Anda di halaman 1dari 16

KEJAKSAAN AGUNG RI

PENUNTUT UMUM AD HOC


PERKARA PELANGGARAN HUKUM PIDANA KHUSUS DI JAKARTA BARAT

SURAT DAKWAAN
No. REG. PERK :

 IDENTITAS TERDAKWA
 Nama Lengkap : Heru Kusumajaya
Tempat, Tanggal, dan Lahir : Jakarta, 19 September 1983
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Alamat / Tempat Tinggal : Jl. Kyai Tapa No.1, RT 009/RW 021 Grogol
Petamburan, Jakarta Barat
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswata

 Nama Lengkap : dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH


Tempat, Tanggal, dan Lahir : Jakarta, 03 Februari 1971
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Alamat / Tempat Tinggal : Jalan KH. Hasyim Ashari No. 125,RT 003/RW
011 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat
Agama : Islam
Pekerjaan : Dokter

 Nama Lengkap : Juliana Hamdani


Tempat, Tanggal, dan Lahir : Jakarta Barat, 12 Juli 1976
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Alamat / Tempat Tinggal : Jalan. Senopati Dalam III,RT 006/ RW 018
No. 12 Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Broperty

 PENAHANAN
Penahanan Oleh Penyidik : Sejak Tanggal 5 Maret 2022
Penahanan Oleh Penuntut Umum : Sejak Tanggal 5 Maret 2022 s/d 25 Maret 2022

—------- Bahwa terdakwa HERU KUSUMAJAYA, pada hari Selasa, 5 Maret 2022
setidak-tidaknya pada pukul 01.30 WIB bertempat di Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol
Petamburan, Jakarta Barat atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan melawan hukum
melakukan tindak Pidana Jual-Beli Organ Tubuh Ginjal secara Ilegal. Perbuatan
tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut:
Bahwa terdakwa I HERU KUSUMAJAYA seorang yang bekerja sebagai
admin dari akun Telegram “GinjalKuUntukmu” atau sebuah akun yang menyalurkan
dan melakukan transaksi jual-beli organ tubuh secara ilegal bersama rekannya yaitu
terdakwa II dr. CECEP MARICEP yang biasa menangani proses operasi
transplatasi organ tubuh yang dijual secara ilegal melalui aplikasi Telegram

 DAKWAAN:
PERTAMA:
Bahwa mereka, para Terdakwa yaitu Terdakwa 1. Heru Kusumajaya 2. Dr. Cecep
Maricep dan 3. Juliana Hamdani pada tanggal 5 September 2021 telah melakukan
tindakan Transplantasi Organ Illegal yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat. Perbuatan para Terdakwa dilakukan
dalam keadaan antara lain sebagai berikut :
 Bahwa pada bulan Agustus 2020 Saksi SATYA DIMAS PRATAMA yang terkena
Putus Hubungan Kerja (PHK) akibat penurunan omset perusahaan selama masa
pandemi COVID-19. Setelah mengalami PHK, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
mencoba membuka bisnis dengan sisa uang pesangon
 dan berhutang kepada bibinya, SHARON senilai Rp100.000.000,00 (Seratus Juta
Rupiah) yang akan dibayar secara 2 tahap sampai dengan tahun 2021. Sekitar bulan
Juli 2021 usaha milik Saksi SATYA DIMAS PRATAMA gagal dan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA mengalami kerugian yang cukup banyak.
 Bahwa pada sekitar bulan Juli 2021 Saksi SATYA DIMAS PRATAMA harus
menganggur. Karena Saksi SATYA DIMAS PRATAMA membutuhkan uang untuk
kebutuhan hidup Saksi SATYA DIMAS PRATAMA dan untuk membayar utang
modal usaha yang Saksi SATYA DIMAS PRATAMA pinjam dari bibinya,
SHARON senilai Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah), yang pada tahap 2 dalam
perjanjiannya tidak dapat terbayarkan, akhirnya Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
membuka aplikasi Telegram dan mencari kata kunci “cara cepat dapat duit”,
kemudian Saksi SATYA DIMAS PRATAMA menemukan akun
“GinjalKuUntukmu” dari pencarian tersebut, kemudian Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA menghubungi nomor yang terlampir dan tersambung kepada terdakwa I
HERU KUSUMAJAYA. Selanjutnya terdakwa I HERU KUSUMAJAYA
menjelaskan kepada Saksi SATYA DIMAS PRATAMA “bahwa benar adanya pihak
GinjalKuUntukmu akan membantu Saksi SATYA DIMAS PRATAMA mendapat
uang dengan cepat dan mudah dengan mendonorkan atau melakukan transplatasi
ginjal”, terdakwa I HERU KUSUMAJAYA juga meyakinkan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA bahwa dirinya sendiri pernah mendonorkan ginjalnya dan tetap
bisa menjalankan aktifitasnya seperti biasa dengan sehat. selanjutnya terdakwa I
HERU KUSUMAJAYA menjelaskan mengenai uang yang nantinya akan diberikan
disebut dengan uang kompensasi. Kemudian terdakwa I HERU KUSUMAJAYA
memberikan link form registrasi jika Saksi SATYA DIMAS PRATAMA berminat
dan setuju, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA bisa langsung mengisi form registrasi
sebelum melakukan tahap berikutnya.
 Bahwa setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA setuju untuk mendonorkan dan
melakukan transplantasi ginjal dengan mengisi form registrasi yang diberikan
terdakwa I HERU KUSUMAJAYA, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA dihubungi
terdakwa I HERU KUSUMAJAYA untuk bertemu dengan terdakwa III JULIANA
HAMDANI alias JULIANA sebagai istri penerima donor ginjal yaitu Saksi
THOMAS RADEN alias TORA pada tanggal 10 September 2021 dan sepakat untuk
bertemu di Rumah Sakit milik dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat. Kemudian Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA dijemput oleh terdakwa I HERU KUSUMAJAYA dan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA diantar ke ruang tunggu untuk menemui terdakwa III
JULIANA HAMDANI yang sudah menunggu di ruang tunggu. Selanjutnya Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA, terdakwa I HERU KUSUMAJAYA, dan terdakwa
III JULIANA HAMDANI mendatangi ruang pendaftaran untuk menemui terdakwa
II dr. CECEP MARICEP dan Saksi SATYA DIMAS PRATAMA ditanyakan
langsung oleh terdakwa II dr. CECEP MARICEP tentang kesehatan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA dan keyakinan Saksi SATYA DIMAS PRATAMA untuk
melakukan donor ginjal. Dikarenakan uang kompensasi yang sebelumnya sudah
dijelaskan terdakwa I HERU KUSUMAJAYA kepada Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA sesuai dengan keinginan dan harapan Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA pun menyetujui untuk melakukan
pendonoran ginjal dan mendaftarkan diri Saksi SATYA DIMAS PRATAMA sebagai
pendonor ginjal untuk Saksi THOMAS RADEN alias TORA di Rumah Sakit milik
dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 69,
Jakarta Pusat. Selanjutnya setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA mendaftarkan
dirinya, terdakwa I HERU KUSUMAJAYA menjelaskan bahwa terdakwa I HERU
KUSUMAJAYA akan menemani Saksi SATYA DIMAS PRATAMA untuk
melengkapi persyaratan dan proses yang diminta sebelum akhirnya melakukan
operasi transplatasi ginjal, termasuk melakukan pengecekan kesehatan, rontgen, dan
kelayakan untuk melakukan transplatasi organ Ginjal di Klinik Prosaya. Selanjutnya
Saksi SATYA DIMAS PRATAMA akan menerima uang kompensasi sebesar
Rp350.000.000.00 (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dan seluruh biaya yang
berhubungan dengan proses pendonoran ginjal kedepannya, termasuk ongkos
transportasi dan makan akan ditanggung oleh terdakwa III JULIANA HAMDANI
selaku istri dan keluarga penerima donor ginjal.
 Bahwa pada tanggal 18 September 2021 Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
ditelepon oleh terdakwa I HERU KUSUMAJAYA bahwa jadwal operasi Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA sudah ditentukan yaitu pada hari Rabu 23 September
2021. selanjutnya Saksi SATYA DIMAS PRATAMA diberitahukan bahwa Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA sudah harus berada di rumah sakit milik dr. Cecep
Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta
Pusat, pada hari Senin 20 September 2021. Setelah itu pada tanggal 20 September
2021, di rumah sakit milik dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat, saksi SATYA DIMAS PRATAMA
didampingi terdakwa I HERU KUSUMAJAYA menemui terdakwa III JULIANA
HAMDANI untuk melakukan pembayaran perawatan diri Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA dan setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA memasuki kamar
perawatan, selanjutnya terdakwa I HERU KUSUMAJAYA memberikan Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA uang sebesar Rp15.000.000.00 (Lima Belas Juta
Rupiah) melalui transfer bank, dan menjelaskan bahwa uang tersebut adalah
pembayaran awal untuk Saksi SATYA DIMAS PRATAMA, sementara sisanya akan
dibayarkan nanti setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA selesai melakukan
operasi.
 Bahwa pada hari Senin tanggal 23 September 2021 setelah Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA selesai menjalankan operasi transplatasi ginjal, terdakwa I HERU
KUSUMAJAYA memberitahukan bahwa uang sebesar Rp335.000.000.00 (Dua
Ratus Tiga Puluh Lima Juta Rupiah) telah dibayar lunas melalui transfer ke rekening
pribadi milik Saksi SATYA DIMAS PRATAMA sebagai pembayaran atau uang
kompensasi Saksi SATYA DIMAS PRATAMA yang telah mendonorkan ginjal
Saksi SATYA DIMAS PRATAMA, dan Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
dipersilahkan untuk meninggalkan rumah sakit milik dr. Cecep Maricep Sp.PD-
KGH yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat, pada hari
Senin, 27 September 2021.
 Bahwa masing-masing peran Para Terdakwa yaitu:
 Terdakwa I HERU KUSUMAJAYA sebagai pencari pendonor ginjal dan
pencari penerima donor ginjal
 Terdakwa II dr. CECEP MARICEP sebagai dokter bedah yang
menangani proses operasi transplatasi ginjal
 Terdakwa III JULIANA HAMDANI sebagai pencari pendonor ginjal dan
konsumen jual-beli organ tubuh ginjal secar ilegal
 Bahwa dari hasil penjual dan pembeli berhasil melakukan transplatasi maka terdakwa
I HERU KUSUMAJAYA dan terdakwa II dr. CECEP MARICEP akan mendapat
keuntungan / komisi yang berkisar dari Rp30.000.000.00 s/d Rp60.000.000,00
-------- Perbuatan para terdakwa sebagaiana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2
Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan tindak pidana
Perdagangan orang jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHP.
atau KEDUA:
Bahwa mereka, para Terdakwa yaitu Terdakwa 1. Heru Kusumajaya 2. Dr. Cecep
Maricep dan 3. Juliana Hamdani pada tanggal 5 September 2021 telah melakukan
tindakan Transplantasi Organ Illegal yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat. Perbuatan para Terdakwa dilakukan
dalam keadaan antara lain sebagai berikut :
 Bahwa pada bulan Agustus 2020 Saksi SATYA DIMAS PRATAMA yang terkena
Putus Hubungan Kerja (PHK) akibat penurunan omset perusahaan selama masa
pandemi COVID-19. Setelah mengalami PHK, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
mencoba membuka bisnis dengan sisa uang pesangon
 dan berhutang kepada bibinya, SHARON senilai Rp100.000.000,00 (Seratus Juta
Rupiah) yang akan dibayar secara 2 tahap sampai dengan tahun 2021. Sekitar bulan
Juli 2021 usaha milik Saksi SATYA DIMAS PRATAMA gagal dan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA mengalami kerugian yang cukup banyak.
 Bahwa pada sekitar bulan Juli 2021 Saksi SATYA DIMAS PRATAMA harus
menganggur. Karena Saksi SATYA DIMAS PRATAMA membutuhkan uang untuk
kebutuhan hidup Saksi SATYA DIMAS PRATAMA dan untuk membayar utang
modal usaha yang Saksi SATYA DIMAS PRATAMA pinjam dari bibinya,
SHARON senilai Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah), yang pada tahap 2 dalam
perjanjiannya tidak dapat terbayarkan, akhirnya Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
membuka aplikasi Telegram dan mencari kata kunci “cara cepat dapat duit”,
kemudian Saksi SATYA DIMAS PRATAMA menemukan akun
“GinjalKuUntukmu” dari pencarian tersebut, kemudian Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA menghubungi nomor yang terlampir dan tersambung kepada terdakwa I
HERU KUSUMAJAYA. Selanjutnya terdakwa I HERU KUSUMAJAYA
menjelaskan kepada Saksi SATYA DIMAS PRATAMA “bahwa benar adanya pihak
GinjalKuUntukmu akan membantu Saksi SATYA DIMAS PRATAMA mendapat
uang dengan cepat dan mudah dengan mendonorkan atau melakukan transplatasi
ginjal”, terdakwa I HERU KUSUMAJAYA juga meyakinkan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA bahwa dirinya sendiri pernah mendonorkan ginjalnya dan tetap
bisa menjalankan aktifitasnya seperti biasa dengan sehat. selanjutnya terdakwa I
HERU KUSUMAJAYA menjelaskan mengenai uang yang nantinya akan diberikan
disebut dengan uang kompensasi. Kemudian terdakwa I HERU KUSUMAJAYA
memberikan link form registrasi jika Saksi SATYA DIMAS PRATAMA berminat
dan setuju, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA bisa langsung mengisi form registrasi
sebelum melakukan tahap berikutnya.
 Bahwa setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA setuju untuk mendonorkan dan
melakukan transplantasi ginjal dengan mengisi form registrasi yang diberikan
terdakwa I HERU KUSUMAJAYA, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA dihubungi
terdakwa I HERU KUSUMAJAYA untuk bertemu dengan terdakwa III JULIANA
HAMDANI alias JULIANA sebagai istri penerima donor ginjal yaitu Saksi
THOMAS RADEN alias TORA pada tanggal 10 September 2021 dan sepakat untuk
bertemu di Rumah Sakit milik dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat. Kemudian Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA dijemput oleh terdakwa I HERU KUSUMAJAYA dan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA diantar ke ruang tunggu untuk menemui terdakwa III
JULIANA HAMDANI yang sudah menunggu di ruang tunggu. Selanjutnya Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA, terdakwa I HERU KUSUMAJAYA, dan terdakwa
III JULIANA HAMDANI mendatangi ruang pendaftaran untuk menemui terdakwa
II dr. CECEP MARICEP dan Saksi SATYA DIMAS PRATAMA ditanyakan
langsung oleh terdakwa II dr. CECEP MARICEP tentang kesehatan Saksi SATYA
DIMAS PRATAMA dan keyakinan Saksi SATYA DIMAS PRATAMA untuk
melakukan donor ginjal. Dikarenakan uang kompensasi yang sebelumnya sudah
dijelaskan terdakwa I HERU KUSUMAJAYA kepada Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA sesuai dengan keinginan dan harapan Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA, Saksi SATYA DIMAS PRATAMA pun menyetujui untuk melakukan
pendonoran ginjal dan mendaftarkan diri Saksi SATYA DIMAS PRATAMA sebagai
pendonor ginjal untuk Saksi THOMAS RADEN alias TORA di Rumah Sakit milik
dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 69,
Jakarta Pusat. Selanjutnya setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA mendaftarkan
dirinya, terdakwa I HERU KUSUMAJAYA menjelaskan bahwa terdakwa I HERU
KUSUMAJAYA akan menemani Saksi SATYA DIMAS PRATAMA untuk
melengkapi persyaratan dan proses yang diminta sebelum akhirnya melakukan
operasi transplatasi ginjal, termasuk melakukan pengecekan kesehatan, rontgen, dan
kelayakan untuk melakukan transplatasi organ Ginjal di Klinik Prosaya. Selanjutnya
Saksi SATYA DIMAS PRATAMA akan menerima uang kompensasi sebesar
Rp350.000.000,00 (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dan seluruh biaya yang
berhubungan dengan proses pendonoran ginjal kedepannya, termasuk ongkos
transportasi dan makan akan ditanggung oleh terdakwa III JULIANA HAMDANI
selaku istri dan keluarga penerima donor ginjal.
 Bahwa pada tanggal 18 September 2021 Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
ditelepon oleh terdakwa I HERU KUSUMAJAYA bahwa jadwal operasi Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA sudah ditentukan yaitu pada hari Rabu 23 September
2021. selanjutnya Saksi SATYA DIMAS PRATAMA diberitahukan bahwa Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA sudah harus berada di rumah sakit milik dr. Cecep
Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta
Pusat, pada hari Senin 20 September 2021. Setelah itu pada tanggal 20 September
2021, di rumah sakit milik dr. Cecep Maricep Sp.PD-KGH yang terletak di Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat, saksi SATYA DIMAS PRATAMA
didampingi terdakwa I HERU KUSUMAJAYA menemui terdakwa III JULIANA
HAMDANI untuk melakukan pembayaran perawatan diri Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA dan setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA memasuki kamar
perawatan, selanjutnya terdakwa I HERU KUSUMAJAYA memberikan Saksi
SATYA DIMAS PRATAMA uang sebesar Rp15.000.000,00 (Lima Belas Juta
Rupiah) melalui transfer bank, dan menjelaskan bahwa uang tersebut adalah
pembayaran awal untuk Saksi SATYA DIMAS PRATAMA, sementara sisanya akan
dibayarkan nanti setelah Saksi SATYA DIMAS PRATAMA selesai melakukan
operasi.
 Bahwa pada hari Senin tanggal 23 September 2021 setelah Saksi SATYA DIMAS
PRATAMA selesai menjalankan operasi transplatasi ginjal, terdakwa I HERU
KUSUMAJAYA memberitahukan bahwa uang sebesar Rp335.000.000.00 (Dua
Ratus Tiga Puluh Lima Juta Rupiah) telah dibayar lunas melalui transfer ke rekening
pribadi milik Saksi SATYA DIMAS PRATAMA sebagai pembayaran atau uang
kompensasi Saksi SATYA DIMAS PRATAMA yang telah mendonorkan ginjal
Saksi SATYA DIMAS PRATAMA, dan Saksi SATYA DIMAS PRATAMA
dipersilahkan untuk meninggalkan rumah sakit milik dr. Cecep Maricep Sp.PD-
KGH yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 69, Jakarta Pusat, pada hari
Senin, 27 September 2021.
 Bahwa masing-masing peran Para Terdakwa yaitu:
 Terdakwa I HERU KUSUMAJAYA sebagai pencari pendonor ginjal dan
pencari penerima donor ginjal
 Terdakwa II dr. CECEP MARICEP sebagai dokter bedah yang
menangani proses operasi transplatasi ginjal
 Terdakwa III JULIANA HAMDANI sebagai pencari pendonor ginjal dan
konsumen jual-beli organ tubuh ginjal secar ilegal
 Bahwa dari hasil penjual dan pembeli berhasil melakukan transplatasi maka terdakwa
I HERU KUSUMAJAYA dan terdakwa II dr. CECEP MARICEP akan mendapat
keuntungan / komisi yang berkisar dari Rp30.000.000.00 s/d Rp60.000.000
-------- Perbuatan para terdakwa sebagaiana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
192 Jo Pasal 64 ayat (3) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHP.
NOTA KEBERATAN
(EKSEPSI)
PENASIHAT HUKUM

Terdakwa : Heru Kusumajaya


Terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan Nomor Register Perkara: (NOMOR
REGISTRASI PERKARA)

Kepada Yth.:
Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Yang mengadili perkara dengan Nomor Register Perkara:
(NOMOR REGISTER PERKARA)

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
1. NAMA PENGACARA
Yang adalah Advokat pada Kantor Hukum (NAMA KANTOR); (ALAMAT KANTOR);
dalam hal ini berdasarkan surat kuasa khusus dari Heru Kusumajaya (“Terdakwa I”)
tertanggal (LIAT TANGGAL SURAT KUASA KHUSUS DIBUAT/NO.); bertindak sebagai
Penasihat Hukum Terdakwa I dengan identitas sebagai berikut:
Terdakwa I :
Nama Lengkap : Heru Kusumajaya
Tempat, Tanggal, dan Lahir : Jakarta, 19 September 1983
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Alamat / Tempat tinggal : Jl. Kyai Tapa No.1, RT 009 / RW 021
Grogol Petamburan, Jakarta Barat
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

Terdakwa I Heru Kusumajaya didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana dimasud di


bawah ini:
DAKWAAN
Melanggar Pasal 2 Undang-Undang tentang Pemberantasan tindak pidana Perdagangan orang
jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHP.
ATAU
KEDUA:
Melanggar Pasal 192 Jo Pasal 64 ayat (3) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHP.

Saya Penasihat Hukum Terdakwa I, pada sidang kali ini akan menyampaikan keberatan
(eksepsi) terhadap surat dakwaan dari Penuntut Umum dengan nomor register perkara:
(NOMOR PERKARA). Adapun keberatan ini akan disampaikan sebagai berikut :

Majelis Hakim yang terhormat,


Dasar Hukum utama dalam pengajuan keberatan oleh Terdakwa I atau Penasihat Hukum
terhadap surat dakwaan dari Penuntut Umum, diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP, yang
berbunyi:
“Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk
menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya
mengambil keputusan.”
Berdasarkan frasa-frasa yang kami cetak tebal (BOLD) di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat 3 (tiga) materi keberatan yang dapat diajukan oleh Terdakwa I
atau Penasihat Hukum, sebagai berikut:
A. Landasan Hukum Mengajukan Materi Keberatan Tentang Pengadilan Negeri
Tidak Berwenang Mengadili Perkara
Bahwa kami tidak akan mengajukan keberatan mengenai Pengadilan Negeri tidak berwenang
mengadili perkara. Oleh karena itu kami tidak akan menguraikan lebih lanjut mengenai dasar
hukum untuk keberatan tentang Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili perkara.

B. Landasan Hukum Mengajukan Materi Keberatan Tentang Dakwaan Tidak


Dapat Diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard)
Bahwa mengenai materi keberatan tentang dakwaan tidak dapat diterima, belum diatur secara
tegas di dalam KUHP. Oleh karena itu, perlu mencari sumber formal lainnya yang mengatur
perihal keberatan tentang dakwaan diterima. Keberatan tentang dakwaan tidak dapat diterima,
diuraikan lebih lanjut dalam sumber hukum formal berupa doktrin dari M. Yahya Harahap
yang mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan dakwaan tidak dapat diterima adalah
keberatan yang diajukan apabila surat dakwaan mengandung cacat formal dan kekeliruan
beracara (error in procedure). M. Yahya Harahap lebih lanjut membagi keberatan (eksepsi)
tentang dakwaan tidak dapat diterima sebagai berikut:
1. Keberatan mengenai dakwaan Prematur (exceptio litis pedentis / exceptio subjudice).
2. Keberatan mengenai keliru orang yang didakwakan (exception in personan / error in
persona).
3. Keberatan mengenai kekeliruan sistematika dakwaan subsidaritas.
4. Keberatan mengenai kekeliruan bentuk dakwaan yang diajukan.

Berdasarkan pembagian materi keberatan tentang dakwaan tidak dapat diterima menurut
doktrin M. Yahya Harahap tersebut, jika dihubungkan dengan kecacatan formal pada surat
dakwaan Penuntut Umum dalam perkara (NOMOR PERKARA), maka kami akan
mengajukan materi tentang keberatan mengenai dakwaan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard), yang terdiri dari:

1. Keberatan Mengenai Kekeliruan Bentuk Dakwaan Yang Diajukan


Terlihat Saudara Penuntut Umum ingin mewujudkan peribahasa yang berbunyi: “Sekali
merangkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui”, akan tetapi diubah bunyinya menjadi “Sekali
menangani kasus, dua-tiga terdakwa ditangani”. Namun “penanganan perkara secara instan”
tersebut menurut pandangan kami adalah salah karena tidak sesuai dengan hukum yang
berlaku dengan argumen sebagai berikut:
a. Bertentangan dengan Asas peradilan pidana yang bebas, jujur, dan tidak memihak
yang termaktub, dalam cases ini yang dimaksudkan tertuju kepada salah satu saksi
yaitu Thomas Raden alias Tora yang dinilai tidak tepat karena dapat memberikan
keterangan yang tidak objektif mengingat bahwa Terdakwa III Juliana Hamdani
adalah istri dari saksi Thomas Raden.
b. Bahwa kami menilai tuntutan dalam surat dakwaan yang disamakan terhadap
Terdakwa I Heru Kusumajaya, Terdakwa II dr. Cecep Maricep, dan Terdakwa III
Juliana Hamdani, Tidak memaksimalkan dalam mewujudkan keadilan bagi pencari
keadilan (Justicia Belen), khususnya bagi Terdakwa I Heru Kusumajaya yang paling
diberatkan.
Berdasarkan yang telah kami uraikan mengenai landasan hukum mengajukan keberatan
mengenai dakwaan tidak dapat diterima, meskipun KUHAP tidak menjabarkan secara
lengkap mengenai 1 (satu) materi keberatan yang kami pilih, bukan berarti dakwaan kami
tidak berdasar secara hukum, dikarenakan doktrin merupakan sumber hukum formal yang
diakui di dalam sistem hukum Indonesia.

C. Landasan Hukum Mengajukan Materi Keberatan Tentang Dakwaan Harus


Dibatalkan / Dakwaan Batal Demi Hukum (Null and Void).
Mengutip Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP berbunyi sebagai berikut:
“Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta
berisi: Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.”
Kata cetak tebal di atas adalah syarat yang harus ada karena itu merupakan “syarat
materiil surat dakwaan”
Walaupun secara definisi mengenai uraian secara cermat, jelas, dan lengkap belum diatur
secara tegas dalam KUHAP, akan tetapi melihat Surat Edaran Jaksa Agung Republik
Indonesia tentang Pembuatan Surat Dakwaan, uraian cermat, jelas, dan lengkap didefinisikan
sebagai berikut:
“.. Cermat berarti menuntut ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat
dakwaan yang akan diterapkan bagi terdakwa. Dengan menempatkan kata “cermat” paling
depan dari rumusan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, pembuat Undang-Undang
menghendaki agar Jaksa Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan selalu bersikap
korek dan teliti … dst.”
Bahwa surat dakwaan Penuntut Umum adalah Obscuur Libel, tidak jelas dan kabur
dan oleh karenanya tidak memenuhi syarat materiil surat dakwaan sebagaimana dijelaskan
dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, sebagaimana dijelaskan berikut ini :
Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menetapkan syarat terjerat dalam surat dakwaan
adalah "harus berupa uraian secara cermat, jelas, dan lengkap" mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana yang dilakukan.
Dari uraian di atas kami menyatakan keberatan mengenai surat dakwaan yang tidak
lengkap menjelaskan peristiwa serta kronologi secara cermat, jelas, dan lengkap. Dalam
surat dakwaan tidak tertulis bahwa Terdakwa I Heru Kusumajaya diajak dan / atau
ditawarkan oleh Terdakwa II dr. Cecep Maricep dan hanya bekerja sebagai perantara (bukan
sebagai head of atau yang mengepalai tindak pidana jual beli organ), kami juga mengatakan
bahwa yang membuat Terdakwa Heru Kusumajaya akhirnya menyepakati kerja sama yang
diajak oleh dr. Cecep Maricep adalah karena penghasilan yang dijanjikan menggiurkan.
1. Perbuatannya : Heru Kusumajaya bertugas hanya sebagai admin penyedia
media (telegram) jual-beli organ.
2. Dilakukan oleh : Heru Kusumajaya (bertindak sebagai kaki tangan dari dr.
Cecep Maricep).
3. Dengan cara : Membuat akun “GinjalKuUntukmu” pada platform telegram,
menyediakan G-form, menjelaskan mengenai santunan yang akan didapatkan
oleh pendonor, dan kemudian hanya mengikuti arahan sesuai prosedur yang
telah diberitahukan oleh dr. Cecep Maricep sebelumnya yaitu mengenai
pencocokan tanggal pertemuan antara pendonor dan penerima donor.
Dan bila mana ada kerugian yang dialami oleh Saksi Satya Dimas Pratama yang juga sebagai
korban (korban disini merujuk kepada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007) mengenai
efek samping dari transplantasi Ginjal maka yang bertanggung jawab adalah dr. Cecep
Maricep selaku dokter yang menangani transplantasi.
PENUTUP
Berdasarkan keberatan sebagaimana diuraikan di atas, maka kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa I memohon kepada Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang
mengadili perkara hukum pidana khusus dengan nomor registrasi perkara: (NOMOR
PERKARA) atas nama Terdakwa I Heru Kusumajaya alias Heru untuk menjatuhkan putusan
yang sifatnya menghentikan perkara ini dengan amar putusan yang pada pokoknya
menyatakan sebagai berikut:
1. Menerima untuk seluruhnya keberatan yang diajukan oleh Penasihat Hukum
Terdakwa I Heru Kusumajaya alias Heru.
2. Menyatakan surat dakwaan dari Penuntut Umum dengan nomor registrasi perkara:
(NOMOR PERKARA) TIDAK DAPAT DITERIMA atau setidak-tidaknya
mengembalikan berkas kepada JPU.
3. Menyatakan bahwa surat dakwaan dari Penuntut Umum dengan nomor registrasi
perkara: (NOMOR PERKARA) adalah batal demi hukum.
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia atas dasar pertimbangannya berpendapat lain, kami
selaku Penasihat Hukum Terdakwa I memohon Putusan yang seadil-adilnya.
Demikian keberatan ini kami sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada Majelis Hakim yang terhormat sehingga dapat memutus
perkara ini dengan seadil-adilnya.

Hormat Kami,
Penasihat Hukum Terdakwa

NAMA/LAW FIRM
TANGGAPAN PENUNTUT UMUM
TERHADAP EKSEPSI TIM PENASIHAT HUKUM
TERDAKWA I

HERU KUSUMAJAYA

I. Pendahuluan

Yang terhormat,
Ketua dan Anggota Majelis Hakim,
Yang terhormat,
Terdakwa dan Tim Penasihat Hukum,
Serta hadirin persidangan.

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Majelis Hakim yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyusun tanggapan atas eksepsi dari tim penasihat
hukum terdakwa dalam Perkara Tindak Pidana Khusus yang melanggar Pasal 2 Undang-
Undang tentang Pemberantasan tindak pidana Perdagangan orang jo. Pasal 55 Ayat (1)
KUHP atau KEDUA Pasal 192 Jo Pasal 64 ayat (3) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHP. Ucapan terima kasih tidak lupa kami
sampaikan kepada tim Penasihat Hukum Terdakwa I HERU KUSUMAJAYA atas
eksepsinya yang telah disampaikan pada tanggal (TANGGAL) yang tak lain bertujuan untuk
bersama-sama mencari kebenaran dalam kasus tersebut.

II. POKOK PERKARA


Setelah kami pelajari dengan seksama, uraian keberatan Penasihat Hukum dalam eksepsinya,
dapatlah ditentukan pokok-pokok keberatan Penasehat Hukum sebagai berikut :
A. TENTANG MATERI KEBERATAN MENGENAI DAKWAAN TIDAK DAPAT
DITERIMA.
Keberatan Mengenai Kekeliruan Bentuk Dakwaan Yang Diajukan:
1. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa I berpendapat bentuk dakwaan yang dituntut
Bertentangan dengan Asas peradilan pidana yang bebas, jujur, dan tidak memihak
yang termaktub, dalam cases ini yang dimaksudkan tertuju kepada salah satu saksi
yaitu Thomas Raden alias Tora yang dinilai tidak tepat karena dapat memberikan
keterangan yang tidak objektif mengingat bahwa Terdakwa III Juliana Hamdani
adalah istri dari saksi Thomas Raden.
2. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa I menilai tuntutan dalam surat dakwaan yang
disamakan terhadap Terdakwa I Heru Kusumajaya, Terdakwa II dr. Cecep Maricep,
dan Terdakwa III Juliana Hamdani, Tidak memaksimalkan dalam mewujudkan
keadilan bagi pencari keadilan (Justicia Belen), khususnya bagi Terdakwa I Heru
Kusumajaya yang paling diberatkan.

B. TENTANG MATERI KEBERATAN MENGENAI DAKWAAN HARUS


DIBATALKAN / DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM (NULL and VOID).
Penasihat Hukum Terdakwa I menyampaikan pendapat dengan Landasan Hukum Pasal 143
Ayat (2) huruf b KUHAP yang kutipannya sebagai berikut:
“Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta
berisi: Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.”
1. Penasihat Hukum Terdakwa I menyampaikan keberatan mengenai Surat Dakwaan
Yang Tidak Lengkap Menjelaskan Peristiwa Serta Kronologi Secara Cermat, Jelas,
dan Lengkap.

III. TANGGAPAN ATAS EKSEPSI

1. Bahwa sesuai dengan Pasal 1 angka 26 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
yang dimaksud dengan saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang
ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Pengertian tersebut berdasarkan
Putusan Mahkaman Konstitusi Nomor 65/PUU-VIII/2010 Pengujian Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana diperluas menjadi termasuk pula
“orang yang dapat memberikan keterangan dalam rangka penyidikan, penuntutan,
dan peradilan suatu tindak pidana yang tidak selalu ia dengar sendiri dan ia alami
sendiri”
Dalam

Anda mungkin juga menyukai