Anda di halaman 1dari 16

PAPER

HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL

DISUSUN
OLEH:

ALVIN WARDHANA
2001110051

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH ACEH
ILMU HUKUM
2022
PEMBAHASAN

A. Kedudukan, Fungsi, Dan Kekuasaan Hukum Organisasi Internasional

Sebagai Wadah Kerjasama Antar Negara

1. Kedudukan Hukum Organisasi Internasional

Kedudukan hukum organisasi internasional sangat penting karena

negara yang ingin maju harus saling bekerjasama. Negara-negara yang ingin

maju tidak dapat memenuhi kebutuhan negaranya sendiri, sehingga

memiliki sikap saling membutuhkan demi tercapainya tujuan bersama.

Kedudukan organisasi internasional yang memiliki kemampuan

hukum untuk mendukung hak dan kewajiban berarti juga adalah pribadi

hukum internasional dan demikian merupakan subyek hukum

internasional.1 Berkaitan dengan kedudukan organisasi internasional

sebagai subyek hukum internasional dapat dilihat pada tahap perkembangan

hukum internasional yang amat pesat, terutama setelah perang dunia ii

menunjukkan dengan jelas bahwa kedudukan organisasi internasional

sebagai subyek hukum internasional pada dewasa ini tidak dapat diragukan

lagi.2

Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum

internasional tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada

kepastian mengenai hal itu.3 Sebagai subjek hukum internasional, organisasi

1
Ade Tiara Puteri Cornelesz, Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah
Kerjasama Antar Negara Menurut Kajian Hukum Internasional, Jurnal Hukum dan Masyarakat
Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulang, Volume 6, Nomor 6, 2018, hlm. 23.
2
Loc.Cit.
3
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku 1, Bandung, Binacipta,
1982, hlm. 95.

1
internasional merupakan personalitas hukum (legal personality) di dalam

hukum internasional.4

Badan-badan internasional seperti PBB beserta semua badan-badan

khusus PBB (specialized Agencies of the UN) seperti ILO, WHO dan

organisasi-organisasi internasional lainnya yang sejenis adalah contoh-

contoh jelas tentang organisasi internasional yang berkedudukan sebagai

subyek hukum internasional, yang berarti bahwa mereka mempunyai hak-

hak dan kewajibankewajiban menurut hukum internasional khusus,

sebagaimana ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional, konstitusi,

piagam ataupun pasal-pasal persetujuan (Article of Agreement) yang

melahirkannya.5

2. Fungsi Hukum Organisasi Internasional

Fungsi organisasi internasional adalah untuk bekerjasama dengan

negara lain yang memiliki pandangan atau tujuan yang sama. Ini mencakup

berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, olahraga, angkatan bersenjata,

seni dan urusan sosial.

Fungsi-fungsi dari organisasi-organisasi internasional adalah fungsi-

fungsi legal atau konstitusional yang memberikan kepada organisasi

internasional yang bersangkutan kedudukan sebagai legal person baik

dalam lapangan hukum nasional maupun hukum internasional.6

4
Wiwin Yulianingsih, Moch. Firdaus Sholihin, Hukum Organisasi Internasional,
Surabaya, Penerbit ANDI, 2014, hlm. 5.
5
Ade Tiara Puteri Cornelesz, Op.Cit, hlm. 23.
6
Loc.Cit

2
Setiap organisasi internasional ditentukan oleh fungsi dan tanggung

jawab hukumnya dengan masing-masing memiliki bidang kegiatannya

sendiri yang terbatas. Oleh karena itu, dalam konstitusinya biasanya diatur

klausul-klausul khusus mengenai tujuan, objek, dan kekuasaan yang

memang memiliki kedekatan satu sama lain.

3. Kekuasaan Hukum Organisasi Internasional

Kedudukan organisasi-organisasi internasional ditentukan oleh

kekuasaankekuasaan konstitusionalnya (its constitutional power).7 Dengan

demikian mereka secara dasariah sangat berbeda dengan negara-negara

sebagai subyek hukum internasional, misalnya masalahmasalah yang

menyangkut kedaulatan atau yurisdiksi negara-negara tidaklah mungkin

dialami organisasi-organisasi internasional atau setidak-tidaknya tidak

dapat muncul dengan cara yang sama. Menurut hukum internasional hampir

setiap kegiatan prima facie (pada dasarnya) berada dalam jangkauan

kompetensi sesuatu negara, sedangkan bagi organisasi internasional berlaku

prinsip yang sebaliknya yaitu bahwa setiap fungsi yang tidak berada dalam

rumusan-rumusan tegas konstitusinya, prima facie berada di luar

kekuasaannya.8

B. Keanggotaan Dalam Organisasi Internasional

7
Ibud, hlm. 24.
8
Loc.Cit.

3
Keanggotaan dalam organisasi internasional dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu oraganisasi yang bersifat universal dan organisasi internasional yang

terbatas.

1. Organisasi Internasional Bersifat Universal

Organisasi intemasional yang universal disebut juga organisasi

internasional global, yaitu organisasi internasional yang keang- gotaannya

terdiri atas negara-negara, tanpa membedakan sistem pemerintahan atau

sistem ekonominya.9

Menurut Henry G. Schermers, organisasi universal/global

mempunya beberapa sifat, yaitu universal (universality), berkepentingan

pokok (ultimate necessity), dan heterogen (heterogeneity).

1) Universal

Organisasi internasional yang bersifat universal atau disebut juga

organisasi internasional global, yaitu organisasi internasional yang

anggotanya terdiri dari negara-negara tanpa membedakan sistem

pemerintahannya atau sistem ekonominya. Jika bisa terbentuk organisasi

internasional yang bersifat universal, pada tahap pertamanya akan

terbangun administrasi yang tarafnya di atas negara nasional negara

anggotanya.10 Jika bisa terbentuk organisasi internasional yang bersifat

universal, pada tahap pertamanya akan terbangun administrasi yang

tarafnya di atas negara nasional negara anggotanya.11

9
Wiwin Yulianingsih, Moch. Firdaus Sholihin, Op.Cit, hlm. 26
10
Ibid, hlm.27
11
Loc.Cit.

4
2) Berkepentingan Pokok

Yang dimaksud berkepentingan pokok disini ialah negara-negara yang

memilki kepentingan dibagian teknologi transportasi, komunikasi, atau

informasi, perhubungan udara, perhubungan laut, meterologi,

penempatan kabel bawah laut, dan pemanfaatan ruang angkasa untuk

komunikasi dan informasi. Masalah-masalah tersebut memerlukan

pengaturan dan stan- dar-standar internasional. Untuk menciptakan

aturan-aturan internasional dalam bidang tersebut dan agar aturan-aturan

tersebut dapat dengan mudah dikoordinasikan dan diterapkan di antara

negara-negara di dunia in!, peran organisasi internasio- nal yang bersifat

universal akan dibutuhkan.12

3) Heterogen

Organisasi yang universal dibentuk berdasarkan keinginan agar

anggotanya meliputi negara-negara di dunia ini. Oleh karena itu, anggota

organisasi internasional yang universal terdiri atas berbagai negara yang

berbeda pandangan politik, ekonomi, kebudayaan, dan tingkat

perkembangannya. Spirit yang mendasari organisasi internasional yang

universal adalah adanya kekuatan organisasi untuk dapat menyelesaikan

permasalahan bersama. Walaupun harus diakui bahwa negara-negara

kecil mempunyai hak yang sama dengan negara-negara besar, dalam

organisasi universal tidak dapat dihindari adanya pengaruh negara-

negara besar dalam setiap keputusan penting. Sebagai contoh, di Majelis

12
Ibid, hlm.28

5
Umum PBB semua negara besar dan kecil mempunyai suara yang sama,

namun di Dewan Keamanan negara-negara seperti Amerika Serikat,

Inggris, Prancis, Rusia, dan Cina mempunyai hak veto.13

2. Organisasi Internasional Terbatas

Berbeda dengan organisasi universal yang keanggotaannya terbuka

untuk semua negara tanpa memperhatikan latar belakang politik, ekonomi,

budaya, dan sebagainya, keanggotaan organisasi internasional yang terbatas

ini didasarkan pada kriteria tertentu.14 Menurut Georg Schwarzenberger,

oeganisasi intenasional yang terbatas ini dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu: organisasi regional; organisasi berlatar belakang sama; organisasi

fungsional.

1) Organisasi Regional

Pembentukan organisasi regional pada kenyataannya tidak semata-mata

didasarkan pada letak geografis anggotanya, regio- nal dalam pengertian

ini lebih ditekankan pada kepentingan politik daripada letak geografis.15

2) Organisasi Berlatar Belakang Sama

Organisasi yang berlatar belakang sama merupakan organisasi yang

dalam semua bidang, baik bidang ekonomi, politik, social, pertahanan,

kebudayaan dan lain-lainnya sama.

3) Organisasi Fungsional

13
Loc.Cit
14
Ibid, hlm.29
15
Loc.Cit

6
Organisasi fungsional merupakan organisasi yang bertujuan sama dalam

bidang tertentu.16

C. Personalitas Dalam Organisasi Internasional

Personalitas hukum yang dimiliki organisasi internasionalsangat

penting guna memungkinkan organisasi internasional dapat berfungsi dalam

hubungan internasional, khususnya kapasitasdalam melaksanakan fungsi

hukum seperti membuat kontrak,membuat perjanjian dengan suatu negara, atau

mengajukantuntutan kepada negara lainnya. Personalitas hukum yang dimilik

iorganisasi internasional tidak akan hilang, meskipun tidak dicantumkan dalam

instrument pokok pendirian organisasi internasional tersebut.17 Personalitas

hukum yang dimiliki oleh organisasi internasional dapat dibedakan menjadi

dua pengertian, yaitu personalitas yuridis dalam kaitannya dengan hukum

nasional dan dengan hukum internasional.18

1) Personalitas hukum dalam kaitannya dengan hukum nasional dapat dilihat

khususnya apabila suatu organisasi internasional akan mendirikan

sekretariat tetap atau markas besar organisasi tersebut melalui perjanjian

markasbesar (headquartersagreement), misalnya perjanjian markas besar

yang dibuat oleh PBB dengan Amerika Serikat, Belanda, Swiss dan Austria;

ASEAN dengan Indonesia. Pada umumnya, perjanjian markasbesar

mengatur keistimewaan dan kekebalan diplomatik yangdimiliki oleh

pejabat sipil internasional, pembebasan pajak, dansebagainya.

16
Ibid, hlm. 31
17
Ibid, hlm. 38-39
18
Ibid, hlm.40

7
2) Personalitas hukum dalam kaitannya dengan hukum internasional dapat

diartikan bahwa organisasi internasional memiliki hak dan kewajiban

berdasarkan hukum internasional. Hak dan kewajiban ini antara lain

mempunyai wewenang untuk menuntut dan dituntut di depan pengadilan,

memperoloeh dan memiliki benda-benda bergerak,mempunyai kekebalan

(immunity), dan hak-hak istimewa (privileges).

D. PBB dan Badan-Badan PBB

1. Sejarah PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah salah satu organisasi

internasional terpenting saat ini. Langkah pertama dalam pembentukan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah ketika Perdana Menteri Inggris

Winston Churchill dan Presiden Amerika Franklin Delano Roosevelt

mengadakan negosiasi khusus yang menghasilkan deklarasi hak atas

kebebasan, kemerdekaan, dan perdamaian dunia. Tidak diragukan lagi

tunduk pada hukum internasional. Organisasi internasional memiliki hak

dan kewajiban yang diatur dalam perjanjian internasional, yang merupakan

jenis konstitusi. Oleh karena itu, PBB sebagai organisasi internasional juga

memiliki hak dan kewajiban tersebut di atas.

Perkembangan sejarah organisasi internasional tidak terlepas dari

perkembangan hukum internasional. Pada periode hukum internasional

klasik ketika negara sebagai satu satunya subjek hukum internasional,

perkembangan organisasi internasional belum begitu dominan dalam

8
hubungan antar bangsa.19 Guna mencegah terjadinya instabilitas,

dibentuklah suatu kerjasama yang dinamakan Liga Bangsa-Bangsa yang

dilatarbelakangi oleh karena adanya perselisihan dan peperangan antarumat

manusia. Sebelum PBB didirikan, sudah didirikan League of Nations atau

“Liga Bangsa-Bangsa” pada tanggal 10 Januari 1920. Perjanjian Versailles

merupakan perjanjian yang mendasari didirikannya Liga Bangsa-Bangsa

ini.20 Pengaturan tentang Liga Bangsa-Bangsa terdapat di dalam the

Covenant of the League of Nations pada Perjanjian Versailles yang

merupakan bagian pertama dimana dikatakan bahwa21:

1) “Part I of the treaty was the Covenant of the League of Nations which

provided for the creation of the League of Nations, an organization

intended to arbitrate international disputes and thereby avoid future

wars” (Bagian I dari perjanjian ini adalah Kovenan Liga Bangsa-Bangsa

yang disediakan untuk mendirikan Liga Bangsa-Bangsa, organisasi ini

dimaksudkan untuk menengahi sengketa internasional dan dengan

demikian menghindari perang di masa yang akan datang).

2) PBB Beserta Organ-Organnya Berdasarkan Pasal 7 Piagam PBB,

terdapat enam principal organ (organ utama) PBB yaitu Majelis Umum,

Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi Sosial, Dewan Perwalian,

Mahkamah Internasional, dan Sekretariat.

19
Rizki Fadillah, et.al., Peran Persatuan Bangsa-bangsa Dalam Menciptakan Perdamaian
Dari Pertikaian Antar Negara, Journal Of Islamic And Law Studies, Volume 2, Nomor 1, 2018,
hlm. 81
20
Loc.Cit
21
Ibid, hlm. 82

9
2. Tujuan PBB

Tujuan didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa itu sendiri seperti

yang tercantum dalam Preambule yaitu :

1) Menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang;

2) Memperteguh kepercayaan pada hak-hak asasi manusia, harkat dan

derajat diri manusia dan persamaan hak bagi pria dan wanita, serta bagi

semua bangsa baik besar maupun kecil;

3) Menciptakan keadaan yang memungkinkan terpeliharanya keadilan dan

penghormatan kewajiban yang timbul dari perjanjian internasional dan

sumber hukum internasional yang lain;

4) Mendorong kemajuan sosial dan tingkat kehidupan yang lebih baik.

3. Fungsi PBB

Organisasi internasional seperti PBB ini dikategorikan sebagai

organisasi yang memiliki peranan amat kompleks.

1) Berfungsi sebagai Yudisial, artinya bahwa PBB menjalankan fungsi

yudisial melalui badan prinsipalnya yang terkenal yaitu the international

Court of justice (ICJ), demikian pula melalui the Administrative tribunal

of the ILO yang dibentuk berdasarkan pasal 37 Konstitusi ILO serta

melalui suatu badan kuasi-yudisial seperti the committee on freedom of

Association yang bertindak sewaktu-waktu atas nama governing Body

dari ILO.22

22
Ibid, hlm. 87

10
2) Berfungsi sebagai legislatif atau administratif, dikatakan demikian

karena PBB menjalankan fungsi legislatif atau administratif melalui

resolusi-resolusi dan keputusankeputusan yang diambil dalam sidang

majelis umum; demikian pula melalui keputusan dan berbagai peraturan

yang dibuat oleh Dewan Ekonomi Sosial (the economic and social

council), melalui beraneka ragam konvensi (conventions), regulations

dan procedures yang dihasilkan dalam Internasional Labour

Organization (ILO) dan lainlain.23

3) Berfungsi sebagai eksekutif atau politik, dikatakan demikian karena

melalui badan-badan prinsipalnya (principal organs) seperti Majelis

Umum (General Assembly) dan Dewan Keamanan (Security Council)

dalam arti memelihara perdamaian dan keamanan internasional, melalui

“related agency” yang bukan badan-badan khusus seperti Peranan

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Proses

Penyelesaian Konflik Internasional the international atomic energy

agency (IAEA), bahkan seterusnya melalui ‘pasukan darurat PBB

(United Nations Emergency Force) yang pernah bertugas misalnya di

Korea, Congo, Cyprus, Timur Tengah dan sebagainya.24

Fungsi-fungsi yang dikemukakan di atas menunjukkan betapa luas

dan pelik permasalahan yang ditangani PBB sebagai organisasi

internasional. Mengingat fungsi dan wewenangnya (competence) yang

23
Loc.Cit
24
Ibid, hlm 88

11
beraneka ragam itu, maka, PBB tidak dapat dipandang hanya sebagai

“subyek hukum internasional” atau “lembaga hukum” (legal institution)

belaka, tetapi harus dilihat sebagai suatu “lembaga politik” (political

institution) yang sangat dinamis dan berpengaruh dalam tata kehidupan

hubungan internasional.25

4. Badan-badan PBB

Berdasarkan Pasal 7 Piagam PBB, terdapat enam principal organ

(organ utama) PBB yaitu Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan

Ekonomi Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional, dan

Sekretariat. Organ-organ ini berperan penting dalam melaksanakan tujuan

dan prinsip-prinsip PBB, terutama dalam memelihara perdamaian dan

keamanan internasional.

1) Majelis Umum (General Assembly)

Majelis Umum terdiri dari wakil semua negara anggota dengan tidak

lebih dari lima. Tiap-tiap negara memutuskan sendiri cara memilih

wakil-wakilnya. Majelis Umum memiliki wewenang luas dalam

memberikan saran dan rekomendasi berdasarkan Bab IV Piagam PBB

(Pasal 9-14 Piagam).

2) Dewan Keamanan (Security Council)

Dewan Keamanan adalah salah satu dari enam organ utama PBB.

Negara-negara anggota PBB telah memberikan tanggungjawab utama

25
Danial, Peranan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Proses
Penyelesaian Konflik Internasional, Jurnal Ilmu dan Budaya, Volume 32, Nomor 23, hlm. 23-29

12
kepada Dewan untuk memelihara perdamaian dan keamanan

internasional sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB yang

terdapat pada pasal 24 yang berbunyi - In order to ensure prompt and

effective action by the United Nations, its Members confer on the Security

Council primary responsibility for the maintenance of international

peace and security, and agree in carrying out its duties under this

responsibility the Security Council acts on their behalf. - In discharging

these duties the Security Counci shall act in accordance with the

purposes and principles of the United Nations.

3) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)

Dewan Ekonomi dan Sosial ini merupakan salah satu dari organ

kelengkapan PBB. Dewan ini keberadaannya tidak lepas dari konteks

sejarah dari berbagai kerjasama ekonomi internasional. Dasar hukum

keberadaan lembaga Ecosoc ini tertuang dalam Bab X Pasal 61 sampai

Pasal 72 Piagam PBB. Komposisi Dewan Ekonomi dan Sosial terdiri dari

54 negara anggota yang dipilih oleh Majelis Umum PBB. Pasal 61 ayat

1 Piagam PBB.

4) Dewan Perwalian (Trusteeship Council)

Suatu sistem Perwalian Internasional didirikan oleh anggota PBB untuk

mengatur pemerintahan daerah-daerah yang ditempatka di bawah

pengawasan PBB melalui persetujuan-persetujuan perwalian individual.

Tujuan dari sistem perwalian terdapat pada Pasal 76 Piagam PBB.

5) Mahkamah Internasional (International Court of Justice)

13
Mahkamah Internasional yang berkedudukan di Den Haag merupakan

institusi internasional yang tugasnya menyelesaikan sengketa melalui

judicial settlement. Lembaga ini merupakan lembaga independen yang

secara hierarki tidak berada di bawah organ PBB lainnya. Statuta

Mahkamah Internasional memiliki kemiripan dengan statute PCIJ.

Permanent Court of International of Justice atau yang disingkat dengan

sebutan PCIJ, merupakan pendahulu Mahkamah Internasional.

6) Sekretariat (The Secretariat)

Sekretariat terdiri dari seorang Sekretaris Jendera l16 yang diangkat oleh

Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan beserta staf yang diperlukan

oleh organisasi. Upaya Sekretaris Jenderal PBB dalam penyelesaian

sengketa termuat dalam dua pasal penting, yaitu pasal 98 dan pasal 99

Piagam PBB.

7) Badan-badan Khusus Lainnya

Selain Majelis Umum dan Dewan Keamanan, beberapa badan khusus

PBB juga memberikan bantuannya dalam menyelesaikan

sengketasengketa internasional. Hal ini dikarenakan, PBB tidak mungkin

bergerak sendiri tanpa dibantu oleh organ teknis yang berada di

bawahnya dalam bekerjasama untuk mengatur hal-hal yang bersifat

teknis yang tidak seharusnya tergantung pada PBB

14
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku 1, Bandung,

Binacipta, 1982.

Wiwin Yulianingsih, Moch. Firdaus Sholihin, Hukum Organisasi Internasional,

Surabaya, Penerbit ANDI, 2014.

B. Jurnal

Ade Tiara Puteri Cornelesz, Kedudukan Organisasi Internasional Sebagai Wadah

Kerjasama Antar Negara Menurut Kajian Hukum Internasional, Jurnal

Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulang,

Volume 6, Nomor 6, 2018.

Danial, Peranan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Proses

Penyelesaian Konflik Internasional, Jurnal Ilmu dan Budaya, Volume 32,

Nomor 23, 2010.

Rizki Fadillah, et.al., Peran Persatuan Bangsa-bangsa Dalam Menciptakan

Perdamaian Dari Pertikaian Antar Negara, Journal Of Islamic And Law

Studies, Volume 2, Nomor 1, 2018.

15

Anda mungkin juga menyukai