Anda di halaman 1dari 24

KEMAHIRAN LITIGASI DAN NON

LITIGASI
Nama : YOSEP DIKO REINOL PANJAITAN, S.H., M.H.
PENDIDIKAN :
• S1- UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG (2013)
• S2- UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG (2018)
LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk sosial selalu


berinteraksi dengan sesamanya, baik berupa
hubungan antar pribadi maupun transaksi bisnis
yang kemudian dapat menimbulkan reaksi.

Reaksi ada yang bersifat positif dan bersifat


negatif
Positif : reaksi yang tidak mengakibatkan
kerugian bagi para pihaknya.
Negatif : reaksi yang mengakibatkan kerugian
bagi salah satu pihak sehingga menimbulkan
sengketa
Sengketa dapat disebabkan
oleh berbagai macam faktor :

1. Perbedaan kepentingan
2. Perbedaan karakter --- salah pengertian
3. Aturan-aturan yang kaku yang dianggap
sebagai penghalang dan penghambat dalam
mencapai tujuan masing-masing
Setiap manusia mempunyai tujuan hidup, dan
tiap manusia secara maksimal akan berusaha
mewujudkan keinginan tersebut, dalam proses
tersebut seringkali menimbulkan konflik antara
manusia satu dengan manusia lainnya.
 Owen R.G
penyebab konflik adalah aturan-aturan yang diberlakukan dan
prosedur yang tertulis dan tidak tertulis dapat menyebabkan
konflik jika penerapannya terlalu kaku dan keras.

• Schyut
konflik adalah suatu situasi yang di dalamnya terdapat dua pihak
atau lebih yang mengejar tujuan-tujuan , yang satu dengan lainnya
tidak dapat diserasikan dan mereka dengan daya upaya mencoba
dengan sadar menentang tujuan-tujuan pihak lain.Dari pendapat
kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik terjadi ketika para
pihak bersaing untuk dapat mencapai tujuannya masing2.
APABILA SALAH SATU PIHAK ATAU
SELURUH PIHAK MEMPERKARAKANNYA

KONFLIK SENGKETA
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA

Adanya usaha tiap-tiap manusia untuk


mencapai tujuan masing-masing, dapat
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak
yang dapat menimbulkan sengketa.

Untuk menghindari resiko tersebut para pihak


berupaya untuk menyelesaikannya melalui
dua cara, yaitu :

Litigasi --- pengadilan


Non-Litigasi --- di luar pengadilan
Istilah-istilah hukum cukup banyak
menyadur dari bahasa asing. Bahkan
beberapa istilahnya kerap kali menjadi
pertanyaan bagi orang awam.
Perbedaan Litigasi dan Non -
Litigasi

Berdasarkan ketentuan perundang - undangan di


Indonesia, ada 2 (dua) alternatif jalur penyelesaian
yang diberikan kepada para pihak yang bersengketa
ketika menghadapi pemasalahan hukum baik itu pada
perkara pidana, perkara perdata maupun perkara Tata
Usaha Negara (TUN), yaitu :

1. Penyelesaian melalui jalur litigasi; dan


2. Penyelesaian melalui jalur non litigasi.
Jalur Litigasi

Jalur litigasi merupakan jalur penyelesaian suatu


perkara atau permasalahan hukum antara para
pihak baik dalam perkara pidana, perdata maupun
Tata Usaha Negara (TUN) yang diselesaikan
melalui jalur hukum (penyelesaian perkara di
pengadilan). Hal mana dalam perkara pidana,
proses pelaporan dan pemeriksaan di Kepolisian
dan penuntutan di Kejaksaan merupakan bagian
dari penyelesaian perkara melalui jalur litigasi.
Secara eksplisit pengertian litigasi tidak ditemukan
dalam peraturan perundangan - undangan
sebagaimana yang disebutkan dalam ketentuan
Pasal 6 ayat (1) Undang - Undang (UU) Republik
Indonesia No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa yang menyatakan
pada dasarnya bahwa jika ada perkara baik berupa
perselisihan atau sengketa maupun perbedaan
pendapat dalam perkara perdata, penyelesaiannya
dapat dilakukan oleh oleh para pihak melalui
alternatif penyelesaian sengketa (Alternative Dispute
Resolution) yang didasari dengan itikad baik dari
pihak dalam menyelesaikan permasalahannya
dengan mengesampingkan penyelesaian secara
litigasi di Pengadilan Negeri (PN).
Penyelesaian sengketa melalui litigasi ada bermacam-
macam jenisnya. Jenis kasus litigasi seperti:
1. Mengenai pembebasan lahan
2. Perbankan
3. Sengketa keperdataan
4. Kejahatan perusahaan (fraud)
5. Penyelesaian atas tuduhan palsu atau perebutan
hak asuh anak (difasilitasi oleh pengadilan agama)

Proses penyelesaian sengketa melalui jalur peradilan


atau litigasi seringkali disebut dengan ultimum
remedium. Jadi maksudnya, litigasi adalah sarana akhir
dari penyelesaian sengketa. Hasil akhir dari litigasi
mempunyai kekuatan hukum mengikat terhadap pihak-
pihak yang terkait di dalam sengketa tersebut.
PENTINGNYA LAW FIRM UNTUK
MEMBANTU PROSES LITIGASI

Pada dasarnya, tahapan-tahapan penyelesaian melalui jalur ini ada 2


yaitu sebagai berikut:

 Tahapan Administrasi
Mendaftarkan berkas sengketa ke Pengadilan Negeri setempat dan
membayar uang muka. Setelah itu pihak pengadilan akan
mendaftarkan berkas sengketa dan majelis yang akan mengadili
sengketa tersebut. Jika tanggal sudah ditentukan pihak panitera akan
melayangkan surat panggilan terhadap pihak yang berkepentingan
 
 Tahapan Yudisial
Perkara sengketa akan diperiksa secara keseluruhan oleh majelis
hakim sebelum dilanjutkan akan diusahakan proses mediasi. Jika
gagal gugatan akan dibacakan dan tergugat bisa menyampaikan
pembelaan dan bukti-bukti. Proses ini juga dilakukan oleh penggugat
secara bergantian. Setelah itu hakim akan menentukan putusan atas
perkara yang disidangkan. 
Menyelesaikan perkara sengketa melalui
litigasi mempunyai keuntungan tersendiri.
Keuntungan tersebut antara lain:

1. Proses dilakukan secara formal oleh


lembaga yang ditunjuk negara (Pengadilan
hingga Mahkamah Agung)
2. Keputusan dibuat oleh hakim dimana tidak
ada keterlibatan dari kedua belah pihak
3. Fakta hukum menjadi orientasi dari
pengambilan keputusan dari hakim
4. Proses persidangan dilakukan secara
terbuka waktu yang diperlukan juga relatif
singkat
Keputusan yang dibuat oleh hakim bersifat final dan memaksa pihak-
pihak yang berkepentingan. Dalam perjalanan melakukan
penyelesaian hukum atas sengketa, sangat diperlukan pihak
profesional untuk mendampingi.
Bahkan dalam Undang-Undang telah mengatur adanya pihak
berkompeten misalnya sebuah law firm. Didampingi pihak yang
berkompeten dianggap penting agar pihak yang bersangkutan atas
sengketa, mendapatkan pencerahan dan pembelaan hukum yang
benar. Sehingga setiap langkah yang diambil selalu melalui
pertimbangan yang jelas dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Proses litigasi diharapkan memberikan keadilan terhadap pihak yang
bersangkutan atas sengketa perkara. Dalam proses peradilan ini diperlukan
pihak yang dapat membantu kemenangan atas sengketa perkara. Memilih
badan firma hukum yang benar-benar mumpuni adalah hal yang esensial.
 
Jalur Non - Litigasi

Jalur Non - Litigasi merupakan jalur penyelesaian


suatu perkara di luar jalur hukum (penyelesaian
perkara di luar pengadilan). Adapun Jalur Non -
Litigasi juga dikenal sebagai penyelesaian
sengketa alternatif (Alternative Dispute
Resolution), hal mana penyelesaiannya dilakukan
di tempat yang bukan merupakan bagian dari
lembaga litigasi (pengadilan negeri).
Jalur Non - Litigasi sendiri pun diakui di dalam
peraturan perundang - undangan di Negara
Indonesia sebagaimana yang disebutkan dalam
penjelasan Pasal 3 Undang - Undang (UU) Republik
Indonesia No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman yang pada dasarnya
menyatakan bahwa penyelesaian perkara di luar
pengadilan oleh para pihak yang berperkara atas
dasar perdamaian dan itikad baik dari para pihak
tetap diperbolehkan dan/ ataupun juga penyelesaian
perkara tetap diperbolehkan jika diselesaikan melalui
jalur arbitrase.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penyelesaian
permasalahan hukum melalui jalur Non - Litigasi sebagaimana
disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka (10) Undang - Undang
(UU) Republik Indonesia No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa yang menyatakan bahwa alternatif
penyelesaian perkara (alternatif dispute resolution) merupakan suatu
lembaga penyelesaian sengketa ataupun penyelesaian perbedaan
pendapat yang diselesaikan melalui metode yang telah disepakati
oleh para pihak yang berperkara yaitu melalui proses penyelesaian
yang diselesaikan di luar pengadilan dengan cara konsultasi,
negosiasi, mediasi ataupun penyelesaian melalui penilaian dari para
ahli sebagaimana penjelasannya di bawah ini :
1.Konsultasi, yakni merupakan suatu tindakan yang bersifat
pribadi (personal) antara para pihak yang bersengketa dengan pihak lain
yang melibatkan seorang konsultan guna mendapatkan saran atau
pendapat hukum terkait permasalahan yang dialami oleh para pihak yang
bersengketa;
2.Negosiasi, yakni merupakan suatu tindakan musyawarah atau
perundingan langsung antara para pihak yang bersengketa guna
mendapatkan penyelesaian dari masalah atau sengketa yang terjadi
antara para pihak;
3.Mediasi, yakni merupakan suatu tindakan penyelesaian dengan
melibatkan pihak ketiga atau pihak luar yang bersifat netral dan tidak
memihak dalam merumuskan penyelesaian permasalahan tersebut.
Adapun dalam hal ini pihak ketiga atau pihak luar yang dilibatkan dalam
proses penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi sering disebut
sebagai "Mediator";
4.Penilaian Ahli, yakni penyelesaian sengketa dengan cara mendengarkan
pendapat dari para ahli yang bersifat teknis dalam penyelesaian sengketa
para pihak.
Adapun juga cara selain yang disebutkan
pada ketentuan Pasal 1 angka (10) Undang -
Undang (UU) Republik Indonesia No. 30 tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa yaitu Konsiliasi, hal mana
konsiliasi merupakan penyelesaian sengketa
dengan melibatkan pihak ketiga atau orang luar
yang bersifat netral dan tidak memihak guna
menyampaikan pendapat dan saran (menengahi)
dalam menyelesaikan permasalahan para pihak.
Adapun pihak ketiga atau pihak luar yang
dilibatkan dalam penyelesaian sengketa melalui
jalur konsiliasi sering disebut sebagai "Konsiliator".
Secara garis besar perbedaan penyelesaian perkara melalui jalur litigasi
dengan penyelesaian perkara melalui jalur non - litigasi memiliki perbedaan
yang signifikan sebagaimana rangkuman di bawah ini :

1.Penyelesaian melalui jalur litigasi memiliki waktu penyelesaian perkara yang


cukup lama dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit (mahal) sedangkan
penyelesaian melalui jalur non - litigasi memiliki waktu penyelesaian yang
fleksibel dengan biaya yang dikeluarkan dalam penyelesaian sengketa
tergantung dari para pihak yang bersengketa dalam melakukan upaya
perdamaian;
2.Penyelesaian melalui jalur litigasi dilaksanakan sesuai prosedur dan bersifat
formal karena penyelesaiannya diselesaikan melalui lembaga litigasi
(pengadilan) dengan alur dan proses yang sesuai dengan mekanisme
peradilan yang telah ditentukan pada peraturan perundang - undangan, lain
halnya dengan penyelesaian melalui jalur non - litigasi yang dilaksanakan
secara kekeluargaan, hal mana pelaksanaanya pun sesuai dengan keinginan
dari para pihak dalam menyelesaikan perkaranya;
3. Penyelesaian sengketa hukum melalui jalur litigasi di pengadilan berdasarkan
pada 1 (satu) litigasi hukum sedangkan penyelesaian melalui jalur non - litigasi
para pihak secara langsung melakukan perundingan dalam rangka upaya
perdamaian yang menggunakan beberapa metode penyelesaian sebagaimana
yang disebutkan pada ketentuan Pasal 1 angka (10) Undang - Undang (UU)
Republik Indonesia No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa yakni dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi dan mendengarkan pendapat dari para ahli;
4. Dalam penyelesaian perkara melalui jalur litigasi, Pengadilan akan menertibkan
hak para pihak dan kemudian menetapkan hubungan hukum baru yang berlaku
dan mengikat antara para pihak yang terlibat dalam sengketa hukum  dan juga
pada masyarakat umum sedangkan penyelesaian melalui jalur non - litigasi,
terbitnya hak berdasarkan dari kesepakatan dari para pihak yang berperkara
dalam mencapai tujuan perdamaian;
5. Putusan pengadilan akan memberikan keadilan hukum akan tetapi belum tentu
diterima adil oleh para pihak yang bersengketa sehingga menimbulkan persepsi
terhadap putusan tersebut sebagai keadilan simbolik yang bersifat
menang (win) atau kalah (lose) yang akhirnya berpotensi menimbulkan
kekecewaan dan dendam (eigen richting) bagi yang kalah
sedangkan  penyelesaian melalui jalur non - litigasi, para pihak yang
menyelesaikan sengketa hukum akan memberikan putusan yang bersifat saling
menguntungkan (win - win solution) antara para pihak.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai