Anda di halaman 1dari 17

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019


Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

TINJAUAN YURIDIS PENYERANGAN TERHADAP


STAF PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) OLEH TALIBAN
DI AFGHANISTAN

Muhammad Ridho Ramadhenta, Peni Susetyorini, Elfia Farida


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail: mrramadhenta@gmail.com

Abstrak

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menjalankan tugasnya melalui utusannya dilindungi


oleh hak kekebalan dan keistimewaan yang diatur dalam Konvensi Wina 1975 dan Convention on
the privilege and immunities of the United Nations 1946.Namun dalam praktiknya penerapan
kekebalan dan keistimewaan belum dapat diterapkan secara maksimal. Sebagaimana yang terjadi
dalam kasus penyerangan terhadap staf PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) oleh Taliban di
Afghanistan yang menewaskan diantaranya 2 (dua) delegasi PBB yaitu Lydia Wonwenne dan
Jossie Esto yang sedang bertugas mengawal pemilihan presiden di Afghanistan. Untuk itu, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pelindungan terhadap staf PBB menurut ketentuan hukum
internasional dan pertanggungjawaban Afghanistan sebagai negara penerima dalam hal terjadi
pelanggaran terhadap kekebalan dan keistimewaan staf PBB.

Kata Kunci: Staf PBB; Hak Kekebalan dan Keistimewaan; Pertanggungjawaban Negara

Abstract

United Nations established based on many states interest for the purpose of achieve a common
state interest. In carrying out its duties, international organizations through their envoys are
protected by immunity and privileges as stipulated in the 1975 Vienna Convention and Convention
on the privileged and immunities of the United Nations in 1946. However, in practice the
application of immunity and privileges has not been optimally implemente. As happened in the
case of an attack on staff of the United Nations (United Nations) by the Taliban in Afghanistan
which killed 2 (two) UN delegates namely Lydia Wonwenne and Jossie Esto who were in charge of
guarding the presidential election in Afghanistan. Therefore, it is important to know about the
protection of UN staff according to the provisions of international law and the responsibility of
Afghanistan as the recipient country in the event of a violation of the immunity and privileges of
UN staff.

Keywords: UN Staff; Immunity and privilege; State Responsibility

I. PENDAHULUAN internasional yang mendirikan


Perluasan konsep mengenai organisasi-organisasi internasional.
subyek hukum internasional telah Walaupun organisasi-organisasi ini
terjadi. Seiringdengan perkembangan baru lahir pada akhir abad ke-19,
tatanan masyarakat internasional, akan tetapi perkembangannya sangat
organisasi internasional atau cepat setelah berakhirnya Perang
organisasi antar pemerintah Dunia II. Fenomena ini berkembang
merupakan subyek hukum
internasional selain negara. Negara-
negaralah sebagai subyek asli hukum

2230
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

bukan saja pada tingkat universal lembaga-lembaga khusus dihidupkan


tetapi juga pada tingkat regional.1 kembali. Organisasi-organisasi yang
Gagasan untuk mendirikan telah ada sebelumnya atau yang
suatu organisasi internasional yang didirikan sesudah perang
bersifat universal dengan tujuan dikelompokkan dalam apa yang
untuk memelihara perdamaian dan dinamakan United Nations System.
keamanan dunia telah lama menjadi Istilah ini mencerminkan upaya
pemikiran banyak negarawan. unifikasi atau paling tidak koordinasi
Mereka menginginkan diorganisirnya yang erat antara organ-organ khusus
masyarakat internasional secara yang bersifat teknik.3
politik sebagai reaksi terhadap anarki Salah satu aspek pendirian
yang disebabkan adanya sengketa- organisasi internasional adalah aspek
sengketa bersenjata antar negara. hukum, hal ini berkaitan dengan
Organisasi internasional tersebut personalitas hukum. Personalitas
akan menghimpun negara-negara di hukum yang dimiliki oleh organisasi
dunia dalam suatu sistem kerja sama internasional adalah mutlak penting
yang dilengkapi dengan organ-organ guna memungkinan organisasi
yang dapat mencegah atau internasional itu dapat berfungsi
menyelesaikan sengketa-sengketa dalam hubungan internasional, secara
yang terjadi antara mereka. Agar khusus kapasitas dalam
batas-batas nasional dapat dilewati, melaksanakan fungsi hukum seperti
diperlukan suatu organisasi politik membuat kontrak, membuat
sentral yang dilengkapi dengan perjanjian dengan suatu negara atau
sarana-sarana paksaan atau persuasi mengajukan tuntutan dengan negara
terhadap negara-negara, serta lainnya.4
wewenang untuk mengkoordinir Pada dasarnya walaupun
lembaga-lembaga teknik dan organisasi internasional merupakan
2
regional. subyek hukum internasional sama
Salah satu organisasi seperti negara, tetapi organisasi
internasional yang sangat internasional tidak mempunyai
mempunyai peran besar bagi wilayah sendiri seperti halnya
masyarakat internasional adalah negara, oleh karena itu organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). internasional melakukan kegiatan-
PBB dilahirkan sebagai pengganti kegiatannya di wilayah suatu negara.
Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada Organisasi internasional sebagai
tanggal 24 Oktober 1945. Prinsip- subyek hukum internasional
prinsip dasar yang digunakan sama memerlukan personalitas yuridik ini
tetapi lebih dikembangkan dengan untuk mendapatkan gedung, membeli
struktur, tata kerja dan wewenang mebel, barang-barang perlengkapan
yang cukup berbeda dengan kantor misalnya, suatu organisasi
organisasi lainnya. Kerjasama teknik internasional perlu mempunyai
kapasitas yuridik ini, dengan
1
Boer Mauna, Hukum Internasional
3
Pengertian Peran dan Fungsi dalam Era Ibid hlm. 461
4
Dinamika Global (Bandung: Alumni, 2015), Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi
hlm 52. Internasional, (Jakarta: UI Press, 1990) hlm
2
Ibid, hlm. 458 110.

2231
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

kapasitas yuridik ini suatu organisasi keistimewaan yang khusus semacam


internasional melakukan berbagai itu telah dilakukan oleh negara atas
kegiatan di negara setempat bahkan dasar timbal balik. Tindakan itu
dapat membawa perkara ke diperlukan guna menjamin agar
pengadilan. Personalitas yuridik ini perwakilan atau misi asing di suatu
dinamakan personalitas yuridik negara dapat menjalankan tugas
intern.5 misinya secara bebas dan aman.7
Dalam menjalankan Ada 3 (tiga) Konvensi yang
fungsinya, organisasi internasional mengatur mengenai hak imunitas dan
juga membutuhkan personalitas hak kekebalan yaitu Konvensi Wina
yuridik internasional. Personalitas 1961 tentang hubungan diplomatik,
yuridik internasional merupakan Konvensi Wina 1963 yang tentang
kapasitas untuk melakukan prestasi hubungan konsuler dan Konvensi
hukum, baik dalam kaitannya dengan Wina 1975 tentang keterwakilan
negara lain maupun dengan negara- negara dalam organisasi
negara anggotanya, termasuk internasional.Konvensi yang
kesatuan (entity) lainnya. Kapasitas mengatur mengenai keterwakilan
itu telah diakui dalam hukum negara dalam hubungannya dengan
(international legal capacity). organisasi internasional adalah
Pengakuan tersebut tidak saja Konvensi Wina 1975. Urgensi
melihat bahwa organisasi perumusan konvensi sebenarnya
internasional sebagai subyek hukum didorong adanya pertumbuhan
internasional, tetapi juga harus organisasi internasional yang begitu
menjalankan fungsinya secara efektif cepat baik jumlahnya maupun
sesuai dengan mandat yang telah lingkup masalah hukumnya yang
dipercayakan oleh para anggotanya.6 timbul akibat hubungan negara
Pada abad ke-16 dan ke-17 dengan organisasi internasional.
pertukaran Duta Besar secara Pasal yang mengatur mengenai hak
permanen antar negara-negara di imunitas dan hak kekebalan kepala
Eropa sudah mulai biasa dilakukan. misi dan anggota misi diplomatik
Kekebalan dan keistimewaan diatur dalam Pasal 58 Konvensi
diplomatik telah diterima sebagai Wina 1975.8
praktik-praktik negara. Bahkan telah Adanya berbagai pengaturan
diterima oleh para ahli hukum mengenai hak imunitas dan hak
internasional meskipun jika terbukti kekebalan bagi perwakilan
seorang Duta Besar telah terlibat diplomatik, baik bagi Duta Besar
dalam komplotan atau pengkhianatan maupun anggota keluarga, beserta
melawan kedaulatan negara staf administratif dan staf teknis
penerima. Seorang Duta Besar dapat khususnya organisasi internasional,
diusir, tetapi tidak dapat ditangkap maka sudah seharusnya pejabat
atau diadili. Prinsip untuk diplomatik dapat menjalankan
memberikan kekebalan dan tugasnya di negara penerima dengan

5 7
Boer Mauna, Op.cit, hlm 477. Sumaryo Suryokusumo, Hukum
6
Sumaryo Suryokusumo, Studi Kasus Diplomatik Teori dan Kasus, (Bandung:
Hukum Organisasi Internasional, (Bandung: Almuni 2005) hlm 50.
8
Alumni, 2012) hlm 58. Ibid hlm. 22

2232
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

rasa aman. Namun dalam praktiknya sebagai negara penerima dalam hal
hak kekebalan dan keistimewaan terjadi pelanggaran terhadap hak
belum bisa terlaksana secara kekebalan dan keistimewaan staf
menyeluruh sebagaimana yang PBB.
terjadi dalam kasus penyerangan
wisma tamu oleh kelompok Taliban II. METODE
di Afghanistan. Kasus tersebut Metode pendekatan yang
terjadi pada tahun 2009 tepatnya digunakan dalam penulisan ini
pada dini hari tanggal 28 Oktober adalah metode yuridis normatif.
2009, di Kabul, Afghanistan. Pendekatan yuridis adalah suatu
Berawal dari tiga orang penyerang pendekatan yang dilakukan dengan
Taliban menyerbu sebuah wisma menelaah semua peraturan hukum
tamu yang digunakan oleh PBB, dan regulasi yang berkaitan dengan
menewaskan lima staf PBB, dua isu hukum yang sedang
personil keamanan Afghanistan dan ditangani.Metode ini merupakan
seorang warga sipil Afghanistan. pendekatan yang dilakukan dengan
Sembilan stafPBB lainnya juga cara meneliti bahan pustaka yaitu
terluka. Anggota staf PBB yang diperoleh dari studi kepustakaan
tewas berasal dari Ethiopia, Ghana, (library research) dan web
Liberia, Filipina, dan Amerika research.10Dalam penulisan hukum
Serikat. Warga sipil itu adalah ipar ini, bahan pustaka yang ditelaah
gubernur provinsi Gul Agha Sherzai, adalah peraturan hukum seperti
yang telah menyaksikan serangan itu konvensi-konvensi yang menjadi
dan terbunuh karena ada peluru sumber Hukum Internasional, yakni
nyasar. Dua dari tiga staf PBB Konvensi Wina 1975, Konvensi New
lainnya yang terbunuh dalam York 1973, Convention on the
serangan itu adalah Lydia Wonwene privilege and immunities of the
dari Liberia dan Jossie Esto dari United Nations dan UN Charteer.
Filipina, yang sedang bertugas dalam Spesifikasi penelitian yang
pemilihan presiden. Staf ketiga yang digunakan dalam penelitian hukum
terbunuh bekerja untuk UNICEF. ini adalah deskriptif analitis, yakni
Serangan itu merupakan bagian dari cara menggambarkan keadaan obyek
tindakan Taliban untuk menganggu yang diteliti berdasarkan fakta-fakta
putaran pemilihan Presiden di dan data yang aktual pada saat ini,
Afghanistan.9 dan untuk kemudian dikaji
Oleh karena itu, maka dalam menggunakan bahan-bahan hukum,
penulisan hukum ini akan dibahas baik primer maupun
pelindungan staf PBB menurut sekunder.11Dalam penelitian hukum
Ketentuan Hukum Internasionaldan ini akan diuraikan mengenai
pertanggungjawaban Afghanistan
10
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
9
2009 UN guest house attack in Kabul, Hukum (Jakarta: Prenamedia Group, 2005),
https://en.m.wikipedia.org/wiki/2009_UN_g halaman 43
11
uest_house_attack_in_Kabul diakses Barda, Nawawi Arief, Instrumen
pertama kali pada tanggal 16 Januari 2019, Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:
pada pukul 15.55 WIB. Universitas Gajah Mada Press, 1992),
halaman 47.

2233
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pelindungan terhadap staf PBB 1. Pelindungan terhadap Staf


dalam konvensi terkait dan PBB menurut Piagam PBB dan
pertanggungjawaban negara Convention on the privilege and
Afghanistan sebagai negara penerima immunities of the United Nations
dalam kasus penyerangan terhadap 1946
staf PBB oleh Taliban di
Afghanistan. Organisasi Internasional dalam
Metode pengumpulan data yang hal ini PBB merupakan subyek
digunakan dalam penelitian ini hukum yang mempunyai personalitas
adalah dengan cara mengumpulkan yuridik internasional. PBB sebagai
data sekunder. Sumber data organisasi internasional ditugaskan
diperoleh melalui studi kepustakaan negara-negara untuk melakukan
(library research) dengan berbagai kegiatan dilengkapi dengan
mempelajari literatur, dokumen hak-hak kekebalan dan
resmi, serta peraturan yang berkaitan keistimewaan. Hak kekebalan dan
dengan obyek dan permasalahan keistimewaan ini bukan saja
yang diteliti. Studi kepustakaan ini diberikan kepada organisasi, tetapi
dimaksudkan untuk mencari teori- juga terhadap pegawainya. Atas
teori, konsep-konsep, pendapat para dasar ilustrasi di atas dibuat beberapa
ahli, dan instrument hukum sebagai konvensi untuk mengatur hak-hak
landasan analisis terhadap pokok kekebalan dan
permasalahan yang akan dibahas. keistimewaanorganisasi
Studi kepustakaan yang dimaksud internasional.
berupa data sekunder dilihat dari
PBB sebagai Organisasi
kekuatan mengikatnya terhadap
Internasional memiliki konvensi
kasus terkait.
mengenai hak kekebalan dan
Setelah data diperoleh, maka
keistimewaan, sebagaimana yang
langkah selanjutnya adalah
diatur dalam Pasal 105 ayat (1)
menganalisis data. Metode analisis
Piagam PBB yang menyatakan
data yang digunakan dalam
bahwa Organisasi akan menikmati di
penelitian ini adalah metode analisis
wilayah masing-masing anggotanya
data kualitatif. Dimulai dari
hak istimewa dan kekebalan yang
menelaah buku-buku terkait Hukum
diperlukan untuk memenuhi
Diplomatik dan Hukum Organisasi
tujuannya.Dalam pasal diatas dapat
Internasional, Konvensi Wina 1975,
dikatakan bahwa pemberian hak
Convention on the privilege of the
kekebalan dan keistimewaan masih
United Nations 1946, dan Konvensi
sangat umum. Sebagai tindak lanjut
New York 1973. Setelah ditelaah,
dari Pasal 105 ayat (1) Piagam PBB,
lalu ditafsirkan dalam sebuah kalimat
Majelis Umum PBB menerima
untuk menjawab permasalahan.
Convention on the Previleges and
Immunities of the United Nations
III. HASIL PENELITIAN DAN pada tanggal 13 Februari 1946.
PEMBAHASAN Konvensi tersebut mengatur secara
A. Pelindungan terhadap Staf khusus mengenai hak kekebalan dan
PBB menurut Ketentuan Hukum keistimewaan bagi staf PBB.
Internasional

2234
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Convention On The Privileges dengan hak kekebalan dan


and Immunities of The United keistimewaan yang diberikan kepada
Nations 1946 membagi 3 (tiga) hal perwakilan diplomatik yang diatur
terkait dengan kekebalan dan dalam Pasal 29 Konvensi Wina 1961
keistimewaan, yaitu hak kekebalan bahwa orang dari agen diplomatik
dan hak keistimewaan yang tidak dapat diganggu gugat. Dia tidak
diberikan kepada perwakilan- dapat dikenakan segala bentuk
perwakilan negara penahanan. Negara penerima harus
anggota(representative of members), memperlakukan mereka dengan
pegawai-pegawai organisasi segala hormat dan harus mengambil
(officials) dan para ahli (experts on semua langkah-langkah yang tepat
missions for UN’s).12Dalam untuk mencegah serangan di
Convention On The Privileges and badannya, kebebasan, dan
Immunities of The United Nations martabat.Ditinjau dari pasal diatas
1946, pasal yang mengatur mengenai dapat dikatakankan bahwa Lydia
perwakilan negara anggota ada Wonwenne dan Jossie Esto sebagai
dalam Pasal 4 ayat (16), yang perwakilan dari PBB mendapatkan
mengatakan bahwa dalam pasal ini hak kekebalan dan keistimewaan atas
ungkapan "perwakilan" adalah diri pribadi.
dianggap mencakup semua delegasi,
wakil delegasi, penasihat, pakar 2. Pelindungan terhadap Staf
teknis dan sekretaris delegasi. PBB menurut Konvensi Wina 1975
Ditinjau dari pasal tersebut diatas,
Pemberian kekebalan dan
bahwa yang berhak untuk
keistimewaan bagi para pejabat
mendapatkan hak kekebalan dan
diplomatik pada hakikatnya
keistimewaan adalah semua delegasi
merupakan hasil sejarah dunia
dalam hal ini delegasi dari PBB,
diplomasi yang sudah lama sekali,
wakil delegasi, para penasihat pakar
pemberian semacam itu dianggap
teknis dan sekretaris delegasi.
sebagai kebiasaan dalam hukum
Dalam konvensi ini secara
internasional. Berdasarkan hasil
khusus tidak ada pasal yang
diplomasi dari beberapa negara dan
mengatur mengenai pelindungan
organisasi internasional tersebut
terhadap diri pribadi dari serangan
yang pada akhirnya menghasilkan
atau gangguan fisik. Pasal 4 ayat (11)
aturan hukum, sesuai dengan aturan-
huruf f menunjukkan bahwa
aturan kebiasaan dalam hukum
pemberian hak kekebalan dan
internasional itu, para diplomat yang
keistimewaan termasuk kekebalan
mewakili negaranya maupun
terhadap diri pribadi dari gangguan
organisasi internasional masing-
dan serangan diatur sama halnya
masing memiliki kekebalan yang
kuat dari yurisdiksi negaranya
12
Sompotan Henriette Maria Regina, maupun organisasi internasionalnya.
“Analisis Yuridis Terhadap Hak Kekebalan Kekebalan ini diberikan secara jelas
dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik dalam hukum dan peraturan
dari Organisasi Internasional berdasarkan perundang-undangan negara
Hukum Internasional”, Lex Privatum, Vol
IV/No. 2/ Feb/2016, UNSRAT, 2016,
penerima dan kadang-kadang
hlm.67 diberikan lebih banyak dari yang

2235
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

sudah ditentukan dalam hukum dunia, memiliki kepentingan pokok


internasional.13 atau kepentingan bersama
Salah satu peraturan yang masyarakat internasional, dan
mengatur mengenai hak kekebalan bersifat heterogen atau anggota dari
dan keistimewaan adalah Konvensi organisasi internasional universal
Wina 1975 tentang Keterwakilan terdiri dari berbagai negara yang
Negara dalam Hubungannya dengan berbeda pandangan politik, ekonomi,
Organisasi Internasional.Konvensi kebudayaan dan tingkat
ini terdiri dari 92 pasal perkembangannya.
dandinyatakan mulai berlaku pada Berdasarkan Konvensi Wina
tanggal 14 Maret 1975.Pengaturan 1975, kekebalan dan keistimewaan
mengenai ruang lingkup Konvensi pejabat organisasi internasional
Wina 1975 diatur dalam Pasal 2 ayat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hak
(2) Konvensi Wina 1975, bahwa kekebalan dan keistimewaan yang
Konvensi ini berlaku untuk diberikan kepada pejabat organisasi
perwakilan Negara dalam hubungan internasional yang bersifat permanen
mereka dengan organisasi dan hak kekebalan dan keistimewaan
internasional yang bersifat universal, yang diberikan kepada pejabat
dan perwakilan mereka di konferensi organisasi internasional yang bersifat
yang diselenggarakan oleh atau di sementara. Dalam konvensi ini yang
bawah naungan organisasi semacam dimaksud dengan pejabat organisasi
itu, ketika Konvensi telah diterima internasional yang bersifat sementara
oleh tuan rumah. Negara dan adalah delegasi suatu negara yang
Organisasi telah menyelesaikan dikirim oleh negaranya menghadiri
prosedur yang dipertimbangkan oleh suatu acara yang diadakan oleh
Pasal 90. organ–organ tertentu atau untuk
Dalam Konvensi ini yang menghadiri konferensi.15
dimaksud dengan organisasi Konvensi Wina 1975 mengatur
internasional yang bersifat universal mengenai hak kekebalan dan
adalah organisasi internasional PBB, keistimewaan pejabat diplomatik dari
badan-badan khusus yang berada di organisasi internasional. Hak
bawah PBB dan organisasi lainnya kekebalan dan keistimewaan dibagi
yang keanggotaannya dan tingkat menjadi beberapa bagian sesuai
pertanggungjawabannya berskala dengan jabatan dari pejabat
internasional. PBB dapat dikatakan diplomatik tersebut, yaitu; Kepala
organisasi yang bersifat universal Misi, Kepala Delegasi, dan Observer.
karena memenuhi beberapa kriteria14, Dalam kasus penyerangan yang
yaitu; bersifat universal atau yang dilakukan oleh Taliban terhadap Staf
operasinya menyangkut seluruh PBB, Lydia Wonwene dari Liberia
dan Jossie Esto dari Filipina yang
13
Syahmin, AK, Hukum Diplomatik dalam sedang bekerja mengawal pemilu di
Kerangka Studi Analisis, (Jakarta: Raja Afghanistan merupakan kategori
Grafindo, 2008) hlm. 116 delegasi karena mereka bekerja
14
Henry G. Schermers, International
Institutional Law, (The Netherlands,
15
Rockville, Maryland, USA: Sijthooff, Sompotan Henriette Maria Regina, Op.cit,
Alphen aan den Rijn, 1980), page 21-23. hlm. 69.

2236
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam misi tertentu. Tindakan tugasnya. Perlindungan terhadap


penyerangan tersebut melanggar hak perwakilan organisasi internasional
kekebalan dan keistimewaan yang pada dasarnya diberikan oleh suatu
diatur dalam Pasal 58 Konvensi negara tempat perwakilan organisasi
Wina 1975 yang mengatakan bahwa internasional bertugas. Negara
orang-orang dari kepala delegasi dan tempat dimana suatu organisasi
anggota staf delegasi harus tidak internasional bertugas biasa disebut
dapat diganggu gugat. Mereka tidak sebagai negara penerima.
dapat dikenakan segala bentuk Negara penerima, dalam hal ini
penahanan. Negara tuan rumah akan Afghanistan bertanggungjawab
mengambil langkah-langkah yang terhadap perwakilan/utusan dari
tepat untuk mencegah serangan organisasi internasional (PBB).
terhadap mereka, kebebasan martabat Sebagaimana yang diatur dalam
dan untuk menuntut dan menghukum Konvensi Wina 1975 tentang
orang yang telah melakukan keterwakilan negara dalam
serangan tersebut. organisasi internasional dan
Convention on the Previlege and
3. Pelindungan terhadap Staf Immunities 1946. Selain itu juga
PBB menurut Konvensi New York diatur dalam Konvensi New York
1973 1973 tentang Pencegahan dan
Penghukuman Kejahatan terhadap
Negara sebagai subyek hukum Orang-orang yang menurut Hukum
internasional memiliki kemampuan Internasional dilindungi termasuk
untuk melakukan hubungan dengan para Diplomat.
negara lain. Hubungan antar negara Hukum Diplomatik telah
biasanya terjadi adanya kepentingan mencatat kemajuan lebih lanjut
politik. Adanya alasan tersebut maka dengan secara khusus mengharuskan
suatu negara mengirim melalui sebuah konvensi, suatu
perwakilannya ke negara lain untuk kewajiban yang penting bagi negara
saling bekerja sama. Seiring penerima untuk mencegah setiap
berkembangnya zaman, negara tidak serangan yang ditujukan kepada
hanya melakukan hubungan dengan seseorang, kebebasan kehormatan
negara lain, untuk menunjang dari para diplomat, serta untuk
keperluannya, suatu negara saling melindungi gedung perwakilan
tergabung dalam suatu organisasi diplomatik. Pada tahun 1971,
internasional yang tentunya didirikan organisasi negara-negara Amerika
atas tujuan dan kebutuhan yang telah menyetujui suatu konvensi
sama. tentang masalah tersebut. Dalam
Dalam menjalankan tugasnya di sidangnya yang ke-24 dalam tahun
suatu negara, organisasi internasional 1971, berhubung meningkatnya
yang diwakilkan kepada pejabatnya kejahatan yang dilakukan terhadap
berhak untuk mendapatkan misi diplomatik termasuk juga para
perlindungan. Perlindungan tersebut diplomatnya, dan perlunya untuk
biasanya berupa hak kekebalan dan menghukum para pelanggar, Majelis
keistimewaan yang diberikan demi Umum PBB telah meminta Komisi
kelancaran dalam menyelesaikan Hukum Internasional mempersiapkan

2237
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

rancangan pasal-pasal mengenai dikatakan upaya preventif sedangkan


pencegahan dan penghukuman dalam Pasal 7-20 sebagai upaya
kejahatan-kejahatan yang dilakukan represif.
terhadap orang-orang yang Konvensi New York 1973
dilindungi secara hukum mencakupi berbagai aspek yang
internasional. berkaitan dengan perlindungan dan
Konvensi mengenai penghukuman terhadap pelanggar.
pencegahan dan penghukuman Pengaturan mengenai ruang lingkup
terhadap orang-orang yang orang-orang yang dilindungi menurut
dilindungi secara internasional konvensi ini diatur dalam Pasal 1
termasuk diplomat akhirnya telah Konvensi New York 1973, yang
disetujui oleh Majelis Umum PBB menyatakan bahwa orang-orang yang
di New York pada tanggal 14 dilindungi dalam Konvensi ini adalah
Desember 1973 dengan resolusi 3166 Kepala Negara, termasuk setiap
(XXVII), yang dikenal dengan anggota badan kolegial yang
Konvensi New York 1973. Konvensi menjalankan fungsi sebagai Kepala
ini kemudian telah diberlakukan pada Negara berdasarkan konstitusi negara
tanggal 2 Februari 1977 dan yang bersangkutan, Kepala
sekarang sudah tercatat sekitar 70 Pemerintahan, atau Menteri Luar
negara yang sudah menjadi Negeri, setiap kali orang tersebut
anggotanya. Dalam mukadimahnya, berada di negara asing, serta anggota
ditekankan pentingnya aturan-aturan keluarganya yang menemaninya dan
hukum internasional mengenai tidak setiap perwakilan atau pejabat suatu
dapat diganggugugatnya dan negara atau pejabat atau agen lain
perlunya proteksi secara khusus bagi dari organisasi internasional yang
orang-orang yang menurut hukum bersifat antar pemerintah yang ada di
internasional harus dilindungi, tempat pada saat kejahatan
termasuk kewajiban negara-negara dilakukan, tempat resminya,
dalam menangani dan mengatasi akomodasi pribadinya atau sarananya
masalah itu. untuk pengangkutan dilakukan,
Konvensi ini terdiri dari 20 berhak berdasarkan hukum
pasal yang ditujukan untuk internasional untuk perlindungan
memberikan perlindungan terhadap khusus dari setiap serangan terhadap
orang-orang yang dilindungi secara orangnya, kebebasan atau martabat,
internasional. Pasal 1-6 mengatur serta anggota keluarganya yang
mengenai hal-hal ketentuan yang membentuk bagian dari rumah
harus dilakukan oleh negara-negara tangganya.
yang saling bersepakat secara Di dalam konvensi ini juga
diplomatik dalam mencegah adanya mengatur mengenai kejahatan-
ancaman terhadap orang-orang yang kejahatan yang disengaja, yang
dilindungi secara internasional. tercantum dalam Pasal 2 ayat (1)
Kemudian Pasal 7-20 mengatur Konvensi New York 1973, bahwa
mengenai penjatuhan hukuman bagi tindakan yang dimaksud dalam
pelaku kejahatan orang-orang yang konvensi ini adalah pembunuhan,
dilindungi secara internasional. Pasal penculikan, atau serangan lain
1-6 Konvensi New York 1973 dapat terhadap orang atau kebebasan orang

2238
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang dilindungi secara internasional, di dalam atau di luar wilayah mereka


serangan kekerasan terhadap tempat- dan bertukar informasi dan
tempat resmi, akomodasi pribadi atau mengkoordinasikan pengambilan
sarana transportasi orang yang langkah-langkah administratif dan
dilindungi secara internasional yang lainnya yang sesuai untuk mencegah
mungkin membahayakan orang atau kejahatan tersebut dilakukan.
kebebasannya, Ancaman untuk
melakukan serangan semacam itu, B. Pertanggungjawaban Negara
upaya untuk melakukan serangan Afghanistan dalam hal terjadi
seperti itu, dan suatu tindakan yang Penyerangan terhadap Staf PBB
merupakan partisipasi sebagai kaki oleh Taliban
tangan (penyertaan) dalam setiap 1. Tindakan yang dapat
serangan semacam itu akan diatur dilakukan oleh Afghanistan dalam
sebagai suatu tindak kejahatan melindungi staf PBB
sebagai kejahatan berdasarkan Negara penerima dalam hal ini
hukum internalnya. Afghanistan bertanggungjawab
Pengaturan lebih lanjut terhadap perwakilan/utusan dari
mengenai kejahatan yang disengaja organisasi internasional (PBB).
yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Sebagaimana yang diatur dalam
diatas dilanjutkan dalam Pasal 2 ayat Konvensi Wina 1975 tentang
(2) dan Pasal 2 ayat (3) yang keterwakilan negara dalam
menyatakan bahwa setiap negara organisasi internasional dan
pihak harus membuat kejahatan- Convention on the Previlege and
kejahatan ini dapat dihukum dengan Immunities 1946. Selain itu juga
hukuman yang sesuai yang diatur dalam Konvensi New York
mempertimbangkan sifat buruknya. 1973 tentang Pencegahan dan
Pasal 1 dan 2 Konvensi New York Penghukuman Kejahatan terhadap
1973 sama sekali tidak mengurangi Orang-orang yang menurut Hukum
kewajiban Negara-negara pihak Internasional dilindungi termasuk
berdasarkan hukum internasional para Diplomat.
untuk mengambil semua langkah Dalam kasus penyerangan
yang tepat untuk mencegah serangan terhadap staf PBB oleh Taliban di
lain terhadap orang, kebebasan atau Afghanistan, sudah jelas yang
martabat orang yang dilindungi dimaksud dengan orang yang
secara internasional. dilindungi secara internasional
Pasal 4 Konvensi New York adalah agen lain dari organisasi
1973 mengatur mengenai internasional yang bersifat
pencegahan ancaman yang dapat antarpemerintah. Sehingga
mengancam diri pribadi orang-orang sebagaimana yang diatur dalam Pasal
yang dilindungi secara internasional, 1 Konvensi New York 1973, Lydia
bahwa negara-negara pihak harus Wonwene dan Jossie Esto yang
bekerja sama dalam pencegahan menjadi delegasi PBB dalam
kejahatan yang diatur dalam Pasal 2, menjalankan tugasnya mengawal
yaitu mengambil semua langkah pemilihan presiden di Afghanistan
praktis untuk mencegah persiapan termasuk orang yang harus
kejahatan di wilayah masing-masing dilindungi dari ancaman fisik

2239
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

maupun non fisik terhadap diri PBB Lydia Wonwene dan Jossie
pribadinya kapan pun dan dimana Esto oleh Taliban di Afghanistan,
pun selama dirinya berada di negara maka Afghanistan sebagai negara
penerima. Dengan demikian penerima telah melanggar Pasal 4
Afghanistan telah melanggar huruf a karena telah lalai untuk
ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf a & mengambil langkah-langkah praktis
b karena lalai dalam memberikan guna menjaga wilayahnya supaya
perlindungan terhadap orang-orang tidak menjadi tempat perencanaan
yang menurut pasal ini dilindungi dan tindakan kejahatan. Hal tersebut
yaitu seorang agen dari organisasi di buktikan dengan:
internasional antarpemerintah, dalam a. Gagal mengidentifikasi 3
hal ini Lydia Wonwene dan Jossie anggota Taliban yang menyamar
Esto. menjadi polisi dan menyusup masuk
Ditinjau dari pasal 2 Konvensi ke wisma tersebut.
New York 1973 bahwa penyerangan b. Terbunuhnya delegasi PBB
terhadap staf PBB yang dilakukan untuk mengawal jalannya pemilihan
oleh Taliban yang menewaskan presiden di Afghanistan
Lydia Wonwene dan Jossie Esto Dengan demikian Afghanistan
memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (1) telah melanggar Pasal 1 ayat (1)
huruf a, yaitu adanya pembunuhan huruf b yang mengatur mengenai
terhadap orang yang dilindungi orang-orang yang dilindungi secara
secara internasional, sehingga internasional. Pasal 2 ayat (1) huruf a
dikatakan bahwa Afghanistan lalai bahwa Afghanistan lalai dalam
terhadap pelindungan yang melakukan perlindungan terhadap
seharusnya dinikmati oleh Lydia orang-orang yang dilindungi secara
Wonwene dan Jossie Esto sebagai internasional dari ancaman terhadap
delegasi PBB. Afghanistan diri pribadi yang menyebabkan
seharusnya tidak melalaikan hilangnya nyawa dari Lydia
kewajiban perlindungan terhadap Wonwene dan Jossie Esto sebagai
ancaman yang dapat menghilangkan delegasi PBB. Pasal 4 huruf a berarti
nyawa seseorang. Afghanistan lalai dalam melakukan
Dalam Pasal 4 Konvensi New penjagaan wilayahnya supaya tidak
York 1973 menjelaskan bahwa setiap menjadi tempat perencanaan
negara pihak yang telah bersepakat pembunuhan terhadap delegasi PBB
untuk menyetujui konvensi ini harus Lydia Wonwene dan Jossie Esto.
saling berkoordinasi dan saling
bekerjasama untuk menjaga 2. Tanggung jawab Afghanistan
keamanan masing-masing negara. dalam hal terjadi Pelanggaran
Namun, lebih ditekankan untuk terhadap Hak Kekebalan dan
negara penerima supaya menjaga Keistimewaan terhadap Staf PBB
keamanan bagi orang-orang yang Dalam hukum internasional
dilindungi dalam konvensi ini, salah beberapa bentuk persetujuan negara
satunya adalah agen lain dalam untuk mengikatkan diri (consent to
organisasi internasional bersifat be bound) dapat dilakukan dengan
antarpemerintah. Berkaitan dengan beberapa upaya. Menurut Pasal 11
kasus penyerangan terhadap staf Konvensi Wina 1969, persetujuan

2240
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

negara untuk terikat secara hukum Lydia Wonwenne dan Jossie Esto
dapat dinyatakan dengan sebagai staf PBB yang sedang
penandatanganan (signature), bertugas di negaranya. Disini
ratifikasi (ratification), akseptasi konvensi yang mengandung Jus
(acceptance), approval, aksesi Cogens sifatnya adalah soft law,
(accesion) atau cara lain sesuai yakni mengikat secara moril,
kesepakatan para pihak peserta sehingga tidak dibutuhkan proses
perjanjian.16Dalam hal ini pengikatan secara formil.19
Afghanistan sebagai negara penerima Hak kekebalan dan
telah melakukan aksesi (accession) keistimewaan terhadap diri pribadi
terhadap Convention on the dari perwakilan PBB diatur dalam
privileges and immunities of the Pasal 58 Konvensi Wina 1975 dan
united nations 194617dan Konvensi Pasal 4 ayat (11) huruf f Convention
New York 197318. Namun on the privilege and immunities of
Afghanistan sebagai negara penerima the United Nations 1946.Namun
tidak melakukan beberapa upaya dalam praktiknya hak kekebalan dan
tersebut dalam Konvensi Wina 1975. keistimewaan tidak terpenuhi secara
Dalam hal ini Afghanistan menyeluruh sebagaimana yang
sebagai negara penerima tetap harus terjadi dalam kasus penyerangan
tunduk terhadap Konvensi Wina wisma tamu oleh kelompok Taliban
1975, karena dalam Konvensi Wina di Afghanistan. Dalam kasus ini
1975 terdapat unsur Jus Cogens yaitu Afghanistan dapat dikatakan
perlindungan terhadap diri pribadi melanggar:
(orang-orang yang dilindungi secara a. Pasal 58 Konvensi Wina 1975
internasional) dari tindak kejahatan yang mengatur mengenai
yang mungkin timbul terhadap diri perlindungan terhadap diri pribadi
mereka di tempat mereka bertugas. dari delegasi PBB
Berdasarkan uraian di atas b. Pasal 1 ayat (1) huruf b Konvensi
Afghanistan sebagai negara penerima New York 1973 yang mengatur
dapat dikenakan mengenai orang-orang yang
pertanggungjawaban atas dilindungi secara internasional.
kelalaiannya dalam melindungi c. Pasal 2 ayat (1) huruf a Konvensi
New York 1973bahwa
16
Juladies H.S. Watugopoh, “Tinjauan Afghanistan lalai dalam
Yuridis Atas Persetujuan atas Perjanjian melakukan perlindungan terhadap
Internasional melalui Ratifikasi”, Lex et orang-orang yang harus dilindungi
Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi secara internasional dari ancaman
Khusus, hlm. 126
17
United Nation Treaty Collection, diakses terhadap diri pribadi yang
pertama kali pada 15 Juni 2019 pukul 20.58 menyebabkan hilangnya nyawa
WIB
https://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.asp
19
x?src=TREATY&mtdsg_no=III- Hukum Perjanjian Internasional, diakses
1&chapter=3&clang=_en pertama kali pada tanggal 15 Juni 2019
18
United Nation Treaty Collection, diakses pukul 22.30 WIB
pertama kali pada 15 Juni 2019 pukul 20.58 http://syaichuhamid.blogspot.com/2012/07/h
WIB ukum-perjanjian-internasional.html
https://treaties.un.org/Pages/showDetails.asp
x?objid=080000028002a36b

2241
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dari Lydia Wonwene dan Jossie salah satunya mengatur mengenai


Esto sebagai delegasi PBB. bentuk ganti rugi yang dapat
d. Pasal 4 huruf a Konvensi New dilakukan oleh negara sebagai pelaku
York 1973 bahwa Afghanistan pelanggaran dalam suatu kasus
lalai dalam melakukan penjagaan internasional, yaitu restitusi,
wilayahnya supaya tidak menjadi kompensasi, dan pemuasan.
tempat perencanaan pembunuhan Dalam kasus penyerangan
terhadap delegasi PBB Lydia terhadap staf PBB oleh Taliban,
Wonwene dan Jossie Esto, dan Afghanistan sebagai negara penerima
ketentuan dalam telah melakukan ganti rugi berupa
e. Pasal 4 ayat (11) huruf (f) di Pemuasan (Satisfaction).
dalam kalimat Keistimewaan lain, Afghanistan dapat dikatakan
kekebalan dan fasilitas seperti itu melakukan ganti rugi berupa
tidak bertentangan dengan yang Satisfaction karena dalam kasus ini
disebutkan sebelumnya seperti sudah ada pengakuan yang dilakukan
yang dinikmati oleh utusan oleh juru bicara Taliban Zabiullah
diplomatik Convention on The Mujahid. Zabiullah Mujahid
Prevelige and Immunities United mengatakan bahwa Taliban
Nations 1946 yang diuraikan bertanggung jawab atas serangan-
sebelumnya. serangan itu dan bahwa itu adalah
Pasca kasus penyerangan bagian dari rencana untuk
terhadap staf PBB tersebut mengganggu pemilihan presiden.
Afghanistan sebagai negara penerima Zabiullah menegaskan bahwa
telah melakukan penyelidikan yang Taliban telah memperingatkan
dilakukan oleh alat-alat negara. mereka yang bekerja dalam
Sebagaimana yang disampaikan oleh pemilihan bahwa jika mereka
seorang pejabat intelejen melanjutkan mereka akan menjadi
Afghanistan, Amrullah Saleh, bahwa sasaran serangan.
serangan itu direncanakan dan Berdasarkan uraian diatas dapat
dilakukan oleh jaringan Haqqani dikatakan bahwa Afghanistan
dengan bantuan Al-Qaeda di melalui salah satu alat negaranya
Pakistan. Pertanggungjawaban yaitu Badan Intelejen Afghanistan
Afghanistan tersebut termasuk dalam sudah melakukan penyidikan dan
kategori Indirect Responsibillity berhujung pada pengakuan oleh
karena dalam tindakannya Taliban bahwa mereka memang
menindaklanjuti kasus ini dengan benar melakukan penyerangan
cara menggunakan alat negara dalam tersebut dan mereka bertanggung
hal ini yaitu salah satu pejabat jawab terhadapnya. Perlakuan
pemerintahan Afghanistan. tersebut masuk dalam kategori
Bentuk pertanggungjawaban Satisfaction karena tujuan dari
suatu negara dalam kasus dilakukannya penyidikan tersebut
pelanggaran terhadap hak kekebalan adalah untuk mencari tahu siapa
dan keistimewaan pejabat diplomatik pelaku dari penyerangan tersebut,
tidak hanya berhenti pada sikap yang sehingga dapat dilakukan tindak
dilakukan oleh suatu negara. Teori lanjut terhadap pelakunya, baik oleh
dalam hukum internasional juga Afghanistan sendiri maupun oleh

2242
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

PBB (apabila Afghanistan Unwilling saja. Bentuk ganti kerugian


atau Unable untuk menindaklanjuti seharusnya juga dilakukan berupa
kasus tersebut). kompensasi non materiil.
Berdasarkan fakta-fakta yang Kompensasi non materiil ini dapat
terjadi dalam kasus tersebut, bahwa dilakukan dengan cara meningkatkan
Afghanistan sebagai negara penerima kualitas pengamanan untuk
dalam kasus penyerangan terhadap melindungi pejabat diplomatik agar
staf PBB oleh Taliban di Afghanistan tidak terjadi kembali seperti kasus
yang menewaskan diantaranya Lydia diatas.
Wonwene dan Jossie Esto yang PBB sebagai subyek
sedang bertugas mengawal pemilihan hukuminternasional berhak
presiden di Afghanistan sudah mendapatkan hak kekebalan dan
melakukan pertanggungjawaban keistimewaan yang melekat pada
berupa Indirect Responsibillity dan perwakilannya dalam kepentingan
ganti rugi berupa Pemuasan menjalankan tugasnya. PBB dapat
(Satisfaction). Hal tersebut dapat mengajukan tuntutan atas kerugian
dibuktikan dari sikap yang menyebabkan delegasinya
pertanggungjawaban Afghanistan tewas dalam mengawal pemilihan
melalui badan intelejen Afghanistan presiden di Afghanistan kepada
yang melakukan penyidikan yang Mahkamah Internasional
berhujung konfirmasi terhadap (International Court ofJustice).
pelaku kejahatan dan pengakuan Latar belakang PBB dapat
yang dilakukan oleh Taliban mengajukan tuntutan dan meminta
sehingga dapat dikatakan bentuk ganti kerugian adalah berdasarkan
ganti kerugian yang dilakukan adalah advisoryopinion tahun 1949 yang
Satisfaction. dikeluarkan oleh Mahkamah
Pertanggungjawaban dan ganti Internasional atas dasar permohonan
kerugian yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB tanggal 3
Afghanistan seharusnya tidak hanya Desember 1948. Advisory Opinion
sebatas pertanggungjawaban tidak yang dikeluarkan oleh mahkamah
langsung (Indirect Responsibillity), internasional pada tahun 1949 atas
karena telah diketahui secara jelas dasar terjadinya kasus Reparation of
bahwasannya siapa yang Injuries Case 1949 yang
bertanggung jawab atas kasus menewaskan Count Folke Bernadotte
penyeragan tersebut, yakni Taliban. dan ajudannya Kolonel Serrot. Pada
Oleh karena itu, maka harus tahun 1948 setelah meninggalnya
dilakukan pendakwaan oleh Count Folke Bernadotte dalam
pemerintah Afghanistan terhadap tugasnya sebagai mediator di
komando dari Taliban sesuai dengan Palestina, timbul masalah untuk
hukum yang berlaku di Afghanistan. mengetahui apakah PBB mempunyai
Hal tersebut dapat masuk dalam hak mengajukan tuntutan
kategori pertanggungjawaban secara internasional kepada pemerintah
langsung (Direct Responsibility). yang bertanggung jawab untuk
Tindakan ganti kerugian juga mendapatkan ganti rugi atas
seharusnya tidak dilakukan dengan pembunuhan yang telah dilakukan
tindakan yang bersifat Satisfaction terhadap salah seorang delegasinya.

2243
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Isi dari Advisory Opinion yang perwakilan diplomatik yang


dikeluarkan oleh Mahkamah diatur dalam Pasal 29
Internasional adalah yang pertama Konvensi Wina 1961.
bahwa secara mutlak PBB dapat b. Pasal 58 Konvensi Wina 1975
mengajukan gugatan kepada tentang Keterwakilan Negara
Mahkamah Internasional atas dalam Organisasi Internasional
kerugian yang menewaskan yang mengatur mengenai
delegasinya. Kedua, PBB dapat kekebalan diri pribadi.
membawa gugatan karena kerugian c. Pasal 1 ayat (1) huruf b
yang dialami pejabatnya, tindakan Konvensi New York 1973
tersebut hanya dapat dilakukan tentang orang-orang yang
apabila gugatannya didasarkan pada dilindungi secara internasional,
pelanggaran kewajiban kepada PBB. Pasal 2 ayat (1) huruf a tentang
20
Berdasarkan uraian diatas bahwa kategori kejahatan yang dapat
PBB sebagai pihak yang dirugikan perlu mendapat pelindungan,
atas tewasnya Lydia Wonwenne dan Pasal 4 huruf a tentang
Jossie Esto dapat mengajukan penjagaan wilayahnya supaya
gugatan kepada Mahkamah tidak menjadi tempat
Internaasional dan menuntut ganti perencanaan kejahatan.
kerugian kepada Afghanistan sebagai 2. Afghanistan sebagai negara
negara penerima sebagai pihak yang penerima sudah melakukan
seharusnya bertanggung jawab. pertanggungjawaban berupa
Indirect Responsibillity dan ganti
IV. KESIMPULAN DAN rugi berupa Satisfaction, hal
SARAN tersebut dapat dibuktikan dari
A. Kesimpulan sikap pertanggungjawaban
1. Setelah melihat uraian Afghanistan melalui badan
sebelumnya, maka dapat intelejen Afghanistan yang
disimpulkan bahwa pelindungan melakukan penyelidikan yang
terhadap staf PBB menurut berhujung konfirmasi terhadap
ketentuan hukum internasional pelaku kejahatan dan pengakuan
diatur dalam: yang dilakukan oleh Taliban.
a. Pasal 4 ayat (11) Convention Berdasarkan kasus ini
on the privilege and immunities Afghanistan sebagai negara
United Nations 1946 bahwa penerima melanggar aturan dalam
pemberian hak kekebalan dan Konvensi New York 1973 tentang
keistimewaan termasuk Pencegahan dan Penghukuman
kekebalan terhadap diri pribadi atas Kejahatan terhadap Orang-
dari gangguan dan serangan orang yang dilindungi secara
diatur sama halnya dengan hak Internasional Termasuk Agen
kekebalan dan keistimewaan Diplomatik. Afghanistan juga
yang diberikan kepada melanggar Pasal 1 ayat (1) huruf b
yang mengatur mengenai orang-
20
Kasus Folke Bernadotte, orang yang dilindungi secara
https://putrinuril.wordpress.com/category/hu internasional, Pasal 2 ayat (1)
kum-internasional/ diakses pertama kali huruf a bahwa Afghanistan lalai
pada tanggal 2 Mei pukul 02.10

2244
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam melakukan perlindungan 1. DAFTAR PUSTAKA


terhadap orang-orang yang
dilindungi secara internasional Buku
dari ancaman terhadap diri Marzuki, Peter Mahmud, 2005
pribadi, Pasal 4 huruf a bahwa Penelitian Hukum, (Jakarta:
Afghanistan lalai dalam Prenmedia Group)
melakukan penjagaan wilayahnya
supaya tidak menjadi tempat Mauna, Boer, 2015 Hukum
perencanaan pembunuhan. Internasional Pengertian Peran
dan Fungsi dalam Era Dinamika
B. Saran Global, (Bandung: Alumni)
Setelah mengetahui kasus yang
telah diuraikan diatas Nawawi Arief, Barda, 1992
makaAfghanistan seharusnya Instrumen Penelitian Bidang
memberikan perlindungan kepada Sosial, (Yogyakarta: Universitas
perwakilan organisasi internasional Gajah Mada Press)
khususnya perwakilan PBB.
Perwakilan PBB perlu mendapatkan Schemers, Henry G., 1980
perhatian yang lebih banyak dengan International Institutional Law,
mendasarkan ketentuan hukum (United States of America:
internasional (Konvensi Wina 1975, Sitjhoff)
Convention on the privilege of the
United Nations 1946 dan Konvensi Suryokusumo, Sumaryo, 1990
New York 1973) dan hukum Hukum Organisasi Internasional,
nasional, sehingga Afghanistan (Jakarta: UI Press)
sebagai negara penerima mengerti
hal-hal yang menjadi kewajibannya ___________________, 2005
untuk melakukan perlindungan Hukum Diplomatik Teori dan
kepada perwakilan PBB di Kasus, (Bandung: Alumni)
negaranya agar kasus seperti ini tidak
terjadi lagi di waktu yang akan
datang. _____________________, 2012
Selanjutnya, Studi Kasus Hukum Organisasi
Afghanistanberkewajiban mengusut Internasional, (Bandung:
tuntas dan mengadili agar kasus Alumni)
seperti ini tidak terjadi lagi.
Berdasarkan ketentuan hukum Syahmin, AK, 2008 Hukum
internasional (Konvensi Wina 1975, Diplomatik dalam Kerangka
Convention on the privilege of the Studi Analisis, (Jakarta: Raja
United Nations 1946 dan Konvensi Grafindo)
New York 1973) dan hukum
nasional Afghanistan. Jurnal
Sompottan Henriette Maria Regina,
“Analisis Yuridis Terhadap Hak
Kekebalan dan Keistimewaan
Perwakilan Diplomatik dari

2245
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Organisasi Internasional
berdasarkan Hukum
Internasional”, Lex Privatum,
Volume 4, Nomor 2, UNSRAT,
2016

Juladies H.S. Watugopoh, “Tinjauan


Yuridis Atas Persetujuan atas
Perjanjian Internasional melalui
Ratifikasi”, Lex et Societatis,
Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi
Khusus,

Website
2009 UN guest house attack in
Kabul, tersedia di
https://en.m.wikipedia.org/wiki/
2009_UN_guest_house_attack_i
n_Kabul

Kasus Folke Bernadotte, tersedia di


https://putrinuril.wordpress.com/
category/hukum-internasional/
United Nation Treaty Collection,
tersedia di
https://treaties.un.org/Pages/Vie
wDetails.aspx?src=TREATY&
mtdsg_no=III-
1&chapter=3&clang=_en

United Nation Treaty Collection,


tersedia di
https://treaties.un.org/Pages/sho
wDetails.aspx?objid=080000028
002a36b
Hukum Perjanjian Internasional,
tersedia di
http://syaichuhamid.blogspot.co
m/2012/07/hukum-perjanjian-
internasional.html

2246

Anda mungkin juga menyukai