Anda di halaman 1dari 3

BAB II

SUBJEK, OBJEK, DAN SUMBER HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL

1.Subjek Hukum Organisasi Internasional

Subjek dari suatu sistem hukum pada hakikatnya adalah semua yang dapat menghasilkan prinsip-
prinsip hukum yang diakui dan mempunyai kapasitas untuk melaksanakan prinsip-prinsip hukum
tersebut. Berkaitan dengan hal ini, dalam hukum organisasi internasional meliputi semua
organisasi internasional termasuk organisasi regional dan organisasi lainnya. Personalitas dari
suatu sistem hukum organisasi internasional adalah tindakan dalam kapasitasnya sebagai
organisasi internasional untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan ketentuan yang
termuat dalam instrumen dasar atau instrumen pokok yang dimiliki oleh organisasi internasional
tersebut.

Menurut Sumaryo Suryokusumo (1993:54-55) personalitas hukum internasional bersifat mutlak


dan penting guna memungkinkan organisasi internasional dapat berfungsi dalam hubungan
internasional, terutama kapasitasnya untuk melaksanakan fungsi hukum seperti membuat
kontrak, membuat perjanjian dengan negara lain atau melakukan tuntutan dengan negara lain. Di
dalam membentuk organisasi internasional, Negara-negara anggota melalui organisasi
internasiomal tersebut berusaha mencapai tujuan bersama yang telah disepakati bersama. Tujuan
bersama hanya dapat terwujud apabila organisasi internasional mempunyai kemampuan untuk
melaksanakannya. Tindakan yang dijalankan oleh organisasi internasional ini pada hakikatnya
merupakan hak yang dijamin oleh hukum internasional.

Apakah personalitas hukum dengan sendirinya dimiliki oleh organisasi internasional ataukah
perlu penegasan dalam intrumen pokoknya? Menurut Sumaryo Suryokusumo (1993:57)
personalitas hukum harus dimiliki oleh organisasi internasional walaupun tidak dirumuskan
dalam instrumen pokoknya. Sebagai subjek hukum internasional, organisasi internasional tidak
perlu kehilangan personalitas hukum, karena dengan personalitas hukum organisasi internasional
akan mempunyai kapasitas untuk melaksanakan prestasi hukum sesuai dengan ketentuan dan

1
prinsip-prinsip hukum internasional. Dengan personalitas hukum organisasi internasional dapat
mengembangkan fungsinya dalam rangka mencapai tujuan utamanya.

2.1.Objek Hukum Organisasi Internasional

Objek organisasi internasional meliputi negara baik sebagai anggota organisasi maupun bukan
anggota dan organisasi regional lainnya (Sumaryo Suryokusumo,1990: 19). Negara sebagai
objek hukum organisasi internasional menyangkut hak kedaulatan, kualifikasi sebagai negara
anggota serta hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara; tidak saja menurut ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan dalam instrument pokok dari organisasi internasional tersebut tetapi juga
sesuai dengan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh organisasi internasional itu.

Kedaulatan suatu negara mengandung pengertian bahwa Negara tersebut mempunyai kapasitas
yang penuh untuk bertindak. Negara berdaulat dapat mengambil tindakan apapun, yang
menurutnya dapat dilakukan selama tidak bertentangan dengan ketentuan dan prinsip-prinsip
hukum internasional maupun instrumen pokok dari organisasi internasional dimana negara itu
menjadi anggota. Sebagai anggota organisasi internasional, negara wajib melaksanakan
keputusan yang telah ditetapkan oleh organisasi internasional.

Apakah negara-negara yang bukan anggota organisasi internasional dapat sebagai objek hukum
organisasi internasional. Dalam kerangka keanggotaan PBB beberapa negara menikmati
kedudukannya sebagai peninjau. Walaupun tidak dimuat di dalam Piagam PBB, namun MU PBB
sudah lama memberikan status peninjau kepada beberapa negara bukan anggota PBB.
Kebijaksanaan yang sama juga telah diberikan kepada organisasi-organisasi antar pemerintahan,
seperti antara lain Liga Arab dll. Pemberian status sebagai peninjau sangat terbatas. Selain
negara baik dalam kapasitasnya sebagai anggota maupun bukan anggota organisasi internasional
sebagai objek, juga yang menjadi objek hukum organisasi internasional adalah organisasi
internasional ( mis. Badan-badan khusus PBB), organisasi pembebasan nasional, pertikaian
antarnegara, situasi internasional, dan perselisihan antara anggota. (Sumaryo
Suryokusumo,1990:25).

2.3. Sumber Hukum Organisasi Internasional

2
Menurut Sumaryo Suryokusumo, istilah sumber hukum organisasi internasional telah digunakan
dalam empat pengertian, yaitu:

a.Sebagai kenyataan historis tertentu, kebiasaan yang sudah lama dilakukan, persetujuan atau
perjanjian resmi yang dapat membentuk sumber hukum organisasi internasional. Pembentukan
PBB sebagai salah satu contoh kenyataan historis. Pembentukan PBB diawali dengan Konferensi
Dumbarton Oaks 1944 yang mengusulkan perumusan 50 pasal rancangan Piagam PBB.
Konferensi kemudian dilanjutkan di San Fransisco tahun 1945 untuk merampungkan rancangan
Piagam.

b.Instrumen pokok yang dimiliki oleh organisasi internasional dan memerlukan ratifikasi dari
semua anggotanya. Instrumen pokok dapat berupa Piagam, Covenant, Final Act, Pact, Treaty,
Statute, Deklarasi, dsb-nya.

c.Ketentuan-ketentuan lainnya mengenai peraturan tata cara organisasi internasional serta badan-
badan yang berada di bawahnya, termasuk tata cara kerja mekanisme yang ada pada organisasi
tersebut. Peraturan-peraturan tersebut sebagai pelengkap dari instrumen pokok yang ditetapkan
atas kesepakatan bersama dari para anggota.

d.Hasil-hasil yang ditetapkan atau diputuskan oleh organisasi internasional yang wajib
dilaksanakan oleh para anggotanya dan badan-badan yang ada di bawahnya. Hasil-hasil
keputusan tersebut dapat berbentuk resolusi, keputusan, deklarasi, dan rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai