Anda di halaman 1dari 3

MATERI SENGKETA PAJAK

Budaya hukum (legal culture) adalah sikap manusia terhadap hukum dan
sistem hukum di mana di dalamnya terdapat kepercayaan, nilai, pemikiran, serta
harapan. Sebagaimana diartikan oleh Friedman, budaya hukum adalah sebagai nilai-
nilai dan sikap anggota masyarakat yang berhubungan dengan hukum.
Budaya hukum diibaratkan sebagai bensin yang menggerakkan segala unsur
yang terdapat di dalam mesin, yaitu struktur dan substansi hukum. Norma atau kaidah
yang dituliskan dalam peraturan perundang-undangan atau aturan kebijakan, tidak
sepenuhnya bisa dijalankan dan ditegakkan menurut logika hukum melainkan sangat
dipengaruhi oleh kepentingan, persepsi, sikap, dan budaya masyarakat yang tercermin
dalam kepercayaan, nilai, pemikiran dan harapannya.

Upaya hukum dalam perpajakan merupakan suatu upaya yang diberikan oleh undang-
undang kepada Wajib Pajak untuk mendapatkan keadilan, melalui upaya keberatan
yang ditujukan kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal Pajak), maupun
melalui upaya hukum Gugatan dan Banding ke Pengadilan Pajak serta Peninjauan
Kembali ke Mahkamah Agung, sebagai akibat diterbitkannya ketetapan pajak,
tindakan penagihan, serta akibat dari keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
keputusan perpajakan di samping ketetapan pajak dan keputusan keberatan.

1. Litigasi merupakan suatu istilah dalam hukum mengenai penyelesaian suatu


sengketa yang dihadapi melalui jalur pengadilan, yang melibatkan pembeberan
informasi dan bukti terkait atas sengketa yang dipersidangkan. Gunanya untuk
menghindari permasalahan yang tak terduga di kemudian hari. Masalah sengketa
tersebut diselesaikan di bawah naungan kehakiman. Dalam UUD 1945 pasal 22
disebutkan bahwa sistem kehakiman di bawah kekuasaan Mahkamah Agung dan
badan peradilan di bawahnya.

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau litigasi berpedoman pada


Hukum Acara yang mengatur persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu
sengketa dapat diajukan hingga upaya hukum dapat dilakukan. Proses penyelesaian
sengketa melalui jalur peradilan atau litigasi seringkali disebut dengan ultimum
remedium. Jadi maksudnya, litigasi adalah sarana akhir dari penyelesaian sengketa.
Hasil akhir dari litigasi mempunyai kekuatan hukum mengikat terhadap pihak-pihak
yang terkait di dalam sengketa tersebut.

indonesia ialah negara hukum, artinya segala hal yang dianggap sebagai kejahatan
ataupun tindakan melawan hukum,  perlu dan wajib di perkarakan lewat pengadilan,

2. Penyelesaian non-litigasi adalah penyelesaian sengketa yang dilakukan


menggunakan cara-cara yang ada di luar pengadilan atau yang biasa disebut
dengan lembaga alternatif penyelesaian sengketa.

Menurut UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian


Sengketa Pada dasarnya penyelesaian sengketa non-litigasi ada dua macam yaitu
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

a. Arbitrase adalah suatu alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang


didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa. Dengan demikian, penyelesaian sengketa melalui arbitrase
harus berdasarkan kesepakatan para pihak dengan mencantumkan klausula
penyelesaian sengketa melalui arbitrase pada perjanjian yang dibuat secara
tertulis sebelum timbul sengketa atau dibuat tersendiri setelah timbul sengketa.
b. Alternatif Penyelesaian Sengketa yaitu penyelesaian sengketa di luar pengadilan
berdasarkan konsensus atau kesepakatan para pihak, atau selanjutnya dibantu
dengan pihak ketiga dalam penyelesaian sengketa.

Pada dasarnya upaya penyelesaian sengketa ini dapat dilakukan melalui:

1. konsultasi adalah permohonan nasihat, informasi, penjelasan, petunjuk maupun


pendapat kepada pihak ketiga yang dilakukan secara kekeluargaan oleh para
pihak agar dapat menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
2. Negosiasi adalah penyelesaian sengketa melalui musyawarah langsung yang
dilakukan para pihak dengan proses tawar-menawar atau komunikasi secara
dinamis mengenai permasalahan yang dihadapi agar menemukan penyelesaian
yang dapat diterima dan disepakati para pihak.
3. mediasi yaitu penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui proses perundingan
oleh para pihak dengan dibantu oleh mediator.
4. Konsiliasi adalah suatu penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui
perundingan yang dilakukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa dengan
melibatkan pihak ketiga yang bersifat aktif sebagai konsiliator dengan
memberikan pendapat atau memberikan anjuran untuk membantu para pihak
dalam menemukan bentuk penyelesaian sengketa yang disepakati para pihak.
5. penilaian ahli merupakan upaya penyelesaian sengketa dengan menunjuk ahli
sesuai bidang keahlian yang relevan untuk memberikan pendapatnya terhadap
masalah yang dipersengketakan sehingga para pihak mendapatkan pandangan
yang bersifat obyektif.

Anda mungkin juga menyukai