08/05/2019 oleh M. Prawiro
Perjanjian arbitrase ini harus ditandatangani oleh semua pihak yang bersengketa
atau disahkan oleh notaris. Setelah adanya perjanjian tersebut, maka pihak
pengadilan negeri tidak memiliki kewenangan apapun terhadap perkara tersebut.
Bahkan, mereka tidak boleh menerima pengajuan perkara tersebut di pengadilan.
Baca juga: Pengertian Hukum
Pengertian Arbitrase Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti arbitrase, maka kita dapat merujuk pada pendapat
para ahli berikut ini:
2. Stanford M. Altschul
Menurut Stanford M. Altschul, pengertian arbitrase adalah sistem penyelesaian
perselisihan alternatif yang disetujui oleh semua pihak untuk perselisihan. Sistem
ini menyediakan penyelesaian perselisihan pribadi secara cepat.
3. H. Priyatna Abdurrasyid
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid, arti arbitrase adalah proses pemeriksaan suatu
sengketa yang dilakukan secara yudisial oleh beberapa pihak yang bersengketa satu
sama lain. Pemecahan masalah dari sengketa akan bergantung pada bukti-bukti
yang berasal dari pengajuan kedua belah pihak.
4. R. Soebekti
Menurut R. Soebekti, pengertian arbitrase adalah proses penyelesaian atau
pemutusan sengketa oleh seseorang hakim atau para hakim berdasarkan
persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang
diberikan oleh hakim atau para hakim yang mereka pilih atau tunjuk tersebut.
Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Pasal 66, menyebutkan bahwa suatu
putusan arbitrase Internasional hanya dapat diakui dan dilakukan pada wilayah
hukum Republik Indonesia jika memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1. Arbitrase Ad Hoc
Arbitrase Ad Hoc merupakan sebuah penyelesaian sengketa yang dilakukan secara
khusus untuk menangani dan memberikan putusan untuk perselisihan tertentu.
Dalam pelaksanaannya, jenis arbitrase ini tidak diadministrasikan oleh badan
arbitrase yang bersifat permanen. Jadi, nantinya pihak pemohon dan termohon
yang akan menunjuk arbitre atau majelisnya. Arbitrase ini disebut juga sebagai
arbitrase volunteer.
2. Arbitrase Institusional
Arbitrase Institusional ini merupakan kebalikan dari Arbitrase Ad Hoc. Arbitrase
Institusional nantinya akan melihatkan badan arbitrase resmi dalam menyelesaikan
dan memberikan putusan sengketa.
Jadi, nantinya pihak yang bersengketa akan meminta bantuan kepada lembaga
tersebut sampai kasusnya terselesaikan. Berbeda dengan jenis ad hoc, pada
arbitrase ini lembaga bersifat permanen sehingga tidak terjadi pembubaran
meskipun putusan senketa sudah dilakukan.
Kelebihan dan Kekurangan Arbitrase
Penyelesaian sengketan perdata dengan arbitrase memeliki sejumlah kelebihan dan
kekurangan, yaitu:
1. Kelebihan Arbitrase
Diberikan jaminan kerahasiaan sengketa dimana sidang tertutup
untuk umum.
Prosesnya lebih cepat karena tidak ada keterlambatan terkait
proseduran maupun administrasi.
Setiap pihak bisa memilih arbitre dengan mempertimbangkan
kecakapan, pengetahuan dan lata belakangnya.
Setiap pihak diberikan kebebasan menentukan putusan hukum untuk
sengketanya.
Tidak ada tambahan biaya lain-lain selain biaya formal.
Di Indonesia, pihak yang terlibat sengketa bisa melakukan presentasi
dan mendapatkan tanggapan secara langsung oleh majelis arbitrase
dan pihak lainnya yang terlibat sengketa.
2. Kekurangan Arbitrase
Lembaga Arbitase maupun ADR tidak memiliki kewenangan untuk
memaksakan putusannya.
Kurangnya sikap patuh oleh pihak yang terlibat sengketa terhadap
putusan.
Arbitrase masih belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Pada saat itu, PT. Ifana Dewi menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena
tidak membayar 161 unit Transjakarta yang merugikan perusahaan tersebut. Proses
arbitrase dilakukan atas pengajuan PT. Ifana Dewi untuk menyelesaikan perkara
tersebut.