Anda di halaman 1dari 3

Nama : vicki fanzia

NIM : 045073345
Matkul: HKUM ACARA PERDATA

Tugas 2
Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda tidak duplikasi dengan jawaban
dari mahasiswa lain.Apabila gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang telah ditunjuk memeriksa
perkara tersebut akan menetapkan hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan
Tergugat agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga dipersiapkan untuk dapat
dihadirkan dengan membawa segala surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121
ayat (1) HIR/Pasal 145RBg). 

Pertanyaan:

Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses permulaan sidang
gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?

JAWABAN:
1. Pendahuluan

Sebelum melakukan acara di persidangan pengadilan, maka harus melalui tahap


pendahuluan ini. Tahap pertama ini yaitu melakukan persiapan mengenai segala
sesuatu guna untuk diperiksa dalam perkara peradilan. Ini juga termasuk pendaftaran
perkara ke panitera, penetapan majelis hakim, penetapan hari sidang, dan
pemanggilan kepada pihak pihak terkait.

2. Penentuan

Setelah tahap pendahuluan terselesaikan dengan baik, maka selanjutnya yaitu tahap
penentuan yang di dalamnya merupakan serangkaian proses peradilan perdata. Mulai
dari tahap mediasi, pembacaan gugatan yang termasuk peristiwa jawab-menjawab,
tahap pembuktian, hingga pengambilan putusan yang dilakukan oleh hakim.

Tahap mediasi sendiri memang wajib untuk dilakukan oleh hakim pada peradilan.
Kewajiban mediasi ini bahkan telah diatur dalam pasal 130 HIR secara umum, dan
secara khusus sudah diatur dalam Perma (Peraturan Mahkamah Agung) RI Nomor 01
Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Biasanya kesempatan untuk
mediasi ini diberikan selama 40 hari.

3. Tahap Pelaksanaan

Apapun putusan yang terjadi pada tahap penentuan, selanjutnya akan dilakukan pada
tahap pelaksanaan ini. Sederhananya, tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk
merealisasikan putusan dari hakim yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Yang
menjadi bagian dari tahap satu ini yaitu aanmaning, sita eksekutorial, dan pelaksanaan
putusan baik secara sukarela atau paksa.

Aanmaning sendiri merupakan teguran yang dilakukan apabila pihak tergugat tidak
mau melaksanakan putusan dari pengadilan. Lalu sita eksekutorial artinya barang
barang dari pihak yang kalah dimohonkan ke pengadilan untuk disita. Kemudian
pelaksanaannya secara sukarela atau paksa, adalah tahap terakhir dalam ruang lingkup
hukum acara perdata.

Itulah tahapan tahapan dalam hukum acara perdata yang tentunya harus dipahami oleh
pihak pihak terkait dalam perkara. Meski ada pihak penggugat dan tergugat, di dalam
proses peradilannya setiap pihak terkait akan diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat. Setiap pihak juga berhak didampingi oleh kuasa hukum
atau advokat selama peradilan berlangsung.

1. Menurut ketentuan dalam Pasal 130 ayat (1) HIR/Pasal 154 ayat (1) Rbg, Hakim
diwajibkan untuk mengusahakan  perdamaian antar para pihak yang
berperkara. Ini memberikan makna bahwa Hakim harus aktif mengusahakan
penyelesaian perdamaian terhadap setiap perkara perdata yang diperiksanya.
Hakim selalu mengusahakan  perdamaian mulai dari sidang pertama  dan terus
dilakukan sebelum ada putusan.  Maka dari itu, pada hari sidang pertama yang
dihadiri kedua belah pihak, hakim mewajibkan para pihak yang berperkara
agar lebih dahulu menempuh mediasi, yang untuk ini hakim wajib menunda
proses  persidangan itu untuk memberi kesempatan kepada para pihak
menempuh proses mediasi. Dan hakim wajib  memberi penjelasan tentang
prosedur dan biaya mediasi.

Pertanyaan:

Berikan analisis Anda berkaitan dengan empat model mediasi ? dan manakah yang
lebih baik diterapkan pada  setiap perkara perdata yang sedang diperiksa oleh Hakim?
JAWABAN:
MODEL-MODEL MEDIASI:
1. Settlement mediation yang juga dikenal sebagai mediasi kompromi merupakan
mediasi yang tujuan utamanya adalah untuk mendorong terwujudnya
kompromi dari tuntutan kedua belah pihak yang sedang bertikai. Dalam
mediasi model ini tipe mediator yang dikehendaki adalah yang berstatus tinggi
sekalipun tidak terlalu ahli di dalam proses dan teknik-teknik mediasi.
2. Facilitative mediation yang juga disebut sebagai mediasi yang berbasis
kepentingan (interest-based) dan problem solving merupakan mediasi yang
bertujuan untuk menghindarkan pihak yang bertikai dari posisi mereka dan
menegosasikan kebutuhan dan kepentingan para pihak yang bertikai dari pada
hak-hak legal mereka secara kaku. Dalam model ini sang mediator harus ahli
dalam proses dan harus menguasi teknik-teknik mediasi, meskipun
penguasaan terhadap materi tentang hal-hal yang dipersengketakan tidak
terlalu penting.
3. Transformative mediation yang juga dikenal sebagai mediasi terapi dan
rekonsiliasi, merupakan mediasi yang menekankan untuk mencari penyebab
yang mendasari munculnya permasalahan di antara pihak yang bertikai,
dengan pertimbagan untuk meningkatkan hubungan di antara mereka melalui
pengakuan dan pemberdayaan sebagai dasar dari resolusi (jalan keluar) dari
pertikaian yang ada.
4. evaluative mediation yang juga dikenal sebagai mediasi normative merupakan
model mediasi yang bertujuan untuk mencari kesepakatan berdasarkan pada
hak-hak legal dari para disputans dalam wilayah yang diantisipasi oleh
pengadilan. Dalam hal ini sang mediator haruslah seorang yang ahli dan
menguasai bidang-bidang yang dipersengketakan meskipun tidak ahli dalam
teknik-teknik mediasi.
Menurut analisis saya Mediasi yang lebih baik diterapkan pada  setiap perkara
perdata yang sedang diperiksa oleh Hakim adalah Transformative mediation
karena mediasi ini menekankan untuk mencari penyebab yang mendasari
munculnya permasalahan di antara pihak yang bertikai, dengan tujuan untuk
meningkatkan hubungan di antara mereka melalui pengakuan dan pemberdayaan
sebagai dasar dari resolusi (jalan keluar) dari pertikaian yang ada.
Sumber Referensi
1. Inisiasi 5 Hukum Acara Perdata
2. https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/22/120000869/mediasi--
pengertian-tujuan-dan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai