persidangan. Namun dlm perkara tertentu dapat terjadi tdk semua jenis persidangan dibutuhkan. Hal2 itu dpt terjadi sbg berikut : 1. Perkara yg dari sisi pemohon sdh dapat ditentukan bahwa pemohon tidak memiliki hak mengajukan permohonan (legal standing) atau materi permohonan bukan merupakan wewenang MK. Diputus dg Amar Putusan “tidak dapat diterima” (niet ontvankelijk verklaard). 2. Pemohon memiliki legal standing dan materi permohonannya merupakan wewenang MK serta sudah sangat jelas dan dapat sgr diputus untuk dikabulkan. Contoh : putusan No. 102/PUU-VII/2009 mengenai pengujian UU no. 42 th 2008 ttg Pemilu Presiden. Terkait masalah penggunaan KTP dalam memilih, untuk pemilih yg tidak terdaftar dalam DPT. Merupakan persidangan yg dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kejelasan materi permohonan sebelum memasuki pokok perkara. Yg diperiksa : - Kelengkapan administrasi - Kejelasan materi - Legal standing - kompetensi MK Meliputi : 1. Identitas dan kualifikasi pemohon, kewenangan bertindak dan surat2 kuasa 2. Kedudukan hukum pemohon 3. Isi permohonan 4. Perubahan permohonan 5. Alat2 bukti yg diajukan 6. Saksi dan ahli dan pokok keterangan yg diberikan 7. Pengaturan jadwal sidang dan tertib persidangan. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan oleh Majelis Hakim panel, untuk perkara tertentu bisa Majelis Hakim Pleno. Nasihat Hakim Batas waktu 14 hari (sebelum, atau bahkan sesaat setelah persidangan). Dlm PHPU tdk mungkin 14 hari. Terbuka untuk umum Bisa lebih dari sekali. Kmd dilaporkan kepada Majelis Hakim Pleno Bisa dilanjutkan atau NO (baca : en O) Pleno : 9 atau min. 7 Hakim Konstitusi. Adalah jenis persidangan untuk memeriksa : Permohonan Alat bukti Keterangan termohon Keterangan saksi Keterangan ahli Keterangan pihak terkait. Tahapan pemeriksaan persidangan adalah sbb : a. Penyampaian pokok2 permohonan secara lisan b. Penyampaian pokok2 jawaban termohon atau keterangan pihak2 terkait secara lisan c. Pemeriksaan alat bukti dari pemohon maupun dari termohon dan pihak terkait d. Penyampaian dan pemeriksaan keterangan saksi dan/atau ahli yang diajukan pemohon e. Penyampaian dan pemeriksaan keterangan saksi dan/atau ahli yang diajukan oleh termohon atau pihak terkait f. Penyampaian kesimpulan oleh pemohon g. Penyampaian kesimpulan oleh termohon dan/atau pihak terkait.
Dalam persidangan MK, selain permohonan,
jawaban termohon dan keterangan pihak terkait serta keterangan ahli juga disampaikan secara tertulis. Dalam persidangan dokumen tidak dibacakan keseluruhan tetapi hanya pokok2nya saja. Pasal 40 ayat (1) UU 24/2003, menyatakan bahwa sidang MK terbuka untuk umum, kecuali rapat Permusyawaratan hakim. RPH merupakan salah satu jenis dari sidang pleno, yg sifatnya tertutup. RPH yang membahas perkara bersifat rahasia yg hanya diikuti oleh para hakim konstitusi, panitera, dan panitera pengganti. Sidang pengucapan putusan pada hakikatnya adalah sidang pleno, namun berbeda dengan sidang pleno pemeriksaan persidangan. Agendanya hanya satu : pembacaan putusan Putusan dibaca secara bergantian oleh majelis. Diawali dari Ketua, kemd anggota, lalu pada saat membaca kesimpulan, amar putusan dan penutup kembali ketua sidang lagi. Dissenting opinion dan concurring opinion Terbuka untuk umum dan mengikat sejak selesai dibacakan. 1. Putusan Provisi = putusan sela 2. Putusan Akhir 3. Ultra Petita 4. Sifat putusan a. Declaratoir (apa yang menjadi hukum), ex : menyatakan bertentangan dg UUD b. Constitutief (meniadakan suatu keadaan hukum dan menciptakan suatu keadaan hukum baru) c. Condemnatoir (penghukuman), ex : melakukan suatu prestasi. Ultra Petita Dalam hk acara, khususnya Hk acara perdata ada prinsip “ hakim dilarang memutus melebihi apa yg dimohonkan (ultra petita)” Pasal 178 ayat (2) dan (3) HIR serta pasal 189 (2) dan ayat (3) RBg. Mengapa MK boleh membuat putusan Ultra Petita, karena Karakteristik Kewenangan MK berbeda. a. Kewenangan Pengujian UU bersifat publik. UU adalah Norma yg bersifat abstrak dan mengikat secara umum. b. Akibat hukumnya mengikat semua orang (erga omnes) c. Hakim harus bersikap aktif dan harus berusaha memberikan putusan yang benar2 menyelesaikan perkara. d. Hakim harus menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Putusan MK : NIM (nomor akhir) 0, 1, 2 = PUU 3, 4, 5 = SKLN 6, 7, 8, 9 = PHPU Cari putusan yang ada 3 hal (pilih salah satu) : 1. Putusan Sela. 2. Putusan Ultra Petita. 3. Putusan yang ada Disenting Opinion. Email : rahmatmuhajir@uad.ac.id