Anda di halaman 1dari 14

1

HUKUM ACARA
PERADILAN TATA
USAHA NEGARA
Oleh: Agustina Wati, S.H.,M.H
Gugatan ke PTUN
2

 Alasan mengajukan gugatan


 Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan
 Syarat-syarat Gugatan
 Tuntutan Dalam Gugatan
 Permohonan Beracara Dengan Cuma-cuma
Alasan mengajukan Gugatan
3

 Setelah berlakunya UU 9/2004 maka alasan


mengajukan gugatan ke PTUN menurut pasal 53
UU 9/2004 adalah (1) orang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu KTUN dapat mengajukan gugatan tertuli
kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar KTUN yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan gant rugi dan/atau direhabilitasi.
4

 (2) alasan-alasan yang dapat digunakan dalam


gugatan adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik
Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan
5

 Tenggang waktu untuk mengajukan gugatan dalam


Pasal 55 UU 5/1986, disebutkan: gugatan dapat
dajukan hanya dalam tenggang waktu semibilan
puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau
dimumkannya keputusan badan atau pejabat tata
usaha negara.
 Pihak yang namanya tsb dalam KTUN yang digugat,
maka tenggang waktu semobilan puluh hari itu
dihitung sejak hari diterimanya KTUN yang digugat.
6

 Dalam SEMA 2/1991 ada disebutkan bahwa “bagi


mereka yang tidak dituju oleh suatu KTUN, tetapi
yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
KTUN, tetapi yang merasa kepentingan dirugikan,
maka tenggang waktu dalam Pasal 55 dhitung
kasuistis sejak saat ia merasa kepentingannya
dirugikan oleh KTUN dan mengetahui adanya
keputusn tsb.
Syarat-syarat Gugatan
7

 Dalam Pasal 56 UU 5/1986 bahwa syarat-syarat


gugatan adalah:
(1) Gugatan harus memuat:

a. Nama. Kewarganegaraan, tempat tinggal, dan


pekerjaan penggugat atau kuasa hukumnya;
b. Nama jabatan, dan tempat kedudukan tergugat;
c. Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk
diputuskan oleh pengadilan
8

(2) Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani oleh


seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus
disertai dengan surat kuasa yang sah.
(3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai dengan
KTUN yang disengketakan oleh penggugat.
 Pasal 56 ayat (1) UU 5/1986, Syarat2 gugatan

adalah harus memuat; identitas para pihak,


fundamentum petendi atau posita, dan petitum.
9

 Pasal 56 ayat (2), memberikan seluas-luasnya kepada setiap


orang untuk menguasakan pembelaan haknya atau
kepentingannya itu.
 Untuk dapat bertindak sebagai wakil atau kuasa hukum
berdasarkan Pasal 57 UU 5/1986 harus dipenuhi syarat2:
a. Mempunyai surat kuasa khusus;
b. Ditunjuk secara lisan dipersidangan oleh para pihak;
c. Surat kuasa yang dibuat di luar negeri bentuknya harus
memenuhi persyaratan di negara yang bersangkutandan
diketahui oleh perwakilan RI di negara tsb, serta kemudian
diterjemahkan ke dalam bahas Indonesia oleh penerjemah
resmi.
Tuntutan dalam gugatan
10

 Berdasarkan pada Pasal 53 ayat (1) UU 5/1986 maka


tuntutan dalam gugatan (petitum) yang dapat diajukan
sbb:
1. Tuntutan agar KTUN yang dikeluarkan oleh badan atau
pejabat TUN itu dinyatakan batal atau tidak sah; atau
2. Tuntutan agar badan atau pejabat TUN yang digugat
untuk mengeluarkan KTUN yang dimohonkan
penggugat; dengan atau tanpa
3. Tuntutan ganti kerugian; dan/atau
4. Tuntutan rehabilitasu dengan atau tanpa kompensasi
Permohonan Beracara dengan Cuma-cuma
11

 Permohonan beracara dengan Cuma-cma diatur dalam


Pasal 60 dan 62 UU PTUN yang menyebutkan sbb:
(1) Penggugat dapat mengajukan permohonan kepada

ketua pengadilan untuk bersengketa denga cuma2


(2) Permohonan diajukan pada waktu penggugat
mengajukan gugatannya disertai surat keterangan tidak
mampu dari kepala desa atau lurah ditempat kediaman
pemohon.
(3) Dalam keteranga tsb harus dinyatakan bahwa pemohon

itu betul2 tidak mampu membayar biaya perkara.


12

 Apabila permohonan dikabulkan, maka beracara


dengan cuma2 itu juga termasuk di tingkat banding
dan kasasi, jadi berbeda dengan hukum acara
perdata, hanya berlaku di tingkat pertama, apabila
ingin beracara dengan cuma2 di tingkat banding,
maka penggugat harus mengajukan permohonan
kembali.
13

 Penetapan ketua pengadilan terhadap permohonan


beracara dengan cuma2 itu dalam hukum acara
PTUN tidak tersedia sarana hukum banding
maupun kasasi. Dengan demikian, apabila
permohonan itu ditolak, maka penggugat mau tidak
mau harus beracara dengan dikenakan biaya.
14

 Permohonan beracara dengan cuma2 diatur juga


dalam Pasal 57 UU 48/2009 ttg Kekuasaan
Kehakiman.
 Landasan hukum yang lebih kuat lagi pasca
dikeluarkannya UU 16/2011 ttg Bantuan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai