2001110051
tentang hukum acara pidana sebagai berikut: Hukum acara pidana berhubungan
erat dengan adanya hukum pidana, maka dari itu merupakan suatu rangkalan
Ada beberapa ilmu pengetahuan yang lain yang membantu Hukum Acara
hukum acara pidana tersebut cukup menjamin perlindungan hak asasi manusia dan
Dalam rangka perlindungan hak asasi tersebut telah diadakan lembaga hukum yang
baru:
a. Penyelidikan
Ada berbagai asas yang terdapat dalam Hukum Acara Pidana. Asas-asas
1970) sejak tanggal 15 Januari 2004 telah diganti dengan Undang-Undang No. 4
Tahun 2004
a. Asas kedudukan yang sama dalam hukum (equality before the law)
Asas-asas umum hukum ini adalah asas-asas yang tidak berasal dari suatu
aturan dari satu aturan hukum tertentu. Tetapi merupajan suatu pemekiran awal
menuntut suatu perkara pidana yang mempunyai bukti yang cukup demi
kepentingan umum.
Asas ini adalah asas yang paling pokok dalam pembentukan hukum acara
pidana. Dari asas ini timbul pemikiran agar ada aturan hukum yang mengatur
perlu menahannya
kebenaran guna dilimpahkan kepada hakim dan membawa terdakwa ke depan hakim
tersebut
A. Penyelidik Polri
Indonesia. Tegasnya : penyelidik adalah setiap pejabat Polri. Jaksa atau pejabat
tunggal bagi Polri. Alasan dari Kemanunggalan fungsi dan wewenang penyelidikan
ini, yaitu :
sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih penyelidikan seperti yang dialami pada
masa HIR,
penyelidikan itu jika ditangani oleh beberapa instansi, maupun terhadap orang yang
diselidiki.
Diatur pada pasal 5 KUHAP. Berdasakan ketentuan ini fungsi dan wewenang
apparat penyelidik:
Berupa Tindakan-tindakan:
C. Pengertian penyidik
Penyidik adalah Pejabat POLRI atau pejabat pegawai negeri "tertentu" yang
serangkaian tindakan yang dilakukan pejabat penyidik sesuai cara yang diatur
dalam Undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukri, dan dengan bukti
tadi membuat atau menjadi terang tindak pidana terjadi serta sekaligus menemukan
D. Pejabat Penyidik
Untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan orang yang berhak sebagai
penyidik baik ditnjau dari seg' instansi maupun segi kepangkatan, ditegaskan dalam
kepangkatan seorang pejabat penyidik. Dan bertitik tolak dari ketentuan dari pasal
E. Wewenang Penyidik
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana,
tersangka
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi,
pemeriksaan perkara,
golongan dianggap merupakan pasal ketentuan yang paling reaktif dan cacad rela yang
menodai kehadiran KUHAP. Itu sebabnya R.O. Tambunan menilai ketentuan didalam
pasal 115 sebagai salah satu cacad. Karena belum memberikan dan meletakkan
landasan persamaan derajat dan kedudukan antara penyidik dan penasehat hukum.
Beliau beranggapan, undang-undang ini sendiri belum memberi tempat yang wajar bagi
lembaga bantuan hukum. Penasehat hukum masih dicurigai sebagai orang-orang yang
ketentuan pada pasal 115 masih bersifat fakultatif. Belum dapat dikatakan sebagai hak
darii penasehat hukum untuk mendampingi tersangka kedalam pemeriksaan
penyidikan. Sekurang-kurangnya ketentuan pasal 115 belum memberi "hak yang utuh"
memberi beberapa hak yang bersifat perlindungan terhadap hak asasinya serta
seperti yang diatur pada Bab VI, pasal 50 sampai pasal 68. Tentang hali inipun
Sekedar hal-hal yang penting dalam tatacara pemeriksaan saksi dan ahli dapat
- Dalam hal memberikan keterangan kepada penyidik, harus terlepas dari segala
macam tekanan baik yang berbentuk apapun dan dari siapapun juga.
- Saksi seperti halnya terangka dapat diperiksa oleh penyidik ditempat kediaman
- Seorang saksi yang hendak diperiksa, tapi bertepat tinggal atau bertempat
kediaman saksi.
- Berita acara yang berisi keterangan saksi ditandatangani oleh pihak penyidik
dan saksi.
Ada 2 cara:
4. Pengentian penyidikan
Pasal 109 ayat 2 telah menegaskan adanya pemberian wewenang penghentian ini
- Untuk menegakkan prinsip penegakan hukum yang cepat, tepat dan biaya
bermasyarakat.
kalau peerkaranya nati diteruskan, tapi belakangan ternyata tidak cukup bukti atau
KUHAP