Anda di halaman 1dari 15

Umum

UU Peradmil secara khusus tidak memberikan pengertian apa itu


“pemeriksaan”, namun demikian istilah tsb dpt dimaknai sbg bentuk cara
proses persidangan di Pengadilan dalam memeriksa dan mengadili suatu
perkara.

Persiapan Pemeriksaan
1. Setelah menerima pelimpahan BP dr Oditur PM/PMT mempelajari
khususnya masalah kewenangan Pengadilan
2. Dlm hal perkara tsb merupakan masuk pada kewenangannya, Kadil
mengeluarkan Tapsit dan Tapkim.
3. Dlm hal perkara bukan merupakan kewenangannya maka Kadil
mengeluarkan penetapan dg disertai alasan dan mengembalikan BP kepada
Oditurat utk dilimpahkan ke Pengadilan yg berwenang.
Keberatan terhadap Penetapan
Oditur dpt mengajukan keberatan ke Pengadilan tingkat Banding (PMT
atau PMU) terhadap penetapan pengadilan selama 7 hari setelah penetapan
diterima Oditurat.

Penahanan oleh Hakim dan Pengadilan.


Apabila ketika Pengadilan menerima pelimpahan BP, yg Terdakwanya
ditahan, maka sejak BP diterima kewenangan utk menahan atau tidak
berada pd Pengadilan dan hrs dikeluarkan penetapan.
Guna kepentingan pemeriksaan Hakim PM atau PMT dapat melakukan
penahan sementara selama 30 hari dan diperpanjang selam 60 oleh Kepala
PM atau PMT. Kecuali kr Terdakwa menderita gangguan fisik atau mental
berat (dg surat keterangan dari dokter) atau ancaman pidana yg di
dakwakan lebih dari 9 th maka penahanan tsb dpt diperpanjang selam 30
hari sebanyak 2 kali.
Tapkim dan Tapsid
Dlm hal Pengailan berpendapat perkara yg diterima merupakan
kewenangannya maka Kadil menunjuk Majelis Hakim dg Tapkim. Dan Hakim
Ketua membuat Tapsit dan memerintahkan kepada Oditur utk memanggil
Terdakwa dan para Saksi.

Pemanggilan
Syarat-syarat pemanggilan oleh Oditur :

1. Surat panggilan hrs sudah diterima oleh Terdakwa atau Saksi paling
lambat 3 hari sebelum sidang dimulai.
2. Terdakwa dan Saksi prajurit pemanggilan melalui Ankum.
3. Terdakwa dan Saksi prajurit/sipil yg berada dlm tahanan pemanggilan
melalui pejabat yg melaksanakan penahanan
4. Terdakwa dan Saksi sipil pemanggilan langsung kepada yg
bersangkutan
5. Penggalinggilan ke Luar negeri melalui Perwakilan RI di tempat yg
dipanggil
6. Pejabat yg menerima surat pemanggilan wajib memerintahkan
Terdakwa atau Saksi yg dipanggil.
Jenis-jenis Acara pemeriksaan perkara dlm Peradmil dibagi :

1. Acara pemeriksaan biasa


2. Acara pemeriksaan Koneksitas
3. Acara pemeriksaan khusus
4. Acara pemeriksaan cepat

Acara Pemeriksaan Biasa


Acara Pemeriksaan Biasa merup proses acara persidangan pd
penanganan perkara pidana biasa di Pengadilan Tingkat Pertama.
Tahapan Acara Persidangan Pemeriksaan Biasa
1. Majleis Hakim memasuki perisdangan Oditur, Panitera, PH siap
ditempat
2. Hakim Ketua menanyakan kesiapan kepada Oditur, Hakim anggota,
Panitera dan PH
3. Hakim Ketua membuka persidangan
4. Perintah kepada Oditur utk menghadapkan Terdakwa
5. Hakim Ketua memeriksa identitas Terdakwa & mengingatkan kepada
Terdakwa utk memperhatikan apa yg didengar dan dilihat
6. Hakim Ketua kepada Terdakwa utk didampingi PH
7. Memerintahkan Oditur utk membaca surat dakwaan
8. Hakim Ketua menanyakan kepada Terdakwa apakah ia mengerti isi
surat dakwaan, dan menjelaskan hak Terdakwa terhadap surat dakwaan.
Dalam hal tidak ada eksepsi maka
9. Dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara.
10. Oditur menyampaikan tuntutan
11. Pledoi, Replik dan Duplik
12. Muskim
13. Pembacaan putusan Hakim.
Pemeriksaan Pokok Perkara
1. Rik para Saksi
2. Rik Terdakwa
3. Rik BB

Rik Saksi
Pemeriksaan Saksi dimulai dari Saksi yang hadir dan yg ada dlm surat
dakwaan, dilanjutkan rik Saksi yang tidak hadir dan Saksi tambahan (Saksi
Perbalisan atau Saksi Adicat). Dan setiap akhir pemeriksaan Saksi selalu di
kroscek kebenaranya kepada Terdakwa.

Rik Terdakwa
Pemeriksaan Terdakwa secara umum dilakukan setelah memeriksa para
Saksi. Terdakwa bebas utk menyangkal apa yang di dakwakan, karena
keterangannya hanya utk dirinya sendiri.
Pemeriksaan BB
Terhadap perkara yg ada BB, maka Oditur diberikan hak utk mengajukan
BB yang ada utk diperiksa. Selain utk membuktikan ada tidaknya
hubungannya dengan perkaranya, juga utk menentukan status BB.

Tuntutan, Pembelaan & Putusan


Setelah pemeriksaan Saksi, Terdakwa dan BB selesai, Psl 182 ayat (1)
UURI No 31 th 1997Oditur mengajukan tuntutan pidana.
Setelah Oditur membacakan tuntutan, Terdakwa dan atau PH
mengajukan Pledoi (pembelaan) dan Oditur juga dapat memberikan
tanggapan dlm bentuk Replik serta terakhir Terdakwa dan atau PH dapat
mengajukan Duplik. Setelah rangkaian tuntutan dan pembelaan selesai
sesuai psl 188 ayat (1) UURI No 31 th 1997 Majelis Hakim mengadakan
muskim utk mengambil keputusannya.
Acara Pemeriksaan Koneksitas
Acara Pemeriksaan Koneksitas merup proses acara persidangan pd di
Pengadilan Tingkat Pertama dalam menangani perkara pidana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh mereka yang termasuk Yustisiabel
Peradilan Militer dan Yustisiabel Peradilan Umum

Pengadilan Perkara Koneksitas pada dasarnya dilaksankan oleh


Pengadilan dalam lingkungan Peradum, namun apabila akan diadili di
Peradmil maka harus ada persetujuan Menteri Kehakiman.

Proses Penanganan Perkara Koneksitas


Tidak semua perkara Koneksitas harus disidangkan secara Koneksitas,
hal tersebut harus diajukan dan didasarkan pada surat keputusan bersama
Menteri dan Menteri Kehakiman.
Menteri dimasud dlm psl 89 ayat (3) KUHAP adalah Menhankam.
Penyidikan Perkara Koneksitas
Perkara pidana yg akan diadili secara Koneksitas penyidikannya juga
harus dilaksanakan oleh satu tim tetap yang terdiri dari PM, Oditur, Penyidik
dalam lingkungan Peradum, yg pelaksanaanya dilaksanakan sesuai
kewenangan masing-masing.

Penentuan Pengadilan Koneksitas


Untuk menentukan pengadilan mana yg akan memeriksa dan mengadili
perkara Koneksitas, maka terlebih dahulu berkas perkaranya dilakukan
penelitian berasama antara Jaksa/Jaksa Tinggi dan Oditur, dan hasil
penelitiannya harus dituangkan dalam Berita Acara dan ditandatangani
bersama. Hasil penelitian tsb dilaporkan kepada Jaksa Agung RI dan Orjen
TNI.
Kesimpulan dari Berita Acara hrs dibubuhi catatan oleh Jaksa/Jaksa
Tinggi atau Oditur yang mengajukan perkara tsb “bahwa berita acara
tersebut telah diambil alih olehnya”
Tidak adanya Kesepakatan Penentuan Pengadilan
Perkara Koneksitas
Apabila baik Jaksa/Jaksa Tinggi dan Oditur tidak terdapat kesepakatan
yang sama dalam maka Jaksa/jaksa Tinggi dan Oditur melaporkan
perbedaan tsb dg disertai berkas perkara kepada Jaksa Agung dan Orjen
TNI, atas dasar tersebut Jaksa Agung dan Orjen TNI melakukan
musyawarah. Namun bila antara Jaksa Agung dan Orjen TNI juga masih ada
perbedaan, maka pendapat Jaksa Agung yang digunakan.

Susunan Persidangan Pengadilan Perkara Koneksitas


Pengadilan yg menyidangkan perkara Koneksitas, Majelis Hakimnya
terdiri sekurang-kurangnya 3 orang.
Apabila diadili di Peradum, maka Hakim Ketuanya dari Peradum dan
anggotanya dibagi. Begitu juga sebaliknya hanya dalam hal Hakim dari
Peradum jika akan bersidang di Peradmil maka diberikan pangkat tituler.
Acara Pemeriksaan Khusus
Acara Pemeriksaan Khusus merup proses acara persidangan pd
penanganan perkara pidana di Pengadilan Militer Pertempuran.
Acara pemeriksaan pd PMP dilaksanakan mengacu pada pemeriksaan
Biasa, Koneksitas, sepanjang tdk bertentangan dg acara pemeriksaan
khusus.
Sifat putusan Pengadilan Militer Pertempuran adalah tingkat pertama
dan terakhir. Putusan ini tdk dapat di banding namun dapat di ajukan
Kasasi baik oleh Terdakwa maupun Oditur sbg mana psl 204 ayat (4) UU RO
No 31 th 1997

Pembuktian Acara Pemeriksaan Khusus


Pembuktian Acara Pemeriksaan Khusus berlaku ketentuan :
1. Pengetahuan Hakim dpt dijadikan sbg alat bukti.
2. BB cukup dibuktikan dg adanya surat keterangan yg dibuat atas sumpah
pejabat yg bersangkutan.
Pengertian Pengetahuan Hakim

Apa yg dilihat, didengar dan dialami sendiri oleh Hakim di luar sidang
mengenai hal-hal yg bersangkut paut dg perkara yg disidangkannya dan
karena diyakini kebenarannya.

Isi Surat Pernyataan

Memuat antara lain jenis barang, jumlah barang, tempat, serta waktu
penyitaan dan atau ditemukan

Pelaksanaan Putusan PMP


Kecuali terhadap pidana mati, pelaksanaan putusan tidak tertunda
karena adanya permohonan grasi.
Permohonan grasi diajukan ke Presiden melalui Panitera PMP yg
diteruskan ke PMU. Dan PMU setelah mendengar pendapat Orjen TNI baru
meneruskan ke Presiden.
Acara pemeriksaan Cepat
Acara Pemeriksaan Cepat merup proses acara persidangan pd
penanganan perkara pelanggaran tertentu di Pengadilan Tingkat Pertama.
Contoh : Pelanggaran Lalu Lintas

Tata Acara pemeriksaan Cepat


1. Yg diperiksa cukup berita acara pelanggaran Lalin tdk perlu BAP
2. Hakim yg menyidangkan dg hakim tunggal
3. Dilaksanakan paling lambat 7 hari setelah perkara diterima
4. Putusan dpt dijatuhkan meskipun Terdakwa tdk ada/tidak hadir
5. Jika ada pemidanaan perampasan kemerdekaan maka dpt di banding

Pembuktian Sidang Cepat


Hakim dpt menjatuhkan putusan berdasarkan keyakinan Hakim yg
didukung dg satu alat bukti yg sah.
Pengembalian BB dlm Perkara Lalin
Pengembalian barang sitaan dilakukan tanpa syarat kpd yg berhak,
segera sesudah putusan dijatuhkan, apabila terpidana sesudah menerima
amar putusannya.

Tata Cara Acara Pemeriksaan Cepat


tata cara dalam acara pemeriksaan cepat dilaksanakan seperti acara
pemeriksaan biasa, Koneksitas sepanjang tidak bertentangan dengan yang
sudah diataur pada ketentuan acara pemeriksaan cepat

Dakwaan dan Tuntutan Perkara Pelanggaran


Surat dakwaan dan tuntutan disusun oleh Oditur menjadi satu dan
dibacakan bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai