0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang subyek, objek, alasan, dan syarat-syarat mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara. Subyek yang dapat mengajukan gugatan adalah orang atau badan hukum, sedangkan objek sengketanya adalah keputusan tata usaha negara. Alasan yang dapat digunakan adalah bertentangan dengan peraturan dan asas-asas pemerintahan, sementara syarat gugatan meliputi identitas pen
Dokumen tersebut membahas tentang subyek, objek, alasan, dan syarat-syarat mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara. Subyek yang dapat mengajukan gugatan adalah orang atau badan hukum, sedangkan objek sengketanya adalah keputusan tata usaha negara. Alasan yang dapat digunakan adalah bertentangan dengan peraturan dan asas-asas pemerintahan, sementara syarat gugatan meliputi identitas pen
Dokumen tersebut membahas tentang subyek, objek, alasan, dan syarat-syarat mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara. Subyek yang dapat mengajukan gugatan adalah orang atau badan hukum, sedangkan objek sengketanya adalah keputusan tata usaha negara. Alasan yang dapat digunakan adalah bertentangan dengan peraturan dan asas-asas pemerintahan, sementara syarat gugatan meliputi identitas pen
ADMINISTRASI INDAH SARI, SH, M,SI DOSEN HUKUM LINGKUNGAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL FH UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA Subyek Sengketa
Subyek yang dapat mengajukan perkara di PTUN adalah
seseorang atau badan hukum perdata. Hal ini disebutkan dalam Pasal 53 ayat (1) UU No.9 Tahun 2004 yang berbunyi bahwa “orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang (PTUN) yang berisi tuntutan agar keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi/atau direhabilitasi”. Obyek Sengketa
Objek Sengketa Tata Usaha Negara adalah dikeluarkannya
Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN)/Beschikkng. Hal ini disebutkan dalam Pasal 1 angka (10) UU No.51 Tahun 2009 yang berbunyi bahwa “Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan pejabat atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Alasan Mengajukan Gugatan (Pasal 53 UU No.9 Tahun 2004 1.Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh sebuah Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputasan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi 2. Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah: a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku b. Keputusan Tata Usaha Negara itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik yaitu : 1. Asas Kepastian Hukum 2. Asas Tertib Penyelenggara Negara 3. Asas Kepentingan umum 4. Asas Keterbukaan 5. Asas Proporsoionalitas 6. Asas Profesionalitas 7. Asas Akuntabilitas. Syarat-Syarat Gugatan (Pasal 56 UU No. 5 Tahun 1986) 1. Gugatan harus memuat: a. nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau kuasanya. b. Nama, jabatan, dan tempat kedudukan tergugat c. Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan oleh Pengadilan 2. Apabila gugatan dibuat dan ditanda tangani oleh seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus disertai surat kuasa yang sah. 3. Gugatan sedapat mungkin juga disertai Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan oleh Penggugat. Tuntutan Dalam Gugatan Pasal 53 ayat 1 dan pasal 117 ayat 2 UU No.5 Tahun 1986 1. Tuntutan agar KTUN yang dikeluarkan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara itu dinyatakan batal atau tidak sah. 2. Tuntutan agar Badan atau Pejabat TUN yang digugat itu mengeluarkan KTUN yang dimohonkan Penggugat 3. Tuntutan ganti kerugian 4.Tuntutan rehabilitasi dengan atau tanpa konpensasi.