Anda di halaman 1dari 21

HUKUM

ACARA PERTEMUAN KE-5

PERADILAN
AGAMA “ UPAYA HUKUM

DISUSUN OLEH:
MARISSA KEMALA DIRGANTINI, SH., MH.
VERZET
UPAYA
HUKUM
BIASA
BANDING KASASI
VERZET  Diatur dalam Pasal 129 ayat 2 HIR; Pasal 196 HIR; Pasal
153 ayat 2 RBg; dan Pasal 207 Rbg

 Diajukan untuk Tergugat yang dihukum dengan Putusan


Verstek dalam waktu 14 hari setelah diputus

 Jika putusan tidak langsung diberitahukan ke Tergugat dan


pada waktu aanmaning/Peringatan Tergugat hadir, maka
tenggang waktu sampai hari ke-8 sesudah aanmaning

 Jika Tergugat tidak hadir pada saat aanmaning maka


tenggang waktu adalah hari ke-8 sesudah sita eksekusi
dilaksanakan.
BANDING “ Permintaan atau permohonan yang diajukan oleh

salah satu pihak atau pihak-pihak yang terlibat

dalam perkara, agar penetapan atau putusan

yang telah dijatuhkan pengadilan tingkat

pertama diperiksa ulang dalam pemeriksaan

tingkat banding oleh

Pengadilan Tinggi “
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN
BANDING

1. Pemeriksaan di tingkat banding itu tidak otomatis, tetapi harus melalui


prosedur dan persyaratan formal

2. Pemeriksaan di tingkat banding baru dapat dilaksanakan apabila salah satu


pihak atau para pihak yang berperkara mengajukan banding

3. Pengadilan Tinggi Agama tidak berwenang meminta kepada Pengadilan Agama


untuk memeriksa suatu perkara dalam tingkat banding tanpa ada permintaan
dari salah satu atau pihak-pihak
TATA CARA PERMOHONAN BANDING
1. Dilakukan dalam waktu 14 hari setelah 4. Bentuk permintaan banding bisa secara
putusan diucapkan apabila pemohon lisan, bisa secara tertulis;
banding hadir di persidangan;

2. disampaikan kepada panitera pengganti 5. Membayar biaya banding yang


di pengadilan yang memutus perkara merupakan syarat formal dan
yang hendak dibanding; dibebankan kepada pemohon banding;

3. Yang berhak mengajukan banding 6. Panitera meregistrasi permohonan,


adalah pihak yang berperkara atau memuat akta banding, dan melampirkan
kuasanya yang mendapat surat kuasa akta banding tersebut dalam berkas
khusus untuk itu; perkara sebagai bukti bagi Pengadilan
Tinggi tentang adanya permohonan
banding;
7. Jurusita menyampaikan 9. Penyampaian memori dan kontra
pemberitahuan permohonan banding memori banding;
kepada pihak lawan dalam bentuk
akta relaas pemberitahuan banding;

8. Menyampaikan pemberitahuan 10. Satu bulan sejak tanggal permohonan


(inzage), yakni kesempatan banding, berkas perkara harus sudah
mempelajari berkas perkara dan dikirim ke pengadilan tingkat
pemberitahuan yang dilakukan oleh banding.
jurusita dengan ketentuan selambat-
lambatnya dalam waktu 14 hari dari
tanggal permohonan banding;
KASASI Upaya hukum yang terakhir untuk upaya hukum
biasa. Kasasi artinya mohon pembatalan
terhadap putusan/ penetapan pengadilan tingkat
pertama atau terhadap putusan tingkat banding
yang diajukan ke Mahkamah Agung melalui
pengadilan tingkat pertama yang memutus
pertama kali karena ada alasan tertentu, dalam
waktu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu
UPAYA HUKUM LUAR
BIASA

PENINJAUAN DERDEN
KEMBALI VERZET
PENINJAUAN KEMBALI
LEGAL
STANDING:

PerUU Nasional Golongan Eropa

Pasal 15 UU No. 19 Tahun 1964 Pasal 385 RV

Pasal 31 UU No. 13 Tahun 1965


PERBEDAAN PK
UU NASIONAL DGN GOLONGAN EROPA (RC)

UU NASIONAL GOLONGAN EROPA (RC)

1. PK merupakan wewenang penuh 1. RC digantungkan pada putusan yang


dari Mahkamah Agung mana dimohonkan agar dibatalkan;
2. putusan PK adalah putusan dalam 2. RC masih ada kemungkinan untuk
taraf pertama dan terakhir; banding dan kasasi;
3. PK dapat diajukan oleh yang 3. RC hanya oleh mereka yang pernah
berkepentingan menjadi pihak dalam perkara tersebut
PERKEMBANGAN PENINJAUAN KEMBALI

LEGAL
STANDING:
PERMA No. 1 Tahun 1982

Pasal 66 sd. Pasal 75


UU No. 14 Tahun 1985
ALASAN DIAJUKAN PENINJAUAN
KEMBALI
1. Harus putusan perkara perdata yang 4. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang
telah memperoleh kekuatan hukum yang tidak dituntut atau lebih daripada yang
tetap; dituntut;

2. Apabila putusan didasarkan pada suatu 5. Apabila antara pihak-pihak yang sama
kebohongan atau tipu muslihat pihak mengenai suatu soal yang sama atas
lawan yang diketahui setelah perkaranya dasar yang sama, oleh pengadilan yang
diputus, atau didasarkan pada bukti- sama atau sama tingkatannya, telah
bukti yang kemudian oleh hakim pidana diberikan putusan yang bertentangan
dinyatakan palsu; satu dengan yang lain;

3. Apabila setelah perkara diputus, 6. Apabila mengenai sesuatu bagian dari


ditemukan surat-surat bukti yang tuntutan belum diputus tanpa
bersifat menentukan yang pada waktu dipertimbangkan sebab-sebabnya; dan
perkara diperiksa tidak ditemukan; dalam suatu putusan terdapat suatu
kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan
yang nyata.
PARA PIHAK & TENGGANG WAKTU
DALAM PENINJAUAN KEMBALI

Hanya pihak yang berperkara


sendiri atau ahli warisnya,
atau seorang wakilnya yang
secara khusus dikuasakan Tenggang waktu
mengajukan permohonan
(Pasal 68 ayat 1 UU No. 14 peninjauan kembali diatur
Tahun 1985) dalam Pasal 69 UU No.
14/1985
PROSEDUR PENGAJUAN PK
1. Diajukan oleh pihak yang berhak 4. Bila diajukan secara lisan, maka disampaikan
kepada Mahkamah Agung melalui di hadapan KPN/Hakim yang ditunjuk yang
Ketua Pengadilan Agama yang akan membuat catatan tentang permohonan
memutus perkara dalam tingkat tersebut (Pasal 71 ayat (2) UU No. 14/1985);
pertama;

2. Membayar biaya perkara; dan 5. Panitera memberikan salinan permohonan ke


Permohonan Pengajuan Kembali dapat pihak lawan Pemohon paling lambat 14 hari
diajukan secara lisan maupun tertulis; dengan tujuan agar dapat diketahui dan
dijawab oleh lawan (Pasal 72 ayat (1) UU
No. 14/1985);

3. Diajukan secara tertulis dan disebutkan 6. Pihak lawan hanya punya waktu 30 hari
alasan yang menjadi dasar setelah tanggal diterima salinan permohonan
permohonannya (Pasal 71 ayat (1) UU untuk membuat jawaban bila lewat maka
No. 14/1985); jawaban tidak akam dipertimbangkan (Pasal
72 ayat (2) UU No. 14/1985);
7. Hendaknya surat permohonan peninjauan kembali disusun secara lengkap dan
jelas, karena permohonan ini hanya dapat diajukan sekali;

8. Permohonan peninjauan kembali lengkap dengan berkas perkara beserta biayanya


dikirimkan kepada Mahkamah Agung paling lambat 30 hari (Pasal 72 ayat (4) UU
No. 14/1985);

9. Pencabutan permohonan peninjauan kembali dapat dilakukan sebelum putusan


diberikan, tetapi permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukan satu kali
(Pasal 66 UU No. 14/1985).
MEKANISME PK SECARA FILOSOFIS MENGANDUNG
MAKSUD ANTISIPASI KEMUNGKINAN DIKEMUDIAN HARI

UNSUR DITEMUKAN BUKTI


UNSUR MANUSIAWI
BARU

DUA PUTUSAN YANG SAMA


UNSUR KEBOHONGAN OBJEK, SUBJEK DAN POKOK
PERKARA
Merupakan perlawanan pihak ketiga yang bukan pihak
DERDEN dalam perkara yang bersangkutan, karena merasa
VERZET dirugikan oleh putusan pengadilan.

Syarat mengajukan derden verzet ini adalah pihak ketiga


tersebut tidak cukup hanya punya kepentingan saja
tetapi hak perdatanya benar-benar telah dirugikan oleh
putusan tersebut

Syarat utama mengajukan derden verzet adalah hak milik


pelawan telah terlanggar karena putusan tersebut.
Dengan mengajukan perlawanan ini pihak ketiga dapat
mencegah atau menangguhkan pelaksanaan putusan
(eksekusi)
1. Perlawanan pihak ketiga 3. Mempertahankan di 5. Perlawanan pihak ketiga
terhadap sita eksekusi dan muka dan meyakinkan ini merupakan upaya
atau sita jaminan tidak pengadilan dalam hukum luar biasa tetapi
hanya terhadap suatu mengabulkan pada hakikatnya lembaga
benda yang padanya perlawanannya maka ia ini tidak menunda
melekat hak milik harus memiliki alas hak dilaksanakannya
melainkan juga hak-hak yang kuat dan dapat eksekusi;
lainnya; membuktikan bahwa
benda yang akan disita
tersebut adalah haknya;

2. Pihak pelawan harus 4. akan disebut sebagai 6. Perlawanan pihak ketiga


dilindungi karena ia pelawan yang benar dan terhadap sita jaminan
bukan pihak berperkara terhadap peletakan sita baik conservatoir ataupun
namun dalam hal ini akan diperintahkan untuk revindicatoir tidak diatur
kepentingannya telah diangkat; baik dalam HIR, RBg
tersentuh oleh sengketa ataupun Rv.
dan konflik kepentingan
dari penggugat dan
tergugat;
RANGKUMAN

Upaya hukum adalah upaya yang


Upaya hukum biasa terdiri dari
diberikan UU kepada seseorang
verzet, banding, dan kasasi.
atau badan hukum untuk dan dalam
hal tertentu melawan putusan
sedangkan upaya hukum luar

hakim. Upaya hukum ada dua biasa terdiri dari derden


macam, yaitu upaya hukum biasa verzet dan peninjauan
dan upaya hukum luar biasa. kembali
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai