. Menurut pasal ini, cukup atau boleh dirumuskan secara
apabila anggota kelompok sangat umum misalnya boleh dirumuskan
banyak : bahwa pihak penggugat terdiri dari
- dapat dibagi dalam kelompok tertentu umpamanya
subkelompok, dirumuskan penggugat terdiri dari
- Apalagi jika tuntutan dan sifat karyawan yang menerima
kerugian yang dialami anggota kesejahteraan dan korporasi tertentu.
kelompok berbeda dapat Atau perumusannya dapat
dipisahkan atau di-split dalam dideskripsi dengan kalimat semua
beberapa sub kelompok orang miskin (all poor people) yang
2) Deskripsi Kelompok ada di DKI tanpa mengemukakan
Dalam gugatan harus jelas faktor objektif siapa yang dimaksud
didefinisikan deskripsi orang miskin dihubungkan
kelompok yang terlihat dalam kaitannya dengan keanggotaan
GPK yang diajukan. Hal ini kelompok.
diatur secara tegas dalam Deskripsi semua orang miskin
Pasal 3 huruf b PERMA yang di DKI dianggap terlampau umum.
mengatakan, gugatan memuat Perumusannya dianggap masih
definisi kelompok secara rinci kabur (vague description), masih
dan spesifik, walaupun tanpa perlu dikonkretisasi. Sedangkan
menyebutkan nama anggota deskripsi karyawan pada contoh
kelompok satu persatu. diatas, pada dasarnya dianggap telah
Tujuannya agar diketahui memenuhi syarat, karena
dengan jelas apakah kelompok berdasarkan deskripsi itu, dapat
yang disebut dalam gugatan diketahui dan dipastikan
memenuhi syarat commonality (ascertainable) dengan jelas siapa
dan numerousity. Dalam saja yang dimaksud anggota
praktik dan pengkajian, kelompok. Akan tetapi, pada
muncul beberapa pendapat deskripsi semua orang miskin di
mengenai deskripsi kelompok DKI, dianggap sangat umum dan
dalam gugatan. kabur, masih diperlukan perumusan
yang lebih konkret, misalnya dengan

70
cara menyebutkan jumlah didasarkan pada karakteristik
pendapatan tertentu. pengisap rokok kretek Gudang
a) Deskripsi tidak perlu terlampau Garam sejak 1950-2002, dapat
spesifik dianggap bersifat spesifik
Seperti dikatakan, deskripsi sepanjang kata-kata pengisap
kelompok tidak dibenarkan rokok Gudang Garam. Tetapi
terlampau umum, sehingga rumusan ini bias menjadi
dituntut deskripsi yang bercorak terlampau umum dan kabur
spesifik, yang mudah diketahui dengan adanya kalimat dari sejak
dan dipastikan. Namun demikian, 1950-2002. Namun bagi sebagian
hukum tidak menuntut deskripsi orang, penegasan jangka waktu
kelompok yang terlampau 1950-2002, malah dianggap
spesifik. Yang dituntut berada memperjelas dan memastikan
diantaranya keduanya, tidak kelompok yang dimaksud dalam
terlampau umum dan tidak perlu gugatan.
terlampau spesifik. Misalnya, B Prosedur Gugatan Perwakilan
perumusan kelompok secara Kelompok (Class Action).
karakteristik berdasarkan factor Proses adopsi prosedur class action
bahasa. Umpamanya kelompok tersebut ternyata banyak menimbulkan
orang yang berbahasa Batak atau masalah dalam prakteknya, karena
Sunda. Sepintas lalu dapat peraturan yang telah mengadopsi
dianggap sangat spesifik, tapi ketentuan class action tersebut
juga dapat dikatakan terlampau menentukan bahwa hukum acara yang
umum. Untuk menilai deskripsi dipergunakan adalah hukum acara yang
tersebut umum atau spesifik, berlaku di Indonesia dalam hal ini
tergantung pada kasus perkara adalah Het Herziene Indonesisch
yang disengketakan. Barangkali Regelement (HIR) dan Regelement op
kalau dalil gugatannya de Burgelijk Rechtsvordering (RBg),
penghinaan yang menyinggung padahal HIR dan RBg tidak mengenal
seluruh komunitas suku Batak prosedur class action.
atau Sunda, deskripsi tersebut Permasalahan yang timbul akibat
dianggap spesifik. Demikian juga tidak adanya ketentuan mengenai
deskripsi kelompok yang prosedur class action ini terlihat dari

71
beberapa putusan pengadilan yang b. Tentang surat gugatan.
memeriksa dan mengadili gugatan Dalam surat gugatan yang
perdata yang menggunakan prosedur diajukan pada umumnya tidak
class action. Hasil kajian dari tim ICEL menjelaskan karakteristik dari
pada tahun 2002 (Mas Achmad sebuah gugatan yang menggunakan
Santosa, 1997 : 47), bahwa terhadap prosedur class action, dalam hal ini
beberapa kasus class action yang tidak mendeskripsikan secara jelas
sedang atau dalam proses di peradilan definisi kelas, posita gugatan tidak
sebelum terbitnya PERMA Nomor 1 menjelaskan secara rinci dan jelas
Tahun 2002 Tentang Acara Gugatan kesamaan tentang fakta dan hukum
Perwakilan Kelompok, menemukan serta kesamaan tuntutan antara
beberapa permasalahan yang sering wakil kelompok dengan anggota
terjadi dalam praktik gugatan class kelompok, serta tata cara
action di peradilan di Indonesia, antara pendistribusian ganti kerugian. Di
lain : samping itu, dalam menentukan
a. Tentang surat kuasa dari anggota wakil kelompok, penggugat
kelompok kepada perwakilan cenderung mengajukan jumlah
kelompok. wakil kelompok dalam jumlah yang
Dari keseluruhan putusan besar. Hal ini akan menyulitkan
pengadilan yang dianalisa, dapat penggugat dalam membuktikan
dicatat bahwa bantahan pertama adanya unsur kesamaan kepentingan
yang sering dikemukakan oleh antara wakil kelompok dengan
tergugat terhadap penggunaan anggota kelompok.
prosedur class action adalah tidak c. Mempersamakan gugatan class
adanya surat kuasa dari anggota action dengan gugatan legal
kelompok kepada anggota standing.
kelompok. Dalam ketentuan hukum Dalam beberapa putusan baik
acara perdata yang berlaku penggugat, tergugat maupun
(HIR/RBg) mensyaratkan bahwa pengadilan masih terjebak pada
untuk dapat bertindak sebagai wakil pemikiran bahwa gugatan dengan
atau kuasa, seseorang harus prosedur class action adalah identik
memperoleh surat kuasa khusus dari dengan gugatan atas dasar hak gugat
orang/pihak yang diwakilinya. LSM atau “NGO’s standing to sue”.

72
d. Tentang prosedur acara pemeriksaan. tidak secara jelas tentang usulan
Penentuan pengakuan atau mekanisme distribusi ganti
keabsahan dari suatu gugatan yang kerugian.
menggunakan prosedur class action Dengan lahirnya PERMA Nomor
dalam berbagai putusan, dilakukan 1 Tahun 2002 Tentang Acara Gugatan
dalam tahap pemeriksaan yang Perwakilan Kelompok, sebagai suatu
berbeda-beda. Ada yang terobosan hukum diharapkan di masa
mengesahkan penggunaan prosedur datang dapat mengatasi permasalahan
ini diperiksa dan diputus pada akhir dan memenuhi kebutuhan hukum
putusan bersama-sama dengan dalam praktek pengajuan dan
pokok perkara, sedangkan pada pemeriksaan gugatan class action di
putusan perkara lainnya diputus Indonesia.
pada tahapan putusan sela. Kesimpulan
e.Tentang notifikasi atau Berdasarkan Hasil Pembahasan
pemberitahuan. diatas terdapat Beberapa hal yang
Belum adanya aturan atau Menjadi Kesimpulan :
petunjuk mengenai tata cara 1. Syarat Formil yang merupakan
pengadilan dalam memeriksa dan condition sine qua non mengajukan
mengadili perkara gugatan perdata Class Action yang digariskan
melalui prosedur class action, PERMA Nomor. 1 Tahun 2002
mengakibatkan perintah notifikasi adalah ada kelompok (class) yaitu
atau pemberitahuan (yang dalam anggota kelompok terdiri dari sekian
sistem hukum negara lain banyak perorangan (individu) yang
merupakan suatu kewajiban) tidak memiliki kesamaan fakta .dan dasar
menjadi suatu prioritas atau suatu hukum tata cara pengajuan gugatan
keharusan. secara class action. Tata cara
f Tentang implemantasi putusan pengajuan gugatan secara class
pengadilan dalam hal distribusi action sejauh ini tidak diatur dalam
ganti kerugian. undang-undang tetapi diatur dalam
Dalam pengajuan gugatan secara Peraturan Mahkamah Agung
class action, yang khususnya (PERMA) Nomor 1 Tahun 2002
mengajukan tuntutan ganti rugi Tentang Tata Cara Pengajuan Hak
berbentuk uang, posita penggugat

73
Gugat Perwakilan Masyarakat ---------------------------, 1993, Beberapa
(Class Action). Permasalahan Hukum Acara
Perdata pada Peradilan
2. Adapun Prosedur penyelesaian
Agama, Al-Hikmah, Jakarta.
Gugatan Class Action adalah:
---------------------------, 1997, Beberapa
a. Permohonan pengajuan gugatan
Tinjauan Mengenai Sistem
secara Class Action Peradilan dan Penyelesaian
b. Proses sertifikasi atau pemberian Sengketa, Citra Aditya Bakti,
Bandung
izin
c. Pemberitahuan ---------------------------, 1992, Hukum
Acara Perdata Peradilan
d. Pemeriksaan dan pembuktian
Indonesia, Zakir, Medan
dalam Class Action
---------------------------, 1993,
e. Pelaksanaan putusan
Perlawanan Terhadap
Eksekusi Grosse Akta Serta
DAFTAR PUSTAKA Putusan Pengadilan dan
Ali, Chidir, 1983, Yurisprudensi Arbitrase dan Hukum
Hukum Acara Perdata Eksekusi. Citra Aditya Bakti,
Indonesia, Armico, Bandung Bandung

Engelbrecht, 1992, Himpunan ---------------------------, 1995, Ruang


Peraturan Perundang- Lingkup Permasalahan
Undangan RI, Internusa, Eksekusi Bidang Perdata,
Jakarta Gramedia, Jakarta

Gautama, Sudargo, 1995, Himpunan Mas Achmad Santosa, 1997, Konsep


Yurisprudensi Indonesia dan Penerapan Gugatan
yang penting untuk praktik Perwakilan Kelompok (Class
sehari-hari, Citra Aditya Action), ICEL , Jakarta
Bakti, Bandung
Muhammad, Abdulkadir, 1992, Hukum
M. Yahya Harahap, 2010, Hukum Acara Perdata Indonesia,
Acara Perdata tentang Citra Aditya Bakti, Bandung
gugatan, persidangan,
Mertokusumo, Sudikno, 1988, Hukum
penyitaan, pembuktian, dan
Acara Perdata Indonesia,
putusan pengadilan, Sinar
Liberty, Yogyakarta
Grafika, Jakarta.
Nugroho, Susanti Adi, Pedoman
---------------------------, 2001,
Prosedur GPK di Indonesia.
Arbitrase, Sinar Grafika,
Makalah disampaikan pada
Jakarta.
Seminar PERMA Nomor. 1
Tahun 2002, diselenggarakan

74
oleh Law Office R dan D
bekerja sama dengan BTN.
Sumber Hukum Perundang-
Samudera Teguh, 1992, Hukum undangan
Pembuktian dalam Acara
Perdata, Aumni Bandung. Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)
Nomor 1 Tahun 2002
Sendari, 2002, Pengajuan Gugatan tentang Tatacara Pengajuan
secara Class Action, Hak Gugat Perwakilan
Universitas Atma Jaya Press, Masyarakat (Class Action)
Yogyakarta

Setiawan, 1992, Aneka Masalah


Hukum dan Hukum Acara
Perdata, Alumni, Bandung.

75

Anda mungkin juga menyukai