Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Arbitrase: Arti, Tujuan, Jenis, dan Contoh Kasus Arbitrase

08/05/2019 oleh M. Prawiro

 Pengertian Arbitrase Adalah


 Pengertian Arbitrase Menurut Para Ahli
o 1. Frank Elkoury dan Edna Elkoury
o 2. Stanford M. Altschul
o 3. H. Priyatna Abdurrasyid
o 4. R. Soebekti
o 5. Black’s Law Dictionary
 Tujuan dan Syarat Arbitrase
 Jenis-Jenis Arbitrase
o 1. Arbitrase Ad Hoc
o 2. Arbitrase Institusional
 Kelebihan dan Kekurangan Arbitrase
 Contoh Kasus Arbitrase

Pengertian Arbitrase Adalah


Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan arbitrase? Secara umum, pengertian
arbitrase adalah salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan sengketa
perdata antara dua atau lebih pihak yang berselisih dimana pelaksanaannya
dilakukan di luar peradilan umum.
Penyelesaian sengketa ini dilakukan melalui perjanjian arbitrase tanpa ada
kaitannya dengan peradilan. Jadi, secara gampangnya pengertian arbitrase adalah
upaya untuk menyelesaikan sengketa perdata di luar pengadilan dalam bentuk
perjanjian tertulis antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Perjanjian arbitrase ini harus ditandatangani oleh semua pihak yang bersengketa
atau disahkan oleh notaris. Setelah adanya perjanjian tersebut, maka pihak
pengadilan negeri tidak memiliki kewenangan apapun terhadap perkara tersebut.
Bahkan, mereka tidak boleh menerima pengajuan perkara tersebut di pengadilan.
Baca juga: Pengertian Hukum
Pengertian Arbitrase Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti arbitrase, maka kita dapat merujuk pada pendapat
para ahli berikut ini:

1. Frank Elkoury dan Edna Elkoury


Dalam bukunya “How Arbitration Works” Frank Elkoury dan Edna Elkoury
menyebutkan bahwa pengertian arbitrase adalah suatu proses yang mudah atau
simpel yang dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya
diputus oleh juru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka di mana
keputusan mereka berdasarkan dalil-dalil dalam perkara tersebut. Para pihak setuju
sejak semula untuk menerima putusan tersebut secara final dan mengikat.

2. Stanford M. Altschul
Menurut Stanford M. Altschul, pengertian arbitrase adalah sistem penyelesaian
perselisihan alternatif yang disetujui oleh semua pihak untuk perselisihan. Sistem
ini menyediakan penyelesaian perselisihan pribadi secara cepat.

3. H. Priyatna Abdurrasyid
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid, arti arbitrase adalah proses pemeriksaan suatu
sengketa yang dilakukan secara yudisial oleh beberapa pihak yang bersengketa satu
sama lain. Pemecahan masalah dari sengketa akan bergantung pada bukti-bukti
yang berasal dari pengajuan kedua belah pihak.

4. R. Soebekti
Menurut R. Soebekti, pengertian arbitrase adalah proses penyelesaian atau
pemutusan sengketa oleh seseorang hakim atau para hakim berdasarkan
persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang
diberikan oleh hakim atau para hakim yang mereka pilih atau tunjuk tersebut.

5. Black’s Law Dictionary


Menurut Black’s Law Dictionary, arbitrase adalah suatu metode penyelesaian
sengketa yang melibatkan satu atau lebih pihak ketiga yang netral yang biasanya
disetujui oleh pihak yang berselisih dan yang keputusannya mengikat.

Baca juga: Pengertian Ajudikasi


Tujuan dan Syarat Arbitrase
Pada dasarnya cara penyelesaian sengketa perdata dengan arbitrase bertujuan untuk
mengatasi masalah makro, baik di dalam negeri maupun manca negara. Dalam
hukum Indonesia, kedudukan dan penjelasan arbitrase disebutkan dalam Undang-
Undang No. 14 Tahun 1970 yang mengatur pokok-pokok kekuasaan kehakiman.
Apakah semua perkara bisa diselesaikan dengan perjanjian arbitrase?
Pada dasarnya, arbitrase ini digunakan untuk menyelesaikan sengketa perdata di
luar pengadilan. Tidak semua perkara bisa diselesaikan melalui cara ini, seperti
sengketa keluarga. Arbitrase ini bisa diaplikasikan pada bidang perdagangan.
Selain itu, bisa juga diterapkan untuk sengketa terkait hak yang berdasarkan
hukum atau peraturan undang undang yang dikuasai sepenuhnya oleh pihak
bersengketa.

Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Pasal 66, menyebutkan bahwa suatu
putusan arbitrase Internasional hanya dapat diakui dan dilakukan pada wilayah
hukum Republik Indonesia jika memenuhi syarat-syarat berikut ini:

1. Putusan arbitrase diberikan oleh majelis arbitrase atau arbitre.


2. Putusan arbitrase dibatasi oleh ketetapan hukum di Indonesia dimana
di dalamnya mencakup ruang lingkup hukum perdagangan.
3. Putusan arbitrase internasional hanya bisa dilakukan di Indonesia
dengan tidak bertentangan pada ketertiban umum.
4. Putusan arbitrase internasional bisa dijalankan setelah mendapat
eksekutor dari pihak ketua PN Jakarta Pusat.
Baca juga: Pengertian Konstitusi
Jenis-Jenis Arbitrase
Arbitrase dapat dibagi menjadi dua jenis. Adapun jenis arbitrase adalah sebagai
berikut:

1. Arbitrase Ad Hoc
Arbitrase Ad Hoc merupakan sebuah penyelesaian sengketa yang dilakukan secara
khusus untuk menangani dan memberikan putusan untuk perselisihan tertentu.
Dalam pelaksanaannya, jenis arbitrase ini tidak diadministrasikan oleh badan
arbitrase yang bersifat permanen. Jadi, nantinya pihak pemohon dan termohon
yang akan menunjuk arbitre atau majelisnya. Arbitrase ini disebut juga sebagai
arbitrase volunteer.

2. Arbitrase Institusional
Arbitrase Institusional ini merupakan kebalikan dari Arbitrase Ad Hoc. Arbitrase
Institusional nantinya akan melihatkan badan arbitrase resmi dalam menyelesaikan
dan memberikan putusan sengketa.

Jadi, nantinya pihak yang bersengketa akan meminta bantuan kepada lembaga
tersebut sampai kasusnya terselesaikan. Berbeda dengan jenis ad hoc, pada
arbitrase ini lembaga bersifat permanen sehingga tidak terjadi pembubaran
meskipun putusan senketa sudah dilakukan.
Kelebihan dan Kekurangan Arbitrase
Penyelesaian sengketan perdata dengan arbitrase memeliki sejumlah kelebihan dan
kekurangan, yaitu:

1. Kelebihan Arbitrase
 Diberikan jaminan kerahasiaan sengketa dimana sidang tertutup
untuk umum.
 Prosesnya lebih cepat karena tidak ada keterlambatan terkait
proseduran maupun administrasi.
 Setiap pihak bisa memilih arbitre dengan mempertimbangkan
kecakapan, pengetahuan dan lata belakangnya.
 Setiap pihak diberikan kebebasan menentukan putusan hukum untuk
sengketanya.
 Tidak ada tambahan biaya lain-lain selain biaya formal.
 Di Indonesia, pihak yang terlibat sengketa bisa melakukan presentasi
dan mendapatkan tanggapan secara langsung oleh majelis arbitrase
dan pihak lainnya yang terlibat sengketa.
2. Kekurangan Arbitrase
 Lembaga Arbitase maupun ADR tidak memiliki kewenangan untuk
memaksakan putusannya.
 Kurangnya sikap patuh oleh pihak yang terlibat sengketa terhadap
putusan.
 Arbitrase masih belum banyak dikenal oleh masyarakat.

Contoh Kasus Arbitrase


Ada cukup banyak proses penyelesaian sengketa dilakukan dengan arbitrase, salah
satunya adalah kasus pengadaan unit Transjakarta di DKI Jakarta pada tahun 2016.
Sengketa tersebut melibatkan pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT. Ifana
Dewi.

Pada saat itu, PT. Ifana Dewi menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena
tidak membayar 161 unit Transjakarta yang merugikan perusahaan tersebut. Proses
arbitrase dilakukan atas pengajuan PT. Ifana Dewi untuk menyelesaikan perkara
tersebut.

Baca juga: Arti Persekusi

Anda mungkin juga menyukai