Anda di halaman 1dari 23

SOAL UJIAN KAPITA SELEKTA PERDATA

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan segi judisil dalam proses di pengadilan

1) Penggugat & tergugat tidak hadir


2) Penggugat hadir & tergugat hadir
3) Tergugat tidak hadir & penggugat hadir
● Keadilan: Segi yudisial menekankan pentingnya memberikan keadilan kepada semua
pihak yang terlibat dalam persidangan. Pengadilan harus bersikap adil, tidak memihak,
dan menghindari diskriminasi dalam memberikan perlakuan hukum kepada para pihak
yang bersengketa.
● Independensi: Prinsip independensi mengacu pada kemampuan pengadilan untuk
bertindak secara bebas dari campur tangan atau pengaruh dari pihak lain, termasuk
pemerintah, kekuatan politik, atau pihak lain yang mungkin memiliki kepentingan dalam
kasus yang sedang diproses. Independensi ini penting agar pengadilan dapat memutuskan
kasus berdasarkan hukum dan fakta, tanpa tekanan eksternal.
● Integritas: Segi yudisial juga mencakup integritas hakim dan sistem pengadilan secara
keseluruhan. Integritas melibatkan etika profesional, kejujuran, dan kualitas moral yang
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Hakim diharapkan untuk menjaga
integritas mereka dengan tidak menerima suap, mematuhi etika profesional, dan menjaga
kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan.
● Kualitas keputusan: Segi yudisial berfokus pada kualitas keputusan yang dihasilkan oleh
pengadilan. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada hukum yang berlaku, fakta
yang ada, dan alasan yang rasional. Keputusan pengadilan yang baik harus
mencerminkan pemahaman yang benar terhadap hukum dan kepentingan keadilan.
Penting untuk menjaga segi yudisial yang kuat dalam sistem peradilan agar masyarakat
memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap pengadilan. Prinsip-prinsip ini menjamin
bahwa pengadilan dapat berfungsi secara efektif sebagai lembaga independen yang
menghormati hak-hak individu dan menyediakan penyelesaian yang adil dan terpercaya
untuk sengketa hukum.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan segi administrasi dalam proses di pengadilan
Yang dimaksud dalam segi administrasi adalah rangkaian kegiatan atau berkas yang dibutuhkan
dalam menangani perkara dalam rangka penertiban dokumen data perkara semenjak pendaftaran
perkara, persidangan, pengajuan upaya hukum sampai dengan pelaksanaan putusan pengadilan.
Hal - hal yang harus dilakukan dalam adalah:

1) Membuat surat gugatan


2) Mengajukan gugatan kepada panitera
3) Mengajukan ketua pn
4) Mempelajari apakah jenis perkara dari kasus yang diajukan
5) Menunjuk majelis hakim yang sesuai dengan bidangnya
6) Surat panggilan (berita pemanggilan sidang pertama)
7) Berita acara panggilan dibuat oleh petugas berita acara.

3. Jelaskan konsekuensi dari ketidakhadiran para pihak dalam persidangan (HAL


158-170 JAMANAT)

Ketidakhadiran para pihak dalam persidangan dapat memberikan konsekuensi, yaitu :

● Gugatan Gugur

Gugurnya sebuah putusan dapat dinyatakan apabila penggugat tidak hadir atau tidak menyuruh
wakilnya (kuasanya) pada sidang yang telah ditentukan itu, sedangkan tergugat hadir. Maka,
terhadap ketidakhadiran penggugat atau wakilnya yang tidak hadir tanpa ada alasan yang sah
dan sudah dipanggil secara patut, maka berlakulah acara gugur gugatan dan kepada penggugat
dihukum untuk membayar biaya perkara. Dengan gugurnya putusan, penggugat hanya dapat
mengajukan gugatan tersebut sekali lagi dengan melakukan pembayaran biaya perkara. Jika
telah dilakukan sita jaminan, sita jaminan tersebut ikut gugur juga. Hal ini sesuai dengan Pasal
124 HIR.Pasal 148 RBg. Namun, apabila penggugat terdiri dari beberapa orang dan yang tidak
hadir hanya sebagian, maka akan dilanjutkan dengan acara biasa. Jadi, syarat sebuah putusan
gugur :

a. Penggugat telah dipanggil dengan patut


b. Penggugat tidak hadir pada sidang yang ditentukan dan tidak juga menyuruh wakilnya
tanpa alasan yang sah
c. Tergugat hadir dalam sidang.
● Verstek

Putusan Verstek adalah putusan yang dijatuhkan apabila pihak tergugat atau kuasanya
tidak datang ke pengadilan pada haris persidangan yang telah ditentukan dan sudah
dipanggil secara patut. Kepada tergugat dapat dijatuhkan putusan verstek. Artinya,
perkara akan diputus di luar hadirnya tergugat denga mengabulkan gugatan penggugat,
kecuali apabila menurut pendapat hakim gugatan itu berlawanan dengan hukum atau
tidak ada dasarnya. Putusan verstek diatur pada Pasal 125 ayat (1) HIR/ Pasal 149 ayat
(1) RBg. Jadi putusan verstek dapat dijatuhkan apabila :

a. Tergugat telah dipanggil dengan patut


b. Tergugat tidak hadir dalam persidangan dan tidak menyuruh kuasanya untuk hadir
mewakili tanpa alasan yang sah
c. Penggugat hadir dalam persidangan
d. Gugatan tidak melawan hak dan beralasan

Dalam penjatuhan putusan verstek tidak ada dasar hukum yang mengatakan pada sidang
keberapa hakim dapat menjatuhkan putusan verstek. Namun, pada peraktiknya putusan
verstek dijatuhkan pada saat pemanggilan ketiga pihak tergugat yang tetap tidak hadir di
pengadilan

4. Kapan suatu gugatan dinyatakan “gugur”?Jelaskan ! (Hal 158 Jamanat)

Putusan dinyatakan gugur apabila penggugat tidak hadir atau tidak menyuruh wakilnya
(kuasanya) pada sidang yang telah ditentutkan itu, sedangkan tergugat hadir. Maka, terhadap
ketidakhadiran penggugat atau wakilnya yang tidak hadir tanpa ada alasan yang sah dan sudah
dipanggil secara patut, maka berlakulah acara gugur gugatan dan kepada penggugat dihukum
untuk membayar biaya perkara. Dengan gugurnya putusan, penggugat hanya dapat mengajukan
gugatan tersebut sekali lagi dengan melakukan pembayaran biaya perkara. Jika telah dilakukan
sita jaminan, sita jaminan tersebut ikut gugur juga. Hal ini sesuai dengan Pasal 124 HIR.Pasal
148 RBg. Jadi, syarat sebuah putusan gugur :

● Penggugat telah dipanggil dengan patut


● Penggugat tidak haidr pada sidang yang ditentukan dan tidak juga menyuruh wakilnya
tanpa alasan yang sah
● Tergugat hadir dalam sidang.

5. Kapan suatu gugatan dinyatakan “Verstek”?Jelaskan!

Putusan verstek dapat dijatuhkan apabila pihak tergugat atau kuasanya tidak datang ke
pengadilan pada haris persidangan yang telah ditentukan dan sudah dipanggil secara
patut. Kepada tergugat dapat dijatuhkan putusan verstek. Artinya, perkara akan diputus di
luar hadirnya tergugat denga mengabulkan gugatan penggugat, kecuali apabila menurut
pendapat hakim gugatan itu berlawanan dengan hukum atau tidak ada dasarnya. Putusan
verstek diatur pada Pasal 125 ayat (1) HIR/ Pasal 149 ayat (1) RBg. Jadi putusan verstek
dapat dijatuhkan apabila :

e. Tergugat telah dipanggil dengan patut


f. Tergugat tidak hadir dalam persidangan dan tidak menyuruh kuasanya untuk hadir
mewakili tanpa alasan yang sah
g. Penggugat hadir dalam persidangan
h. Gugatan tidak melawan hak dan beralasan

Dalam penjatuhan putusan verstek, HIR tidak menjelaskan dasar hukum yang
mengatakan pada sidang keberapa hakim dapat menjatuhkan putusan verstek. Namun,
pada peraktiknya putusan verstek dijatuhkan pada saat pemanggilan ketiga pihak tergugat
yang tetap tidak hadir di pengadilan

6. Sebutkan tahapan proses pemeriksaan perkara perdata di pengadilan (sidang 1 s.d


Akhir)

1. SIDANG 1 : PERDAMAIAN,PEMBACAAN GUGATAN


2. SIDANG 2 : Jawaban Teegugat
3. SIDANG 3 : Replik
4. SIDANG 4 : DUPLIK
5. SIDANG 5 : PEMBUKTIAN
6. SIDANG 6 : PEMBUKTIAN TERGUGAT
7. SIDANG 7 : KESIMPULAN
8. SIDANG 8 : putusan hakim (BUKU JAMANAT)

7. Dalam proses pemeriksaan perkara di persidangan, hakim wajib untuk


menawarkan Upaya damai sebelum masuk pada pemeriksaan substansi perkara.
Mengapa? Jelaskan serta dasar hukumnya? (sumber : Hal 171-174 jamanat)

Dalam proses pemeriksaan sengketa di pengadilan, terutama pada sengketa perdata. Hakim wajib
untuk menawarkan upaya damai (dading) sebelum dimulainya pemeriksaan substansi perkara.
Dikarenkan penyelesaian sebuah sengketa dengan perdamaian merupakan sebuah penyelesaian
yang lebih efektif dan efisien karena dapat menyelesaikan kepentingan tanpa adanya permusuhan
diantara para pihak, serta lebih efisien dalam hal tenaga, dana, waktu, dan pikiran. Lalu,
kesepakatan yang dihasilkan oleh para pihak mampu menyelesaikan kepentingan para pihak
yang berkonflik. Upaya perdamaian ini, terdapat pada Pasal 130 HIR/154. Pada pasal tersebut
dapat disimpulkan, bahwa:

● sebelum pemeriksaan perkara hakim berusaha untuk mendamaikan para pihak yang
berpekara
● Perdamaian itu dituangkan dalam akta perdamaian yang mempunyai kekuatan sebagai
putusan sehingga dapat diekeskusi
● Putusan perdamaian menghukum kedua belah pihak untuk menaati/memenuhi perjanjian
● Terhadap putusan perdamaian tidak dapat diajukan banding

Mengingat pentingnya upaya perdamaian ini, Mahkamah Agung mengeluarkan SEMA No.1
Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai,
yang pada petunjuknya menyatakan bahwa agar semua hakim yang menyidangkan perkara
sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian dengan menerapkan ketentuan Pasal 130 HIR/154
RBg, dalam hal ini tidak hanya sekedar formalitas menganjurkan perdamaian. Apabila usaha
tersebut tidak berhasil, maka hakim tersebut harus melaporkan kepada ketua pengadilan negeri
dan pemeriksaan perkara dapat dilanjutkan. Serta, tidak menutup kemungkinan adanya upaya
perdamaian pada saat proses pemeriksaan perkara berlangsung. Selanjutnya MA mengeluarkan
PERMA No. 2 Tahun 2003 Tentang prosedur mediasi di pengadilan. Pada Pasal 2 ayat 1,
menyatakan bahwa semua perkara perdata wajib untuk lebih dahulu diselesaikan melalui
perdamaian dengan bantuan mediator. Perma ini kemudia disempurnakan dengan PERMA No. 1
Tahun 2008.

8. Sebut dan jelaskan macam-macam Upaya perdamaian yang dikenal dalam hukum
positif Indonesia (Jawaban lain :HAL 176 JAMANAT)

Upaya perdamaian yang dikenal dalam hukum positif Indonesia, yaitu :

● Mediasi

Sistem kompromi diantara para pihak yang berperkara, dibantu oleh pihak ketiga yang
berperan sebagai mediator yang hanya sebagai penolong dan fasilitator atau pihak ketiga
bersifat pasif.

● Konsiliasi

Konsiliasi adalah upaya perdamaian yang dibantu oleh pihak ketiga yaitu konsiliator
yang berperan untuk merumuskan perdamaian, namun keputusan tetap berada di tangan
para pihak. Pihak ketiga bersifat aktif.

● Expert Determination

Menunjuk seorang ahli untuk memberi penyelesaian keputusan yang diambil mengikat
para pihak.

● Mini trial

Para pihak sepakat untuk menunjuk seorang advisor yang akan bertindak memberi opini
kepada kedua belah pihak; opini advisor ini setelah mendengar permasalahan kedua belah
pihak.

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan eksepsi?

Eksepsi atau tangkisan adalah sebuah jawaban dari pihak tergugat kepada penggugat yang
tidak ditujukan kepada isi pokok gugatan. Eksepsi ditujukan kepada hal-hal yang
menyangkut syarat-syarat atau formalitas sebuah gugatan. Seperti, gugatan mengandung
cacat atau pelanggaran formil yang mengakibatkan gugatan tidak sah yang karenanya
gugatan tidak dapat diterima, ketidakwenangan mengadili perkara, Kebatalan gugatan,
tenggang waktu, gugatan salah tujuan,DLL. Eksepsi memiliki tujuan untuk gugatan tidak
dapat diterima hakim atau hakim menyatakan dirinya tidak berwenang. Eksepsi dapat
dilakukan baik secara lisan maupun tertulis sesuai pasal 121 HIR. Tangkisan dan eksepsi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Eksepsi prosesuil,(HAL 182 JAMANAT)

Eksepsi prosesuil adalah eksepsi yang dilakukan tergugat/para tergugat atau kuasanya
yang didasarkan pada hukum acara perdata atau dari segi acara yang berkenan dengan
syarat formil dari suatu gugatan. Suatu gugatan yang mengandung cacat formil
mengakibatkan gugatan itu tidak sah dan karena itu dinyatakan tidak dapat diterima. Jadi
eksepsi prosesuil adalah eksepsi yang menyangkut segi acara.

b. Eksepsi Materiel, (HAL 186 JAMANAT)

Eksepsi materiil adalah eksepsi yang didasarkan pada perkara materiil. Dalam eksepsi ini,
tergugat/para tergugat atau kuasanya dapat mengajukan jawaban berupa tangkisa
terhadap dalil-dalil penggugat/para tergugat atau kuasanya. Antara lain :

● Exceptio dilatoir

Eksepsi yang menyatakan bahwa gugatan penggugat belum dapat dikabulkan,


karena gugatan telah diajukan lampau waktu atau utang yang menjadi dasar
gugatan telah dihapuskan. Dalam hal ini gugatan masih tertunda pengajuannya.

● Exceptio Premptoria

Eksepsi yang menghalangi dikabulkannya gugatan atau menyingkirkan gugatan


karena masalah yang digugat tidak dapat diperkarakan.

10. Sebelum masuk pada tahap pembacaan putusan, para pihak wajib untuk
menyampaikan kesimpulan. Hal-hal apa yang harus disampaikan oleh para pihak
dalam kesimpulan tersebut?
Sebelum memasuki tahap pembacaan putusan, para pihak dalam persidangan mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan kesimpulan. Kesimpulan yang disampaikan oleh para pihak
merupakan rangkuman hasil-hasil yang diperoleh dari proses pemeriksaan perkara di pengadilan
sebagai pernyataan terakhir. Rangkuman hasil-hasil memiliki makna, setiap berkas (jawaban,
replik, duplik) maupun saksi ataupun alat bukti yang disampaikan pada proses persidangan .
Selain rangkuman, kesimpulan juga dapat mengandung analisis untuk membuktikan dalil-dalil
dari masing-masing pihak Sebagai penegasan terhadap dalil-dalil yang diajukan oleh masing-
masing pihak untuk mendukung dan menguntungkan para pihak dan dapat merugikan pihak
lainnya. Agar sebuah putusan yang akan dipertimbangkan dan dirumuskan oleh majelis hakim,
bisa diputus oleh hakim sesuai dengan keinginan masing-masing pihak.

11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sita jaminan (Beslag)?

Sita berasal dari kata beslag (bahasa Belanda), yang artinya suatu tindakan hakim yang dilakukan
oleh hakim yang sifatnya eksepsional, atas permohonan salah satu pihak yang bersengketa, untuk
mengamankan barang sengketa dari kemungkinan pemindahtanganan atau pembebanan dengan
jaminan, perusakan oleh pihak yang memegang atau pihak yang menguasai barang sengketa
supaya putusan hakim dapat dilaksanakan. Sita bersifat eksepsional memiliki makna dalam
proses pemeriksaan perkara perdata di pengadilan tidak harus diikuti dengan tindakan sita
jaminan. Sita jaminan merupakan Upaya hukum untuk menjamin hak-hak penggugat sebagai
kepastian agar putusan hakim dapat dilaksanakan.

12. Sebutkan macam-macam sita jaminan yang dikenal dalam hukum positif Indonesia

· Sita Revindicatoir

· Sita Conservatoir

· Sita Marital

· Sita Eksekutorial

13. Apa tujuan digunakannya sita jaminan?Jelaskan!


Digunakannya sita jaminan bertujuan untuk menjamin hak pemohon sita, dengan kata lain sita
jaminan berfungsi untuk menjamin hak-hak penggugat, sehingga dapat dicegah perbuatan yang
dapat merugikan penggugat. Dengan demikian, permohonan sita jaminan tidaklah berdiri sendiri
melainkan harus disertai dalam gugatan. Dengan sita jaminan ini, terjadi pembekuan terhadap
harta tergugat agar tergugat tidak dapat mengalihkan harta tersebut, baik diperjual-belikan,
ditukar dengan benda lain, diwariskan, maupun dialihkan. Serta, sita jaminan bertujuan untuk
menjamin pelaksanaan putusan hakim sebagaimana mestinya, sekiranya gugatan dalam pokok
perkara dikabulkan oleh hakim. Dikarenakan, apabila harta atau asset yang disengketakan telah
berpindah tangan. Maka, putusan hakim tidak dapat dieksekusi dan akan menimbulkan kerugian
kepada pihak penggugat.

14. Sebutkan syarat sahnya sita jaminan

● Sita jaminan dilakukan oleh juru sita/panitera pengganti dengan dua karyawan PN
sebagai saksi
● Sita jaminan dilakukan atas perintah hakim yang dimuat dalam surat penetapan dan berita
acara penyitaan
● Yang melakukan penyitaan adalah juru sita/juru sita pengganti sebagai pelaksana
perintah.
● Juru sita/juru sita pengganti dalam melaksanakan penyitaan dibantu oleh dua orang saksi
yang turut serta manandatangani berita acara penyitaan (pasal 65 uu no 2 1986)

15. Apa perbedaan antara conservatoir beslag dan revindicatoir beslag?Jelaskan

a. Conservatoir beslag adalah sita terhadap barang” milik tergugat yang disengketakan
status kepemilikannya atau sengketa utang piutang / ganti rugi. Maksud dari sita ini
adalah untuk menjamin pelaksanaan putusan pengadilan yang menghukum tergugat
membayar sejumlah uang kepada penggugat, yaki dengan cara menjual barang milik
tergugat yang disita itu, dan uang hasil penjualan barang itu digunakan untuk membayar
piutang penggugat. Ciri” dari conseervatoir beslag adalah:
- Harus ada sangka yang berasalkan bahwa tergugat sebelum putusan
dijatuhkan/dilaksanakan akan menggelapkan/mengasingkan barang” sengketa
sehingga merugikan penggugat
- Sita dilakukan atas barang milik tergugat yang disengketakan dalam sengketa
utang piutang / tuntutan ganti rugi atau barang yang disengketakan status
kepemilikannya
- Objek sita conservatoir dapat meliputi benda bergerak/tidak bergerak dan
permohonan diajukan kepada ketua PN yang memeriksa perkara yang
bersangkutan
- Permohonan diajukan dengan surat tertulis

SEDANGKAN

b. Revindicatoir beslag adalah penyitaan terhadap barang bergerak milik penggugat yang
dikuasai atau dipegang oleh tergugat untuk mendapatkan hak kembali atau minta kembali
miliknya. Tujuannya adalah agar barang yang digugat jangan sampai dihilangkan selama
proses persidangan berlangsung. Ciri” dari revindicatoir beslag adalah:
- Barang bergerak
- Barang bergerak milik penggugat yang dikuasai atau dipegang tergugat
- Permintaan harus diajukan ke ketua PN
- Permintaan dapat dilakukan secara tertulis/lisan
- Barang tersebut harus diterangkan secara jelas dan terinci.

16. Jelaskan apa yang dimaksud dengan putusan serta merta?Jelaskan!

Putusan serta merta adalah putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu walapun
putusan hakim tersebut belum memperoleh kekuatan hukum tetap, dan ada perlawanan dan/atau
Upaya hukum lain dari pihak lawan (tergugat) beruapa banding dan pelaksanaan keputusannya
tidak harus menunggu jangka waktu 14 hari terhitung semenjak pengadilan mengeluarkan
putusan. Putusan serta merta diatur pada Pasal 180 HIR.

17. Apa tujuan diajukannya suatu perkara agar putusannya diputus dengan putusan
serta merta
Tujuan diajukannya sautu perkara agar putusannya diputus dengan putusan serta merta adalah
suapaya putusan yang dijatuhkan tersebut dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun putusan
tersebut belum berkekuatan hukum tetap, bahkan meskipun terhadapt putusan tersebut diajukan
perlawanan atau banding.

18. Jelaskan syarat sahnya putusan serta merta

Berdasarkan pasal 180 ayat 1 HIR dan pasal 191 ayat 1 RBg syarat sahnya putusan serta merta
adalah:

a. Adanya surat akta autentik atau tulisan tangan yang menurut undang-undang mempunyai
kekuatan sebagai alat bukti
b. Adanya putusan hakim yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang pasti (in kracht van
gewijsde) sebelumnya yang menguntungkan pihak penggugat dan ada hubungannya
dengan gugatan yang bersangkutan.
c. Adanya gugatan sementara (provisional) yang dikabulkan
d. Dalam sengketa-sengketa mengenai bezitsecht

19. Apa yang harus diperhatikan oleh hakim sebelum mengabulkan permohonan suatu
perkara untuk diputus putusan serta merta?Jelaskan!

Sebelum mengabulkan permohonan suatu perkara untuk diputus putusan serta merta, seorang
hakim harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh hakim sebelum mengabulkan permohonan tersebut:

● Memperhatikan syarat-syarat sebagai retriksi (pembatasan) yang harus dipenuhi untuk


mengabulkan dan menjatuhkan putusan serta merta sesuai dengan pasal 180 HIR / Pasal
191 RBg 54 Rv (jmanat)
● Memperhatikan SEMA No. 3 Tahun 1971 dan pedoman pelaksanaan tugas dan
administrasi pengadilan Buku II, syarat-syarat untuk menjatuhkan putusan terlebih
dahulu atau putusan serta merta. (jamanat)
● Walaupun syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, MA menegaskan kepada ketua/hakim
pengadilan negeri di seluruh indonesia agar tidak menjatuhkan putusan serta merta.
Namun, hakim juga harus memperhatikan apakah ada hal-hal yang tidak dapat
dihindarkan, maka putusan yang demikian yang sangat ex-septional sifatnya dapat
dijatuhkan. (bambang)

20. Jelaskan kekeliruan yang mungkin terjadi jika suatu perkara diputus dengan
putusan serta merta (BISA DIKARANG SESUAI HAL 283 JAMANAT)

Dalam praktiknya penerapan putusan serta merta dapat menimbulkan kesulitan atau
kekeliruan.

Dalam praktiknya penerapan putusan serta merta itu mendatangkan kesulitan, disatu sisi hakim
diberi wewenang untuk menjatuhkan putusan tersebut dengan suatu pembatasan, disisi lain
pengabulan dan pelaksanaan putusan tersebut selalu berhadapan dengan ketidakpastian karena
berpotensi putusan itu akan dibatalkan pada tingkat banding atau kasasi. Resiko yang harus
dihadapi pengadilan atas pengabulan putusan itu misalnya adalah siapa yang bertanggungjawab
atas rehabilitasi penjualan atau pembongkaran kalau sekiranya putusan itu dibatalkan pada
tingkat banding atau kasasi.

21. Jelaskan bentuk-bentuk masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara perdata yang
sedang diperiksa dalam pengadilan perdata

· Voeging

Ikut sertanya pihak ketiga dalam perkara yang sedang berlangsung antara
penggugat dan tergugat dengan sikap memihak kepada salah satu pihak.
Syaratnya harus ada kepentingan hukum dengan pokok perkara. Voeging terjadi
selama dalam sidang pertama atau sidang sendang berlangsung.

· Tussenkomst

Ikut sertanya pihak ketiga dalam perkara yang sedang berlangsung antara
penggugat dan tergugat dengan sikap membela kepentingan diri sendiri. Pihak
ketiga menuntut haknya sendiri terhadap penggugat dan tergugat. Jadi, ia
melawan penggugat dan tergugat untuk memperjuangkan kepentingannya
sendiri. Permohonan Tussenkomst ini dapat diterima ataupun ditolak. Jika
permintaan ditolak, maka putusan tersebut merupakan putusan akhir yang dapat
dimohonkan untuk banding , namun pengirimannya ke pengadilan tinggi harus
bersama dengan perkara pokok. Apabila perkara pokok tidak mengajukan banding
maka dengan sendirinya permohonan banding dari intervenient tidak dapat
diteruskan dan yang bersangkutan dpat mengajukan gugatan tersendiri. Lalu,
apabila permohonan diterima, maka putusan tersebut merupakan putusan sela,
yang kemudia dicatat di berita acara dan selanjutnya pemeriksaan perkara
dilanjutkan dengan menggabungkan gugatan intervensi ke dalam perkara pokok.

· Vrijwaring

Ikut sertanya pihak ketiga dalam suatu perkara karena diminta salah satu pihak
yang berperkara sebagai penanggung atau pembebas. Pihak ketiga sengaja ditarik
oleh pengggat atau tergugat. Maksudnya adalah agar yang menarik itu terbebas
oleh adanya pihak ketiga dan pihak ketiga turut berproses di Pengadilan negeri.

22. Jelaskan perbedaan antara voeging dan vrijwaring

Voeging adalah ikutsertanya pihak ketiga dalam perkara yang sedang berlangsung antara
penggugat dan tergugat dengan sikap memihak kepada salah satu pihak, baik itu tergugat
atau penggugat, dengan syarat bahwa adanya kepentingan hukum pihak ketiga dengan pokok
perkara, dan voeging dapat terjadi selama sidang pertama atau sidang sedang berlangsung.
Sedangkan vrijwaring adalah ikut sertanya pihak ketiga dalam suatu perkara karena
dimintakan oleh salah satu pihak yang berperkara sebagai penanggung/pembebas. Pihak
ketiga sengaja ditarik oleh salah satu pihak dengan maksud agar pihak yang menarik itu
terbebas oleh adanya pihak ketiga. Jadi pihak ketiga sengaja ditarik oleh penggugat atau
tergugat sehingga ia turut berproses di sidang pengadilan.

23. Apakah masuknya pihak ketiga dapat terjadi secara otomatis dengan sendirinya
atau harus didahului oleh permohonan?Jelaskan !

Masuknya pihak ketiga dalam proses pemeriksaan suatu perkara di pengadilan didasarkan
pada inisiatif pihak ketiga itu sendiri maupun insiatif dari pihak yang berperkara untuk
menarik pihak ketiga. Hal ini dapat dilihat pada pasal 279 RV. Pada pasal tersebut disebutkan
bahwa “ dapat menuntut untuk menggabungkan diri atau campur tangan”. Berdasarkan
kalimat tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk menggabungkan diri sebagai pihak ketiga
di dalam proses pemeriksaan suatu perkara perdata harus melalui penuntutan atau dengan
kata lain mengajukan permohonan bukan secara otomatis tergabung atau tertarik.

24. Sebutkan syarat masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara perdata dalam
bentuk tussemkomst

Syarat masuknya pihak ketiga dalam bentuk tusenkomst adalah adanya kepentingan pribadi
dari pihak ketiga yang tidak memihak kepada para pihak yang bersengketa, terhadap pokok
perkara yang sedang menjalani proses pemeriksaan di pengadilan.

25. Sebutkan dasar hukum yang mengatur mengenai masuknya pihak ketiga dalam
suatu perkara perdata

Pasal 279 RV (Voeging dan Tussenkomst)

Pasal 70-76 Rv (Vrijwaring)

26. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Upaya hukum?

Upaya hukum adalah Upaya yang diberikan kepada seseorang atau badan hukum melawan
putusan hakim untuk suatu hal tertentu dalam memperoleh atau mempertahankan keadilan,
perlindungan, dan kepastian hukum sesuai dengan Undang-undang. Atau Upaya hukum
merupakan suatu usaha bagi pribadi atau badan hukum yang merasa haknya dirugikan atas suatu
kepentingannya untuk memperoleh keadilan atau perlindungan/kepastian hukum menurut tata
cara yang ditetapkan dalam UU.

27. Jelaskan bentuk-bentuk Upaya hukum yang dikenal dan diakui dalam hukum
positinfi Indonesia

Upaya hukum :

A. Upaya hukum biasa


Upaya hukum yang pada dasarnya menangguhkan eksekusi kecuali apabila ada
putusan dijatuhkan dengan ketentuan putusan dapat dilaksanakan terlebih dahulu,
yang terdiri dari :

· Verzet

Upaya hukum terhadap putusan yang dijatuhkan pengadilan negeri karena


tergugat tidak hadir pada sidang pertama dan tidak mengirimkan wakilnya
untuk menghadap di persidangan, walaupun sudah dipanggil secara patut
dan tanpa alasan yang sah. Jadi dapat dikatakan verzet merupakan sebuah
perlawanan terhadap putusan verstek. Sesuai dengan Pasal 125 ayat 3 HIR

· Banding

Upaya hukum banding adalah Upaya hukum untuk memohon supaya


perkara yang telah diputus pengadilan negeri diperiksa ulang oleh
pengadilan tinggi. Alasan permohonan banding, karena tidak puas terhadap
hasil putusan hakim PN. Upaya hukum banding adalah mengulang sebagai
judex facti. Dengan permohonan banding maka putusan menjadi mentah
dan putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap, belum
mengikat sehingga belum dapat dieksekusi.

· Kasasi

Upaya hukum kasasi adalah Upaya hukum yang dilakukan oleh pihak-
pihak terutama pihak yang tidak puas terhadap putusan banding. Upaya
hukum kasasi dilakukan oleh MA sebagai puncak peradilan. Upaya Kasasi
adalah Upaya hukum untuk pembatalan putusan pengadilan dalam
peradilan tingkat terakhir di semua lingkungan peradilan. Kasasi
berdasarkan Pasal 29 dan 30 Uu No. 14 thn 1985 adalah pembatalan
putusan atas penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan
peradilan dalam tingkat peradilan terakhir. Sesuai dengan kewenangannya
dalam Upaya kasasi oleh MA dilakukan pemeriksaan yaitu Judex Juris
B. Upaya hukum luar biasa

Upaya hukum yang pada dasarnya tidak menangguhkan eksekusi, terdiri atas :

· Peninjauan kembali

Merupakan Upaya hukum luar biasa sebagai Upaya hukum terhadap


putusan yang telah mempunyai kekuatan tetap. Permohonan PK selalu ada
kemungkinan untuk dilakukan meskipun putusan telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, bahkan putusan itu sudah dieksekusi. Permohonan
PK terjadi apabila ada alasan untuk itu dan dirasakan tidak adil. Alasan
untuk mengajukan PK terdapat pada Pasal 67 UU No. 14 Tahun 1985.

· Perlawanan pihak ketiga

Upaya hukum yang diajukan oleh pihak ketiga yang merasa keberatan dan
merugikan haknya atas suatu putusan yang merugikan haknya.Upaya
hukum ini diajukan terhadap putusan yang telah berkekuatan tetap.
Apabila dalam eksekusi pengadilan terdapat sita jaminan, yang oleh pihak
ketiga diklaim sebagai miliknya, makai a dapat mengajukan perlawanan
dengan menempatkan pihak pemohon eksekusi sebagai terlawan.
Pengajuan perlawanan hanya dapat diajukan apabila eksekusi belum
dilaksanakan dengan meminta kepada pengadilan agar mencabut atau
mengangkat sita yang bersangkutan.

28. Apa korelasi antara Upaya hukum dengan inkrachtnya suatu putusan?Jelaskan

Upaya hukum memiliki korelasi dengan inkrachtnya sebuah putusan. Korelasi tersebut
terjadi disaat akan mengajukan sebuah upaya hukum terhadap sebuah putusan, harus
menyesuaikan dengan status putusan tersebut. Dikarenakan upaya hukum yang dilakukan
terhadap sebuah putusan yang sudah inkracht dan belum inkracht terdapat perbedaan. Pada
saat sebuah putusan belum inkracht, maka dapat mengajukan upaya hukum biasa, yaitu
banding, verzet, kasasi. Sedangkan, jika keputusan tersebut telah memiliki kekuatan hukum
tetap, dapat melakukan upaya hukum luar biasa , yaitu peninjauan kembali dan perlawanan
pihak ketiga.

Korelasi antara upaya hukum dengan inkrachtnya suatu putusan adalah ketika suatu putusan
tersebut telah memiliki kekuatan hukum tetap, maka tetap tersedia upaya hukum luar biasa
sebagai berikut:

- Peninjauan kembali, upaya hukum ini dilakukan Apabila terdapat hal-hal atau keadaan-
keadaan yang ditentukan dengan undang-undang, terhadap putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dapat dimintakan peninjauan kembali kepada Mahkamah
Agung.
- Derdenverzet Terjadi apabila dalam suatu putusan pengadilan merugikan kepentingan
dari pihak ketiga, maka pihak ketiga tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap
putusan tersebut. Dasar hukumnya adalah 378-384 Rv dan pasal 195 (6) HIR. Dikatakan
sebagai upaya hukum luar biasa karena pada dasarnya suatu putusan hanya mengikat
pihak yang berperkara saja (pihak penggugat dan tergugat) dan tidak mengikat pihak
ketiga (tapi dalam hal ini, hasil putusan akan mengikat orang lain/pihak ketiga, oleh
sebab itu dikatakan luar biasa).Denderverzet diajukan ke Pengadilan Negeri yang
memutus perkara tersebut pada tingkat pertama.

29. Apa perbedaan antara judex facti dan judex juris ?Jelaskan!

Judex Facti merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada pengadilan tingkat 1(pengadilan
negeri) dan pengadilan tingkat 2 (Pengadilan tinggi) yang memfokuskan pada menguji fakta-
fakta hukum terkait sebuah perkara. Sedangkan Judex juris merupakan pemeriksaan yang
dilakukan pada pengadilan tingkat kasasi yang dilakukan oleh Mahkamah Agung. Judex Juris
memiliki makna bahwa MA tidak lagi memeriksa fakta hukum dari sebuah perkara. Melainkan,
memeriksa apakah dalam proses persidangan atau dalam pengambilan putusan hakim pada
tingkat 1 dan 2 melakukan pelanggaran atau tidak. Berdasarkan Pasal 30 UU No.14 Tahun 1985
dinyatakan bahwa dalam hal kasasi, MA dapat membatalkan sebuah putusan atau penetapan
pengadilan dalam semua lingkungan karena :

a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang


b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diawajibkan oleh undang-undang yang mengancam
kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan

30. Mengenai kekuasaan kehakiman diatur dalam UUD NRI tahun 1945 dan UU
48/2009, jelaskan siapa saja pelaku kekuasaan kehakiman menurut ketentuan tersebut.

Berdasarkan pasal 24 ayat 2 uud 1945 dan pasal 18 uu no 48 tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.

31. Jelaskan apa yang dimaksud dengan eksekusi

Eksekusi atau pelaksanaan putusan adalah suatu tindakan paksa dengan kekuatan umum
yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah untuk melaksanakan putusan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pengadilan tidak cukup hanya
menyelesaikan perkara dengan menjatuhkan putusan, melainkan juga putusan itu harus
dapat dilaksanakan atau dijalankan, sehingga terealisasilah prestasi sebagai kewajiban
pihak yang tercantum dalam putusan. Tahap pelaksanaan merupakan tujuan akhir dari
keseluruhan proses acara persidangan yang digelar oleh pihak yang berkepentingan, yaitu
pihak yang merasa dirugikan haknya dan pulih kembali melalui putusan.

32. Jelaskan kendala yang mungkin dihadapi oleh para pihak dalam eksekusi putusan
pengadilan

● Adanya perlawawan dengan upaya hukum peninjauan kembali yang dilakukan oleh pihak
yang kalah ke Mahkamah Agung
● Adanya perlawanan dengan upaya hukum perlawanan pihak ketiga (Derden Verzet) yang
disebabkan oleh objek eksekusi terambil hak dari pihak ketiga.
● Pihak tergugat atau pihak yang kalah tetap tidak melaksanakan putusan pengadilan dan
tetap mempertahankan objek sengketa dengan segala cara, seperti menghalangi petugas
pelaksanaan eksekusi, mengerahkan massa, melakukan perlawanan terhadap petugas
pelaksana eksekusi.

33. Jelaskan syarat-syarat sahnya suatu eksekusi

a. Harus ada peringatan, tanpa peringatan maka tidak dapat dilakukan setelah inracht
b. Pihak yang menang mengajukan permohonan eksekusi
c. Eksekusi dapat dilakukan setelah 8 hari setelah pengajuan diajukan (Pasal 196 HIR Pasal
207 RBg)
d. Setelah permohonan, peringatan, surat peringatan. Maka, harus dituliskan dalam berita
acara eksekusi (memuat siapa yang melaksanakan eksekusi, Nomor dan surat tugasm
Barang yang akan dieksekusi, Berada dimana, Siapa saksi dalam eksekusi tersebut
(biasanya ketua-ketua di wilayah tersebut yang memiliki legal standing seperti RT,RW))

34. Dalam suatu perkara perdata itikad baik dari para pihak memegang peranan penting,
tanpa terkecuali dalam eksekusi putusan pengadilan. Jelaskan apa korelasi antara itikad
baik dan eksekusi putusan pengadilan!

Dalam suatu perkara perdata itikad baik dari pihak yang kalah dalam menjalani ekesekusi
putusan pengadilan memiliki korelasi atau hubungan. Pada HIR dijelaskan bahwa eksekusi
memiliki makna melaksanakan putusan pengadilan. Melaksanakan putusan berarti bersedia
memenuhi kewajiban untuk berprestasi yang dibebankan oleh hakim lewat putusannya. Dengan
demikian melaksanakan putusan adalah melaksanakannya sebagai kewajiban untuk memenuhi
isi putusan hakim/pengadilan. Kaitannya dengan Itikad baik adalah, dalam hal melaksanakan
putusan pihak yang kalah jika memiliki itikad baik, akan menjalankan putusan tersebut sebagai
kewajibannya secara sukarela tanpa harus adanya cara paksa sebagai prestasi yang dituntut oleh
pihak yang menang. Menjalankan putusan secara sukarela memiliki arti, bahwa pihak yang kalah
memenuhi sendiri secara sukarela dengan sempurna isi putusan pengadilan sehingga tidak perlu
ada tindakan paksa kepada pihak yang kalah. Namun, jika pihak yang kalah tidak memiliki itikad
baik untuk melaksanakan putusan secara sukarela, maka untuk terlaksananya sebuah putusan
harus dengan upaya paksa oleh pihak pengadilan.
35. Dalam penyelesaian perkata perdata dikenal mekansime penyelesaian perkara
perdata melalui lembaga alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan misalnya
penyelesaian perkara melalui arbitrase baik nasional maupun internasional. Ketka
terdapat perkara perdata, lazimnya sekara lebih cenderung memilih Upaya
penyelesaian perkara melalui arbitrase. Mengapa?

Dalam penyelesaian sengketa sekarang cenderung lebih memilih upaya penyelesaian perkara
melalui arbitrase karena penyelesaian sengketa dengan arbitrase memiliki kelebihan-
kelebihan jika dibandingkan dengan penyelesaian melalui jalur pengadilan konvensional,
yaitu :

● Proses arbitrase dapat menjamin kerahasiaan dan publisitas yang tidak dikehendaki,
karena sifatnya yang tertutup dan berlangsung secara kooperatif damai. Berbeda dengan
pengadilan yang dilakukan terbuka untuk umum yang siapa pun dapat masuk kedalam
ruang pengadilan tersebut. Hal tersebut dapat merugikan para pihak yang sedang
bersengketa.
● Sifatnya menjurus kepada privatisasi penyelesaian sengketa dan dapat dikatakan “win
win solution” dan bukan kepada “win lose” seperti di pengadilan. Sehingga setelah
sengketa selesai para pihak bisa tetap menjalani hubungan baik antara para pihak.
● Penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih fleksibel karena para pihak dapat memilih
badan arbitrase yang akan digunakan untuk menyelesaikan sengketa mereka. Para pihak
juga dapat memilih arbiter yang akan membantu penyelesaian sengketa sesuai dengan
kesepakatan masing-masing pihak. Lalu para pihak juga dapat menentukan hukum acara
yang akan digunakan dalam proses penyelesaian sengketa arbitrase sesuai dengan
kesepakatan para pihak dan tidak bertentangan dengan UU arbitrase dan pemeriksaan
cenderung lebih informal. Jadwal proses arbitrase juga dapat menyesuaikan dengan
kepentingan para pihak. Namun, tetap mengacu pada jangka waktu yang telah ditetapkan
pada UU arbitrase
● Proses Penyelesaian melalui arbitrase para pihak mendapatkan kepastian dalam hak
mengenai jangka waktu penyelesaian sengketa. Serta proses penyelesaian sengketa
dilakukan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Arbiter yang
membantu jalannya penyelesaian sengketa juga dapat dipastikan merupakan seseorang
yang profesional dan memahami bidang sengketa tersebut dikarenakan terdapat
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum bisa menjadi seorang arbiter.
● Putusan arbitrase sesuai dengan kehendak dan niat para pihak merupakan putusan yang
final dan mengikat, sedangkan putusan pengadilan masih ada upaya hukum yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi putusan pengadilan.
● Karena putusannya final dan mengikat, dan tidak ada upaya hukum lainnya yang dapat
dilakukan. Maka, tata caranya bisa cepat, tidak mahal serta jauh lebih rendah dari biaya-
biaya yang dikeluarkan dalam proses pengadilan. Serta keputusan dijalankan secara
sukarela oleh para pihak

36. Jelaskan istilah :

A. Gugatan gugur

Apabila pada hari pertama penggugat atau semua penggugat tidak datang,
meskipun telah dipanggil dengan patut dan juga tidak mengirim kuasanya
yang sah, sedangkan tergugat atau kuasanya yang sah datang, maka gugatan
digugurkan dan penggugat dihukuum untuk membayar biaya perkara

B. Verzet

Atau perlawanan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh tergugat ketika
dijatuhkan putusan verstek yang tidak didahului oleh upaya hukum banding
penggugat, apabila penggugat terlebih dahulu melakukan upaya hukum
banding maka tergugat tidak boleh mengajukan verzet, namun tergugat
diperbolehkan untuk mengajukan banding.

C. Pand Beslag

Sita pandbeslag ialah suatu permohonan yang dilakukan oleh yang menyewakan
rumah maupun tanah yang bertujuan agar terjaminnya suatu uang sewa yang
harus dibayar oleh pihak tergugat/penyewa.

Terkait siapa yang berhak memohonkan sita pandbeslag ini tertera dalam pasal
197, 198, 199 HIR, yang pokoknya:
1. Penyitaan dijalankan oleh panitera pengadilan negeri.
2. Penyitaan itu dilakukan dengan bantuan dua orang saksi, yang disebutkan
namanya, pekerjaannya dan tempat diamnya dalam berita acara itu, dan
yang ikut menandatangani berita acara itu dan salinannya.

D. Vrijwaring

Adalah ikut sertanya pihak ketiga dalam suatu perkara karena diminta salah satu
pihak yang berperkara sebagai penanggung atau pembebas.

E. Confidential final dan binding

Adalah suatu putusan akhir atau proses akhir dari semua rangkaian, proses atau
tahapan pemeriksaan dalam suatu perbuatan atau peristiwa yang memiliki
kekuatan mengikat atas kehendak-kehendak para pihak dan tidak dapat
dibantah lagi.

F. Ajudikasi

Adalah metode penyelesaian konflik yang menunjuk pihak ketiga sebagai


penengah.

G. Novum

Adalah surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa
tidak dapat ditemukan

H. Arbiter adhoc

Arbiter ad hoc dikenal juga dengan istilah arbitration for each case yang artinya
arbiter yang ditunjuk untuk kasus tertentu untuk satu kali penunjukan. Wewenang
dan fungsinya hanya dalam satu kasus tertentu dan tidak mutlak.

I. Choice of forum
Para pihak dalam suatu perjanjian menentukan sendiri tentang pengadilan atau
forum mana yang berlaku jika terjadi sengketa diantara para pihak dalam
perjanjian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai