Anda di halaman 1dari 7

DIKLAT KEMAHIRAN HUKUM PIDANA

TUGAS KELOMPOK II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI JAKSA PENUNTUT UMUM

DISUSUN OLEH :

AGUNG TRI SUHARTONO 191083057

FENDYAR MARZA FIRDAUS 191083038

RESYA MARINA ZUMAWANTY 191083068

STANNY WATTIMENA 191083096

KELAS P

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADHARMA

JAKARTA
2022
A. Pengertian Jaksa Penuntut Umum Beserta Tugas dan Wewenangnya

Dalam KUHAP, jaksa dan penuntut umum memiliki pengertian yang berbeda.
Dikarenakan memiliki pengertian yang berbeda, maka wewenangnya pun juga berbeda,
walaupun keduanya berada dibawah lembaga Kejaksaan Republik Indonesia. Disebutkan
dalam Pasal 1 angka 6 huruf (a) dan (b) KUHAP (UU Nomor 8 Tahun 1981) bahwa : 

1. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk


bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. sedangkan, 
2. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini
untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.
Pengertian Jaksa dan Penuntut Umum juga dapat kita lihat di dalam UU No. 16 
Tahun 2004 tentang Kejaksaan yang di dalam Pasal 1 angka 1 dan 2 menyebutkan :

1. Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang


untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain
berdasarkan undang-undang;
2. Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang
ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.

Dari pengertian diatas memberi pengertian bahwa penuntut umum harus seorang
Jaksa. Dan tugas Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim. Sebagaimana juga disebutkan dalam Pasal 13 KUHAP bahwa “penuntut
umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan
penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.”

Secara garis besar setelah berlakunya KUHAP, tugas Jaksa adalah :

1. Sebagai penuntut umum;


2. Pelaksana putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(eksekutor).

1
Dalam tugasnya sebagai penuntut umum, Jaksa mempunyai tugas:

1. Melakukan penuntutan;
2. Melaksanakan penetapan hakim.

Tugas Jaksa sebagai penuntut umum diatur dalam Pasal 13 KUHAP dan
dipertegas dalam Pasal 137 KUHAP. “Penuntut umum berwenang melakukan
penuntutan terhadap siapapun yang didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam
daerah hukumnya dengan melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang
mengadilinya.” Setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik. Penuntut umum
segera mempelajari dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib
memberitahukan kepada penyidik apakah hasil penyidikan itu sudah lengkap atau
belum. (Pasal 138 ayat 1 KUHAP).

Dalam melaksanakan tugasnya, penuntut umum memiliki wewenang yang diatur dalam
Pasal 14 KUHAP. Penuntut umum mempunyai wewenang:

1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik
pembantu;
2. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4), dengan memberi petunjuk
dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik; c.
3. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan
dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik;
4. Membuat surat dakwaan;
5. Melimpahkan perkara ke pengadilan;
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
7. Melakukan penuntutan;
8. Menutup perkara demi kepentingan hukum;
9. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai penuntut
umum menurut ketentuan undang-undang ini;

2
10. Melaksanakan penetapan hakim.

B. Dasar Hukum Membuat Dakwaan dan Penuntutan

Surat dakwaan merupakan surat yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)
untuk dibacakan di muka sidang Peradilan pidana dengan menguraikan dengan jelas
identitas terdakwa serta uraian unsur pidana yang dilakukan terdakwa secara cermat,
lengkap berserta menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana terjadi. Dakwaan
dalam surat dakwaan dibuat oleh penuntut umum untuk dibacakan dalam permulaan
sidang yang berisi pasal-pasal yang didakwakan kepadaa terdakwa

Surat dakwaan  menjadi kewenangan  penuntut umum untuk menguji suatu


perkara tindak pidana, yang diduga dilakukan terdakwa. Untuk membuat surat
dakwaan,  Penuntut umum memiliki ketentuan dasar sebagaimana yang di atur dalam:

1. Pasal 140 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP


menyatakan bahwa “Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa dari
hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan, ia dalam waktu secepatnya
membuat surat dakwaan”.
2. Pasal 143 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang  Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) menyatakan bahwa:

1) Penuntut umum melimpahkan perkara ke pengadilan negeri dengan


permintaan agar. segera mengadili perkara tersebut disertai dengan
surat dakwaan.
2) Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi :

a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis


kelamin,kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan.

3
Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum.

3. Pasal 144 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang  Kitab Undang-


Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum pengadilan


menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun
untuk tidak melanjutkan penuntutannya.

(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali
selambatlambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.

(3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia menyampai kan
turunannya kepada tersangka atau penasihat hukum dan penyidik.

4. Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang  Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) menyatakan bahwa:
“Sesudah itu hakim ketua sidang minta kepada penuntut umum untuk
membacakan surat dakwaan”

Sedangkan surat tuntutan, diajukan oleh penuntut umum setelah pemeriksaan di


sidang pengadilan dinyatakan selesai (pasal 182 ayat [1] KUHAP). Jadi, surat tuntutan
dibacakan setelah proses pembuktian di persidangan pidana selesai dilakukan. Surat tuntutan
ini sendiri berisikan tuntutan pidana terhadap terdakwa. Dasar hukum penuntutan yang
dilakukan oleh penuntut umum ialah:

1. Pasal 182 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa:


a. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan
tuntutan pidana;
b. Selanjutnya terdakwa dan atau penasihat hukum mengajukan
pembelaannya yang dapat dijawab oleh penuntut umum, dengan
ketentuan bahwa terdakwa atau penasihat hukum selalu mendapat giliran
terakhir;

4
c. Tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakukan secara tertulis
dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan
turunannya kepada pihak yang berkepentingan.

C. Contoh Surat Yang Dikeluarkan Oleh Penuntut Umum Di Pengadilan

Anda mungkin juga menyukai