Anda di halaman 1dari 44

MATERI HUKUM

ACARA PERDATA
Disampaikan pada :
PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT
(PKPA)
Ke VII Tahun 2022
DPC PERADI SBY dg FH UBHARA
Oleh :
WAHYU T. HARYADI, SH.,MH
ADVOKAT PERADI : 98.10997 / DOSEN TETAP FH
UBHARA
Silabus Hukum Acara Perdata

Bab I Pendahuluan : Pengertian


Sejarah Hukum Acara Perdata
Sumber Hukum & Asas-asas Hukum Acara Perdata
Perbedaan Hukum Acara Perdata dengan Hukum Acara Pidana

Bab II Gugatan : Pengertian dan Isi Gugatan


Pencabutan dan Perubahan Gugatan, Penggabungan gugatan
Kewenangan Mengadili atau kompetensi

Bab III Penyitaan : Pengertian dan dasar hukum


Conservatoir Beslag & Revindicatoir Beslag

Bab IV Pemeriksaan Perkara : Penetapan Hari Sidang


Proses Pemeriksaan Perkara
Peranan Hakim dalam Memeriksa Perkara
Perdamaian , Acara Verstek
Jawaban tergugat, Replik , Duplik dan
Intervensi

Bab V Pembuktian : Pengertian dan dasar Hukum


Hal yang Dibuktikan dan Beban
Pembuktian Teori Pembuktian dan Kekuatan
Alat Bukti Macam-macam Alat Bukti

Bab VI Putusan Hakim : Pengertian


Susunan dan Isi
Putusan Hakim Macam-macam
Putusan Hakim Kekuatan
Putusan Hakim Putusan
Bab VII Upaya Hukum : Uitvoorbaar Bij Voorraad
Upaya Hukum Terhadap Putusan Hakim
Perlawanan, Banding, Kasasi
Peninjauan Kembali & Derdenverzet

Bab VIII Eksekusi : Pegertian


Bentuk-bentuk Eksekusi
Asas 2 Hukum Acara Perdata

1. Inisiatif mengajukan tuntutan hak sepenuhnya kepada yang


diserahkan
berkepentingan (Pasal 118 HIR). Perk yg diajukan kpd hakim mk ia tdk
boleh menolak utk memeriksa dan mengadilinya dgn
alasan hknya tdk ada /krg jelas, hakim wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai2 hk dan rasa keadilan yg hdp dlm masy. Pasal 5 (1) UU
48/2009 KK ( Dg UU 48/2009 mencabut uu 4 th 2004), Psl 29(1) huruf e UU
48/2009 ttg KK bertentangan dg UUD RI th 1945 dan tdk punya kekuatan
hukum yg mengikat (Putusan MK 97/PUU-XI/2013)

2. Hakim bersifat Pasif ruang lingkup atau luas sempitnya pokok perkara
ditentukan para pihak berperkara bukan oleh hakim.Pengad membantu para
pencari keadilan dan berusaha mengatasi sgl hambatan & rintangan utk
tercapainya peradilan yg sederhana cepat dan biaya ringan Ps 4 ayat 2 UU
48/2009. Hakim tidak boleh menjatuhkan putusan melebihi dari yang
dituntut ( 178 ayat 2,3 HIR) : Ultra Petita dalam menjatuhkan putusan atas
perkara yang tidak dituntut/dimohonkan atau meluluskan lebih dari pada
yang dimintakan.

3. Persidangan terbuka untuk umumPs 13 ayat 1 UU 48/2009 setiap orang


dibolehkan hadir dan mendengarkan pemeriksaan perkara, walaupun ada
beberapa perkara yang dilakukan pemeriksaannya secara tertutup. Contoh
dalam perkara perceraian.
4. Mendengar kedua belah pihak
5. Putusan harus disertai dengan alasan-
alasan ( motievering Plicht ).
6. Berperkara dikenai biaya
7. Tdk ada keharusan utk mewakilkan
8. Beracara tidak harus diwakilkan bisa
langsung pihak yang berperkara
beracara di pengadilan atau dapat
diwakilkan.
9. Peradilan dilakukan “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan YME “
10. Asas objektivitas Pengadilaan mengadili
menurut hk dgn tdk membedakan-bedakan
orang

11. Asas Persidangan berbentuk Majelis


Pengadilan memeriksa dgn susunan
majelis sekurang-kurangnya 3 org hakim,
kec UU menentukan lain.

12. Pemeriksaan dalam Dua Tingkat


Tingkat pertama & Tingkat Banding :
Judex Fakctie (memeriksa fakta & bukti)
Mahkamah Agung judex Iuris
( memeriksa penerapan hukum )
Perbedaan Hukum Acara
Perdata dengan Hukum Acara
1. Pidana
Dasar Timbulnya perkara
Perdata : timbulnya perkara krn terjadi
pelanggaran hak yang diatur dalam
hukum perdata
Pidana : timbulnya perkara krn terjadi
pelanggaran terhadap perintah atau
larangan yang diatur dlm hkm pidana
2. Inisiatif berperkara
Perdata : datang dari salah satu pihak yang
merasa dirugikan
Pidana : datang dr penguasa Negara / Pmrintah
melalui aparat penegak hukum seperti
polisi dan jaksaKepentingan Publik
/Umum ( Nyawa, harta benda ,Martabat )
3. Istilah yang digunakan
Perdata : yang mengajukan gugatan Penggugat
pihak lawannya/digugat Tergugat
Pidana : yang mengajukan perkara ke pengadilan
jaksa/penuntut umum pihak yg
disangka Tsk/Tdw
4. Tugas hakim dalam pembuktian
Perdata : Tujuan Pembuktian adalah mencari
kebenaran formil mencari kbnaran
sesungguhnya yg didasarkan apa
yg dikemukakan oleh para pihak
dan tdk boleh melebihi dari itu.
Pidana : mencari kebenaran materiil, tidak
terbatas apa saja yang telah dilakukan terdakwa
melainkan lebih dari itu. Harus diselidiki sampai
latar belakang perbuatan terdakwa. Hakim mencari
kebenaran materiil secara mutlak dan tuntas.
5. Perdamaian
Perdata : dikenal adanya perdamaian ( Ps 130
HIR/154 RBG Perma 1/2016 ttg Mediasi
Pidana : tidak dikenal perdamaian
6. Alat bukti Sumpah decissoire
Perdata : ada sumpah decissoire yaitu sumpah yang
dimintakan oleh satu pihak kepada pihak
lawannya tentang kebenaran suatu peristiwa.
Pidana : tidak dikenal sumpah decissoire.
7. Hukuman
Perdata : kewajiban untuk memenuhi prestasi
(menyerahkan benda ,mengosongkan,
melakukan perbuatan tertentu,, pembayaran
sejumlah uang )
Pidana : hukuman badan (Mati, penjara
kurungan, denda dan Pencabutan
hak.
KEWENANGAN ABSOLUT & RELATIF

DALAM CARA MENGAJUKAN GUGATAN HARUS DIPERHATIKAN


BENAR- BENAR OLEH PENGGUGAT , BAHWA GUGATAN
OLEHNYA DIAJUKAN KEPADA BADAN PENGADILAN YANG
BENAR-BENAR BERWENANG
UNTUK MENGADILI PERSOALAN TERSEBUT

KEWENANGAN ABSOLUT
KEWENANGAN YG MENYANGKUT PEMBAGIAN KEKUASAAN ANTAR
BADAN-BADAN PERADILAN
PENGADILAN NEGERI, PENGADILAN AGAMA, PTUN, PHI

KEWENANGAN RELATIF
:
KEWENANGAN YANG MENYANGKUT PEMBAGIAN KEKUASAAN YG
MENGADILI ANTAR PENGADILAN YG SERUPA
PENGADILAN NEGERI SURABAYA, PENGADILAN NEGERI JOMBANG
DLL
Perma 1 tahun 2016
Prosedur Mediasi di
Pengadilan
Poin Penting
1) Proses mediasi 30 hari
2) Hakim Wajib perintah mediasi
3) Para Pihak wjib hadir, dg / tanpa PH, kecuai dg alasan yg dapat di
terima ( sakit, karena pekerjaan, berada diluar negeri ), dapat
vidio visual
4) Para Phak wajib beritikad baik, bila tidak ( tdk pernah hadir, hadir
pertama & kemudian tdk hadir, hadir tapi tdk mengajukan resume )

Bila Penggugat : Perkaranya tidak dapat diterima


Bila Tergugat : dihukum membayar biaya
mediasi
ACARA ISTIMEWA
GUGUR &VERSTEK
Jika pada hari sidang yg telah
ditentukan untuk mengadili perkara
tertentu,salah satu pihak , baik itu
pihak Penggugat kesemuanya atau
Pihak Tergugat kesemuanya tidak hadir
atau tidak menyuruh wakilnyauntuk
menghadap pada sidang yg telah
ditentukan, maka berlakulah Acara
Istimewa yg diatur dalam Pasal 124
dan Pasal 125 HIR
GUGUR
(Pasal 124 HIR)
Jikalau Penggugat, walaupun dipanggil dg patut tidak menghadap
Pengadilan Negeri pada hari yang ditentukan itu, dan tidak juga
menyuruh seorang lain menghadap selaku wakilnya, maka
gugatannya dipandang gugur dan SiPenggugat dihukum membayar
biaya perkara, akan tetapi SiPenggugat berhak, sesudah
membayar biaya tersebut, memasukkan gugatannya sekali lagi

Telah dipanggil dg patut :


- Dipanggil dengan cara pemanggilan menurut UU
- Pemanggilan olleh juru sita dari Pengadilan pemeriksa
- Dibuat berita acara pemanggilan yg sah

PUTUSAN
Digugurkan perkaranya (Pokok persoalan sama sekali belun
diperiksa)
VERSTEK
1. Jikalau Si Tergugat, walaupun dipanggil dg patut, tidak menghadap
pada hari yg ditentukan, dan juga tidak menyuruh seorang lain menghadap
selaku wakilnya, maka gugatan itu diterima dg keputusan tdk hadir, kecuali
jika nyata kpd Pengadilan Negeri, bahwa gugatan itu melawan Hak atau tdk
beralasan

2.Jikalau gugatannya diterima, maka keputusan PN dg perintah Ketua PN


kpd orang yg dikalahkan , dan serta itu diterangkan kpdnya, bahwa ia
berhak dlm waktu & cara yg ditentukan dalam Psl 129 HIR, mengajukan
perlawanan ths putusan tak hadir itu pd PN itu juga

3.Dibawah keputusan tak hadir itu Panitera PN mencatat, siapa yg


diperintahkan menjalankan pekerjaan itu & apakah diberitahukannya
tentang hal itu, baik dg surat maupun dg lisan
SYARAT PUTUSAN VERSTEK DIKABULKAN

Pasal 125 ayat 1 HIR :


1. Tergugat / Para tergugat kesemuanya tdk datang pada hari sidang yg telah
ditentukan
2. Ia / mereka kesemuanya telah dipanggil dg patut
3. Ia / mereka kesemuanya tidak mewakilkan
4. Petitum tdk melawan hak
5. Petitum beralasan
Syarat 1 s/d 5 terpenuhi, maka putusan Verstek Dikabulkan
Syarat 1,2,3 dipenuhi, 4,5 tdk terpenuhi, maka putusan Verstek Ditolak
Syarat 1,2,3 dipenuhi, ada kesalahan formil, mk putusan Verstek Tdk
Diterima

“ Putusan Verstek tdk secara otomatis menguntungkan Penggugat “


Verset

Pasal 129 HIR ayat 1 :


Perlawanan diajukan oleh Pihak Tergugat atau Para tergugat yang tidak
menerima atas Putusan Pengadilan tanpa hadirnya Tergugat atau Para
Tergugat selama proses persidangan perdata berlangsung

Tenggang waktu Verset :


- 14 hari sejak putusan verstek diberitahukan

Verstek hanya dapat diajukan sekali saja


AZAS ACTOR SEQUITUR FORUM REI
Gugatan ditujukan di Pengadilan Negeri tempat tinggal tergugat berada

Pengecualian (Pasal 118 HIR)

1. Gugat diajukan pada Pengadilan Negeri tempat kediaman Tergugat, apabila tempat tinggal
tergugat tidak diketahui ;
2. Apabila Tergugat terdiri dari 2 orang atau lebih, gugat diajukan pada tempat tinggal salah
seorang dari Para Tergugat ;
3. Apabila Tergugat 2 orang, yang berhutang & Penjamin, maka gugat harus diajukan
kepada Pengadilan Negeri yang berhutang ;
4. Apabila tempat tinggal & tempat kediaman tergugat tidak dikenal, gugat diajukan kepada
Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal Penggugat atau salah seorang dari Penggugat ;
5. Apabila gugatan mengenai barang tetap, maka gugat diajukan kepada Pengadilan Negeri
di wilayah hukum mana barang tetap tersebut terletak ;
6. Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dalam akta tersebut, gugat diajukan kepada Ketua
Pengadilan Negeri tempat tinggal yg dipilih dlm akte tsb
PENGECUALIAN LAINNYA

1. Apabila Tergugat tidak cakap, maka gugat diajukan kepada Ketua Pengadilan
Negeri tempat tinggal orang tuanya (Pasal 21 BW)
2. Yang menyangkut PNS, gugat diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri dimana ia
bekerja (Pasal 20 BW)
3. Buruh yg menginap dimajikannya, diajukan kepada Ketua Pengedilan negeri
dimana majikannya bertempat tinggal (Pasal 22 BW)
4. Tentang Kepailitan, gugat diajukan kepada Ketua Pengedilan negeri yg
menyatakan Tergugat Pailit
5. Tentang Penjaminan, yg berwenang untuk mengadili adalah Pengadilan Negeri yg
pertama dimana pemeriksaan dilakukan
6. Yg menyangkut permohonan pembatalan perkawinan, diajukan kepada Pengadilan
Negeri dlm daerah dimana Perkawinan dilangsungkan atau tempat tinggal suami-
istri (Pasal 25 Jo 63 (1) UU 1/74
7. Gugatan Perceraian dpt diajukan kpd Pengadilan Negeri di tempat kediaman
Penggugat, apabila Tergugat bertempat tinggal diluar Negeri dg cara : Ketua PN
menyampaikan permohonan tsb kpd tergugat melalui perwakilan RI (Psl 40 Jo 63
(1) B UU 1/74, Psl 20 (2) dan (3) PP 9/75
ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN GUGATAN

1. Onrechtmatige daad (Perbuatan melawan hukum)


1365 BW
2. Onrechtmetige Overheids Daad (Perbuatan
melawan hukum oleh penguasa)
a. Melanggar Hak Subyektif orang lain
b. Lalai melaksanakan kewajibannya
c. Bertindak sewenang-wenang
3. Wanprestasi (1239 BW)
a. Tidak memenuhi prestasi sama sekali
b. Terlambat memenuhi prestasi
c. memenuhi prestasi secara salah
4. Akibat Putusan Perkara Pidana
Pasal 1918 BW
5. Gugat Cerai
Macam gugatan dlm hukum acara perdata

1. Gugatan Voluntair
2. Gugatan Kontentiosa
3. Gugatan Class Action

Ad.1. Gugatan Voluntair


Permasalahan Perdata yang diajukan dalam bentuk permohonan yang
ditandatangani oleh Pemohon atau kuasanya yang ditujukan kepada Ketua
pengadilan Negeri
Ciri khas gugatan voluntair :
a. Masalah yang diajukan bersifat kepentingan sepihak semata
b. Tanpa sengketa dg pihak lain

4. Permohonan ijin poligami, Pasal 5 UU No : 1 tahun 1974


5. Permohonan pembatalan perkawinan, Pasal 25, 26, 27 UU 1 Tahun 1974
6. Permohonan pembubaran Perseroan terbatas, Pasal 146 ayat 1 UU
No : 40 Tahun 2007
Azas dlm gugatan voluntair

Yang tetap ditegakkan :


Azas kebebasan peradilan (Judicial independency)
- Tidak boleh dipengaruhi siapapun
- Tidak boleh ada direktiva dari pihak manapun
Azas fair trial (peradilan yg adil)
- Tidak bersifat sewenang-wenang
- Pemeriksaan sesuai dengan asas due proces of law (sesuai dengan ketentuan
hukum acara yg berlaku)
- Memberi kesempatan yg layak

Yang tidak perlu ditegakkan :


Azas audi alteram partem
Azas memberi kesempatan
yg sama
GUGATAN KONTENTIOSA
Gugatan perkara perdata yang mengandung sengketa

Azas Audi Alteram Partem


Pemeriksaan harus mendengarkan kedua belah pihak secara seimbang
Pasal 131 ayat 1, 2 HIR :
- Hakim memberi kesempatan kepada tergugat untuk menjawab
gugatan
- Sebaliknya kepada Penggugat diberi kesempatan untuk
didengar keterangannya
- Oleh karena mengajukan dan menyampaikan pembelaan
kepentingan merupakan hak masing-masing Pihak

Azas Imparsialitas
Tidak memihak, bersikap jujur dan adil dan tidak bersikap diskriminatif
Pasal 4 (1) , 5 (2) UU No : 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
CLASS ACTION
GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK

Baru dikenal secara formil dan resmi di Indonesia Tahun 2002 (PERMA No 1
Tahun 2002, tgl 26 April 2002 ;
CA :
a. Gugatan yg berisi tuntutan melalui proses pengadilan yg diajukan oleh satu
atau beberapa orang yg bertindak sbg wakil kelompok (class representative)
b. Perwakilan kelompok itu bertindak mengajukan gugatan tidak hanya untuk dan
atsas nama mereka, tetapi sekaligus untuk dan atas nama kelompok yg mereka
wakili, tanpa memerlukan surat kuasa dari anggota kelompok
c. Dalam pengajuan gugatan, tidak perlu disebutkan secara individual satu per
satu identitas kelompok yg diwakili, yg penting, asal kelompok yg diwakili dpt
didefinisikan identifikasi anggota kelompok secara spesifik ;
d. Terdapat kesamaan fakta atau dasar hukum yg melahirkan :
- Kesamaan kepentingan (common interest)
- Kesamaan penderitaan (common grievance)
- Apa yg dituntut memenuhi syarat untuk kemanfaatan bagi seluruh anggota
GUGATAN PROVISIONAL

1. GUGATAN UNTUK MEMPEROLEH TINDAKAN SEMENTARA


SELAMA PROSES PERKARA MASIH BERLANGSUNG
2. DIMOHONKAN OLEH PENGGUGAT THD HAL-HAL
YG DAPAT MERUGIKAN KEPENTINGAN PENGGUGAT
3. DICANTUMKAN DALAM PETITUM
4. HARUS MELALUI PUTUSAN SELA
5. PUTUSAN DAPAT BERUPA STAND FAST / STATUS QUO

GUGATAN REKONVENSI

GUGATAN BALASAN DARI PIHAK TERGUGAT BERSAMAAN DG


JAWABAN TERGUGAT TERHADAP HAL-HAL YANG SAMA
DENGAN OBYEK GUGATAN
GUGATAN INSIDENTIL

PERMOHONAN UNTUK MEMASUKKAN PIHAK KETIGA KE


DALAM PERKARA GUGTAN YG SEDANG BERJALAN

1. VRIJWARING / GARANTIE
DITERIKNYA PIHAK KETIGA OLEH TERGUGAT
2. INTERVENTIE
MASUKNYA PIHAK KETIGA KEDALAM PERKARA
YG SEDANG BERJALAN
a. TUSSENKOMST (MENENGAH)
- ATAS KEMAUANYA & KEPENTINGAN DIRI SENDIRI
- TIDAK MEMIHAK SALAH SATU PIHAK
b. VOEGING/PARTIJEN/MENYERTAI
- ATAS KEMAUANNYA & KEPENTINGAN DIRI SENDIRI
- MEMIHAK SALAH SATU PIHAK
GUGATAN REKONVENSI
Pasal 132 a ayat (1) HIR

- Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugatan


balasan terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya
- Gugatan Rekonvensi itu, diajukan tergugat kepada PN, pada
saat berlangsung proses pemeriksaan gugatan yang diajukan
penggugat

Tujuan Gugatan Rekonvensi :

- Menegakkan asas peradilan sederhana


- Menghemat biaya dan waktu
PERMA 4 TAHUN 2019 PERUBAHAN PERMA 2 TAHUN 2015

Penggugat & Tergugat dlm GS


Gugatan Sederhana dengan nilai gugatan 7 bedomisili didaerah hukum Pemgadilan yang
materiil paling banyak Rp. 500.000.000,- ( lima sama
ratus juta rupiah ) yg diselesaiakan dg tata cara ( Psl 4 ayat 3 )
dan pembuktiannya sederhana ( Psl 1 ayat 1 ) Penggugat & Tergugat wajib menghadiri secara
langsung setiap persidangan dg / tanpa
8 didampingi oleh kuasa, kuasa insidentil atau wakil
2 Hakim adalah hakim tunggal ( Psl 1 ayat 3 )
dg surat tugas dari institusi Penggugat (Psl 4 ayat
4)
GS diajukan thd perkara wanprestasi atau PMH Penyelesaian GS paling lama 25 (dua puluh lima)
dg nilai guatatan materiil paling banyak Rp. 9 hari sejak hari sidang pertama (Psl 5 ayat 3)
3
500.000.000,- ( lima ratus juta rupiah ) ( Pasal 3
ayat 1 ) Hakim menilai sederhana atau
10 tidaknya pembuktian (Psl 11 ayat 2)
Tdk termasuk GS :
4 a.Sengketa dg pengadilan khusus Apabila dlm pemeriksaan Hakim berpendapat
b.Sengketa Hak atas tanah 1 bahwa gugatan tdk termasuk dlm GS, mk hakim
( Pasal 3 yat 2 ) mengeluarkan penetapan yg menyatakan bahwa
gugatan bukan GS, mencoret dari register perkara
& memerintahkan pengembalian sisa biaya
Para pihak dlm GS terdiri dari Penggugat &
perkara kpd Penggugat ( Psl 11 ayat 3)
5 Tergugat yg masing-masing tdk boleh lebih dari
satu, kecuali memiliki kepentingan hukum yg
sama ( Psl 4 ayat 1 ) Terhadap penetapan sbgaimana dimaksud pd ayat
12 (3) tdk dpt dilakukan upaya hukum apapun ( Psl 11
Terhadap Tergugat yg tdk diketahui tempat ayat 4 )
6 tinggalnya, tdk dpt diajukan GS
( Psl 4 ayat 2 ) Dlm hal Penggugat tdk hadir pd sidang pertama
13 tanpa alasan yang sah, mk gugatan dinyatakan
gugur ( Psl 13 ayat 1 )
Tergugugat tdk hadir pd sidang pertama,
dilakukan panggilan kedua secara patut, dan
14 jika pd panggilan kedua tidak hadir juga, mk
Hakim memutus perkara secara Verstek
Dan terhadap putusan verstek , Tergugat dapat 21 Dlm proses pemeriksaan, Hakim dpt
melakukan Verset 7 hari setelah pemberitahuan memerintahkan peletakan CB thd benda milik
Tergugat dan/atau milik Penggugat yang ada
dlm peguasaan Tergugat
15
(Psl 17 (a) )

Dalil gugatan yg diakui secara bulat oleh Pihak


22 Tergugat, tidak perlu dilakukan pembuktian
16 22 tambahan ( Psl 18 ayat 1 )

23
11
77

24
18

19
25

20
26
27 32

28
34

29 35

30
36

31

37
Perma 2/2015
Small Claim Court
1) Nilai Materiilnya paling banyak 200 juta
2) Diperiksa dan diputus Hakim Tunggal
3) Tergugat harus jelas alamatnya
4) Para Pihak berdomisili hukum sama
5) Wajib hadir persidangan dengan atau tanpa PH
6) Diputus dalam waktu 25 hari
7) Tdk ada banding maupun kasasi
8) Hanya ada keberatan
9) Tidak ada eksepsi, rekonvensi, replik, duplik, kesimpulan
PERIHAL JAWABAN

JAWABAN TERGUGAT DILAKUKAN SETELAH USAHA


PERDAMAIAN YANG DILAKUKAN OLEH HAKIM TIDAK BERHASIL
JAWABAN TERGUGAT ADA 2 MACAM :
1. JAWABAN YG TDK LANGSUNG MENGENAI POKOK
PERKARA : TANGKISAN / EKSEPSI
2. JAWABAN TERGUGAT MENGENAI POKOK PERKARA
(VERWEEKTEN PRINCIPALE )
TANGKISAN / EKSEPSI :
- SUATU TANGKISAN YG TDK MENYANGKUT POKOK PERKARA, YG
DISUSUN & DIAJUKAN BERDASARKAN PD GUGATAN YG DIBUAT
OLEH PENGGUGAT DG MENCARI KELEMAHAN-2 ATAU HAL-2 DILUAR
GUGATAN YG ADA HUB. DG GUGATAN DIMAKSUD, YG DPT MENJADI
ALASAN MENOLAK ATAU TDK DITERIMANYA GUGATAN TSB.
- TANGKISAN YG SEKIRANYA HENDAK DIAJUKAN OLEH TERGUGAT,
KECUALI TENTANG PENGADILAN TDK BERWENANG, TDK DPT
DIAJUKAN & DIPERTIMBANGKAN SECARA TERPISAH, TETAPI HARUS
DIPERIKSA DAN DIPUTUSKAN BERSAMA-SAMA DG POKOK PERKARA
(PASAL 136 HIR, MAKSUDNYA UTK MENHINDARKAN KELAMBATAN YG
TDK PERLU ATAU DIBUAT-BUAT, AGAR PROSES BERJALAN CEPAT &
LANCAR)
TENTANG EKSEPSI
EKSEPSI
ABSOLUT :
- KOMPETENSI ABSOLUT
- KOMPETENSI RELATIF

EKSEPSI RELATIF :
- DISQUALIFICATOIRE EXCEPTIE ( P tdk punya legalitas)
- OBSCURE LIBELL
- PLURIUM LITIS CONCORTIUM (Kurang Pihak)
- NON ADIMPLETI CONTRACTUS (saling tdk penuhi prestasi)
- VAN CONNEXTEIT (ada perkara lain-pidana)
- VAN LITISPENDENTIE (ada perkara lain perdata)
- VAN BERAAD (prematur)
- POSITA DAN PETITUM BERBEDA
- DALUWARSA
SYARAT
FORMIL & MATERIIL
GUGATA
N
Syarat formal

- Tempat dan tanggal


pembuatan surat
gugatan
- Meterai
- Tandatangan oleh
Penggugat atau
kuasanya
Syarat substantif
1.Identitas para pihak,
yang
memuat
informasi:
• Nama lengkap
• Umur/tempat
dan tanggal lahir
• Pekerjaan
• Alamat atau
2. Posita (fundamentum petendi):
Dalil-dalil konkret tentang adanya

hubunganhukum yg mrupkan
dasar atau alasan dari tuntutan
Komposisi:

1. Obyek perkara: Uraian mengenai untuk hal apa gugatan itu


diajukan. Misalnya sengketa mengenai kepemilikan tanah, sengketa
jual beli ataumengenaI perjanjian sengketa mengenai merk dagang.
2.Fakta-fakta hukum: Uraian mengenai hal-hal yang menyebabkan
timbulnya sengketa misalnya apakah ada perjanjian antara
penggugat dan tergugat.
3.Kualifikasi perbuatan tergugat: Perumusan perbuatan meteriil atau
formal dari tergugat yang dapat merupakan perbuatan melawan
hukum, wanprestasi dsb. Diuraikan pula bagaimana caranya
perbuatan itu dilakukan oleh tergugat misalnya tidak melaksanakan
kewajibannya berdasarkan perjanjian, atau melanggar Undang-
Undang dsb.
4.Uraian kerugian: Perincian kerugian yang diderita oleh penggugat
sebagai akibat perbuatan tergugat. Perincian kerugian materill
didukung dengan bukti-bukti tertulis Kerugian moril hanya
berdasarkan taksiran.
5. Hubungan posita dengan petitum: Posita merupakan dasar dari
petitum, oleh karena itu hal-hal yang tidak dikemukakan dalam posita
tidak dapat dimohonkan dalam petitum.
ALUR / PROSES GUGATAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI
Gugatan -- Gugatan
dibacakan oleh
didaftarkan di PN
Penggugat
utk mendapatkan
-- Jawaban Tergugat
PUTUSAN
no register
MA
perkara & terhadap Gugatan
INCRACH
membayar panjar Penggugat
T
gKuegtautaan
PN
menunj
- Replik oleh
uk
Penggugat
- Duplik oleh Tergugat
Majelis Hakim utk
periksa &
menyidangkan KASASI DI MA
gugatan
- Pembuktian
Penggugat
- Pembuktian
Tergugat Bila
- Kesimpulan
Bila Ketua Majelis Tdk
Medias Hakim menunjuk
i tdk Hakim tunggal
berhas mediasi utk
PUTUSAN Bila Tdk BANDING DI PT
il lakukan mediasi
Bila
medias Bila Bila
i Para Para
berhasi Pihak Pihak
l Terim Terim
a a

DADING INCRACHT INCRACHT


Bentuk-bentuk/Macam
penyitaan
Ada 2 yaitu
1. Conservatoir beslaag/sita jaminan yaitu

penyitaan terhadap barang milik tergugat.

Dasar hukum : Pasal 227 HIR/261 RBg
Tujuan : untuk menjamin terlaksananya

putusan pengadilan
Sita ini dapat dilakukan jika ada permintaan dr
penggugat dgn mengemukakan alasan ada
dugaan/sangkaan bahwa tergugat akan
 berusaha menghilangkan, merusak,
memindahtangankan benda-benda HK milik nya.
Benda-benda yang menjadi objek sita ini
adalah benda bergerak dan benda tidak
2. Revindicatoir beslaag yaitu sita terhadap
barang milik penggugat yang dikuasai
oleh orang lain.
 Dasar hukumnya Pasal 226 HIR/260 RBG
 Tujuan : menjamin suatu hak kebendaan
dari pemohon dan berakhir dengan
penyerahan barang yang disita.
 Objeknya : benda bergerak
 Sita ini hanya terbatas atas sengketa
hak milik.
3. Marital beslaag yaitu sita yang
diletakkan atas harta perkawinan.
 Sita
dapat dimohonkan dalam
sengketa perceraian, pembagian harta
perkawinan, pengamanan harta
perkawinan.

4. Eksecutoir beslaag yaitu eksekusi


dalam rangka pelaksanaan putusan
hakim utk Eksekusi Verhaal
TUJUAN PENYITAAN

1. Agar Gugatan tdk Illusoir  HK T tdk


dialihkan atau dibebani dgn hak kebendaan
2. Mrpk upaya bagi P untuk menjamin dan
melindungi kepentingannya atas keutuhan
HK T sd put BKHT( IVG ).
3. Utk menghindari itikad bruk T dgn berusaha
melepaskan TGJWB( Civil Liability ) yg
mesti dipikulnya atas PMH /WP yg
dilakukannya.
4. Objek eksekusi sdh pasti ada.
PERMOHONAN SITA JAMINAN

 Sita jaminan (beslag) dapat


dimohonkan oleh Penggugat dalam
gugatannya atau secara terpisah
dengan suatu permohonan tersendiri
yang diajukan kepada Majelis Hakim
yang memerika dan mengadili perkara.
 Penyitaan pada prinsipnya dapat
diletakan baik itu terhadap benda
bergerak maupun tidak bergerak guna
menjamin pelaksanaan putusan.
45
JENIS SITA JAMINAN
Conservatoir Revindicatoi Marital Pandbesl
Ps. 227 HIR r Ps. 226 HIR Ps. 78 (c) 7/89
a g
Sita yang Sita yang Sita yang Sita yang
diletakan, diletakan dimohonka diletakan, baik
itu terhadap
baik itu terhadap n oleh benda
terhadap benda suami/istri, bergerak
benda bergerak baik maupun tidak
bergerak milik terhadap milik Tergugat
maupun Penggugat benda guna
pemenuhan
tidak yang bergerak suatu
bergerak berada maupun kewajiban
yang dimiliki dalam tidak tertentu, misal
atau berada penguasaan bergerak dalam kasus
dalam yang wanprestasi
Tergugat. sewa
penguasaan dimiliki menyewa
Tergugat. atau berada tanah atau 46
dalam
PERKEMBANGAN
Hukum Acara Perdata

1) PERMA NO 4 TAHUN 2019


Small Claim Court
2) PERMA NO 1 TAHUN 2016
Mediasi
3) PERMA NO 1 TAHUN 2019
E - Court

Anda mungkin juga menyukai