Anda di halaman 1dari 10

147

TUNTUTAN HAK DALAM PERSIDANGAN PERKARA PERDATA

Rahadi Wasi Bintoro


Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah
e-mail: rahadiwasi@yahoo.co.id

Abstract

Procedure of private law in Indonesia have experiencing of some growths, for the example is the
mechanism of suing which it's not arranged in Het Herzeine Indonesich Reglement, such as class
action, legal standing, citizen lawsuit or actio popularis. This article is study to the difference
characteristic of suing in procedure of private law in Indonesia. Pursuant to analysis result, the
mechanism of ordinary suing is the mechanism suing by the plaintiff to the sued as effect of
contempt of court or break a promise which it have generated loss to plaintiff. Class action is the
mechanism of suing by numerous plaintiff which it raised by class representative, that representing
his own and his group member, with demand in the form of indemnation. Suing of non government
organization (NGO) or legal standing is the mechanism of proffering suing by NGO as collision effect
or existence of contempt of court which done by the people which arranged in statues. Citizen
lawsuit or actio popularis is a suing that raised by citizen to state, as effect of existence of
contempt of court, in the form of neglected the civil rights. Its purpose is formed the law order
immediately.

Keyword: suing, private dispute, plaintiff, sued

Abstrak

Hukum acara perdata di Indonesia, mengalami beberapa perkembangan, salah satu contohnya adalah
mekanisme pengajuan tuntutan hak di luar ketentuan yang diatur di dalam Het Herzeine Indonesich
Reglement, seperti class action, legal standing dan citizen lawsuit atau actio popularis. Artikel ini
membahas mengenai perbedaan karakteristik masing-masing tuntutan hak tersebut. Berdasarkan
hasil analisis, mekanisme pengajuan gugatan biasa merupakan mekanisme pengajuan tuntutan hak
oleh penggugat kepada tergugat sebagai akibat perbuatan wanprestasi atau perbuatan melawan
hukum tergugat yang telah menimbulkan kerugian pada diri penggugat. Gugatan class action
merupakan mekanisme pengajuan tuntutan hak oleh penggugat yang jumlahnya sangat banyak
dimana gugatan diajukan oleh wakil kelompok, yang mewakili kepentingannya sendiri maupun
anggota kelompoknya, dengan tuntutan berupa ganti kerugian. Gugatan LSM atau legal standing
merupakan mekanisme pengajuan gugatan oleh LSM sebagai akibat pelanggaran atau adanya
perbuatan melawan hukum yang dilakukan pihak lain yang merupakan kegiatan perlindungan yang
dilakukan LSM tersebut sebagaimana diatur dalam anggaran dasar. Gugatan citizen lawsuit atau actio
popularis, merupakan gugatan yang diajukan oleh seorang atau lebih warga negara atas nama seluruh
warga negara yang ditujukan kepada negara, dalam hal ini penyelenggara negara, sebagai akibat
adanya perbuatan melawan hukum, pada umumnya berupa penelantaran hak-hak warga negara,
dengan maksud agar segera dibentuk aturan hukum.

Kata Kunci: tuntutan hak, perkara perdata, penggugat, tergugat

A. Pendahuluan di atas segala-segalanya, kekuasaan dan pe-


Konsekuensi suatu negara hukum adalah nguasa tunduk kepada hukum.
menempatkan hukum di atas segala kehidupan Hubungan yang menimbulkan hak dan ke-
bernegara dan bermasyarakat. Negara dan ma- wajiban telah diatur dalam peraturan hukum
syarakat diatur dan diperintah oleh hukum, disebut hubungan hukum. Hubungan hukum
bukan diperintah oleh manusia. Hukum berada adalah hubungan yang diatur oleh hukum dan
menjadi obyek hukum. Dalam hukum perdata
148 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 10 No. 2 Mei 2010

diatur tentang hak dan kewajiban orang-orang untuk menyelesaian sengketa mereka. Bentuk
yang mengadakan hubungan hukum yang me- dari penyelesaian sengketa secara damai adalah
liputi peraturan yang bersifat tertulis berupa negosiasi, mediasi dan konsiliasi. Negosiasi
peraturan perundang-undangan dan yang ber- adalah penyelesaian sengketa secara damai
sifat tidak tertulis berupa peraturan hukum dimana para pihak berhadapan langsung tanpa
adat dan kebiasaan yang hidup di dalam ma- ada keikutsertaan dari pihak ketiga. Sementara
syarakat. mediasi dan konsiliasi adalah penyelesaian seng-
Pelaksanaan hukum materiil, khususnya keta secara damai dimana ada turut campur
hukum materiil perdata, dapatlah berlangsung pihak ketiga. Perbedaan antara konsiliasi dan
secara diam-diam di antara para pihak yang mediasi terletak pada aktif-tidaknya pihak
bersangkutan tanpa melalui pejabat atau ins- ketiga dalam mengusahakan para pihak untuk
tansi resmi. Namun demikian dapat terjadi menyelesaikan sengketa. Apabila dilihat dari
suatu kemungkinan, bahwa hukum materiil per- sifat penyelesaian sengketa secara damai, maka
data itu dilanggar, sehingga ada pihak yang penyelesaian ini merupakan hal yang ideal
dirugikan dan terjadilah gangguan keseimbang- mengingat keadilan muncul dari para pihak.
an kepentingan di dalam masyarakat. Dalam hal Penyelesaian sengketa secara adversarial
ini, hukum materiil perdata yang telah dilang- diselesaikan melalui suatu lembaga penyele-
gar itu haruslah dipertahankan atau ditegak- saian sengketa. Ada dua bentuk lembaga penye-
kan.1 Hal ini disebabkan, karena setiap warga lesaian sengketa. Pertama adalah lembaga
negara memiliki hak yang sama dihadapan penyelesaian sengketa yang disediakan oleh non
hukum dan ia pun berhak untuk membela hak- negara atau swasta yang disebut sebagai “Ar-
nya apabila ia merasa dirugikan oleh pihak lain. bitrase”. Kedua adalah lembaga penyelesaian
Apabila dalam suatu hubungan hukum khususnya sengketa yang disediakan oleh negara yang
yang bersifat obligatur, salah satu pihaknya disebut dengan istilah “Pengadilan”.3
tidak melaksanakan kewajiban, maka pada Dalam penyelesaian sengketa melalui ar-
pihak lain terdapat pelanggaran hak, sehingga bitrase keadilan untuk para pihak yang ber-
dalam hal ini terdapat suatu sengketa. sengketa berasal dari arbiter. Penyelesaian me-
Penyelesaian sengketa dapat dibedakan lalui arbitrase menghasilkan putusan. Hukum di
antara penyelesaian sengketa secara damai dan Indonesia yang mengatur tentang arbitrase ada-
penyelesaian sengketa secara adversarial. Pe- lah Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 ten-
nyelesaian sengketa secara damai lebih dikenal tang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Seng-
dengan penyelesaian secara musyawarah mufa- keta.
kat. Sementara penyelesaian sengketa secara Selain itu, penyelesaian sengketa perdata
adversrial lebih dikenal dengan penyelesaian juga dapat dilakukan melalui jalur lembaga pe-
sengketa oleh pihak ketiga yang tidak terlibat ngadilan. Salah satu unsur negara hukum adalah
dalam sengketa.2 berfungsinya kekuasaan kehakiman yang mer-
Dalam penyelesaian sengketa secara da- deka yang dilakukan oleh badan peradilan.
mai tidak ada pihak yang mengambil keputusan Pemberian kewenangan yang merdeka tersebut
bagi penyelesaian sengketa. Keterlibatan pihak merupakan “katup penekan” (pressure valve),
ketiga dalam penyelesaian sengketa secara atas setiap pelanggaran hukum tanpa kecuali.
damai adalah dalam rangka mengusahakan agar Pemberian kewenangan ini dengan sendirinya
para pihak yang bersengketa dapat sepakat menempatkan kedudukan badan peradilan seba-
gai benteng terakhir (the last resort) dalam
1 upaya penegakan “kebenaran” dan “keadilan”.
Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata
Indonesia, Yogyakarta: Liberty, hlm. 2 Dalam hal ini tidak ada badan lain yang ber-
2
Hikmahanto Juwana, 2009, Arbitrase sebagai Forum kedudukan sebagai tempat mencari penegakan
Penyelesaian Sengketa, Workshop Arbitrase sebagai
Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, diselenggarakan
pada tanggal 30-31 Mei 2009, Purwokerto: Alsa Fakultas
3
Hukum UNSOED loc.cit.
Tuntutan Hak Dalam Persidangan Perkara Perdata 149

kebenaran dan keadilan (to enforce the truth yang dilanggar, maka dilakukan upaya hukum
and justice) apabila timbul sengketa atau melalui pengajuan tuntutan hak melalui peng-
pelanggaran hukum.4 adilan.
Kekuasaan kehakiman adalah Kekuasaan Tugas pengadilan, dalam hal ini adalah
Kehakiman adalah kekuasaan negara yang mer- hakim, yaitu untuk memeriksa, memutus, dan
deka untuk penyelenggarakan peradilan guna mengadili perkara perdata. Peradilan perdata
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan dilakukan dengan mendasarkan pada peraturan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara perundang-undangan seperti HIR (Het Herzeine
Republik Indonesia Tahun 1945, demi terseleng- Indonesish Reglement), Rbg (Rechtsreglemeent
garanya Negara Hukum Republik Indonesia.5 Buitengewesten), Rv (Reglement op de burger-
Pengertian kekuasaan Negara yang merdeka, lijke recht Vordering), Undang-undang No. 20
dimaksudkan, bahwa kekuasaan kehakiman ter- Tahun 1947, Undang-undang No. 48 Tahun 2009
pisah dari kekuasaan pemerintahan dan Kek- tentang Kekuasaan Kehakiman.
uasaan Perundang-undangan serta merdeka dari Pada mulanya, pengajuan tuntutan hak
pengaruh kedua kekuasaan itu. Untuk hal ter- yang dikenal hanya pengajuan tuntutan hak me-
sebut dengan jelas dapat dijumpai dalam lalui gugatan biasa, yaitu pengajuan tuntutan
penjelasan resmi pasal 24 dan 25 UUD ‘45. hak oleh subjek hukum yang satu kepada subjek
Bahkan penjelasan tersebut masih menguraikan hukum lainnya atas suatu sengketa keperdata-
sebuah harapan yakni: “…Berhubung dengan itu, an, baik berupa wanprestasi maupun perbuatan
harus diadakan jaminan dalam Undang-undang melawan hukum, dimana pada diri pihak yang
tentang kedudukan para hakim”. Jaminan ten- mengajukan tuntutan hak (gugatan) mengalami
tang kedudukan para hakim yang dimaksud kerugian langsung maupun kerugian meteriil
dalam kaitan ini tidak lain adalah jaminan ke- sebagai akibatnya. Namun demikian, dalam
mandirian hakim sebagai aparatur penyeleng- perkembangannya, pengajuan tuntutan hak
garaan peradilan. dapat diajukan melalui mekanisme class action,
Proses penyelesaian perkara perdata di legal standing dan citizen lawsuit.
pengadilan telah diatur dalam hukum acara Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
perdata. Hukum acara perdata atau hukum for- tertarik untuk membahas mengenai perbedaan
mil perdata adalah alat untuk menyeleng- karakteristik antara pengajuan tuntutan hak
garakan hukum materiil, sehingga hukum acara dalam persidangan perkara perdata melalui
itu harus digunakan sesuai dengan keperluan mekanisme pengajuan gugatan biasa, class
hukum materiil dan hukum acara tidak boleh action, legal standing dan citizen lawsuit.
digunakan apabila bertentangan dengan hukum
materiil.6 Berdasarkan pengertian tersebut, Pembahasan
maka esensi hukum acara Perdata adalah meng- Kepastian hukum sebagaimana keadilan
atur cara bagaimana orang yang kepentingan dan kemanfaatan hukum sesungguhnya merupa-
privatnya dilanggar oleh orang lain itu dapat kan sebuah doktrin. Doktrin kepastian hukum
diselesaikan, cara bagaimana seseorang dipulih- mengajarkan kepada setiap pelaksana dan
kan haknya apabila dilanggar orang lain dan penegak hukum untuk (demi terkendalikannya
cara bagaimana yang berwenang atau peng- kepatuhan warga agar ikut menjaga ketertiban
adilan menyelesaikan atau memulihkan seng- dalam setiap aspek kehidupan) mendayaguna-
keta perdata. Untuk memulihkan hak seseorang kan hukum yang sama untuk kasus yang sama.
Inilah doktrin kaum positivis, yang dikenali pula
4
M. Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Sistem Peradilan sebagai doktrin the supreme state of (national)
Dan Penyelesaian Sengketa, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, hlm. 34 law yang mengajarkan dan meyakini adanya
5
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang status hukum yang mengatasi kekuasaan dan
Kekuasaan Kehakiman, LNRI Tahun 2009 No. 5076
6
G. Wijers, 2000, Het Gezag van Gewijsde in Burgerlijke otoritas lain. Doktrin ini memiliki konsekuensi
Landraad zaken, dalam Supomo, Hukum Acara Perdata pada ajaran lebih lanjut, bahwa setiap ahli
Pengadilan Negeri, Jakarta: Pradnya Paramita, hlm. 10
150 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 10 No. 2 Mei 2010

hukum, khususnya yang tengah bertugas sebagai gugat/tergugat dilakukan oleh cabang suatu
hakim, tidak menggunakan rujukan-rujukan nor- badan hukum, oleh karenya harus dijelaskan
matif lain selain yang terbilang norma hukum mengenai BH tersebut. Kedua, posita/funda-
guna menghukumi suatu perkara.7 mentum petendi, posita merupakan dalil-dalil
Hakim tidak boleh menolak suatu perkara konkrit tentang adanya hubungan hukum yang
dengan alasan tidak tahu atau tidak ada dasar merupakan dasar serta alasan-alasan dari tun-
hukumnya.8 Hukum acara perdata di Indonesia, tutan (middelen van den eis). Posita terdiri dari
mengalami beberapa perkembangan, salah satu dua bagian yaitu bagian yang menguraikan ten-
contohnya adalah mekanisme pengajuan tuntut- tang kejadian-kejadian/peristiwa hukum dan
an hak di luar ketentuan yang diatur di dalam bagian yang menguraikan hukumnya, yaitu urai-
Het Herzeine Indonesich Reglement Staatsblaad an tentang adanya hak atau hubungan hukum
No. 16 tahun 1848, seperti class action, legal yang menjadi dasar yuridis dari tuntutan. Ke-
standing dan citizen lawsuit atau actio popu- tiga, petitum yang merupakan bagian dari surat
laris. Berikut ini penulis paparkan kharakteristik gugatan yang berisi hal-hal yang dimohonkan
dari keempat mekanisme pengajuan tuntutan untuk diputuskan oleh hakim. Petitum terdiri
hak tersebut. dari dua bagian, yaitu petitum pokok/Primer
yang berisi hal-hal/tuntutan pokok yang di
Tuntutan Hak/ Gugatan Biasa mohonkan untuk dikabulkan oleh pengadilan,
Pada dasarnya pihak yang bersengketa seperti menuntut putusnya perjanjian dengan
dalam perkara perdata terdiri dari dua pihak, ditambah ganti rugi atau menuntut pelaksanaan
yaitu penggugat dan tergugat. Dalam hal ini, perjanjian dengan uang paksa. Bagian kedua,
perkara tersebut mengandung sengketa, atau yaitu petitum subsidair, yang berisi hal-hal yang
yang kemudian dikenal dengan peradilan con- memberi kebebasan pada hakim untuk menga-
tentiosa atau contentious jurisdiction, yaitu bulkan lain dari petitum primair.
kewenangan peradilan yang memeriksa perkara Pengajuan tuntutan hak melalui gugatan
yang berkenaan dengan masalah persengketaan biasa merupakan suatu pengajuan tuntutan hak
(jurisdiction of court that is concerned with oleh subjek hukum yang satu kepada subjek
contested matters) antara pihak yang berseng- hukum lainnya atas suatu sengketa keperdata-
keta (between contending parties)9. Penggugat an, baik berupa wanprestasi maupun perbuatan
merupakan pihak yang merasa haknya telah melawan hukum, dimana pada diri pihak yang
dilanggar oleh pihak lain (tergugat). Pengajuan mengajukan tuntutan hak (gugatan) mengalami
tuntutan hak dalam perkara perdata dapat kerugian langsung maupun kerugian meteriil
diajukan secara lisan maupun tertulis. Bentuk sebagai akibatnya.
tertulis inilah yang kemudian dikenal sebagai Berdasarkan pengertian tersebut, maka
surat gugatan. HIR dan Rbg hanya mengatur unsur-unsur pengajuan gugatan biasa yang
tentang cara bagaimana mengajukan gugatan. dikenal dalam HIR, Rbg maupun Rv meliputi,
Persyaratan mengenai gugatan terdapat dalam pertama, adanya tuntutan hak. Tuntutan hak
Pasal 8 no. 3 Rv, yang meliputi : dalam hal ini disebabkan tidak dilaksanakannya
Pertama, identitas para pihak, berisi me- kewajiban oleh pihak lain secara sukarela atau
ngenai nama lengkap, umur/tempat tanggal la- sesuai dengan kesepakatan para pihak, sehingga
hir, pekerjaan dan alamat/domisili. Namun de- terdapat pelanggaran hak pada pihak satunya.
mikian, ada kalanya kedudukan sebagai peng- Tuntutan hak dalam surat gugatan dimasukkan
dalam petitum, yang dapat berupa petitum pri-
7 mer maupun subsidair. Petitum pokok/primer
Soetandyo Wignjosoebroto, 2006, Menggagas
Terwujudnya Peradilan Yang Independen Dengan Hakim yang berisi hal-hal/tuntutan pokok yang di
Profesional Yang Tidak Memihak. Buletin Komisi Yudisial. mohonkan untuk dikabulkan oleh pengadilan,
8
Pasal 10 ayat (1) Undang-undang No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman seperti menuntut putusnya perjanjian dengan
9
Henry Campbell Black, 1978, Black Law Dictionary, St ditambah ganti rugi atau menuntut pelaksanaan
Paul Minn: West Publishing, hlm. 289
Tuntutan Hak Dalam Persidangan Perkara Perdata 151

perjanjian dengan uang paksa. Bagian kedua, Kedua, oleh subjek hukum yang satu ke-
yaitu petitum subsidair, yang berisi hal-hal yang pada subjek hukum yang lain. Subjek hukum
memberi kebebasan pada hakim untuk me- merupakan pemangku hak dan kewajiban. Sub-
ngabulkan lain dari petitum primair. jek hukum dapat berupa orang maupun badan
Tuntutan hak dalam suatu perkara per- hukum. Badan hukum sendiri dapat di bedakan
data dapat disebabkan karena wanprestasi mau menjadi badan hukum publik maupun badan
pun perbuatan melawan hukum. Wanprestasi hukum privat. Badan hukum publik contohnya
terjadi manakala pada pihak debitur tidak adalah negara yang pelaksanaan tugasnya di
melaksanakan kewajiban dan bukan karena ke- lakukan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga
adaan memaksa. Debitur melakukan wanpres- negaranya. Contoh pemerintah sebagai subjek
tasi apabila tidak melakukan apa yang disang- hukum dalam lapangan hukum perdata yaitu
gupi untuk dilakukan, melakukan apa yang di perjanjian mebeler antara suatu pemerintah
janjikan, tetapi tidak sebagaimana yang diper- daerah dengan suatu perusahaan. Dalam contoh
janjikan, melakukan apa yang diperjanjikan tersebut, pemerintah daerah mempunyai hak
tetapi terlambat, atau melakukan sesuatu yang untuk mendapatkan mebeler yang diperjanjikan
menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.10 dan mempunyai kewajiban untuk membayar
Perbuatan melawan hukum terjadi apa- biaya atau ongkos mebeler tersebut kepada
bila perbuatan itu bertentangan dengan hukum perusahaan. Sebaliknya, perusahaan mebeler
pada umumnya. Hukum dalam hal ini, bukan juga mempunyai kewajiban, yaitu menyerah-
saja berupa ketentuan-ketentuan tertulis, te- kan mebeler sebagaimana diperjanjikan dan
tapi juga aturan-aturan hukum tidak tertulis, mempunyai hak yaitu menerima biaya/ongkos
yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat. mebeler.
Kerugian yang ditimbulkan itu harus disebabkan Keseluruhan pihak yang berkaitan dengan
karena perbuatan yang melawan hukum itu, obyek sengketa baik secara langsung maupun
antara lain kerugian-kerugian dan perbuatan itu tidak langsung harus dimasukkan dalam gugat-
harus ada hubungannya yang langsung; kerugian an. Tidak digugatnya pihak-pihak tersebut me-
itu disebabkan karena kesalahan pembuat. ngakibatkan gugatan tidak dapat diterima.
Terdapat suatu kesalahan apabila pada pelaku Dalam hukum acara perdata tidak dikenal istilah
ada kesengajaan atau kealpaan (kelalaian). Per- turut penggugat, melainkan turut tergugat. Di
buatan melawan hukum tidak hanya terdiri atas sebutkan sebagai turut tergugat dimaksudkan
satu perbuatan, tetapi juga dalam tidak berbuat agar orang-orang, bukan para pihak yang ber-
sesuatu. Dalam KUH Perdata ditentukan pula sengketa (penggugat dan tergugat) demi leng-
bahwa setiap orang tidak saja bertanggung- kapnya pihak-pihak, maka orang-orang bukan
jawab terhadap kerugian yang disebabkan ka- pihak yang bersengketa tersebut harus diikut-
rena perbuatannya sendiri, tetapi juga terhadap sertakan dalam gugatan penggugat sekedar
kerugian yang ditimbulkan karena perbuatan untuk tunduk dan taat terhadap putusan hakim.
orang-orang yang ditanggungnya, atau karena Hal ini telah menjadi suatu yurisprudensi
barang-barang yang berada di bawah pengawas- sebagaimana diputus dalam Putusan Mahkamah
annya. Substansi dari perbuatan melawan hu- Agung tanggal 28 Januari 1976 No. 201 K/ Sip/
kum adalah yaitu bertentangan dengan kewajib- 1974.11
an hukum si pelaku, atau melanggar hak sub- Ketiga, mengalami kerugian secara lang-
jektif orang lain, atau melanggar kaidah tata sung dan nyata. Kerugian secara langsung dan
susila (goede zeden), atau bertentangan dengan nyata dalam hal ini berarti bahwa pihak yang
azas “Kepatutan”, ketelitian serta sikap hati- mengajukan tuntutan hak haruslah pihak yang
hati dalam pergaulan hidup masyarakat. mempunyai dasar hukum dan kepentingan yang
cukup atas hubungan hukum yang terjadi, se-

10 11
Subekti, 2002, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, Chidir Ali, 1985, Yurisprudensi Hukum Acara Perdata
hlm. 45 Indonesia, Yogyakarta: CV Nur Cahya, hlm. 218
152 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 10 No. 2 Mei 2010

bagai contoh adalah A berhutang kepada B se- antara lain adalah efisiensi perkara, proses ber-
besar Rp. 10.000.000,-. Setelah jatuh tempo A perkara yang ekonomis, menghindari putusan
tidak membayar hutangnya juga. Dalam hal ini, yang berulang-ulang yang dapat berisiko adanya
C yang merupakan adik dari B tidak dapat me- putusan inkonsistensi dalam perkara yang sama.
ngajukan gugatan kepada A atas piutang yang Di Indonesia, class action telah mendapat
dimiliki kakaknya (B), karena disini C tidak pengaturan dalam PERMA No. 1 Tahun 2002 ten-
mempunyai dasar hukum dan kepentingan yang tang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok. Gu-
cukup untuk mengajukan gugatan. gatan perwakilan kelompok atau class action
merupakan suatu prosedur pengajuan gugatan,
Class Action dimana 1 (satu) orang atau lebih yang mewakili
Gugatan secara class action atau gugatan kelompok mengajukan gugatan untuk dirinya
kelompok telah lama dikenal dan berlaku di ne- sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok
gara-negara yang menganut sistem hukum Com- orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki
mon Law, seperti Inggris dan negara bekas kesamaan fakta atau kesamaan dasar hukum
jajahannya. Class action merupakan sinonim antara wakil kelompok dan anggota kelompok-
dari class suit atau representative action,12 nya.13
yang memiliki karakteristik : pertama, gugatan Berdasarkan pengertian tersebut, maka
diajukan oleh satu atau beberapa orang yang unsur-unsur class action terdiri dari, pertama,
bertindak sebagai wakil kelompok, kedua, wakil class action merupakan mekanisme pengajuan
kelompok bertindak atas nama mereka dan gugatan. Class action merupakan mekanisme
sekaligus untuk dan atas nama kelompok yang pengajuan tuntutan hak selain mekanisme pe-
diwakili, ketiga, dalam gugatan tidak perlu ngajuan tuntutan hak yang diatur dalam HIR,
disebutkan semua identitas anggota kelompok Rbg maupun Rv. Tuntutan hak sebagaimana
yang diwakili, akan tetapi cukup didefinisikan telah dijelaskan sebelumnya, dapat disebabkan
identifikasi anggota kelompok secara spesifik, karena wanprestasi mapun perbuatan melawan
keempat, anggota kelompok dengan wakil ke- hukum. Namun demikian, class action cen-
lompok mempunyai kesamaan fakta dan dasar derung disebabkan oleh adanya perbuatan me-
hukum yang melahirkan kesamaan kepentingan lawan hukum.
(common interest), kesamaan penderitan (com- Kedua, terdapat wakil Kelompok (Class
mon grievance), dan apa yang dituntut meme- Representatif). Wakil kelompok merupakan satu
nuhi syarat untuk kemanfaatan bagi seluruh orang atau lebih yang menderita kerugian, yang
anggota. mengajukan gugatan sekaligus mewakili kelom-
Class action menurut Black’s Law pok orang yang lebih banyak jumlahnya. Ke-
Dictionary adalah sekelompok besar orang yang dudukan dan kapasitas wakil kelompok adalah
berkepentingan dalam suatu perkara, satu atau sebagai kuasa menurut hukum (legal manda-
lebih dapat menuntut atau dituntut mewakili tory) atau wettelijke vertegenwoordig, yaitu
kekompok besar orang tersebut tanpa perlu suatu kewenangan yang diberikan oleh per-
menyebut satu peristiwa satu anggota yang aturan perundang-undangan (dalam hal ini ada-
diwakili. Class action bisa merupakan suatu lah PERMA No. 1 Tahun 2002) yang memberi hak
metode bagi orang perorangan yang mempunyai dan kewenangan bagi wakil kelompok sebagai
tuntutan sejenis untuk bergabung bersama me- kuasa kelompok demi hukum. Dengan demikian,
ngajukan tuntutan agar lebih efisien, dan sese- kuasa yang dimiliki oleh wakil kelompok tidak-
orang yang akan turut serta dalam class action lah memerlukan surat kuasa dari anggota ke-
harus memberikan persetujuan kepada per- lompok yang diwakilinya, selain itu tidak di
wakilan. Tujuan class action secara mendasar perlukan persetujuan dari anggota kelompok

12
Yahya Harahap, 2005, Hukum Acara Perdata Gugatan,
13
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pasal 1 huruf a PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara
Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 137 Gugatan Perwakilan Kelompok
Tuntutan Hak Dalam Persidangan Perkara Perdata 153

untuk mewakili mereka14 Dalam hal ini, bagi Keenam, terdapat tuntutan sejenis (typi-
anggota kelompok yang tidak setuju atau ber- callity). Tuntutan (bagi plaintiff class action)
keberatan, dapat mengajukan hak opting out maupun pembelaan (bagi defedant class action)
yang menyatakan dirinya keluar sebagai anggota dari seluruh anggota yang diwakili (class mem-
kelompok. Sekalipun wakil kelompok bertindak bers) haruslah sejenis. Pada umumnya dalam
sebagai kuasa menurut hukum bagi anggota ke- class action, jenis tuntutan yang dituntut
lompok, namun demikian, wakil kelompok juga adalah pembayaran ganti kerugian.
dapat menunjuk kuasa baginya (Pasal 2 huruf d Berdasarkan unsur-unsur tersebut, yang
PERMA No. 1 Tahun 2002). dapat mengajukan gugatan dengan mekanisme
Ketiga, terdapat anggota kelompok (Class class action adalah sekelompok orang yang
Member). Anggota kelompok merupakan seke- jumlahnya banyak dan memiliki kesamaan fakta
lompok orang dalam jumlah banyak yang men- dan dasar hukum, sehingga apabila diajukan se-
derita kerugian, yang kepentingannya diwakili cara biasa (mekanisme gugatan sebagaimana
oleh wakil kelompok di pengadilan. PERMA No. diatur dalam HIR/Rbg) mengakibatkan proses
1 Tahun 2002 tidak menjelaskan batasan mini- pemeriksaan menjadi tidak efektif dan efisien.
mal jumlah anggota kelompok. Berkaitan de- Pihak yang digugat dalam class action (peng-
ngan anggota kelompok, PERMA No. 1 Tahun gugat) dapat berupa orang maupun badan hu-
2002, hanya menjelaskan bahwa Jumlah ang- kum (badan hukum publik maupun privat).
gota kelompok sedemikian banyak sehingga
tidaklah efektif dan efisien apabila gugatan Pengajuan Gugatan oleh Lembaga Swadaya
dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara Mayarakat (Legal Standing)
bersama-sama dalam satu gugatan. Oleh karena Tidak sedikit praktisi hukum yang men-
itu, jika anggota kelompok jumlahnya sedikit, campuradukkan antara pengertian gugatan per-
misal 5 atau 10 orang, maka hal ini dapat di wakilan kelompok (class action) dan konsep hak
gunakan sebagai alasan untuk menolak gugatan gugat lembaga swadaya masyarakat (LSM). Se-
class action. Namun demikian, menurut Yahya sungguhnya gugatan perwakilan kelompok/class
Harahap,15 penerapannya kasuistik dan harus di action dan hak gugat LSM memiliki perbedaan.
pertimbangkan dengan seksama faktor efekti- Legal standing merupakan hak gugat yang di
vitas dan efisiensi penyelesaian perkara yang miliki oleh LSM (Lembaga Swadaya masyarakat).
bersngkutan. Hukum nasional, secara materiil, telah meng-
Ketiga, memiliki kesamaan peristiwa/ atur hak gugat organisasi (legal standing/ius
fakta dan dasar hukum (commonality). Wakil standing), namun hukum acara yang ditunjuk
kelompok dengan anggota kelompok harus sebagai hukum formil yang mempertahankan
terdapat kesamaan fakta dan kesamaan hukum hukum materiil tersebut belum diatur. Legal
sebagai akibat tindakan tergugat. Namun demi- standing ini secara materiil diatur dalam bebe-
kian, kesamaan fakta dan dasar hukum harus rapa undang-undang, yaitu Pasal 37 Undang-
persis serupa secara mutlak, akan tetapi di undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
mungkinkan adanya perbedaan, dengan syarat Lingkungan Hidup, Pasal 71 ayat (1) Undang-
perbedaan tersebut tidak substansial dan prin- undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
sipiil. dan Pasal 46 Undang-undang No. 8 Tahun 1999
Keempat, terdapat kerugian. Pihak wakil tentang Perlindungan Konsumen.
kelompok (class repesentatif) maupun anggota Dalam mekanisme gugatan legal standing,
kelompok (class members) harus benar-benar LSM sebagai penggugat bukan sebagai pihak
atau secara nyata mengalami kerugian atau yang mengalami kerugian nyata. Namun karena
diistilahkan concrete injured parties. kepentingannya, LSM ini kemudian mengajukan
gugatan. Misalkan dalam perkara perlindungan
14
Pasal 4 PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan lingkungan hidup, LSM sebagai penggugat me-
Perwakilan Kelompok wakili kepentingan perlindungan lingkungan hi-
15
Ibid., hlm. 147
154 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 10 No. 2 Mei 2010

dup yang perlu diperjuangkan karena posisi ling- kan kembali ekosistem yang telah rusak sebagai
kungan hidup sebagai ekosistem sangat penting. akibat pembuangan limbah.
Lingkungan hidup tentu tidak dapat memper-
juangkan kepentingannya sendiri karena sifat- Citizen Law Suit atau Actio Popularis
nya yang in-animatif (tidak dapat berbicara) Beberapa sarjana berpendapat bahwa
sehingga perlu ada pihak yang memperjuang- citizen law suit hampir sama dengan actio po-
kan. pularis yang dikenal di common law. Menurut
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat Gokkel16, actio popularis adalah gugatan yang
diuraikan karakteristik mekanisme gugatan legal dapat diajukan oleh setiap orang, tanpa ada
standing. Pertama, pihak penggugat. Pihak yang pembatasan, dengan pengaturan oleh negara.
dapat mengajukan tuntutan hak dengan meng- Menurut Kotenhagen-Edzes17, dalam actio popu-
gunakan mekanisme legal standing hanyalah laris setiap orang dapat menggugat atas nama
lembaga swadaya masyarakat (LSM). Hanya LSM kepentingan umum dengan menggunakan Pasal
yang anggaran dasarnya meliputi perbuatan 1401 Niew BW (Pasal 1365 BW). Dari kedua pen-
yang dilanggar oleh tergugat saja yang dapat dapat tersebut dapat disimpulkan bahwa actio
mengajukan legal standing dan pelanggaran popularis adalah suatu gugatan yang dapat
oleh tergugat tersebut merupakan bagian ke- diajukan oleh setiap orang terhadap suatu per-
giatan LSM yang diatur dalam anggaran dasar buatan melawan hukum, dengan mengatas-
LSM tersebut, sebagai contoh, dalam pencemar- namakan kepentingan umum, berdasarkan pe-
an lingkungan hidup, maka yang dapat mengaju- raturan perundang-undangan yang mengatur
kan gugatan hanya LSM yang menurut anggaran adanya prosedur tersebut.
dasarnya bergerak dalam bidang lingkungan Citizen law suit sendiri merupakan akses
hidup. orang perorangan warga negara untuk kepen-
Kedua, pihak tergugat. Pihak yang dapat tingan publik termasuk kepentingan lingkungan
digugat melalui mekanisme legal standing pada mengajukan gugatan dipengadilan guna menun-
dasarnya meliputi seluruh subjek hukum, baik tut agar pemerintah melakukan penegakan
orang perorangan dan badan hukum (badan hu- hukum yang diwajibkan kepadanya atau untuk
kum publik maupun privat). Ketiga, dalil tuntut- memulihkan kerugian publik yang terjadi. Pada
an hak. Tuntutan hak yang dapat diajukan dasarnya citizen law suit merupakan suatu hak
dalam mekanisme gugatan legal standing adalah gugat warga negara yang dimaksudkan untuk
terkait dengan perbuatan melawan hukum yang melindungi warga negara dari kemungkinan
dilakukan oleh subjek hukum. Dalam kasus ling- terjadinya kerugian sebagai akibat dari tindakan
kungan misalnya, sebuah perusahaan digugat atau pembiaran omisi dari negara atau otoritas
karena telah membuang limbah yang meng- negara. Menurut pendapat Michael D Axline18,
akibatkan pencemaran lingkungan. Pencemaran citizen law suit memberikan kekuatan kepada
lingkungan ini dikualifikasikan sebagai perbuat- warga negara untuk menggugat pihak tertentu
an melawan hukum. (privat) yang melanggar undang-undang selain
Keempat, petitum. Dalam legal standing kekuatan kepada warga negara untuk meng-
tidak dikenal tuntutan ganti kerugian uang. gugat negara dan lembaga-lembaga (federal)
Ganti rugi dapat dimungkinkan sepanjang atau yang melakukan pelanggaran Undang-undang
terbatas pada ongkos atau biaya yang telah di atau yang gagal dalam memenuhi kewajibannya
keluarkan oleh organisasi tersebut. Subjek hu- dalam pelaksanaan Undang-undang.
kum yang digugat hanya diminta untuk melaku-
16
kan atau tidak melakukan suatu perbuatan ter- Sundari, 2002, Pengajuan Gugatan Secara Class Action
(Suatu Studi Perbandingan dan penerapannya di Indo-
tentu. Dalam kasus lingkungan hidup tersebut di nesia), Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, hlm. 12
17
atas misalnya, pihak tergugat dituntut untuk Ibid
18
Michael D Axline.h dalam www.legal-daily-
tidak melakukan pencemaran lagi dan memulih- thouht.info/2009/02/antara-citizen-law-suit-dan-class-
action/2, 29 Februari 2009, Antara Citizen Lawsuit dan
Class Action, diakses pada tanggal 3 Maret 2009
Tuntutan Hak Dalam Persidangan Perkara Perdata 155

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka negara untuk melakukan pemenuhan jika tidak
dapat diinterpretasikan, bahwa citizen law suit ingin gugatan diajukan. Somasi tersebut harus
pada intinya adalah mekanisme bagi warga diajukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan se-
negara untuk menggugat tanggung jawab belum gugatan didaftarkan, namun karena be-
penyelenggara negara atas kelalaian dalam lum ada satupun peraturan formal yang meng-
memenuhi hak-hak warga negara. Kelalaian atur hal tersebut, maka ketentuan ini tidak
tersebut didalilkan sebagai perbuatan melawan berlaku mengikat.19
hukum, sehingga citizen law suit diajukan pada Kedua, pihak tergugat. Tergugat dalam
lingkup peradilan umum dalam hal ini perkara citizen law suit adalah Penyelenggara Negara,
Perdata. Oleh karena itu , atas kelalaiannya, mulai dari Presiden dan Wakil Presiden sebagai
dalam petitum gugatan, Negara dihukum untuk pimpinan teratas, Menteri dan terus sampai
mengeluarkan suatu kebijakan yang bersifat kepada pejabat negara di bidang yang dianggap
mengatur umum (regeling). Hal ini dimaksudkan telah melakukan kelalaian dalam memenuhi hak
agar kelalaian tersebut tidak terjadi lagi di warga negaranya. Dengan kata lain, pihak selain
kemudian hari. penyelenggara negara tidak boleh dimasukkan
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat sebagai pihak baik sebagai tergugat maupun
diketahui karakteristik dari gugatan citizen law turut tergugat. Hal ini merupakan ciri khas dari
suit. Pertama, pihak penggugat. Pihak peng- citizen law suit. Apabila ada pihak lain (indivi-
gugat dalam citizen law suit adalah warga ne- du atau badan hukum) yang ditarik sebagai
gara, baik perorangan maupun sekelompok tergugat/turut tergugat, maka gugatan tersebut
orang, yang bertindak mengatasnamakan warga menjadi bukan citizen law suit lagi. Gugatan
negara. Penggugat dalam hal ini cukup mem- tersebut menjadi gugatan biasa yang tidak bisa
buktikan bahwa dirinya adalah warga negara diperiksa dengan mekanisme citizen law suit.
Indonesia. Berbeda halnya dengan gugatan biasa Ketiga, dalil tuntutan hak. Perbuatan me-
maupun class action, dalam citizen law suit, lawan hukum yang didalilkan dalam gugatan
penggugat tidak harus merupakan kelompok adalah kelalaian penyelenggara negara dalam
warga negara yang dirugikan secara langsung pemenuhan hak-hak warga negara. Kelalaian
oleh negara, oleh karena itu penggugat tidak negara dalam hal ini dikualifikasikan sebagai
harus membuktikan kerugian materiel apa yang perbuatan melawan hukum, karena negara te-
telah dideritanya sebagai dasar gugatan. Peng- lah lalai dalam melakukan kewajibannya untuk
gugat dalam hal ini mewakili warga negara melindungi warga negaranya. Dalam hal ini
Indonesia, tidak perlu dipisah-pisah menurut ke- harus diuraikan bentuk kelalaian apa yang telah
lompok kesamaan fakta dan kerugian sebagai- dilakukan oleh negara dan hak warga negara
mana dalam gugatan class action. Dalam meka- apa yang gagal dipenuhi oleh negara. Selain itu,
nisme pengajuan gugatan citizen law suit tidak dalam pemeriksaan persidangan, penggugat ha-
memerlukan adanya suatu notifikasi option out rus membuktikan, bahwa negara telah melaku-
setelah gugatan didaftarkan sebagaimana diatur kan perbuatan melawan hukum tersebut.
dalam PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Keempat, petitum. Petitum dalam gugat-
Gugatan Perwakilan Kelompok. an tidak boleh meminta adanya ganti rugi
Dalam prakteknya, di Indonesia yang materiel, karena dalam hal ini, pihak penggugat
didasarkan pada pengaturan di beberapa negara mengajukan gugatannya karena negara tidak
common law, citizen law suit cukup hanya melakukan kewajibannya untuk melindungi war-
dengan memberikan notifikasi berupa somasi ga negaranya. Petitum harus berisi permohon-
kepada penyelenggara negara. Isi somasi adalah an agar negara mengeluarkan suatu kebijakan
bahwa akan diajukan suatu gugatan citizen law
suit terhadap penyelenggara negara atas ke- 19
Arko Kanadianto, 23 Januari 2008, Konsep citizen lawsuit
lalaian negara dalam pemenuhan hak-hak warga di Indonesia, http://kanadianto.wordpress.com/2008/
negaranya dan memberikan kesempatan bagi 01/23/konsep-citizen-lawsuit-di-indonesia/ diakses pada
tanggal 2 Februari 2009
156 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 10 No. 2 Mei 2010

yang mengatur umum (regeling) agar perbuatan Class action diajukan manakala jumlah
melawan hukum berupa kelalaian dalam pe- penggugatnya adalah banyak (numerous), se-
menuhan hak warga negara tersebut di masa dangkan yang mengajukan gugatan adalah wakil
yang akan datang tidak terjadi lagi. Sehubungan kelompok, yang mewakili kepentingannya sen-
dalil gugatan disebabkan adanya kelalian ne- diri maupun anggota kelompoknya, dengan tun-
gara, maka gugatan citizen law suit tidak boleh tutan berupa ganti kerugian. Pihak yang dapat
diajukan karena dikeluarkannya peraturan per- digugat adalah seluruh subjek hukum, baik
undang-undangan maupun suatu keputusan tata orang maupun badan hukum.
usaha negara. Oleh karena itu, petitum gugatan Gugatan LSM atau legal standing merupa-
citizen law suit tidak boleh berisi pembatalan kan mekanisme pengajuan gugatan oleh LSM
atas suatu keputusan penyelenggara negara (ke- sebagai akibat pelanggaran atau adanya per-
putusan tata usaha negara) yang bersifat kon- buatan melawan hukum yang dilakukan pihak
krit, individual dan final, karena hal tersebut lain yang merupakan kegiatan perlindungan
merupakan kewenangan dari Peradilan Tata yang dilakukan LSM tersebut sebagaimana di
Usaha Negara. atur dalam anggaran dasar.
Beberapa kasus gugatan citizen law suit Gugatan citizen lawsuit atau actio po-
yg pernah didaftarkan di Indonesia antara lain: pularis, merupakan gugatan yang diajukan oleh
pertama, gugatan citizen law suit atas nama seorang atau lebih warga negara atas nama
Munir Cs atas penelantaran negara terhadap seluruh warga negara yang ditujukan kepada
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yg dideportasi di negara, dalam hal ini penyelenggara negara,
Nunukan. Gugatan ini dikabulkan Majelis Hakim sebagai akibat adanya perbuatan melawan
Jakarta Pusat dengan Ketua Majelis Andi hukum, pada umumnya berupa penelantaran
Samsan Nganro. Hasilnya adalah UU Nomor 39 hak-hak warga negara, dengan maksud agar
Tahun 2004 tentang Penempatan dan per- segera dibentuk aturan hukum, sehingga hak-
lindungan Tenaga Kerja Indonesia. Ini merupa- hak warga negara dapat terlindungi.
kan gugatan citizen law suit pertama yang
muncul di Indonesia. Kedua, gugatan citizen law
suit atas kenaikan BBM oleh LBH APIK, akan
tetapi gugatan ini ditolak, bentuk citizen law
suit tidak diterima Majelis Hakim PN Jakarta
Pusat. Ketiga, gugatan citizen law suit atas
Operasi Yustisi oleh LBH Jakarta, gugatan ini
juga ditolak, bentuk citizen law suit tidak
diterima Majelis Hakim PN Jakarta Pusat.

Penutup
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di
simpulkan karakteristik gugatan biasa yaitu
penggugat dan tergugat merupakan subjek hu-
kum, baik orang maupun badan hukum dengan
dalil tuntutan hak berupa wanprestasi maupun
perbuatan melawan hukum. Tuntutannya adalah
ganti kerugian maupun melakukan atau tidak
melakukan perbuatan tertentu kepada tergugat,
sehingga dalam hal ini penggugat harus mem-
punyai perbuatan dan kerugian yang terjadi
sebagai akibat perbuatan tergugat.

Anda mungkin juga menyukai