Anda di halaman 1dari 4

HUKUM ACARA PIDANA

Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Lahir pada tahun 1981

Diatur dalam UU no 8 tahun 1981

Hukum Acara Pidana yaitu Hukum yang melaksanakan tata cara pelaksanaan Hukum Pidana.

Mekanisme penyelesaian perkara pidana

1. Peristiwa hukum (kejadian)


2. Penyelidikan
Untuk menentukan kejadian tsb merupakan tindak pidana/bukan
Serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana (Pasal 1 angka 5 UU no 8 th 1981)
3. Penyidikan
Tujuan dari penyidikan (Pasal 1 butir 2 KUHAP)
a. Mencari serta mengumpulkan bukti
b. Membuat terang tindak pidana
c. Menemukan tersangka

Upaya paksa :

- Penangkapan (Pasal 16-19 KUHAP)


- Penahanan (Pasal 20-31 KUHAP)
- Penggeledahan (Pasal 32-37 KUHAP)
- Penyitaan (Pasal 38-46 KUHAP)
- Pemeriksaan surat (Pasal 47-49 KUHAP)

Setelah penyidikan selesai, penyidik menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum

3.1. Prapenuntutan

Setelah Penuntut umum menerima berkas perkara dari penyidik, dimana Penuntut umum akan
melakukan penuntutan.

Sebelum penuntutan, Penuntut umum memeriksa kelengkapan berkas perkara.

Wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dlm UU
tentang SAH atau TIDAKNYA suatu Penangkapan / Penahanan atas permintaan tersangka / keluarga /
pihak lain atas kuasa tersangka. (Pasal 1 angka 10 KUHAP)

Objek praperadilan: penetapan tersangka, sah tidaknya penggeledahan, sah tidaknya penyitaan.
(Putusan MK no 21/PUU/XII/2014)

4. Penuntutan
Setelah berkas perkara lengkap (P21) maka Penuntut umum segera membentuk surat Dakwaan
( berisi BAP dan pasal pasal yang dilanggar) dan melimpahkan berkas ke pengadilan.
Tindakan Penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri untuk
diperiksa dan diputus hakim (Pasal 1 angka 7 KUHAP)
5. Pemeriksaan sidang di Pengadilan
Pemeriksaan ini dibagi menjadi 3;
1. Acara pemeriksaan biasa
2. Acara pemeriksaan singkat
3. Acara pemeriksaan cepat
Agenda yang dilakukan hakim saat pemeriksaan di Pengadilan:
a. Pembacaan Surat Dakwaan
Hakim dapat menawarkan apakah terdakwa keberatan.
b. Eksekusi
c. Tanggapan Penuntut Umum (jika ada keberatan dari terdakwa)
d. Kemungkinan Putusan sela
e. Pembuktian
Alat Pembuktian berdasar Pasal 184 KUHAP
1. Keterangan saksi
Yang berhak menjadi saksi
Orang yang mendengar, melihat, mengalami langsung suatu tindak pidana
(KUHAP)
Memberikan keterangan yang berkaitan dengan tindak pidana (Putusan MK)
2. Keterangan ahli
3. Surat
- Berita Acara
- Surat yang dibuat sesuai per UU an
- Surat keterangan ahli
- Surat lain yang relevan
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
6. Keyakinan Hakim
f. Tuntutan Requisitoir
Hakim memberikan kesempatan kepada jaksa penuntut umum untuk membuat surat
Tuntutan pidana (berisi Pembuktian dan sudah memiliki Tuntutan pidana)
g. Pledoi (pembelaan)
Hakim memberikan kesempatan kepada nasihat hukum untuk melakukan pembelaan
h. Replik (penuntut umum)
Memberikan pertanyaan
i. Duplik (penasihan hukum)
Memberikan tanggapan
j. Hakim akan melakukan musyawarah Hakim
Setelah pemeriksaan ditutup, Hakim akan melakukan musyawarah. Hakim memutus
berdasarkan minimal 2 alat bukti dan keyakinannya.
k. Putusan (vonis)
- Putusan dibebaskan dari Dakwaan (vrijspraak)
Tidak terbukti melakukan pidana
- Putusan Lepas dari segala tuntutan (ontslag van alle rechtsvervolging)
Terbukti melakukan perbuatan tsb, tetapi bukan merupakan pidana
- Putusan pemidanaan
6. Upaya Hukum
Hakim akan menawarkan ttg Upaya hukum kepada Penuntut Umum dan atau terdakwa
1. Upaya hukum biasa (pasal 233-258 KUHAP)
- Banding
- Kasasi
2. Upaya Hukum Luar Biasa (pasal 259-269 KUHAP)
- Kasasi demi kepentingan hukum
- Peninjauan kembali
7. Eksekusi pelaksanaan putusan (Pasal 270-276 KUHAP)
1. Pelaksanaan putusan pengadilan oleh jaksa (Pasal 270 KUHAP)
2. Pelaksanaan pidana mati (Pasal 271 KUHAP)
3. Pelaksanaan pidana berturut turut (Pasal 272 KUHAP)
Jika terpidana dijatuhi pidana berturut turut
4. Pelaksanaan pidana denda (Pasal 273 ayat 1 dan 2 KUHAP)
5. Pengaturan barang bukti yang dirampas untuk negara (pasal 273 ayat 3 dan 4 KUHAP)
6. Pelaksanaan putusan ganti kerugian kepada pihak lain yang dirugikan (pasal 274 KUHAP)
7. Biaya perkara (Pasal 275 KUHAP)
8. Pelaksanaan pidana bersyarat (Pasal 276 KUHAP)
8. Pengawasan dan pengamatan

ASAS ASAS HUKUM ACARA PIDANA

1. Asas Legalitas
Setiap perbuatan pidana harus dituntut.
Penyimpangan Asas ini disebut Oportunitas, yang berarti bahwa demi kepentingan umum, Jaksa
Agung dapat mengesampingkan penuntutan perkara pidana.
2. Asas Diferensiasi Fungsional
Setiap aparat penegak hukum dalam sistem peradilan pidana memiliki tugas dan fungsinya
sendiri yang terpisah antara satu dengan yang lain.
3. Asas Lex Scripta
Hukum acara pidana yang mengatur proses beracara dengan segala kewenangan yang ada harus
tertulis.
4. Asas lex stricta
Menyatakan bahwa aturan dalam Hukum Acara Pidana harus ditakdirkan secara ketat.
5. Asas Legal Assistance
Tersangka dan terdakwa berhak mendapat bantuan hukum Untuk melakukan pembelaan dan atau
menghindari tindakan yang tidak dimengerti oleh terdakwa dan tersangka (Pasal 54 KUHAP)
Ketentuan asas ini diatur dalam pasal 69-74 KUHAP ;
a. Bantuan dapat diberikan sejak saat tersangka ditangkap/ditahan
b. Bantuan hukum dapat diberikan pada semua tingkat pemeriksaan
c. Penasihat hukum dapat menghubungi tersangka/terdakwa pada semua tingkat
pemeriksaan setiap waktu
d. Pembicaraan antara penasihan dan tersangka tidak di dengar oleh penyidik/Penuntut
umum. Kecuali delik yg menyangkut keamanan negara
e. Turunan BA di berikan kpd tersangka/Penasihat guna kepentingan pembelaan
f. Penasihat berhak mengirim dan menerima surat dari tersangka/terdakwa
6. Asas Pemeriksaan Hakim yang Langsung dan Lisan
Hakim melakukan pemeriksaan secara langsung dan juga dapat dilakukan secara lisan
Dari asas langsung tersebut, sebagai pengecualian ialah Kemungkinan Putusan hakim yang
dijatuhkan tanpa hadirnya terdakwa sendiri yaitu Putusan verstek / in absensia.
Misal, perkara pelanggaran lalu lintas.
7. Asas Praduga Tidak Bersalah (Presinption of innocence)
Merupakan suatu bentuk perlindungan terhadap harta dan martabat manusia yang fundamental.
Setiap orang dianggap tidak bersalah sampai adanya Putusan pengadilan yang memperoleh
kekuatan hukum tetap (butir 3 c KUHAP)
8. Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan
9. Asas Pemberian Ganti Rugi dan Rehabilitasi atas salah tangkap, salah tahan, dan salah
tuntut.
10. Pemeriksaan Pengadilan Terbuka untuk Umum
11. Equality before the law
Perlakuan yang sama setiap orang di muka hukum
12. Asas akusator
Menempatkan kedudukan tersangka/terdakwa sebagai subjek.

Wewenang Penuntut Umum (Pasal 14 KUHAP)

1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik/penyidik pembantu


2. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyididkan dengan memperhatikan
ketentuan pasal 110 ayat 3 dan 4 dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan dari
penyidik
3. Melakukan penahanan, memberikan perpanjangan penahanan, atau penahanan lanjutan dan atau
mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik
4. Membuat surat Dakwaan.
5. Melimpahkan perkara ke pengadilan
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan
7. Melakukan penuntutan
8. Menutup perkara demi kepentingan umum
9. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggungjawab sebagai Penuntut umum
10. Melaksanakan penetapan hakim

Anda mungkin juga menyukai