Anda di halaman 1dari 7

Nama: Kania Adriani

NIM: 010001900308

Hari/Tanggal: Selasa, 20 April 2021

Nama Dosen: Abdul Fickar Hadjar

UTS Hukum Acara Pidana

1. Asas-Asas Hukum Acara Pidana antara lain:


- The Equality Before The Law yaitu Perlakuan yang sama atas diri setiap orang di
muka hukum dengan tidak mengadakan pembedaan perlakuan.
- Asas Legalitas yaitu Penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan hanya
dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang diberi wewenang oleh
undang-undang dan hanya dalam hal dan dengan cara yang diatur dengan undang-
undang.
- Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumption of Innocence) yaitu Setiap orang yang
disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang
pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang
menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.
- Asas Remedy and Rehabilitation yaitu Kepada seseorang yang ditangkap, ditahan,
dituntut, ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan mengenai orangnya atau
hukum yang diterapkan wajib diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat
penyidikan dan para pejabat penegak hukum, yang dengan sengaja atau karena
kelalaiannya menyebabkan asas hukum ini dilanggar, dituntut, dipidana, dan atau
dikenakan hukuman administrasi.
- Asas Fair Impersonal and Objective yaitu Peradilan cepat, sederhana, dan biaya
ringan serta bebas, jujur dan tidak memihak harus diterapkan secara konsekuen
dalam seluruh tingkat peradilan.
2. – Yang dimaksud penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
a. UU Khusus lain:
1. TP Korupsi: PNS Imigrasi,
2. TP Lingkungan Hidup: Bapedal
3. TP HAM: Komnas HAM
4. TP Pasar Modal: Bapepam
- Penyelidikan adalah serangkain tindakan penyelidik untuk mencari dan menentukan
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
- 1. Menerima laporan/pengaduan dari seroang tentang adanya TP.

2. Mencari keterangan seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa


tanda pengenal diri.

3. Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa


tanda pengenal diri.

4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

3. – Yang dimaksud penyidik yaitu


a. KUHAP (Pasal 1 Butir 1 jo Pasal 6 Ayat 1) terdiri atas POLRI minimal Aipda dan
PPNS minimal II B.
b. UU Khusus Lain terdiri atas
1. TP Korupsi: KPK dan Kejaksaan,
2. TP Kelautan: TNI AL
3. TP Bea Cukai: PPNS Bea Cukai
4. TP Imigrasi: PPNS Imigrasi
5. TP HAM: Kejaksaan
- Penyidikan (Pasal 1 butir 2 KUHAP) adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal
ini menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
- Tugas dan wewenang Penyidik:
1. Menerima laporan/aduan tentang adanya tindak pidana.
2. Melakukan tindakan pertama saat kejadian.
3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal.
4. Mengambil sidik jari dan memotret seseroang
5. Memanggil orang untuk diperiksa sebagai tersangka/saksi.

4. – Penangkapan (Pasal 1 butir 20 KUHAP) adalah suatu tindakan penyidik berupa


pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat
cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam
hal serta menurut cara yang diatur.
- Penahanan (Pasal 1 Ayat 21 KUHAP) adalah penempatan tersangka atau terdakwa di
tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan
penetapannya dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
- Penggeledahan (Pasal 1 butir 17 dan 18 KUHAP):
1. Penggeladahan rumah yaitu tindakah penyidik untuk memasuki rumah tempat
tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan
atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal menurut cara yang diatur
dalam UU ini.
2. Penggeladahan badan yaitu tindakan penyidik untuk emnangkap pemeriksaan
badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada
pada badannya atau dibawanya serta untuk disita.
- Penyitaan (Pasal 1 butir 16 KUHAP) adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan dan peradilan.
- Pemeriksaan surat (Pasal 47-49 KUHAP)
5. – Landasan unsur yuridis (syarat objektif) Pasal 21 ayat 4 KUHAP:
Terhadap tersangka/terdakwa yang melakukan tindak pidana yang diancam pidana
penjara 5 (lima tahun) atau lebih. Termasuk dalam kategori ini melakukan percobaan
maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana. Contoh: tindak pidana/kejahatan
terhadap nyawa orang yang diatu dalam Bab XIX KUHP, mulai Pasal 338 dst.
- Penahanan terhadap tindak pidana yang secara khusus disebut dalam KUHP dan UU
khuhs lainnya sekalipun ancaman hukumannya kurang dari 5 tahun.

6. Diatur dalam Pasal 109 Ayat 2 KUHAP, alasan-alasan penyidik berhenti melakukan
penyelidikan antara lain:
- Tidak diperoleh bukti yang cukup, yaitu apabila penyidik tidak memperoleh cukup
bukti untuk menuntut tersangka atau bukti yang diperoleh penyidik tidak memadai
untuk membuktikan kesalahan tersangka.
- Peristiwa yang disangkakan bukan merupakan tindak pidana.
- Penghentian penyidikan demi hukum. Alasan ini dapat dipakai apabila ada alasan-
alasan hapusnya hak menuntut dan hilangnya hak menjalankan pidana, yaitu antara
lain karena nebis in idem, tersangka meninggal dunia, atau karena perkara pidana
telah kedaluwarsa.

7. Hak-hak tersangka atau terdakwa antara lain:


1. Mempunyai hak untuk diperlihatkan surat tugas Ketika tersangka ditangkap dan
ditahan (Pasal 18 Ayat 1 KUHAP):
Tersangka mempunyai hak unutk meminta kepada polisi surat tigasnya Ketika ingin
menangkap dan menahan si tersangka ini. Apabila polisii tidak memperlihatkan surat
penangkapannya maka penangkapan itu tidak sah.
2. Mempunyai hak untuk mendapatkan surat perintah penangkapan dan surat perintah
penahanan (Pasal 18 Ayat 1 dan 3 KUHAP):
Jika tersangka tidak diberikan surat perintah dan surat perintah penahan maka
penangkapan itu dikatakan tidak sah dan dapat dimohonkan praperadilan.
3. Mempunyai hak untuk memohon pengalihan jenis penahanan (Pasal 23 KUHAP):
Tersangka atau terdakwa dapat memohonkan pengalihan jenis penahanan, baik
pengalihan menjadi penahanan rumah tahanan negara, penahanan rumah atau
penahanan kota. Namun, ini tergantung dari penegak hukumnya mengabulkan atau
tidak.
4. Mempunyai hak untuk segera perkaranya diadili di Pengadilan (Pasal 50 KUHAP):
Ini dimaksudkan supaya tersangka/terdakwa segera mendapatkan kepastian hukum
terkait dengan kasus yang tengah dihadapinya dan nasibnya tidak terus digantung
oleh apparat penegak hukum.

11. Ada 3 yaitu:


a. Acara Pemeriksaan Biasa yaitu:
1. Setelah PN menerima berkas, ketua PN menunjuk hakim yang akan
menyidangkan (Pasal 152 Ayat 1)
2. Hakim menetapkan hari sidang memerintahkan Jaksa Penuntut Umum
memanggil terdakwa dan saksi-saksi (panggilan secara sah minimal 3 hari
sebelum sidang)
3. Selanjutnya lihat alur proses perkara pidana.
b. Acara Pemeriksaan Singkat yaitu pemeriksaan perkara (kejahatan/pelanggaran tidak
termasuk Pasal 205) yang menurut PU pembuktian dan penerapan hukumnya
mudah dan sederhana. Di acara pemeriksaan ini JPU menghadapkan terdakwa, saksi,
ahli, juru Bahasa, dan barang bukti yang diperlukan.
c. Acara Pemeriksaan Cepat terdiri atas:
1. TIPIRING (Pasal 205):
a. Objek perkara: ancaman pidana 3 bulan penjara/kurungan dan atau denda
maks. Rp7.500,-(X 15), penghinaan ringan.
b. Penyidik atas kuasa JPU 3 hari setelah BAP menghadapkan terdakwa, barang,
bukti, saksi, ahli, atau juru Bahasa ke pengadilan.
c. Diadili oleh hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir (kecuali dijatuhi
hukuman penjara/kurungan, terdawka dapat meminta upaya hukum
banding)
d. Penyidik meberitahu tertulis ke terdakwa tentang hari, tanggal, jam dan
tempat sidang terdakwa.
2. Pelanggaran lalu lintas (Tilang):
a. Perkara pelanggaran lalu lintas adalah perkara pelanggaran tertentu
terhadap peraturan perUUan lalu lintas.
b. Terdakwa dapat menunjuk seorang dengan surat kuasa untuk mewakilinya,
jika tidak bisa hadir pemeriksaan dilanjutkan (putusan langsung disampaikan
kepada terpidana)
c. Dalam hal putusan tanpa hadir terdakwa yang berupa pidana perampasan
kemerdekaan (penjara/kurungan) terdakwa dapat mengajukan perlawanan
kepada pengadilan yang menghukum.
d. Dengan perlawana putusan diluar hadirnya terdakwa menjadi gugur.

12. Prapenuntutan (Pasal 110 jo 138 KUHAP):


a. Penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu kepada PU.
b. Dalam hal masih kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas
perkara itu kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.
c. Penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari
penuntut umum.
d. Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu 14 hari PU tidak
mengembalikan hasil penyidikan.

14. Syarat-syarat surat dakwaan:


a. Formil (Pasal 143 ayat 2a)
Surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi nama lengkap,
tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agama dan pekerjaan tersangka.
b. Materil (Pasal 143 ayat 2b)
Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidan aitu dilakukan.
c. Pasal 143 ayat 3: SD yang tidak memenuhi ketentuan 143 ayat 2b (materil) batal
demi hukum (null and void)
d. SD yang tidak memenuhi syarat formil, dapat dibatalkan karena dianggap kurang
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai