Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yohanes Cahyo Haryono

Mata kuliah : Hukum Acara Perdata


Nim : 211081020
Dosen : Sutejo S.H., M.H

1. Jelaskan pengertian sita dan tujuan dilakukan sita?

2. Jelaskan beberapa prinsip pokok sita?

3. Sebutkan dan jelaskan beberapa jenis sita?

4. Sebutkan jenis-jenis putusan dari berbagai segi


1. aspek kehadiran para pihak
2. Aspek sifatnya
3. Aspek saat penjatuhannya).

Jawaban :

1. Pengertian Sita atau beslaag ialah suatu tindakan hukum oleh hakim yang bersifat
eksepsional, atas permohonan salah satu pihak yang bersengketa, untuk mengamankan
barang-barang sengketa atau yang menjadi jaminan dari kemungkinan dipindah tangankan,
dibebani, sesuatu sebagai jaminan, dirusak atau dimusnahkan oleh pemegang atau pihak
yang menguasai barang-barang tersebut untuk menjamin agar putusan hakim nantinya dapat
dilaksanakansebagaimana mestinya.

- Tujuan dari penyitaan adalah agar tergugat tidak memindahkanatau membebankan harta
benda yang telah disita kepada pihak ketiga agar benda sitaan tersebut tetap untuk
selama proses pemeriksaan perkara berlangsung sampai perkara tersebut memperoleh
putusan yang berkekuatan hukum tetap atau sampai dengan pelaksanaan putusan
(eksekusi).

2. Ada beberapa Prinsip Pokok Penyitaan Yang Mesti Ditaati. Menurut M. Yahya Harahap
Berikut Beberapa Prinsip Pokok Penyitaan Dalam Perdata Yang Bersifat Umum:

1. Sita Berdasarkan Permohonan Menurut Pasal 226 Dan Pasal 227 Hir Atau Pasal 720 Rv
Maupun Berdasarkan Sema No.5 Tahun 1975, Pengabulan Dan Perintah Pelaksaan Sita,
Bertitik Tolak Dari Permintaan Atau Perohonan Penggugat. Perintah Penyitaan Tidak
Dibenarkan Berdasarkan Ex-Officio Hakim.

2. Permohonan Berdasarkan Alasan Seperti Yang Sudah Dijelaskan, Penyitaan Merupakan


Hukuman Dan Perampasan Harta Kekayaan Tergugat Sebelum Putusan Berkekuatan
Hukum Tetap.

3. Penggugat Wajib Menunjukkan Barang Objek Sita Hukum Membebankan Kewajiban


Kepada Penggugat Untuk Menyebut Secara Jelas Dan Satu Per Satu Barang Objek
Yang Hendak Disita.Permintaan Sita Yang Diajukan Secara Umum Terhadap Semua
Atau Sebagian Harta Kekayaan Tergugat Dianggap Tidak Memenuhi Syarat. Permintaan
Sita Yang Demikian Tidak Terang, Sebab Tidak Diketahui Persis Apa Saja Harta
Kekayaan Tergugat, Sehingga Tidak Jelas Barang Apa Dan Mana Yang Hendak Disita.
Selain Dirinci Dan Disebutkan Satu Per Satu Barang Milik Tergugat Yang Hendak Disita,
Rincian Itu Harus Dibarengin Dengan Penyebutan Identitas Barang Secara Lengkap.

4. Permintaan Dapat Diajukan Sepanjang Pemeriksaan Sidang Sebagai Pedoman, Dapat


Diikuti Putusan Mahkamah Agung No. 371 Kpdt1984 Yang Menyatakan, Meskipun Sita
Jaminan Tidak Tercantum Dalam Gugatan Maupun Dalam Petitum Gugatan, Dan Baru
Diajukan Belakangan Dalam Surat Tersendiri, Jauh Setelah Gugatan Didaftarkan, Cara
Yang Demikian Tidak Bertentangan Dengan Tata Tertib Beracara, Karena Undang-
Undang Memperbolehkan Pengajuan Sita Jaminan Dapat Dilakukan Permintaannya
Sepanjang Proses Persidangan Berlangsung. Universitas Sumatera Utara Oleh Karena
Itu, Pengabulan Sita Dalam Kasus Yang Seperti Itu Tidak Bertentangan Dengan Ultra
Petitum Partium Yang Digariskan Pasal 178 Ayat 3 Hir.Memperhatikan Putusan Di Atas
Dihubungkan Dengan Ketentuan Pasal 227 Ayat 1 Hir Dapat Disimpulkan Sita Dapat
Diminta Selama Belum Dijatuhkan Putusan Pada Tingkat Peradilan Pertama Atau Dapat
Diajukan Selama Putusan Belum Dieksekusi.

5. Pengabulan Berdasarkan Pertimbangan Objektif Agar Penyitaan Tidak Bercorak


Sewenang-Wenang, Perlu Ditegakkan Prinsip Yaitu Pengabulan Sita Harus Berdasarkan
Pertimbangan Objektif.Prinsip Ini Berkaitan Dengan Asas Permohonan Sita Harus
Berdasarkan Alasan Yang Cukup Dan Objektif.Bertitik Tolak Dari Prinsip- Prinsip
Tersebut, Dalam Penetapan Pengabulan Sita, Haruslah Jelas Dan Terang Tercantum
Pertimbangan Yang Rasional Dan Objektif. Dalam Penetapan Sita Terdapat
Pertimbangan Mengenai Alasan Yang Diajukan Penggugat Berupa: A. Kaitan Antara Sita
Dengan Dalil Gugatan Sangat Erat Sedemikian Rupa, Sehingga Penyitaan Benar-Benar
Urgen, Sebab Kalau Sita Tidak Diletakkan Di Atas Harta Kekayaan Tergugat,
Kepentingan Penggugat Tidak Terlindungi. B. Penggugat Dapat Menunjukkan
Berdasarkan Fakta Atau Paling Tidak Berupa Indikasi Adanya Dugaan Atau Persangkaan
Bahwa Tergugat Berdaya Upaya Untuk Menggelapkan Atau Menghilangkan Harta
Universitas Sumatera Utara Kekayaan Selama Proses Pemeriksaan Berlangsung, Guna
Menghindari Pemenuhan Gugatan. Supaya Pertimbangan Penetapan Pengabula Sita
Dapat Diutarakan Berdasarkan Fakta Atau Indikasi Yang Lebih Objektif Dan Rasioal,
Pengadilan Dapat Menempuh Cara Melalui Proses Pemeriksaan Insidentil Atau Melalui
Proses Pemeriksaan Pokok Perkara.

6. Larangan Menyita Milik Pihak Ketiga Proses Penyelesaian Suatu Perkara, Tidak Boleh
Menimbulkan Kerugian Kepada Pihak Ketiga Yang Tidak Ikut Menjadi Pihak Dalam
Perkara. Prinsip Kontrak Partai Party Contract Yang Digariskan Pasal 1340 Kuh Perdata
Yang Menegaskan Perjanjian Hanya Mengikat Kepada Para Pihak Yang Membuatnya,
Berlaku Juga Dalam Proses Penyelesaian Perkara. Hanya Mengikat Kepada Para Pihak
Penggugat Dan Tergugat. Tidak Boleh Merugikan Pihak Ketiga Atau Pihak Lain Yang
Tidak Terlibat Sebagai Pihak Dalam Perkara Yang Bersangkutan. Sehubungan Dengan
Itu, Pengabulan Dan Pelaksaan Sita Dalam Suatu Perkara Hanya Terbatas Terhadap
Harta Kekayaan Tergugat Dan Tidak Boleh Melampaui Terhadap Harta Kekayaan Pihak
Ketiga.Kewajiban Hakim Untuk Meneliti Apakah Harta Kekayaan Yang Diajukan
Penggugat Untuk Disita, Benar-Benar Milik Tergugat. Universitas Sumatera Utara

7. Penyitaan Berdasarkan Perkiraan Nilai Objektif Dan Proposional Dengan Jumlah


Tuntutan. Sedapat Mungkin Jumlah Barang Yang Disita Tidak Melebihi Jumlah Tuntutan
Penggugat.Penyitaan Ekstrem Melampaui Jumlah Gugatan, Dianggap Sebagai Tindakan
Undue Process Atau Tidak Sesuai Dengan Hukum Acara Dan Dapat Dikatagorikan
Sebagai Tindakan Sewenang-Wenang. Untuk Menghindari Tindakan Penyitaan Yang
Belebihan, Perlu Diperhatikan Pedoman Sebagai Berikut: A. Dalam Sengketa Milik,
Penyitaan Terbatas Pada Barang Yang Disengketakan. B. Dalam Sengketa Utang Yang
Dijamin Dengan Barang Tertentu, Barang Yang Boleh Disita Hanya Terbatas Pada
Barang Jaminan. C. Sita Dilakukan Terhadap Semua Harta Kekayaan Tergugat Sampai
Terpenuhi Jumlah Tuntutan. D. Apabila Terjadi Pelampauan Segera Dikeluarkan
Penetapan Pengangkatan Sita.

3. Berikut adalah beberapa pengertian dan jenis sita :


- Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)
Sita jaminan merupakan sita yang diletakkan terhadap benda-benda milik tergugat,
baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak, yang dijadikan jaminan untuk
pelunasan utang atau pemenuhan prestasi.
- Sita Revindikasi (Revindicatoir Beslag)
Sita revindikasi ialah sita yang dimohonkan oleh pemilik suatu benda bergerak terhadap
bendanya yang berada dalam penguasaan tergugat atau pihak lain.

- Sita Marital (Maritaal Beslag)


Sita marital merupakan sita yang dimohonkan oleh pihak istri terhadap harta perkawinan,
baik yang berbentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, dalam rangka menjamin
agar barang tersebut tidak dialihkan atau diasingkan oleh sang suami selama proses
perceraian berlangsung.

- Sita Eksekusi (Executoir Beslag)


Sita eksekusi adalah sita yang dilakukan terhadap barang-barang yang tidak dapat
dieksekusi secara langsung dan tercantum dalam amar putusan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.

4. Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan (hal. 873 – 887),

Jenis Putusan hakim yang ditinjau dari aspek kehadiran para pihak sebagai berikut :

Putusan gugatan gugur

Putusan ini dijatuhkan jika penggugat tidak datang pada hari sidang yang ditentukan, atau
tidak menyuruh wakilnya untuk menghadiri padahal telah dipanggil dengan patut. Hakim
dapat menjatuhkan putusan menggugurkan gugatan penggugat dan penggugat dihukum
membayar biaya perkara.

Putusan verstek

Hakim menjatuhkan putusan verstek apabila pada sidang pertama pihak tergugat tidak
datang menghadiri persidangan tanpa alasan yang sah, padahal sudah dipanggil oleh juru
sita secara patut.[2] Pasal 125 Herzien Indlandsch Reglement kemudian menegaskan bahwa
putusan verstek adalah putusan bahwa gugatan diterima tanpa kehadiran tergugat.

Putusan contradictoir

Putusan kontradiktoir adalah putusan yang ditinjau dari segi kehadiran para pihak pada saat
putusan diucapkan. Terdapat dua jenis putusan contradictoir: Pada saat putusan diucapkan,
para pihak hadir; Pada saat putusan diucapkan, salah satu pihak tidak hadir.

Putusan ditinjau dari sifatnya :

Putusan deklarator;

Putusan konstitutif;

Putusan kondemnator.
Putusan ditinjau pada saat penjatuhannya :

Putusan sela

Putusan sela adalah yang disebut juga sebagai putusan sementara. Ada juga yang
menyebutnya dengan incidental vonnis atau putusan insidentil. Bahkan disebut juga tussen
vonnis yang diartikan putusan antara.

Putusan akhir

Putusan akhir (eind vonnis) atau dalam common law sama dengan final judgement diambil
dan dijatuhkan pada akhir atau sebagai akhir pemeriksaan perkara pokok. Putusan akhir
merupakan tindakan atau perbuatan hakim sebagai penguasa atau pelaksana kekuasaan
kehakiman untuk menyelesaikan dan mengakhiri sengketa yang terjadi di antara pihak yang
berperkara.

jenis putusan hakim ditinjau dari sifatnya :

Putusan Deklarator

Putusan deklarator atau deklaratif (declatoir vonnis) adalah pernyataan hakim yang tertuang
dalam putusan yang dijatuhkannya. Pernyataan itu merupakan penjelasan atau penetapan
tentang sesuatu hak atau titel maupun status. Pernyataan itu dicantumkan dalam amar atau
diktum putusan.

Putusan Konstitutif

Putusan konstitutif (constitutief vonnis) adalah putusan yang memastikan suatu keadaan
hukum, baik yang bersifat meniadakan suatu keadaan hukum maupun yang menimbulkan
keadaan hukum baru.

Putusan Kondemnator

Putusan kondemnator (condemnatoir) adalah putusan yang memuat amar yang menghukum
salah satu pihak yang berperkara. Putusan yang bersifat kondemnator merupakan bagian
yang tidak terpisah dari amar deklaratif atau konstitutif.

Anda mungkin juga menyukai