160512350
1. . Menurut sistem yang dianut oleh Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana maka
tahapan-tahapan yang harus dilalui secara sistematis dalam peradilan pidana adalah:
I. Tahap Penyidikan oleh kepolisian
Dalam tahap penyidikan, kepolisian negara republik Indonesia memiliki wewenang
untuk melakukan penyelidikan terhadap terduga tindak pidana atas laporan yang di
terimanya. Penyidik atau kepolisian bertindak atas laporan, pengaduan, atau tangkap
tangan.
II. Tahap Penuntutan oleh kejaksaan
Pada tahap penuntutan, jaksa yang telah di serahkan BAP(berita acara pidana) oleh
pihak kepolisian segera merumuskan tuntutan yang nantinya akan diserahkan kepada
pengadilan sebagai dasar adanya persidangan pidana. Jaksa dalam hal ini harus jeli
dalam melihat kasus yang di serahkan kepadanya, karna apabila jaksa tidak teliti maka
surat tuntutan atau dakwaan bisa di tolak oleh pengadilan.
III. Tahap pemeriksaan di pengadilan oleh Hakim
Masuk dalam tahap persidangan, pada umumnya urutan persidangan yang di jalani
adalah
1.sidang pertama : pembukaan siding yang dilakukan oleh hakim dan
pembacaan surat dakwaan oleh jaksa.
2. sidang selanjutnya dan seterusnya : pembacaan nota keberatan,
pemeriksaan alat bukti tertulis dan saksi, pembacaan putusan hakim,
pelaksaaan putusan.
IV. Tahap pelaksanaan Putusan (eksekusi) oleh kejaksaan dan lembaga pemasyarakatan :
dalam tahap ini, pelaku terpidana akan diserahkan kepada lembaga pemasyarakatan
untuk di eskekusi putusan dari hakimnya.
Penyelidik dan Penyidik Menurut pasal 1 angka 4 KUHAP Penyelidik adalah pejabat
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh UU ini untuk melakukan
penyelidikan Menurut pasal 1 angka 1 KUHAP Penyidik adalah pejabat polisi negara
Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.
Jaksa dan Penuntut Umum Menurut pasal 1 angka 6 huruf a KUHAP Jaksa adalah pejabat
yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum
serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
Menurut pasal 1 angka 6 huruf b KUHAP Penuntut umum adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim.
c. Hakim
Hakim Menurut pasal 1 angka 8 KUHAP: Hakim adalah pejabat peradilan negara yang
diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan (pasal 1 angka 14 KUHAP)
Terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh keputusan hukum tetap (pasal 1 angka 32 KUHAP)
e. Saksi
Saksi Menurut pasal 1 angka 26 KUHAP Saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu
perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan alami sendiri.
f. pamitra
•Surat dakwaan
•Nota keberatan
•Putusan sela
•Putusan : berisi uraian jalannya persidangan dari awal sampai pada putusan yang di jatuhkan
hakim. Dalam berkas putusan terdapat semua informasi tentang para pihak, para saksi,
tanggal persidangan, barang bukti. Putusan pun sebagai alat untuk mencapai kepastian
hukum.