Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR TATA CARA

MENGAJUKAN TUNTUTAN HAK


MELALUI GUGATAN KELOMPOK
(CLASS ACTION)
Pengertian Class Action

● Class a ction menurut Black’s Law Dictionary adalah


sekelompok besar orang yang berkepentingan dalam
suatu perkara, satu atau lebih dapat menuntut atau
dituntut mewakili kekompok besar orang tersebut
tanpa perlu menyebut satu peristiwa satu anggota
yang diwakili. Di Indonesia, class action telah
mendapat pengaturan dalam PERMA No. 1 Tahun
2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa Class Action adalah
suatu gugatan perdata yang diajukan oleh satu
orang atau lebih yang mewakili kelompok yang
dirugikan untuk mengajukan gugatan ke
Pengadilan karena adanya kesamaan fakta dan
dasar hukum antara satu orang atau lebih yang
mewakili kelompok dengan kelompok yang
diwakili.
Tujuan class action

● Tujuan class action secara mendasar antara lain


adalah efisiensi perkara, proses berperkara yang
ekonomis, menghindari putusan yang berulang-
ulang yang dapat berisiko adanya putusan
inkonsistensi dalam perkara yang sama.
Dasar hukum class action

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 1


Tahun 2002 tentang Acara Gugatan
Perwakilan Kelompok. PERMA ini mengatur
mengenai prosedur atau tata cara gugatan
perwakilan kelompok (Class Action). PERMA
ini terdiri dari enam bab.
UNSUR-UNSUR DAN PERSYARATAN
CLASS ACTION
Unsur-unsur class action :
1. Gugatan secara perdat
2. Wakil Kelompok (Class Representative)
3. Anggota Kelompok (Class members)
4. Adanya Kerugian
5. Kesamaan Peristiwa atau Fakta dan Dasar Hukum
Persyaratan class action
● Adanya sejumlah anggota yang besar (Numerosity)
● Adanya kesamaan (Commonality)
● Sejenis (Typicality)
● Wakil kelompok yang jujur (Adequacy of representation)
Jenis-Jenis Class Action

● Plaintiff Class Action dan Defendant Class Action

● Public Class Action dan Private Class Action

● True Class Action, Hybrid Class Action dan Spurious


Class Action
Keuntungan Class Action

1) Proses berperkara menjadi sangat ekonomis


(Judicial Economy)

2) Akses terhadap keadilan (Access to Justice)

3) Mendorong bersikap hati-hati (Behaviour


Modification) dan merubah sikap pelaku
pelanggaran
Kelemahan Class Action

1. Kesulitan Dalam Mengelola


2. Dapat Menyebabkan Kebangkrutan Pada
Tergugat
3. Publikasi Gugatan Class Action Dapat
Menyudutkan Pihak Tergugat
Prosedur dalam class action

1. Permohonan pengajuan gugatan secara class action;


2. Proses sertifikasi;
3. Pemberitahuan;
4. Pemeriksaan dan Pembuktian dalam class action;
5. Pelaksanaan Putusan.
Class action dalam aturan indonesia

● UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


● UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
● UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
● UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
● Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2002 tentang
Acara Gugatan Perwakilan Kelompok
Mengubah surat gugatan

Dalam R.Bg maupun HIR tidak ada aturan tentang perubahan


dan /atau pencabutan gugatan, tetapi dalam pasal 127 Rv
disebutkan bahwa penggugat berhak untuk mengubah atau
mengurangi tuntutannya sampai saat perkara diputus, tanpa
boleh mengubah atau mengurangi tuntutannya sampai saat
perkara diputus, tanpa boleh mengubah atau menambah pokok
gugatannya
Sita jaminan
Sita jaminan atau yang disebut dengan sita concervatoir terdapat
pada pasal 227 HIR (RIB-S.1941 No. 44). Pada ayat (1) pasal 227 tersebut,
dinyatakan bahwa: Jika terdapat persangkaan yang beralasan, bahwa
seorang yang berhutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya,
atau selagi putusan yang mengalahkannya belum dapat dijalankan,
mencari akal akan menggelapkan atau membawa barangnya baik
yang tidak tetap maupun yang tetap dengan maksud akan
menjauhkan barang barang itu dari penagih hutang, maka atas surat
permintaan orang yang berkepentingan ketua pengadilan negeri
dapat memberi perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga hak
orang yang memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta harus
diberitahukan akan menghadap persidangan pengadilan negeri yang
pertama sesudah itu untuk memajukan dan menguatkan
gugatannya.
Sita revindicator
Menurut Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian , dan
Putusan Pengadilan (hal. 326), Revindicatoir beslag atau sita
revindikasi termasuk kelompok sita tetapi mempunyai
kekhususan tersendiri. Kekhususan itu, terutama terletak pada
objek barang sitaan dan kedudukan penggugat atas barang
itu: Hanya terbatas barang bergerak yang ada di tangan orang
lain (tergugat), Barang itu, berada di tangan orang lain tanpa
hak, dan Permintaan sita diajukan oleh pemilik barang itu
sendiri agar dikembalikan kepadanya.
Sita eksekutorial

Sita eksekusi bermakna sebagai pengganti dan jaminan


jumlah uang yang diperoleh setelah barang yang disita dijual
lelang. Sehingga dapat dipahami bahwa sita eksekusi
dilakukan pada tahap proses Perkara yang bersangkutan telah
mempunyai putusan yang berkekuatan hukum tetap; dan.
Penyitaan dilakukan pada tahap proses eksekusi.
Perkara gugur

Apabila pada hari sidang pertama penggugat atau semua


penggugat tidak datang, meskipun telah dipanggil dengan
patut dan juga tidak mengirim kuasanya yang sah, sedangkan
tergugat atau ku asanya yang sah datang, maka gugatan
digugur kan dan penggugat dihukum untuk membayar biaya
perkara.
Ketentuan tentang putusan ini diatur dalam Pasal 124 HIR.
Penjelasan Pasal 124 HIR
verstek
● Verstek atau Putusan Verstek adalah putusan yang dijatuhkan
oleh Majelis Hakim tanpa hadirnya Tergugat dan tanpa adanya
alasan yang sah meskipun telah dipanggil secara resmi dan
patut.
● Pasal 125 Ayat (1) HIR yang mengatur perihal verstek
menyatakan "apabila pada hari yang telah ditentukan, tergugat
tidak hadir dan pula ia tidak menyuruh orang lain untuk hadir
sebagai wakilnya, padahal ia telah dipanggil dengan patut
maka gugatan itu diterima dengan putusan tak hadir (verstek),
kecuali kalau ternyata bagi pengadilan negeri bahwa gugatan
tersebut melawan hak atau tidak beralasan".
● Persoalan verstek diatur dalam Pasal 125 HIR/149 RBg.
PENYEBAB SIDANG DI UNDUR

Alasan hakim menunda persidangan terbagi menjadi 2 mażhab, yaitu:


1. Mażhab Pertama
Alasan hakim menunda sidang karena apa Hakim tidak melanjutkan
sidang dan menundanya karena terjadi paristiwa yang tidak
memungkinkan dilanjutkannya sidang hari itu. Seperti karena P/T
tidak hadir, karena mediasi, karena ketua majelis berhalangan, karena
P/T belum siap alat bukti

2. Mazhab Kedua
Alasan hakim menunda sidang untuk tahap apa Sesungguhnya
dalam Buku IV Tata Laksana Pengawasan Peradilan telah tertulis
secara jelas, “Setiap pengunduran sidang diikuti dengan alasan
penundaan sidang, untuk apa sidang tersebut ditunda (bukan karena
apa sidang tersebut ditunda)”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai