Anda di halaman 1dari 9

GUGATAN

DALAM HAP (3)

Pengampu:
Marjo, SH. MHum
DIMANA/TEMPAT GUGATAN
DIAJUKAN:
1. Pada tempat diam atau domisili tergugat
(woonplaats), diatur dalam Pasal 118 ayat (1) HIR.
2. Bila tempat diam tergugat tidak diketahui maka
gugatan diajukan pada tempat tinggal yang
sebenarnya (werkelijk verblijf), diatur dalam Pasal
118 ayat (1) HIR.
3. Bila tergugat banyak, maka dapat dipilih salah satu
domisili tergugat (Pasal 118 ayat (2) HIR).
4. Bila ada debitur utama dan penanggung
utama maka gugatan diajukan pada domisili
debitur utama, diatur dalam Pasal 118 ayat
(2) HIR.
5. Bila domisili tergugat tidak diketahui dan juga
tempat tinggalnya tidak dikenal maka
gugatan dapat diajukan pada domisili
penggugat atau salah satu domisili penggugat
bila penggugatnya banyak, diatur dalam Pasal
118 ayat (3) HIR.
6. Bila hal itu mengenai barang tetap maka gugatan
dapat diajukan pada daerah hukum terletak barang
tetap tersebut. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 118
ayat (3) HIR.
7. Bila dengan surat sah telat dipilih oleh masing-
masing pihak, maka gugatan diajukan pada tempat
yang telah dipilih tersebut. Ketentuan ini diatur
dalam Pasal 118 ayat (4) HIR. Yang dimaksud dipilih
dalam hal ini dapat :
a. Dipilih sebelum terjadi perselisihan.
b. Dipilih setelah terjadi perselisihan, dalam hal ini
maka dengan persetujuan kedua belah pihak
yang berselisih tersebut.
PENGECUALIAN
PENGAJUAN GUGATAN:
 Adanya hak evokasi dan hak prorogasi sebagaimana
diatur dalam RV.
 Hak evokasi adalah adalah hak yang timbul atau muncul
akibat adanya perselisihan antara kaum pedagang
sejenis. Diatur dalam Pasal 312 RV. Gugatan
berdasarkan hak evokasi ini dapat diajukan pada
pengadilan di daerah hukum :
a. Di tempat dimana perjanjian diadakan atau kontrak
diadakan;
b. Di tempat barang dilever/diserahkan;
c. Di tempat dimana pembayaran dilakukan.
 Hak prorogasi adalah hak yang memungkin-
kan penggugat langsung mengajukan
gugatannya pada Pengadilan Tinggi tanpa
melalui Pengadilan Negeri. Hak ini diatur
dalam Pasal 324 sampai dengan Pasal 326 RV.
Syarat dalam hak prorogasi ini adalah
disepakati oleh kedua belah pihak dalam satu
akta. Tujuan adanya hak prorogasi adalah
agar pemeriksaan dapat berjalan cepat dan
lancar serta tidak berbelit-belit.
SIFAT HUKUM DARI GUGATAN:

1. Gugatan menentukan kemana proses akan


berjalan.
 Maksudnya dengan diajukannya gugatan ke
Pengadilan maka proses pemeriksaan
perkara perdata dalam persidangan akan
selalu berpedoman pada gugatan yang
diajukan, hakim tidak boleh mengadili kurang
atau lebih dan sebagian saja dari yang
dituntut dalam gugatan. Sifat ini sebagaimana
diatur dalam ketentuan Pasal 178 HIR.
2. Mengikat para pihak.
 Maksud gugatan mengikat para pihak adalah
apabila seseorang telah mengajukan gugatan ke
pengadilan negeri maka baik pihak penggugat
maupun tergugatnya akan terikat oleh
ketentuan-ketentuan dari persidangan.

3. Mencegah daluarsa atau lampau waktu.


 Maksud gugatan dapat mencegah daluarsa
adalah dengan dianjurkan gugatan ke pengadilan
negeri dan kemudian gugatan dikabulkan maka
hak yang dikuasai oleh pihak lain akan terhindar
dari kadaluarsa dan haknya dapat diminta lagi.
4. Memperkuat hak atau memperluas hak.
 Maksud gugatan memperkuat hak adalah dengan
diajukan gugatan maka bila gugatan itu dikabul
-kan, seseorang penggugat tersebut atas haknya
tadi menjadi berubah kuat dan mendapatkan
perlindungan hukum dari penguasa.
5. Mengurangi hak atau mempersempit hak.
 Maksud gugatan mengurangi hak adalah dengan
diajukan gugatan dan kemudian gugatan ditolak
atau tidak dikabulkan atau dikabulkan sebagian
maka seorang tersebut menjadi hilang atau
berkurang dan penggugat sudah tidak dapat
menggugat berdasarkan perkara tersebut

Anda mungkin juga menyukai