TUGAS KELOMPOK II
DISUSUN OLEH :
KELAS P
FAKULTAS HUKUM
JAKARTA
2022
A. Pengertian Jaksa Penuntut Umum Beserta Tugas dan Wewenangnya
Dalam KUHAP, jaksa dan penuntut umum memiliki pengertian yang berbeda.
Dikarenakan memiliki pengertian yang berbeda, maka wewenangnya pun juga berbeda,
walaupun keduanya berada dibawah lembaga Kejaksaan Republik Indonesia. Disebutkan
dalam Pasal 1 angka 6 huruf (a) dan (b) KUHAP (UU Nomor 8 Tahun 1981) bahwa :
Dari pengertian diatas memberi pengertian bahwa penuntut umum harus seorang
Jaksa. Dan tugas Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim. Sebagaimana juga disebutkan dalam Pasal 13 KUHAP bahwa “penuntut
umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan
penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.”
1
Dalam tugasnya sebagai penuntut umum, Jaksa mempunyai tugas:
1. Melakukan penuntutan;
2. Melaksanakan penetapan hakim.
Tugas Jaksa sebagai penuntut umum diatur dalam Pasal 13 KUHAP dan
dipertegas dalam Pasal 137 KUHAP. “Penuntut umum berwenang melakukan
penuntutan terhadap siapapun yang didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam
daerah hukumnya dengan melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang
mengadilinya.” Setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik. Penuntut umum
segera mempelajari dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib
memberitahukan kepada penyidik apakah hasil penyidikan itu sudah lengkap atau
belum. (Pasal 138 ayat 1 KUHAP).
Dalam melaksanakan tugasnya, penuntut umum memiliki wewenang yang diatur dalam
Pasal 14 KUHAP. Penuntut umum mempunyai wewenang:
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik
pembantu;
2. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4), dengan memberi petunjuk
dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik; c.
3. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan
dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik;
4. Membuat surat dakwaan;
5. Melimpahkan perkara ke pengadilan;
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
7. Melakukan penuntutan;
8. Menutup perkara demi kepentingan hukum;
9. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai penuntut
umum menurut ketentuan undang-undang ini;
2
10. Melaksanakan penetapan hakim.
Surat dakwaan merupakan surat yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)
untuk dibacakan di muka sidang Peradilan pidana dengan menguraikan dengan jelas
identitas terdakwa serta uraian unsur pidana yang dilakukan terdakwa secara cermat,
lengkap berserta menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana terjadi. Dakwaan
dalam surat dakwaan dibuat oleh penuntut umum untuk dibacakan dalam permulaan
sidang yang berisi pasal-pasal yang didakwakan kepadaa terdakwa
3
Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum.
(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali
selambatlambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.
(3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia menyampai kan
turunannya kepada tersangka atau penasihat hukum dan penyidik.
4. Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) menyatakan bahwa:
“Sesudah itu hakim ketua sidang minta kepada penuntut umum untuk
membacakan surat dakwaan”
4
c. Tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakukan secara tertulis
dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan
turunannya kepada pihak yang berkepentingan.